(RPP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faltual, konseptual, dan prosedural), berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Setelah mencermati teks, siswa dapat menunjukkan pengertian teks tanggapan
kritis
Setelah mencermati empat teks tanggapan yang dibaca / didengar, siswa dapat
menanggapi secara objektif dan santun dengan tepat.
Setelah mencermati dua teks tanggapan, siswa dapat menjawab pertanyaan isi teks
tanggapan dengan benar
Setelah mencermati teks tanggapan kritis, siswa dapat menunjukkan struktur teks
tanggapan kritis dengan cermat
Setelah mencermati empat teks tanggapan, siswa dapat menunjukkan kaidah
kebahasaan teks tanggapan dengan percaya diri.
D. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
E. Media Pembelajaran
Media :
1. Worksheet atau lembar kerja (siswa)
2. Lembar penilaian
3. LCD Proyektor
Alat/Bahan :
1. Penggaris, spidol, papan tulis
2. Laptop & infocus
F. Sumber Belajar
1. Buku Siswa Bahasa Indonesia IX, Kemendikbud, Tahun2016,
2. Modul/bahan ajar,
3. Internet,
4. Sumber lain yang relevan.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode
belajar yang akan ditempuh
Kegiatan Inti ( 90 Menit )
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati,
Literasi membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan
bahan bacaan terkait materi Memberi Tanggapan Dengan Santun
dengan mengunjungi laman websiteedukasi.com
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak
Thinking mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus
tetap berkaitan dengan materi :
Menunjukkan pengertian teks tanggapan kritis
Menanggapi sesuatu secara objektif dan santun.
Menjawab pertanyaan dari isi teks tanggapan
Struktur teks tanggapan kritis
Menunjukakan kaidah kebahasaan teks tanggapan kritis
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang,
dan saling bertukar informasi mengenai Memberi Tanggapan
Dengan Santun.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu
secara klasikal, mengemukakan pendapatat aspresentasi yang
dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu
yang mempresentasikan
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang
telah dipelajari terkait Memberi Tanggapan Dengan Santun.
Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami.
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang poin-poin penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang poin-poin penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Lampiran
1) Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap sosial dilakukan dengan teknik observasi/ jurnal.
b. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tulis.
Bentuk : Uraian
b. Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik tulis/kinerja.
Bentuk : Uraian
2) Instrumen Penilaian
Nama
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa
Nama
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa
I. Kisi-kisi Penilaian
Teknik/Ben No
No Kompetensi Dasar Materi Indikator soal
tuk soal
5.
J. Rubrik Penilaian
Peserta didik diarahkan untuk berkelompok dengan anggota 4 orang
Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan data struktur teks tanggapan beserta
kaidah kebahasaan dari teks bacaan (teks 1 dan teks 2) dengan mengisi kolom Data LKS
berikut.
Struktur
No Deskripsi Skor
teks
Struktur
No Deskripsi Skor
teks
∑
N= ∑
𝑥 100
Keterangan:
N = Nilai
∑S = Jumlah skor peserta didik
∑I = Jumlah skor ideal (skor maksimal)
100 = Standar nilai ideal
Kunci jawaban: ( terlampir)
Mengetahui
Kepala SMP Negeri 4 Kragilan Guru Mata Pelajaran
(LKPD)
JIKA ditanyakan kepada siapa pun yang pernah mempelajari kesusastraan Indonesia selama 30
tahun terakhir tentang siapa itu Marco Kartodikromo, atau lebih populer dikenal Mas Marco,
mungkin tidak sampai seperseratus persen yang pernah mendengar namanya. Bukan suatu
kesalahan jika Mas Marco tidak dikenal. Nama dan karyanya seperti Student Hidjo memang tidak
pernah disinggung ataupun dimasukkan ke dalam karya sastra. Student Hidjo pertama kali muncul
tahun 1918 dalam cerita bersambung di harian Sinar Hindia. Setahun kemudian, baru terbit dalam
bentuk buku. Tak lama usia peredarannya, karena disita oleh pemerintah kolonial. Buku-buku
karya Mas Marco yang dikenal sebagai jurnalis sekaligus aktivis gerakan politik penentang
kolonialisme Belanda, dipandang begitu membahayakan. Dan, bukan tak beralasan ketakutan
penguasa di kala itu. Karya-karya Mas Marco terutama Student Hidjo ini memang berbeda dengan
tema umumnya karya-karya sastra sejaman yang “direstui” oleh pemerintahan kolonial.Di masa
peredaran novel ini, ada dua lembaga penting dalam penyediaan bacaan bagi rakyat Hindia
Belanda. Yang pertama adalahKomisi Bacaan Rakyat, Commissie voor de Inlandsche School
enVolkslectuur, yang didirikan tahun 1908. Komisi ini banyak menerbitkan karya sastra
terjemahan bertemakan romantisme eropa. Kemudian Balai Pustaka, 1917, menerbitkan karya-
karya sastra dengan bahasa baku Melayu Tinggi seperti Azab dan Sengsara, 1920, karya Merari
Siregar, disusul Siti Nurbaya, 1922, karya Marah Rusli.Berbeda dengan tema sastra sang induk
semang Komisi Bacaan Rakyat, tema yang diangkat Balai Pustaka di awal pendirian adalah seputar
kritik terhadap adat kuno, terutama Minangkabau. Kisah-kisah seputar kawin paksa yang
mendatangkan sengsara, dan kehidupan seputar lingkaran hitam-putih tentang yang baik dan buruk
secara etika.NOVEL Student Hidjo menggambarkan secara plastis kehidupankaum priyayi Jawa
dengan kemudahan-kemudahan yang mereka peroleh, seperti kemudahan menimba pendidikan.
