Anda di halaman 1dari 28

Akuntansi Asuransi Syariah

By : Kelompok 5

SWIPE UP
TABLE OF CONTENTS
1 Isnayni Pengertian dan Karakteristik Transaksi Asuransi Syariah

2 Michelle Vania Jenis – jenis Transaksi Asuransi Syariah

3 Sanggita Paramita Landasan Syar’i Asuransi Syariah

4 Shindy Rani S Rukun dan Ketentuan Asuransi Syariah

5 Timothy Audiva
Implementasi Akuntansi Islam Pada Transaksi Asuransi
Syariah
1
Pengertian dan Karakteristik
Transaksi Asuransi Syariah

SWIPE UP
PENGERTIAN
Dalam bahasa Arab, Asuransi disebut at-ta`min, penanggung disebut mu`ammin,
sedangkan tertanggung disebut mu`amman lahu atau musta`min. At-Ta`min diambil dari kata
amana yang memiliki arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman dan bebas dari rasa
takut, Dari kata tersebut, istilah At-Ta`min, berarti: “Men-ta`min-kan sesuatu, artinya
seseorang membayar/menyerahkan uang cicilan agar ia atau ahli warisnya mendapatkan
sejumlah uang sebagaimana yang telah disepakati.
Pengertian Asuransi Syariah berdasarkan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN MUI) tahun 2001 dalam fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 bagian
pertama mengenai ketetuan umum angka 1, disebutkan bahwa asuransi syariah (Ta’min,
Takaful, Tadhamun) adalah sebuah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara
sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.

SWIPE UP
DASAR HUKUM
Dalam menjalankan perusahaan asuransi syariah, pemerintah telah
mengeluarkan perundang-undangan untuk mengatur pelaksanaan sistem asuransi
syariah di Indonesia, yaitu:

 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426/KMK.06/2003


tentang perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi.
 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 424/KMK.06/2006
tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi.
 Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep. 4499/LK/2000
tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Syariah.

SWIPE UP
DASAR HUKUM
Dalam melaksanakan usahanya, asuransi syariah berpedoman dengan fatwa
DSN MUI sebagi berikut :

 Fatwa Dewan Syariah NasionalNO: 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman


Umum Asuransi Syariah.
 Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 51/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad
Mudharabah Musyarakah Pada Asuransi Syariah.
 Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 52/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad
Wakalah Bil Ujrah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah.
 Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 53/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad
Tabarru’ Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah.

SWIPE UP
KARAKTERISTIK
1) Asuransi syariah adalah sistem menyeluruh yang pesertanya mendonasikan
sebagian atau seluruh kontribusinya yang digunakan untuk membayar klaim
atas kerugian akibat musibah pada jiwa, badan, atau benda yang dialami oleh
sebagian peserta yang lain. Donasi tersebut merupakan donasi bersyarat yang
harus dipertanggungjawabkan oleh entitas asuransi syariah.
2) Prinsip dasar dalam asuransi syariah adalah tolong-menolong (ta’awuni) dan
saling menanggung (takafuli) antara sesama peserta asuransi.
3) Akad yang digunakan dalam asuransi syariah adalah akad tabarru’ dan akad
tijari. Akad tabarru’ digunakan di antara para peserta, sedangkan akad tijari
digunakan antara peserta dengan entitas asuransi syariah.
4) Pembayaran dari peserta dapat meliputi kontribusi; atau kontribusi dan
investasi.
5) Dana tabarru’ dibentuk dari akumulasi surplus underwriting dana tabarru’ yang
merupakan milik peserta secara kolektif yang dikelola oleh entitas asuransi
syariah.
6) Pembayaran manfaat asuransi/klaim berasal dari dana peserta kolektif (dana
tabarru’) dengan risiko ditanggung secara bersama antara peserta asuransi.
SWIPE UP
2
Jenis – jenis Transaksi
Asuransi Syariah

SWIPE UP
Jenis – Jenis

Takaful Keluarga (Asuransi Takaful Umum (Asuransi


Jiwa) Umum)

SWIPE UP
Takaful Keluarga
(Asuransi Jiwa)

Takaful Takaful Takaful


Berencana Pembiayaan Dana Siswa

Takaful Takaful Takaful


Dana Haji Berjangka Kesehatan

SWIPE UP
Takaful Umum (Asuransi
Umum)

Takaful Takaful
Kendaraan Takaful
Kebakaran Pengang-kutan
Bermotor

Takaful Takaful
Rekayasa Aneka
3
Landasan Syar’i Asuransi Syariah

SWIPE UP
a. Firman Allah dalam Al-Qur’an dan hadits

Dasar akuntansi syariah Terdapat dalam surat (Al-Baqarah:282), (an Nissa:135), dan (asy-Syuraa:182-
183). Sedangkan Asuransi Syariah: Persiapan Hari depan.

Allah SWT memerintahkan kepada hamba-Nya untuk senantiasa melakukan persiapan untuk menghadapi
hari esok. Allah berfirman dalam surat alHasyr ayat 18: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan
bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang kamu kerjakan [alHasyr: 18]

Ayat ini dikaitkan oleh sebagian umat Islam dengan aktivitas menabung atau berasuransi. Menabung
adalah upaya mengumpulkan dana untuk kepentingan mendesak atau kepentingan yang lebih besar di masa
depan, sedangkan asuransi adalah upaya berjaga-jaga jika suatu musibah datang menimpa, di mana hal ini
membutuhkan perencanaan dan kecermatan.

SWIPE UP
b. Hadits Nabi

Hadits Nabi yang menjadi dasar konsep syariah yaitu konsep tolong menolong atau saling melindungi dalam kebenaran
sebagaimana terawat dalam Surat Al-Maidah ayat 2.
Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran.

Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim: “Mukmin terhadap mukmin yang lainnya seperti bangunan
memperkuat satu sama lain”

Hadits riwayat Bukhari yang lain: “Orang-orang mukmin dalam kecintaan dan kasih sayang mereka seperti satu badan. Apabila
salah satu anggota badan itu menderita sakit maka seluruh bagian badan merasakan”.

Bentuk tolong menolong ini digunakan dalam kontribusi dan kebajikan (dana tabarru’) sebesar yang ditetapkan. Apabila ada salah
satu dari peserta takafulatau peserta asuransi syariah mendapat musibah, maka peserta lainnya ikut menanggung resiko, dimana
klaimnya dibayarkan dari akuntansi dana tabarru’ yang terkumpul.

SWIPE UP
c. Kaidah-kaidah fiqih yang digunakan para
penggagas Asuransi Syariah

Pada dasarnya dalam bentuk muamalat boleh


dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.

d. Pendapat Para Sahabat dan Ulama

Umar Ibnu Khaththabr.a berkata. “Hisablah dirimu


sendiri sebelum kamu dihisab,timbanglah amalanmu
sebelum kamu ditimbang, dan bersiaplah untuk
menghadapi hari dimasa semua amal perbuatan
diberikan.”
4
Rukun dan Ketentuan
Asuransi Syariah

SWIPE UP
Rukun dan syarat kafalah (asuransi)

1 2 3
Kafi Makfullah Makful’anhu

5 4
Murtadha Muthhari Makfulbih
PERSYARATAN AKAD

a b c
Baligh Berakal Ikthiyar

e d
Transaksi Transaksi tidak
mengandung riba diketahui
5
Implementasi Akuntansi Islam
Pada Transaksi Asuransi Syariah

SWIPE UP
1. Konsep Akuntansi Asuransi Takaful
a. Takaful hampir sama dengan asuransi konvensional yang memiliki
prosedur secara spesifik dan aturan bisnis sendiri yang telah diatur
dalam takaful Act 1984 demikian pula asuransi konvensional telah
diatur dalam insurance 1963.

b. Karena asuransi takaful juga dikembangkan dengan konsep bisnis,


maka untuk memenuhi konsep bisnis yang telah diatur dalam syariah
Islam, asuransi takaful dikembangkan sesuai dengan system akuntansi
yang berbeda dengan akuntansi asuransi konvensional.

SWIPE UP
2. Kesamaan Prinsip Akuntansi Asuransi
Konvensional dan Takaful

1. Premi asuransi yang diterima sebelum tanggal peristiwa diakui dalam laporan
keuangan periode berikutnya.
2. Technical Reserve. Dana cadangan merupakan jumlah yang dihitung dari premi
penutupan asuransi yang tidak digunakan selama periode berjalan.
3. Membayar klaim. Kecukupan dana cadangan untuk membayar klaim dibentuk
sebelum laba bersih perusahaan selama periode berjalan dibagikan.
4. Retakaful. Seperti perusahaan asuransi konvensional, takaful juga menghadapi
beberapa beberapa kendala kendala didalam memenuhi klaim yang diajukan
peserta.
5. Perkiraan pendapatan dari Takaful keluarga, kelebihan angsuran pada dana takaful
keluarga atau life insurance dihitung tiap bulannya dan diakui sebagai dana takaful
pada akhir tahun.
3. Kebijakan Penting Akuntansi

a) Konsep dasar akuntansi.


b) Dana takaful keluarga (asuransi jiwa), Ditetapkan dalam Takaful (amandemen) Act, 1985
c) Surplus Taskaful Umum (asuransi kerugian).
d) Klaim. Provisi merupakan total jumlah taksiran klaim yang berkaitan untuk klaim yang
diajukan, tetapi belum dibayar pada tanggal neraca.
e) Aktiva tetap dan penyusutan. Aktiva tetap diakui sejumlah nilai perolehan yang dikurangi
akumulasi penyusutan.
f) Pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui berdasarkan pada cash bases.
g) Investasi. Investasi pada sertifikat pemerintahan Malaysia dinyatakan sebagaiharga
perolehan.
h) Zakat. Zakat merupakan kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan (memenuhi
prinsip syariah) atas persetujuan Dewan Pengawas Syariah.
4. Metode Akuntansi Takaful

1) Akuntansi Dana Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa)


Dana takaful keluarga merupakan rekening tersendiri. Yang berkaitan dengan rekening Dana Takaful rekening
Dana Takaful keluarga adalah keluarga adalah sebagai berikut: sebagai berikut: Buku kas, Tagihan Buku kas,
Tagihan harian, Pos peserta, Laporan retakaful, Daftar investasi, Daftar aktiva tetap, Rekonsiliasi bank.

a. Pendapatan, Terdapat dua jenis pendapatan yang diperoleh dari asuransi takaful keluarga.
○ Takaful Installment/angsuran takaful. Pendapatan diakui berdasarkan “cash bases”, sehingga installment
diakui sebagai pendapatan pada saat diterima dan pada saat “effective date”.
○ Pendapatan dari investasi. Pendapatan dari investasi diakui sebagai “cash bases”.
b. Beban, beban Beban, beban dalam takaful keluarga takaful keluarga terdiri terdiri dari: Refund contribution
Refund contribution (pengembalian premi), Retakaful, Penyusutan Dan lain-lain.
c. Laporan Keuangan, laporan keuangan untuk takaful keluarga disaji luarga disajikan pada kan pada laporan
keuangan : laporan keuangan : Neraca, Laba Neraca, Laba rugi untuk famil rugi untuk family Takaful Plans, y
Takaful Plans, Arus dana, Laba rugi untuk “Group Family”, Pos penghasilan.
4. Metode Akuntansi Takaful

2) Asuransi Takaful Umum (Asuransi kerugian)


Yang berkaitan dengan akuntansi takaful akuntansi takaful umum antara umum antara lain :
Buku Kas, Buku Kas, Tagihan harian, Tagihan harian, Daftar Retakaful, Daftar investasi,
Daftar aktiva tetap, Rekonsiliasi Bank .

a. Pendapatan, Pendapatan, Terdapat Terdapat dua jenis pendapatan pendapatan dalam


general general Takaful Takaful Bussiness: Premi takaful dan Pendapatan dari investasi.
b. Beban, Beban Beban, Beban general takaful general takaful : Refund contribution, Reta
Refund contribution, Retakaful outwads, kaful outwads, Klaim yang disetujui dan
dibayar, Pajak/retribusi.
c. Laba, laba dari general takaful fund diperoleh dari underwriting surplus dan keuntungan
investasi dari dana takaful.
d. Laporan keuangan, Laporan keuangan untuk general takaful fund disajikan pada : Neraca,
Laba rugi , Pos penghasilan.
4. Metode Akuntansi Takaful

3) Akuntansi Dana Pemilik Saham


Perkiraan akuntansi dana pemilik saham initerpisah dari dana takaful. Perkiraaan dana
pemilik saham terdiri dari : Buku kas, Daftar dana pemegang saham, Daftar aktiva
tetap, Skedul investasi, Skedul pembiayaan, Laporan rekonsiliasi bank.

a. Pendapatan shareholder’s fund diperoleh diperoleh dari sumber : Keuntungan


Keuntungan investasi, yaitu keuntungan dari dana takaful keluarga dan Bagi hasil
dari dana takaful.

b. Beban terdiri dari : Biaya pegawai, Biaya pendirian dan Biaya administrasi.

c. Laporan untuk pemilik modal disajikan pada laporan keuangan Neraca dan Laba rugi.
5. Akuntansi Syariah dengan Akad Mudharabah dan dengan Akad Wakalah

● Akuntansi syariah dengan akad mudharabah


Dalam akad ini terdapat pemisahan pengelolaan dana antara dana pemegang saham(DPS) dengan dana peserta
asuransi (DPA). Perusahaan bertindak sebagai pemegang amanah untuk mengelola kontribusi yang diterima
dari peserta yang digunakan apabila di antara para peserta terjadi musibah. Di lain pihak ,peserta menyetujui
Bahwa dana yang disetor akan dikelola secara professional oleh operator. Jika pada akhir periode, peserta
yang tidak mendapatkan musibah akan memperoleh bagi hasil. Dengan demikian, dalam akad ini dana yang
disetorkan merupakan milik peserta, dan tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan pemegang saham.
Konsikuensinya, system akuntansi yang diterapkan harus dipisahkan antara akuntansi Dana Pemegang Saham
(DPS) dengan akuntansi Dana Peserta Asuransi (DPA).

● Akuntansi syariah dengan akad wakalah.


Dalam akad ini tidak terdapat pemisahan penegelolaan dana antara pemegang pemegang saham dengan dana
peserta peserta asuransi. Perusahaan menerima dana tabarru’ dari peserta dan berhak digunakan untuk seluruh
kegiatan perusahaan. Dana yang berasal dari pemegang saham dengan dana peserta dicampurkan. Sehingga,
konsekuensinya, akuntansi tidak harus dipisahkan antara akuntansi dana pemegang saham dengan akuntansi
dana peserta asuransi.
6. Cash Basis dan Accrual Basis

● Yang dimaksud dengan cash basis disini adalah pendapatan premi diakui saat polis di bayar tunai, dan biaya
tetap dicatat secara accrual. Sedangkan ,accrual bases adalah pendapatan adalah pendapatan premi sudah
diakui sudah diakui pada saat penerbitan penerbitan polis, dan biaya dan biaya tetap dicatat secara accrual.

● Dalam asuransi, perbedaan yang paling mendasar antara akuntansi asuransi syariah dengan akuntansi
asuransi konvensional adalah penggunaan cash basis atau accrual basis. Pada akuntansi asuransi syariah
lebih cendrung menggunakan cash basis dari pada acrual basis, dengan pertimbangan- pertimbangan syar’i.
System accrual bases dianggap bertentangan dengan syariah karena telah mengakui adanya pendapatan,
harta, beban, atau utang yang akan yang akan terjadi yang akan datang.

● Sebagai contoh, premi asuransi benar-benar diakui sebagai pendapatan jika uangnya sudah diterima secara
tunai. Sedangkan, pada asuransi konvensional premi asuransi diakui sebagai pendapatan meskipun premi
asuransi belum dibayarkan. Pada sisi lain dalam pengakuan sebagai pendapatan, surplus dari dana investasi
hanya dapat diakui sebagai pendapatan setelah terjadi bagi hasil antara peserta dan perusahaan. Hal ini tentu
berbeda dengan asuransi konvensional di mana surplus dari investasi dapat langsung ditransfer ke rekening
pemegang saham sebagai pendapatan.
Thank
You !
SWIPE UP

Anda mungkin juga menyukai