Anda di halaman 1dari 6

PERANG

MARGARANA
Ring warsa 1949 pinanggal 2 lan 3 maret Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang menjabat
sebagai Komandan Resiman Nusa Tenggara sedang pergi ke Yogyakarta untuk mengadakan
konsultasi dengan Markas tertinggi TRI, sehingga dia tidak mengetahui tentang pendaratan
Belanda di pulau Bali.Dengan maksud mendirikan Negara Indonesia Timur.
Disaat masyarakat Bali sedang menjalankan aktifitasnya, tiba-tiba datanglah pasukan Belanda
kurang lebih 2000 tentara. Dan menguasai pulau Bali. Mendengar kedatangan Belanda rakyat
Bali ketakutan. Dan berteriak histeris.
Jendral Belanda: “from today, this pulau is milik kita. You and you semua mulai detik ini
tunduk padaku. Hahaha..... (kata Jendral Belanda kepada Rakyat Bali)
prajurit belanda 1: that’s right, don’t you dare untuk melawan perintah kami
prajurit belanda 2 :if you berani, you akan mati
prajurit belanda 3 :do you mengerti?
Mari kita kembali ke markas!
Prajurit Belanda 123: siap mister
Setelah Jendral Belanda tersebut kembali ke markasnya. Datanglah Komandan I Gusti Ngurah
Rai bersama prajuritnya dari Yogyakarta.Sontak Komandan I Gusti kaget, melihat kondisi pulau
Bali yang telah didatangi oleh pasukan Belanda.
I Gusti : “Apa yang terjadi? Sira sane yang melakukan ini?”
Prajurit Bali 1 : “Ini pasti Belanda,”
I Gusti : “BELANDA!”
Prajurit Bali 2 : “Cingak atu! Nike wenten bendera Belanda,”
I Gusti : “Belanda. Belanda KURANG AJAR. Mereka datang pasti untuk
menjajah. Kita tidak bisa diam saja, Ayo kita ke markas!”
Prajurit Bali 1&2 : “Siap Komandan.”
Sesampainya Komandan I Gusti Ngurah Rai dan pasukkannya sampai ke Markas.
Komandan I Gusti Ngurah Rai membicarakan penyebab datangnya pasukan Belanda ke pulau
Bali. Karena disebabkan oleh isi dari perjanjian linggarjati, yang mengharuskan Belanda
meninggalkan daerah de facto.
I Gusti : “Ini, adalah akibat dari perjanjian linggarjati.”
Prajurit Bali 1 : “Apa! perjanjian linggarjati. Maksud Komandan surat dari pusat”
I Gusti : “Nggih. Surat dari pusat yang berisi tidak mengakui wilayah bali sebagai
wilayah Indonesia.”
Prajurit Bali 2 : “Ken ken adi bise kene? Lalu apa yang sekarang harus kita lakukan?”
Prajurit Bali 1 : “Ada apa sebenarnya Komandan? Kenapa kita tidak diakui?”
I Gusti : “Tenanglah. Ini juga, pasti niki ulian Belanda. Mereka pasti ingin memecahbelah
kita. Yang harus kita ingat adalah, meskipun kita tidak diakui sebagai
wilayah Indonesia dalam perjanjian linggarjati. Tapi jiwa dan raga tetaplah
di Indonesia.”
Prajurit Bali 2: “Kita buktikan kepada pusat, bahwa kita juga berjuang untuk kemerdekaan
Indonesia.”
Sedangkan di markas Belanda, Jendral Belanda sedang menyusun rencana untuk
membujuk Komandan I Gusti Ngurah Rai agar mau untuk bekerjasama dengannya.
Jendral Belanda : “we must mencari cara agar para Balinese people want bergabung
With us”
Prajurit Belanda 3 : “why they must bergabung bersama us?”
Prajurit belanda 2:” they hanya people people lemah, not berguna untuk us!”
Prajurit Belanda 1 : “Ha. This is strategi you tau?”
Jendral Belanda : “Sudah. I sudah meminta kalian berthree untuk not berkelahi
In here.
Prajurit belanda 3:”if Bali ada di our hands, this will help us untuk menyerang Indonesia from
west”
Prajurit Belanda 1 : “O...if begitu we ancam saja mereka, Jendral, agar they know rasa”
Prajurit Belanda 2 : “or we bawa saja they ke markas us ”
Prajurit belanda 3 : “that’s good idea, I agree with you”
Jendral Belanda : “is that yang kalian sebut dengan membujuk, HA!”
Prajurit belanda 1: “if like that, people Bali akan menyerang kita.”
Prajurit Belanda 2 : “Jendral, how if Jendral meet with pimpinan tentara
mereka.”
Prajurit belanda 3: yes, jendral must membujuk mereka agar bergabung with us,
They are bodoh, jendral.”
Jendral Belanda : “I think that’s ide yang bagus. Kalau begitu I will menemui
mereka melaui surat.”
Setelah, Jendral Belanda menulis surat. Lalu surat tersebut dikirim ke markas pasukan
Bali. Sesampainya surat itu di tangan Komandan I Gusti Ngurah Rai, emosinya memuncak
ketika membaca isi surat yang ditulis oleh Jendral Belanda tersebut. Yang berisi, bahwa Jendral
Belanda ingin melakukan perundingan dalam pembentukan Negara Indonesia Timur. Komandan
I Gusti Ngurah Rai akan menjadi pemimpin negara ini dibawah pemerintahan Belanda.
I Gusti : “Tidak...”
Prajurit Bali 1 : “Ada apa Komandan?”
I Gusti : “Mereka mengajak kita bergabung dalam pembentukkan Negara Indonesia
Timur. Mereka pikir kita pengkhianat. TIDAK...”
Setelah membaca isi surat yang ditulis oleh Jendaral Belanda, Komandan I Gusti Ngurah
Rai lalu meminta prajuritnya untuk mengirim surat balasan kepada Jendral Belanda. Yang berisi,
bahwa Bali bukanlah tempat untuk melakukan perundingan jika Jendral Belanda ingin
melakukan perundingan silakan katakan kepada pusat di Yogyakarta. Karena rakyat Bali
bukanlah pengkhianat bangsa.
Membaca jawaban dari Komandan pasukan Bali tersebut, Jendral Belanda naik pitam.
Lalu Jendral Belanda tersebut menyuruh salah satu prajuritnya untuk memenggal kepala
pembawa pesan tersebut, dan mengirim potongan kepalanya ke markas pasukan Bali.
Di markas pasukan Bali,...
Prajurit Bali 1 : “Apa ini?”(mengambil sebuah bungkusan dan didalamnya terdapat
kepala si pembawa pesan komandan I Gusti)
I Gusti : “Ada apa? Apa itu?”(membuka bungkusan kepala tersebut)”Belanda
kurang ajar, mereka pikir kita akan diam saja, setelah diperlakukan
seperti ini. Ayo kita hadapi mereka!!’
Prajurit Bali 1&2 : “Siap Komandan!”
Pada saat malam hari, Komandan I Gusti Ngurah Rai bersama pasukannya Ciung Wanara
Berhasil memperoleh kemenangan dalam penyerbuan ke tangsi NICA di Tabanan.
Saat telah memasuki markas Belanda di Tabanan,...
I Gusti : “Dimana para keparat-keparat itu?kau cari kesana, dan kau cari
kesana”
Prajurit Bali 1&2 : “Baik Komandan.”
Jendral Belanda marah, ketika mengetahui pasukannya telah dikalahkan I Gusti Ngurah
Rai dan pasukannya.
Jendral Belanda : “VERDOMME, para monyet Bali itu kurang ajar. Kita harus
memikirkan cara untuk mengalahkan para monyet Bali itu”
Prajurit Belanda 2 : “Bagaimana bila kita serang balik mereka?”
Jendral Belanda : “Itu ide yang bagus. Ayo kita serang balik mereka!”
Prajurit Belanda 2 : “Siap Jendral!”
Sebelum I Gusti ), melakukan longmarch ke Gunung Agung, ujung timur Pulau Bali, di
dalam rumah I Gusti Ngurah Rai berbicara kepada istrinya,..
I Gusti : “Ada apa? Mengapa kau gelisah,soal Belanda? Mereka telah pergi”
Desak Putu Kari : “Perasaanku, tidak tenang bli.”
I Gusti : “Tenanglah, De.”
Ditengah percakapan I Gusti dan istrinya, dari luar seorang prajurit Bali berteriak...
Prajurit Bali 1 : “Parai...Parai...Parai”
I Gusti : “Ada apa?”
Prajurit Bali 1 : “Belanda menyerang desa di Marga, Parai”
I Gusti : “Apa? Bagaimana bisa?”
Prajurit Bali 1 : “Sepertinya mereka mendapat kiriman pasukan bantuan, jumlah
mereka semakin banyak. Bahkan lebih banyak dari jumlah pasukan kita
yang telah ditambah.”
I Gusti : “Sebanyak apapun pasukan mereka, kita tetap harus mempertahankan
Bali. Yakinlah, kita pasti dapat mengalahkan mereka. Silahkan berjuang,
hingga tetes darah terakhir”
Prajurit Bali 1 : ”Siap Karai, aku yakin Bali akan memenangkan perang ini”
I Gusti : “Iya, silahkan kamu keluar dahulu”
Prajurit Bali : “Siap,laksanakan. Karai.
Lalu setelah prajurit tersebut keluar I Gusti Ngurah Rai melanjutkan kembali
pembicaraan bersama istrinya...
Setelah itu I Gusti Ngurah Rai berpamitan dengan istrinya. Lalu, ketika I Gusti telah
pergi Desak Putu berdoa,...
Desak Putu Kari : “Ratu Betare tyang mapinunas tyang mangda rabin tyange selamat demi
keamanan Bali,negeriku lan kulawarga tyang.”
Sesampainya, di markas pasukan Bali. Komandan I Gusti Ngurah Rai, berusaha untuk
menyemangati pasukannya untuk mengalahkan pasukan Belanda.
I Gusti : “Baik, kita harus megusir para penjajah yang datang. Kita gunakan
pedang, jika pedangmu patah gunakanlah kedua tangan untuk
membunuh. Jika tanganmu patah gunakanlah gigimu untuk mengigit.
Dan jika gigimu patah gunakanlah kedua bola matamu untuk
mematahkan semangat lawan.Mari kita hadapi para penjajah Ayo...”
Prajurit Bali 1&2 : “Siap...Komandan!”

Siang harinya, 20 November 1946 I Gusti Ngurah Rai lan pasukannya (Ciung Wanara),
melakukan longmarch ke Gunung Agung, ujung timur Pulau Bali. Tetapi tiba-tiba tengah
perjalanan, pasukan ini dicegat oleh serdadu Belanda di Desa Marga, Tabanan, Bali. Prajurit Bali
lan Belanda berseru untuk memulai pertempuran
Prajurit Belanda 1 : “Siap Serang!”
Prajurit Bali 2 : “PUPUTAN!”
Terjadilah pertumpahan darah antara pasukan Bali dan Belanda. Sayangnya, pasukan Bali
kalah karena jumlah pasukan Belanda yang lebih banyak. Dan persenjaatan Belanda yang lebih
maju dari pasukan Bali, Belanda juga menggunakan bom dari pesawat udara. Komandan I Gusti
Ngurah Rai, akhirnya meninggal di tangan Jendral Belanda dengan satu kali tembakan pistol.
Jendral Belanda : “Bangun kau! Katakan apa yang ingin kau katakan! Bangun!”
I Gusti : “PUPUTAN!
Perang sampai habis atau puputan inilah yang kemudian mengakhiri hidup I Gusti Ngurah Rai.
Peristiwa inilah yang kemudian dicatat sebagai peristiwa Puputan Margarana. Malam itu pada 20
November 1946 ring Marga adalah sejarah penting tonggak perjuangan rakyat ring Indonesia
melawan kolonial Belanda demi Nusa dan Bangsa.

Anda mungkin juga menyukai