Anda di halaman 1dari 12

Kajian Religi, Etika, Yuridis, Sosio Kultural dan Sosio Ekonomi

Terhadap Tujuan Pendidikan

MATA KULIAH : KAJIAN PEDAGOGIK

Oleh :
Fajar Gumelar Pratama –
Syarif AlamSyah - 1907448
01 PENGERTIAN PERSPEKTIF DAN TUJUAN PENDIDIKAN

Pembahasan 02 PERSPEKTIF RELIGI TERHADAP TUJUAN PENDIDIKAN

03 PERSPEKTIF ETIKA TERHADAP TUJUAN PENIDIDIKAN

04 PERSPEKTIF YURIDIS TERHADAP TUJUAN PENDIDIKAN

PERSPEKTIF SOSIO KULTURAL TERHADAP TUJUAN


05 PENDIDIKAN

06 PERSPEKTIF SOSIO EKONOMI TERHADAP TUJUAN


PENDIDIKAN
PENGERTIAN PERSPEKTIF

• Pengertian perspektif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sudut pandang atau
pandangan.
• Menurut Sumaatmadja dan Winardit 1999 : perspektif merupakan cara pandang seseorang
atau cara seseorang berperilaku terhadap suatu fenomena kejadian atau masalah. 
• Sedangkan menurut Suhanadji dan Waspada TS 2004 : perspektif merupakan cara
pandang/wawasan seseorang dalam menilai masalah yang terjadi di sekitarnya. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka Perspektif dapat diartikan sebagai cara pandang seseorang
terhadap sesuatu.
PENGERTIAN PENDIDIKAN SERTA TUJUANNYA

Pendidikan menurut UUSPN No.20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensinya untuk memilih kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirim
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan Negara.

Dalam pendidikan dikenal dengan tujuan pendidikan yakni :


Tujuan nasional adalah tujuan yang hendak dicapai oleh system pendidikan suatu bangsa
berdasarkan filsafah bangsa yang bersangkutan
Tujuan institusional adalah tujuan yang hendak dicapai setelah menyelesaikan program
pendidikan pada institusi pendidikan
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang hendak dicapai setelah menyelsaikan bidang studi tertentu
Tujuan instruksional adalah tujuan yang akan dicapai setelah menyelesaikan suatu program
satuan pembelajaran,
Tujuan umum adalah tujuan yang esensial dan final setelah meyelesaikan tingkatan tujuan-
tujuan tersebut .
PERSPEKTIF RELIGI TERHADAP TUJUAN PENDIDIKAN

Dalam kontek ini, dasar yang menjadi acuan pendidikan


Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan Tujuan pendidikan Islam adalah mendekatkan diri kita kepada
kekuatan yang dapat menghantarkan peserta didik ke Allah dan pendidikan islam lebih mengutamakan akhlak, untuk
arah pencapaian pendidikan. Oleh karena itu, dasar yang mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia
terpenting dari pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan (peserta didik) secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan
sunnah Rasulullah (hadits). melalui latihan jiwa, akal pikiran (intelektual), diri manusia yang
rasional serta perasaan dan indera.

Tujuan pendidikan islam secara lebih luas yaitu untuk :


a. Pembinaan akhlak
b. Penguasaan ilmu
c. Keterampilan bekerja dalam masyarakat
d. Mengembangkan akal dan akhlak
e. Pengajaran Kebudayaan
f. Pembentukan kepribadian
g. Menghambakan diri kepada Allah
h. Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat
Menurut Al-Ghazali tujuan pendidikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
• Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang ialah pendekatan diri kepada Allah. Pendidikan dalam prosesnya harus mengarahkan manusia
menuju pengenalan dan kemudian pendekatan diri kepada tuhan pencipta alam.
• Tujuan Jangka Pendek
Menurut Al-Ghazali, tujuan pendidikan jangka pendek ialah diraihnya profesi manusia sesuai dengan bakat dan
kemampuan. Syarat untuk mencapai tujuan itu, manusia harus mengembangkan ilmu pengetahuan baik yang termasuk
fardhu ain maupun fardu kifayah.

Orang dapat mendekatkan diri kepada Allah hanya setelah


memperoleh ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan itu sendiri
tidak akan dapat diperoleh manusia kecuali melalui pengajaran.
PERSPEKTIF ETIKA TERHADAP TUJUAN PENDIDIKAN

Nilai, moral dan etika merupakan tiga istilah yang saling terkait yang biasanya dalam bahasa sehari-hari
dianggap sepadan baik dalam makna maupun fungsi Pada hal ketiga itu memiliki hakiki dan orientasi yang
berbeda-bedakendati antara satu dan yang lain terkait erat. Etika mengungkapkan kadar perbuatan dan
tindakan seseorang dalam hubungan sesamanya. Terintergrasinya norma-norma kehidupan diukur dari
pernyataan melalui kata dan perbuatan.
Pendidikan yang berhasil tepat guna adalah proses pendidian yang mampu melahirkan anak didik yang
beretika dan bermoral. Tanpa itu maka pendidikan dapat dinyatakan gagal. Maka demi melahirkan
peserta didik yang beretika maka, dirumuskanlah tujuan pendidikan yang diamanatkan dalam undang-
undang Sikdiknas dan dalam UUD 1945 yaitu tujuan dari pendidikan nasional adalah menelorkan peserta
didik yang bertakwa dan beretika.

