Anda di halaman 1dari 21

PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN TENTANG PENDIDIKAN DAN

RELEVANSINYA DENGAN DUNIA MODERN

Fahmi Wahydiat Noersidik

E-mail: fahmi.dompu@gmail.com

Abstrak

Fazlur Rahman merupakan pemikir Islam modern yang memadukan antara pengetahuan
umum dan pengetahuan agama, dengan perpaduan pengetahuan inilah diharapkan dapat
menghasilkan pribadi yang kuat dalam beragama sekaligus memiliki pengetahuan umum
yang memadai. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaiman (1) Biografi singkat
Fazlur Rahman, (2) Pemikiran pendidikan menurut Fazlur Rahman, (3) Ciri-ciri pendidikan
modern, (4) Relevansi pemikiran pendidikan Fazlur Rahman di era modern. kajian ini
menggunakan pendekatan library research atau penelitian kepustakaan, dengan mengkaji
buku, jurnal, artikel dan lain sebagainya, yang berhububungan dengan topik penelitian
Pemikiran Pendidikan Fazlur Rahman. Kajian ini mendapatkan kesimpulan bahwa dari
pemikiran-pemikiran pendidikan yang di rumuskan oleh Fazlur Rahman, banyak hal-hal
yang masih relevan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan saat ini meskipun bisa
dibilang teori-teorinya yang dikenal dengan penuh kontroversial, namun sepatutnya kita
masih bisa memetik banyak pelajaran dari pemikiran-pemikirannya yang pada dasarnya
sama dengan tokoh-tokoh pendidikan ysng Islam lain yakni mencerdaskan Umat Islam.

Kata Kunci: Fazlur Rahman, Pemikiran, Pendidikan

1
Kata Pengantar

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT yang maha kuasa, karena atas segala

rahmat dan karunianya berupa ilmu pengetahuan. Serta tak lupa pula mengucap

sholawat serta salam kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW karena telah

membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang. Alhamdulillah

makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Kami ucapkan terimakasih kepada bapak Prof. Dr. H. Maragustam siregar, M.A

selaku dosen pengampu mata kuliah “Filsafat Pendidikan Islam” yang telah memberikan

bimbingan dan motivasinya kepada kami. Juga terima kasih kepada teman-teman

semuanya yang telah memberikan kontribusi berupa ide-ide dan masukan sehingga

makalah ini dapat disusun dengan baik dan benar.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan ilmu pengetahuan kepada

kami khususnya dan kepada para pembaca. Terlepas dari itu, makalah ini masih jauh dari

kata sempurna, sehingga kami berharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi

terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat


manusia yang berlangsung sepenjang hayat. Pendidikan selalu berkembang, dan
selalu dihadapkan dengan perubahan zaman, untuk itu mau tidak mau pendidikan
harus didisain mengikuti irama perubahan tersebut.

Fazlur Rahman, seorang pembaharu yang berpengaruh besar di Pakistan,


Malaysia, Indonesia, dan negara-negara lain (di dunia Islam), serta di Chicago
Amerika (di dunia Barat) memiliki berbagai pemikiran yang terkait dengan persoalan
epistemologi. Ia berhasil kritis baik terhadap warisan Islam sendiri maupun terhadap
tradisi Barat.

Ia berhasil mengembangkan suatu metode yang dapat memberi alternatif solusi


atas problem-problem umat Islam kontemporer. Semula ia mengembangkan metode
kritik sejarah, kemudian dikembangkan lebih lanjut menjadi metode penafsiran
sistematis (the systematic interpretation method), dan akhirnya disempurnakan
menjadi metode gerakan ganda (a double movement).

Fazlur Rahman merupakan salah satu tokoh yang banyak memberikan ide
pembaruan-pembaruan terutama di bidang pendidikan Islam. Dengan metode double
movementnya, Fazlur Rahman berharap munculnya pribadi-pribadi muslim yang
tangguh, tidak saja cakap dalam ilmu-ilmu umum tetapi juga cakap dalam ilmu
agama Islam serta mengamalkannya.

Serangkaian pemikiran Fazlur Rahman terhadap pembaharuan pendidikan Islam,


merupakan terusan dari apa yang telah dikemukakan oleh tokoh-tokoh yang muncul
pada era sebelumnya, dan disempurnakan oleh Fazlur Rahman dengan lebih baik.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Fazlur Rahman ?
2. Bagaimana pemikiran Fazlur Rahman tentang pendidikan ?
3. Bagaimana ciri-ciri Pendidikan modern ?
4. Bagaimana relevansi pemikiran Pendidikan Fazlur Rahman di era modern ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui biografi Fazlur Rahman.
2. Untuk mengetahui pemikiran Fazlur Rahman tentang pendidikan.
3. Untuk mengetahui cirri-ciri pendidikan modern.
4. Untuk mengetahui relevansi pemikiran pendidikan Falur Rahman di era modern.
D. Metodologi Penulisan Makalah
1. Dasar Penulisan
Makalah ini ditulis dalam rangka memahami pemikiran Fazlur Rahman tentang
pendidikan Islam dan relevansinya dengan dunia modern
2. Fokus Penulisan
Penulisan difokuskan kepada penjelasan bagaimana biografi Fazlur Rahman, lalu
bagaimana pemikiran Fazlur Rahman tentang pendidikan, kemudian ciri-ciri
pendidikan modern, serta relevansi pemikiran pendidikan Fazlur Rahman di era
modern.
3. Sumber Data
Makalah ini menggunakan sumber data berupa buku-buku, artikel-artikel, dan
jurnal-jurnal yang relevan dengan materi pokok pembahasan
4. Tekhnik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pemakalah adalah Library
Research setelah dikumpulkan dari berbagai sumber, pemakalah menganalisa
sumber data yang dikumpulkan, kemudian mengambil poin-poin penting yang
sesuai dengan pembahasan makalah ini.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Fazlur Rahman

