Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/260105557

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA


KONSEP DAN AKTIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Article · January 2013

CITATION READS

1 4,266

6 authors, including:

rofiqoh hasan Harahap Mara Bangun Harahap


Nusantara Muslim University of Al-Wasliyah State University of Medan
3 PUBLICATIONS   2 CITATIONS    30 PUBLICATIONS   23 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

The Development of Model of Teaching View project

All content following this page was uploaded by Mara Bangun Harahap on 13 February 2014.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika
ISSN 2085-5281

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER


BERBASIS PETA KONSEP DAN AKTIVITAS TERHADAP
HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Rofiqoh Hasan Harahap dan Mara Bangun Harahap


Program Magister Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Medan

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan hasil belajar Fisika
siswa di antara model pembelajaran advance organizer berbasis peta konsep
dan model pembelajaran advance organizer tanpa berbasis peta konsep. (2)
Mengetahui hasil belajar Fisika antara siswa yang mempunyai aktivitas
belajar tinggi dan aktivitas belajar rendah. Penelitian ini merupakan
penelitian quasi eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Populasi penelitian
adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Sunggal Semester I T.P
2012/2013. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas dengan jumlah sampel
74 orang yang ditentukan dengan cluster random sampling, yaitu X-1
sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran advance
organizer berbasis peta konsep sebanyak 38 orang dan X-2 sebagai kelas
kontrol menggunakan model pembelajaran advance organizer tanpa
berbasis peta konsep sebanyak 36 orang. Uji persyaratan telah dilakukan
berupa uji normalitas dan homogenitas dan diperoleh hasil bahwa data
normal dan homogen. Hipotesis dianalisis menggunakan GLM pada taraf
signifikan 0,05 dengan bantuan SPSS 17.0 for windows. Hasil analisis data
dan uji hipotesis yang dilakukan diperoleh bahwa (1) Model pembelajaran
advance organizer berbasis peta konsep lebih baik dalam meningkatkan
hasil belajar Fisika siswa daripada model pembelajaran advance organizer
tanpa berbasis peta konsep. (2) Hasil belajar Fisika siswa yang mempunyai
aktivitas belajar tinggi lebih baik dibanding dengan siswa yang mempunyai
aktivitas belajar rendah. Berdasarkan analisis ini terdapat interaksi antara
model pembelajaran dan aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar Fisika.

Kata kunci: model pembelajaran, advance organizer, peta konsep, aktivitas


belajar, hasil belajar

Pendahuluan nya kemampuan berpikir siswa untuk meme-


Proses pembelajaran di kelas sebagian cahkan masalah Fisika.
besar bersifat transfer pengetahuan dari guru ke Berdasarkan hasil studi pendahuluan di
siswa saja, sehingga pembelajaran pun hanya SMA Negeri 1 Sunggal kabupaten Deli Serdang
diarahkan kepada kemampuan anak untuk dengan cara penyebaran angket kepada siswa,
menghafal informasi. Siswa dipaksa untuk wawancara langsung dengan guru Fisika dan
mengingat dan menimbun berbagai informasi melihat daftar nilai hasil ulangan harian siswa,
tanpa memaknai informasi yang didapatkannya. diperoleh data sebagai berikut: Data hasil
Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah, penyebaran angket kepada 67 siswa kelas X
mereka tidak mengetahui makna dari teori yang SMAN 1 Sunggal, Fisika termasuk mata
didapatkannya. Hal ini mengakibatkan rendah- pelajaran yang kurang disenangi siswa. Hanya

Vol. 4 (2) Desember 2012 32 Asosiasi Guru Fisika Indonesia Sumatera Utara
Harahap, R.H. dan Harahap, M.B.: Efek Model Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika
Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Peta ISSN 2085-5281
Konsep dan Aktivitas Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa.

