Anda di halaman 1dari 11

RESUME

“KEBIJAKAN PERTAMBANGAN OLEH


PEMERINTAH DAERAH UNTUK
KEPENTINGAN PRAKTISI DAN
AKADEMISI”
DISUSUN OLEH
NAMA : EBBY ABADI
NIM : TPT211033
MATA KULIAH : PETROLOGI
KEPALA TEKNIK TAMBANG (KTT)
Definisi KTT diatur dalam Pasal 1 angka 18 Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2018 tentang
Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral dan Batubara. KTT adalah seseorang
yang memiliki posisi tertinggi dalam struktur organisasi
lapangan pertambangan yang memimpin dan bertanggung jawab
atas terlaksananya operasional pertambangan sesuai dengan
kaidah teknik pertambangan yang baik.
Tugas Dan Tanggung Jawab KTT
• Membuat peraturan internal perusahaan mengenai penerapan
kaidah teknik pertambangan yang baik;
• Mengangkat pengawas operasional dan pengawas teknis;
• Mengesahkan PJO;
• Melakukan evaluasi kinerja PJO;
• Memastikan semua perusahaan jasa pertambangan yang
beroperasi di bawahnya memenuhi kewajiban sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan;
• Menerapkan standar sesuai dengan ketentuan
perundangundangan;
• Menyampaikan laporan kegiatan jasa pertambangan kepada
KaIT sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
• Memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
IZIN USAHA PERTAMBANGAN (UIP)

IUP eksplorasi adalah izin yang diberikan untuk kegiatan


penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan dalam rangka
pertambangan. Menurut Pasal 29 Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara (“PP 23/2010”), IUP eksplorasi diberikan berdasarkan
permohonan dari badan usaha, koperasi, dan perseorangan yang telah
mendapatkan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP).
Persyaratan Untuk Memperoleh IUP Eksplorasi
Pasal 23 PP 23/2010 mengatur bahwa persyaratan IUP Eksplorasi
meliputi persyaratan:
• Administratif;
• Teknis;
• Lingkungan; dan
• Finansial
Persyaratan Administratif
• Pasal 32 ayat (1) huruf a PP 96/2021 mengatur bahwa
persyaratan administratif meliputi:
• Surat permohonan;
• Nomor induk berusaha dalam hal terjadi pemutakhiran data;
dan
• Susunan pengurus, daftar pemegang saham dan daftar pemilik
manfaat dari Badan Usaha, Koperasi, atau perusahaan
perseorangan dalam hal terjadi Pemutakhiran data.
Persyaratan Teknis
• Persyaratan teknis untuk memperoleh IUP diatur dalam Pasal 33
PP 96/2021 yang terdiri dari:
• Untuk komoditas mineral logam dan/atau komoditas batubara
memerlukan surat pernyataan dari ahli pertambangan dan/atau
geologi yang berpengalaman paling singkat tiga tahun (Pasal 33
huruf a PP 96/2021);
• Untuk komoditas mineral bukan logam, komoditas mineral bukan
logam jenis tertentu atau komoditas batuan memerlukan surat
pernyataan dari ahli pertambangan dan/atau geologi yang
berpengalaman paling singkat satu tahun (Pasal 33 huruf b PP
96/2021).
Persyaratan Lingkungan
Sedangkan untuk persyaratan lingkungan diatur dalam Pasal 34 PP
96/2021 yang mensyaratkan bahwa pelaku usaha untuk
mengunggah pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Persyaratan Finansial
• Terhadap persyaratan finansial, berdasarkan Pasal 31 PP 96/2021,
pelaku usaha harus memenuhi beberapa persyaratan seperti:
• Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan
eksplorasi;
• Bukti pembayaran nilai kompensasi data informasi hasil lelang
WIUP (wilayah izin usaha pertambangan) mineral logam atau
WIUP batubara sesuai dengan nilai penawaran lelang untuk
komoditas mineral logam atau komoditas batubara;
• Untuk IUP komoditas mineral bukan logam, IUP komoditas
mineral bukan logam jenis tertentu, atau IUP komoditas batuan
memerlukan bukti pembayaran biaya pencadangan wilayah dan
pembayaran pencetakan peta WIUP Mineral bukan logam, WIUP
Mineral bukan logam jenis tertentu, atau WIUP batuan atas
permohonan wilayah; dan
• Surat keterangan fiskal sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan.
PENGOLALAAN NPBP SDA
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATU
BARA

Dasar Hukum
• UU 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak 
UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
• UU 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
• Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun1997 tentang Jenis dan
Penyetoran PNBP
• Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2004 tentang Tatacara
Penyampaian Rencana dan Laporan Realisasi PNBP
• Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan
• Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2009 tentang Tatacara
Penentuan Jumlah dan Penyetoran PNBP yang Terutang
Jenis Kewajiban PNBP SDA Pertambangan Mineral Dan
Batubara
• Iuran Tetap adalah iuran yang diterima negara sebagai imbalan
atas kesempatan Penyelidikan Umum, Eksplorasi atau
Eksploitasi pada suatu wilayah kerja.
• Iuran Produksi/ Royalti adalah iuran produksi pemegang kuasa
usaha pertambangan atas hasil dari kesempatan
eksplorasi/eksploitasi
• Penjualan Hasil Tambang dihitung berdasarkan setoran DHPB
13,5 % dikurangi dengan royalti. DHPB 13,5 % merupakan
kewajiban bagi pemegang PKP2B.
Proporsi Perhitungan Dana Bagi Hasil SDA Pertambangan
Mineral Dan Batubara
Iuran tetap 20% Pusat
80% Daerah 16% Provinsi
64 % Kab/
Kota Penghasil

Iuran Produksi/ Royalti 20% Pusat


80% Daerah

16% Kabupaten
32%Kab/KotaPenghasil
32%Kab/Kota
Pemerataan
Ketentuan Sanksi
Sesuai dengan PP Nomor 29 Tahun 2009, pembayaran PNBP
yang terutang wajib dibayar pada saat jatuh tempo sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal
pembayaran PNBP yang terutang melampaui jatuh tempo yang
ditetapkan, maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa
denda sebesar 2% per bulan (denda dihitung maksimal 24 bulan)

Anda mungkin juga menyukai