Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN 2 (Cerita Sejarah)

3.39 Menganalisis Informasi (orientasi,rangkaian kejadian, komplikasi dan


resolusi) dalam Cerita Sejarah
Baca dan pahami materi di bawah ini!
TEKS CERITA (NOVEL) SEJARAH
A. Pengertian Teks Cerita (Novel) Sejarah
Adalah novel yang di dalamnya menjelaskan dan menceritakan tentang fakta kejadian
masa lalu yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki
nilai kesejarahan, bisa bersifat naratif atau deskriftif, dan disajikan dengan daya khayal
pengetahuan yang luas dari pengarang.

B. Struktur Teks Cerita (Novel) Sejarah


1. Pengenalan situasi cerita (orientasi)
Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan setting cerita baik waktu,
tempat,maupun peristiwa. Selain itu, orientasi juga dapat disajikan dengan
mengenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antartokoh.
2. Pengungkapan peristiwa
Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah,
pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.
3. Menuju konflik (rising action)
Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, atupun keterlibatan berbagai
situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
4. Puncak konflik (turning point, komplikasi)
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan
mendebarkan. Pada bagian ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa
tokohnya. Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalanya atau
gagal.
5. Penyelesaian (evaluasi, resolusi)
Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang sikap
ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu.
Pada bagian ini pun sering pula dinyatakan wujud akhir dari kondisi ataupun nasib
akhir yang dialami tokoh utama.
6. Koda
Bagian ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsinya sebagai
penutup. Komentar yang dimaksud bisa disampaikan langsung oleh pengarang atau
dengan mewakilkannya pada seorang tokoh. Hanya saja tidak setiap novel memiliki
koda, bahkan novel-novel modern lebih banyak menyerahkan simpulan akhir
ceritanya itu kepada para pembacanya. Mereka dibiarkan menebak-nebak sendiri
penyelesaian ceritanya.
Contoh Analisis struktuk teks novel sejarah “Bandung Lautan Api” berikut:

No Struktur Kutipan Novel Sejarah

1. Pengenalan situasi cerita Suatu hari di Bulan Maret 1946, dalam waktu tujuh jam, sekitar 200,000
(orientasi) penduduk mengukir sejarah dengan membakar rumah dan harta benda
mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di selatan. Beberapa
tahun kemudian, lagu “Halo Halo Bandung” ditulis untuk
melambangkan emosi mereka, seiring janji akan kembali ke kota
tercinta, yang sekarang telah menjadi lautan api, Setelah Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia belum sepenuhnya merdeka,
Kemerdekaan harus dicapai sedikit demi sedikit melalui perjuangan
rakyat yang rela mengorbankan segalanya. Setelah Jepang kalah, tentara
Inggris datang untuk melucuti tentara Jepang.
2. Pengungkapan Peristiwa Berita pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan dari Jakarta diterima di
Bandung melalui kantor Berita DOMEI pada hari jumat pagi, 17
Agustus 1945. Esoknya18 Agustus 1945, cetakan teks tersebut telah
tersebar. Dicetak dengan tinta merah oleh percetakan Siliwangi. Di
Gedung DENIS, jalan Braga (sekarang Gedung Bank Jabar), terjadi
insioden perobekan warna biru bendera Belanda, sehingga warnanya
tinggal merah dan putih menjadi bendera Indonesia. Perobekan dengan
bayonet tersebut dilakukan oleh pemuda Indonesia bernama Mohammad
Endang Karmas, dibantu oleh Moeljono.
3. Menuju konflik Tanggal 5 Desember 1945, beberapa pesawat terbang inggris membom
daerah Lengkong Besar. Pada tanggal 21 Desember 1945, pihak Inggris
menjatuhkan bom dan rentetan tembakan membabi buta di Cicadas.
Korban makin banyak berjatuhan. Ultimatum agar Tentara Republik
Indonesia (TRI) meninggalkan kota dan rakyat, melahirkan politik
“bumihangus”.
4. Konflik Rakyat tidak rela kota Bandung dimanfaatkan oleh musuh. Mereka
mengungsi kearah selatan bersama para pejuang. Keputusan untuk
membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Majelis
Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan
perjuangan, pada tanggal 24 maret 1946. Kolonel Abdul Haris Nasution
seaku Komandan Divisi III, mengumumkan hasil musyawarah tersebut
dan memerintahkan untuk meninggalkan Kota Bandung.
5. Penyelesaian (resolusi) Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang
meninggalkan kota. Malam itu pembakaran kota berlangsung besar-
besaran. Api menyala dari masing-masing rumah penduduk yang
membakar tempat tinggal dan harta bendanya, kemudian makin lama
menjadi gelombang api yang besar. Setelah tengah malam kota telah
kosong dan hanya meninggalkan puing-puing rumah yang masih
menyala.
6. Koda Pembumihangusan bandung tersebut tindakan yang tepat, karena
kekuatan TRI dan rakyat tidak akan sanggup melawan pihak musuh
yang berkekuatan besar. Peristiwa ini melahirkan lagu “Halo-Halo
Bandung” yang bersemangat membakar daya juang rakyat Indonesia.
Bandung Lautan Api kemudian menjadi istilah yang terkenal setelah
peristiwa pembakaran itu.

