Anda di halaman 1dari 6

Sinulingga, K. dan Munte, D.

: Pengaruh Model Jurnal Pendidikan Fisika


Pembelajaran Advance Organizar Berbasis Mind p-ISSN 2252-732X
Map Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada e-ISSN 2301-7651
Materi Pokok Besaran dan Satuan di Kelas X SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER


BERBASIS MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN
SATUAN DI KELAS X SMA

Karya Sinulingga dan Denny Munte


Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan
Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model


pembelajaran advance organizer berbasis mind map terhadap hasil belajar
Fisika siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
Negeri 5 Pematangsiantar semester I Tahun Pembelajaran 2012/2013
berjumlah 8 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random
sampling, diambil 2 kelas yaitu kelas eksperimen diterapkan model
pembelajaran advance organizer dan kelas kontrol diterapkan model
pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil analisis data pretes diperoleh
nilai rata-rata kelas eksperimen 37,25 dan kelas kontrol 36,63. Hasil uji beda
nilai kedua kelas pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh thitung = 0,369 dan
ttabel = 1,991. Dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
nilai pretes kedua kelas, artinya kedua kelas memiliki kemampuan awal yang
sama. Selanjutnya dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran
advance organizer berbasis mind map pada kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Setelah pembelajaran
diberikan kemudian pada kedua kelas dilakukan postes. Untuk kelas
eksperimen diperoleh nilai rata-rata 72,50 dan untuk kelas kontrol diperoleh
60,63. Hasil pengujian hipotesis dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh t hitung =
4,479 dan ttabel = 1,666. Karena t hitung > ttabel maka hipotesis (Ha) diterima,
sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh model pembelajaran advance
organizer berbasis mind map terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
besaran Fisika dan satuannya di kelas X semester I SMA Negeri 5
Pematangsiantar T.P 2012/2013.

Kata kunci: model pembelajaran, advance organizer, mind map, hasil belajar

Pendahuluan pengadaan tenaga pendidik sampai usaha


Pendidikan merupakan suatu usaha sadar peningkatan mutu pendidikan. Salah satu upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan Sumber yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan peng- pendidikan di Indonesia adalah dengan mene-
ajaran. Dalam menghadapi era globalisasi, tapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pendidikan harus mampu menciptakan sumber (KTSP). Pengembangan Kurikulum Tingkat
daya manusia yang tangguh. Oleh karena itu, Satuan Pendidikan (KTSP) perlu didukung oleh
perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di iklim pembelajaran yang kondusif bagi tercipta-
Indonesia. Untuk dapat mewujudkan itu, ada nya suasana yang aman, nyaman dan tertib,
banyak hal yang harus diperhatikan mulai dari sehingga proses pembelajaran dapat berlang-

Vol. 1 No. 2 Desember 2012 1 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf


Sinulingga, K. dan Munte, D.: Pengaruh Model Jurnal Pendidikan Fisika
Pembelajaran Advance Organizar Berbasis Mind p-ISSN 2252-732X
Map Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada e-ISSN 2301-7651
Materi Pokok Besaran dan Satuan di Kelas X SMA