Fazlur Rahman dilahirkan di Hazara (anak benua India) yang sekarang terletak
di sebelah barat laut Pakistan pada tanggal 21 September 1919. Pendidikannya
dimulai dari lingkungan keluarga yang taat beragama. Ayahnya, Maulana
Syihabuddin adalah seorang alim terkenal lulusan Deoband. Ayahnya sangat
memperhatikan Rahman dalam hal mengaji dan menghafal Al-Qur’an, sehingga pada
usia 10 tahun Rahman telah hafal Al-Qur’an seluruhnya.1

Pada periode pertumbuhan kariernya, tepatnya pada tahun 1942, Fazlur


Rahman menyelesaikan studinya di Universitas Punjab dan menyandang gelar Master
(BA) dalam Sastra Arab, kemudian Fazlur Rahman melanjutkan studinya untuk
meraih gelar doktor (Ph.D) di Lahore. Kemudian pada tahun 1946, Fazlur Rahman
memutuskan untuk melanjutkan studinya ke Universitas Oxford, Inggris. Selain
mengikuti pelajaran secara formal di Universitas Oxford, Fazlur Rahman juga
mempelajari sejumlah bahasa Barat seperti bahasa Latin, Perancis, dan Jerman serta
bahasa-bahasa dunia Islam selain bahasa Arab, Persia, dan Turki demi
mengembangkan wilayah pengetahuan keIslamannya.2

Pada periode puncak kariernya, tepatnya pada tahun 1970 setelah pengunduran
dirinya dari selaku anggota Dewan Penasehat Ideologi Islam Pemerintah Pakistan,
Fazlur Rahman hijrah dari negara asalnya Pakstan menuju Amerika. Disana ia
menjabat sebagai Guru besar Kajian Islam pada Departemen of Near Eastern
Languages and Civilization University of Chicago. Di Universitas Chicago, Selain
memberi kuliah, Fazlur Rahman juga aktif memimpin berbagai proyek penelitian.
Diantara hasil dari sebuah riset itu adalah buku karangannya, Islam and Modernity,
1
Sutrisno, Fazlur Rahman: Kajian terhadap Metode, Epistemologi dan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 60-61
2
Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 591-592

5
Transformation of an Intellectual Tradition. Buku ini diterbitkan oleh The University
of Chicago Press dan dibiayai oleh Ford Foundation dalam bidang Pendidikan
Islam.3

Selama keberadaannya di Chicago yang tidak kurang dari delapan belas tahun,
tanpa mengenal lelah mengkomunikasikan gagasan-gagasannya lewat karya tulis dan
lisan. Selama masa ini, Fazlur Rahman telah menghasilkan karya-karya intelektual
baik berupa buku maupun artikel yang bertebaran di berbagai jurnal ilmiah di
Amerika Serikat, Eropa, Asia. Hingga pada akhirnya tokoh yang penuh kontroversial
ini menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 26 Juli 1988 atau 1408 Hijriah.4

Fazlur Rahman termasuk seorang ilmuwan dan pemikir Islam kenamaan, jasa-
jasanya sungguh besar bagi dunia Islam kontemporer. Hampir dipastikan, mahasiswa-
mahasiswa cerdas di dunia Islam pernah mengenalnya, baik melalui tulisan-tulisan
maupun langsung terlibat dalam studi dan kancah pemikirannya. Intelektualitas
Fazlur Rahman baik di barat maupun di timur, tidak dirgukan lagi, terbukti dari
beberapa Universitas di Eropa ia pernah terlibat sebagai dosen dan professor studi ke-
Islaman. Selain itu, beberapa hasil karya terkenalnya yang sudah dipublikasikan
diantaranya; New education in the makng in Pakistan (London 1953), Prophecy in
Islam (London 1958), Avicenna’s Psychology (London 1952), Avicenna’s De Anima
(London 1959), Islam (New York 1968), Islamic Methodology in History (Islamabad
1965), Islam and Modernity (Chicago 1982).

B. Pemikiran Fazlur Rahman tentang Pendidikan Islam

Bagi Fazlur Rahman, kunci dari wawasan intelektual luas adalah ilmu. Tentu
selain sangat penting bagi manusia, Islam juga menempatkan ilmu pada posisi yang
sangat tinggi karena semakin bertambahnya ilmu, maka semakin bertambah pula
iman dan antusias terhadap Islam.5Dalam pandangan Islam, ilmu merupakan suatu
bentuk Ibadah yang mendorong manusia untuk menjalin hubungan yang lebih dekat
3
Ibid., hlm. 598-601
4
Ibid., hlm. 605
5
Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam,… hlm. 613

6
dengan Allah. Sehingga ilmu itu tidak boleh disalah-gunakan untuk merusak iman
dan moral serta mendatangkan bahaya dan kehancuran. Oleh karena itu menurut
Fazlur Rahman, Islam memperbolehkan umatnya untuk memperoleh ilmu
pengetahuan dalam bentuk apapun, selama ilmu pengetahuan yang diperoleh tersebut
tidak menyesatkan dan mengarahkannya kepada pengahancuran diri. Sebab ilmu
pengetahuan itu pada hakikatnya harus dimanfaatkan untuk tujuan yang sehat bagi
individu maupun kolektif.6

Kehadiran Fazlur Rahman memberi harapan bagi masa depan Islam, karena
selain menawarkan apa yang ia sebut dengan neo-modernisme Islam, ia juga
memberikan interpretasi baru terhadap slogan “kembali ke Al-Qur’an dan Sunnah”.
Meskipun hal itu disadarinya sebagai sesuatu yang berjangka panjang, sebab
penyebaran dan penerapannya harus dilakukan oleh tangan-tangan terdidik, dan itu
hanya bisa diwujudkan melalui pendidikan. Dalam pendahuluan karyanya, Islam,
fazlur Rahman menegaskan bahwa pembaharuan Islam bagaimanapun yang harus
dilakukan, mestilah dimulai dengan pendidikan.7

Menurut Fazlur Rahman, pembaharuan pendidikan adalah satu-satunya


pendekatan untuk suatu penyelesaian jangka panjang atas problem-problem yang
dialami masyarakat Islam yakni berupa dikotomi mental dan kehidupan pribadi
maupun sosial yang terpecah-pecah, yang berakibat kekacauan dalam segala usaha
dan frustasi serta krisis yang melumpuhkan kehidupan. Pada dasarnya menurut Fazlur
Rahman ada tiga pendekatan pembaharuan pendidikan yakni: Pertama,
mengIslamkan pendidikan sekuler modern. Kedua, menyederhanakan silabus-silabus
pendidikan tradisional. Ketiga, menggabungkan cabang-cabang ilmu pengetahuan
baru.8

Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman bukan hanya sekedar perlengkapan


dan peralatan fisik pengajaran seperti buku-buku yang diajarkan ataupun struktur
6
Helva Zuraya, “Konsep Pendidikan Fazlur Rahman”, Jurnal Khatulistiwa: vol. 3, no. 2, September 2013,
hlm. 194
7
Ibid.,, hlm. 189
8
Ibid.,, hlm. 189-190

7
eksternal pendidikan, melainkan sebagai intelektualisme Islam karena baginya hal
inilah yang dimaksud dengan esensi pendidikan Islam. Hal ini merupakan
pertumbuhan suatu pemikiran Islam yang asli dan memadai, dan yang harus
memberikan kriteria untuk menilai keberhasilan atau kegagalan sebuah sistem
pendidikan Islam.9

Berikut pemikiran-pemikiran Fazlur Rahman mengenai Pendidikan Islam:

1. Tujuan Pendidikan Islam


Tujuan-tujuan pendidikan Islam sebagaimana yang dipakai sekarang ini “,
menurut Rahman,” tidaklah….. sepenuhnya…….memadai.” sekalipun pemikir-
pemikir Islam seperti Iqbal telah mengkritik habis-habisan sistem pendidikan
Barat sebagai mendehumanisasi dan membekukan jiwa manusia. Tetapi strategi
pendidikan Islam yang ada sekarang ini, hematnya tidaklah diarahkan kepada
suatu tujan yang positif, dan lebih tepat bila dikatakan bahwa tampaknya
strategi ini adalah strategi yang sangat bersifat defensif, yakni untuk
menyelamatkan pikiran kaum muslimin dari pencemaran atau kerusakan yang
ditimbulkan oleh dampak gagasan-gagasan Barat yang datang melalui berbagai
disiplin ilmu, terutama gagasan-gagasan yang mengancam akan meledakan
standar-standar moralitas tradisional Islam.10

Tujuan pendidikan menurut Fazlur Rahman ada tiga. Pertama, untuk


mengembangkan manusia sedemikian rupa sehingga semua pengetahuan yang
diperolehnya akan menyatu dengan kepribadian kreatifnya. Kedua,
menyelamatkan manusia dari diri sendiri, oleh diri sendiri, dan untuk diri
sendiri, karena pendidikan adalah bekal terbaik untuk perkembangan setiap
individu. Ketiga, untuk melahirkan ilmuwan yang terintegrasi ilmu-ilmu agama
dan ilmu-ilmu umum modern yang ditandai dengan adanya sifat kritis dan
kreatif di dalam dirinya.11
Fazlur Rahman kemudian secara tegas menyatakan bahwa, tujuan
pendidikan Islam yakni untuk menanamkan komitmen-komitmen nilai melalui
9
Sutrisno, Fazlur Rahman: Kajian terhadap Metode, Epistemologi dan Sistem Pendidikan,… hlm. 170
10
Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam,… hlm. 617

11
Ummu Mawaddah dan Siti Karomah, “Relevansi Pemikiran Fazlur Rahman Terhadap Pendidikan Modern
di Indonesia”, Jurnal Al-Thariqah: Vol. 3, No.1, Januari-Juni 2018, hlm. 21

8
tarbiyah (pendidikan moral), dan mengkomunikasikan pengetahuan ilmiah
melalui ta’lim (pengajaran).12
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam
menurut pandangan Fazlur Rahman pada dasarnya bertujuan untuk
menghasilkan individu yang tertananam di dalam dirinnya wawasan imtaq
(iman dan taqwa), serta berkepribadian kritis dan kreatif. Salah satu cara
mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan pemberian materi ilmu-ilmu agama
serta ilmu-ilmu umum secara merata kepada peserta didik, dan
mengembangkan segenap bakat dan potensinya secara optimal. Kemudian
Fazlur Rahman juga berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam yang bersifat
defensif dan cenderung berorientasi hanya pada kehidupan akhirat harus
diubah. Tujuan pendidikan Islam harus diorientasikan kepada kehidupan dunia
dan akhirat sekaligus serta bersumber kepada Al-Qur’an.
2. Peserta Didik
Unsur penting lainnya dalam pendidikan adalah peserta didik, menurut
Fazlur Rahman keadaan peserta didik di Negara-negara Islam mengalami
permasalahan serius yang berkaitan erat dengan dikotomi antara ilmu-ilmu
agama dan ilmu-ilmu umum, sehingga muncul pribadi yang terpecah-pecah
(split personality). Padahal bagi Fazlur Rahman, ilmu pengetahuan itu pada
prinsipnya adalah satu, yaitu berasal dari Allah SWT.13
Perubahan dan perkembangan zaman, menuntut untuk melahirkan sikap
kritis dan kreatif. hal ini disampaikan Fazlur Rahman bahwa kritis dan kreatif
manusia berlaku pada hal penciptaan yang berjalan secara terus menerus, yaitu
mengubah suatu bentuk ke bentuk lain. hal ini meliputi semua aspek kehidupan
manusia, tak terkecuali ilmu pengetahuan, pemikiran dan pendidikan.14
Sifat kritis dan kreatif merupakan karakter utama Fazlur Rahman,
karakter inilah yang mengkritisi peradaban barat yang saat itu mendominasi

12
Khotimah, “Pemikiran Fazlur Rahman Tentang Pendidikan Islam”, Jurnal Ushuluddin: Vol. XXII No. 2, Juli
2014, hlm. 249
13
Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam,… hlm. 620
14
Sutrisno, Fazlur Rahman: Kajian terhadap Metode, Epistemologi dan Sistem Pendidikan,... hlm. 183

9
peradaban dunia hingga pada akhirnya sifat kritis ini yang mempengaruhi pola
pikir perkataan, perhatian, dan seluruh perbuatannya. Disamping sifat kritis,
Fazlur Rahman juga memiliki sifat kreatif, kedua sifat ini yang digunakannya
dalam usaha memberikan alternatif pemecahan masalah sosial, agama, dan
masalah dualisme dalam sistem pendidikan (pendidikan tradisional dan
pendidikan modern).15
Tujuan dikembangkannya daya kritis dan kreatif dalam pendidikan Islam
adalah untuk menghasilkan output yang kritis dan kreatif, atau dengan kata lain
pendidikan Islam harus dapat mengembangkan peserta didik yang kritis dan
kreatif. Menurut Sutrisno peserta didik yang kritis dan kreatif memiliki 3 ciri:
a. Mempunyai pemikiran asli atau orisinil (originality)
b. Mempunyai keluwesan (flexibility)
c. Menunjukan kelancaran proses berfikir (fluency) 16

Salah satu metode pembelajaran yang dapat menghasilkan peserta didik


yang kritis dan kreatif adalah dengan menggunakan metode double movement.
Metode ini terdiri dari gerakan ganda, yaitu gerakan dari guru ke murid dan
gerakan dari murid ke guru. Dalam proses pembelajaran diharapkan tidak hanya
ada gerakan tunggal, yaitu gerakan dari guru ke murid, tetapi harus ada juga
gerakan dari murid ke guru, bahkan kalau perlu ada juga gerakan diantara
sesama murid. Lebih lanjut metode ini akan dapat mengangkat posisi peserta
didik dari posisi sekedar objek menjadi posisi subjek dalam pendidikan.17

3. Pendidik

Hakikat pendidik dalam Islam dimaknai sebagai orang-orang yang


bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan

15
Ibid., hlm. 178
16
Ibid., hlm. 185
17
Ibid., hlm. 186

10
mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi
spiritual, afektif, kognitif, maupun psikomotorik ke arah yang lebih baik.18

Sayangnya menurut Fazlur Rahman, pendidik yang berkualitas sulit


ditemukan di lembaga-lembaga Pendidikan khususnya pendidikan Islam,
berangkat dari hal tersebut Falur Rahman menawarkan beberapa gagasan untuk
mengatasi kelangkaan tenaga pendidik yang berkualitas, sebagai berikut:

a. Merekrut dan mempersiapkan pendidik yang memiliki bakat-bakat terbaik


dan mempunyai komitmen tinggi terhadap ruang lingkup agama Islam.
b. Meningkatkan lulusan madrasah yang relatif cerdas atau menunjuk para
doktor lulusan Barat menjadi guru besar pada bidang studi Bahasa Arab, dan
Sejarah Islam.
c. Para pendidik harus dilatih di pusat-pusat pelatihan studi Islam di luar
negeri, khususnya Barat. Hal ini pernah dilakukan Fazlur Rahman sewaktu
ia menjabat direktur Institut Pusat Penelitian Islam di Pakistan.
d. Melatih lulusan madrasah yang memiliki kemampuan bahasa Arab dengan
riset modern serta menarik lulusan bidang filsafat dan ilmu-ilmu sosial untuk
dilatih bahasa Arab dan disiplin Islam klasik.
e. Menggiatkan para pendidik untuk melahirkan karya-karya keislaman secara
kreatif dan memiliki tujuan.19

Selain itu, seorang pendidik harus memiliki karakter yang kritis dan
kreatif demi menggali sikap kritis dan kreatif dari peserta didiknya, dalam
bukunya Sutrisno, Fazlur Rahman sangat yakin bahwa jika umat Islam dewasa
ini dapat menerapkan metode double movement dalam dunia pendidikan
terutama pada korelasi antara pendidik dan peserta didik dalam proses
pembelajaran, niscaya akan dapat melahirkan sikap kritis dan kreatif. Salah satu
contoh pembelajaran yang dapat dilakukan oleh pendidik dalam
18
Maragustam, Filsafat Pendidikan Islam Menuju Pembentukan Karakter, (Yogyakarta: Pascasarjana FITK,
2018), hlm. 206
19
Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas: Tentang Transformasi Intelektual, terj. Ahsin Muhammad,
(Bandung: Pustaka, 1985), cet. I, hlm. 142-149

11
mengembangkan daya kritis dan kreatif peserta didik misalnya, mereka disuruh
membuat karangan bebas, melalui karangan bebas pendidik dapat dengan
mudah mengetahui tingkat kekritisan dan kreatifitas peserta didik.20

4. Metode Pendidikan Islam

Di samping Tujuan, Pendidik, dan Peserta didik sebagai komponen sistem


pendidikan, metode juga tidak kalah pentingnya karena metode mempunyai
kedudukan penting dalam mencapai tujuan. Dengan menggunakan metode yang
tepat dan menarik, maka tujuan belajarpun akan mudah tercapai serta memberi
dorongan motivasi belajar bagi peserta didik.21

Metode yang menghasilkan alumni yang kritis dan kreatif adalah metode
double movement. Metode ini awalnya digunakan untuk memahami dan
menafsirkan Al-Qur’an. Metode ini terdiri dari dua gerakan ganda, yaitu
membawa situasi sekarang ke masa lalu (masa Al-Qur’an diturunkan)
kemudian kembali lagi ke masa kini.22

Fazlur Rahman yakin bahwa jika umat Islam dapat menerapkan metode
a double movement dalam pendidikan mereka, niscaya akan dapat melahirkan
ilmuwan-ilmuwan yang kritis dan kreatif. Selanjutnya, gerakan ini
diterjemahkan sebagai metode pendidikan antara guru dan murid dalam
pembelajaran. Metode double movement, terdiri dari gerakan ganda, yaitu
gerakan dari guru ke murid dan gerakan dari murid ke guru. Dengan metode ini,
diharapkan peserta didik memiliki keleluasaan dalam melakukan berbagai
aktivitas pembelajaran sehingga mereka tidak hanya mendengarkan ceramah
dari guru, tetapi juga membaca, memahami, menganalisis, menulis,
mengadakan eksperimen, mengalami proses pembuktian, sampai penemuan.23

20
Sutrisno, Fazlur Rahman: Kajian terhadap Metode, Epistemologi dan Sistem Pendidikan,... hlm. 188
21
Maragustam, Filsafat Pendidikan Islam Menuju Pembentukan Karakter,… hlm. 227
22
Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas: Tentang Transformasi Intelektual, terj. Ahsin Muhammad,… hlm.
7-9
23
Sutrisno, Fazlur Rahman: Kajian terhadap Metode, Epistemologi dan Sistem Pendidikan,… hlm. 186-188

12
Berkaitan dengan metode double movement, metode lain yang tidak kalah
penting adalah metode diskusi. Sebaiknya metode diskusi dilakukan dengan
terbuka, dalam artian bahwa peserta didik bisa secara leluasa mengadakan
diskusi, baik dengan guru maupun sesama teman-teman mereka, tanpa ada rasa
takut dan batasan untuk mengemukakan gagasan-gagasan mereka. Metode
selanjutnya adalah metode pembelajaran kebebasan, dan penyadaran. Peserta
didik disadarkan akan posisinya, lantas diberi kebebasan untuk berbuat. Tujuan
dari metode-metode diatas adalah menghasilkan peserta didik yang kritis dan
kreatif.24

5. Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan berupa gedung, perpustakaan serta lainnya amat erat
hubungannya dengan mutu sekolah. Sekalipun sederhana, tokoh-tokoh
pendidikan Islam sejak zaman dahulu sudah mengetahui pentingnya alat-alat
dan sarana tersebut bagi peningkatan mutu pendidikan. Pertumbuhan yang tepat
dan cepat dari perpustakaan-perpustakaan semi-publik adalah ciri yang penting
untuk diperhatikan dalam pendidikan Islam zaman pertengahan.25
Menurut Fazlur Rahman, perpustakaan di lembaga-lembaga pendidikan
Islam masih belum memadai, terutama jumlah buku-buku yang berbahasa Arab
dan Inggris. Untuk mengatasi hal tersebut, Fazlur Rahman mengusulkan agar
fasilitas perpustakaan harus dilengkapi dengan buku-buku yang berbahasa Arab
dan Inggris.26

C. Ciri-ciri Pendidikan Modern

Pendidikan merupakan proses meningkatkan harkat dan martabat manusia yang


berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan selalu berkembang dan selalu dihadapkan
pada perubahan zaman. Untuk itu, mau tidak mau pendidikan harus didisain

24
Ibid., hlm. 189
25
Fazlur Rahman, Islam, terj. Ahsin Muhammad, (Bandung: Pustaka, 2010), cetakan. VI, hal. 265
26
Ummu Mawaddah dan Siti Karomah, “Relevansi Pemikiran Fazlur Rahman Terhadap Pendidikan Modern
di Indonesia”,… hlm. 25

13
mengikuti irama perubahan tersebut, apabila pendidikan tidak didisain mengikuti
perubahan maka pendidikan akan ketinggalan dengan lajunya perkembangan zaman
itu sendiri. Pendidikan dari masyarakat, didisain mengikuti irama perubahan dan
kebutuhan masyarakat. Misalnya; pada peradaban masyarakat industrial dan
informasi, pendidikan didisain mengikuti irama perubahan dan kebutuhan masyarakat
pada era tersebut pula, dan seterusnya. Demikian siklus perkembangan perubahan
pendidikan, kalau tidak pendidikan akan ketinggalan dari perubahan zaman yang
begitu cepat. Untuk itu perubahan pendidikan harus relevan dengan perubahan zaman
dan kebutuhan masyarakat pada era tersebut, baik pada konsep, materi dan
kurikulum, proses, fungsi serta tujuan lembaga-lembaga pendidikan.27

Pendidikan modern, memiliki beberapa karakteristik tersendiri bila


dibandingkan dengan pendidikan tradisional, hal ini dikarenakan pendidikan modern
jelas lebih mengarah pada kesesuaiannya dengan perubahan zaman. Ciri khas
pendidikan Islam modern, bukan hanya bersifat ukhrowi saja, tetapi juga berbicara
tentang duniawi, sehingga pendidikan modern ini mengarah kepada 2 kebahagiaan,
yaitu kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Proses pembelajarannyapun bukan
hanya terfokus pada guru, tetapi seluruh komponen merupakan pusat pembelajaran
termasuk lingkungan dan murid. Dengan demikian, siswa bukan hanya hebat dari segi
kognitifnya saja, tetapi juga dari segi afektif dan psikomotoriknya juga.28

Berdasarkan pada tujuan pendidikan Islam, setidaknya ada beberapa misi bagi
lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam rangka membenahi kualitas hidup manusia
agar menjadi lebih baik, yakni:

1. Pendidikan Islam harus menjadi kekuatan (power) yang ampuh untuk menghadapi
wacana kehidupan yang lebih krusial.
2. Pendidikan Islam harus menjadi terobosan baru untuk membentuk pola hidup umat
yang lebih maju dan terbebas dari kebodohan dan kemiskinan.

27
Moh. Khoirudin, “Pendidikan Islam Tradisional dan Modern”, Jurnal Tasyri’: Vol 25, Nomor 2, Oktober
2018, hlm. 93
28
Ibid., hlm. 102

14
3. Rumusan tujuan pendidikan mestinya bukan hanya bersifat kehidupan akhirat,
tetapi juga bersifat duniawi.29

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam bukan hanya
mengedepankan ilmu-ilmu agama saja, tetapi pendidikan Islam juga harus mampu
menjawab tantangan zaman yang dimana semakin hari semakin maju. Selain itu,
tujuan pendidikan Islam sebaiknya tidak hanya bertujuan untuk kebahagiaan ukhrowi
saja, tetapi juga harus bertujuan untuk kebahagiaan duniawi.

