Oleh :
Fajar Gumelar Pratama –
Syarif AlamSyah - 1907448
01 PENGERTIAN PERSPEKTIF DAN TUJUAN PENDIDIKAN
• Pengertian perspektif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sudut pandang atau
pandangan.
• Menurut Sumaatmadja dan Winardit 1999 : perspektif merupakan cara pandang seseorang
atau cara seseorang berperilaku terhadap suatu fenomena kejadian atau masalah.
• Sedangkan menurut Suhanadji dan Waspada TS 2004 : perspektif merupakan cara
pandang/wawasan seseorang dalam menilai masalah yang terjadi di sekitarnya. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka Perspektif dapat diartikan sebagai cara pandang seseorang
terhadap sesuatu.
PENGERTIAN PENDIDIKAN SERTA TUJUANNYA
Pendidikan menurut UUSPN No.20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensinya untuk memilih kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirim
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan Negara.
Nilai, moral dan etika merupakan tiga istilah yang saling terkait yang biasanya dalam bahasa sehari-hari
dianggap sepadan baik dalam makna maupun fungsi Pada hal ketiga itu memiliki hakiki dan orientasi yang
berbeda-bedakendati antara satu dan yang lain terkait erat. Etika mengungkapkan kadar perbuatan dan
tindakan seseorang dalam hubungan sesamanya. Terintergrasinya norma-norma kehidupan diukur dari
pernyataan melalui kata dan perbuatan.
Pendidikan yang berhasil tepat guna adalah proses pendidian yang mampu melahirkan anak didik yang
beretika dan bermoral. Tanpa itu maka pendidikan dapat dinyatakan gagal. Maka demi melahirkan
peserta didik yang beretika maka, dirumuskanlah tujuan pendidikan yang diamanatkan dalam undang-
undang Sikdiknas dan dalam UUD 1945 yaitu tujuan dari pendidikan nasional adalah menelorkan peserta
didik yang bertakwa dan beretika.
Kemerdekaan bangsa Indonesia Berdasarkan UUD 1945 dan Pasal 31 ayat (3)
diproklamasikan pada tgl. 17 Agustus 1945. UUD 1945, maka tujuan pendidikan nasional
Sehari setelah itu, pada tgl. 18 Agustus 1945 adalah untuk “berkembangnya potensi peserta
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia didik agar menjadi manusia yang beriman dan
(PPKI) menetapkan UUD 1945 sebagai bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
konstitusi Negara. Apabila kita mengkaji alinea berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
keempat Pembukaan UUD 1945, di sana mandiri, dan menjadi warga negara yang
tersurat dan tersirat cita-cita nasional dibidang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3
pendidikan, yaitu untuk mencerdaskan dan Penjelasan atas UU RI No. 20 tahun
kehidupan bangsa. 2003).
Oleh karena itu, pendidikan harus mampu melahirkan lulusan-lulusan bermutu yang
memiliki pengetahuan, menguasai teknologi, dan mempunyai keterampilan teknis yang
memadai. Pendidikan juga harus dapat menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang
memiliki kemampuan kewirausahaan, yang menjadi salah satu pilar utama aktivitas
perekonomian nasional. Bahkan peran pendidikan menjadi sangat penting dan strategis
untuk meningkatkan daya saing nasional dan membangun kemandirian bangsa, yang
menjadi prasyarat mutlak dalam memasuki persaingan antar bangsa di era global.
Philip Kotler (1997) berpendapat bahwa ada empat faktor yang berpengaruh terhadap
kemajuan sebuah bangsa adalah :
1) Natural Capital (sumber daya alam) seperti tanah, mineral, tambang, air, dan lain-lain;
2) Physical Capital (modal fisik) seperti mesin-mesin, bangunan, dan infrastruktur;
3) Human Capital (SDM) yaitu nilai produktivitas manusia seperti kreativitas, inovasi
4) Social Capital (modal sosial) seperti kualits keluarga, komunitas, organisasi
masyarakat, yang menjadi perekat hubungan sosial.
Dari keempat modal tersebut SDM menurut Harbison merupakan modal paling utama
karena SDM yang berkualitas akan mampu mengelola dan memobilisasi dana,
mengembangkan teknologi, memproduksi barang dan jasa, dan melakukan aktivitas
perdagangan. Oleh karena itu, jika suatu negara tidak berhasil dalam mengembangkan
SDM maka negara tersebut tidak akan membuat apapun,