sung dengan menyenangkan (enjoyable learning). keadaan siswa yang perlu mendapat perhatian
Iklim yang demikian akan mendorong terwujud- guru adalah kesulitan di dalam belajar. Kesulitan
nya proses pembelajaran lebih menekankan siswa untuk memahami konsep yang diajarkan
pada belajar mengetahui (learning to know), dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
belajar berkarya (learning to do), belajar pimpinan, guru, metode dan pendekatan yang
menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar digunakan oleh guru, dan latar belakang siswa
hidup bersama (learning to live together). itu sendiri. Berdasarkan wawancara dengan
Suasana tersebut akan memupuk kemandirian salah satu guru SMA Negeri 5 Pematangsiantar,
dan berkurangnya ketergantungan di kalangan guru Fisikanya masih menggunakan model
warga sekolah, bersifat adaptif, dan proaktif pembelajaran konvensional. Metode pembela-
serta memiliki jiwa kewirausahaan tinggi (ulet, jaran yang lebih banyak digunakan adalah
inovatif, dan berani mengambil resiko), tidak metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan.
saja bagi peserta didik, tetapi juga guru dan Model pembelajaran ini lebih banyak berpusat
pimpinannya (Mulyasa, 2006). pada guru, dimana komunikasi lebih banyak
Kenyataannya di lapangan menunjukkan satu arah dari guru ke siswa menyebabkan siswa
bahwa untuk mencapai idealisme seperti kondisi terpaku mendengar dan betul-betul membosan-
di atas, lembaga pendidikan dihadapkan pada kan, situasi pembelajaran diarahkan pada
berbagai permasalahan menyangkut diri siswa, learning to know, dan permasalahan yang
pengajar, maupun fasilitas pembelajaran. disampaikan cenderung bersifat akademik
Permasalahan-permasalahan tersebut juga timbul (book oriented) tidak mengacu pada masalah-
pada materi pelajaran Fisika. Fisika merupakan masalah kontekstual yang dekat dengan kehidu-
ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karena pan siswa sehingga pembelajaran Fisika menjadi
itu Fisika mempunyai karakteristik sama kurang bermakna. Hal ini yang menyebabkan
dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek partisipasi siswa di dalam belajar Fisika rendah
ilmu Fisika, cara memperoleh serta kegunaan- yang berdampak pada hasil belajar siswa yang
nya. Dalam pembelajaran Fisika di SMA/MA rendah pula.
terdapat dua hal yang berkaitan dengan Fisika Ketidaktepatan pemilihan metode peng-
yang tidak terpisahkan, yaitu Fisika sebagai ajaran yang dilakukan oleh guru menyebabkan
produk (berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, pelajaran Fisika mendapat kesan kurang baik
dan teori) dan Fisika sebagai proses (kerja dari siswa. Penyajian materi Fisika yang kurang
ilmiah). Karena itu pelajaran Fisika adalah menarik dan membosankan, akhirnya terkesan
pelajaran yang mengajarkan berbagai pengeta- angker, sulit dan menakutkan bagi siswa, akibat-
huan yang dapat mengembangkan daya nalar, nya banyak siswa SMA yang kurang menguasai
analisa sehingga hampir semua persoalan yang konsep-konsep dasar Fisika, sehingga siswa
berkaitan dengan alam dapat dimengerti. tersebut tidak tertarik lagi mempelajarinya.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang Masalah yang dihadapi guru Fisika di SMA/
peneliti lakukan di SMA Negeri 5 Pematang- MA selain rendahnya hasil belajar siswa juga
siantar dengan adanya Program Pengalaman kurangnya kreativitas siswa, sekalipun guru
Lapangan Terpadu (PPLT), diperoleh data hasil telah berusaha semaksimal mungkin untuk
belajar Fisika siswa yang dicapai pada umum- mengajar dengan baik. Fenomena ini menjadi
nya masih rendah yaitu nilai rata-rata 50 petunjuk tingginya kompleksitas pembelajaran
sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) saat ini. Kreativitas sebagai kemampuan untuk
yang akan dicapai adalah 65. Sehingga dapat menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemam-
dikatakan nilai rata-rata siswa tidak mencapai puan untuk memberikan gagasan-gagasan baru
kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan. yang dapat diterapkan dalam pemecahan
Rendahnya hasil belajar ini menunjukkan masalah, atau sebagai kemampuan untuk
siswa mengalami kesulitan belajar. Salah satu melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-

Vol. 1 No. 2 Desember 2012 2 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf


Sinulingga, K. dan Munte, D.: Pengaruh Model Jurnal Pendidikan Fisika
Pembelajaran Advance Organizar Berbasis Mind p-ISSN 2252-732X
Map Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada e-ISSN 2301-7651
Materi Pokok Besaran dan Satuan di Kelas X SMA

