SOSIOLOGI
KELAS XI IPS SEMESTER II
KELOMPOK SOSIAL
1. Pengertian
a. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt mengartikan kelompok sosial sebagai kumpulan
manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi
b. SoerjonoSoekanto, berpendapat bahwa kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-
kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan diantara mereka secara
timbal balik dan saling mempengaruhi.
c. Robert K. Merton mendefinisikan kelompok sosial sebagai sekumpulan orang yang saling
berinteraksi sesuai pola yang mapan.
d. Mac Iver & Charles H. Page berpendapat bahwa kelompok sosial merupakan himpunan
atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, hubungan antarmanusia dalam
himpunan bersifat saling memepengaruhi dengan kesadaran untuk saling menolong
e. Giddens mendefinisikan kelompok sosial sebagai sejumlah orang yang berinteraksi satu
sama lain secara teratur.
f. Hendro Puspito menyatakan kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan
tetap dari individu-individu yang melaksanakan peranan-perannnya secara berkaitan guna
mencapai tujuan.
g. Jhonson berpendapat bahwa kelompok sosial adalah dua atau tiga orang lebih yang saling
berinteraksi dengan cara-cara yang terpola, dan dikendalikan sebagai sebuah kelompok oleh
mereka sendiri dan orang lain.
h. Mayor Polak menyatakan bahwa kelompok sosial adalah sejumlah orang yang saling
berhubungan dalam sebuah struktur.
i. Roucek dan Warren mendefinisikan kelompok sosial adalah interaksi antara mereka
sebagai anggota-anggota satu kesatuan.
j. Wila Huky berpendapat bahwa kelompok sosial merupakan suatu unit yang terdiri dari dua
orang atau lebih yang saling berinteraksi dan saling berkomunikasi.
● Genk
Ciri-ciri genk adalah:
✓ Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang
lain.(menyebabkan interaksi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang
sama)
✓ Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu
dengan yang lain (akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan
kecakapan individu yang terlibat)
✓ Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok
yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing.
✓ Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang
mengaturinteraksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai
tujuan bersama.
2) Kelompok nyata
a) Statistical Group (Kelompok Statistik)
Ciri-ciri kelompok statistik
✓ Tidak direncanakan, tidak disengaja, tidak berarti sangat mendadak /
spontan tetapi sudah terbentuk dengan sendirinya
✓ Tidak terhimpun dan tidak terorganisir dalam wadah tertentu
✓ Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi
secara terus-menerus
✓ Tidak ada kesadaran berkelompok
✓ Kehadirannya konstan
b) Societal Group (Kelompok Sosieta)
Ciri-ciri kelompok sosieta
✓ Tidak direncanakan, tidak sengaja, terbentuk dengan sendirinya
✓ Kemungkinan terhimpun dalam suatu wadah tertentu
✓ Kemungkinan terjadi interaksi, interrelasi, atau komunikasi
✓ Kemungkinan terjadi kesadaran kelompok
✓ Kehadirannya konstan
c) Social Group (Kelompok Sosial)
Sering disamakan dengan masyarakat dalam arti khusus. Terbentuk karena
adanya unsur-unsur yang sama, seperti tempat tinggal, pekerjaan yang sama,
kedudukan yang sama, atau kegemaran yang sama. Memiliki anggota yang
berinteraksi dan melakukan komunikasi secara terus menerus. Contoh: tetangga,
teman
d) Associational Group (Kelompok Assosiasi)
Ciri-ciri kelompok asosiasi:
✓ Direncanakan atau sengaja dibentuk
✓ Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah
✓ Ada interaksi dan interrelasi serta komunikasi secara terus-menerus
✓ Adanya kesadaran kelompok yang kuat
✓ Kehadirannya konstan
Contoh: dalam lembaga pendidikan, kesatuang angkatan bersenjata
b. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antaranggota
Menurut Ferdinand Tonnies:
1) Gemeinschaft (Paguyuban)
Kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat
alamiah dan kekal.
Ciri gemeinschaft:
✓ Adanya hubungan perasaan kasih sayang
✓ Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan
✓ Tidak suka menonjolkan diri
✓ Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif
✓ Terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota
✓ Hubungan antaranggota bersifat informal
Bentuk gemeinschaft:
✓ Gemeinschaft by blood (ikatan darah) Contoh : keluarga , kelompok kekerabatan.
✓ Gemeinschaft of place (tempat).Contoh : Rukun Tetangga, Rukun Warga.
✓ Gemeinschaft of mind (dasar ideologi): terdiri dari individu yang memiliki jiwa dan
pikiran yang sama karena ideologi yang sama.
