Anda di halaman 1dari 2

ABSTRAK PERATURAN

PENAGIHAN PAJAK – TATA CARA PELAKSANAAN


2020
PERMENKEU RI NOMOR 189/PMK.03/2020 TANGGAL 27 NOVEMBER 2020 (BN TAHUN 2020
NO.1394)
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG TATA CARA
PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK ATAS JUMLAH PAJAK YANG MASIH HARUS DIBAYAR
ABSTRAK : - Bahwa ketentuan mengenai tata cara pemblokiran dan penyitaan harta
kekayaan penanggung pajak yang tersimpan pada bank untuk penagihan pajak
dengan surat paksa sebagaimana telah diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 563/KMK.04/2000, dan ketentuan mengenai tata cara
pelaksanaan penagihan dengan surat paksa dan pelaksanaan penagihan
seketika dan sekaligus, telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
24/PMK.03/2008 sebagaimana telah diubah d.engan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 85/PMK.03/2010 sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan kebutuhan administrasi perpajakan sehingga perlu diganti dan
untuk memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan tindakan penagihan
pajak dan simplifikasi peraturan perundang-undangan di bidang penagihan
pajak, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penagihan Pajak atas Jumlah Pajak yang Masih Harus Dibayar.
- Dasar Hukum Peraturan ini adalah:
Pasal 17 ayat (3) UUD Tahun 1945, UU 6 Tahun 1983 (LN Tahun 1983 No.49,
TLN No.3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU 16
Tahun 2009 (LN Tahun 2009 No.62, TLN No.4999), UU 19 Tahun 1997 (LN Tahun
1997 No.42, TLN No.3686) sebagaimana telah diubah dengan UU 19 Tahun
2000 (LN Tahun 2000 No.129, TLN No.3987), UU 39 Tahun 2008 (LN Tahun 2008
No.166, TLN No.4916), UU 11 Tahun 2020 (LN Tahun 2020 No.245, TLN
No.6573), PP 74 Tahun 2011 (LN Tahun 2011 No.162, TLN No.5268), Perpres RI
57 Tahun 2020 (LN Tahun 2020 No.98), Permenkeu RI 217/PMK.01/2018 (BN
Tahun 2018 No.1862) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Permenkeu RI 229/PMK.01/2019 (BN Tahun 2019 No.1745).
- Dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia ini diatur:
Setiap Wajib Pajak wajib membayar Utang Pajak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. Dalam hal Wajib Pajak tidak
melunasi Utang Pajak yang masih harus dibayar setelah lewat jatuh tempo
pelunasan, dilakukan tindakan penagihan Pajak. Jurusita Pajak melaksanakan
Penyitaan terhadap Objek Sita berdasarkan surat perintah melaksanakan
Penyitaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4). Penanggung Pajak
dapat membayar Utang Pajak dan Biaya Penagihan Pajak dengan
menggunakan harta kekayaan yang telah diblokir sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 33 ayat (1) huruf a dengan mengajukan permohonan penggunaan
harta kekayaan yang diblokir untuk membayar Utang Pajak dan Biaya
Penagihan Pajak kepada Pejabat. Pencegahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (9) dan ayat (10) dapat dilakukan terhadap Penanggung Pajak
dalam hal mempunyai Utang Pajak paling sedikit Rp100.000.000,00 dan
diragukan iktikad baiknya dalam melunasi Utang Pajak. Penagihan Pajak atas
Surat Tagihan Pajak berdasarkan Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang KUP
mengikuti daluwarsa atas surat ketetapan pajak yang menjadi dasar penagihan
pajaknya.
CATATAN : - Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. KMK Nomor 563/KMK.04/2000;
b. PMK Nomor 24/PMK.03/2008; dan
c. PMK Nomor 85/PMK.03/2010 (BN Tahun 2010 Nomor 189),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Peraturan Menteri ini ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 27 November
2020.

Anda mungkin juga menyukai