20,29% dari siswa yang menyenangi Fisika, ada pada diri siswa, maka pembelajaran kurang
selebihnya 52,17% menjawab tidak suka dan bermakna bagi siswa. Untuk dapat mengaitkan
26,09% menjawab biasa saja. 49,28% siswa konsep baru dengan konsep-konsep yang telah
menganggap Fisika sebagai pelajaran yang sulit, ada dalam struktur kognitif, supaya pembelajaran
24,64% siswa yang menganggap Fisika sebagai menjadi bermakna, maka siswa membutuhkan
pelajaran yang biasa dan 26,09% yang lainnya semacam pertolongan mental berupa pengatur
menganggap Fisika pelajaran yang mudah tapi awal (advance organizer) yang mengarahkan
susah, sedikit sulit, dan lain-lain. Beberapa para siswa ke materi yang akan mereka pelajari,
alasan mereka yang menganggap Fisika itu sulit sehingga terjadi belajar bermakna.
adalah karena Fisika banyak hitungan, banyak Suatu alat yang memegang peranan penting
hapalan, membosankan, dan banyak rumusnya. dalam belajar bermakna adalah peta konsep,
Hasil wawancara dengan salah satu guru karena peta konsep dapat menunjukkan urgensi
Fisika kelas X di SMA Negeri 1 Sunggal dan posisi hubungan konsep-konsep yang
menyatakan bahwa hasil belajar Fisika siswa diajarkan sebelumnya dengan konsep-konsep
kelas X dapat dikategorikan cenderung masih yang akan diajarkan. Hudojo (Nurhayati, 2006)
rendah. Secara umum pada semester 1 tahun menyatakan bahwa peta konsep merupakan
pembelajaran 2011/2012, hanya sekitar 45% skema yang menggambarkan suatu himpunan
siswa mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan konsep-konsep dengan maksud mengaitkan/
Minimal) dengan KKM yang ditargetkan oleh menanamkan dalam suatu kerangka kerja dengan
sekolah pada mata pelajaran Fisika yaitu 71, menggunakan proposisi-proposisi agar menjadi
sehingga untuk menuntaskannya harus diadakan jelas baik bagi siswa maupun guru untuk
remedial kepada siswa tersebut. Dalam proses memahami ide-ide kunci yang harus terfokus
pembelajaran guru menyatakan kebanyakan kepada tugas belajar. Oleh sebab itu, dalam hal
masih menggunakan metode ceramah dari pada ini alternatif pembelajaran yang dapat digunakan
metode diskusi, tanya jawab dan demonstrasi. untuk membuat belajar menjadi lebih bermakna
Dari fakta tersebut terlihat bahwa masalah adalah model pembelajaran Advance Organizer
utama yag dihadapi oleh siswa adalah hasil yang dalam implikasinya menggunakan peta
belajar yang masih rendah, ditunjukkan dengan konsep.
masih sedikitnya siswa yang mencapai nilai Selain model pembelajaran faktor lain
KKM yang ditargetkan oleh sekolah pada mata yang juga diperkirakan mempengaruhi hasil
pelajaran Fisika. Diduga sumber masalahnya belajar adalah faktor karakteristik siswa.
adalah proses belajar siswa yang hanya Kondisi pembelajaran yang harus dijadikan
menghapal informasi. Dalam menerima infor- dasar dalam mengembangkan atau menetapkan
masi, ada kemungkinan siswa lebih cenderung model pembelajaran adalah karakteristik siswa.
menghapalkan informasi yang didapatkan tanpa Agar hasil belajar dapat mendekati atau sesuai
mencoba mengaitkan dengan konsep yang dengan tujuan pembelajaran, model pembela-
pernah dimiliki sebelumnya (Dahar, 2011). jaran harus sesuai dengan karakteristik siswa.
Hasil belajar yang masih kurang dapat Karakteristik siswa adalah variabel yang tidak
terjadi karena hakikat belajar yang belum dapat dimanipulasi tetapi merupakan salah satu
terpenuhi. Komalasari (2010) mengungkapkan kondisi pembelajaran yang harus dijadikan
tentang hakikat belajar yaitu perubahan sese- pijakan dalam memilih dan mengembangkan
orang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu proses pembelajaran agar lebih sesuai dan
merupakan hasil dari proses belajar. Hal ini memudahkan siswa untuk belajar (Dick dan
dapat dimaknai bahwa hasil belajar sangat Raiser, 1996).
terkait dengan prosesnya. Jika proses pembela- Karakteristik siswa dalam penelitian ini
jaran hanya mengarahkan siswa untuk meng- adalah aktivitas belajar Fisika yang dilakukan
hapal tanpa melalui pengolahan potensi yang oleh siswa itu sendiri untuk berprestasi.

