Tiraikasih Website
http://kangzusi.com/ http://dewikz.byethost22.com/
http://cerita-silat.co.cc/ http://ebook-dewikz.com
NASIONAL (1908-2008)
"Zaman Edan ... [adalah] yang terbaik dari buku sejenis, muncul dari tengah
kekacauan menjelang kebangkrutan
-Kirkus Reviews
"Jujur, reflektif, dan kritis terhadap diri sendiri ... kisah Lloyd Parry yang
tersekap dua hari di markas misi PBB di
Indonesia."
Kong)
lAfIRI CGCRl
RICHARD
LLYOD PARRY
AMAN
Indonesia
DI AMBANG KEKACAUAN
S E
? RAM
M B I
sebagian dari buku ini dalam bentuk atau cara apa pun
ISBN: 978-979-024-058-2
Untuk Fiono
perang.
- G o e n a w a n M o h a rr i a d
telepon. "Kau tak cukup kuat!" dia memekik. "Atau tak cukup pintar. Ya! Dan
selama ini kau orang yang terlalu
semakin dekat.
terkejut.
mimpi-mimpi buruk.
Saya bermimpi menaiki kapal besar karatan. Kapal itu
tentang babi hitam raksasa, yang perempuan tentang "hantu dan tamu-tamu". Dan,
pada hah terakhir saya sendiri
komunis pada 196S dan 1966, yang dengan standar apa pun
batang besi.
dendam."
saat itu Soeharto telah membangun kembali negeri, membungkam demokrasi, dan
memberangus oposisi
Timur.
Pontianak, Lubuksikaping
Tataplah peta asing itu untuk waktu cukup lama dan kita
Samarinda,
namanya.
Kadang saya tinggal selama sepekan, biasanya pada saat-saat krisis dan
pergolakan. Saya muda dan
terasa penting.
menunggu. Dia sepertinya tahu apa yang tadi saya baca dan
"Pergilah, Kolonel," kata saya, karena pengetahuan baru saya telah membuat saya
kuat.
"Kau tak bisa terus menutup mata!" sergahnya, tetapi suaranya menjadi lebih
lemah. "Tak baik bagimu
mimpimu."
"Kepada unsur pengacau ..." lolong sang kolonel, tetapi suaranya sudah menjauh
dan sayup-sayup "... serahkan
markas oposisi telah diberangus dan disegel, tetapi tentara masih bertebaran di
jalanan dan suasana masih
KALIMANTAN 1997-1999
SATU
yang telah saya lihat. Saat kedua kalinya, saya berpikir: jadi seperti itulah
kelihatannya kepala yang terpenggal—ya,
pelemparan batu, serangan bom air dan gas air mata oleh
sehari sebelumnya.
itu. Bahkan dari pinggir kota saya dapat mencium bau asap,
panas.
pemandu di sana.
DUA
bakar.
liar."
orang tua dengan hiasan rambut bermanik-manik dan lelaki bercawat memegang pipa
sumpitan, tetapi
celana jeans dan baju kaus mereka/1 begitu yang saya baca.
tradisi brutalnya.
P e m b a k a ra n d a n p e m b a n t a i a n b e r I a n j u t. M e s k i
pemerintah beberapa kali mengumum k a n
"Ini sebuah bom waktu. Bisa meledak kapan saja," ujar seorang Dayak.
baik di kota itu, hotel yang saat ini sedang saya tuju. Lobi, restoran, dan bar
karaokenya penuh dengan mata-mata
kota itu.
e m b u ru o r a n g - o r a n g n y a.
dalam filmnya.
tinggi.
Itu tiga bulan yang lalu. Semenjak itu, tidak ada lagi
dan bandara.
TIGA
e r i n t a h k o t a P o n t i a n a k m e m p e rt e m u k a n s e k e I o m p
o k pemimpin Dayak dan Madura, serta
membentuk k e s e p a k a t a n u n t u k m e n g a k h i ri p e rt e m p u r a
n.
"Di dalam hati, saya pro-Dayak," katanya. "Mereka orang baik, sangat lembut,
mereka tidak menimbulkan
Romo Andreas.
api, perisai dan sarung belati Dayak, serta papan tulis mika
salah:
di antara tiga jari, seolah-olah dia tidak tahu harus diapakan batang rokok
tersebut. Anselmus lebih jangkung dan banyak
m pai. P e r j u m p a a n y a n g s a y a n anti k a n d e n g a n c e m a s
dan tegang—di mobil, saya dan Budi
mempersiapkan p e r c a k apa n p e m b u k a y a n g m e y
kanibalisme.
Budi.
pengenal.
a k i n t e r d o r o n g m e r e k a u n t u k m e n d a h u I u i
Seke.
bergelimpangan di jalanan tanpa kepala dan jantung," kata Andreas. Ada senyum
tipis di wajah kedua pendeta itu, dan
"Mereka bawa pergi." Nyengir. "Jeroan tubuh-tubuh itu sudah tak ada. Di dekat
mayat-mayat itu bergelimpangan isi
dan kaget.
bagi mereka.
ANJING.
halusinasi.
"Sepertinya ada kecelakaan," kata Budi dan, temyata benar, di balik tikungan
sebuah minibus terguling ke samping
tapi tidak jelas. Terkadang kalau kita bertanya jalan, mereka bilang, 'Oh, itu
tidak jauh,1 tapi kemudian setelah kita
data statistik. Mereka mati begitu saja dan tak seorang pun
EMPAT
tua berkaca mata dan berjenggot putih, lelaki tua kulit putih bertubuh besar
dengan sekaleng tembakau lintingan di
memerhatikannya.
terbendung.
"Itu bukannya tak terduga," kata Romo Kristof, "tetapi terlalu tiba-tiba. Orang
dari seluruh lapisan masyarakat,
m e m b a k a r k a n t o r- k a n t o r m i I i k p e m e r i n t a
membakamya."
m e r e k a a n e h n ya s e r e m p a k m e n u t u p atau s a m a - s a m a
terbuka membentuk huruf o. "Anda bisa lihat dari wajah-wajah mereka bahwa mereka
sedang
"Itu banyak benamya/1 kata pastor itu. "Kalau mereka percaya bahwa mereka kebal
peluru, mereka menjadi kebal
kelelahan. "Mereka berjalan dua puluh lima atau tiga puluh kilometer, ke
Salatiga dan kemudian kembali lagi. Enam
kerasukan."
Kamang tahu adalah roh yang merasuki orang Dayak
"Ada orang-orang Dayak di Pontianak yang tidak bisa ikut berperang, tapi mereka
kerasukan. Teman-teman mereka
biasa."
n g m e r e k a g a n j a r k a n k e p a d a m u s u h - m u s u h m e r e k a
sungguh luar biasa, tetapi mereka merasa diri
"Keadaan sangat berbahaya," kata Romo Kristof. "Banyak orang Madura yang
bersembunyi di hutan, dan orang-orang
perdamaian.
di lapangan m e r e k a h arus m e n g o n t r o I r o h - r o h.
terdengar.
k e s u ru pan b e r d a s a r k a n a j a r a n I e I u h u r m e r e k a, t i
d a k terlalu berpendidikan ..." Romo
Madura?"
"Saya tidak bisa mengintip ke dalam jiwa manusia," kata pendeta itu. "Saya hanya
bisa melihat perbuatan mereka
dan mereka mengerti itu, tetapi ketika berperang ... ada hal-
hal lain."
melakukan itu?"
mereka lakukan."
y i, t e m p a t r a h a s i a y a n g m e re k a g u n a k a n u n t u k s e m
b a h y a n g."
melihat kepada saya. "Tidak. Tidak dalam situasi ini. Itu mustahil karena banyak
alasan. Karena ... protokol, dan
LIMA
memercayai mereka."
sebuah bangsal psikiatri dipenuhi oleh tentara yang jadi gila lantaran apa yang
telah mereka lihat. "Kami bicara dengan tentara-tentara yang pemah bertugas di
Timor Timur dan
menyerah.
Tonic.
pucat lurus. "Sejak perang ini dimulai, ketertarikan pada ilmu hitam meningkat."
A n d r e a s m e n g a n g g u k k a n kepala n ya dan t e r s e n y u m.
"Seorang pemah datang pada saya dan berkata,
berhenti bergerak.
"Di kota saya, hanya ada tiga tentara," katanya. "Dan ketika orang Dayak pertama
kali tiba, mereka menembak ke
bersemayam di d