TUGAS
Bacalah cuplikan novel sejarah di bawah ini! Kemudian analisislah struktur
novel sejarah tersebut!
Gaja Mada: Bergelut dalam Takhta dan Angkara
Duka membayang di kaki langit, duka sekali lagi membungkus mata hati. Ada banyak hal yang
dicatat Pancaksara, banyak sekali. kesedihan kali ini terjadi bagai pengulangan peristiwa
sembilan belas tahun yang lalu, yang ditulisnya berdasar kisah yang dituturkan ayahnya,
Samenaka, karena peristiwa itu terjadi Pancaksara masih belum bisa dibilang dewasa. Kala itu
tahun 1309, segenap rakyat berkumpul di alun-alun. Semua berdoa, apa pun warna agamanya,
apakah siwa, Buddha, maupun Hindu. Semua arah perhatian ditujukan dalam satu pandang, ke
Purawaktra yang tidak dijaga terlampau ketat. Segenap prajurit bersikap sangat ramah kepada
siapa pun. Lebih dari itu, segenap prajurit merasakan gejolak yang sama, oleh duka mendalam
atas gering yang diderita Kertajasa Jayawardhana.

Dan ketika bende Kiai Samudra dipukul bertalu, tangis serentak membuncah. Ayunan pada
bende yang getar suaranya mampu menggapai sudut-sudut kota merupakan isyarat yang sangat
dipahami. Gelegar bende dengan nada satu demi satu. Namun berjarak sedikit lebih lama dari
isyarat kebakaran merupakan pertanda Sang Prabu mangkat. Semua orang mendengar isyarat itu
merasa denyut jantungnya berhenti berdetak.

Di bilik pribadinya, Sang Prabu Kertarajasa Jayawardhana yang ketika muda sangat dikenal
dengan sebutan Raden Wijaya membeku. Empat dari lima istrinya meledakkan tangis.
Yang mecuri perhatian kali ini bukan hanya soal desas-desus itu. Sepeninggal Kalagemet Sri
Jayanegara dengan segera muncul pertanyaan, siapa yang akan naik takhta mengantikannya.

Dua pewaris yang masing-masing berwajah cantik itu memang bersih, tetapi apa yang terlihat
tidak sederhana yang tampak. Pancaksara bahkan melihat persaingan amat tajam bakal terjadi,
terutama riuhnya barisan orang-orang di belakang Kudamerta dan barisan orang-orang
Cakradata? Karena beristrikan ratu pewaris takhta tidak ubahnya ikut numpang mewariasi takhta
itu sendiri.

“Siapa yang terbunuh di Bale Grinsing?” “Lurah Prajurit Ajar Langse, “jawab Bhayangkara
Macang Liwung. Gajah Mada menarik napas lega setelah mengetahui bukan Gajah Enggon yang
terbunuh di Bale Grinsing. Akan tetapi, bahwa pembunuhan itu terjadi di tempat itu membuat
Gajah Mada penasaran. Apalagi yang terbunuh Ajar Langse yang belum lama berpapasan
dengannya.

Balai Prajurit ramai sekali. Berita mengenai ditangkapnya pemimpin orang-orang yang berniat
melakukan makar dengan cepat menyebar. Ketika melintas Pasar Daksina prajurit Bhayangkara
yang membawa pulang pimpinan pemberontak yang tertangkap di Karang Watu, maka dengan
segera berita itu menyebar ke penjuru kota.

Gajah Mada sedang berada di Antawulan saat mendapat beberapa laporan dari Lembu Pulung.
Bhayangkara Gagak Bongol yang memimpin kerja besar pencandian dan pengarcaam Jayanegara
di beberapa tempat sekaligus ikut menyimak pembocaraan antara Gajah Mada dan Lembu
Pulung, termasuk Bhayangkara Gajah Geneng dan Macan Liwung yang datang menyusul.
Dengan ringkas dan jelas Lembu Pulung menuturkan apa yang terjadi.