Vol. 4 (2) Desember 2012 33 Asosiasi Guru Fisika Indonesia Sumatera Utara
Harahap, R.H. dan Harahap, M.B.: Efek Model Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika
Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Peta ISSN 2085-5281
Konsep dan Aktivitas Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa.

Aktivitas siswa dalam belajar sangat bergantung pertanyaan, melakukan diskusi dan percobaan
pada aktivitas guru dalam pembelajaran dan serta memberikan jawaban. Aktivitas belajar ini
pembentukan kompetensi peserta didik, serta akan mendukung pencapaian hasil belajar.
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Hasil belajar adalah penguasaan produk
Aktivitas belajar adalah segala bentuk atau Fisika yang mengacu pada perubahan kemam-
kegiatan untuk melakukan proses pembelajaran puan bidang kognitif yang mencakup dimensi
(Sardiman, 2010). Dalam hal ini keterlibatan pengetahuan dan dimensi proses kognitif yang
siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dicapai siswa sebagai hasil dari proses
meningkatkan hasil belajar Fisika. Hal ini sesuai pembelajaran Fisika yang ditempuh selama
dengan Hakim (2005) yang mengemukakan kurun waktu tertentu berdasarkan tujuan
bahwa aktivitas belajar yang dilakukan secara pembelajaran yang ditetapkan (Anderson dan
kontinu menentukan tinggi rendahnya hasil Krathwohl, 2001).
belajar siswa. Model pembelajaran advance organizer
Berdasarkan latar belakang masalah yang menurut Joyce, et al. (2009) terdiri dari tiga fase
telah dikemukakan di atas, rumusan masalah- sebagai sintaks pembelajarannya, yaitu (1)
nya adalah apakah ada perbedaan hasil belajar Presentasi advance organizer, pada tahap ini
Fisika siswa yang menggunakan model pembe- aktivitas yang dikembangkan adalah mengklari-
lajaran advance organizer berbasis peta konsep fikasi tujuan-tujuan pembelajaran, mempresen-
dan model pembelajaran advance organizer tasikan advance organizer yang dalam penelitian
tanpa berbasis peta konsep? Apakah ada ini berbasis peta konsep, dan menumbuhkan
perbedaan hasil belajar Fisika siswa yang kesadaran pengetahuan yang relevan; (2)
mempunyai aktivitas belajar rendah dan Presentasi tugas atau materi pembelajaran, dan
aktivitas belajar tinggi? Sedangkan tujuan (3) Penguatan struktur kognitif, tahap ini
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan bertujuan untuk mengaitkan materi belajar yang
hasil belajar Fisika siswa yang menggunakan baru dengan struktur kognitif siswa.
model pembelajaran advance organizer berbasis
peta konsep dan model pembelajaran advance Metode Penelitian
organizer tanpa berbasis peta konsep dan Penelitian ini bersifat quasi experimen,
mengetahui perbedaan hasil belajar Fisika melibatkan dua kelas yang diberi perlakuan
siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah berbeda. Populasi dalam penelitian ini adalah
dan aktivitas belajar tinggi. seluruh siswa kelas X semester 1 SMAN 1
Peta konsep merupakan suatu alat yang Sunggal T.P 2012/2013 yang terdiri dari delapan
digunakan untuk menyatakan hubungan yang kelas. Selanjutnya sampel dibagi menjadi kelas
bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk eksperimen berjumlah 38 siswa dan kelas kontrol
proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi meru- berjumlah 36 siswa. Kelas eksperimen dengan
pakan dua atau lebih konsep-konsep yang model pembelajaran advance organizer berbasis
dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit peta konsep dan kelas kontrol dengan model
yang semantik (Dahar, 2011). Untuk dapat pembelajaran advance organizer tanpa berbasis
menghubungkan antar konsep yang ada, peta konsep.
diperlukan aktivitas belajar yang berfokus pada Rancangan penelitian ini secara ringkas
siswa. dengan desain control group pretest-postest
Aktivitas meliputi semua kegiatan yang design yang ditunjukkan pada Tabel 1.
dilakukan siswa yang berhubungan dengan Tabel 1. Control Group Pretest-Posttest Design
pembelajaran yang dilakukan selama proses Kelas Pretes Perlakuan Postes
pembelajaran berlangsung (Sardiman, 2010). Eksperimen Y1 X1 Y2
Dalam hal ini aktivitas yang diamati meliputi Kontrol Y1 X2 Y2
menyimak dan memperhatikan, mengajukan Sumber: Sukardi, 2008.