Dengan demikian pandangan etika bagi tujuan pendidikan adalah :


• Menghasilkan manusia yang berakhlak mulia
• Menghasilkan manusia yang religius dan humanis
• Menghasilkan manusia yang sosialis
• Menghasilkan manusia yang mempunyai sifat perasa
• PERSPEKTIF YURIDIS TERHADAP TUJUAN PENDIDIKAN

Kemerdekaan bangsa Indonesia Berdasarkan UUD 1945 dan Pasal 31 ayat (3)
diproklamasikan pada tgl. 17 Agustus 1945. UUD 1945, maka tujuan pendidikan nasional
Sehari setelah itu, pada tgl. 18 Agustus 1945 adalah untuk “berkembangnya potensi peserta
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia didik agar menjadi manusia yang beriman dan
(PPKI) menetapkan UUD 1945 sebagai bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
konstitusi Negara. Apabila kita mengkaji alinea berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
keempat Pembukaan UUD 1945, di sana mandiri, dan menjadi warga negara yang
tersurat dan tersirat cita-cita nasional dibidang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3
pendidikan, yaitu untuk mencerdaskan dan Penjelasan atas UU RI No. 20 tahun
kehidupan bangsa. 2003).

Maka dalam perspektif ini tujuan


pendidikan dimaksudkan untuk:
• Menciptakan manusia Indonesia
yang sadar hukum
• Menciptakan manusia Indonesia yang
paham hukum
• Menciptakan manusia Indonesia yang
taat hukum
Portfolio Presentation
PERSPEKTIF SOSIO-KULTURAL TERHADAP TUJUAN PENDIDIKAN
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Bab II
Pasal 3 di atas jelas bahwa, selain bertujuan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, fungsi
pendidikan nasional kita susungguhnya juga
diarahkan untuk membentuk watak atau Indonesia merupakan negara dengan
karakter bangsa Indonesia, sesuai dengan jumlah budaya sangat beragam bila
potensi keunggulan budaya lokal bangsa yang dibandingkan dengan negara-negara
Maka dengan demikian
beradab dan bermartabat luhur. yang lain di muka bumi ini. Karakternya dalam perspektif budaya,
yang berkepulauan berpotensi untuk tujuan pendidikan
adanya keanekaragaman adat, budaya dimaksudkan untuk
dan tardisi. Maka hendaknya menciptakan insan
pendidikan harus diarahkan untuk Indonesia yang berbudaya,
meneguhkan identitas kebudayaan itu. bangga akan kebudayaan
Pendidikan yang berlandaskan dan mampu merefleksikan
kebudayaan itu di tengah
kearifal-kearifal lokal akan mampu
pergaulan dunia.
mewujudkan manusia Indonesia yang
berbudaya.
PERSPEKTIF SOSIO-EKONOMI TERHADAP TUJUAN
PENDIDIKAN

Dalam perspektif ekonomi, pendidikan merupakan human invesment yang akan


menghasilkan manusia-manusia yang handal untuk menjadi subyek penggerak
pembangunan ekonomi nasional

Oleh karena itu, pendidikan harus mampu melahirkan lulusan-lulusan bermutu yang
memiliki pengetahuan, menguasai teknologi, dan mempunyai keterampilan teknis yang
memadai. Pendidikan juga harus dapat menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang
memiliki kemampuan kewirausahaan, yang menjadi salah satu pilar utama aktivitas
perekonomian nasional. Bahkan peran pendidikan menjadi sangat penting dan strategis
untuk meningkatkan daya saing nasional dan membangun kemandirian bangsa, yang
menjadi prasyarat mutlak dalam memasuki persaingan antar bangsa di era global.
Philip Kotler (1997) berpendapat bahwa ada empat faktor yang berpengaruh terhadap
kemajuan sebuah bangsa adalah :
1) Natural Capital (sumber daya alam) seperti tanah, mineral, tambang, air, dan lain-lain;
2) Physical Capital (modal fisik) seperti mesin-mesin, bangunan, dan infrastruktur;
3) Human Capital (SDM) yaitu nilai produktivitas manusia seperti kreativitas, inovasi
4) Social Capital (modal sosial) seperti kualits keluarga, komunitas, organisasi
masyarakat, yang menjadi perekat hubungan sosial.

Dari keempat modal tersebut SDM menurut Harbison merupakan modal paling utama
karena SDM yang berkualitas akan mampu mengelola dan memobilisasi dana,
mengembangkan teknologi, memproduksi barang dan jasa, dan melakukan aktivitas
perdagangan. Oleh karena itu, jika suatu negara tidak berhasil dalam mengembangkan
SDM maka negara tersebut tidak akan membuat apapun,

Dengan demikian dalam perspekstif ini bagi tujuan


pendidikan adalah:
1. Faktor penentu kemajuan bangsa di masa depan;
2. Salah satu bentuk investasi modal manusia (human
invesment) dalam menentukan kualitas SDM dalam
pembangunan ekonomi sebuah negara.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai