Tetapi harus diingat tidak ada metode Analisis yang memiliki tingkat
akurasi 100%. Oleh karena itu, Anda harus memiliki rencana lain jika hasil
analisis Anda tidak sesuai ekspektasi. Bagaimana cara menyiasati jika suatu
saat Analisis Anda tidak sesuai harapan?, yaitu dengan memiliki Trading Plan
yang jelas.
Trading Plan
Berikut ini beberapa contoh jika seorang trader tidak memiliki atau tidak
disiplin dalam Trading Plan :
Terus apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah Trading Plan:
Setiap orang memiliki strategi dan gaya trading yang berbeda. Ada yang
agresif dalam melakukan pembelian saham, ada juga yang lebih santai dalam
melakukan pembelian. Mengapa hal ini menjadi sangat penting?, karena
kecocokan seseorang pada gaya trading tertentu biasanya akan
mempengaruhi performa trader ketika melakukan trading saham selanjutnya.
Ada beberapa gaya trading yang banyak dikenal orang, yaitu Scalping, Day
Trading, Swing Trading, dan Position Trading.
Risk/Reward Ratio harus diterapkan pada setiap saham yang akan Anda
beli. Rasio minimal dalam Risk/Reward adalah 1:2. Misalnya, Saham WXYZ
saat ini berada di harga 100 dengan titik support berada di 90 dan Resistance
di harga 120, maka secara risk/reward Saham WXYZ dapat dibeli di harga 100
dengan Stop Loss di harga 90(-10%) dan Target Profit di harga 120(+20%).
Basic Patterns
Doji
Doji, Tipe ini hanya memiliki bentuk seperti garis karena harga pembukaan
sama dengan harga penutupan. Doji belum bisa membantu dalam memberi
keputusan jual dan beli karena bentuknya hanya merefleksikan harga
tengah dimana kekuatan antara pembeli dan penjual seimbang.
Marubozu
White/Green Black/Red
Marubozu Marubozu
Bullish Patterns
Bearish Patterns
Chart Patterns
Chart Patterns adalah pola atau bentuk pergerakan harga yang biasanya
terjadi secara berulang sehingga pola tersebut dapat dijadikan sebagai acuan
untuk memprediksi harga kedepannya. Terdapat tiga jenis Chart Patterns,
yaitu Reversal Patterns, Continuation Patterns, dan Bilateral Patterns.
Reversal Patterns
Reversal Chart Patterns merupakan pola yang menandakan adanya tren
pembalikan arah harga, biasanya terdapat di puncak harga (top reversal) atau
di dasar harga (bottom reversal).
Continuation Patterns
Continuation chart patterns merupakan pola yang menandakan tren
akan melanjutkan arah pergerakan harganya.
Bilateral Patterns
Bilateral chart patterns merupakan pola yang memiliki dua arah tren yaitu
melanjutkan pergerakan harga (Continuation) atau bergerak melawan arah
(Reversal).
Support adalah batas bawah harga atau bisa diibaratkan sebagai lantai,
dimana pada zona atau level tersebut saham cenderung tidak bisa turun lebih
rendah lagi dan berpotensi terjadinya pembalikan arah. Trader biasanya
menggunakan titik Support ini sebagai momen yang tepat untuk masuk ke
suatu saham.
Semakin sering harga menyentuh titik S/R, maka titik S/R tersebut akan
semakin kuat
Support bila ditembus akan menjadi Resistance
Resistance bila ditembus akan menjadi Support
Ada tiga cara untuk menentukan Support & Resistance, yaitu Trend & Channel
Line, Moving Average, dan Fibonacci Retracement.
Channel Line
Uptrend Channel
Downtrend Channel
Sideways Channel
Menggambar Uptrendline
Menggambar Downtrendline
Moving Average
Moving Average selain digunakan untuk menentukan arah tren bisa juga
digunakan sebagai level support dan resistance yang dinamis. Hal yang perlu
diketahui bahwa semakin kecil MA yang digunakan, maka volatilitas pergera-
kan garisnya semakin besar, biasanya sering terdapat pada saham-saham
yang memiliki tingkat volatilitas yang sangat tinggi. Sedangkan semakin besar
MA yang digunakan, maka volatilitas pergerakan garisnya akan semakin kecil.
Fibonacci
Fibonacci merupakan barisan angka yang didapat dari penjumlahan dua
angka sebelumnya. Berikut contoh barisan Fibonacci.
0,1,1,2,3,5,8,13,21,34,55,89,144,233,377,610,987,1597,2584,4181,dst.
Yang menarik dari Konsep Fibonacci adalah adanya Rasio Emas atau
Golden Ratio, Rasio Emas merupakan hasil bagi dari angka-angka barisan
Fibonacci dimulai dari bilangan ke-14 memiliki proporsi yang hampir sama,
yaitu 1,618. Contohnya, 89/55= 1,618, 144/89= 1,618. Angka rasio emas
lainnya, yaitu 0,38. Angka ini didapat dari hasil pembagian antara angka
pertama dengan dua angka barisan Fibonacci setelahnya. Contohnya,
89/233=0,382, 144/377=0,382. Dan masih ada beberapa angka rasio emas
lainnya, seperti 0,236, 0,786, dan 1,382.
