Anda di halaman 1dari 4

Strategi Forex: Indikator ATR (Rumus Stop-Loss & Take-

Profit)
foreximf.com/blog/strategi-forex/strategi-forex-trading-menempatkan-stop-loss-dengan-atr/

Eko Trijuni April 9,


2019

Seringkali trader mengalami kesulitan dalam menentukan


di mana seharusnya menempatkan stop loss.

Pertanyaan itu seringkali terlontar terutama dari para


pemula. Namun cukup mengejutkan ketika pertanyaan
tersebut datang dari trader yang telah beberapa bulan aktif
melakukan trading.

Padahal, dalam menjalankan strategi forex trading,


seorang trader mutlak harus menerapkan manajemen
resiko.

Cara Menempatkan Stop-loss yang Benar


Penempatan stop-loss yang terlalu dekat seringkali berakhir dengan “tragis”, yaitu ketika
harga menyentuh level stop-loss – benar-benar hanya menyentuh, tidak tembus – lalu
kemudian tanpa basa-basi langsung berbalik arah, justru sesuai dengan arah posisi
transaksi sebelumnya.

Pengalaman yang menyakitkan, sehingga seringkali menggiring mindset para trader


untuk tidak memasang stop-loss sama sekali. Padahal ini berbahaya.

Ada banyak cara menentukan level stop-loss. Dengan cara yang klasik, misalnya, Anda
bisa mempergunakan level-level support dan resistance.

Untuk menentukan support dan resistance pun ada berbagai macam cara. Anda bisa
memanfaatkan area puncak (top) atau lembah (trough/bottom) dari chart yang Anda
lihat.

Pelajari selengkapnya: Support and Resistance

Selain memanfaatkan support dan resistance, Anda juga bisa mempergunakan


perhitungan pivot, Fibonacci retracement, dll.

Nah, di antara sekian banyak metode yang bisa dipergunakan untuk menentukan stop-
loss, ada satu indikator teknikal yang bisa Anda manfaatkan, yaitu Average True Range
(ATR). Strategi forex ini memang belum seterkenal pivot atau Fibonacci, yang memang
telah populer di jagad forex trading.

1/4
Namun tidak ada salahnya Anda mengetahui metode ATR tersebut. Siapa tahu cocok
dengan gaya trading Anda.

Apa itu ATR?


ATR adalah indikator yang bisa berfungsi sebagai alat untuk “mengukur” volatilitas pasar.
Indikator ini pertama kali diperkenalkan oleh Welles Wilder di bukunya yang berjudul
“New Concepts in Technical Trading Systems”.

Sejak saat itu, indikator ATR dipergunakan sebagai komponen dari beberapa indikator
lain dan sistem trading. ATR seringkali bisa mencapai nilai yang tinggi di saat harga
sedang berada di bottom (bawah) setelah terjadinya kejatuhan yang tajam pasca panic
selling.

Jika indikator tersebut secara konstan memperlihatkan nilai yang rendah, biasanya pasar
berada dalam keadaan yang sideway. Jika ATR memperlihatkan kenaikan yang signifikan,
bisa jadi itu merupakan pertanda bahwa volatilitas (kemungkinan) akan semakin tinggi.

Strategi Forex & Manajemen Risiko


Telah disebutkan sebelumnya bahwa ATR bisa kita manfaatkan untuk menentukan
berapa besar stop-loss yang harus kita pasang. Sebelum kita bahas tentang hal tersebut,
mari kita lihat tampilan ATR di chart. Silakan perhatikan gambar berikut ini:

Indikator yang berada di bawah chart ini adalah ATR

Jika Anda lihat di bagian yang dilingkari pada gambar di atas, Anda akan melihat angka
0.0027. Itulah nilai ATR pada saat itu. Angka itulah yang kita jadikan acuan untuk
menentukan level stop-loss, bahkan juga bisa dipergunakan untuk menentukan level
take-profit.

2/4
Angka 0.0027 berarti bahwa range harga rata-rata adalah 270 pips (quote harga 5
desimal). Dengan kata lain, jika ATR kita plot di chart 1 jam-an (H1/Hourly) dengan
periode 14, itu artinya range rata-rata dalam 14 jam terakhir adalah sekitar 270 pips.

Tentu saja perhitungan rata-ratanya tidak sederhana, melainkan melalui rumus tertentu.
Aturan-aturan yang diterapkan dalam pemrograman indikator ATR secara sederhana
adalah sebagai berikut:

Perbedaan antara harga tertinggi dan terendah periode tertentu;


Perbedaan antara harga penutupan sebelumnya dan harga tertinggi saat itu;
Perbedaan antara harga penutupan sebelumnya dengan harga terendah saat itu.

Sebagai trader, Anda tidak perlu lagi dipusingkan dengan perhitungan seperti di atas.
Anda tinggal melihat nilai ATR terakhir. Seperti contoh diatas, nilai ATR adalah 0.0027.

Untuk menentukan di level berapa stop-loss harus kita tempatkan, Anda tinggal
mengalikan nilai tersebut dengan dua. Artinya, dengan pembacaan nilai ATR seperti di
atas, level stop-loss bisa Anda tempatkan sejauh 2×270, yaitu 540 pips (quote harga
dengan 5 desimal).

Misalnya:
Anda membuka posisi SELL GBP/USD di harga 1.50794, maka berdasarkan ATR Anda bisa
menempatkan level stop-loss sejauh 540 pips di atas 1.50794, yaitu di level 1.51334.

Lalu di mana sebaiknya level take-profit Anda tempatkan?

Perhitungannya sama, tinggal kalikan nilai ATR dengan dua. Dengan demikian, Anda bisa
menempatkan level take-profit sejauh 540 pips di bawah 1.50794, yaitu di level 1.50254.

Strategi take profit dan stop loss

Dengan mempergunakan strategi ini, berarti risk-reward-ratio yang Anda terapkan


dalam trading forex Anda adalah 1:1. Nah, jika Anda ingin menerapkan reward yang
lebih besar daripada risk, Anda bisa memperbesar faktor pengali untuk menetapkan
3/4
take-profit, misalnya 2,5 kali nilai ATR.

Ada juga beberapa trader yang lebih agresif, misalnya para scalper. Jika Anda adalah
scalper dan ingin mempergunakan ATR untuk menentukan level stop-loss dan take-
profit, Anda masih bisa mempergunakan ATR dengan cara membagi nilai ATR dengan
dua.

Jika nilai ATR adalah 0.0027, maka stop-loss dan take-profit ditempatkan sejauh 135 pips
di atas dan di bawah level open position Anda.

Selamat mencoba.

Masih kesulitan menemukan strategi terbaik?


Cari tahu strategi apa yang paling cocok untuk Anda dan dapatkan bimbingan langsung
bersama trading advisor sekarang juga. Miliki layanan prioritas untuk trading yang lebih
mudah dan solusi untuk setiap masalah.

CARI TAHU SEKARANG

4/4

Anda mungkin juga menyukai