Anda di halaman 1dari 4

Indikator arah trend

Meskipun tidak mustahil untuk menghasilkan profit dengan melawan trend (countertrend), namun kebanyakan trader memilih mengikuti trend dalam mendapatkan profit.
Pada saat inilah indikator penunjuk arah trend bekerja.
Manfaat terpenting dari indikator ini adalah untuk memberi saran ketika kita akan
membuat suatu open posisi BUY/SELL. Mari kita bahas salah satu indikator penunjuk
arah trend yang paling simpel, yaitu Moving Average.
Sebagai contoh, kita menggunakan 2 buah moving average, 10-day dan 30-day. Secara
teori, ketika MA 10-day berada di atas MA 30-day, maka arah trend adalah naik keatas,
begitupula sebaliknya.
Semakin kecil ukuran MA yang digunakan, maka akan semakin cepat indikator ini
bereaksi terhadap perubahan arah chart. Namun, setiap trader biasanya mempunyai
ukuran MA sendiri yang disesuakan dengan gaya trading masing-masing baik itu short,
medium atau long term.

Indikator konfirmasi trend


Market dalam jangka pendek bergerak naik turun secara cepat, maka akan lebih baik
jika ada suatu cara untuk mengukur kepastian arah trend yang terjadi.
Salah satu indikator yang paling popular sebagai alat konfirmasi trend adalah Moving
Average Convergence Divergence (MACD). Indikator ini memformulasikan 2 buah
moving average exponential dan menunjukkannya melalui bentuk histogram yang positif
atau negatif.

Ketika histogram menunjukkan daerah positif (mengarah keatas),


dikonfirmasikan keatas (uptrend), begitupula sebaliknya (downtrend).

maka

trend

Namun satu hal yang perlu disarankan, baik indikator penunjuk arah trend ataupun
konfirmasi trend ini bukanlah suatu signal yang menentukan buy / sell. Kedua indikator
ini digunakan trader untuk memberikan keyakinan lebih dalam mengambil keputusan
open posisi.
Minggu depan kita akan membahas, 2 buah indikator yang salah satunya digunakan
sebagai alat menentukan dimana saat yang tepat untuk taking profit.

Indikator overbought / oversold


Trader biasanya dianjurkan untuk trading sesuai arah major trend. Namun terkadang
kita tidak yakin apakah akan langsung melakukan open posisi secepatnya atau
menunggu terjadinya pullback ketika major trend telah terkonfirmasi.
Contoh, ketika kita telah yakin bahwa major trend adalah turun, maka kita bisa memilih
untuk open posisi saat itu juga, atau menunggu harga menguat sedikit sebelum
melakukan open posisi.
Bila kita memilih menunggu terjadinya pullback, maka diharapkan resiko yang terjadi
juga lebih kecil. Untuk itu, trader bisa memilih untuk menggunakan overbought /
oversold indikator pada kondisi ini.
Salah satu indikator yang cocok untuk ini adalah relative strength index (RSI).
Indikator ini mengakumulasikan pergerakan chart selama rentang waktu tertentu, dan
mengkalkulasikannya kedalam suatu nilai bilangan dari 0 sampai dengan 100. Angka 20
pada RSI bisa diartikan bahwa harga berada pada kondisi oversold, dan angka 80 adalah
kondisi overbought. Namun tidak semua trader menggunakan ukuran yang sama untuk
kondisi tersebut.
Pada gambar dibawah ini kita menggunakan 3-day RSI, 50-day MA dan 200-day MA.
Secara general ketika garis 50-day MA (warna kuning) berada di bawah garis 200-day
MA (abu-abu), trader bisa langsung mengambil open posisi SELL. Namun trader bisa
mempertimbangkan untuk melakukan open posisi SELL setelah RSI menunjukkan
kondisi overbought (kolom transparan).

Indikator Profit Taking


Tipe indikator terakhir yang diperlukan oleh trader adalah indikator yang mampu untuk
menentukan kapan harus close posisi ketika berada pada kondisi profit. Ada beberapa
indikator yang tersedia, bahkan 3-day RSI juga dapat digunakan untuk ini.
Salah satu Indikator yang paling popular untuk taking profit adalah Bollinger Bands.
Indikator ini mengumpulkan data historis harga dan membentuknya menjadi suatu garis
terowongan (channel).

Trader yang sedang melakukan open posisi buy dapat melakukan profit taking ketika
harga menyentuh garis channel paling atas, dan trader yang melakukan open posisi sell
dapat melakukan profit taking ketika harga menyentuh garis channel paling bawah.
Akhir kata, bagi trader yang ingin melakukan keputusan open posisi, kita mungkin harus
sabar menunggu untuk menemukan momen yang tepat. Dengan mempelajari dasardasar dari indikator forex ini, kita dapat meminimalisir potensial resiko yang terjadi.
Jangan lupa juga untuk selalu memperhatikan money management kita sesuai
kemampuan capital yang tersedia.

Anda mungkin juga menyukai