Anda di halaman 1dari 6

Manajemen Risiko Dalam Trading Gold

Manajemen risiko adalah salah satu pilar paling penting dalam trading. Seorang trader harus
memikirkan hal ini sebelum memulai trading gold. Hal ini bukanlah soal berapa keuntungan yang
bisa dicapai oleh seorang trader, namun yang lebih penting adalah seberapa lama
seorang trader mampu bertahan di pasar gold yang sangat kompetitif.

Seringkali kita melihat contoh kasus dimana seorang trader yang memiliki strategi trading yang
bagus, namun transaksi yang dilakukannya bukannya malah menghasilkan untung, namun pada
akhirnya malah merugi. Hal ini hanya bisa terjadi apabila seorang trader memiliki pengelolaan uang
yang buruk. Contoh yang seringkali terjadi adalah:

• Tidak memasang Stop Loss.


• Stop Loss terlalu kecil, sehingga mudah terkena sebelum harga berbalik arah sesuai dengan
perkiraan awal trader.
• Stop Loss terus diperlebar dengan harapan trend akan berbalik arah sesuai perkiraan
awal trader

Inti dari hal ini adalah manajemen risiko yang seharusnya diketahui dan dijalankan oleh
setiap trader yang ingin sukses dalam melakukan aktivitas trading-nya. Dalam hal ini pun, ada
beberapa faktor yang masih dalam kendali seorang trader, yaitu antara lain:

1. Modal, yaitu jumlah nominal uang yang ditanamkan ke akun gold.


2. Tipe Rekening, yaitu jenis rekening yang dibuka oleh trader di broker (Standar – $10.000)
3. Ukuran Lot, yaitu jumlah lot yang ditransaksikan.
4. Frekuensi, yaitu seberapa sering seorang trader melakukan transaksi.
5. Risk Exposure, yaitu seberapa persen modal yang berani dipertaruhkan setiap transaksi.

Dengan mengetahui dan menetapkan parameter di atas, maka trader bisa mengetahui seberapa
besar risiko setiap trading dan seberapa lama trader bisa bertahan dalam kondisi paling buruk
sekalipun.

Trader bisa menetapkan stop loss dari parameter yang telah ditentukan di atas, misalnya dengan
modal US$10.000 dan risk exposure trader sebesar 5% saja, maka trader bisa menetapkan stop
loss bila kerugiannya telah mencapai US$500. (5 poin) yang ditentukan untuk stop loss pun bervariasi
bergantung pada jumlah lot yang ditransaksikan oleh trader.
Manajemen RRR: Risk Reward Ratio

Semua orang mengetahui bahwa berjudi adalah tidak baik untuk dilakukan, dan secara statistik pun,
penjudi mengalami kekalahan lebih banyak dalam perjudian. Trading gold dapat mengarah kepada
bila dilakukan secara spekulatif tanpa menggunakan analisis dan manajemen risiko yang benar.

Ada sebuah konsep manajemen risiko yang dinamakan Risk Reward Ratio (RRR), yaitu perbandingan
antara risiko dengan hasil yang diharapkan dari setiap transaksi. Biasanya rasio RRR ditentukan
antara 1:2 atau 1:3 atau dalam kondisi tertentu bisa saja 1:1, untuk perbandingan risiko berbanding
hasil.

Dengan menggunakan rasio 1:3 misalnya, maka artinya untuk setiap risiko sebesar US$500 yang bisa
ditoleransi oleh trader, trader mengharapkan keuntungan sebesar US$1.500.

Dengan adanya rasio ini, bahkan sekalipun bila trader mengalami jumlah kekalahan dan kemenangan
yang sama, trader akan tetap mendapat keuntungan 3 kali lipat lebih besar daripada kerugian yang
diterimanya.

Bila manajemen risiko ini diiringi dengan strategi trading yang baik, bukan tidak mungkin persentase
kemenangan lebih besar dari 50%.

Jika strateginya baik, mengapa tidak memasang rasio yang lebih agresif saja seperti 1:4 atau 1:5?
Dengan memasang RRR secara agresif, profit target akan menjadi lebih sulit dicapai, dan seringkali
sebelum pasar mendekati target profit, akan berbalik dan malah mengenai stop loss.

Risiko lainnya adalah jumlah transaksi akan berkurang karena trader cenderung menunggu target
profit besar tercapai, dan tentunya akan memakan waktu.

Menentukan Exit Plan

Banyak strategi yang mengulas mengenai posisi masuk atau entry plan, namun menentukan posisi
keluar atau exit plan juga sama pentingnya dengan menentukan posisi masuk, atau bahkan lebih
penting, karena profit atau loss yang kita terima, itu sangat bergantung dari harga saat keluar dari
posisi transaksi.

Trader dapat menggunakan manajemen risiko RRR sebagai dasar untuk menetapkan posisi keluar,
baik take profit atau stop loss. Ada baiknya juga target ini didefinisikan dalam grafik saat
melakukan order.

Memasang target secara mental hanya bisa dilakukan apabila trader sudah benar-benar sanggup
menguasai ketiga pilar trading dengan baik (Mind, Money, Method). Ada beberapa hal yang bisa
dipertimbangkan:

• Jangan biarkan Anda dikuasai emosi dan mengubah stop loss awal Anda. Biasanya saat
harga mendekati stop loss, maka secara naluri ketakutan (fear) trader akan mencoba
bertahan dengan memperlebar stop loss. Inilah yang membuat rencana dan manajemen
risiko menjadi berantakan, dan kerugian akan menjadi lebih besar dari yang direncanakan.
• Jangan biarkan Anda dikuasai emosi dan mengubah target profit awal Anda. Mirip dengan
poin sebelumnya, namun kali ini emosi yang dominan adalah keserakahan (greed), di
mana trader ingin mendapatkan untung berlebih dengan mengubah target profit.
• Aturlah Trailing Stop Anda. Hal ini untuk memaksimalkan keuntungan yang dapat Anda
peroleh. Anda hanya perlu memindahkan posisi stop loss Anda lebih tinggi bila harga telah
bergerak naik. Bila harga tiba-tiba berbalik turun pun, Anda tetap bisa mendapatkan
keuntungan atau minimal impas.

Strategi Manajemen Risiko Dalam Posisi Merugi

Setelah kita menetapkan batasan risiko yang dapat kita ambil setiap kali transaksi, pada bagian
berikutnya mari kita bahas strategi yang dapat diterapkan ketika kita menghadapi situasi dimana
posisi yang kita ambil mengalami kerugian atau floating loss, berikut strategi yang bisa Anda pilih
untuk menghadapinya.

#1 Strategi Bertahan

Dalam strategi bertahan, artinya Anda membiarkan posisi transaksi yang miliki sedang merugi tanpa
melakukan tindakan apa-apa. Hal ini dapat dilakukan bila Anda memiliki Ekuitas yang besar, karena
sebetulnya tidak ada yang dapat mengetahui seberapa besar dan seberapa lama kita akan
mengalami potensi kerugian ini.

Strategi ini didasarkan pada asumsi bahwa seberapapun jatuh suatu harga bergerak, pada suatu saat
akan kembali ke harga di mana kita mengambil posisi transaksi.

Jangan sekali-kali menggunakan strategi ini jika uang yang Anda miliki sangat terbatas, karena
banyak sekali trader yang mengalami kebangkrutan karena menggunakan strategi ini. Adalah lebih
baik bila kita menerima kekalahan dan mencoba mengambil posisi transaksi yang baru.
]

Contoh strategi ini adalah bila kita membuka posisi Buy XUL/USD pada harga $1605 dan ketika
harga saat ini $1602,00, kita telah mengalami floating loss sebesar 3 pts/$300, namun kita tidak
melakukan apapun dan berharap harga akan segera kembali ke posisi $1605 dan bahkan lebih tinggi
lagi, sehingga kita mendapatkan profit.

#2 Stop Loss atau Cut Loss

Strategi Stop Loss ini berarti adalah menerima kekalahan dalam batas tertentu. Seperti yang telah
diuraikan di atas, bahkan sebelum trader memulai trading pun sebaiknya menentukan batas risiko
yang bisa diterimanya.

Dengan menetapkan titik stop loss, maka ketika harga bergerak beberapa pips berlawanan arah
dengan posisi yang kita ambil, maka kita dengan sigap menutup posisi tersebut dan menerima
kekalahan.

Contoh penerapan strategi ini adalah bila kita membuka posisi Buy XUL/USD pada harga $1605 dan
ketika harga saat ini $1602, maka kita akan segera menutup posisi kita dan menjual transaksi
tersebut. Jika kita mendapat harga jual $1602, artinya kita menerima kerugian sebesar 3 pts/ $300.

#3 Stop Loss And Switch

Strategi Stop Loss And Switch atau juga dikenal sebagai Cut and Switch, adalah strategi untuk
menerima kekalahan sekaligus untuk membuka posisi transaksi yang baru dengan harapan untuk
bisa mendapatkan profit yang bisa menutup kerugian yang kita alami sebelumnya.
Contohnya, bila kita membuka posisi Buy XUL/USD pada harga $1605 dan ketika harga saat ini
$1602, maka kita akan segera menutup transaksi kita dan membuka transaksi baru, yaitu transaksi
jual pada harga $1602 dan mengharapkan harga akan terus bergerak turun, sehingga kita bisa
mendapatkan profit.

#4 Hedging

Strategi Hedging adalah sebuah teknik yang biasa digunakan untuk meminimalkan kerugian.
Strategi Hedging merupakan strategi kuncian, yang artinya bila harga bergerak berlawanan arah
dengan posisi yang kita miliki maka kita akan segera membuka posisi baru yang berlawanan dengan
posisi awal, tanpa menutup transaksi yang kita lakukan sebelumnya.

Jika kita pertama kali memiliki posisi buy, maka kita akan melakukan transaksi sell yang baru tanpa
menutup posisi buy yang kita miliki.

Contohnya, bila kita membuka posisi Buy XUL/USD pada harga $1605 dan ketika harga saat ini
$1602, maka kita akan melakukan transaksi sell yang baru di harga $1602 sehingga kita memiliki 2
buah posisi transaksi yang terbuka.

Jika hal tersebut terjadi, maka ke manapun harga bergerak, kerugian kita hanyalah sebesar 3
pts/$300 . Hal tersebut terjadi karena satu posisi kita akan selalu mengalami kerugian sementara
satu posisi lainnya mengalami keuntungan yang jika dihitung maka totalnya akan selalu kerugian
sebesar 3 pts/$300
Trader dapat mengulangi langkah hedging sampai risiko dapat diminimalkan, akan tetapi strategi ini
haruslah dilakukan oleh trader profesional, dan kadangkala pun trader profesional juga enggan
melakukan strategi ini. Lebih mudah jika Anda menerima kerugian dan mencoba mencari
keuntungan dari transaksi selanjutnya.

#5 Average

Strategi Average atau Averaging adalah melakukan transaksi baru yang sama persis dengan transaksi
lama. Strategi ini cukup sederhana, yaitu trader hanya perlu menambahkan posisinya dengan tujuan
mendapatkan keuntungan lebih. Secara umum ada 2 jenis strategi Averaging:

• Averaging Down, yaitu trader menambah posisinya saat harga bergerak berlawanan arah
dengan prediksi awal.
• Averaging Up, yaitu trader menambah posisinya di harga yang lebih tinggi, saat harga
bergerak naik.

Khususnya dalam strategi Averaging Down, Strategi ini membutuhkan ekuitas yang cukup kuat
karena tidak seorang pun tahu sampai kapan harga akan berlawanan arah dengan posisi yang kita
miliki. Strategi ini bisa mendatangkan keuntungan yang sangat besar bila pada akhirnya harga benar-
benar berbalik arah sesuai prediksi analisis kita.

Contohnya, bila kita membuka posisi Buy XUL/USD pada harga $1605 dan ketika harga saat ini
$1602, maka kita akan melakukan buy XUL/USD kembali pada harga $1602, Bila harga terus turun
sampai ke $1600 pun, kita akan melakukan buy lagi pada harga $1600 tersebut.

Bila nantinya harga akan bergerak kembali ke angka $1605, maka sebetulnya kita sudah
mendapatkan profit sebesar 8 pts/$800, yaitu dari transaksi buy di $1602 sebesar 3 pts/$300, dan
dari transaksi buy di $1600 sebesar 5 pts/$500, dan bila harga terus bergerak naik ke atas angka
$1605 maka keuntungan yang kita dapatkan pun semakin besar.

Namun perlu dicatat juga, dengan menggunakan cara ini, bila harga terus melanjutkan
penurunannya, maka potensi kerugian kita juga semakin besar. Besarnya nominal keuntungan dan
kerugian yang kita peroleh dari strategi ini pun bergantung pada jumlah lot yang kita buka untuk
averaging di harga yang berbeda pula.

Anda mungkin juga menyukai