Anda di halaman 1dari 13

MODUL AJAR

PAI KELAS X
ASURANSI, BANK, DAN KOPERASI SYARIAH
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan implementasi fikih muamalah: Asuransi, Bank dan

Koperasi Syari'ah di masyarakat.

2. Siswa mampu menyajikan tentang fikih muamalah: Asuransi, Bank dan

Koperasi Syari'ah di masyarakat.

3. Siswa dapat meyakini bahwa ketentuan fikih muamalah adalah ajaran islam.

4. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan kepedulian sosial.


MATERI BAB IV

01 02 03

Asuransi Syari'ah Bank Syari'ah Koperasi Syari'ah


Asuransi Syari'ah
Asuransi adalah sebuah perjanjian antara dua orang
atau lebih dimana pihak tertanggung (peserta asuransi)
membayarkan iuran/premi kepada perusahaan asuransi untuk
mendapatkan jaminan atas risiko kerugian, kerusakan atau
kehilangan yang dapat terjadi akibat peristiwa yang tidak
terduga.
Asuransi Syari’ah adalah usaha saling melindungi dan
tolong menolong atas dasar ukhuwah islamiyah antara
anggota peserta asuransi syariah dalam menghadapi
malapetaka (resiko).
Dalil Asuransi Syari’ah?
 Q.S Al-Maidah(5): 2
‫َو َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اْلِبِّر َو الَّتْقٰو ۖى َو اَل َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اِاْل ْثِم َو اْلُع ْد َو اِن ۖ َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلِع َقاِب‬

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-
Nya.
 Hadis Riwayat Muslim
‫َع ْن َأِبْي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه َع ِن الَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َم ْن َنـَّفَس َع ْن ُم ْؤ ِم ٍن ُك ـْر َبًة ِم ْن ُك َرِب الُّد ْنَيا َنـَّفَس ُهللا‬
‫َع ْنُه ُك ـْر َبًة ِم ْن ُك ـَرِب َيْو ِم اْلِقَياَم ِة َو َم ْن َيَّس َر َع َلـى ُم ـْع ِس ٍر َيَّسـَر ُهللا َع َلْيِه ِفـي الُّد ْنَيا َو اآْل ِخ َرِة َو َم ْن َس َتـَر ُم ْس ِلًم ـا َس َتـَر ُه ُهللا ِفـي‬
‫الُّد ْنَيا َو اآْل ِخ َرِة‬
Artinya: Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang menghilangkan satu
kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh menghilangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat.
Barang siapa mempermudah kesulitan seseorang, maka Allah swt akan mempermudah urusannya di dunia dan
akhirat. (H.R. Muslim)
Sejarah Asuransi Syari'ah

Sejarah berdirinya asuransi syariah bermulai


dari budaya suku arab pada zaman Nabi Muhammad
saw yang disebut aqilah. Aqilah berarti saling
memikul dan bertanggung jawab satu sama lain yang
bersifat kekeluargaan.
Di Indonesia keberadaan asuransi syariah
dibuktikan dengan didirikannya PT Syarikat Takaful
Indonesia pada 24 februari 1994, yang hingga kini
menjadi cikal bakal berkembangnya asuransi syariah
di tengah-tengah masyarakat muslim di Indonesia.
Unsur-Unsur yang terdapat dalam Asuransi Syari'ah

01 02 03

Pihak tertanggung Pihak Penanggung Akad/Perjanjian


Asuransi

04 05 06

Pembayaran Iuran Kerugian, kerusakan Peristiwa yang tidak


(Premi) atau kehilangan (yang bisa diprediksi
diderita tertanggung)
Kafil (orang
yang
menjamin)

Makful Lah (orang yang


Rukun Asuransi
Makful Bih (Utang) berpiutang)
Syari’ah

Makful ‘anhu (orang yang


berhutang)
Tujuan Asuransi Syariah
1.Untuk memberikan perlindungan atas risiko yang ada terhadap peserta
yang mengalami musibah, baik itu kesehatan maupun kematian yaitu
dengan memberikan klaim atau santunan terhadap peserta maupun ahli
waris yang ditinggalkan
2.Tujuan seseorang mengikuti asuransi syariah tidak hanya mendapatkan
perlindungan atas risiko yang dialami akan tetapi peserta akan
mendapatkan tabungan beserta keuntungan dari investasi yang
dilakukan perusahaan.
Manfaat Asuransi Syari'ah
1. Mengurangi beban biaya rumah sakit
2. Menumbuhkan rasa tolong menolong dalam kebaikan antarumat
muslim
3. Mendapatkan uang tabungan dari pembayaran premi setiap bulannya
sesuai dengan akad yang dibuat
4. Melindungi diri dari praktik-praktik muamalah yang tidak bersyariat
5. Memberikan jaminan risiko perlindungan terhadap peserta
Tauhid
Larangan Maisir Keadilan
(Judi)

Larangan Gharar Ta’awun (Tolong-


(Ketidakpastian) Prinsip-Prinsip menolong)
Asuransi Syariah

Larangan Riba
Kerjasama

Amanah
Kerelaan (Ridha)
Perbedaan Asuransi Syari'ah dengan Asuransi Konvensional
No. Aspek Asuransi Syari’ah Asuransi Konvensional
1. Dewan Pengawas Dewan Pengawas Syariah Tidak ada
2. Akad/Perjanjian Tolong menolong(Tabarru’) dan tijarah Jual beli

3. Aktivitas Investasi Menggunakan prinsip bagi hasil Mengandung riba


(Mudharabah)
4. Kepemilikan Dana Dana yang terkumpul dari Dana premi menjadi milik
pembayaran premi peserta perusahaan
merupakan milik peserta
5. Pembayaran Klaim Sumber biaya klaim berasal dari dana Sumber biaya klaim berasal dari
rekening tabarru’ rekening dana perusahaan
6. Profit Keuntungan dibagi sesuai dengan Seluruh keuntungan menjadi milik
prinsip bagi hasil perusahaan
7. Prinsip Risk sharing yaitu risiko ditanggung Risk transfer yaitu risiko yang
dasar/pengelolaan risiko oleh sesama peserta asuransi dilakukan dengan cara
memindahkan risiko peserta
asuransi ke perusahaan asuransi
Persamaan Asuransi Syari'ah dengan Asuransi
Konvensional

1. Akad dan kesepakatan kerjasama pada dua asuransi ini, sama-sama

berdasarkan atas kerelaan masing-masing peserta

2. Keduanya memberikan pertanggungan dan jaminan risiko bagi pesertanya

3. Kedua asuransi ini memiliki akad yang bersifat mustamir (terus menerus)

4. Keduanya berjalan sesuai dengan akad masing-masing pihak

Anda mungkin juga menyukai