Anda di halaman 1dari 35

Sejarah Kota

Surabaya
SEJARAH

Sejarah perjuangan arek-arek Surabaya


melawan dan mempertahankan kota Surabaya
dari jajahan bangsa Ingris, Belanda, Jepang.
..KATA PENGANTAR..

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa

Karena dengan Rahmat dan Hikmat-Nya, kami dapat


menyelesiakan Tugas ini. Tugas ini membahas tentang
perjuangan Pahlawan Kota Surabaya, untuk mempertahankan
Kota Surabaya dari jajahan negara lain.

Kami berusaha menyusun Tugas kami ini semenarik


mungkin agar mudah dipahami. Untuk mempudah pemahaman
disajikan juga info,dan profil tokoh.

Akhir kata kami mengharapkan dari pembaca untuk


memberikan saran demi kesempurnaan dalam tugas ini.
SUASANA GENCATAN SENJATA DI DEPAN GEDUNG
INTERNASIO, JEMBATAN MERAH
PADA TANGGAL 30 OKTOBER 1945.

Setelah pertemuan itu hari-hari atau malam hari Mustopo beberapa kali
bertemu dengan Mallaby atau stafnya. Mallaby tetap bersikeras menerjunkan
pasukannya ke pusat kota. Pernah mereka bertemu dengan kapasitasnya sebagai
tentara di Prapatkurung, tidak dapat persetujuan. Pernah juga Mustopo diculik
dari markasnya di Gedung HVA diharuskan membebaskan kpara interniran di
penjara Kalisosok. Para tawanan asing, termasuk Huiyer, dibebaskan. Dalam
keadaan panik Mustopo mengumumkan akan pidato di RRI, menolak kehadiran
tentara Inggris di Surabaya. Siang hari sebelum pidato, Mustopo disertai para
BKR anak buahnya berkeliling naik kendaraan mengumumkan penolakannya
terhadap pendaratan tentara Inggris. Para Arek-arek Surabaya yang sudah
merasa merdeka dan punya senjata, dengan berapi-api mendukung penolakan
Mustopo. Ketika berpidato di RRI sanja harinya, Mustopo hanya berteriak, “Nica!
Nica! (baca nika) Jangan mendarat! Kamu tahu aturan! Kamu tahu aturan, Inggris!
Kamu sekolah tinggi! Jangan mendarat!” Tetapi pasukan Mallaby secara beregu
maupun berkelompok lebih banyak, dengan senjata lengkap memasuki kota,
menduduki tempat-tempat yang strategis seperti: Gedung Internatio (Jembatan
Merah), gedung BPM (pertamina Jl. Veteran), Gereja Kristen dan Kantor Polisi di
Bubutan, Kompleks SMAN Wijayakusuma, RRI Surabaya Jl. Simpang (depan
rumahsakit yang sekarang jadi Surabaya Plaza), Konsulat Inggris dan Gedung
olahraga dayung di Kayun, Rumahsakit Darmo dan sekitarnya, Kantor BAT
Ngagel. Dengan keadaan seperti itu Mustopo menganjurkan kepada rakyat
Surabaya supaya menghalang-halangi tentara asing itu menduduki bumi Surabaya
yang merdeka. Mustopo sendiri lalu mengatur siasat Himitsu senso sen (perang
rahasia) dikombinasikan dengan Senga sen (perang kota). Untuk melakukan siasat
itu Mustopo pergi keluar Surabaya, singgah dulu ke Markas Besar PRI di
Simpangs-club. Di sana diinterogasi oleh pemuda-pemuda PRI antara lain
Sumarsono. Menuju keluar Surabaya, Mustopo melalui Wonocolo, memberi
instruksi perang kepada kelompok BKR di sana (pabrik kulit Wonocolo), lalu ke
Sidoarjo, Krian, Mojokerto, hendak menuju ke Gresik. Di Mojokerto ditawan oleh
anggota PTKR Sabarudin, ditawan di Mojosari. Baru tanggal 30 Oktober 1945
dibawa oleh Sabarudin menghadap Bung Karno/Bung Hatta di rumah Gubernur
Simpang (Grahadi).
Apa instruksi Mustopo dilaksanakan benar oleh Arek-arek Surabaya di
segala lapisan, baik yang masuk organisasi masa seperti PRI, Hisbullah, BPRI,
BKR kota, maupun sebagai orang kampung perorangan. Jalan-jalan besar seluruh
Kota Surabaya yang pada zaman Jepang tidak pernah dilalui kendaraan (karena
kendaraan bermotor hanya untuk berperang), maka kini dirintangi dengan segala
barang tak berguna, misalnya batang pohon yang ditebang, almari atau kursi, dan
di perempatan jalan selalu berkerumun rayat untuk menghalangi kendaraan asing
yang lewat. Selain jalan, juga rakyat banyak tadi mengepung tempat-tempat yang
diduduki oleh pasukan Inggris yang jumlahnya hanya beberapa regu saja. Karena
tegang, kemudian tidak lagi ada kesabaran, terjadilah tembak-menembak antara
rakyat Surabaya yang mengepung gedung, dengan seregu-empat regu pasukan
Inggris yang di gedung. Alioran listrik dan air dimatikan. Meskipun pasukan
Inggris dilengkapi dengan senjata hingga timbul kurban di antara rakyat yang
mengepung, tapi mati satu tumbuh seribu. Pengepungan rakyat tidak bakal surut.
Selama tiga hari (27-28-29 Oktober) terkurung di gedung, tentara Inggris tentu
tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Peluru habis, makan habis, minta pertolongan
lewat udara tidak mungkin, lari lewat darat juga tidak mungkin lagi. Sebentar lagi
pasti hancur. Dendam rakyat Surabaya tidak bisa dibendung. Misalnya di Gedung
RRI yang tingkat dua. Semula dengan senjata otomatis pasukan Inggris
(kebanyakan sewaan dari India yang disebut Gukha) bisa membunuh rakyat yang
berkerumun di depan gedung, ditembaki dari tingkat dua. Namun akhirnya rakyat
yang dibantu oleh Polisi Istimewa, dapat membakar gedung RRI itu dari tingkat
bawah. Tentu tentara Gurkha yang di tingkat dua akan terbakar juga. Mereka
terpaksa lari keluar lewat ruang bawah yang terbakar. Yang selamat bisa
melintas diterima oleh rakyat yang sudah terlalu banyak menderita korban jiwa.
Jadi mereka yang lari dari gedung juga langsung saja dibunuhi.
Tanggal 28 Oktober 1945, baru dikurung dua hari saja, pasukan Inggris
bisa dipastikan akan hancur seluruhnya. Brigadir Mallaby jadi was-was. Dia harus
menghentikan kehancuran ini. Kepada siapa harus minta tolong? Minta tolong
berdamai dari pihak pemerintah Surabaya tidak mungkin. Satu-satunya jalan
minta tolong ke markas pusatnya di Jakarta. Minta dikirimkan orang yang bakal
dipatuhi oleh Arek-arek Surabaya. Siapa? Setelah dirunding-runding, akhirnya
jatuh pilihan mendatangkan Presiden Sukarno. Padahal pasukan Sekutu pemenang
perang belum mengakui adanya proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tapi akhirnya
memenuhi permintaan Mallaby, mereka meminta Presiden Sukarno mendamaikan
pertempuran di Surabaya. Kabar kedatangan Presiden Sukarno sudah diumumkan.
Tapi rakyat Surabaya sudah tidak mau lagi percaya dengan janji-janji orang
Inggris. Sudah beberapa kali sebelum tembak-menembak di Surabaya, patinggi
bangsa Indonesia di Surabaya berunding dengan pihak Mallaby, sudah disepakati
sesuatu, tapi kemudian dilanggar. Maka kabar bakal datangnya Presiden Sukarno
juga harus diwaspadai. Radio Pembrontakan Rakyat Surabaya dengan suara Bung
Tomo yang selalu memantau perkembangan pertempuran bersuara keras, para
pemuda di Lapangan Terbang Morokrembangan harus sigap. Kalau yang turun
bukan Presiden Sukarno, harap ditembak saja dengan penumpangnya yang lain.
Ternyata betul. Yang datang Bung Karno diikuti Wakil Presiden Mohamad
Hatta, dan Menteri Penerangan Amir Syarifuddin. Turun dari pesawat mereka
disambut oleh pemuda, dinaikkan kendaraan, dibawa lari masuk kota dengan
bendera Merah-Putih selalu dikibarkan di konvoi mubil. Waktu itu Kota Surabaya
sedang hujan peluru, dan jalan-jalan besar dihalangi baik oleh barang, maupun
gerombolan pemuda. Namun rombongan Presiden Sukarno bisa dilarikan ke rumah
Residen Sudirman di Van Sandicctstraat (Jl. Residen Sudirman). Di sana diberi
laporan dulu oleh pihak pemerintah Indonesia.
Baru keesokan harinya berunding dengan Mallaby di rumah dinas Gubernur
(Grahadi). Sebelum Mallaby tiba, datang dulu Drg. Mustopo yang digiring oleh
Sabaruddin. Oleh para petinggi negara, antara lain Wakil Presiden Moh. Hatta,
Mustopo dianggap sebagai pemicu pertempuran dengan pasukan Inggris di
Surabaya. Perbuatan yang salah. Makanya langsung dipecat dari jabatannya oleh
Presiden Sukarno.
Hasil perundingan dengan Mallaby, harus secepatnya diumumkan gencatan
senjata. Pengumuman tadi harus segera disiarkan. Di siarkan lewat mana, wong
RRI Simpang sudah terbakar hangus? Akhirnya diumumkan lewat siaran Radio
Pemberontakan Rakyat Surabaya Jalan Mawar 10. Bung Karno dan Mallaby
bersama staf pergi ke sana untuk mengumumkan gencatan senjata.
Baru keesokan harinya (30 Oktober) diadakan perundingan yang mengatur
jalan tugasnya Mallaby mengangkut para tawanan keluar Surabaya. Perundingan
diadakan di Kantor Gubernur. Harus menunggu kedatangan Panglima Divisi India
23, Mayor Jendral D.C.Hawthorn, atasan Mallaby. Hawthorn tiba dengan pesawat
dari Jakarta jam 09.15.
Sementgara itu para pemuda Surabaya berdemonstrasi di depan tempat
berunding, mereka dengan gagah mengendarai tank rampasan dari Jepang,
berputar-putar tak berhenti di depan bekas gedung Kenpeitai yang sudah
menjadi gedung PTKR. Arek-arek Surabaya saat itu sebagai pihak yang menang
perang!
Diperoleh hasil, bahwa pasukan Mallaby diperbolehkan mengangkut
tawanan dengan mobil-mobil pasukan Inggris dari segala tempat tawanan
(tawanan bangsa Eropa terbanyak di Rumah Sakit Darmo, sedang prajurit Jepang
di Jaarmarkt (Hitech Plaza) dan Penjara Koblen. Jalan-jalan besar yang akan
dilalui mobil angkutan harus dibuka lebar. Untuk mengawasi penyelenggaraan itu
maka dibentuk Kontak Biro, yaitu yang terdiri dari petinggi pasukan Inggris dan
petinggi pemerintah Kota Surabaya. Anggota Kontak Biro (Contact Bureau)
Inggris adalah: Brig. AWS Mallaby, Colonel LPH Pugh, Mayor M.Hodson, Capt.
H.Show, Wing Commander Groom. Dari Indonesia: Sudirman (Resident), Dul
Arnowo, Atmadji, HR.Mohammad, Sungkono, Suyono, Kusnandar, Ruslan
Abdulgani, T.D.Kundan.
Jam 13 Kontak Biro sudah selesai disusun, ditandatangani oleh Hawthorn
dan Presiden Sukarno. Karena Kontak Biro sudah terbentuk, tinggal
pelaksanaannya saja, maka Mayor Jendral D.C.Hawthorn dan rombongan Presiden
Sukarno meninggalkan tempat terbang kembali ke Jakarta.
Kontak Biro terus berunding, akan bekerja menurut aturan yang
ditetapkan. Rencana bekerja selesai jam 16.30. Waktu itu di sana sini masih
terdengar tembak-menembak..Maka harus dicegah. Gencatan senjata harus
dilaksanakan. Maka para perunding langsung bekerja akan mendatangi tempat
yang masih terdengar tembak-menembak. Yaitu yang pertama di Jembatan
Merah. Dengan beberapa mobil dari depan gedung Gubernur tempat mereka
berunding, mereka menuju pertama kali ke Jembatan Merah. Waktu melalui jalan
Societeitstraat (Jl. Veteran), rombongan mobil sering dihadang oleh pemuda-
pemuda Surabaya yang memprotes mengapa harus gencatan senjata, wong kita
menang. Tentara Inggris harus meninggalkan gedung, agar aman. Mendapat
hadangan begitu gaanti-berganti Dul Arnowo dan Residen Sudirman memberikan
penerangan tentang pentingnya gencatan senjata. “Ya, tentara Inggris harus
meninggalkan gedung, baru aman!”
Gedung Internatio di sebelah barat lapangan Jembatan Merah, diduduki tentara
Inggris. Mereka dikurung oleh rakyat Surabaya, tapi masih saja melawan. Maka
rombongan mobil Kontak Biro melalui Herenstraat (Rajawali) mendekati gedung
Internatio. Berhenti di pertiga depan gedung. Hanya mobil Mallaby yang menuju
depan gedung. Di sana, komandan pasukan Inggris Mayor Venu Gopal (Gurkha)
keluar di teras, bercakap-cakap dengan Mallaby. Setelah itu, Mallaby dengan
mobilnya berangkat lagi ke utara, lalu belok ke timur melalui Willemplein Noord
(jalan sebelah utara lapangan) menuju Jembatan Merah. Sepanjang perjalanan
dikerumuni para pengepung gedung Internatio, minta supaya tentara Inggris
angkat kaki dari gedung. Sampai di ujung barat Jembatan Merah bertemu lagi
dengan rombongan mobil dari Kontak Biro Indonesia. Permintaan rakyat kian
ramai, sehingga rombongan sulit berjalan. Maunya meneruskan misi ke daerah
Kembangjepun yang juga masih terdeengar tembak-menembak. Tetapi karena
penuh sesak dikerumuni rakyat, para pihak Kontak Biro berunding di tempat.
Akhirnya Mallaby setuju mengutus stafnya datang ke gedung, untuk
membicarakan hal meninggalkan gedung. Yang diutus Kapten Show, perwira
penyelidik yang sudah beberapa kali ikut berunding dengan pihak Indonesia.
Kepergian Kapten Show akan diikuti oleh utusan dari Indonesia. Dipilih
HR.Mohammad, yang berpakaian tentara dan yang paling tua. Untuk mengetahui
bahasa mereka di gedung, pihak Indonesia menyertakan TD.Kundan (warga
Surabaya keturunan India) sebagai jurubahasa. Ketiga orang tersebut
menyeberangi taman Willemplein (Taman Jayengrono), lalu masuk ke gedung.
Namun belum sampai 15 menit, terlihat TD Kundan lari keluar dari gedung, dan
menyuruh orang bertiarap atau berlindung. Akan ada tembakan. Belum jelas
teriakan TD Kundan, ternyata benar terdengar rentetan tembakan dari dalam
gedung. Maka gemparlah pengepung gedung di lapangan. Termasuk para anggota
Kontak Biro Indonesia. Mereka pada menyelamatkan diri, kebanyakan terjun ke
Kalimas, dan menyeberang ke sebalah timur. Karena sudah berunding begitu lama
(dari pagi sampai magrip) dengan akhir begitu, para petinggi Kontak Biro
Indonesia tidak bertemu lagi malam itu, masing-masing pulang sendiri-sendiri.
HR. Mohammad masih terkurung di dalam gedung. (Baru keesokan harinya dilepas
oleh tentara Inggris di gedung itu). Keesokan harinya (31 Oktober 1945) mobil
Mallaby ditemukan hancur di tempat, Dan Brigadir Mallaby tewas di dalamnya.
Konon ditemukan oleh Dr. Sugiri, dan dibawa ke Rumah Sakit Simpang Surabaya.
Hari Rabu 31 Oktober 1945, Jendral Christison selaku Panglima Tentara
Sekutu untuk Asia Tenggara mengeluarkan pengumuman yang mengandung
ancaman (Warning to Indonesian), Presiden Sukarno mendapat perintah untuk
datang jam 11 di Markas Besar Jendral Christison di Jakarta. Diberi tahu bahwa
Brigadir AWS Mallaby telah dibunuh secara keji sekali, ketika menjalankan tugas
berunding dengan pemimpin extremis Indonesia (Kantor Berita Belanda ANP).
Dul Arnowo memberikan laporan berdasarkan kenyataan. Malam itu juga Presiden
Sukarno berpidato melalui radio, menyesalkan kejadian tersebut. Dalam
pidatonya antara lain mengemukakan: Surabaya merupakan satu kekuatan
nasional kita. Di Surabaya TKR tersusun sangat baik. Pemuda dan kaum buruh
telah membentuk persatuan-persatuan yang sangat teguh.
GENCATAN SENJATA YANG DI SAKSIKAN
OLEH PRESIDEN SOEHARTO DI DEPAN KANTOR
GUBERNUR JAWA TIMUR

PARA ANGGOTA KOMISI KONSULER


DAN ROMBONGAN DENGAN DI ANTAR OLEH
DR.MUSTOPO
PANGLIMA BESAR SUDIRMAN
DAN MAYJEN URIP MENYAKSIKAN
LATIHAN PERANG

DI ANTARA PARA PEJUANG


KEMERDEKAAN YANG MENYAKSIKAN
DETIK-DETIK PROKLAMASI
DI GEDUNG PROKLAMASI,JAKARTA.

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia diumumkan di Jakarta jam 10


pagi. Beritadengan kode morse diterima di kantor berita Domei (Jl. Pahlawan 29)
jam 11 pagi. Berita sempat diralat bahwa kejadian proklamasi itu tidak benar.
Tapi orang Indonesia yang bekerja di Domei kadung membaca yang sudah diketik
huruf ABC. Domei merupakan kantor berita yang menyuplai berita-berita ke
suratkabar Suara Asia (Jl. Pahlawan 31), suratkabar sore di Jawa Timur.
Meskipun sudah disensor oleh redaksi bangsa Jepang, ada juga yang
menyelundupkan berita proklamasi tadi ke Suara Asia. Yang bekerja di Domei
antara lain: Yacob (morsis), RM Bintarti, Sutomno (Bung Tomo), Astuti Askabul
(kemudian jadi isteri A.Azis dan pemilik Surabaya Post). Yang bekerja di Suara
Asia: Mohamad Ali (adik Imam Supardi, kemudian pemilik Panjebar Semangat).
Oleh Suara Asia dibikin selebaran, disebar di tempat-tempat tempelan Suara
Asia di seluruh Jawa Timur. Disiarkan dalam warta berita bahasa Madura oleh
Radio Hoshokyoku Surabaya tanggal 18 Agustus 1945 jam 19.00 waktu Tokyo.
Yang bahasa Indonesia baru tanggal 19 Agustus 1945.

UPACARA PEBGIBARAN SANG SAKA


MERAH PUTIH UNTUK
PERTAMA KALINYA.

PARA PENGUNGSI TIBA DI MALANG


PADA TAHUN 1946
ANGGOTA-ANGGOTA ALRI
DI FRONT JAWA TIMUR

PEROBEKAN BENDERA MERAH PUTIH BIRU


MENJADI MERAH PUTIH
BARISAN LASKAR DALAM PAWAI KEMERDEKAAN MENYAMBUT
PROKLAMASI DI TRIBUNE KEHORMATAN YANG SANGAT SEDERHANA
DIDEPAN GEDUNG PROKLAMASI JL.PEGANGSAAN TIMUR 56,JAKRTA
(18 AGUSTUS 1945)

SERANGAN TENTARA SEKUTU DARI UDARA


DI SEPANJANG JALAN BUBUTAN

PEJUANG-PEJUANG SEDANG BERGERILYA MENGADAKAN


PENGHADANGAN DI DAERAH BUKIT DAN HUTAN
DI DAERAH MOJOSARI,MOJOKERTO

19 SEPTEMBER 1945 ADALAH HARI INSIDEN BENDERA HOTEL YAMATO


MASYARAKAT SURABAYA YG MARAH MEROBEK BAGIAN BIRU
DAN BENDERA BELANDA YG TELAH DI NAIKAN DAN MEMBIARKAN
‘‘MERAH PUTIH‘‘ NYA BERKIBAR BEBAS

SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX


PADA KONGRES PEMUDI DI YOGYAKARTA
RAPAT RAKSASA MENYAMBUT HONGIG PEMDA
DI ALUN-ALUN YOGYAKARTA
(10 NOVEMBER 1945)

PANGLIMA BESAR SOEDIRMAN DENGAN


DI DAMPINGI MAYJEN DR.MUSTOPO MENGADAKAN INSPEKSI
PADA PASUKAN DARI DEVISIP YANG AKAN
DI BERENGKATKAN KE FRONT (DESEMBER 1947)
KORBAN-KORBAN KEGANASAN PENGHIANATAN PEMBERONTAKAN
PKI MUSO DI SEKITAR MADIUN (SEPTEMBER 1948)

PRESIDEN SOEKARNO MEMBERIKAN AMANAT


PADA SIDANG PLENO KNIP DI MALANG (25 FEBRUARI 1947)

RAMAH TAMAH ANTAR PRAJURIT TNI


DAN RAKYAT MERUPAKAN KUNCI SUKSES
SUASANA PEMAKAMAN PARA PAHLAWAN KORBAN PERTEMPURAN
BRIMOB-BELANDA DI PRONOJIWO,LUMAJANG SEKITAR OKTOBER 1947

DEVISI DISERAHKAN DALAM UPACARA HARI ANGKATAN PERANG


YANG PERTAMA DI ALUN-ALUN YOGYAKARTA
(5 OKTOBER 1946)

DEFILE T.R.I DI ALUN-ALUN YOGYAKARTA PADA


UPACARA HARI ANGKATAN PERANG YANG PERTAMA
(5 OKTOBER 1946)

SURABAYA BANGKIT MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK


INDONESIA, DGN MEMPERTAHANKAN APA ADANYA MEREKA
MENGGEMPUR PASUKAN SEKUTU (PERISTIWA 10 NOV 1945)

KEGIATAN JAWATAN POS DAN TELEGRAF


PASAR BARU JAKARTA (JUNI 1946)
RANGKAIAN INSIDEN TUNJUNGAN BERUPA:
PEROBEKAN BENDERA MERAH PUTIH BIRU OELH PEJUANG DIFRONT
SURABAYA,TANGGAL 19 SEPTEMBER 1945

KEBAKARAN TERJADI DI PELABUHAN TANJUNG PERAK & SEKITARNYA


MEWARNAI PERTEMPURAN MELAWAN TENTARA SEKUTU
(PERISTIWA 10 NOVEMBER 1945)
OPHOAL BURG (JEMBATAN GANTUNG)
DI PETEKAN, SURABAYA

KORBAN BERJATUHAN DAN KERUSAKAN TERJADI DI BEBERAPA TEMPAT


DI DALAM KOTA SURABAYA, AKIBAT PERTEMPURAN ANTARA
PEJUANG DENGAN PASUKAN SEKUTU
(PERISTIWA 10 NOVEMBER 1945),SURABAYA
AREAL BENGKEL TEKNIK KOTAMANYA SURABAYA
SEKARANG BERDIRI GEDUNG DPRD TINGKAT 1 JAWA TIMUR

KALIMAS WESTERKADE, TEMPAT BERSANDAR


SEBELAH BARAT,KALIMAS
BERSANDAR SEBELAH TIMUR
GEDUNG SOERABIASCH HANDEL BLOD
YANG SEKARANG DITEMPATI OLEH MEMORANDUM
LIBERTY DLL,TERLETAK DI JL.PAHLAWAN,SURABAYA

TEMPAT TINGGAL RESIDEN BELANDA


SEKARANG MENJADI GEDUNG NEGARA GRAHADI
JL.PEMUDA,SURABAYA
GEDUNG HSA (HANDEL SVERENIGING AMSTERDAM)
DI KOMEDIUPTEIR LKNI GEDUNG
DITEMPATI PTP XXIV-XXV
DI JL.MERAK,SURABAYA

PAHLAWAN KEMERDEKAAN NASIONAL:

YANG TERDIRI DARI:

1. LETNAN JENDRAL URIP SUMOHARJO


URIP
SUMOHARJO ketika
masih anak-anak ,ia dikenal
sebagai Muhammad Sidik.
Ketika belajar di OSVIA
atau sekolah pegawai calon
pemerintah (pangreh
praja) pribumi di
Magelang, ia berubah
haluan. Ia ingin menjadi
tentara. Oleh karena itu , ia memasuki sekolah militer di
Jatinegara,Jakarta. URIP SUMOHARJO yang dilahirkan di Purworejo
pada tanggal 23 Februari 1893 itu berhasil menyelesaikan pendidikannya
sebagai perwira teladan. Dinas Tentara KNIL dimasuki yang memberinya
pangkat Letnan Dua. Meskipun ia telah menjadi tentara KNIL
perhatiannya terhadap masyarakat tidak berkurang. Bagi perwira KNIL
bumiputera, Urip dianggap sebagai panutan dan sesepuh.
Setelah proklamasi kemerdekaan dirasakan kebutuhan tentara
nasional. Untuk itu, bekas perwira PETA dan KNIL ditarik memasuki
jajaran Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yg semula dinamakan BKR (Badan
Keamanan Rakyat).sebagai kepala staf, ia harus membenahi TKR hingga
menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).Akibat Perjanjian Renville,
pada tahun 1948 Urip mengundurkan diri dari jabatan Kepala Staf
Angkatan Perang.Meskipun demikian , pemerintah mengangkatnya sebagai
penasihat militer Presiden.Jabatannya itu diembannya hingga tutup usia
pada tanggal 17 November 1948.jenazahnya dimakamkan di Taman Makam
Pahlawan Semaki,Yogyakarta. Letnan Jendral Urip Sumoharjo bersama
dengan Jendral Sudirman diakui sebagai Bapak Angkatan Perang Republik
Indonesia.

2. JENDRAL SUDIRMAN.

Tubuhnya yang kurus akibat


penyakit paru-paru yang
diidapnya tidak mematahkan
semangat juangnya. Itulah
Panglima Besar Jendral
Sudirman yg dilahirkan di
Bodas Karangjati,
Kabupaten Purbalingga,
Jawa Tengah pada tanggal
24 Januari 1916. Keterlibatannya dala perjuangan fisik untuk
mempertahankan kemerdekaan memiliki sejarah yang panjang.
Setamat sekolah dasar di Purwokerto, ia meneruskan pendidikannya di
Taman Siswa dan Sekolah Guru Muhammadiyah namun tidak
tamat.Sudirman kemudian mengajar di salah satu sekolah Muhammadiyah
di Cilacap,sekaligus aktif di organisasi tersebut. Di samping aktif dlm
organisasi itu , Sudirman masih meluangkan waktu untuk mengikuti
gerakan kepanduan dengan disiplin organisasi yang keras.
Ketika Letnan Kolonel Isdman, Komandan Resimen Banyumas, gugur
dalam pertempuran melawan tentara Inggris dan sekutu, Kolonel Sudirman
turun langsung ke medan pertempuran Ambarawa . Kehadiran Kolonel yang
berkharisma itu memberi semangat baru kepada pasukan TKR. Di bawah
kepemimpinannya, TKR berhasil menghalau pasukan Inggris dari Ambarawa
setelah pertempuran sengit selama empat hari. Pertempuran itu kemudian
di kenal sebagai ‘‘Palagan Ambarawa‘‘. Pada tanggal 12 November
1945,dalam konperensi TKR di Yogyakarta, Sudirman diangkat sebagai
Panglima Besar TKR sedangkan Kepala Stafnya dipilih Oerip Soemoharjo.
Walaupun keadaan kesehatannya terganggu , ia mampu bergerilya masuk
hutan dan mendaki gunung selama 7 bulan. Strategi militer dan diplomasi
sangat jitu untuk memaksa belanda mengakui kedaulatan dan kemerdekaan
Indonesia. Penyakitnya makin parah karena tidak tersedianya obat dan
makanan yang memadai selama perang. Setelah perang berakhir, ia jatuh
sakit meskipun kepemimpinannya sangat dinantikan seluruh jajaran militer.
Jendral Sudirman wafat di Magelang pada tanggal 29 Januari 1950 dan
jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.

3. KYAI HAJI FACHRUDDIN (PAHLAWAN PERGERAKAN


NASIONAL)

Pendidikan agama yang


mendalam tidak akan
menjauhkan seseorang dari
masyarakat tetapi malahan
mendorongnya untuk lebih
giat dalam pengabdiannya. Hal
ini di alami oleh Muhammad
Jazuli yang kemudian lebih
dikenal dengan nama Haji
Fachrudin. Fachrudin yang
dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1890 mendapat pendidikan agama dari
ayahnya haji Hasyim. Kemudian ia belajar dari beberapa ulama terkenal di
daerah Jawa Tengah &Jawa Timur sampai akhirnya menimba ilmu
keagamaannya dari kota suci Mekkah selama delapan tahun.
Tenaga dan pengabdiannya tidak hanya dalam lingkup organisasi
tetapi juga bagi umat islam secara keseluruhan. Pada tahun 1921 ia diutus
ke Tanah Suci untuk meneliti keadaan jemaah haji di sana, Jemaah haji
dari Indonesia pada masa itu sering mendapat perlakuan yang kurang baik.
Kesibukannya itu menyebabkan dia kurang memperhatikan kesehatannya.
Menjelang Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada tahun 1929, ia
jatuh sakit dan meninggal dunia dengan tenang pada tanggal 27 Februari
1929. Jenazahnya dimakamkan di Pakuncen, Yogyakarta.

4. ABDUL HALIM PERDANA KUSUMA


Abdul Halim Perdana Kusuma lahir di
kota Sampang,Pulau Madura, pada
tanggal 18 November 1922. Setelah
menyelesaikan pendidikan HIS dan
MULO, ia meneruskan pendidikannya
ke Sekolah Pamongpraja di magelang,
namun tidak tamat. Bersama dengan
Iswahyudi, Halim Perdana Kusuma di
tunjuk menjadi wakil AURI pada
Komandemen Tentara Sumatra untuk membangun Angkatan Udara di
Sumatera pada tahun 1947. Selain itu, mereka juga mendapat perintah
untuk memperoleh senjata dari luar negri.
Sepulang menjalankan tugas negara dari Thailand pesawat yang
dikemudikannya bersama Iswahyudi mengalami kecelakaan di Tanjung
Hantu, Malaysia, tanggal 14 Desember 1947. Abdul Halim Perdana Kusuma
gugur dan dimakamkan di Lumut, Malaysia. Pada tahun 1975 jenazahnya di
pindahkan ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, jakarta. Pemerintah
Indonesia menganugrahinya gelar Pahlawan Nasional. Namanya juga di
abadikan untuk nama lapangan terbang di jakarta.

5. DR. MUWARDI
Muwardi lahir di Pati pada tahun
1907. Ia lulusan Sekolah dokter
Bumiputera (STOVIA) Jakarta dan
kemudian memperdalam pengetahuan
kedokterannya dengan mengambil
spesialis THT (Telinga Hidung dan
Tenggorokan).
Pada waktu masih mahasiswa,ia tergabung dalam organisasi Jong Java dan juga
Indonesia Muda. Ia juga menjadi ketua Barisan Pelopor Jakarta pada
masa pendudukan Jepang. Menjelang kemerdekaan, ia di tunjuk menjadi
Barisan Pelopor seluruh jawa. Ia juga menjadi salah satu saksi langsung
lahirnya Indonesia karena ia turut memberikan sambutan setelah
pembacaan proklamasi oleh Soekarno-Hatta.
Situasi politik yang memanas di Jakarta pada tahun 1946
menyebabkan kegiatan barisan Pelopor dialihkan ke kota Solo. Di Solo ia
membentuk Devisi Laskar Banteng. Situasi di kota Solo menjadi rusuh
setelah PKI terus menebarkan permusuhan dan pertentangan. Untuk
menghadapi PKI, Muwardi membentuk Gerakan Reolusi Rakyat. PKI
membuat Solo menjadi daerah kacau sedangkan Madiun mereka jadikan
sebagai basis gerilya. PKI juga melenyapkan orang-orang yang di anggap
musuh. Dokter Muwardi yang tengah melakukan operasi di rumah sakit
Jebres, Solo, mereka di culik dan kemudian dibunuh 13 September 1948.
Jenazah dokter Muwardi mereka buang tanpa diketahui di mana tempat
pembuangannya itu hingga kini.
Pemerintah mengangkat dokter Muwardi sebagai Pahlawan
Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1964.

PAHLAWAN PROKLAMATOR :
YANG TERDRI DARI :

1. DR.IR. SOEKARNO. (PAHLAWAN PROKLAMATOR)


Ir. Soekarno, proklamator
dan Presiden Pertama RI dilahirkan
di Surabaya pada tanggal 6 Juni
1901. Setamat Hogere
Burgerschool (HBS atau SMP dan
SMA), ia melanjutkan
pendidikannya dan memperoleh
gelar insinyur.
Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, Soekarno bersama Hatta atas nama
Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Ia dingkat sebagai
Presiden RI Pertama Berbagai krisis dan kesulitan dihadapinya seperti
Pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) sesudah Konferensi Meja
Bundar (KMB), berbagai pergolakan daerah, dan Dekrit 5 Juli 1959 yang
memaksa Presiden untuk membubarkan parlemen hasil pemilu 1955.
Krisis yang diakibatkan oleh Peristiwa G 30 S/PKI sangat
merosotkan pamornya Kemampuannya sebagai penggalang kesatuan
(solidarity maker) dengan program Tri-kora (Tri Komando Rakyat) utk
membebaskan Irian Barat dan Dwi-kora (Dwi Komando Rakyat) uk
menggagalkan terbentuknya Federasi Malaysia dijalankan untuk mengem-
balikan reputasinya. Namun, peristiwa G 30 S itu juga menjadi salah satu
sebab tersingkirnya dari panggung politik nasional. Soekarno dengan
semangat revolusinya tergeser digantikan oleh kepemimpinan Angkatan
Darat dengan konsep dwifungsi dan program pembangunan ekonominya.
Soekarno wafat di RS Gatot Subroto pada tanggal 21 Juni 1970
ditunggui anak-anak nya setelah beberapa tahun menjalani tahanan rumah.
Sebelum di makamkan di Blitar banyak pelayat dari mancanegara yang
datang. Salah satunya adalah Tengku Abdul Rahman Putera, mantan
Perdana Menteri Malaysia, musuh bebuyutannya dalam Politik Konfrontasi.
Tengku abdul Rahman berujar :‘‘seorang sahabat yang baik telah pergi‘‘.
Dengan kepergiannya, orang diingatkan akan jasa-jasanya yang besar. Beliau
diangkat sebagai Pahlawan Proklamasi pada tahun 1986.

2. DR. MOHAMMAD
HATTA (PAHLAWAN
PROKLAMATOR)
Pada masa awal kependudukan Jepang yang dianggapanti-Jepang bersama
seseorang dari Jepang yang bernama Miyoshi, seorang juru bahasa, ke
Bandung. Dalam perjalanan ke Puncak, akan dibuat suatu tabrakan yang
fatal bagi Hatta dan juru bahasa itu. Miyoshi yang sadar bahwa dirinya
akan turut menjadi korban mengajukan satu usul kepada Mayor Jendral
Yamamoto, Direktur Urusan Umum Pemerintahan, agar dilakukan
penyelidikan lebih dahulu terhadap Hatta. Untuk itu, Letnan Kolonel
Murase, kepala Urusan Umum Kempetai mewawancarai Hatta dengan
dihadiri Miyoshi, Murase bertanya apakah Hatta anti-Jepang. Hatta
menjelaskan bahwa ia tidak anti Jepang tetapi anti-impe-rialisme,
termasuk imperialisme Jepang, seperti yg di praktekkan Jepang pada
tahun 1930 dalam menghadapi Cina.
Rencana pembunuhan itu di urungkan tetapi Hatta yang dilahirka di
Bikut Tinggi pada tanggal 12 Agustus 1902 itu masih harus mempelajari
Nippon Seishin (semangat Jepang) agar lebih memahami tujuan Jepang
melancarkan Perang. Murase terkesan terhadap Hatta yang dilukiskannya
sebagai orang yang ‘‘dingin‘‘ tetapi ‘‘lurus‘‘ dan ‘‘terus terang‘‘.
Salah satu jasanya yang penting adalah rumusan dalam pasal 33
UUD 1945. Ia mengajukan pandanga mengenai pentingnya koperasi, baik
sebagai konsep ekonomi maupun untuk membangun kekuatan golongan
ekonomi lemah. Hatta mengetahui bahwa pedagang dan petani Indonesia
rentan terhadap konsorsium internasional dan sistem pasar dunia.
Penekanan dalam kebijakan ekonomi yang dirumuskannya itu merupakan
perlindungan bagi anggota masyarakat yang lemah di dalam proses ekonomi.
Meskipun sudah tidak aktif di tampuk pimpinan negara dan panggung
politik tetapi Hatta tidak pernah absen dari permasalahan negaranya.
Berbagai ceramah dn diskusi dengan generasi muda masih terus
dilakukannya. Tokoh proklamator ini wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di
Jakarta. Jenazahnya di makamkan di Pemakaman Umum Tanah Kusir,
Jakarta
Beliau diangkat sebagai Pahlawan Proklamasi pada tahun 1986.

PROFIL PAHLAWAN :

1. BUNG TOMO.

Nama aslinya Sutomo, namun lebih di


kenal dengan nama Bung Tomo. Bung Tomo
lahir di Surabaya pada tanggal 3 Oktober
1920. Soetomo di lahirkan dari kampung
Blauran di pusat kota Surabaya. Ayahnya bernama Kartawan
Tjiptowidjojo, yaitu seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ibunya
berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura.
Sutomo pernah menjadi seorang jurnalis yang sukses, kemudian ia
bergabung dengan sejumlah kelompok politik & sosial. Ketika ia terpilih
pada tahun 1944 utk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru, yang
disponsori oleh Jepang. Hampir tak seorang pun yg mengenal Sutomo.
Namun semua ini mempersiapkan Sutomo dalam peranannya yang sangat
penting, ketika Oktober & November 1945, ia berusaha membangkitkan
semangat rakyat, sementara Surabaya di serang habis-habis an oleh
tentara-tentara NICA. Sutomo terutama sekali di kenang karena seruan-
seruan pembukaannya di dalam siaran-siaran radio nya yang penuh dengan
emosi , ‘‘Allahu Akbar!! Alahhu Akbar!! Alahhu Akbar!!‘‘.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Sutomo sempat terjun dalam dunia
politik pada tahun 1950-an, namun ia merasa bahagia dan kemudian
menghilang dari panggung politik. Pada akhir masa pemerintahan Soekarno
& awal pemerintahan Soeharto yang mula-mula didukungnya. Sutomo
kembali muncul sebagai tokoh nasional.
Sutomo sangat bersungguh-sungguh dalam kehidupan imannya,
namun ia tidak merasa sebagai seorang Muslim yang Saleh atau pun calon
pembaharu dalam agama. Pada tanggal 7 Oktober 1981 ia wafat di Padang
Arafah, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan tradisi
untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah
suci, jenazah Bung Tomo di bawa kembali ke tanah air & dimakamkan bukan
di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di tempat Pemakaman Umum,
Ngagel, Surabaya.
Nama Bung Tomo memuncak ketika rakyat Surabaya terlibat
pertempuran amat dahsyat melawan sekutu pada tanggal 10 November
1945. Sejarah mencatat bahwa pertempuran Surabaya 10 November 1945,
sebagai pertempuran terdahsyat selama perjuangan kemerdekaan
Indonesia hingga pemerintah Indonesia pun menetapkannya sebagai Hari
Pahlawan. Jadi setiap tanggal 10 November semua rakyat indonesia pasti
akan teringat pada Bung Tomo! Teringat pada pekiknya Alahhu Akbar!
Yang diteriakannya berkali-kali untuk membakar semngat rakyat surabaya
dalam berjuang melawan tentara sekutu.
Gelar Pahlawan akhirnya di berikan Ke Bung Tomo bertepatan pada
peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2008. Keputusan ini di
sampaikan oleh mentri Komunikasi 7 Informatika Kebinet Indonesia
Bersatu, Muhammad Nuh pada tanggal 2 November 2008.
2. BASUKI RAHMAT.

Basuki Rahmat dilahirkan di Tuban, 4


November 1921. Semula ia ingin menjadi
guru hingga ia meneruskan pendidikannya
pada Sekolah Guru Muhammadiyah
Yogyakarta. Namun ia tidak meneruskan
minatnya menjadi pengajar dan memasuki
dunia militer. Ia mengikuti pendidikan
Pembela Tanah Air (PETA) sela
kependudukan Jepang. Selepas Pendidikan
(PETA), Basuki Rahmat di tempatkan di
daerah Pacitan dengan pangkat shodancho
(Komandan Pelopor).
Basuki Rahmat menjabat Menteri Dalam Negeri berturut-turut
dalam 4 Kabinet, dimulai dari Kabinet Dwikora II, Kabinet Ampera I,
Kabinet Ampera II, dan Kebinet Pembangunan I. Basuki Rahmat wafat
pada tanggal 8 Januari 1969. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam
Pahlawan Kalibata Jakarta, dengan upacara kebesaran militer.
Pemerintah Indonesia mengangkat Basuki Rahmat selaku Pahlawan
Pembela Kemerdaan tak lama setelah kematiannya, 1969.

3. AHMAD YANI

Ahmad Yani dilahirka di daerah Jenar, Purworejo, 19 Juni 1922. Ia


hanya sempat mengenyam pendidikan kelas 2 AMS (Sekolah menengah
Atas) untuk seterusnya berkiprah ke dunia militer. Ia pernah mengikuti
pendidikan pada Dinas Topografi Militer di Malang dan Bogor pada zaman
Pemerintahan Kolonial Belanda. Ketika Jepang menduduki Indonesia, ia
mengikuti pendidikan Heiho (Pembantu Prajurit Jepang) di Magelang. Bekal
pelatihan militer Belanda dan Jepang itu sangat berguna baginya untuk
melawan dan meluncuti persenjataan Nakamura Butai setelah melakukan
pertempuran 7 hari di Magelang pada awal kemerdekaan Indonesia.
Karier militer Ahmad Yani terus menanjak. Berbagi tugas
mengamankan negara dari rongrongan berbagai pihak berhasil ia tuntaskan
dengan baik. Ia berperan aktif memadamkan pemberontakan Partai
Komunis Indonesia (PKI) yang melancarkan pemberontakannya di Madiun
tahun 1948. Kemudia ia di tugaskan untuk belajar pada Command And
General Staff college, Amerika Serikat. Tahun 1962 ia menyelesaikkan
pendidikan militernya tersebut.
Keberhasilan-keberhasilan yang ditunjukkannya dalam mengemban
tugas negara membuatnya diangkat menjadi kepala staff Angkatan Darat
(KSAD).
Namun di puncak kariernya itu, ia menjadi korban keganasan
Gerakan 30 September. Pada tanggal 30 September 1965. Ia ‘di jemput‘
dan diberondong senjata membabi buta di depan rumahnya. Ahmad Yani
gugur selaku kusuma bangsa dengan mempersembahkan jiwa raganya untuk
Ibu Pertiwi yang tercinta. Seperti korban0korban penculikan lainnya,
jenazahnya dimasukkan ke dalam sumur tua yang terletak di daerah
Lubang Buaya, Jakarta Timur. Lima hari kemudian, jenazah Letnan Jendral
Ahmad Yanidimakamkan kembali di Taman makam Pahlawan
Kalibata,Jakarta,dengan upacara kebesaran militer.
Pemerintah indonesia mengankat Ahmad Yani menjadi Pahlawan
Revolusi pada tanggal 5 Oktober 1965 setelah sebelunnya menaikkan
pangkatnya satu tingkat menjadi jendral anumerta.

PERANG PASIFIK

Sejarah-perang pasifik,yang di kenal


di Jepang dengan nama Perang Asia Timur
Raya & di Tiongkok sebagai Perang
Perlawanan Terhadap Agresi Jepang, yang
terjadi di Samudra Pasifik, pulau-pulau, &
Asia.
Konflik ini terjadi antara tahun 1937
& 1945, namun peristiwa-peristiwa yang
lebih penting terjadi setelah 7 Desember
1941, ketika Jepang menyerang Amerika Serikat serta wilayah-wilayah yang di
kuasai Britania Raya &banyak negara lainnya.
Perang ini dimulai lebih awal dr Perang Dunia ll yaitu, tanggal 8 Juli 1937
oleh sebuah insiden yang di sebut insiden Jembatan Marco Polo, Peristiwa
tersebut menyulut peperangan antara Tiongkok dengan Jepang.
Konflik antara jepang & Tiongkok dan beberapa dari peristiwa & serangan
yang penting juga merupakan bagian dari perang tersebut. Perang ini terjadi
antara Jepang & Pihak Sekutu (yang termasuk Tiongkok, Amerika Serikat,
Britania Raya, Filipina, Australia, Belanda, & Salendia Baru)
Uni Soviet berhasil memukul mundur Jepang pada tahun 1939 & tetap
netral hingga 1945, saat ia memaikan peranan penting di pihak Sekutu pada
masa-masa akhir perang.
Thailand, setelah di jajah pada 1941, dipaksa bergabung dengan pihak
Jepang. Jerman Nazi & Italia juga adalah Sekutu Jepang, dan angkatan laut
mereka beroprasi di Samudra Pasifik &Hindia antara tahun 1940 &1945.
Antara tahun 1942 & 1945, terdapat empat wilayah otorita Sekutu yang
berperang melawan jepang:Tiongkok, wlayah Samudra Pasifik, Asia Tenggara
&pasifik Barat Daya.
Perang Pasifik berakhir pada 15 Agustus 1945 &perjanjia menyerahnya
Jepang ditandatangani oleh wakil dari Sekutu yaitu, Jendral Douglas Mcarthur
&Jepang diwakili oleh Mamorou Shigemitsu di atas kapal Uss Missouri.

Akibat dari Perang Pasifik adalah sebagai berikut:


• Kekalahan Jepang membuatnya kehilangan wilayah jajahannya seperti
Manchuria, Korea, Asia Tenggara, dan dareah mandat di Kepulauan
Pasifik yang di berikan pada akhir Perang Dunia l
• Beberapa negara yang sebelumnya di jajah oleh negara-negara Eropa
berhasil memperoleh kemerdekaan seperti Indonesia
• Kaisar Jepang kehilangan statusnya sebagai dewa
• Amerika Serikat sebagai pemenang Perang Pasifik tidak ingin mengaili
hirohito, kaisar jepang saat itu.
• Amerika Serikat membutuhkan Daerah penyangga (buffer) untuk menahan
arus pengaruh komunisme karena Rusia sudah mencapai kawasan Timur
Asia.
• Jepang tidak diperbolehkan mempunyai angkatan perang, kecuali pasukan
pembela diri

Anda mungkin juga menyukai