Vol. 4 (2) Desember 2012 34 Asosiasi Guru Fisika Indonesia Sumatera Utara
Harahap, R.H. dan Harahap, M.B.: Efek Model Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika
Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Peta ISSN 2085-5281
Konsep dan Aktivitas Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa.

Rancangan penelitian dengan desain bahwa rata-rata gain-N hasil belajar Fisika pada
faktorial 2 x 2 dapat ditunjukkan pada Tabel 2. siswa kelas eksperimen sebesar 0,55 dan kelas
Tabel 2. Desain Faktorial kontrol sebesar 0,43. Nilai rata-rata gain-N jika
Para meter
Model Pembelajaran (A)
Rata- berdasarkan kategori interpretasi indeks gain–N
AO berbasis AO Tanpa yang dikemukakan oleh Hake, maka kategori
rata
PK (A1) PK (A2)
indeks gain-N hasil belajar Fisika kelas ekspe-
AR
Akt A1B1 A2B1 μ B1 rimen dan kelas kontrol dua-duanya sedang.
(B1)
ivit
AT
as A1B2 A2B2 μ B2
(B2) Pengujian Hipotesis Penelitian
Rata-rata µ A1 μ A2 Pengujian hipotesis dengan menggunakan
Keterangan: uji anova dengan bantuan SPSS 17.0 for
AO = Advance Organizer; PK = Peta Konsep windows. Dari data tes hasil belajar diperoleh
AR = Aktivitas Rendah; AT = Aktivitas Tinggi total skor dan rata-rata skor tiap kelompok
untuk anova 2 jalur yang dapat dilihat pada
Hasil dan Pembahasan Tabel 3.
Uji Kesamaan Dua Rerata (Uji-t) Kemampuan Tabel 3. Rangkuman Hasil Data Penelitian
Awal Model
Uji kesamaan dua rerata dengan uji-t dua Pembelajaran (A)
pihak melalui bantuan program SPSS 17.0 for Para meter AO AO Rata-rata
berbasis Tanpa
Windows menggunakan Independent Sample T- PK (A1) PK (A2)
Test dengan asumsi kedua varians homogen Akt AR (B1) 0,42 0,44 0,43
(equal varians assumed) dengan taraf signifi- ivit
kansi 0,05. Hipotesis tersebut dirumuskan as AT (B2) 0,63 0,43 0,55
dalam bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak) Rata-rata 0,55 0,43
sebagai berikut. Dengan adanya tabel penolong maka
HO : µ 1 = µ 2 Ha : µ 1 ≠ µ2 dihitung anava faktorial 2 x 2. Adapun hasil
Keterangan: perhitungan anova faktorial 2 x 2 menggunakan
HO : Hasil belajar Fisika siswa kelas eksperi- bantuan SPSS 17.0 dapat dilihat pada Tabel 4.
men dan kelas kontrol pada tes awal tidak Tabel 4. Hasil Uji Anova
berbeda secara signifikan. Jumlah Variasi Sig.
Ha : Hasil belajar Fisika siswa kelas eksperi- Model_Pembelajaran .005
men dan kelas kontrol pada tes awal
berbeda secara signifikan. Aktivitas .001
Hasil analisis data menunjukkan bahwa Model_Pembelajaran * Aktivitas .001
nilai signifikansi (sig.2-tailed) dengan uji-t Inter
adalah 0,938. Karena nilai signifikansinya lebih
Berdasarkan Tabel 4 dapat diuraikan
besar dari 0,05 maka HO diterima atau hasil
kesimpulan berdasarkan masing-masing hipo-
belajar Fisika siswa pada tes awal (pretes)
tesis sebagai berikut.
kedua kelas tersebut tidak berbeda secara
Hipotesis Pertama
signifikan. Sehingga dengan tidak adanya
Pada hasil perhitungan SPSS 17.0 diper-
perbedaan kemampuan awal siswa antara kelas
oleh output uji statistik data hasil belajar Fisika
ekperimen dan kelas kontrol maka dapat
siswa yang menggunakan model pembelajaran
dilakukan uji hipotesis.
advance organizer berbasis peta konsep dan
hasil belajar Fisika siswa yang menggunakan
Analisis Data Indeks Gain-N
model pembelajaran advance organizer tanpa
Berdasarkan hasil perhitungan didapat
berbasis peta konsep dapat dilihat pada Tabel 4.
ringkasan gain-N kelompok sampel terlihat

Vol. 4 (2) Desember 2012 35 Asosiasi Guru Fisika Indonesia Sumatera Utara
Harahap, R.H. dan Harahap, M.B.: Efek Model Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika
Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Peta ISSN 2085-5281
Konsep dan Aktivitas Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa.