unsur yang sudah ada sebelumnya (Munandar, Berdasarkan latar belakang masalah di
1999). atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
Dalam proses pembelajaran di sekolah, mengetahui pengaruh model pembelajaran
siswa juga kurang didorong untuk mengembang- advance organizer berbasis mind map terhadap
kan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran hasil belajar siswa pada sub materi pokok
di kelas diarahkan kepada kemampuan anak Besaran dan Satuan sesudah pembelajaran dan
untuk menghafal informasi atau hanya dominan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa
aspek kognitifnya saja. Pendidikan tidak di- selama proses pembelajaran dengan model
arahkan untuk mengembangkan dan membangun pembelajaran advance organizer berbasis mind
karakter serta potensi yang dimiliki. Dengan kata map terhadap hasil belajar siswa pada sub
lain, proses pendidikan kita tidak diarahkan materi pokok Besaran dan Satuan sesudah
membentuk manusia cerdas, memiliki kemam- pembelajaran.
puan memecahkan masalah hidup, serta tidak
diarahkan untuk membentuk manusia kreatif Metode Penelitian
dan inovatif. Berdasarkan masalah di atas salah Penelitian ini dilaksanakan di SMA
satu upaya yang dilakukan untuk meningkat Negeri 5 Pematangsiantar Kotamadya Pema-
hasil belajar siswa dalam bidang studi Fisika tangsiantar dan dilaksanakan pada semester
diperlukan cara yang tepat untuk memotivasi ganjil Tahun Pembelajaran 2012/2013. Populasi
siswa dan mengembangkan kreativitas serta dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
sikap inovatif dari pendidiknya agar siswa mau X SMA Negeri 5 Pematangsiantar semester I
belajar dan membuat siswa aktif dalam proses Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah
belajar. Adapun model pembelajaran yang 8 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara
dapat diterapkan adalah Advance Organizer. cluster random sampling. Dari 8 kelas, yang
Model pembelajaran Advance Organizer menjadi sampel penelitian ini adalah 2 kelas
memiliki kelebihan yang digunakan untuk yaitu kelas eksperimen diterapkan model
mengatasi kesulitan siswa, yaitu mengarahkan pembelajaran advance organizer dan kelas
dan menolong siswa dalam menanamkan penge- kontrol diterapkan model pembelajaran
tahuan baru. Advance Organizer merupakan konvensional.
suatu pertolongan mental yang disajikan sebelum Untuk melaksanakan penelitian ini,
materi baru, yang digunakan untuk membantu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
siswa mengingat dan mengaitkan kembali 1. Tahap persiapan
pengetahuan lama dengan materi yang baru Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini
diajarkan. Untuk mempermudah siswa meng- meliputi persiapan-persiapan sehubungan dengan
ingat informasi lebih lama, mengembangkan pelaksanaan penelitian.
pemahaman dan memperoleh pandangan baru 2. Tahap pelaksanaan
dapat digunakan dengan bantuan peta pikiran Melaksanakan pretes, melakukan analisis
(mind map). Peta pikiran (Mind Map) adalah data pretes, melakukan pengajaran pada kedua
sebuah sistem berpikir yang bekerja sesuai kelas yaitu (pada kelas eksperimen adalah
dengan cara kerja alami otak manusia dan pengajaran Fisika dengan menggunakan model
mampu membuka dan memanfaatkan seluruh pembelajaran advance organizer berbasis mind
potensi dan kapasitasnya. Sistem ini mampu map, pada kelas kontrol adalah pengajaran
memberdayakan seluruh potensi, kapasitas, dan Fisika dengan menggunakan model pembela-
kemampuan otak manusia sehingga menjamin jaran konvensional), melaksanakan postes,
tingkat kreativitas dan kemampuan berpikir melakukan pengolahan data pretes dan postes,
yang lebih tinggi bagi penggunanya (Windura, melakukan analisis data postes yaitu uji
2008). normalitas, uji homogenitas, uji t, pada kelas

Vol. 1 No. 2 Desember 2012 3 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf


Sinulingga, K. dan Munte, D.: Pengaruh Model Jurnal Pendidikan Fisika
Pembelajaran Advance Organizar Berbasis Mind p-ISSN 2252-732X
Map Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada e-ISSN 2301-7651
Materi Pokok Besaran dan Satuan di Kelas X SMA

