•PERTANYAAN
•PEMBAHASAN
Asuransi adalah bentuk perjanjian antara kedua belah pihak, yaitu Tertanggung dan
Penanggung, di mana Tertanggung membayar sebuah iuran kepada Penanggung demi
mendapatkan bentuk ganti rugi atas risiko finansial yang dapat terjadi secara tak terduga.
Dalam konteks dunia yang sudah modern, Penanggung berarti perusahaan asuransi yang
ada, sementara Tertanggung adalah nasabahnya.
“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang
polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan
untuk:
“(Asuransi, sebagai kata kerja, adalah) pertanggungan (perjanjian antara dua pihak, pihak
yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan
jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak
pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat)”
Berbeda dengan asuransi konvensional, asuransi syariah memiliki dasar hukum yang
didasarkan pada hukum Islam, mulai dari Al-Qur’an, hadis, ijma, qiyas, serta fatwa dari para
ulama. Berikut ini adalah beberapa dasar hukum asuransi syariah yang berlaku di Indonesia.
Dasar hukum yang pertama bagi asuransi syariah tentu saja adalah Alquran, sebagai sumber
hukum tertinggi bagi umat Islam. Di dalam Alquran terkandung ayat-ayat yang sejalan
dengan prinsip asuransi syariah seperti kerja sama, saling tolong-menolong, serta semangat
dalam mempersiapkan masa yang akan datang.
Selain Al Quran, hukum asuransi syariah di Indonesia juga berpegang pada fatwa MUI
(Majelis Ulama Indonesia). Asuransi syariah muncul di Indonesia untuk menjawab
kebutuhan masyarakat yang mayoritas beragama Islam. Asuransi syariah juga hadir sebagai
alternatif solusi dari asuransi konvensional yang dianggap bertentangan dengan hukum
Islam. MUI mengeluarkan fatwa mengenai asuransi syariah pertama kali pada tahun 2001.
Asuransi syariah pada dasarnya merupakan sebuah upaya tolong-menolong atau ta’awuni
serta melindungi atau takafuli yang terjadi di antara para peserta asuransi dengan cara
mengumpulkan dana tabarru’. Tujuannya adalah untuk meminimalkan dampak negatif dari
risiko tertentu.
Hukum Islam
Istilah asuransi syariah memang tidak digambarkan secara gamblang dalam al-Quran
maupun hadis Nabi. Namun, bukan berarti praktik asuransi tidak pernah dilakukan pada
zaman Rasul. Jauh sebelum zaman Rasul, suku Arab kuno menerapkan Aqilah, yakni jika
seorang anggota suku terbunuh, maka keluarga akan menerima sejumlah uang.
Sementara itu, beberapa ayat dalam al- Qur’an dan riwayat dalam hadis Rasul memuat
bahasan tentang prinsip-prinsip yang berkaitan dengan cara kerja asuransi syariah. Ayat-ayat
tersebut adalah al-Maidah ayat 2 dan al-Hasyr ayat 18. Sedangkan hadis Nabi, yakni hadis
riwayat Muslim dari Abu Hurairah dan Nu’man bin Basyir)
اْلِع َقاِب..َو َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اْلِبِّر َو الَّتْقٰو ۖى َو اَل َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اِاْل ْثِم َو اْلُع ْد َو اِن ۖ َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد
… dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”. (QS. al-Maidah:2).
Ayat ini menjelaskan bahwa jika orang tersebut beriman, disarankan untuk saling tolong
menolong, yang mana menjadi salah satu prinsip asuransi syariah
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ْلَتْنُظْر َنْفٌس َم ا َقَّد َم ْت ِلَغ ٍد ۖ َو اَّتُقوا َهَّللاۚ ِإَّن َهَّللا َخ ِبيٌر ِبَم ا َتْع َم ُلوَن
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. al-
Hasyr:18).
Ayat ini menyarankan kepada orang beriman untuk membuat persiapan untuk hari esok.
Sehingga, asuransi syariah yang merupakan rencana untuk kemungkinan di masa depan,
sesuai dengan isi ayat di atas. Jadi, jika berasuransi dianggap melawan takdir, dapat
dipastikan tidak tepat jika merujuk pada ayat ini.
Segala jenis asuransi akan membuat tertanggung, kamu dalam hal ini, terhindar dari
kemungkinan risiko kerugian finansial saat objek yang diasuransikan mengalami kejadian
tidak terduga. Hal ini bisa memberikan rasa tenang karena risiko finansial yang dialami akan
dapat ditangani dengan baik.
Semakin besar kemungkinan terjadinya risiko kerugian timbul, maka semakin besar juga
premi yang perlu dibayarkan. Namun meskipun kamu perlu mengeluarkan biaya yang tidak
sedikit, kamu tetap dapat mengurangi dampak risiko yang mungkin terjadi atas risiko
tersebut. Maka dari itu kamu harus cermat dalam memilih produk asuransi yang tepat, agar
risiko yang kamu punya bisa ter-cover dengan baik.
3. Memberikan Kepastian
Dengan mempunyai asuransi yang tepat, kamu bisa mengurangi konsekuensi yang tidak pasti
pada keadaan yang merugikan, yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Biaya atau akibat
finansial dari kerugian ini bisa dipastikan dan terukur, karena adanya bantuan dari klaim
asuransi yang kamu punya.
Adanya produk asuransi yang tepat bisa menjadi instrumen yang bisa mengalihkan risiko
kerugian yang muncul karena kejadian tidak terduga.
Semua risiko yang dapat diasuransikan dapat ditanggung oleh penyedia asuransi, sehingga
hidup yang kamu punya akan lebih tenang ketika harus berhadapan dengan hal yang tidak
menyenangkan, atau risiko buruk yang mungkin terjadi dan mengancam stabilitas finansial.