Anda di halaman 1dari 11

RESUME KEPUTUSAN MENTERI ESDM

NO. 1826-1828 TAHUN 2018

Persyaratan Ujian Akhir Semester


Kebijakan Pertambangan

Disusun Oleh :
Fajar Kaisuku
07382111030

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2024
RESUME KEPMEN ESDM NOMOR 1823
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGENAAN, PEMUNGUTAN, DAN
PEMBAYARAN/PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DAN
MINERAL DAN BATUBARA

Pedoman pengenaan dan pemungutan penerimaan serta pembayaran/penyetoran negara


bukan pajar melipiti jasa penyediaan sistem informasi data mineral dan batubara, iuran tetap,
iuran produksi/royalti, DHPB, kompensasi data informasi; 6. bagian Pemerintah Pusat dari
keuntungan bersih pemegang IUPK Operasi Produksi, jaminan kesungguhan lelang WIUP atau
WIUPK mineral logam atau batubara yang ditetapkan menjadi milik Pemerintah Pusat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan
eksplorasi yang ditetapkan menjadi milik Pemerintah Pusat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, dan/atau jenis penerimaan negara lain yang diatur dengan ketentuan
perundang-undangan.
Penyetoran PNBP ke Kas Negara untuk seluruh jenis PNBP dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keuangan negara. Dalam hal perhitungan
kewajiban penyetoran PNBP menggunakan valuta asing, penyetoran PNBP dapat menggunakan
mata uang rupiah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan berdasarkan nilai
tukar rata-rata (kurs tengah) Bank Indonesia pada tanggal penyetoran. Wajib bayar yang dalam
periode tertentu tidak lagi ditentukan sebagai wajib bayar dan masih memiliki kewajiban
pembayaran PNBP terutang, wajib melakukan pelunasan PNBP terutang berikut dengan
dendanya dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tidak lagi ditentukan
sebagai wajib bayar. Wajib Bayar yang dalam periode tertentu tidak lagi ditentukan sebagai wajib
bayar dan masih memiliki kelebihan pembayaran PNBP, kelebihan pembayaran PNBP dapat
dikembalikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keuangan
negara.
Direktorat Jenderal dapat menggunakan sistem elektronik PNBP mineral dan batubara
online yang memuat pemungutan dan pembayaran/penyetoran kewajiban iuran tetap, iuran
produksi/royalti, dan/atau DHPB. Perhitungan kewajiban PNBP mineral dan batubara agar
diutamakan menggunakan Sistem Elektronik PNBP mineral dan batubara. Jika terdapat
keberatan atas hasil perhitungan dan penyetoran menggunakan Sistem Elektronik PNBP mineral
dan batubara maka akan dilakukan penyelesaian melalui perhitungan secara manual sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
RESUME KEPMEN ESDM NOMOR 1824
PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Bagian awal membahas identitaspemegang IUP atau IUPK (nama badan