eksperiman dan kelas kontrol. Kemudian Tabel 2. Nilai Postes Kelas Eksperimen
dilakukan uji hipotesis. dan Kelas Kontrol
Bila data penelitian berdistribusi normal
dan homogen maka untuk menguji hipotesis Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
menggunakan uji t dengan rumus (Sudjana Nilai Frek. Rata- Nilai Frek. Rata-
2005), yaitu: rata rata
X1  X 2 45 2 40 2
t 50 2 45 2
1 1
S  55 2 50 6
n1 n2 60 3 55 7
Dimana S adalah varians gabungan yang 65 2 72,50 60 6 60,63
dihitung dengan rumus: 70 6 65 8
S2= 1
n  1S1 2  n2  1S 2 2 75 5 70 2
n1  n 2  2 80 9 75 4
85 7 80 1
Kriteria pengujiannya adalah: Terima HO,
90 2 85 2
jika t  t1 dimana t1 didapat dari daftar
Jumlah = 40 Jumlah = 40
distribusi t dengan peluang (1-  ) dan dk = n1+
n2-2 dan   0,05 . Untuk harga t lainnya HO Tabel 3. Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai
ditolak. Rata-Rata, Standar Deviasi, dan Varians
Hasil Kelas Kelas Kontrol
Hasil Penelitian dan Pembahasan Eksperimen
Hasil Penelitian Nilai Nilai Nilai Nilai
Sebelum dilakukannya penelitian, tes Pretes Postes Pretes Postes
yang akan diberikan kepada sampel terlebih Rata- 37,25 72,5 36,63 60,63
dahulu divalidkan kepada validator yaitu Rata
kepada dua orang dosen Fisika Unimed dan Standar 7,24 12,40 7,79 11,28
satu orang guru Fisika SMA Negeri 5 Pematang- Deviasi
siantar. Dari validasi isi tersebut didapatkan Varians 52,42 153,76 60,69 127,24
bahwa soal tersebut termasuk dalam kategori
baik dan valid. Diproleh data berikut:
Tabel 1. Nilai Pretes Kelas Eksperimen Setelah data memenuhi persyaratan homo-
dan Kelas Kontrol genitas dan normalitas maka dilakukan pengu-
jian hipotesis. Ringkasan perhitungan uji
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol hipotesis kelas eksperimen dan kelas kontrol
Nilai Frek. Rata- Nilai Frek. Rata- sebagai berikut:
rata rata
25 5 25 6 Tabel 4 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis
Nilai
30 6 30 7 Data Kelas Rata - t hitung t tabel Kesimpulan
35 7 35 9 rata
40 13 37,25 40 8 36,63 Pretes 37,25
45 6 45 6 Eksperimen
0,369 1,991 Terima H0
50 3 50 4 Pretes 36,63
Kontrol
Jumlah = 40 Jumlah = 40
Postes 72,50
Eksperimen
4,479 1,666 Terima Ha
Postes 60,63
Kontrol

Vol. 1 No. 2 Desember 2012 4 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf


Sinulingga, K. dan Munte, D.: Pengaruh Model Jurnal Pendidikan Fisika
Pembelajaran Advance Organizar Berbasis Mind p-ISSN 2252-732X
Map Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada e-ISSN 2301-7651
Materi Pokok Besaran dan Satuan di Kelas X SMA