2) Gesselscaft (Patembayan)
Ikatan lahir yang bersifat pokok untuk waktu yang yang pendek, strukturnya bersifat
mekanis dan bersifat sebagai suatu bentuk pikiran belaka.
Ciri-ciri gesselshaft :
✓ Hubungan biasanya berdasarkan hubungan ekonomi
✓ Memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal
✓ Memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
✓ Lebih didasarkan pada kenyataan sosial
Jika ditabelkan maka perbedaan tersebut akan telihat:
Gemeinschaft Gesselschaft
(Paguyuban) (Patembayan)
Personal Impersonal
Informal Formal, kontraktul
Tradisional Utilitarian
Sentimental Realistis, “ketat”
Umum Kusus
c. Klasifikasi kelompok sosial menurut pencapaian tujuan
1) Kelompok formal : memiliki peraturan tegas dan sengaja dibuat oleh anggotanya
untuk mengatur hubungan antaranggotanya.
Cirinya:
✓ Jumlahnya relatif besar
✓ Aturan tertulis
✓ Bersifat resmi
✓ Hubungan antar anggota renggang tidak saling kenal
2) Kelompok informal : terbenhtuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan merasa
memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.
Cirinya:
✓ Jumlah relatif kecil
✓ Aturan tidak tertulis
✓ Bersifat tidak resmi
✓ Hubungan antar anggota rapat dan saling mengenal
d. Klasifikasi menurut pendapat Merton
1) Membership group
Merupakan kelompok social yang setiap orang secara fisik menjadi anggota
kelompok tersebut
2) Reference group
Kelompok social yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok
untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan.
e. Klasifikasi menurut pendapat Merton
1) Membership group
Merupakan kelompok social yang setiap orang secara fisik menjadi anggota
kelompok tersebut
2) Reference group
Kelompok social yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok
untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan.
f. Menurut sudut pandang individu
1) In-group
✓ Kelompok sosial yang mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya.
✓ Hubungan sesama anggota in-group adalah persahabatan, kerjasama,
keteraturan, kerbersamaan, tolong menonolong dan kedamaian.
2) Out-group
✓ Adapun orang-orang yang berada di luar kelompoknya itu disebut individu
tersebut out-group
✓ Adapaun hubungan anggpta in-group dengan orang yang dianggap out-group
biasanya muncul kebencian, merasa asing, bahkan dapat menimbulkan
permusuhan/peperangan.
g. Klasifikasi menurut kualitas hubungan antar anggota
1) Kelompok primer
Suatu kelompok yang hubungan antar anggota saling mengenal dan bersifat
informal.
ciri-ciri
✓ kenal-mengenal dekat antar anggotanya
✓ kerjasama yang erat
✓ Hubungan bersifat pribadi
✓ Kelompok ini cara berinteraksi dan berkomunikasinya secara langsung
(bertatap muka) tanpa melalui perantara
✓ Mempunyai tujuan yang sama.
Misalnya:keluarga, RT, kawan sepermainan, dan lain-lain.
2) Kelompok sekunder
suatu kelompok yang hubung antaranggotanya
✓ bersifat formal
✓ impersonal
✓ Didasarkan pada asas manfaat
✓ Interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang
kekeluargaan.
✓ Hubungan ini biasanya bersifat obyektif.
Misalnya:partai politik , serikat kerja dan lain-lain
h. Klasifikasi menurut Emile Durkeim
1) Solidaritas Mekanik
Relatif berdiri sendiri (tidak bergantung pada orang lain) dalam keefisienan kerja
Terjadi di Masyarakat Sederhana
Ciri dari Masyarakat Tradisional (Pedesaan)
Kerja tidak terorganisir
Beban lebih berat
Tidak bergantung dengan orang lain
Hukum yang berlaku bersifat pidana
2) Solidaritas Organik
Saling Keterkaitan dan mempengaruhi dalam keefisienan kerja
Dilangsungkan oleh Masyarakat yang kompleks
Ciri dari Masyarakat Modern (Perkotaan)
Kerja terorganisir dengan baik
Beban ringan
Banyak saling bergantungan dengan yang lain
Hukum yang berlaku bersifat perdata
i. Klasifikasi menurut Soerjono Soekanto
1) Berdasarkan besar kecilnya anggota kelompok
2) Berdasarkan derajat interaksi dalam kelompok
3) Berdasarkan kepentingan dan wilayah
4) Berdasarkan kelangsungan kepentingan
5) Berdasarkan derajad organisasi
7. Dimensi Hubungan Antar Kelompok Sosial
a. Sejarah
b. Institusi
c. Sikap
d. Gerakan sosial
8. Pola Hubungan Antar kelompok Sosial
a. Akulturasi
b. Dominasi
Menurut Konblum, ada 5 bentuk dominasi:
▪ Genosida
▪ Pengusiran
▪ Perbudakan
▪ Segregasi
▪ Asimilasi
c. Paternalisme
d. Integrasi
e. Pluralisme
Dalam kohesi akan terlihat tingkah laku para anggota dalam suatu kelompok, seperti proses
pengelompokan, intensitas hubungan anggota, arah pilihan dan nilai-nilai dalam kelompok.
• Motif/ Dorongan
Berkisar pada perhatian anggota terhadap kehidupan kelompok, seperti kesatuan kelompok,
tujuan kelompok dan orientasi diri terhadap kelompok
• Struktur
• Pimpinan
• Perkembangan kelompok
Perkembangan kelompok itu dapat berujud perkembangan dalam arti maju, statis maupun
kemunduran/pecah.
b. Kelompok Volunter
Terdiri dari orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama, tetapi tidak mendapatkan
perhatian dari masyarakat yang semakin luas daya jangkauannya. Kelompok volunter
tersebut memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya secara mandiri tanpa mengganggu
kepentingan masyarakat umum. Kelompok volunter dapat berkembang menjadi kelompok
yang mantap karena diakui masyarakat umum. Contohnya KIPP (Komite Independen
Pemantau Pemilu), kelompok relawan, Kelompok pecinta alam.
c. Kelompok Okupasional
Ketika masyarakat semakin maju, spesialisasi dikembangkan secara ilmiah melalui lembaga-
lembaga pendidikan tertentu sehingga menghasilkan orang-orang yang ahli dalam ilmu-ilmu
tertentu. Oleh karena itu muncullah kelompok-kelompok profesi (kelompok okupasional)
terdiri dari kalangan profesional yang memiliki etika profesi.
MASYARAKAT MULTIKULTURAL
1. Pengertian Multikulturalisme
✕ Azyumardi Azsra
✕ Lawrence Blum
✕ M. Atho’ Muzhar
Masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen
yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam kesatuan
politik.
✕ J. Nasikun
✕ Clifford Geertz
Keterangan :
A :SukuJawa I : Islam
B :SukuMinang II : Kristen
Penjelasan :
Si A dan B, berbeda suku bangsa tapi sama agamanya.
Contoh interseksi sosial dengan parameter agama dan pendidikan
Pak Buyung: suku Minangkabau, sarjana, beragama Islam, pengusaha.
Pak Bejo: suku Jawa, sarjana, beragama Islam, Pegawai Negeri
Sipil.
Bila terjadi proses interaksi sosial dalam struktur sosial masyarakat multikultural, akan
mendukung tercapainya integrasi sosial.(Interseksi sosial berdampak positif terhadap
integrasi sosial)
b. Konsolidasimerupakan suatu proses penguatan atau peneguhan keanggotaan individu
atau beberapa kelompok yang berbeda dalam suatu kelompok sosial melalui tumpang
tindih keanggotaan.Contoh dari konsolidasi adalah suku Melayu identik dengan Islam,
suku Bali identik dengan agama Hindu, suku Cina identik dengan pedagang.Bila terjadi
proses konsolidasi sosial dalam struktur sosial masyarakat multikultural, akan
menghambat tercapainya integrasi sosial. (Konsolidasi sosial, tanpa diiringi perasaan
nasionalisme, berdampak negatif terhadap integrasi sosial.)
c. Mutual Akulturasi
Akulturasi yang terjadi karena dua budaya atau lenih penyuusunnya saling
menguntungkan. Contohnya akulturasi masakan padang ke masyarakat jawa.
d. Primordialismeadalah suatu pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang
dibawanya sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala
sesuatu yang ada pada lingkungan pertamanya sehingga membentuk sikap tertentu.
Contoh primordialisme:
f. Politik Aliran (sekterian)ideologi nonformal yang dianut oleh anggota organisasi politik
dalam suatu negara.
Contoh : Partai Demokrat, PKS, PDI dsb.
g. Nasionalisme
Rasa cinta terhadap tanah air. Nasionalisme yang berlebihan akan menimbulkan
chauvinisme yaitu sikap meremehkan bangsa lain.
9. Salah satu akibat keanekaragaman dalam masyarakat adalah menimbulkan beragam perilaku
dalam masyarakat, antara lain:
a. Cara berbusana
b. Berbahasa dan gaya bicara
c. Pola komunikasi nonverbal
d. Penyebutan gelar, pangkat dan jabatan
e. Seragam yang dipakai
f. Tipe/bentuk dan letak pemukiman
g. Kegiatan rekreasi, olahraga dan kegemaran
h. Selera makan
10. Alternatif pemecahan masalah yang ditimbulkan oleh keanekaragaman dan perubahan
kebudayaan:
a. Asimilasi
b. Pemisahan diri
c. Integrasi
d. Pluralisme
11. Beberapa sikap kritis yang harus dikembangkan dalam masyarakat yang beraneka ragam:
a. Mengembangkan sikap saling menghargai (toleransi) terhadap nilai dan norma yang
berbeda-beda dari anggota masyarakat yang kita temui, tidak mementingkan ras, etnis
atau agamanya sendiri.
b. Meninggalkan sikap primordialisme terutama yang menjurus pada etnosentrisme dan
ekstrimisme yang berlebihan.
c. Menegakkan supremasi hukum.
d. Mengembangkan rasa nasionalisme melalui penghayatan wawasan berbangsa dan
bernegara namun menghindarkan sikap chauvinisme yang akan mengarah pada sikap
menutup diri dan sikap ekstrim akan perbedaan kepentingan dengan masyarakat yang
berada di negara lain.
e. Menyelesaikan konflik dengan cara yang akomidatif melalui mediasi, kompromi dan
adjudifikasi.
f. Mengembangkan kesadaram sosial dan menyadari peranan bagi setiap individu terutama
pemegang kekuasaan dan penyelenggara kenegaraan secara formal.
12. Langkah-langkah penanganan sosial budaya menuju integrasi:
a. Transmigrasi
b. Pembangunan daerah terisolir
c. Otonomi daerah
d. Pemerataan pendidikan
e. Pemerataan pembangunan
f. Perbaikan sarana pendidikan
13. Pengaruh Terbentuknya Masyarakat Multikultural terhadap Kehidupan Masyarakat
a. Konflik
Kondisi kemajemukan berpengaruh terhadap munculnya potensi:
✓ konflik horizontal (dalah Konflik yang terjadi antar individu atau kelompok yang
sekelas atau sederajat.)
Contoh konflik horisontal:
Konflik antara petani cabai dengan petani tomat
Tawuran antara mahasiswa fakultas teknik dengan mahasiswa fakultas hukum
Perkelahian sesama tukang ojek karena rebutan penumpang
✓ Koflik vertikal (Konflik yang terjadi antar individu atau kelompok yang
kedudukannya tidak sama dalam masyarakat)).
Contoh konflik vertikal:
● Misalnya konflik antara buruh pabrik dengan manager
● Konflik antara mentri dan presiden
● Konflik antara ketua dan sekretaris dalam suatu organisasi
b. Munculnya sikap primordialisme.
Primordialisme : paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak lahir, baik
mengenai tradisi, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan
pertamanya.Contoh perilaku primordial :
1) Membentuk partai politik berdasarkan paham, ideologi, atau keterikatan pada faktor-
faktor seperti suku bangsa, agama, dan ras
2) Memberikan prioritas atau perlakuan istimewa kepada orang-orang yang berasal dari
daerah, suku bangsa, agama, atau ras tertentu.
c. Munculnya sikap etnosentrisme.
Etnosentrisme : sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan
sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat
dan kebudayaan lain. Contoh sikap etnosentrisme: Sudah puluhan tahun keluarga Pak
Slamet (suku Jawa) merantau di daerah Bitung, Sulawesi Utara. Selama berinteraksi
dengan lingkungan barunya, mereka masih memegang prinsip dan budaya asalnya.
d. Munculnya sikap fanatik dan ekstrem.
Fanatik : sangat kuat meyakini ajaran atau mendukung suatu kelompok. Kerusuhan
antarsuporter sepak bola merupakan contoh negatif perilaku masyarakat multikultural
yang didasari: fanatisme.Ekstrem : fanatik, sangat keras dan teguh.
Seorang ekstremis menganggap bahwa hanya pendapat kelompok sendirilah yang benar
dan menolak pendapat dari luar kelompoknya. Dalam kehidupan multikultural, sikap
ekstrem tersebut dapat merusak upaya untuk memperkuat proses: integrasi.
e. Politik Aliran : ideologi nonformal yang dianut oleh anggota organisasi politik dalam
suatu negara.Contoh: PDI, PKS.Dampak positif dari berkembangnya politik aliran yang
terwujud dengan banyaknya partai politik adalah: beragam saluran aspirasi.