Point
Problem terbesar yang paling sering dialami (terutama trader pemula) terlalu cepat
mengambil profit dan terlalu lama menahan loss. Hal ini menjadi momok yang
membuat orang “kapok” memulai usaha di bidang online trading.
Apabila Anda salah satu orang yang mengalami tersebut, gunakanlah indikator Pivot
Point. Indikator Pivot Point akan membantu anda untuk menentukan level-level kunci
pergerakan harga dengan mudah.
Sedangkan leading indikator terlalu awal mengetahui sinyal trend, contohnya adalah
indikator jenis Oscillator.
Garis Level Pivot juga berfungsi untuk memfilter fake signal dari indikator standar
(contoh MACD, Stochastic, RSI, Moving Average) dan sangat efektif untuk
mengindentifikasi kondisi pasar.
Dimana menghasilkan level atau garis support dan resistance yang berbeda-
beda. Penentuan jenis pivot point apa yang akan digunakan tergantung dengan
kebutuhan dan strategi trading yang digunakan.
Misalnya untuk strategi trading intraday (day trade) lebih sesuai menggunakan pivot
point daily atau weekly.
Dengan menggunakan pivot point, anda dapat menentukan level entry dan price target
(exit) dengan mudah.
Untuk pengambilan posisi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu menggunakan strategi
Pullback / Retracement dan Strategi Breakout.
Contoh Pengambilan posisi dengan Strategi Pullback / Retracement. Entry Sell dapat
dilakukan di garis sekitar R1, setelah terjadi pembalikan ke atas (panah warna biru
paling atas).
Untuk strategi Breakout, pengambilan posisi Entry Sell dilakukan pada saat harga
bergerak disekitar garis pivot warna biru (De Mark) setelah pergerakan harga
terkonfirmasi menembus harga low sebelumnya.
1. Market Sentiment
2. Analisa pergerakan harga di sekitar garis pivot.
Price Target atau Take Profit di garis atau level pivot dibawah. Atau bisa juga
menahan posisi sebelum masuk ke sesi berikutnya. (antisipasi terjadinya pembalikan
harga).
Untuk penentuan Take Profit ini tergantung pada risk reward, karena masing-masing
trader memiliki profil risk reward yang berbeda-beda.
Contoh Lainnya:
Con
toh Teknik Pivot Point pada GBPUSD
Co
ntoh Teknik Pivot Point pada AUDUSD (Sesi Asia)
Perhatikan chart diatas, pada sesi Australia (Asia) terjadi gap down pada awal
pembukaan market. Strategi trading yang dapat digunakan adalah strategi gap trading.
Open buy ketika harga menyetuh level support (S1) dan Close posisi di garis Pivot
(P). Strategi ini termasuk strategi Pullback / Retracement.
Selanjutnya…
Indikator pivot point dapat digunakan dan dapat bekerja dengan pada jenis instrumen
lainnya seperti Stock Index. Berikut contohnya:
Intervensi mata uang biasa dilakukan oleh Bank Sentral di sebuah negara yang
menganut sistem (Currency Regime) Managed Float dan Fixed Exchange Rate.
Untuk mengintervensi sebuah mata uang tentunya sebuah Bank Sentral menggunakan
cadangan devisa. Apa yang terjadi apabila Bank Sentral tidak lagi bisa menggunakan
cadangan devisanya membendung pelemahan atau penguatan sebuah mata uang?
Sinyal Autochartist berjenis garis horizontal (Key Level Approach dan Breakout)
mampu mengidentifikasi garis pivot (support dan resistance) secara otomatis.
Gunakan aplikasi yang dapat membantu untuk mengukur kinerja portfolio anda,
jangan sekedar menggunakan “feeling” ketika bertransaksi di pasar.
Tidak selamanya kondisi pasar menguntungkan bagi trader, tentunya teknik trading
dengan pivot point ini terdapat kelemahan pada kondisi pasar tertentu, seperti contoh
berikut ini.
Contoh kondisi pasar Sideways pada Index Dow Jones Industrial
Kondisi pasar Sideways / Coiling / Konsolidasi memang kondisi pasar yang tidak
menguntungkan untuk teknik intraday. Pergerakan harga hanya bolak-balik dalam
range tertentu, ini dapat membingungkan trader yang masuk ke pasar.
Pivot point juga dapat membantu anda dalam indentifikasi pasar. Anda dapat melihat
arah trend dengan jelas.
Pergerakan harga di pasar didasari oleh antisipasi akan sebuah peristiwa (baik yang
bersifat macro economic event maupun political event) yang akan terjadi.