Kata kunci: model pembelajaran, advance organizer, mind map, hasil belajar
sung dengan menyenangkan (enjoyable learning). keadaan siswa yang perlu mendapat perhatian
Iklim yang demikian akan mendorong terwujud- guru adalah kesulitan di dalam belajar. Kesulitan
nya proses pembelajaran lebih menekankan siswa untuk memahami konsep yang diajarkan
pada belajar mengetahui (learning to know), dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
belajar berkarya (learning to do), belajar pimpinan, guru, metode dan pendekatan yang
menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar digunakan oleh guru, dan latar belakang siswa
hidup bersama (learning to live together). itu sendiri. Berdasarkan wawancara dengan
Suasana tersebut akan memupuk kemandirian salah satu guru SMA Negeri 5 Pematangsiantar,
dan berkurangnya ketergantungan di kalangan guru Fisikanya masih menggunakan model
warga sekolah, bersifat adaptif, dan proaktif pembelajaran konvensional. Metode pembela-
serta memiliki jiwa kewirausahaan tinggi (ulet, jaran yang lebih banyak digunakan adalah
inovatif, dan berani mengambil resiko), tidak metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan.
saja bagi peserta didik, tetapi juga guru dan Model pembelajaran ini lebih banyak berpusat
pimpinannya (Mulyasa, 2006). pada guru, dimana komunikasi lebih banyak
Kenyataannya di lapangan menunjukkan satu arah dari guru ke siswa menyebabkan siswa
bahwa untuk mencapai idealisme seperti kondisi terpaku mendengar dan betul-betul membosan-
di atas, lembaga pendidikan dihadapkan pada kan, situasi pembelajaran diarahkan pada
berbagai permasalahan menyangkut diri siswa, learning to know, dan permasalahan yang
pengajar, maupun fasilitas pembelajaran. disampaikan cenderung bersifat akademik
Permasalahan-permasalahan tersebut juga timbul (book oriented) tidak mengacu pada masalah-
pada materi pelajaran Fisika. Fisika merupakan masalah kontekstual yang dekat dengan kehidu-
ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karena pan siswa sehingga pembelajaran Fisika menjadi
itu Fisika mempunyai karakteristik sama kurang bermakna. Hal ini yang menyebabkan
dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek partisipasi siswa di dalam belajar Fisika rendah
ilmu Fisika, cara memperoleh serta kegunaan- yang berdampak pada hasil belajar siswa yang
nya. Dalam pembelajaran Fisika di SMA/MA rendah pula.
terdapat dua hal yang berkaitan dengan Fisika Ketidaktepatan pemilihan metode peng-
yang tidak terpisahkan, yaitu Fisika sebagai ajaran yang dilakukan oleh guru menyebabkan
produk (berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, pelajaran Fisika mendapat kesan kurang baik
dan teori) dan Fisika sebagai proses (kerja dari siswa. Penyajian materi Fisika yang kurang
ilmiah). Karena itu pelajaran Fisika adalah menarik dan membosankan, akhirnya terkesan
pelajaran yang mengajarkan berbagai pengeta- angker, sulit dan menakutkan bagi siswa, akibat-
huan yang dapat mengembangkan daya nalar, nya banyak siswa SMA yang kurang menguasai
analisa sehingga hampir semua persoalan yang konsep-konsep dasar Fisika, sehingga siswa
berkaitan dengan alam dapat dimengerti. tersebut tidak tertarik lagi mempelajarinya.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang Masalah yang dihadapi guru Fisika di SMA/
peneliti lakukan di SMA Negeri 5 Pematang- MA selain rendahnya hasil belajar siswa juga
siantar dengan adanya Program Pengalaman kurangnya kreativitas siswa, sekalipun guru
Lapangan Terpadu (PPLT), diperoleh data hasil telah berusaha semaksimal mungkin untuk
belajar Fisika siswa yang dicapai pada umum- mengajar dengan baik. Fenomena ini menjadi
nya masih rendah yaitu nilai rata-rata 50 petunjuk tingginya kompleksitas pembelajaran
sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) saat ini. Kreativitas sebagai kemampuan untuk
yang akan dicapai adalah 65. Sehingga dapat menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemam-
dikatakan nilai rata-rata siswa tidak mencapai puan untuk memberikan gagasan-gagasan baru
kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan. yang dapat diterapkan dalam pemecahan
Rendahnya hasil belajar ini menunjukkan masalah, atau sebagai kemampuan untuk
siswa mengalami kesulitan belajar. Salah satu melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-
unsur yang sudah ada sebelumnya (Munandar, Berdasarkan latar belakang masalah di
1999). atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
Dalam proses pembelajaran di sekolah, mengetahui pengaruh model pembelajaran
siswa juga kurang didorong untuk mengembang- advance organizer berbasis mind map terhadap
kan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran hasil belajar siswa pada sub materi pokok
di kelas diarahkan kepada kemampuan anak Besaran dan Satuan sesudah pembelajaran dan
untuk menghafal informasi atau hanya dominan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa
aspek kognitifnya saja. Pendidikan tidak di- selama proses pembelajaran dengan model
arahkan untuk mengembangkan dan membangun pembelajaran advance organizer berbasis mind
karakter serta potensi yang dimiliki. Dengan kata map terhadap hasil belajar siswa pada sub
lain, proses pendidikan kita tidak diarahkan materi pokok Besaran dan Satuan sesudah
membentuk manusia cerdas, memiliki kemam- pembelajaran.
puan memecahkan masalah hidup, serta tidak
diarahkan untuk membentuk manusia kreatif Metode Penelitian
dan inovatif. Berdasarkan masalah di atas salah Penelitian ini dilaksanakan di SMA
satu upaya yang dilakukan untuk meningkat Negeri 5 Pematangsiantar Kotamadya Pema-
hasil belajar siswa dalam bidang studi Fisika tangsiantar dan dilaksanakan pada semester
diperlukan cara yang tepat untuk memotivasi ganjil Tahun Pembelajaran 2012/2013. Populasi
siswa dan mengembangkan kreativitas serta dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
sikap inovatif dari pendidiknya agar siswa mau X SMA Negeri 5 Pematangsiantar semester I
belajar dan membuat siswa aktif dalam proses Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah
belajar. Adapun model pembelajaran yang 8 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara
dapat diterapkan adalah Advance Organizer. cluster random sampling. Dari 8 kelas, yang
Model pembelajaran Advance Organizer menjadi sampel penelitian ini adalah 2 kelas
memiliki kelebihan yang digunakan untuk yaitu kelas eksperimen diterapkan model
mengatasi kesulitan siswa, yaitu mengarahkan pembelajaran advance organizer dan kelas
dan menolong siswa dalam menanamkan penge- kontrol diterapkan model pembelajaran
tahuan baru. Advance Organizer merupakan konvensional.
suatu pertolongan mental yang disajikan sebelum Untuk melaksanakan penelitian ini,
materi baru, yang digunakan untuk membantu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
siswa mengingat dan mengaitkan kembali 1. Tahap persiapan
pengetahuan lama dengan materi yang baru Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini
diajarkan. Untuk mempermudah siswa meng- meliputi persiapan-persiapan sehubungan dengan
ingat informasi lebih lama, mengembangkan pelaksanaan penelitian.
pemahaman dan memperoleh pandangan baru 2. Tahap pelaksanaan
dapat digunakan dengan bantuan peta pikiran Melaksanakan pretes, melakukan analisis
(mind map). Peta pikiran (Mind Map) adalah data pretes, melakukan pengajaran pada kedua
sebuah sistem berpikir yang bekerja sesuai kelas yaitu (pada kelas eksperimen adalah
dengan cara kerja alami otak manusia dan pengajaran Fisika dengan menggunakan model
mampu membuka dan memanfaatkan seluruh pembelajaran advance organizer berbasis mind
potensi dan kapasitasnya. Sistem ini mampu map, pada kelas kontrol adalah pengajaran
memberdayakan seluruh potensi, kapasitas, dan Fisika dengan menggunakan model pembela-
kemampuan otak manusia sehingga menjamin jaran konvensional), melaksanakan postes,
tingkat kreativitas dan kemampuan berpikir melakukan pengolahan data pretes dan postes,
yang lebih tinggi bagi penggunanya (Windura, melakukan analisis data postes yaitu uji
2008). normalitas, uji homogenitas, uji t, pada kelas
eksperiman dan kelas kontrol. Kemudian Tabel 2. Nilai Postes Kelas Eksperimen
dilakukan uji hipotesis. dan Kelas Kontrol
Bila data penelitian berdistribusi normal
dan homogen maka untuk menguji hipotesis Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
menggunakan uji t dengan rumus (Sudjana Nilai Frek. Rata- Nilai Frek. Rata-
2005), yaitu: rata rata
X1 X 2 45 2 40 2
t 50 2 45 2
1 1
S 55 2 50 6
n1 n2 60 3 55 7
Dimana S adalah varians gabungan yang 65 2 72,50 60 6 60,63
dihitung dengan rumus: 70 6 65 8
S2= 1
n 1S1 2 n2 1S 2 2 75 5 70 2
n1 n 2 2 80 9 75 4
85 7 80 1
Kriteria pengujiannya adalah: Terima HO,
90 2 85 2
jika t t1 dimana t1 didapat dari daftar
Jumlah = 40 Jumlah = 40
distribusi t dengan peluang (1- ) dan dk = n1+
n2-2 dan 0,05 . Untuk harga t lainnya HO Tabel 3. Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai
ditolak. Rata-Rata, Standar Deviasi, dan Varians
Hasil Kelas Kelas Kontrol
Hasil Penelitian dan Pembahasan Eksperimen
Hasil Penelitian Nilai Nilai Nilai Nilai
Sebelum dilakukannya penelitian, tes Pretes Postes Pretes Postes
yang akan diberikan kepada sampel terlebih Rata- 37,25 72,5 36,63 60,63
dahulu divalidkan kepada validator yaitu Rata
kepada dua orang dosen Fisika Unimed dan Standar 7,24 12,40 7,79 11,28
satu orang guru Fisika SMA Negeri 5 Pematang- Deviasi
siantar. Dari validasi isi tersebut didapatkan Varians 52,42 153,76 60,69 127,24
bahwa soal tersebut termasuk dalam kategori
baik dan valid. Diproleh data berikut:
Tabel 1. Nilai Pretes Kelas Eksperimen Setelah data memenuhi persyaratan homo-
dan Kelas Kontrol genitas dan normalitas maka dilakukan pengu-
jian hipotesis. Ringkasan perhitungan uji
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol hipotesis kelas eksperimen dan kelas kontrol
Nilai Frek. Rata- Nilai Frek. Rata- sebagai berikut:
rata rata
25 5 25 6 Tabel 4 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis
Nilai
30 6 30 7 Data Kelas Rata - t hitung t tabel Kesimpulan
35 7 35 9 rata
40 13 37,25 40 8 36,63 Pretes 37,25
45 6 45 6 Eksperimen
0,369 1,991 Terima H0
50 3 50 4 Pretes 36,63
Kontrol
Jumlah = 40 Jumlah = 40
Postes 72,50
Eksperimen
4,479 1,666 Terima Ha
Postes 60,63
Kontrol