By : Kelompok 5
SWIPE UP
TABLE OF CONTENTS
1 Isnayni Pengertian dan Karakteristik Transaksi Asuransi Syariah
5 Timothy Audiva
Implementasi Akuntansi Islam Pada Transaksi Asuransi
Syariah
1
Pengertian dan Karakteristik
Transaksi Asuransi Syariah
SWIPE UP
PENGERTIAN
Dalam bahasa Arab, Asuransi disebut at-ta`min, penanggung disebut mu`ammin,
sedangkan tertanggung disebut mu`amman lahu atau musta`min. At-Ta`min diambil dari kata
amana yang memiliki arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman dan bebas dari rasa
takut, Dari kata tersebut, istilah At-Ta`min, berarti: “Men-ta`min-kan sesuatu, artinya
seseorang membayar/menyerahkan uang cicilan agar ia atau ahli warisnya mendapatkan
sejumlah uang sebagaimana yang telah disepakati.
Pengertian Asuransi Syariah berdasarkan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN MUI) tahun 2001 dalam fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 bagian
pertama mengenai ketetuan umum angka 1, disebutkan bahwa asuransi syariah (Ta’min,
Takaful, Tadhamun) adalah sebuah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara
sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
SWIPE UP
DASAR HUKUM
Dalam menjalankan perusahaan asuransi syariah, pemerintah telah
mengeluarkan perundang-undangan untuk mengatur pelaksanaan sistem asuransi
syariah di Indonesia, yaitu:
SWIPE UP
DASAR HUKUM
Dalam melaksanakan usahanya, asuransi syariah berpedoman dengan fatwa
DSN MUI sebagi berikut :
SWIPE UP
KARAKTERISTIK
1) Asuransi syariah adalah sistem menyeluruh yang pesertanya mendonasikan
sebagian atau seluruh kontribusinya yang digunakan untuk membayar klaim
atas kerugian akibat musibah pada jiwa, badan, atau benda yang dialami oleh
sebagian peserta yang lain. Donasi tersebut merupakan donasi bersyarat yang
harus dipertanggungjawabkan oleh entitas asuransi syariah.
2) Prinsip dasar dalam asuransi syariah adalah tolong-menolong (ta’awuni) dan
saling menanggung (takafuli) antara sesama peserta asuransi.
3) Akad yang digunakan dalam asuransi syariah adalah akad tabarru’ dan akad
tijari. Akad tabarru’ digunakan di antara para peserta, sedangkan akad tijari
digunakan antara peserta dengan entitas asuransi syariah.
4) Pembayaran dari peserta dapat meliputi kontribusi; atau kontribusi dan
investasi.
5) Dana tabarru’ dibentuk dari akumulasi surplus underwriting dana tabarru’ yang
merupakan milik peserta secara kolektif yang dikelola oleh entitas asuransi
syariah.
6) Pembayaran manfaat asuransi/klaim berasal dari dana peserta kolektif (dana
tabarru’) dengan risiko ditanggung secara bersama antara peserta asuransi.
SWIPE UP
2
Jenis – jenis Transaksi
Asuransi Syariah
SWIPE UP
Jenis – Jenis
SWIPE UP
Takaful Keluarga
(Asuransi Jiwa)
SWIPE UP
Takaful Umum (Asuransi
Umum)
Takaful Takaful
Kendaraan Takaful
Kebakaran Pengang-kutan
Bermotor
Takaful Takaful
Rekayasa Aneka
3
Landasan Syar’i Asuransi Syariah
SWIPE UP
a. Firman Allah dalam Al-Qur’an dan hadits
Dasar akuntansi syariah Terdapat dalam surat (Al-Baqarah:282), (an Nissa:135), dan (asy-Syuraa:182-
183). Sedangkan Asuransi Syariah: Persiapan Hari depan.
Allah SWT memerintahkan kepada hamba-Nya untuk senantiasa melakukan persiapan untuk menghadapi
hari esok. Allah berfirman dalam surat alHasyr ayat 18: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan
bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang kamu kerjakan [alHasyr: 18]
Ayat ini dikaitkan oleh sebagian umat Islam dengan aktivitas menabung atau berasuransi. Menabung
adalah upaya mengumpulkan dana untuk kepentingan mendesak atau kepentingan yang lebih besar di masa
depan, sedangkan asuransi adalah upaya berjaga-jaga jika suatu musibah datang menimpa, di mana hal ini
membutuhkan perencanaan dan kecermatan.
SWIPE UP
b. Hadits Nabi
Hadits Nabi yang menjadi dasar konsep syariah yaitu konsep tolong menolong atau saling melindungi dalam kebenaran
sebagaimana terawat dalam Surat Al-Maidah ayat 2.
Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran.
Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim: “Mukmin terhadap mukmin yang lainnya seperti bangunan
memperkuat satu sama lain”
Hadits riwayat Bukhari yang lain: “Orang-orang mukmin dalam kecintaan dan kasih sayang mereka seperti satu badan. Apabila
salah satu anggota badan itu menderita sakit maka seluruh bagian badan merasakan”.
Bentuk tolong menolong ini digunakan dalam kontribusi dan kebajikan (dana tabarru’) sebesar yang ditetapkan. Apabila ada salah
satu dari peserta takafulatau peserta asuransi syariah mendapat musibah, maka peserta lainnya ikut menanggung resiko, dimana
klaimnya dibayarkan dari akuntansi dana tabarru’ yang terkumpul.
SWIPE UP
c. Kaidah-kaidah fiqih yang digunakan para
penggagas Asuransi Syariah
SWIPE UP
Rukun dan syarat kafalah (asuransi)
1 2 3
Kafi Makfullah Makful’anhu
5 4
Murtadha Muthhari Makfulbih
PERSYARATAN AKAD
a b c
Baligh Berakal Ikthiyar
e d
Transaksi Transaksi tidak
mengandung riba diketahui
5
Implementasi Akuntansi Islam
Pada Transaksi Asuransi Syariah
SWIPE UP
1. Konsep Akuntansi Asuransi Takaful
a. Takaful hampir sama dengan asuransi konvensional yang memiliki
prosedur secara spesifik dan aturan bisnis sendiri yang telah diatur
dalam takaful Act 1984 demikian pula asuransi konvensional telah
diatur dalam insurance 1963.
SWIPE UP
2. Kesamaan Prinsip Akuntansi Asuransi
Konvensional dan Takaful
1. Premi asuransi yang diterima sebelum tanggal peristiwa diakui dalam laporan
keuangan periode berikutnya.
2. Technical Reserve. Dana cadangan merupakan jumlah yang dihitung dari premi
penutupan asuransi yang tidak digunakan selama periode berjalan.
3. Membayar klaim. Kecukupan dana cadangan untuk membayar klaim dibentuk
sebelum laba bersih perusahaan selama periode berjalan dibagikan.
4. Retakaful. Seperti perusahaan asuransi konvensional, takaful juga menghadapi
beberapa beberapa kendala kendala didalam memenuhi klaim yang diajukan
peserta.
5. Perkiraan pendapatan dari Takaful keluarga, kelebihan angsuran pada dana takaful
keluarga atau life insurance dihitung tiap bulannya dan diakui sebagai dana takaful
pada akhir tahun.
3. Kebijakan Penting Akuntansi
a. Pendapatan, Terdapat dua jenis pendapatan yang diperoleh dari asuransi takaful keluarga.
○ Takaful Installment/angsuran takaful. Pendapatan diakui berdasarkan “cash bases”, sehingga installment
diakui sebagai pendapatan pada saat diterima dan pada saat “effective date”.
○ Pendapatan dari investasi. Pendapatan dari investasi diakui sebagai “cash bases”.
b. Beban, beban Beban, beban dalam takaful keluarga takaful keluarga terdiri terdiri dari: Refund contribution
Refund contribution (pengembalian premi), Retakaful, Penyusutan Dan lain-lain.
c. Laporan Keuangan, laporan keuangan untuk takaful keluarga disaji luarga disajikan pada kan pada laporan
keuangan : laporan keuangan : Neraca, Laba Neraca, Laba rugi untuk famil rugi untuk family Takaful Plans, y
Takaful Plans, Arus dana, Laba rugi untuk “Group Family”, Pos penghasilan.
4. Metode Akuntansi Takaful
b. Beban terdiri dari : Biaya pegawai, Biaya pendirian dan Biaya administrasi.
c. Laporan untuk pemilik modal disajikan pada laporan keuangan Neraca dan Laba rugi.
5. Akuntansi Syariah dengan Akad Mudharabah dan dengan Akad Wakalah
● Yang dimaksud dengan cash basis disini adalah pendapatan premi diakui saat polis di bayar tunai, dan biaya
tetap dicatat secara accrual. Sedangkan ,accrual bases adalah pendapatan adalah pendapatan premi sudah
diakui sudah diakui pada saat penerbitan penerbitan polis, dan biaya dan biaya tetap dicatat secara accrual.
● Dalam asuransi, perbedaan yang paling mendasar antara akuntansi asuransi syariah dengan akuntansi
asuransi konvensional adalah penggunaan cash basis atau accrual basis. Pada akuntansi asuransi syariah
lebih cendrung menggunakan cash basis dari pada acrual basis, dengan pertimbangan- pertimbangan syar’i.
System accrual bases dianggap bertentangan dengan syariah karena telah mengakui adanya pendapatan,
harta, beban, atau utang yang akan yang akan terjadi yang akan datang.
● Sebagai contoh, premi asuransi benar-benar diakui sebagai pendapatan jika uangnya sudah diterima secara
tunai. Sedangkan, pada asuransi konvensional premi asuransi diakui sebagai pendapatan meskipun premi
asuransi belum dibayarkan. Pada sisi lain dalam pengakuan sebagai pendapatan, surplus dari dana investasi
hanya dapat diakui sebagai pendapatan setelah terjadi bagi hasil antara peserta dan perusahaan. Hal ini tentu
berbeda dengan asuransi konvensional di mana surplus dari investasi dapat langsung ditransfer ke rekening
pemegang saham sebagai pendapatan.
Thank
You !
SWIPE UP