Terus Hubungannya dengan Analisis saham apa?
Penggunaan teknik Fibonacci akan lebih bagus jika Anda juga memahami
bentuk-bentuk Reversal Candlestick & Chart Pattern, dan juga dikombinasikan
dengan indikator lain, seperti Stochastic, MACD, Volume, dll.
Breakout dan Breakdown
Breakout adalah istilah yang digunakan ketika harga terus bergerak naik
menembus level resistance-nya. Ketika suatu saham berhasil breakout maka
garis resistance-nya akan dianggap menjadi garis support dan memiliki proba-
bilitas besar untuk terus melanjutkan kenaikannya.
Indikator pada umumnya adalah turunan dari open, low, high, close dan
volume yang terjadi di masa lalu, yang dapat digunakan untuk memprediksi
pergerakan harga di masa depan.
Jenis-Jenis Indikator :
Momentum Indicator
Merupakan Leading Indicator, karena indikator ini mengukur perubahan
kecepatan dari naik-turunnya harga yang biasanya mendahului sebuah pem-
balikan arah.
Contohnya :
Trend Indicator
Merupakan Lagging Indicator, karena indikator ini hanya mengikuti per-
gerakan harga saja, sehingga hanya mencerminkan harga di masa lalu dan
mengukur kekuatan dari sebuah trend.
Contohnya :
Contohnya :
Accumulation/Distribution
Money Flow Index (MFI)
On Balance Volume (OBV)
Volatility Indicator
Indikator ini memberikan informasi mengenai jangkauan harga serta
percepatan dan perlambatan yang terjadi.
Contohnya :
Bollinger Band
Average True Range (ATR)
Moving Average
Moving Average (MA) merupakan salah satu indikator Analisis Teknikal
yang cukup sering digunakan oleh trader. Moving Average adalah garis yang
merata-ratakan pergerakan harga saham dalam jangka waktu tertentu.
Misalnya, MA 20 berarti rata-rata pergerakan harga saham selama dua puluh
hari perdagangan kebelakang.
Volume
Volume merupakan salah satu indikator yang dapat memberi sebuah
validasi atas terjadinya suatu momen pada pergerakan harga. Volume dapat
mendeteksi besar-kecilnya jumlah penjualan atau pembelian saham.
Umumnya untuk mengukur besar-kecilnya volume biasanya menggunakan
Volume Moving Average 20 (VMA 20), yaitu Volume rata-rata selama dua
puluh hari perdagangan kebelakang.
Stochastic Oscillator
Stochastic Oscillator merupakan Indikator Momentum atau Leading
Indicator, karena indikator ini mengukur perubahan kecepatan dari naik-
turunnya harga yang biasanya mendahului sebuah pembalikan arah. Indikator
ini cocok digunakan untuk memprediksi pergerakan harga kedepannya. Dalam
Indikator Stochastic terdapat beberapa komponen penting, yaitu Garis %K,
Garis %D, Kondisi jenuh jual (Oversold), dan Kondisi jenuh beli (Overbought).
Selain memberikan sinyal beli dan sinyal jual, Indikator Stochastic juga
dapat memberikan informasi kekuatan sebuah tren pergerakan harga.
Jika EMA 12 lebih besar dari EMA 26, maka MACD akan bernilai positif.
Sebaliknya, Jika EMA 12 lebih kecil dari EMA 26, maka MACD akan bernilai
negatif. Sekarang mari kita bahas lebih lanjut mengenai MACD.
Gambar diatas merupakan contoh penggunaan MACD pada Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG). Di dalam gambar terdapat beberapa komponen
atau istilah penting yang akan dibahas satu per satu.
MACD Line dihitung dari pengurangan EMA selama 12 hari dan selama
26 hari perdagangan (EMA 12 – EMA 26), Periode MACD Line bisa disesuaikan.
Signal Line dihitung dari Exponential Moving Average selama 9 hari (EMA 9),
Periode Signal Line bisa disesuaikan. Bar MACD Histogram dihitung pengu-
rangan nilai MACD Line dengan Signal Line (MACD Line – Signal Line).
Bullish Crossover terjadi ketika MACD Line memotong Signal Line dari
bawah ke atas, Sebaliknya, Bearish Crossover terjadi ketika MACD memotong
Signal Line dari atas ke bawah. Convergence merupakan kondisi dimana
pergerakan harga berbanding lurus dengan pergerakan grafik MACD, Sedang-
kan Divergence merupakan kondisi dimana pergerakan harga berbanding
terbalik dengan pergerakan grafik MACD.
Selanjutnya, Wilayah MACD terbagi menjadi dua, yaitu Zona Positif atau
berada diatas dari garis 0 dan Zona Negatif atau berada dibawah garis 0. Jika
MACD bergerak cukup lama di zona positif/zona negatif, maka dapat dikata-
kan suatu trend sedang mengalami penguatan atau penurunan yang kuat.
Catatan :
Ada banyak pilihan indikator yang dapat Anda gunakan, bahkan
terkadang hal tersebut membuat Anda menjadi bingung sendiri harus
menggunakan indikator yang mana?. Sebenarnya terlalu banyak
menggunakan indikator dalam menganalisis sebuah saham malah
menyebabkan analisis yang Anda lakukan menjadi semakin rumit
karena sinyal yang diberikan saling bertolak-belakang satu sama lain.
Buy on Breakout
Buy on Breakout merupakan strategi membeli sebuah saham ketika har-
ganya berhasil menembus level resistance-nya atau sering disebut Buy High
Sell Higher. Jika dibandingkan dengan strategi Buy on Weakness memang
strategi ini sedikit terlambat untuk masuk di suatu saham, tetapi profit yang
diberikan juga lumayan.
Sell on Breakdown
Sell on Breakdown adalah strategi menjual saham karena harganya ber-
gerak turun menembus level support-nya. Strategi ini biasanya terdapat pada
saham yang awalnya sedang mengalami fase uptrend, tetapi ketika perge-
rakan harga tersebut bergerak turun menembus support trendline-nya maka
dapat dikatakan saham tersebut mengalami pembalikan arah (Reversal).
Gambar diatas menunjukan saham GGRM yang awalnya bergerak minor
uptrend tetapi ketika harga bergerak turun menembus support trendline-nya
didukung dengan volume yang cukup besar, maka dapat dikatakan momen
breakdown tersebut valid dan memiliki potensi besar melanjutkan penurunan.
Strategi Sell on Breakdown ini harus dilakukan oleh seorang trader untuk
tetap menjaga aset mereka supaya tidak jatuh lebih dalam lagi.
Order Book
Order Book adalah tampilan order jual-beli saham bersifat dinamis atau
selalu diperbarui secara real-time setiap hari yang didalamnya terdapat harga
pasar,harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah, volume transaksi,
kepadatan antrian transaksi, dan lainnya.
Last
Fraksi Harga
Fraksi Harga dan maksimum perubahan diatas berlaku untuk satu hari
perdagangan dan disesuaikan pada hari perdagangan berikutnya. Maksimum
perubahan harga dapat berubah sepanjang pergerakan harga tidak melewati
batas auto rejection.
Begini, kalau Anda berjualan di tempat yang sepi apakah barang yang
anda jual akan cepat laku dan penjualan tersebut menguntungkan? Tentu
tidak. Karena ada kalimat atau pepatah yang mengatakan “Jangan berjualan
di tempat yang sepi peminat”. Terus hubungan cerita diatas dengan saham
apa?, Ya balik lagi, Trading dan Berdagang adalah hal yang serupa, lembar
saham yang Anda jual sama seperti barang dagangan pada umumnya. Jadi,
kemudahan dalam menjual kembali lembaran saham yang sudah Anda beli
itulah yang dimaksud dengan likuiditas.
https://www.idx.co.id/data-pasar/data-saham/indeks-saham/
Secara definisi, Cut Loss berarti memotong (cut) kerugian (loss), yaitu
upaya yang dilakukan oleh seorang investor atau trader untuk mencegah agar
aset yang dimiliki tidak mengalami kerugian lebih besar lagi. Artinya, ketika
Anda melakukan Cut Loss, maka tujuannya bukan untuk merealisasikan
kerugian, tetapi mencegah kerugian yang bisa saja lanjut lebih besar.
Cut Loss wajib dilakukan oleh Trader maupun Investor untuk menjaga
modal mereka, tanpa adanya disiplin ketat dalam penggunaan Cut Loss, maka
Seorang Trader atau Investor tidak memiliki pengaman yang menjaga modal
mereka jika sewaktu-waktu terjadi suatu hal di luar dugaan, seperti Krisis
Finansial, Pandemi, Perusahaan mengalami penurunan kinerja, dan lainnya.
Oleh karena itu, Cut Loss sering diibaratkan sebagai rem ketika seseorang
sedang mengemudi. Bayangkan kalau Anda sedang mengemudikan mobil
dengan kecepatan tinggi tanpa adanya rem, sudah tahu kan bagaimana akhir
ceritanya?
Dibawah ini adalah tabel yang harus diterima ketika Anda tidak disiplin dalam
menggunakan Cut Loss.
Lalu bagaimana cara menentukan titik Cut Loss ketika membeli sebuah
saham?. Pertama, dengan menggunakan persentase penurunan harga yang
dapat ditoleransi berdasarkan harga belinya. Kedua, menggunakan level
support sebagai titik Cut Loss jika harga saham turun dibawah level support-
nya.
Terimakasih! 😉