“Begitulah, Kakang. Dalam penyergapan itu kami berhasil menangkap Raden Panji Rukmamurti
yang menjadi pimpinan gerakan makar itu. Namun, tidak berhasil menangkap Rangsang
Kumuda,” kata Lembu Pulung.

“Tak apa. Rangsang Kumuda sudah mati, Semalam kami hampir berhasil menyergapnya hidup-
hidup, tetapi ada orang tak dikenal yang mendahului melepas anak panah. Siapa pembunuhnya,
gelap gulita. Terus, siapa Raden Panji Rukmamurti itu? Bangsawang dari mana dia?

Dyah Menur berbalik dengan memejamkan mata. Dyah Menur Hardiningsih yang menggendong
anaknya dan Pradhabasu yang juga menggendong anaknya, berjalan makin jauh dan makin jauh
ke arah surya di langit barat. Dan sang waktu sebagaimana kodratnya akan mengantarkan ke
mana pun mereka melangkah. Sang waktu pula yang menggilas semua peristiwa masa lalu.

Analisis struktur novel sejarah: Gaja Mada: Bergelut dalam Takhta dan Angkara
Nama :…………………
Kelas :…………………

No Struktur Kutipan Novel Sejarah


1. Pengenalan situasi cerita
(orientasi)
2. Pengungkapan Peristiwa

3. Menuju konflik

4. Konflik

5. Penyelesaian (resolusi)

6. Koda

Tugas boleh ditulis tangan atau diketik.

4. 39 Mengonstruksi Nilai-Nilai dari Informasi Cerita Sejarah dalam Sebuah


Teks Eksplanasi
Baca dan pahami materi di bawah ini!
Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah

Nilai adalah hal-hal, pesan,atau ajaran yang dianggap penting bagi kehidupan manusia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam novel sejarah adalah sebagai berikut:
1. Nilai Budaya adalah nilai yang dapat memberikan atau mengandung hubungan yang
mendalam dengan suatu, masyarakat, peradaban, atau kebudayaan.
Contoh: …………………………………………………………………………………..
Ia akan selalu berpapasan dengan pribumi yang berjalan tenang tanpa gegas,
sekaligus di bawah matari terik………………………………………………..
Nilai budaya dalam kutipan di atas adalah nilai budaya Timur yang mengajarkan hidup
tenang, tidak terburu-buru.

2. Nilai Moral/Etik adalah nilai yang dapat memberikan atau memancarkan petuah atau
ajaran yang berkaitan dengan etika atau moral.
Contoh: …………………………………………………………………………………..
Ketakutan selalu jadi bagian mereka yang tak berani mendirikan keadilan.
Kejahatan selalu jadi bagian mereka yang mengingkari kebenaran maka
melanggar keadilan……………………………………………………………..
Nilai moral dalam kutipan di atas adalah ketakutan membela kebenaran sama buruknya
dengan kejahatan karena sama-sama melanggar keadilan.

3. Nilai Agama adalah nil;ai-nilai dalam cerita yang berkaitan atau berdumber pada nilai-
nilai agama.

4. Nilai Sosial adalah nilai yang berkaiatan dengan tata pergaulan antara individu dalam
masyarakat.

5. Nilai Estetis adalah nilai yang berkaiatan dengan keindahan struktur pembangun cerita,
fakta cerita, maupun teknik penyajian cerita.
Contoh: …………………………………………………………………………………..
Betapa mega dan indah bangunan itu karena terbuat dari bahan-bahan pilihan.
Pilar-pilar kayunya atau semua bagian dari tiang saka, belandar bahkan sampai
pada usuk diraut dari kayu jati pilihan…………………………………………
Nilai estetis dalam kutipan di atas terkait dengan teknik penyajian cerita.

TUGAS

Jawablah pertanyaan dalam tabel di bawah ini!


Nama :
Kelas :

No Konsep Nilai Nilai Apa?

1. Hanya putra dari istri padmi (permaisuri utama) yang


dapat menggantikan raja (sebagai putra mahkota)/ sikap
rela (legowo) karena hanya anak dan istri ampeyan/selir
2. Tidak rela harga diri seorang pangeran diinjak-injak
oleh orang lain
3. Rido Allah/Tuhan adalah ridho orang tua. Doa restu
orang tua akan dikabulkan Tuhan

Tugas boleh ditulis tangan atau diketik.

Anda mungkin juga menyukai