D. Relevansi Pemikiran Pendidikan Fazlur rahman di Era Modern

Dari pemikiran pendidikan yang di rumuskan oleh Fazlur Rahman, banyak hal-
hal yang masih relevan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan saat ini. Secara
spesifik bisa dilihat dari komponen-komponen terkait konsep pemikiran
pendidikannya di bawah ini:

1. Tujuan Pendidikan Islam


Tujuan pendidikan Islam menurut pandangan Fazlur Rahman pada dasarnya
bertujuan untuk menghasilkan individu yang tertananam di dalam dirinya
wawasan imtaq (iman dan taqwa), serta berkepribadian kritis dan kreatif. Konsep
dasar dari tujuan pendidikan tersebut masih relevan dengan tujuan pendidikan
Nasional, sebagaimana tertera dalam Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri. Dan menjadi warga
yang demokratis dan bertanggungjawab”.30

2. Peserta Didik
29
Ibid., hlm. 103
30
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 Pasal 3

15
Peserta didik menurut Fazlur Rahman idealnya ialah peserta didik yang di

dalam dirinya terdapat sifat kritis dan kreatif, dengan kata lain lembaga-lembaga

pendidikan Islam diharuskan dapat mengembangkan peserta didik yang kritis dan

kreatif di tiap jenjang pendidikannya.

Menurut pemakalah, dilihat dari kriteria peserta didik dari perspektif Fazlur

Rahman masih sangat relevan untuk peserta didik pada tingkat SMP/MTS,

SMA/MA, dan Perguruan Tinggi di Indonesia, dimana pada tingkat tersebut nalar

atau rasio seorang peserta didik telah mampu menanggapi problem-problem dalam

kehidupan secara kritis, meskipun pada kenyataannya memang dalam

penerapannya masih belum bisa maksimal.

Maka jika dikaitkan dengan penerapan proses pembelajaran pendidikan

modern yang dimana tidak hanya terfokus pada guru, akan tetapi seluruh

komponen merupakan pusat pembelajaran termasuk lingkungan dan peserta didik,

maka dapat meningkatkan tingkat keberhasilan dalam mengembangkan peserta

didik yang kritis kreatif, sebab posisi peserta didik tidak hanya merupakan objek,

melainkan sekaligus menjadi subjek dari komponen pembelajaran tersebut.

Sehingga peserta didik bukan hanya hebat pada segi kognitifnya (intelektual) saja,

tetapi juga dari segi afektif (sikap) dan psikomotoriknya (keterampilan) juga.

3. Pendidik
Menurut pemakalah, berdasarkan gagasan yang ditawarkan Fazlur Rahman
dalam mengatasi kelangkaan tenaga pendidik yang berkualitas, terlihat lebih
condong kepada kriteria untuk tenaga-tenaga pendidik yang ada di Perguruan
Tinggi saja, sebab kriteria-kriteria yang ditawarkan seperti merekrut Doktor
lulusan Barat sebagai guru besar, melatih pendidik di pusat-pusat pelatihan studi

16
Islam di luar negeri masih sulit direalisasikan di jenjang- jenjang pendidikan yang
ada di Indonesia seperti SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, bahkan di Perguruan
Tinggi sekalipun, karena beberapa faktor seperti dana, sumber daya manusia yang
masih belum bisa mendukung untuk merealisasikannya. Namun sebagian tawaran
Fazlur Rahman seperti merekrut dan mempersiapkan pendidik yang memiliki
bakat-bakat terbaik sebagai calon pendidik yang profesional, masih sangat relevan
untuk direalisasikan dengan melihat keadaan dunia pendidikan di Indonesia
sekarang.
4. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang ditawarkan Fazlur Rahman yakni Metode double


movement, terdiri dari gerakan ganda, yaitu gerakan dari guru ke murid dan
gerakan dari murid ke guru. Dengan metode ini, diharapkan peserta didik memiliki
keleluasaan dalam melakukan berbagai aktivitas pembelajaran sehingga mereka
tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru, tetapi juga membaca, memahami,
menganalisis, menulis, mengadakan eksperimen, mengalami proses pembuktian,
sampai penemuan.

Menurut pemakalah, metode gerakan ganda ini masih sangat relevan untuk
digunakan di dalam pembelajaran sekarang, karena metode ini secara tidak
langsung menuntut pendidik maupun peserta didik untuk lebih kritis dan kreatif
dalam melangsungkan proses pembelajaran. Sehingga dapat mewujudkan salah
satu tujuan dari pendidikan menurut Fazlur Rahman, yakni terwujudnya pendidik
maupun peserta didik yang kritis dan kreatif.

Metode diskusi juga masih sering digunakan dalam proses pembelajaran saat
ini, baik itu diskusi antara pendidik dan peserta didik, maupun antara sesama
peserta didik. Hal ini menunjukan bahwa metode-metode tersebut sangat
dibutuhkan dalam proses pembelajaran karena masih relevan dengan sistem
pendidikan modern.