usaha/koperasi/perseroan, alamat lengkap, penanggung jawab rencana ata kegiatan). Uraian
singkat mengenai lokasi WIUP/WIUPK (desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan posisi
geografi).Uraaian rinci mengenai konsultasi (nasihat, saran, dan kesimpulan) dengan pihak yang
berkepentingan terkait Rendaca Induk PMM.
Penerima manfaat berdasarkan lokasi yang terkena dampak langsung (Ring 1, Ring 2 dan
Ring 3 dapat disesuaikan dengan dokumen lingkungan). Ring 1: Wilayahnya terkena dampak
langsung dari kegiatan operasional pertambangan, merupakan lokasi dari keberadaan fasilitas
utama perusahaan, dimana masyarakat memiliki frekuensi hubungan tinggi dengan perusahaan.
Lingkupnya adalah satu atau beberapa desa yang wilayah atau area pencarian hidupnya terkena
dampak langsung dari kegiatan perusahaan, baik yang bersifat dampak lingkungan dan sosial
berdasarkan studi baseline (pendahuluan) dan Amdal (Analisa mengenai dampak lingkungan).
Ring 2: Wilayahnya terkena dampak lingkungan langsung dari kegiatan pertambangan,
merupakan lokasi dari keberadaan fasilitas utama perusahaan, dimana masyarakat memiliki
frekuensi hubungan sedang dengan perusahaan. Lingkupnya adalah satu atau beberapa
kecamatan yang wilayah atau area pencarian hidupnya terkena dampak langsung dari kegiatan
perusahaan, baik yang bersifat dampak lingkungan dan sosial berdasarkan studi baseline
(pendahuluan) dan Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) namun masih dalam lingkup
administrasi kabupaten yang sama dengan wilayah Ring 1. Ring 3: Wilayahnya terkena dampak
lingkungan langsung dari kegiatan pertambangan, merupakan lokasi dari keberadaan fasilitas
utama perusahaan, dimana masyarakat memiliki frekuensi hubungan rendah dengan perusahaan.
Lingkupnya adalah satu atau beberapa kabupaten yang area dimana terdapat kelompok
masyarakat yang terkena dampak tidak langsung dari operasional perusahaan dalam lingkup
propinsi yang sama dengan wilayah ring I dan ring II atau lingkup nasional.
uraian mengenai rencana waktu pelaksanaan dapat dibuatkan grand design sampai
dengan pascatambang (program PPM pada tahap pascatambang disesuaikan dengan dokumen
Rencana Pascatambang yang telah disetujui oleh Pemerintah). Program PPM tahunan yang
belum terlaksanakan pada akhir tahun berjalan, maka program PPM dilanjutkan pada program
PPM tahun berikutnya.
Pembiayaan PPM Tahunan berasal dari biaya operasional badan usaha pertambangan
yang tercantum pada RKAB. Pembiayaan Program PPM Tahunan wajib dikelola langsung oleh
badan usaha pertambangan. Dalam terdapat sisa pembiayaan program PPM Tahunan pada akhir
tahun berjalan, sisa pembiayaan program PPM dapat digunakan sebagai pembiayaan program
PPM Tahun berikutnya. Pembiayaan Program PPM Tahunan dilarang tumpang tindih dengan
pembiayaan yang berasal dari APBN atau APBD.
RESUME KEPMEN ESDM NOMOR 1825
PEDOMAN PEMASANGAN BATAS WILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN ATAU
WILAYAH IZIN PERTAMBANGAN KHUSUS OPERASI PRODUKSI

Pemasangan tanda batas untuk IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi yang
WIUP Operasi Produksi atau WIUPK Operasi Produksinya berhimpit/berbatasan langsung
dengan WIUP, WIUPK, wilayah Kontrak Karya, atau wilayah Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara lain, pemasangan Tanda Batas dilakukan pada garis batas yang saling
berhimpit/berbatasan langsung dengan jarak antar Tanda Batas paling jauh 500 meter. Sedangkan
untuk IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi yang lokasi kegiatan penambangan dan
penimbunannya berdekatan dengan batas WIUP Operasi Produksi atau WIUPK Operasi
Produksinya, pemasangan Tanda Batas dilakukan setiap 100 meter pada garis batas yang
memiliki jarak ke lokasi tersebut sebesar-besarnya sejauh 3 (tiga) kali tinggi timbunan atau
kedalaman tambang.
Tahapan kegiatan pemasangan tanda batas tersebut meliputi :
 Pengumuman dan sosialisasi
 Koordinasi
 Kompilasi data wilayah dan persiapan teknis
 Pengukuran Titik Batas
 Pemasangan Tanda Batas
 Pembuatan berita acara
 Pelaporan pelaksanaan pemasangan Tanda Batas
 Penetapan Tanda Batas
RESUME KEPMEN ESDM 1826
PEDOMAN PERMOHONAN, EVALUASI, DAN PERSETUJUAN PEMBERIAN
REKOMENDASI EKSPOR MINERAL LOGAM HASIL PENGOLAHAN DAN MINERAL
LOGAM DENGAN KRITERIA TERTENTU

Persyaratan untuk permohonan penerbitan rekomendasi persetujuan ekspor bagi


pemegang IUP operasi produksi mineral logam, IUPK operasi produksi mineral logam, dan IUP
operasi produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurniat mineral logam meliputi :
1. Surat pernyataan keabsahan dokumen
2. Pakta integritas untuk melakukan pembangunan fasilitas pemurnian di dalam negeri
3. Report of Analysis (RoA) atau Certificate of Analysis (CoA) produk mineral logam yang
telah memenuhi batasan minimum Pengolahan yang diterbitkan 6 (enam) bulan terakhir
dari Surveyor Independen
4. Perjanjian Kerjasama Untuk mineral logam hasil pengolahan dan mineral logam dengan
kriteria tertentu berupa nikel dan bauksit
5. Rencana pembangunan fasilitas pemurnian di dalam negeri yang telah diverifikasi oleh
Verifikator Independen
6. Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun berjalan yang telah disetujui oleh
Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya
7. Laporan hasil verifikasi kemajuan fisik dari Verifikator Independen bagi pemegang IUPK
operasi produksi mineral logam, IUP Operasi Produksi mineral logam, dan IUP Operasi
Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian yang telah atau sedang
melaksanakan pembangunan fasilitas pemurnian
8. Laporan mutakhir estimasi cadangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
9. Salinan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang
masih berlaku
10. Salinan IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan/atau IUP Operasi Produksi
khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian yang masih berlaku
11. Daftar susunan Direksi dan Komisaris yang dilengkapi dengan identitas dan NPWP
12. Daftar pemegang saham sampai dengan penerima manfaat akhir (Beneficial Ownership)
Persyaratan untuk permohonan penerbitan rekomendasi perpanjangan persetujuan ekspor
bagi pemegang IUP operasi produksi mineral logam, IUPK operasi produksi mineral logam, dan
IUP operasi produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurniat mineral logam meliputi :
1. Salinan Persetujuan Ekspor sebelumnya
2. RKAB tahun berjalan yang telah disetujui oleh Menteri atau gubernur sesuai dengan
kewenangannya
3. Laporan hasil verifikasi kemajuan fisik fasilitas Pemurnian di dalam negeri dari
Verifikator Independen
4. Laporan mutakhir estimasi cadangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
5. Salinan TDP dan NPWP yang masih berlaku
6. Salinan IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan/atau IUP Operasi Produksi
khususuntuk pengolahan dan/atau pemurnian
7. Daftar susunan Direksi dan Komisaris yang dilengkapi dengan identitas dan NPWP
8. Daftar pemegang saham sampai dengan penerima manfaat akhir (Beneficial Ownership)
Persyaratan untuk permohonan penerbitan rekomendasi persetujuan ekspor bagi pihak
lain yang menghasilkan lumpur anoda meliputi :
1. Surat pernyataan keabsahan dokumen
2. Pakta integritas untuk melakukan pembangunan fasilitas pemurnian di dalam negeri
3. Salinan perjanjian jual beli lumpur anoda dengan pemegang IUP Operasi Produksi
Mineral Logam/IUPK Operasi Produksi Mineral Logam/IUP Operasi Produksi khusus
untuk pengolahan dan/atau pemurnian
4. Rencana pembangunan fasilitas pemurnian di dalam negeri yang telah diverifikasi oleh
Verifikator Independen
5. Salinan TDP dan NPWP yang masih berlaku
6. Daftar susunan Direksi dan Komisaris yang dilengkapi dengan identitas dan NPWP
7. Daftar pemegang saham sampai dengan penerima manfaat akhir (Beneficial Ownership)
Persyaratan untuk permohonan penerbitan rekomendasi perpanjangan persetujuan ekspor
bagi pihak lain yang menghasilkan lumpur anoda meliputi :
1. Salinan Persetujuan Ekspor sebelumnya
2. Salinan perjanjian jual beli lumpur anoda dengan pemegang IUP Operasi Produksi
Mineral Logam/IUPK Operasi Produksi Mineral Logam/IUP Operasi Produksi khusus
untuk pengolahan dan/atau pemurnian
3. Laporan hasil verifikasi kemajuan fisik fasilitas Pemurnian di dalam negeri dari
Verifikator Independen
4. Salinan TDP dan NPWP yang masih berlaku
5. Daftar susunan Direksi dan Komisaris yang dilengkapi dengan identitas dan NPWP
6. Daftar pemegang saham sampai dengan penerima manfaat akhir (Beneficial Ownership)
RESUME KEPMEN ESDM NOMOR 1827
PEDOMAN PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK

Sarana dan prasarana pertambangan antara lain stockpile, fasilitas penampungan air
tambang, fasilitas penampungan sisa hasil pengolahan dan/atau pemurnian, bangunan
perkantoran, perumahan karyawan, perbengkelan, fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian,
fasilitas penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), fasilitas
penyimpanan bahan bakar cair, pembangkit tenaga listrik, fasilitas penyimpanan material B3,
pelabuhan, fasilitas penyimpanan, fasilitas peribadatan, fasilitas pembibitan, fasilitas
pengangkutan, dan sejenisnya. Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi atau Izin
Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Eksplorasi, IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi
Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian
menggunakan sarana dan prasarana pertambangan yang memenuhi kelaikan teknis. Konstruksi
sarana dan prasarana berada di area yang terdapat sumber daya mineral dan batubara maka
menyampaikan kajian teknis kepada Kepala Inspektur Tambang paling lambat 1 (satu) bulan
sebelum konstruksi. kajian Teknis konstruksi sarana dan prasarana yang berada di area yang
terdapat sumber daya mineral dan batubara paling kurang meliputi alasan pemilihan lokasi
konstruksi, luasan, jumlah, dan keterdapatan sumber daya, jenis dan umur sarana dan prasarana,
dan sensitivitas harga komoditas tambang.
Peta perencanaan dan hasil kegiatan teknis pertambangan disajikan dengan kaidah
kartografi yang benar meliputi sistem koordinat, dan informasi tepi yang terdiri atas judul, arah
mata angin, skala, legenda, penerbit/pembuat, dan meta data. Peta perencanaan dan hasil
kegiatan teknis pertambangan dibuat oleh tenaga teknis pertambangan yang berkompeten. Peta
perencanaan dan hasil kegiatan teknis pertambangan yang disampaikan/dilaporkan kepada
Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya paling kurang
dalam bentuk hardcopy dan digital dengan format vektor; dan menggunakan sistem koordinat
yang terikat dalam sistem referensi geospasial mengacu kepada instansi pemerintah yang
menyelengarakan urusan pemerintah di bidang survei dan pemetaan.
Tahapan kegiatan meliputi
1. Eksplorasi
2. Studi Kelayakan Umum
3. Konstruksi dan Pengujian Alat Pertambangan (commisioning)
4. Pemanfaatan Teknologi, Kemampuan Rekayasa, Rancangan Bangun, Pengembangan dan
Penerapan Teknologi Pertamangan
5. Pengawasan Pemasangan Tanda Batas
6. Penambangan
7. Pengolahan dan Pemurnian
8. Pengangkutan
9. Pengelolaan Teknis PascaTambang

Keselamatan kerja pertambangan dan pengolahan dan/atau pemurnian mencakup :


a. Manajemn Resiko
b. Program Keselamatan Kerja
c. Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan Kerja
d. Kampanye
e. Administrasi Keselamatan Kerja
f. Manajemen Keadaan darurat
g. Inspeksi Keselamatan Kerja
Kesehatan kerja pertambangan dan pengolahan dan/atau pemurnian mencakup :
a. Program Kesehatan Kerja
b. Higiene dan Sanitasi
c. Pengelolaan Ergonomi
d. Pengelolaan Makanan, Minuman, dan Gizi Pekerja Tambang
e. Diagnosis dan Pemeriksaan Penyakit Akibat kerja
Lingkungan Kerja :
 Pengelolaan debu
 Pengelolaan kebisingan
 Pengelolaan getaran
 Pengelolaan pencahayaan
 Pengelolaan kuantitas dan kualitas udara kerja
 Pengelolaan iklim kerja; g. pengelolaan radiasi
 Pengelolaan faktor kimia; i. pengelolaan faktor biologi
 Pengelolaan kebersihan lingkungan kerja.
RESUME KEPMEN ESDM NOMOR 1828
PEDOMAN PEJABAT YANG DITUNJUK

Penugasan Pelaksanaan Pengawasan :

 Direktur Jenderal Mineral dan Batubara mendisposisikan kepada Direktur untuk


melaksanakan tugas pengawasan Pelaku Usaha Pertambangan.
 Direktur mendisposisikan kepada Kepala Subdirektorat untuk melaksanakan tugas
pengawasan Pelaku Usaha Pertambangan.
 Kepala Subdirektorat menerima disposisi dari Direktur dan selanjutnya mendisposisikan
kepada Kepala Seksi untuk melaksanakan tugas pengawasan Pelaku Usaha
Pertambangan.
 Kepala Seksi menerima disposisi dari Kepala Subdirektorat dan selanjutnya
mendisposisikan kepada Pejabat yang Ditunjuk untuk melaksanakan tugas pengawasan
Pelaku Usaha Pertambangan.
 Pejabat yang Ditunjuk menerima disposisi dari Kepala Seksi
Pembuatan Surat Pengawas :