Suasana pergerakan, terutama Sarekat Islam, tempat para tokoh novel mencurahkan sebagian
waktu dan kegiatan, menjadikan novel inikental dengan politik. Bahkan, kisah cinta sepasang
tokoh novel pun diwarnai dengan kegiatan politik.
Kisah diawali dengan rencana orangtua Hidjo menyekolahkannyake Belanda. Ayah Hidjo, Raden
Potronojo berharap dengan mengirimkan Hidjo ke Belanda, dia bisa mengangkat derajat
keluarganya. Meskipun sudah menjadi saudagar yang berhasil dan bisa menyamai gaya
hidupkaum priyayi murni dari garis keturunan, tidak lantas kesetaraan status sosial diperoleh,
khususnya di mata orang-orang yang dekat dengan gouvernement, pemerintah kolonial. Berbeda
dengan sang ayah, sang ibu Raden Nganten Potronojo khawatir melepas anaknya ke negeriyang
dinilai sarat “pergaulan” bebas.Pendidikan di Belanda ternyata membuka mata dan pikiran seluas-
luasnya.Pertama, yang dianggap Belanda “besar” di Hindia ternyata sangat Indisch di Belanda
metropolitan, terutama mereka yang pernah bekerja di Hindia, dalam selera makan dan minum.
Gadis Belanda danorang tua yang pernah bekerja di Hindia menaruh perhatian besar kepada
pemuda Hindia. Kedua, yang angkuh di Hindia ternyata tidak berperan di Belanda.Hidjo sang kutu
buku yang terkenal “dingin” dan mendapat julukan“pendito” sampai onzijdig, banci, akhirnya pun
terlibat hubungan percintaan dengan Betje, putri directeur salah satu maatschapij yang rumahnya
ditumpangi Hidjo selama studi di Belanda. Pertentangan batin panggilan pulang ke Jawa, akhirnya
menguatkan Hidjo untuk memutuskan tali cinta pada Betje.Persoalan menjadi sedikit berliku-liku
karena perjodohan dengan Raden Adjeng Biroe yang masih sanak keluarga, meskipun
sesungguhnya Hidjo terpikat dengan Raden Adjeng Woengoe, putriregent Jarak yang sangat
cantik. Di akhir cerita, ketegangan mendapatpenyelesaian. Kebebasan memilih dan bercinta
diangkat ketika Hidjotidak langsung setuju pada pilihan orangtuanya akan tetapi mencari
idamannya.
Rumus perjodohan berubah. Hidjo dijodohkan dan menikah dengan Woengoe, sementara Biroe
dengan Raden Mas Wardojo kakak laki-laki Woengoe. Semua, baik yang menjodohkan dan yang
dijodohkan, menerima dan bahagia. Betapa cerita perjodohan tidak selalu berakhir dengan tangis
dan sengsara. Juga ditampilkan, bahwa mentalitas Nyai tidak selalu ada dalam diri inlander, yaitu
ketika Woengoe menolak cinta controleur Walter.Selain itu, pengalaman Hidjo di Negeri Belanda
membuka matanya.Ia melihat bahwa di negerinya sendiri bangsa Belanda ternyata tidak
“setinggi” yang ia bayangkan. Hidjo menikmati sedikit hiburan murah ketika dia bisa memerintah
orang-orang Belanda di hotel, restoran,atau di rumah tumpangan yang mustahil dilakukan di
Hindia.
***
DUA buku dengan versi berbeda diterbitkan tahun 2000 berdasarkan naskah lama Student Hidjo.
Namun sayang, penyesuaian ejaan maupun bahasa mengurangi cita rasa klasik roman Student
Hidjo.Perubahan terparah dilakukan Penerbit Bentang Budaya sedemikian rupa hingga mendekati
pemerkosaan naskah. Secara dokumentasi kedua versi tidak bisa digunakan sebagai buku sumber,
source book. Bentang Budaya merusak gaya Mas Marco karena bahasa Hindia Belanda kala itu
diusahakan sesuai dengan bahasa Indonesia terkini. Sebagai salah satu contoh, dialog berikut
cukup menjelaskan persoalan tersebut. Di naskah asli tertulis: ...”Meneer Djepris,” kata Controleur
kepada Sergeant jang hendak masoek sekolah Militair itoe, waktoe dia maki-maki kepada Djongos
kapal orang Djawa, lantaran Djongos itoe koerang tjepat melajani permintaannja itoe DJEPRIS
(h110-111). Bentang Budaya mengubah menjadi: “Meneer Djepris!” kata Controleur kepada
Sergeant yang hendak sekolah militer itu sewaktu dia sedang memaki-maki kepada orang Jawa
yang menjadi jongos kapal, lantaran jongos itu kurang cepat melayaninya. (hlm 142-143) Namun,
terlepas dari hal tersebut, upaya untuk memperkenalkan salah satu karya yang tidak hanya
menarik, tetapi juga terasa begitu radikal pada zamannya, patut dihargai. Sebagai pengarang,
Marco Kartodikromo sangat pantas mendapat tempat dalam kanon kesusasteraan sebagai salah
satu pendobrak dengan beberapa karya lainnya seperti Matahariah dan Mata Gelap. Novel ini
sebetulnya sudah membuka suatu soal bahwa kesusastraan bukan sekadar penghibur, tetapi suatu
wacana politik dan sosial yang mengemban tugas menembus ruang-ruang publik. Pada gilirannya
kesusastraan adalah jalan menuju pembebasan dari Belenggu ketertindasan. (Nova
Christina/Litbang Kompas)
Bagaimana bentuk
tanggapannya?
Bagaimana cara
menanggapinya?
BAHAN AJAR
1. Mengidentifikasi Informasi Teks Tanggapan
Bentuk tanggapan berkaitan dengan member pujian atau kritik, dan cara
menanggapi berkaitan dengan urutan penyajian. Beberapa pertanyaan berikut dapat
digunakan untuk menyimpulkan teks tanggapan.
Evaluasi
Sampah merupakan produk yang mau tidak mau akan terus tercipta di roda
kehidupan masyarakat modern. Keberadaannya akan terus menghampiri terutama
di wilayah-wilayah yang sudah dijangkau oleh industri besar yang membuat produk
kemasan yang akan meninggalkan residu tak terpakai; sampah. Salah satu bentuk
sampah yang paling memprihatinkan adalah sampah kemasan semacam itu, karena
biasanya terbuat dari plastik yang tidak dapat terurai oleh tanah.
Deskripsi
Ya, dampaknya dua kali lipat dari apa yang kita bayangkan. Sampah akan
merusak lingkungan tempat kita semua hidup. Selain itu sampah yang dibiarkan
begitu saja juga akan mengganggu kesehatan masyarakat di sekitarnya. Karena
sampah adalah salah satu sarang terbesar untuk kuman, bakteri, dan bahkan virus
yang berbahaya.
Penegasan Ulang
Mata Pelajaran :
Semester :
a. Disiplin
*Nilai akhir sikap diperoleh berdasarkan modus (skor yang sering muncul) dari keempat
aspek sikap di atas.
Mata Pelajaran :
Semester :
Nama Peserta Didik :
Keterangan :
*Nilai pengetahuan diperoleh dari rata-rata nilai KD, UTS, UAS yang bobotnya ditentukan
oleh satuan pendidikan.
Mata Pelajaran :
Semester :
Nama Peserta Didik :
Keterangan :
*Nilai keterampilan diperoleh dari rata-rata nilai optimum (capaian tertinggi) dari setiap KD
keterampilan yang dipelajari dalam satu semester.