Anda di halaman 1dari 4

Nama: Aisyah Dewi L

Kelas : Xll llB 2

NISN : 001 279 5198

Teks 1

Mundurnya Belanda
Dari Perang Melawan Rakyat
Pada pertengahan tahun 1943 bulan Juni.
Saat itu Belanda mulai masuk ke daerah Jombang.Dan mulai masuk ke
desaku.Aku yang waktu itu masih kecil,merasa khawatir akan kedatangan
Belanda.
“Bu,suara apa itu?”Tanyaku pada ibuku.
“Ibu jugatidak tahu nak.Mungkin itu suara Belanda.”Ibuku menjawab penuh
ragu-ragu.
Warga kami menunggu,tetapi sepeti biasa orang-orang desa masih melakukan
aktivitasnya.
Akhirnya terjadi juga apa yang diucapkan ibuku itu. Belanda datang ke desa
kami dengan untuk mengawasi setiap yang kami kerjakan.Mereka datang dan
mengawasi hanya di sepanjang jalan saja.Tidak sampai memasuki rumah-rumah
kami.Aku tidak tahu apa maksud kedatangan mereka.
Tidak lama kemudian ada salah satu tentara yang melapor kepada
pimpinannya.Dengan suara yang keras dan tegas.
“Lapor….keadaan disini aman.Kelihatannya mereka tidak sedang membuat
rencana apapun” Ucap salah satu tentara yang melapor pada pemimpinya.
”Bagus…berarti mereka semua tidak tahu rencana kita.” Ucap sang pemimpin
dengan lagaknya yang sombong itu menambah identitas yang sebenarnya tentang
negaranya.
Tak lama kemudian para tetuah kami mendengar sesuatu yang tidak pernah
kami duga selama ini.
Dan kami mengetahui dimana selama ini Belanda berkuasa.Karena kami juga
mendapatkan berita dari salah satu warga yang bernama Ngatemin.Dia adalah
mata-mata kami.
Belanda waktu itu berada di daerah Bunder,Nganjuk.Mereka memiliki tujuan
yakni ingin menyerang daerah Gongseng Megaluh Jombang yang merupakan salah
satu daerah yang menjadi musuh Belanda.Dan mereka merasa tidak pernah bisa
menguasai daerah kami.Karena mereka belum menyusun rencana untuk merebut
daerahku.
Tapi mereka bisa mengawasi kami dengan mengirimkan mata-
matanya.Mengetahui hal ini pemimpin desa mulai cemas dan pergi untuk
memberitahu penduduk desa.
” Hei rakyatku,Belanda akan menyerang daerah kita.Kita harus bersiap untuk
mengangkat senjata.”Kata Pak Danang sebagai pemimpin desa yang berani.
” Baiklah…..ayo serang!”Suara rakyat menggebu nggebu.
Akhirnya mereka mengangkat senjata dan mulai bersiap di pingiran sungai
Brantas Megaluh.Sambil menunggu isyarat dari Belanda.Mereka terpisahkan oleh
Sungai Brantas yang luas.
Dengan membawa senjata seadanya seperti bambu runcing dan tembak saja
serta doa dari para kyai sudah cukup untuk memberantas pasukan Belanda.
Belanda yang ingin memuaskan keinginannya hanya mempedulikan
pasukannya saja tanpa berfikir banyaknya pertumpahan darah disana.Mereka
hanya bisa memikirkan bagaimana cara mengalahkan pasukan daerahku saja.
Belanda yang datang dengan membawa peralatan perang yang bagus dan
sesuai dengan standar.Tapi pasukan kami tidak menyerah.
Pejuang dari masyarakat kami menyebar diberbagai titik yang sudah di
tentukan sebelumnya.Pejuang kami ada yang menyebar ke sekerumpuan
bambu.Karena waktu itu masih belum banyak bangunan.Dan akhirnya kami
mendengar pimpinan Belanda itu menyerukan suaranya.Dengan ciri khas mereka
yang sombong.
“Kalian sudah berani menerima tantangan dariku,pemimpin Belanda.Apa kalian
semua tidak takut pada kami?” suara Sir Ronald Waterfoold pemimpin Belanda
yang membuat hatiku geram dan membuat rakyat marah.
Lalu dengan gayanya itu,Sir Ronald Waterfoold itu meremehkan kekuatan
pasukan pejuang kami.Mereka menyangka bahwa kami akan kalah saat itu
juga.Tapi justru karna hal inilah yang membuat para pejuang kami bersemangat
dan menerima tantangan mereka.
“Hei kalian masyarakat desa…..siapkah kalian melawan kami?”Teriakan Sir
Ronald Waterfoold sebagai pimpinan Belanda.
” Kami akan selalu siap menghadapi kalian!!!“Suara rakyat yang penuh
semangat.
”Tapi sepertinya aku melihat kalian tidak akan menang melawan kami.”Ucap Sir
Ronald Waterfoold pemimpin Belanda sambil tertawa.
”Kau tidak tahu betapa kami ingin bebas dari kalian.Meski kalian orang Belanda
punya senjata yang memadai,kami tidak akan takut meski hanya bersenjata
seadanya” Suara Luqman sebagai pemimpin pasukan kami.
Tidak lama kemudian para pejuang desa kami bergerak lebih banyak dari tentara
Belanda.Mereka sudah siap untuk menyerang dan pasukan rakyat semakin banyak
karena mereka rakyat ingin terbebas dari Belanda yang seenaknya sendiri ingin
menyerang daerahnya.
Belanda saat itu tidak pernah memikirkan bahwa pejuang kami tidaklah
banyak.Pemimpin dan semua tentara Belanda merasa terkejut dengan hal ini.Dan
membuat Belanda takut kalau pejuang desa kami akan menang.
“Tuanku,lebih baik untuk sekarang kita mundur saja,agar kita tak kalah dalam
menghadapi mereka.”Bisikan Panglima Perang.
”Iya….akupun merasa bahwa kita tidak akan menang dengan melawan
mereka.”(Ucap pemimpin itu yang mencoba untuk mengiyakan saran dari
panglimanya itu).
”Baikah…….Pasukanku…….sekarang kita mundur saja,karena pasukan mereka
lebih banyak dari kita.Dan sepertinya kita tidak akan bisa mengalahkan mereka
dengan mudah.”Teriak Sir Ronald Waterflood.
” Baik Tuan..” Ucap salah satu tentara yang mengiyakan perintah sang pemimpin.
“Kali ini kami mengalah dan mundur dari peperangan ini.Jadi perang ini
dihentikan.”Teriak Sir Ronald Waterflood yang memberitahukan kemundurannya.
Hal ini membuat rakyat dan pejuang kami merasa bingung dengan hal
itu.Karena sebelumnya mereka tahu bahwa Belanda ingin sekali menyerang
kami.Kami bertanya-tanya akan hal yang dilakukan Belanda.
“Mengapa kalian mundur kompeni?Bukankah ini yang menjadi tujuan kalian
sejak dulu?”Ucap Pak Danang yang heran.
”Yaaa….inilah yang menjadi ujuan kami.Tapi saat ini kami tidak akan
menyerang karena semua ini diluar dugaan kami.”Teriak Sir Ronald Waterflood.
Akhirnya Belanda mundur dari pertempuran itu tanpa adanya penyerangan
sedikit pun yang terjadi.Ada ungkapan syukur bagi rakyat dan pejuang kami
karena tidak ada satu pun pertumpahan darah.Karena sebelumnya kami sudah
berdoa untuk keselamatan kami dan hal itu terwujud dengan mundurnya Belanda
yang tiba-tiba.Ini menjadi hal yang indah buat kami.Tapi hal ini juga yang
membuat kami tetap waspada,karena tanpa terduga Belanda mungkin akan
mencoba untuk menyerang desaku setelah ini.

Anda mungkin juga menyukai