 Kepala Seksi memeriksa konsep surat tugas pengawasan yang dibuat oleh Pejabat yang
Ditunjuk untuk selanjutnya diteruskan kepada Kepala Subdirektorat.
 Kepala Subdirektorat memeriksa konsep surat tugas pengawasan yang dibuat oleh
Pejabat yang Ditunjuk untuk selanjutnya diteruskan kepada Direktur.
 Direktur memeriksa konsep surat tugas pengawasan yang dibuat oleh Pejabat yang
Ditunjuk untuk selanjutnya diteruskan kepada Direktur Jenderal Mineral dan Batubara.
 Direktur Jenderal Mineral dan Batubara memeriksa dan menandatangani surat tugas
pengawasan.
Pejabat yang Ditunjuk menyiapkan peralatan pengawasan yang sesuai serta
mengumpulkan dokumen berupa dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Biaya Tahunan (RKAB
Tahunan), dokumen studi kelayakan, laporan realisasi RKAB Tahunan, dan tindak lanjut hasil
pengawasan sebelumnya.
Pejabat yang Ditunjuk melakukan pertemuan awal dengan Kepala Teknik Tambang dan
jajarannya, melakukan pengawasan administrasi dan lapangan, serta Pertemuan akhir dengan
Kepala Teknik Tambang dan jajarannya dengan hasil yang dituangkan dalam Berita Acara
Pengawasan.
Pejabat yang Ditunjuk menyiapkan laporan lengkap hasil pengawasan. Pejabat yang
Ditunjuk menyampaikan laporan lengkap hasil pelaksanaan pengawasan kepada Kepala Seksi
untuk selanjutnya diteruskan kepada Kepala Subdirektorat. Kepala Seksi menyampaikan laporan
lengkap hasil pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Pejabat yang Ditunjuk kepada
Kepala Subdirektorat untuk selanjutnya diteruskan kepada Direktur. Kepala Subdirektorat
menyampaikan laporan lengkap hasil pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Pejabat yang
Ditunjuk kepada Direktur untuk selanjutnya diteruskan kepada Direktur Jenderal Mineral dan
Batubara. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara menerima laporan lengkap hasil pelaksanaan
pengawasan yang dilakukan oleh Pejabat yang Ditunjuk.
Pejabat yang Ditunjuk membuat konsep surat tindak lanjut hasil pengawasan untuk
diperiksa oleh Kepala Seksi. Kepala Seksi memeriksa konsep surat tindak lanjut hasil
pengawasan untuk selanjutnya diteruskan kepada Kepala Subdirektorat. Kepala Subdirektorat
memeriksa konsep surat tindak lanjut hasil pengawasan untuk selanjutnya diteruskan kepada
Direktur. Direktur memeriksa konsep surat tindak lanjut hasil pengawasan untuk selanjutnya
diteruskan kepada Direktur Jenderal Mineral dan Batubara. Direktur Jenderal Mineral dan
Batubara memeriksa dan menandatangani surat tindak lanjut hasil pengawasan.
Pelaku Usaha Pertambangan membuat laporan pemenuhan tindak lanjut hasil
pengawasan kepada Direktur Jenderal Mineral dan Batubara. Direktur Jenderal Mineral dan
Batubara menerima laporan pemenuhan tindak lanjut hasil pengawasan yang disampaikan oleh
Pelaku Usaha Pertambangan.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara mendisposisikan laporan pemenuhan tindak
lanjut hasil pengawasan yang disampaikan oleh Pelaku Usaha Pertambangan kepada Direktur.
Direktur mendisposisikan laporan pemenuhan tindak lanjut hasil pengawasan yang disampaikan
oleh Pelaku Usaha Pertambangan kepada Kepala Subdirektorat. Kepala Subdirektorat menerima
disposisi dari Direktur dan selanjutnya mendisposisikan kepada Kepala Seksi untuk memeriksa
laporan pemenuhan tindak lanjut hasil pengawasan yang disampaikan oleh Pelaku Usaha
Pertambangan. Kepala Seksi menerima disposisi dari Kepala Subdirektorat dan selanjutnya
mendisposisikan kepada Pejabat yang Ditunjuk untuk memeriksa laporan pemenuhan tindak
lanjut hasil pengawasan yang disampaikan oleh Pelaku Usaha Pertambangan. Pejabat yang
Ditunjuk melakukan evaluasi terhadap laporan pemenuhan tindak lanjut hasil pengawasan yang
dilaporkan oleh Pelaku Usaha Pertambangan. Apabila Pelaku Usaha Pertambangan telah
memenuhi tindak lanjut hasil pengawasan, Pejabat yang Ditunjuk mendokumentasikan laporan
pemenuhan tindak lanjut hasil pengawasan. Apabila Pelaku Usaha Pertambangan belum
memenuhi tindak lanjut hasil pengawasan, Pejabat yang Ditunjuk menyiapkan konsep surat
teguran dan disampaikan kepada Kepala Seksi serta untuk selanjutnya diteruskan kepada Kepala
Subdirektorat. Kepala Subdirektorat memeriksa konsep surat teguran yang dibuat oleh Pejabat
yang Ditunjuk untuk selanjutnya diteruskan kepada Direktur. Direktur memeriksa konsep surat
teguran yang dibuat oleh Pejabat yang Ditunjuk untuk selanjutnya diteruskan kepada Direktur
Jenderal Mineral dan Batubara. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara memeriksa dan
menandatangani surat teguran.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara menyampaikan surat teguran kepada Pelaku
Usaha Pertambangan.

Anda mungkin juga menyukai