5. Sarana Pendidikan

17
Menurut Fazlur Rahman perpustakaan adalah salah satu sarana pendidikan
yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Setidaknya disana
terdapat banyak buku-buku sebagai referensi keilmuan, terutama buku-buku yang
berbahasa Inggris dan berbahasa Arab. Secara tidak langsung Fazlur Rahman
menginginkan terwujudnya budaya membaca, terutama buku-buku ke-islaman dan
buku-buku pemikiran barat.
Realitanya perpustakaan yang ada sekarang ini, kebanyakan hanya sebagai
simbol saja, kurangnya minat membaca menyebabkan perpustakaan-perpustakaan
menjadi kurang efektif keberadaannya. Meski demikian, keberadaan perpustakaan
merupakan salah satu sarana inti yang wajib dimiliki lembaga pendidikan sebagai
penunjang pendidikan tersebut. oleh karena itu perpustakaan masih sangat relevan
sebagai salah satu sarana pendidikan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fazlur Rahman dilahirkan di Hazara (anak benua India) yang sekarang terletak
di sebelah barat laut Pakistan pada tanggal 21 September 1919. Fazlur Rahman
termasuk seorang ilmuwan dan pemikir Islam kenamaan, jasa-jasanya sungguh besar
bagi dunia Islam kontemporer. Fazlur Rahman menghembuskan nafas terakhir pada
tanggal 26 Juli 1988 atau 1408 Hijriah, dengan karya-karya diantaranya; New

18
education in the makng in Pakistan, London (1953), Prophecy in Islam, London
(1958), Avicenna’s Psychology, London (1952), Avicenna’s De Anima, London
(1959), Islam, New York (1968), Islamic Methodology in History, Islamabad (1965),
Islam and Modernity, Chicago (1982).

Pemikiran pendidikan yang dirumuskan Fazlur Rahman yakni Tujuan


pendidikan Islam menurut pandangan Fazlur Rahman pada dasarnya bertujuan untuk
menghasilkan individu yang tertananam di dalam dirinya wawasan imtaq (iman dan
taqwa), serta berkepribadian kritis dan kreatif. Peserta didik menurut Fazlur Rahman
idealnya ialah peserta didik yang di dalam dirinya terdapat sifat kritis dan kreatif.
Fazlur Rahman menawarkan beberapa gagasan terkait kelangkaan tenaga pendidik,
salah satunya seperti merekrut dan mempersiapkan pendidik yang memiliki bakat-
bakat terbaik sebagai calon pendidik yang profesional. Mengenai metode
pembelajaran Fazlur Rahman menwarkan metode gerakan ganda (double movement).
Kemudian yang terakhir, untuk sarana pendidikan seperti perpustakaan-perpustakaan
yang ada di lembaga-lembaga Islam, setidaknya harus memiliki banyak buku-buku
berbahasa Inggris dan Arab sebagai salah satu standar kelengkapan dari perpustakaan
tersebut.

Pendidikan modern, memiliki beberapa karakteristik tersendiri bila


dibandingkan dengan pendidikan tradisional, hal ini dikarenakan pendidikan modern
jelas lebih mengarah pada kesesuaiannya dengan perubahan zaman. Ciri khas
pendidikan Islam modern, bukan hanya bersifat ukhrowi saja, tetapi juga berbicara
tentang duniawi.

Dari pemikiran-pemikiran pendidikan yang di rumuskan oleh Fazlur Rahman,


banyak hal-hal yang masih relevan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan saat ini
meskipun bisa dibilang teori-teorinya yang dikenal dengan penuh kontroversial,
namun sepatutnya kita masih bisa memetik banyak pelajaran dari pemikiran-
pemikirannya yang pada dasarnya sama dengan tokoh-tokoh pendidikan Islam lain
yakni mencerdaskan Umat Islam.

19
DAFTAR PUSTAKA

Iqbal, Abu Muhammad, Pemikiran Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Khoirudin, Moh., “Pendidikan Islam Tradisional dan Modern”, Jurnal Tasyri’: Vol 25,
Nomor 2, Oktober 2018.

Khotimah, “Pemikiran Fazlur Rahman Tentang Pendidikan Islam”, Jurnal Ushuluddin: Vol.
XXII No. 2, Juli 2014.

Maragustam, Filsafat Pendidikan Islam Menuju Pembentukan Karakter, Yogyakarta:


Pascasarjana FITK, 2018.

20
Mawaddah, Ummu dan Siti Karomah, “Relevansi Pemikiran Fazlur Rahman Terhadap
Pendidikan Modern di Indonesia”, Jurnal Al-Thariqah: Vol. 3, No.1, Januari-Juni
2018.

Pemerintah Indonesia. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional Bab 2 Pasal 3. Lembaran Negara RI Tahun 2003, No 20, Jakarta: Sekertariat
Negara, 2003.

Rahman, Fazlur, Islam dan Modernitas: Tentang Transformasi Intelektual, terj. Ahsin
Muhammad, Bandung: Pustaka, 1985.

Rahman, Fazlur, Islam, terj. Ahsin Muhammad, Bandung: Pustaka, 2010.

Sutrisno, Fazlur Rahman: Kajian terhadap Metode, Epistemologi dan Sistem Pendidikan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

Zuraya, Helva, “Konsep Pendidikan Fazlur Rahman”, Jurnal Khatulistiwa: vol. 3, no. 2,
September 2013.

21

Anda mungkin juga menyukai