Pembahasan penelitian ini antara lain, sulitnya untuk


Hasil penelitian menunjukkan adanya menjangkau setiap kelompok karena pengaturan
pengaruh penggunaan model pembelajaran posisi meja masing-masing kelompok yang
advance organizer berbasis mind map. Hal ini kurang tepat, tidak semua kelompok dapat
dinyatakan dengan perbedaan hasil belajar mempresentasikan hasil diskusinya karena waktu
siswa pada kelas eksperimen yang diajarkan yang terbatas, dan adanya siswa yang kurang
dengan model pembelajaran advance organizer memperhatikan ketika materi pelajaran
berbasis mind map memperoleh nilai rata-rata disampaikan, dan mengganggu temannya yang
72,50 dan kelas kontrol yang diajarkan dengan menyebabkan keributan.
model pembelajaran konvensional memperoleh Untuk mengatasi kendala tersebut dapat
nilai rata-rata 60,63. dilakukan antara lain, pertama, melakukan
Hasil tersebut diperoleh karena model pengaturan posisi meja diskusi dengan cara 3
pembelajaran advance organizer berbasis mind baris meja-kursi kelompok ke samping dan 2
map dilakukan dengan 3 langkah penting. baris meja-kursi kelompok ke belakang
Pertama, penyajian advance organizer berbasis (menyesuaikan dengan bentuk ruangan kelas)
mind map . Pada langkah ini dilakukan dengan yang tujuannya agar terdapat jarak antar
beberapa hal, yaitu mengklarifikasikan tujuan kelompok sehingga mudah bergerak ke setiap
pembelajaran yang dapat membangun perhatian meja kelompok siswa. Sebelumnya pengaturan
siswa dan menuntunya pada tujuan pembela- posisi meja dan kursi beberapa kelompok
jaran sehingga tercapai suatu cara belajar berdekatan tanpa ada jarak. Kedua, menyesuai-
bermakna, penyajian organizer berupa kerang- kan materi diskusi dengan alokasi waktu yang
ka konsep yang umum dan menyeluruh tersedia dengan cara mengurangi variasi
kemudian dilanjutkan dengan penyajian infor- penggunaan alat ukur ataupun pertanyaan yang
masi yang lebih spesifik dengan tujuan untuk berhubungan dengan aspek materi yang sama.
memperluas wawasan siswa dan mendorong Ketiga, menegur dan menasihati siswa yang
siswa memberikan respon terhadap presentasi kurang memperhatikan materi pelajaran dan
organizer. Kedua, penyajian materi pelajaran. yang mengganggu temannya, bahwa konsen-
Langkah kedua dikembangkan dalam bentuk trasi diperlukan agar materi pelajaran yang baru
diskusi dan siswa melakukan percobaan yang mudah dipahami dan diterapkan.
secara emosional menyebabkan siswa aktif,
lebih semangat dan lebih antusias dalam Simpulan
memahami materi pelajaran serta mengarahkan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
siswa pada tujuan pembelajaran yang ditunjukan dapat disimpulkan:
pada langkah pertama. Ketiga, penguatan 1. Terdapat pengaruh model pembelajaran
pengolahan kognitif. Pada langkah ini siswa advance organizer berbasis mind map
menjelaskan pengetahuan yang telah diperoleh- terhadap hasil belajar siswa pada sub materi
nya yaitu dengan mempresentasikan hasil pokok Besaran dan Satuan di Kelas X
diskusinya dan menghubungkan materi yang Semester I SMA Negeri 5 Pematangsiantar
baru dengan pengalaman atau pengetahuan T.P.2012/2013. Hal ini dilihat dari rata-rata
yang dimilikinya. Selain itu siswa diberikan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
pertanyaan-pertanyaan tentang asumsi atau yang menggunakan model pembelajaran
pendapatnya yang berhubungan dengan materi advance organizer berbasis mind map
pelajaran seperti contoh-contoh dan perbedaan- adalah 72,50. Sedangkan rata-rata hasil
perbedaan yang terdapat dalam aspek materi. belajar siswa pada kelas kontrol yang
Namun demikian, dalam menerapkan menggunakan model pembelajaran konven-
model pembelajaran advance organizer berbasis sional adalah 60,63.
mind map penulis menemukan kendala dalam

Vol. 1 No. 2 Desember 2012 5 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf


Sinulingga, K. dan Munte, D.: Pengaruh Model Jurnal Pendidikan Fisika
Pembelajaran Advance Organizar Berbasis Mind p-ISSN 2252-732X
Map Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada e-ISSN 2301-7651
Materi Pokok Besaran dan Satuan di Kelas X SMA

2. Aktivitas belajar siswa selama proses Munandar, U. 1999. Pengembangan Kreativitas


pembelajaran dengan model pembelajaran Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
advance organizer berbasis mind map pada Munandar, U. 1992. Mengembangkan Bakat
sub materi pokok Besaran Fisika dan dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk
Satuannya di Kelas X Semester I SMA bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta:
Negeri 5 Pematangsiantar T.P 2012/2013 Gramedia.
secara keseluruhan baik. Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung:
Penerbit Tarsito.
DAFTAR PUSTAKA Sudjana, N. 2002. Penilaian Hasil Proses
Mulyasa, E. 2006. Implementasi Kurikulum Mengajar. Bandung: PT. Rosdakarya.
Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Windura, S. 2008. Mind Map for Business
Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumu Effectiveness. Jakarta: Gramedia.
Aksara.

Vol. 1 No. 2 Desember 2012 6 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf

Anda mungkin juga menyukai