Berdasarkan Tabel 4 diperoleh nilai Sig. dapat dinyatakan hipotesis statistik yang
sebesar 0,005. Oleh karena, nilai Sig. 0,005 < timbul. Berdasarkan hasil uji anava pada kolom
0,05, maka dapat dikatakan bahwa hasil model pembelajaran aktivitas diperoleh nilai
pengujian menolak Ho atau menerima Ha Sig.sebesar 0,001. Oleh karena, nilai Sig. 0,001
dalam taraf alpha 5%. Dengan demikian dapat < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa hasil
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil pengujian menolak Ho dan atau menerima Ha
belajar Fisika siswa yang diberi model dalam taraf alpha 5%. Dengan demikian dapat
pembelajaran advance organizer berbasis peta disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara
konsep dan model pembelajaran advance model pembelajaran advance organizer berbasis
organizer tanpa berbasis peta konsep. Dengan peta konsep dan model pembelajaran advance
kata lain, hasil belajar Fisika siswa yang diberi organizer tanpa berbasis peta konsep dengan
model pembelajaran advance organizer aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar
berbasis peta konsep lebih baik daripada model siswa.
pembelajaran advance organizer tanpa berbasis
peta konsep. Pembahasan
Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar Temuan hasil penelitian mengungkapkan
postes Fisika siswa dan rata-rata gain hasil bahwa kemampuan awal siswa kedua kelompok
belajar yang dibelajarkan dengan model pembe- sampel tidak berbeda secara signifikan (cende-
lajaran advance organizer berbasis peta konsep rung sama) sebelum materi diajarkan. Setelah
yaitu ( 78,84; 55,08) materi diajarkan yaitu untuk siswa kelas ekspe-
lebih tinggi dari hasil belajar postes Fisika rimen dengan menggunakan model pembelajaran
siswa dan rata-rata gain hasil belajar yang advance organizer berbasis peta konsep dan
dibelajarkan dengan model pembelajaran untuk siswa kelas kontrol dengan menggunakan
advance organizer tanpa berbasis peta konsep model pembelajaran advance organizer tanpa
yaitu ( 73,19; 43,36). berbasis peta konsep. Hasil penelitian mengung-
kapkan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan
Hipotesis Kedua dengan menggunakan model pembelajaran
Pada hasil perhitungan SPSS 17.0 diper- advance organizer berbasis peta konsep
oleh output uji statistik data hasil aktivitas cenderung lebih baik dibandingkan dengan
Fisika siswa yang menggunakan model siswa yang diajarkan dengan model pembela-
pembelajaran advance organizer berbasis peta jaran advance organizer tanpa berbasis peta
konsep dan hasil belajar Fisika siswa yang konsep. Hasil pengujian hipotesis membuktikan
menggunakan model pembelajaran advance bahwa terdapat interaksi antara model pembela-
organizer tanpa berbasis peta konsep dapat jaran advance organizer berbasis peta konsep
dilihat pada Tabel 4. dan aktivitas terhadap hasil belajar.
Berdasarkan Tabel 4 hasil uji anava pada Hasil penelitian ini sejalan denga peneli-
kolom aktivitas diperoleh nilai Sig. sebesar tian yang dilakukan oleh Budianto (2006) yang
0,001. Oleh karena, nilai Sig. 0,001 < 0,05, memberi kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
maka dapat dikatakan bahwa hasil pengujian hasil belajar antara siswa yang diajar menggu-
menolak Ho atau menerima Ha dalam taraf nakan model pembelajaran advance organizer
alpha 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan dengan siswa yang diajar dengan model
bahwa hasil belajar siswa yang memiliki konvensional. Kelompok siswa yang diajar
akitivitas belajar tinggi lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran advance
hasil belajar siswa yang memiliki aktivitas organizer memperoleh hasil belajar lebih tinggi
belajar rendah. jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis diajar menggunakan model pembelajaran yang
Tabel 4 menunjukkan adanya interaksi, sehingga konvensional.

Vol. 4 (2) Desember 2012 36 Asosiasi Guru Fisika Indonesia Sumatera Utara
Harahap, R.H. dan Harahap, M.B.: Efek Model Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika
Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Peta ISSN 2085-5281
Konsep dan Aktivitas Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa.

Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh tinggi yang ditunjukkan dangan hasil gain
siswa yang diajarkan dengan model pembela- yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol
jaran advance organizer berbasis peta konsep yang diberi model pembelajaran advance
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari organizer tanpa berbasis peta konsep.
pada model pembelajaran advance organizer 2. Hasil belajar Fisika siswa yang mempunyai
tanpa peta konsep. Hal ini disebabkan siswa aktivitas belajar tinggi lebih baik dibanding
pada model pembelajaran advance organizer dengan siswa yang mempunyai aktivitas
berbasis peta konsep diharuskan membuat belajar rendah. Berdasarkan analisis ini juga
kesimpulan menggunakan peta konsep sehingga terdapat interaksi antara model pembelajaran
siswa menjadi lebih aktif. dan aktivitas belajar siswa terhadap hasil
Hasil-hasil penelitian yang diperoleh juga belajar Fisika siswa.
sejalan dengan teori dari Ausubel (1960) tentang
advance organizer. Model advance organizer Daftar Pustaka
ini didesain sebagai cara untuk memperkuat Anderson, L. W. & Krathwohl, D.R.. 2001. A
struktur kognitif. Maksud dari struktur kognitif taxonomy for Learning, teaching, and
oleh Ausubel adalah pengetahuan seseorang assessing: Arevision of Bloom’s
mengenai materi pelajaran tertentu pada waktu Taxonomy of educational objectives. New
yang telah ditentukan dan bagaimana baik dan York: Addison Wesley Longman.
jelasnya diorganisasikan. Dengan kata lain, Ausubel. 1960. The use of advance organizers
struktur kognitif memerlukan pengetahuan in learning and retention of Meaningful
bidang tertentu yang ada dalam pikiran, berapa Material. Journal of Educational
banyak dimiliki dan bagaimana terorganisasinya. Psychology, 51, 262-272.
Budianto. 2006. Pengaruh Model Pembelajaran
Kesimpulan Advance Organizer dan Sikap Siswa
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat dalam Pembelajaran Terhadap Hasil
disimpulan sebagai berikut: Belajar IPS Siswa Kelas V Sekolah Dasar
1. Model pembelajaran advance organizer Negeri Kecamatan Medan Area. Tesis.
berbasis peta konsep lebih baik dalam Medan: PPs Unimed.
meningkatkan hasil belajar Fisika siswa dari Dahar, R. W. 2011. Teori-Teori Belajar dan
pada model pembelajaran advance organizer Pembelajaran. Bandung: Erlangga.
tanpa berbasis peta konsep. Hal ini berdasar- Dick, W. dan Raiser, A.R. 1996. Instructional
kan hasil belajar yang telah dicapai oleh Planning. Masaschussetts: Asimon &
kelas ekperimen dan kelas kontrol, yaitu Schuter Company Needem Heights.
terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar Hakim, T. 2005. Belajar Secara Efektif.
antara kelas ekperimen dan kelas kontrol. Jakarta: Puspa Swara.
Kelas ekperimen mengalami peningkatan Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. 2009. Models
th
gain ternormalisasi rata-rata sebesar 0,55 of Teaching (8 ed.). Model-Model Peng-
dengan kategori sedang dan kelas kontrol ajaran (Terjemahan Achmad Fawai &
mengalami peningkatan gain ternormalisasi Ateilla Mirza). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
rata-rata sebesar 0,43 dengan kategori Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual
sedang. Walaupun masing-masing kelas Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika
berada pada kategori yang sama, tetapi kelas Aditama.
eksperimen yang diberi model pembela- Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar
jaran advance organizer berbasis peta konsep Mengajar. Jakarta: Penerbit Grafindo.
menunjukkan peningkatan hasil belajar lebih

Vol. 4 (2) Desember 2012 37 Asosiasi Guru Fisika Indonesia Sumatera Utara

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai