Anda di halaman 1dari 273

TINGKAT 1

MANAJEMEN RESIKO DALAM TRADING

Apa Itu Stop Loss Forex: Pengertian dan Panduannya Mei 2017 Stop Loss adalah nilai batasan harga
terendah yang ditentukan untuk membatasi kerugian. Saat pergerakan harga menyentuh nilai ini, maka
sistem secara otomatis akan menutup order atau posisi tersebut. Bagi kebanyakan trader, keputusan
menaruh stop loss ini adalah pilihan yang tidak nyaman. Mengapa? karena itu berarti mereka telah
menerima kerugian yang terjadi. Namun, setiap trader berhak untuk memutuskan sendiri mana model
trading yang paling cocok dengan dirinya, baik dengan menggunakan stop loss ataupun
mengabaikannya, itu kembali pada strategi trading yang digunakan oleh masing-masing trader. iklan
iklan

Macam-Macam Cara Memasang Stop Loss Dalam Forex

Jika Anda termasuk trader yang ingin menggunakan Stop Loss untuk mengendalikan risiko rugi, maka hal
pertama yang perlu diketahui ada beberapa cara memasang Stop Loss dalam forex. Berikut tiga
diantaranya:

1. Stop Loss Manual

Pengertian Stop Loss Manual yaitu penghentian kerugian dilakukan oleh trader dengan menutup
posisi trading sendiri di software trading, saat harga ternyata sudah jauh bergerak ke arah yang
berlawanan dengan harapan. Penerapan Stop Loss dengan cara ini akan membutuhkan kedisiplinan
dan kewaspadaan tinggi dari trader, karena jika ceroboh atau alpa maka loss bisa lebih besar
daripada yang mampu ditanggung trader. Umpamanya, Anda membuka posisi Buy EUR/USD pada
harga 1.2000. Anda sudah berniat akan menutup posisi jika bergerak ke 1.2050 (profit 50 poin) dan
mencapai profit, atau jika loss karena mencapai 1.1975 (loss 25 poin). Namun, ternyata Anda tidak
berjaga di depan komputer saat harga meluncur turun, serta baru sadar untuk menutup posisi pada
posisi harga 1.1900. Akibatnya, kerugian jadi lebih membengkak hingga 100 poin.

2. Stop Loss Otomatis

Definisi Stop Loss Otomatis merujuk pada penentuan level harga tertentu dimana posisi trading akan
tertutup secara otomatis jika sudah mencapai level tersebut. Stop Loss Otomatis biasanya dapat
ditempatkan di semua software trading. Jika Anda sudah mengetahui bagaimana cara order
(membuka posisi trading) di software trading Metatrader atau software trading lainnya, maka tentu
Anda mengetahui bahwa pada formulir Order, terdapat pula kolom Stop Loss. Nah, di situlah Anda
menuliskan level harga yang dimaksud. Nantinya, jika harga ternyata tidak bergerak ke arah yang
Anda inginkan, maka posisi trading akan otomatis tertutup begitu mencapai level Stop Loss ini,
meskipun Anda tidak sedang online memantau trading.

3. Trailing Stop

Selain menggunakan fitur Stop Loss Otomatis yang bisa diletakkan di formulir order, Anda juga bisa
memakai fitur Trailing Stop. Apabila menggunakan Stop Loss, maka sudah pasti Anda akan menutup
posisi trading dalam kondisi rugi. Namun, jika memakai Trailing Stop maka bisa tetap mendulang
profit biarpun harga bergerak ke arah yang tak terduga. Cara menempatkannya di Metatrader, Anda
pertama-tama harus membuka posisi trading dulu. Lalu, pada daftar order, klik kanan pada posisi
yang ingin dipasangi Trailing Stop. Nantinya akan muncul tampilan seperti ini.
Pilih berapa poin Trailing Stop yang akan Anda gunakan. Umpama, Anda order Buy di harga 1.2000,
lalu memasang Trailing Stop di angka 20 poin. Jika kemudian harga naik ke 1.2021, maka trailing
akan aktif dengan cara menggeser Stop Loss secara otomatis ke harga 1.2001. Jika harga naik lagi ke
1.2041, maka Stop Loss naik lagi ke 1.2021. Kalaupun nantinya ternyata harga berbalik turun ke
1.1975, Anda tetap bisa mendapatkan profit sebesar (1.2021-1.2000 = 21 poin).

Cara Menentukan Stop Loss Dalam Forex

Setelah mengetahui macam-macam cara memasang Stop Loss dalam forex, barangkali akan terlintas
pertanyaan di benak Anda: Bagaimana menentukan level harga dimana kita perlu memasang Stop
Loss? Kita tentu tak ingin menutup posisi trading terlalu dini, hingga gagal profit karena terlalu
tergesa-gesa, padahal harga toh akhirnya bergerak ke target profit kita. Namun, kita juga tak mau
terlambat tutup order hingga harus menanggung rugi besar. Sebenarnya, ada banyak sekali cara
untuk menentukan Stop Loss, dan trader bebas mengembangkan strateginya masing-masing.
Sebagai gambaran bagi Anda, berikut contoh sederhana beberapa cara menentukan Stop Loss
dalam forex:

1. Menggunakan Margin Call dan Stop Out.

Margin Call dan Stop Out merupakan sebutan bagi level-level harga dimana broker akan
memberikan peringatan atau menutup otomatis posisi trading kita karena ketersediaan dana di
dalamnya dianggap sudah tidak mampu untuk mempertahankan posisi tersebut. Biasanya, broker
forex akan memberikan peringatan ini jauh sebelum dana habis total, bisa ketika dana dalam akun
tersisa 20%, 50%, atau bahkan 80%. Nah, dalam pendekatan pertama ini, Anda tidak menetapkan
level Stop Loss sendiri, tetapi mengikut saja pada level Margin Call dan Stop Out yang dipersyaratkan
oleh broker. Sebenarnya, cara ini agak ceroboh, tetapi banyak trader pemula yang melakukannya
karena kurang memahami bagaimana menentukan Stop Loss sendiri.
2. Berdasarkan Konsep Money Management Sederhana.

Dalam teori Money Management paling sederhana, dikatakan bahwa tidak baik bagi trader untuk
meresikokan dana sampai melebihi 2-3%, jadi pada skala nilai itulah seharusnya kita tempatkan Stop
Loss. Contoh: Dengan dana trading sebesar $1000, trader melakukan order pada pair EUR/USD.
Umpama pergerakan pair EUR/USD setiap 1 pips = 0.4. Apabila batasan kerugian 3% = $30, ini
berarti stop loss harus diletakkan di: 30/0.4 = 75 pips. Selain teori ini, masih banyak konsep Money
Management lainnya, dan Anda bebas akan menerapkan konsep yang mana.

3. Berdasarkan Analisa Teknikal.

Cara menentukan Stop Loss dengan analisa teknikal adalah dengan memanfaatkan grafik dan
indikator yang sudah ada di software trading, atau teknik-teknik analisa teknikal lainnya. Misalnya
Fibonacci Retracement, Pivot Points, dan lain sebagainya.

Berikut beberapa artikel yang bisa Anda simak sebagai referensi:

Menempatkan Stop Loss Dengan Fibonacci

Trading Dengan Pivot Point Pada Pasar Yang Trending

Menentukan Stop Loss Dan Target Dengan Price Action

Bila Anda kurang memahami istilah khusus dalam forex di halaman ini seperti Stop Loss, Trailing
Stop, dan Margin Call, Anda bisa mengunjungi Kamus Forex. Manfaatkan Kamus Forex saat Anda
menemui kosakata baru demi pemahaman yang lebih optimal.

Metodologi Switching

Rachmat Artikel Forex 02 Okt 2012 11540 Dibaca Normal 4 menit + - Dalam forex trading, strategi
switching adalah melakukan pergantian arah dengan menutup posisi yang sedang merugi lalu
membuka posisi baru dengan arah berlawanan dari posisi yang telah ditutup. Bagaimana cara
melakukannya? iklan iklan Switching berdasarkan arti kata adalah mengganti. Dalam forex trading,
strategi switching adalah melakukan pergantian arah dengan menutup posisi yang sedang merugi
lalu membuka posisi baru dengan arah berlawanan dari posisi yang telah ditutup, dengan harapan
keuntungan posisi yang kedua akan lebih besar dari kerugian pada posisi pertama yang sudah
ditutup.
Prinsip dasar dari cut & reverse technique (switching) adalah melakukan perubahan pada arah
posisi transaksi secara drastis (reverse position) apabila posisi transaksi awal mengalami kerugian
(salah arah). Dalam kondisi demikian pelaku transaksi akan melakukan Cut Loss (melikuidasi posisi
awal) dan langsung membuka posisi transaksi baru yang berlawanan arah dengan posisi transaksi
awal tersebut.

Sebagai contoh: jika pada awalnya pelaku transaksi membuka posisi transaksi awal dengan
melakukan posisi transaksi pembelian (New Open Buy Position) sebesar 1 Lot, maka apabila posisi
tersebut mengalami kerugian dengan jatuhnya secara tajam harga ke arah bawah, maka si pelaku
transaksi akan melakukan Cut Loss pada posisi transaksi beli tersebut (Close Buy Position) dan
kemudian membuka transaksi jual baru (new Open Sell position) juga sebesar 1(satu) lot.

Logika dasar pemilihan teknik transaksi ini adalah memberikan alternatif mengenai bagaimana
seseorang pelaku transaksi dapat melakukan revisi terhadap posisi transaksinya dan melakukan
antisipasi apabila terjadi perubahan trend harga secara mendadak tanpa kehilangan peluang untuk
memperoleh keuntungan. Dari sudut pandang analisa teknikal, tindakan cut & reverse position
hanya akan dilakukan apabila harga memecahkan Level Support atau Level Resistance. Cut Loss
Position untuk transaksi beli hanya akan dilakukan apabila trend harga naik berbalik ke bawah dan
memecahkan Level Support, sedangkan Cut Loss position untuk transaksi jual hanya akan dilakukan
apabila trend harga ke bawah berbalik naik dan berhasil menembus Level Resistancenya.

Switching Dengan Martingale, Averaging Dan Hedging


Switching bisa saja dilakukan dengan Martingale, Averaging, dan Hedging. Dimana pada intinya
adalah menutup kerugian lama dengan membuka posisi baru. Martingale adalah sebuah teori
manajemen probabilitas yang memungkinkan kesamaan nilai sesuatu dimasa tertentu dengan masa
sebelumnya dengan menggunakan prinsip penggandaan. Dalam forex trading, Strategi Martingale
adalah strategi untuk mendapatkan profit sekaligus menutup total kerugian dari transaksi
sebelumnya melalui penggandaan modal. Oleh karena itu, ketika menggunakan strategi martingale
resiko pada transaksi berikutnya selalu meningkat seiring dengan meningkatnya kerugian. Aturan
main strategi martingale ini adalah ketika anda melakukan transaksi sekian (n) lot dan hasilnya rugi,
maka pada transaksi selanjutnya menggunakan lot 2 kali lipatnya (2n). Begitu pula selanjutnya.
Sehingga ketika transaksi terakhir profit, maka keuntungannya sudah bisa menutupi semua kerugian
dari transaksi-transaksi sebelumnya. Untuk memperkecil kerugian ketika posisi kita berlawanan arah
dengan trend, serta untuk memaksimalkan keuntungan disaat posisi kita searah dengan trend, kita
bisa menggunakan Strategi Averaging. Averaging berdasarkan arti katanya adalah merata-ratakan.
Dalam hal membuka posisi, strategi averaging ini berguna untuk merata-ratakan harga pembukaan
posisi. Dimana pada suatu level tertentu, apapun kondisi marketnya nilai posisi yang kita buka
adalah IMPAS. Dalam trading, arti Averaging adalah membuka lagi posisi baru sesuai dengan posisi
lama meskipun saat ini harga bergerak berlawanan, dengan keyakinan bahwa market akan segera
bergerak sesuai dengan prediksi kita. Hedging menurut arti katanya adalah melindungi nilai. Dalam
forex trading, aksi hedging berarti kita membuka dua posisi yang berlawanan sehingga meskipun
harga naik atau turun nilai floating nya tetap sama. Hedging biasanya dilakukan ketika posisi yang
kita buka mengalami kerugian. Supaya kerugian tidak menjadi lebih besar, kita kunci dengan teknik
hedging ini. Sehingga selanjutnya Hedging ini dikenal juga dengan istilah Locking (mengunci), karena
saat kita menggunakan teknik hedging ini posisi kita terkunci yang membuat nilai keuntungan dan
kerugian selalu bergerak beriringan. Namun tentunya, model di atas perlu keterampilan khusus.
Perlu dipelajari dan dipahami cara kerjanya. Penutup pembelajaran kali ini perlu diketahui,
kebanyakan investor pemula yang tidak punya skill, keras kepala menahan kerugiannya ketika
kerugiannya masih kecil. Mereka beralasan akan bisa keluar dengan keuntungan yang minimal.
Mereka tetap menunggu dan menunggu dan berharap sampai kerugiannya menjadi keuntungan.
Namun disayangkan biaya yang dikeluarkan juga cukup besar. Maka stop loss sangat berguna di sini
untuk membatasi diri dan memperbaiki disiplin trading kita.

Setelah Membuka Posisi, Apa Langkah Berikutnya ?

Martin Artikel Forex 06 Agu 2012 11941 Dibaca Normal 5 menit + - Pengelolaan posisi trading forex
untuk menghindari rugi dan memaksimalkan keuntungan bisa dilakukan dengan metode Averaging.
Bagaimana prakteknya? iklan iklan Tulisan ini mengenai trade management, aspek yang cukup
penting dalam trading forex. Dengan pengetahuan dan penerapan trade management, profit yang
kita dapatkan akan benar-benar maksimum. Bahkan secanggih apapun setup strategi trading kita,
jika tidak dikelola dengan cerdas, maka hasilnya bisa kurang memadai atau bahkan bisa berbalik
merugi.
Kesalahan dalam Mengelola Trading Forex

Kebanyakan kesalahan dalam mengelola trading forex diakibatkan oleh keputusan yang emosional,
misalnya seorang trader menambah posisi baru hanya karena posisi sekarang sedang profit, atau
memindahkan level Stop Loss lebih jauh karena posisi tradingnya sekarang sedang merugi. Kasus
lainnya, trader yang merubah Risk/Reward Ratio yang telah ditentukan sebelumnya, hanya karena
melihat pergerakan harga yang tampaknya tidak sesuai lagi dengan perkiraan; mungkin dengan exit
pada level breakeven atau memperkecil resiko dengan keluar dalam keadaan merugi. Beberapa
contoh di atas adalah kesalahan yang biasa dilakukan seorang trader dengan trading plan yang
kurang matang, sehingga pada akhirnya mengambil keputusan berdasar emosi belaka. Oleh karena
itu, seorang trader perlu memetakan dulu langkah-langkah lanjutan setelah buka posisi trading
(entry/open position), bisa dengan melakukan Averaging atau menerapkan Trailing Stop.

Averaging

Sebenarnya, trade management adalah hal sederhana dan tidak berisi rumus-rumus yang kompleks.
Salah satu cara yang lazim diterapkan dalam trading forex adalah Averaging. Averaging adalah
langkah menambah (membuka) posisi trading baru ketika kita telah mempunyai satu atau beberapa
posisi yang sedang open. Dengan analisa kondisi market terkini, kita bisa memutuskan strategi exit
yang paling logis, dan apakah masih memungkinkan untuk membuka posisi trading baru dengan
level exit yang sama pada kondisi pasar tersebut.

Averaging-In

Cara yang paling aman untuk menambah posisi baru jika kondisi pasar sesuai prediksi adalah dengan
menggunakan profit yang telah kita peroleh pada posisi yang masih open untuk "membayar" resiko
posisi yang akan kita tambahkan. Dengan cara ini, kemungkinan terburuk adalah kita keluar pada
level breakeven dengan tanpa resiko. Cara ini bisa diterapkan dengan baik pada kondisi pasar yang
trending. Jika kita biasa trading dengan metode price action, maka entry point pertama ketika
terbentuk formasi bar yang valid. Jika setelah koreksi harga terbentuk formasi bar lagi, kita bisa
menambahkan posisi baru. Level Stop Loss posisi sebelumnya digeser (metode Trailing Stop) dan
dalam prakteknya sering disamakan dengan level Stop posisi yang baru. Perhatikan: Hendaknya kita
membuka posisi tambahan bukan karena kita sedang profit, tetapi karena price action yang
terbentuk memang benar-benar memungkinkan. Contoh penerapan:

Sell EUR/USD 1 lot pada 1.4500 ketika sinyal formasi bar cukup kuat, dengan level Stop Loss pada
1.4600

Setelah profit 100 pip dan terbentuk formasi bar yang valid, kita sell 1 lot lagi pada 1.4400 dan Stop
Loss pada 1.4450 (50 pip).

Pindahkan level Stop Loss posisi pertama pada 1.4450 juga, sehingga kedua posisi mempunyai level
Stop sama.

Jika pergerakan harga pasar berbalik arah dan level Stop Loss kita kena, maka posisi kedua rugi 50
pip, tetapi posisi pertama akan profit 50 pip, sehingga breakeven. Bilamana kondisi downtrend
berlanjut, kita bisa pindahkan level Stop kedua posisi tersebut untuk memperoleh profit maksimum
pada 2 lot trading kita itu. "Averaging-in" berarti membuat harga rata-rata posisi open kita lebih
dekat dengan harga pasar sekarang. Karenanya, jika kita tidak memindahkan level Stop Loss (Trailing
Stop) posisi yang sedang profit, berarti kita malah akan menambah resiko dengan membuka posisi
baru.

Averaging-Out (Scale-Out)

Prinsip Averaging-out sama dengan averaging-in, tetapi ukuran lot untuk posisi yang ditambahkan
lebih kecil, biasanya setengah dari posisi pertama untuk mengurangi faktor resiko. Ada yang kurang
setuju dengan metode ini karena dianggap ragu-ragu dan kurang memaksimalkan profit jika kondisi
pasar masih memungkinkan.
Trailing Stop dan Breakeven Stop

Trailing Stop sebaiknya hanya digunakan untuk kondisi pasar yang trending. Metode ini lazim
digunakan untuk membatasi kerugian dalam trading forex sekaligus mendapatkan hasil maksimum.
Berikut beberapa cara menerapkan Trailing Stop:

Pindahkan level Stop jika harga telah bergerak sesuai prediksi sebesar 1 kali faktor resiko kita, dan
kunci profit kita setiap kelipatan 1 kali resiko.

Pindahkan level Stop pada 50% dari jarak entry kita ke level tertinggi atau terendah yang baru
terjadi. Ini biasa dipakai oleh trader yang tidak terlalu agresif.

Pindahkan Stop Loss di atas atau di bawah garis Moving Average (misal EMA 8 Daily atau EMA 21
Daily).

Di sisi lain, Breakeven Stop merupakan suatu metode menggeser Trailing Stop ke level breakeven
jika arah pergerakan harga meleset dari prediksi kita, atau ketika volatilitas pasar sangat tinggi
dengan arah yang tidak menentu. Jika masih memungkinkan, untuk mencegah resiko yang bisa
terjadi, metode ini bisa diterapkan.
Pengertian Dan Contoh Strategi Martingale Dalam Forex

Sfteam Artikel Forex 12 Apr 2013 32383 Dibaca Normal 4 menit + - Martingale adalah strategi
trading berdasar teori probabilitas yang dikembangkan dari teknik judi populer. Strategi Martingale
dapat diterapkan pula dalam trading forex. iklan iklan Banyak orang menilai strategi Martingale
adalah bom waktu. Benarkah cara ini efektif untuk digunakan dalam trading forex? Ataukah seperti
bom waktu yang bisa merugikan trader? Artikel kali ini akan mengulas apa itu Martingale,
pengertian dan contoh penggunaannya dalam forex, beserta risiko yang terjadi bila memakai
strategi Martingale.

Pengertian Martingale

Martingale adalah sebuah strategi trading berdasarkan teori probabilitas yang dikembangkan oleh
Paul Pierre Levy, Joseph Leo Doob, serta beberapa matematikawan lainnya dari salah satu gaya
berjudi populer yang populer di Prancis pada abad ke-18. Gaya berjudi tersebut dilakukan dengan
menggandakan taruhan setiap kali mengalami kekalahan, agar bisa langsung menutup semua
kerugian dan mendapatkan keuntungan meskipun nantinya hanya mengalami satu kali kemenangan
setelah beberapa kali kalah. Strategi Martingale dapat diterapkan pula dalam trading forex. Aturan
main strategi martingale ini adalah ketika Anda melakukan transaksi sekian lot dan setelahnya harga
justru bergerak ke arah yang berlawanan dengan keinginan Anda, maka pada transaksi selanjutnya
tetap buka posisi ke arah yang sama dengan menggunakan lot sebesar dua kali lipatnya. Sehingga
ketika transaksi terakhir profit, maka keuntungannya sudah bisa menutupi semua kerugian dari
transaksi-transaksi sebelumnya.

Contoh Strategi Martingale Dalam Forex

Secara teoritis, penerapan strategi Martingale dalam forex cukup sederhana. Ilustrasinya dapat
dilihat pada gambar contoh Martingale berikut:
Awalnya, Trader melakukan sell sebanyak 1 lot dengan perkiraan harga akan turun, tetapi ternyata
setelah itu harga naik sehingga mengalami loss sebanyak $10. Selanjutnya, trader melakukan sell
sebesar 2 lot, tetapi harga masih naik terus dan menimbulkan loss $20. Ketika harga mencapai tahap
berikutnya, trader sell lagi sebanyak 4 lot, tetapi harga masih meningkat dan loss bertambah $40,
sehingga trader sell lagi sebanyak 8 lot. Pada titik ini, apabila harga berbalik turun sesuai dengan
perkiraan awal trader, maka bisa didapatkan profit sebesar $80 yang secara efektif menutup semua
kerugian yang telah dialami sebelumnya, sekaligus memberikan laba bersih $10. Dengan demikian,
strategi Martingale bisa berfungsi sebagai substitusi Stop Loss dalam trading forex. Tanpa perlu
mengevaluasi ulang analisa trading sebelumnya, trader "mengejar terus" pergerakan harga hingga
mencapai titik dimana harga berbalik ke arah yang diinginkan saat awal pembukaan posisi trading.

Keunggulan Dan Kelemahan Strategi Martingale

Dengan menggunakan strategi Martingale, jumlah lot yang dibuka setelah mengalami kekalahan
harus 2 kali lipat dari sebelumnya (jumlah lot selalu 1 langkah di depan kekalahan sebelumnya agar
kalau menang maka kekalahan sebelumnya bisa tertutup sekaligus mendapatkan laba). Dilihat
secara teori, pergerakan harga takkan selamanya melaju satu arah, pasti akan mengalami
pembalikan, sehingga pengguna strategi Martingale pasti akan menang. Namun, masalah utama
strategi Martingale terletak pada pertanyaan "kapan menangnya?" Apakah Anda akan menang di
langkah ke-5, ke-10, atau ke-1000?
Pergerakan setiap pasangan mata uang bisa berlangsung dalam tren bearish ataupun bullish yang
berlangsung sangat lama. Oleh karena itu, pada prakteknya, strategi Martingale membutuhkan
modal besar. Jika Anda hanya punya dana pas-pasan dan tak mampu bertahan hingga titik
pembalikan harga, maka kemungkinan besar akan bangkrut di tengah jalan. Karena alasan inilah
maka banyak orang cenderung pesimis akan probabilitas profit yang bisa diperoleh dengan
menggunakan strategi Martingale. Faktanya, salah satu motivasi para matematikawan mempelajari
teori Martingale adalah untuk membuktikan ketidakmungkinan teknik yang disukai para penjudi ini.
Bagi sebagian trader forex, strategi Martingale sangat menarik karena hanya perlu menang satu kali
untuk menutupi kerugian beruntun sebelumnya. Namun, ketika Anda akan menggunakan strategi
Martingale, maka harus menghitung ketahanan modal sampai transaksi ke berapa serta menerima
kemungkinan dana tetap bisa hangus setelah akun minus berhari-hari dan berulang kali di-inject
dana tambahan.

Pilihan Indikator Forex Untuk Scalping Terpopuler

A Muttaqiena Artikel Forex 10 Agu 2016 33120 Dibaca Normal 4 menit + - Ingin jadi scalper? Berikut
ini beberapa indikator forex untuk scalping yang banyak digunakan, dan bisa dinilai sebagai alat
terbaik guna menyusun sistem Anda. iklan iklan Para trader pengguna teknik scalping selalu
berusaha mendapatkan profit dari pergerakan harga kecil-kecilan di pasar yang selalu terjadi
sepanjang hari. Metode trading dan indikator forex untuk scalping pun khas. Analisa fundamental
bermacam-macam dan berita ini itu jarang berpengaruh bagi scalper. Karenanya, scalper
berpengalaman biasanya sudah memiliki sistem-nya sendiri yang ampuh dan bisa diandalkan, terdiri
dari indikator-indikator teknikal dengan setting default maupun telah dikustomisasi. Nah, berikut ini
beberapa indikator forex untuk scalping yang banyak digunakan, dan bisa dinilai sebagai beberapa
"alat" terbaik guna menyusun sistem trading Anda.

1. Moving Average

Sebagai salah satu indikator paling simpel dan tersedia di semua platform trading, Moving Average
merupakan indi favorit bagi banyak scalper. Penempatan dan penggunaannya pun sangat mudah
bagi para pemula. Trader cukup menentukan timeframe untuk bertrading, menaruh kombinasi
beberapa garis Moving Averages, menguji kehandalannya, lalu dioperasikan. Master Trader Alan
Farley dalam sebuah kolom di Investopedia menyarankan kombinasi SMA 5-8-13 pada chart 2 menit
untuk mengidentifikasi tren yang cukup kuat untuk buy maupun sell, sekaligus meninjau kapan tren
kira-kira akan berbalik arah.
Pasang Moving Averages pada chart, Anda akan melihat garis-garis SMA naik-turun. Saat tren masih
kuat, ia akan menempel pada SMA 5 atau SMA 8, sedangkan jika mendekati SMA 13 maka artinya
momentum sudah memudar dan reversal akan terjadi (waktunya close position). Berikutnya, tunggu
hingga garis-garis itu menyatu kembali sebelum buka posisi lagi. Pakai salah satu rumus klasik
Moving Averages: Kalau MA yang lebih rendah melintas MA tinggi ke arah atas, open buy;
sedangkan kalau MA yang lebih rendah melintas MA tinggi ke arah bawah, maka open sell. Banyak
lagi kombinasi Moving Averages lainnya. Ada yang "mengawinkan" SMA-60 dengan Parabolic SAR
setting default, atau trio EMA-12, EMA-26, dan SMA-55. Dan lain sebagainya. Kekurangan dari
penggunaan MA adalah kemungkinan fake signal yang cukup tinggi, sehingga ada baiknya untuk
selalu siap ancang-ancang exit kalau ternyata harga bergerak ke arah yang salah, atau
melengkapinya dengan indikator lain sebagai konfirmator.
2. Bollinger Bands

Bollinger Bands di timeframe rendah juga populer sebagai indikator forex untuk scalping. Cukup
terapkan Bollinger Bands dengan period 12 dan Deviation 2 (default) pada timeframe 5 menit, lalu
jalankan. Jika harga menyentuh lower band, maka buy; kemudian kalau harga mencapai upper band,
maka sell. Pasang celah stop loss dan TP yang tipis-tipis saja, antara SL:TP = 10:5 pip.

Namun, tak ada sistem tanpa kelemahan, termasuk indikator Bollinger Bands. Indikator forex yang
satu ini hanya akan efektif di pasar ranging/sideways, dan bisa membawa petaka kalau dipakai
ketika harga trending. Masalahnya, Bollinger Bands seringkali gagal mendeteksi penembusan salah
satu band, padahal itu bisa dengan mudah membuat posisi kita kena SL karena level SL yang rendah.

3. Stochastic

Penggunaan Stochastic sebagai indikator forex untuks scalping agak berbeda dengan Moving
Averages atau Bollinger Bands. Kebanyakan trader menggunakan Stochastic bukan sendirian
(indikator tunggal), melainkan sebagai pelengkap dalam satu sistem. Jadi, Anda bisa jadi sering
melihat rekomendasi sistem dimana Stochastic dikombinasikan dengan Moving Averages, atau
Bollinger Bands, dan lain-lain.
Salah satu tip scalping sembari mengikuti tren dari DailyFX adalah dengan mengkombinasikan
Stochastic dengan SMA-200. SMA-200 sering dianggap sebagai garis demarkasi yang membatasi
antara pasar bullish (harga berada di atas garis) dan pasar bearish (harga berada di bawah garis).
Jadi, pasang SMA-200 pada timeframe 5 menit, lalu terapkan juga Slow Stochastic (5,3,3). Umpama
pasar sedang bullish, maka incar sinyal buy dari crossover Stochastic untuk buka posisi. Sebaliknya,
jika pasar bearish, maka incar sinyal sell. Tentu saja, Anda perlu pilih-pilih pair mata uang mana yang
nampak bergerak cukup aktif dan menggiurkan untuk di-scalping dengan cara ini.

Kesimpulan

Ada banyak lagi lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai indikator forex untuk scalping, seperti
indikator CCI. Bahkan ada Scalper yang berani trading naked, alias trading tanpa indikator, hanya
dengan mengamati price action dan pola-pola candlestick. Persamaan diantara semuanya hanya
satu: diterapkan pada timeframe rendah, antara 1M, 5M, dan maksimal 15M. Apapun indikator yang
digunakan dalam sistem, poin penting untuk dicermati adalah trader perlu menguji terlebih dahulu
sebelum digunakan bertrading riil. Ada banyak sekali sistem scalping di luar sana, salah satu
alasannya adalah karena tak setiap sistem cocok bagi semua orang. Modal, money management,
dan kebiasaan trading setiap orang juga bisa mempengaruhi sukses-tidaknya scalping.
Apa Itu Hedging?

Sfteam Artikel Forex 05 Apr 2013 142686 Dibaca Normal 4 menit + - Hedging adalah strategi trading
untuk melindungi dana trader dari fluktuasi nilai tukar mata uang yang tidak menguntungkan. Lewat
Hedging, trader bisa menghindari potensi loss dalam jumlah besar. iklan iklan Hedging adalah
strategi trading untuk "membatasi" atau "melindungi" dana trader dari fluktuasi nilai tukar mata
uang yang tidak menguntungkan. Hedging memberi kesempatan bagi trader untuk melindungi
modal dari kemungkinan rugi (loss) meski ia tengah melakukan transaksi. Caranya adalah dengan
memperkecil risiko merugi ketika pergerakan nilai tukar mata uang tidak memungkinkan trader
meraih profit. Biasanya, posisi trader yang merugi akan tertutup otomatis ketika harga sampai pada
level Stop Loss atau terjadi Margin Call, atau apabila trader melakukan Cut Loss sendiri. Dalam ketiga
skenario itu, trader pasti akan menanggung rugi yang tak sedikit. Namun, bila pelaku pasar
menggunakan strategi Hedging, trader berpeluang untuk meminimalisasi besaran kerugian, atau
malah bisa dibuat impas (break even). Tak hanya itu, Hedging juga bisa membantu pelaku pasar
dalam merencanakan posisi trading berikutnya.

Contoh Hedging

Hedging (lindung nilai) bisa digunakan dengan berbagai cara di pasar keuangan manapun. Baik itu
pasar saham, pasar komoditas berjangka, maupun pasar forex. Satu contoh klasik adalah strategi
Hedging saham di mana seorang pelaku pasar bertransaksi dua saham perusahaan. Contohnya
saham perusahaan A dan saham perusahaan B yang keduanya berasal dari sektor industri yang
sama. Trader itu membuka posisi long (buy) atas saham A, sembari juga melakukan short (sell) atas
saham B dengan jumlah setengah pembelian saham A. Jika harga saham-saham di sektor industri itu
ternyata jatuh, maka besarnya kerugian bisa diminimalkan. Sedangkan bila harga saham di sektor
industri itu meningkat, maka sang pelaku pasar tetap mendapatkan profit. Untuk sesi trading
berikutnya, ia bisa menggunakan siasat serupa lagi atas saham-saham perusahaan berbeda. Intinya
adalah Hedging dilakukan dengan melakukan buy dan sell atas satu aset yang sama secara
bersamaan, atau atas beberapa aset yang berbeda tetapi pergerakan harganya saling berhubungan.
Seperti dalam contoh saham tadi, meski berasal dari dua perusahaan berbeda, tetapi basis sektor
industri yang sama. Saham-saham dari sektor yang sama biasanya mengalami kenaikan dan
penurunan secara serempak dan kompak (sama-sama naik, atau sama-sama turun). Jika Anda awam
dengan dunia trading, perlu dipahami dulu bahwa posisi long (buy) adalah sebutan untuk transaksi
yang dilakukan bila trader mengekspektasikan harga akan naik, agar ia bisa mendapat keuntungan
dari kenaikan harga. Sedangkan posisi short (sell) dilakukan jika trader memperkirakan harga akan
turun, sehingga dia mengharapkan keuntungan dari penurunan harga. Istilah long dan short dalam
trading dan hedging tak ada hubungannya dengan jangka waktu.

Tipe-Tipe Hedging

Seiring dengan perkembangan jaman, muncul lebih banyak cara untuk hedging. Diantaranya adalah
sebagai berikut:

Perusahaan ekspor-impor berupaya melindungi diri dari perubahan nilai tukar dengan membeli
kontrak Futures atau Forward atas suatu mata uang versus mata uang lain, misal Rupiah ke Dolar AS.
Perusahaan manufaktur berupaya melindungi diri dari perubahan harga komoditas dengan membeli
kontrak Forward atau Futures, misal kontrak Futures Emas, Besi, atau lainnya.

Spekulan (trader) membeli dan menjual saham dan indeks saham (CFD) pada saat yang bersamaan.

Trader forex yang terlanjur buy suatu pasangan mata uang, misalnya USD/JPY, ternyata menghadapi
kenyataan harganya menurun. Untuk Hedging, ia kemudian membuka posisi sell meski trading buy
yang pertama tadi belum ditutup.

Trader forex membuka dan menjual beberapa pasangan mata uang yang berhubungan di saat
bersamaan, misalnya GBP/USD, EUR/GBP, dan EUR/USD.

Tujuan utama Hedging sebenarnya untuk membatasi risiko trading di pasar keuangan. Namun
demikian, banyak trader forex menggunakannya sebagai strategi trading harian. Ini karena forex
memperdagangkan mata uang yang berpasang-pasangan, sehingga menurun atau menguatnya nilai
tukar suatu mata uang selalu berhubungan dengan menurun atau menguatnya nilai tukar mata uang
lainnya. Secara keseluruhan, berikut adalah infografi yang merangkum definisi, tujuan, dan contoh
hedging untuk mempermudah pemahaman Anda:

Strategi trading sebaiknya dievaluasi secara berkala. Anda bisa melakukannya pada akhir tahun
untuk menentukan strategi trading untuk tahun berikutnya yang lebih sempurna. Apa saja yang
perlu diperhatikan? Simak selengkapnya di Kiat Menyusun Evaluasi Trading Akhir Tahun.

Analisa Time Frame Untuk Scalping

Martin Artikel Forex 22 Jun 2014 24614 Dibaca Normal 4 menit + - Untuk teknik scalping, trader
cukup mengamati dua chart, yaitu chart referensi dan chart eksekusi. Chart referensi biasanya 6 kali
time frame chart eksekusi. iklan iklan Analisa Time Frame artinya melakukan perbandingan pada
beberapa Time Frame untuk memperoleh gambaran yang jelas dari arah pergerakan harga yang
sedang terjadi. Tujuan utama analisa Time Frame adalah mengetahui arah trend yang dominan
sebelum entry. Analisa dengan memperbandingkan Time Frame trading, atau multiple time frame
analysis, perlu dilakukan trader sebelum entry, terutama untuk trader pengguna teknik Scalping
yang selalu bermain dengan time frame rendah. Untuk teknik Scalping yang mengutamakan
kecepatan, trader forex tidak harus mengamati banyak time frame, melainkan cukup dua chart
trading saja, yaitu chart referensi dan chart eksekusi. Teknik Scalping dengan analisa Time Frame
cocok digunakan untuk trading pada pasar yang volatilitasnya tinggi dengan waktu trading yang
terbatas, seperti pada indeks harga saham. Pada artikel ini dicontohkan analisa Time Frame untuk
Scalping pada indeks saham UK-100, dimana pada umumnya trader menggunakan Time Frame 5
menit untuk eksekusi posisi. Dalam prakteknya, cara ini juga bisa digunakan pada indeks Dow Jones
(USA30), Hangseng (HKO43), Nikkei (JPN225) dan lainnya.

Chart Referensi

Time Frame untuk Scalping pada chart referensi harus lebih tinggi dari chart eksekusi. Ada aturan
(tidak baku) yang menentukan bahwa chart referensi sebaiknya 6 kali Time Frame chart eksekusi.
Untuk trader yang biasa menggunakan Time Frame 5 menit pada chart eksekusi, maka Time Frame
chart referensi pada umumnya 30 menit atau 1 jam.

Salah satu cara yang paling mudah dalam menentukan arah trend adalah dengan menerapkan
indikator Moving Average. Untuk pasar yang volatilitasnya cenderung tinggi seperti indeks UK-100
ini, trader biasanya menggunakan exponential moving average (EMA). Dalam contoh ini kita
menggunakan periode 200. Kita lihat bahwa harga sedang bergerak di bawah garis kurva indikator
EMA-200, yang merupakan peluang untuk membuka posisi sell. Langkah berikutnya kita lihat arah
pergerakan harga pada chart eksekusi (Time Frame 5 menit).
Chart Eksekusi

Chart eksekusi adalah pergerakan harga pada Time Frame dimana kita akan melakukan eksekusi,
yaitu membuka atau menutup posisi trading (buy/sell) bila memang telah sesuai dengan keadaan
yang ditunjukkan oleh chart referensi. Seperti chart referensi, untuk strategi ini pun chart eksekusi
menggunakan indikator EMA dengan periode yang sama.

Peraturan dalam cara analisa Time Frame untuk Scalping ini adalah:

Jika harga bergerak di atas garis EMA-200 pada chart referensi, dan harga pada chart eksekusi juga
bergerak di atas garis EMA-200, maka trader bisa membuka posisi buy.

Jika harga bergerak di bawah garis EMA-200 pada chart referensi, dan harga pada chart eksekusi
juga bergerak di bawah garis EMA-200, maka trader bisa membuka posisi sell.

Jika harga bergerak di bawah garis EMA-200 pada chart referensi, tetapi harga bergerak di atas garis
EMA-200 pada chart eksekusi (tidak sejalan), maka trader dianjurkan untuk tidak membuka posisi,
seperti pada contoh di atas. Demikian juga bila harga pada chart referensi berada di atas EMA-200,
tetapi harga pada chart eksekusi bergerak di bawah garis EMA-200.
Demikian sekilas ulasan mengenai analisa Time Frame untuk Scalping. Untuk rangkuman materi
yang lebih mudah Anda pahami, bisa dilihat pada infografi di bawah ini:

Cobalah mempraktekkan tipsi-tips di atas di akun demo terlebih dahulu sebelum menjalankannya
dalam trading harian. Perhatikan bahwa Scalping itu berisiko tinggi, sehingga dibutuhkan kehati-
hatian dan ketajaman eksekusi. Memang ada saja trader yang hanya memelototi chart 5 menit
sebagai andalan Time Frame untuk Scalping, tetapi tentu reliabilitas eksekusinya relatif labil
dibandingkan dengan apabila menggunakan perbandingan dua Time Frame. Trader juga dapat
menggunakan dua Time Frame dengan skala 6 banding 1 seperti dalam strategi ini sebagai acuan
Time Frame untuk Scalping pada forex, dengan dipasangkan indikator lainnya. Sebagai referensi,
simak juga artikel Pilihan Indikator Forex Untuk Scalping Terpopuler.

Metodologi Scalping, Trik dan Tips

Rachmat Artikel Forex 04 Sep 2012 29294 Dibaca Normal 6 menit + - Pengguna strategi Scalping
membutuhkan konsentrasi yang tinggi, juga memerlukan pemahaman yang baik tentang trading,
dilengkapi dengan kemampuan analisis. iklan iklan Scalping Forex merupakan istilah yang sudah
populer di kalangan trader. Teknik ini dikenal dengan membuka dan menutup sebuah atau beberapa
posisi trading dalam tenggang waktu yang sangat singkat, terkenal juga dengan istilah "terlihat
untung, langsung sikat". Ada sebuah anggapan bahwa metode Scalping ini dianggap aman, sehingga
teknik ini sangat familiar bagi pelaku pasar. Teorinya, para scalper bermain pada time frame rendah
dan menahan posisinya hanya dalam waktu yang sangat singkat dibanding trader non-scalper.
Dengan demikian maka pengamatan pada kondisi pasar keseluruhan jadi sangat terbatas, dan resiko
yang timbul akibat pergerakan harga pasar bisa ditekan. Namun demikian, metode scalping tidak
selalu menguntungkan, walau juga tidak selalu merugikan. Hal ini kembali kepada karakter masing-
masing trader. Profit yang dihasilkan dari setiap posisi trading dengan metode Scalping biasanya
kecil, tetapi bila dijumlahkan untuk seluruh posisi trading yang telah closed, maka jumlah profitnya
bisa cukup besar juga. Para Scalper selalu menghindar dari mengambil resiko besar. Mereka pantang
trading dengan sekali gebrak menghasilkan profit besar, melainkan trading dengan frekuensi tinggi
dan profit kecil, tetapi aman. Dengan demikian, seorang scalper membutuhkan kesabaran, dan
harus rajin dalam meniti pergerakan harga pasar agar diperoleh profit sesering mungkin. Bagi orang-
orang berkarakter analis yang serius dengan mengharap hasil yang selalu spektakuler dalam
tradingnya, maka akan kecewa dan frustasi bila menerapkan cara ini. Para Scalper membutuhkan
konsentrasi yang tinggi, memonitor harga dan pengambilan keputusan sangat cepat. Juga
memerlukan pemahaman yang baik tentang trading dilengkapi dengan kemampuan analisis.
Scalping melibatkan resiko yang tinggi. Banyak pemula memiliki masalah umum ketika trading;
mereka cenderung untuk berupaya memaksimalkan keuntungan transaksi dengan mempertaruhkan
keseluruhan modal sekaligus. Maka sebaiknya jangan lakukan itu. Memaksimalkan profit harus
sejalan dengan memaksimalkan risiko. Ukuran posisi terbuka harus dihitung sangat akurat, sehingga
seluruh account Anda tidak akan habis dalam sekali transaksi. Untuk memahami sepenuhnya cara
trading scalping, pertimbangkan ini: kerja keras dan keuntungan kecil terakumulasi selama jangka
waktu tertentu, dapat dengan mudah habis dengan satu kerugian besar (karena tidak membatasi
kerugian). Menemukan keseimbangan antara tingkat keuntungan dan kerugian adalah hal yang
paling sulit untuk para scalper.

Belajar dari Paul Rotter

Tahun 2003, suatu broker di London mencatat bahwa salah satu customer-nya telah membukukan
volume trading yang paling tinggi selama 8 tahun berturut-turut. Dia adalah Paul Rotter, seorang
trader sukses dengan jumlah lot trading rata-rata 3 juta setiap bulan, dan berhasil membukukan 65–
78 juta dollar dalam setiap tahunnya. Paul Rotter termasuk salah satu seorang trader scalping sukses
di muka bumi ini. Sukses trading Paul Rotter dimulai ketika ia bersama Kinski (salah satu teman
dekatnya) membuka Greenhouse, suatu firma finansial. Dari modal awal sebesar $526,000, dalam
tiga bulan kemudian Greenhouse telah membukukan profit $6,5 juta.
Semua trader dapat mencoba untuk menapaki kesuksesan Paul Rotter, dan berikut adalah
wawancara lengkap Paul Rotter dengan salah satu majalah trader:

Q : Moment apa yang membawa Anda untuk terjun di dunia trading?

A : Aku memulainya dengan mengikuti suatu kontes trading. Ketika itu aku masih duduk di bangku
sekolah.

Q: Bagaimana Anda bisa menjadi profesional?

A: Waktu itu aku bekerja di salah satu bank Jepang, dan aku bertemu dengan salah seorang Chief
Trader di bank tersebut. Dia berhasil membukukan profit yang konstan dan aku banyak berdiskusi
dengannya mengenai psikologi market.

Q: Selama karir profesional Anda, apakah Anda terus menjadi seorang scalper, atau pernah
mencoba strategi lain?

A: Aku selalu menjadi seorang scalper, namun aku mengatur frekuensi trading aku sesuai volatilitas
yang terjadi di market.

Q: Berapa jam sehari Anda menghabiskan waktu di depan komputer ketika trading?

A: Biasanya sekitar 5 jam, namun ketika terjadi event-event market yang besar maka bisa sampai 11
jam.

Q: Berapa time frame chart yang Anda gunakan?

A: Aku biasanya menggunakan timeframe antara 5 sampai dengan 30 menit. Menggunakan


trendline dan indikator Commodity Channel Index (CCI) untuk mengamati volatilitas yang terjadi di
market.

Q: Berapa lama biasanya Anda membuka posisi trading?

A: Aku biasanya membuka posisi secara bergantian dalam hitungan menit, paling lama dalam
hitungan jam.

Q: Apa yang Anda lakukan bila harga bergerak berlawanan dengan open posisi trading kamu?
Apakah Anda menggunakan Stop Loss?

A: Aku akan segera mencari penyebabnya dan menutup posisi bila market bergerak berlawanan
denganku.

Q: Kenapa Anda tidak mempunyai problem dalam menutup open posisi, bahkan dengan cara
mengambil posisi yang berlawanan? Bukankah seharusnya seorang trader harus berpegang teguh
kepada opininya?
A: Tidak, Anda salah. Seorang analis atau seorang mahaguru trading lah yang harus berpegang teguh
kepada opininya. Seorang trader seharusnya tidak mempunyai opini; semakin kuat opini yang
dipunyai, maka akan semakin susah pula dia keluar dari posisi loss.

Q: Dengan gaya trading Scalping yang Anda lakukan, Risk Management seperti apakah yang Anda
terapkan?

A: Aku membuat target harian, baik untuk profit atau loss. Yang sangat penting adalah berapa
maksimum loss yang bisa aku tahan.

Q: Bagaimana Anda mengatasi faktor emosi dan pikiran-pikiran yang mengganggu ketika trading?

A: Ketika situasi menjadi makin buruk, aku pergi ke kamar mandi dan menyiram tubuhku dengan air
dingin atau meloncat ke kolam renang yang dingin … hahaha.

Q: Apa yang Anda lakukan ketika beristirahat sejenak dari trading?

A: Aku biasa berolah raga dan biasanya pergi ke suatu tempat untuk bertamasya.

Q: Apa yang Anda siapkan sebelum trading sehari-harinya? Apakah Anda mempunyai suatu rutinitas
tertentu?

A: Sebelum market open, aku membaca semua laporan ekonomi yang akan keluar, pidato dari para
petinggi Bank Sentral bila ada, lalu aku mencoba membuat level-level harga penting di market yang
akan kutradingkan. Aku membuat suatu analisa sendiri dan membaca komentar-komentar analis di
media untuk mendapatkan gambaran market dan level-level penting di dalamnya.

Trik dan Tips Scalping

Ada beberapa hal penting tentang teknik scalping yang digunakan, yaitu menggunakan grafik pada
timeframe 30 menit untuk memperkirakan pergerakan trend, dan menggunakan time frame 5 menit
untuk membuka atau menutup posisi. Untuk mendukung teknik scalping, pada umumnya
menggunakan indikator seperti Fibonacci, trend line, dan CCI. Waktu trading biasanya menjelang
pembukaan pasar Eropa (sekitar pukul 12.00 s/d 15.00 WIB) dan Amerika (sekitar pukul 20:00 s/d
22:00 GMT). Pada saat-saat itu, volume perdagangan yang terjadi di pasar forex cukup besar. Susun
rencana untuk mencapai target keuntungan harian, dan jangan terjebak untuk trading berlebihan.
Bila Anda mengalami loss ketika trading menggunakan teknik scalping, maka jangan sekali-sekali
berpikir untuk membalas kerugian Anda segera. Akan ada hari esok di mana Anda dapat kembali
menggunakan teknik trading scalping.

Risiko Strategi Hedging Dan Cara Mengatasinya

Muh Nuzul Artikel Forex 20 Mar 2018 8521 Dibaca Normal 12 menit + - Strategi hedging yang dielu-
elukan banyak orang ternyata juga memiliki risiko besar. Apa risiko strategi hedging? Bagaimana
mengatasinya? iklan iklan Sejatinya, strategi hedging diciptakan sebagai pelindung risiko dalam
trading. Namun dengan berbagai macam jenis dan kesulitan dalam kepala dan hatinya, banyak
trader justru merasa bahwa risiko strategi hedging lebih besar dari trading dengan cara standard.
Benarkah strategi hedging hanya menambah risiko? Seperti dulu pernah dibahas pada Strategi
Hedging Bisa berbuah Profit Trading, hedging terbagi menjadi 2 jenis yaitu hedging terencana
maupun tidak terencana. Umumnya, hedging terencana banyak dilakukan oleh trader-trader
profesional yang telah paham betul dengan situasi dan kondisi pasar. Sedangkan hedging tidak
terencana justru lebih banyak dilakukan oleh newbie. Dalam artikel ini akan sedikit diulas lebih
lanjut tentang risiko strategi hedging tidak terencana, kesalahan-kesalahan dalam melepas posisi
hedging, serta bagaimana mengatasinya.

Double spread, Double Commision, Double Stress!

Untuk melakukan strategi hedging, Anda diharuskan untuk membuka posisi Buy dan Sell dalam satu
pasangan secara bersamaan atau dengan waktu relatif singkat. Kebanyakan akan berpendapat,
dengan hal ini Anda tidak akan mendapat kerugian dan tinggal menunggu kapan harus membuka
hedging. Namun, sudah tahukah Anda bahwa membuka posisi secara bersamaan di satu pair adalah
hal yang impossible? Tidak percaya? Silahkan dicoba sendiri. Pada kondisi pasar sepi, selisih harga
Bid dan Ask bisa terpaut 1 sampai 10 poin. Bagaimana dengan pasar yang ramai atau volatilitasnya
sedang naik? Tentu saja lebih. Hal ini tidak termasuk jika Anda menggunakan pending order ataupun
EA loh ya. The point is, Anda telah rugi saat memutuskan untuk melakukan strategi hedging. Posisi
yang dibuka dengan waktu relatif singkat tersebut tidak akan pernah menghasilkan keuntungan jika
ditutup secara bersamaan! Oh, tunggu dulu, kenapa bisa terjadi hal seperti ini? Jawabannya
sebenarnya simpel: spread. Spread membuat order Anda tidak akan pernah bisa ada pada tempat
yang sama.

S
imak gambar di atas baik-baik, dan cermati, atau silahkan coba sendiri pada Metatrader Anda.
Lakukan hedging dan posisi Anda akan otomatis loss ke manapun harga akan pergi. Tapi tunggu
dulu, ada yang lain. Jika Anda menggunakan broker ECN, maka komisi juga akan dikenakan pada
kedua posisi. Sedangkan over commission nanti adalah hal yang sangat dihindari para hedge fund
dengan dana ratusan ribu hingga jutaan Dolar. Ini belum saya ikutkan biaya swap, loh. Mengingat
kebanyakan dari Anda pasti telah memiliki akun bebas swap, bukan? Tingginya biaya yang dihasilkan
dari spread dan komisi sendiri saja sudah menjadi kerugian besar buat Anda. Hal ini belum ditambah
dengan rasa was-was, stress, takut karena posisi masih terkunci selama berhari-hari. Double spread,
double commission, double stress!

Terjebak Dalam Endless Hedging

Sudah sampai sini jangan gemetar dulu, ini baru permulaan. Pernah melihat Inception? Dalam film
itu, Leonardo De Caprio sedang mimpi bahwa dia sedang bermimpi di dalam mimpinya. Hal ini juga
bisa menjadi salah satu risiko strategi hedging. Anda bisa terjebak hedging yang telah di-hedging di
dalam posisi hedging. Kondisi seperti ini bisa juga disebut sebagai Endless Hedging. Kebanyakan
trader newbie mempelajari strategi hedging dari beberapa oknum tidak bertanggung jawab. Oknum
ini biasanya adalah orang-orang yang mengaku sebagai penasehat keuangan pasar, trader
professional, atau bahkan hedge fund manager. Dengan iming-iming kerugian tidak akan
bertambah, oknum tersebut malah meminta trader pemula untuk menambah posisi hedging-nya.
Tidak jarang pula Anda akan diminta untuk menambah jumlah transaksi dalam setiap hedging-nya,
sehingga strategi trading kemudian berubah menjadi Martingale.

Perhatikan gambar di atas. Strategi ini sedikit berbeda dari strategi hedging di atas. Pada strategi
hedging ini, Anda tidak perlu eksekusi Buy dan Sell dalam waktu berdekatan; cukup dengan
meletakkan pending order pada level-level dengan jarak tertentu. Strategi hedging ini pernah di
pelajari dan dipraktekkan sendiri oleh penulis beberapa tahun lalu. Untuk jenis dan pengaturan
lotnya bisa bermacam-macam dan berbeda-beda. Strategi hedging model ini diawali dengan rasa
ketidakpastian akan tren saat ini. Jadi, Pending Order ditempatkan pada level-level yang berpotensi
menjadi permulaan tren. Jebakan pertama pertama-tama dipasang dengan lot 1. Ketika harga terus
berputar-putar pada tempat yang sama hingga kedelapan Pending Order tersentuh, bagaimana cara
membuka hedging ayng tepat? Kebanyakan trader newbie dengan tingkat pengetahuan pasar
rendah akan merasa overwhelming dengan keadaan seperti ini. Ketidakpastian akan posisi ini dapat
membuat Anda menjadi ragu, bahkan salah dalam mengambil keputusan. Hal ini karena ada begitu
banyak ketidakpastian yang bisa terjadi. Bagaimana jika harga kembali setelah kita membuka
hedging? Atau, apa yang terjadi saat harga sudah mulai tren, sementara kita terlambat membuka
hedging? Kemungkinan paling buruk adalah harga akan terus mondar-mandir di sekitaran level itu,
dan posisi kita akan terkunci dalam waktu yang cukup lama. Bukan hanya itu, Anda juga dapat
terkena Margin Call atau bahkan Stop Out saat posisi hedging belum terbuka. Tidak percaya? Simak
kasus di bawah berikut yang pernah dirasakan langsung oleh pemirsa pada forum tanya jawab
Seputarforex.

Dalam kasus ini tidak akan dibahas perihal salah membuka hedging. Hal tersebut akan dibahas pada
poin selanjutnya. Pada kasus ini, sebut saja trader Budi mengunci posisinya yang merugi karena
risiko strategi hedging. Sambil berharap harga akan dapat berbalik, ia ingin menghasilkan
keuntungan ganda. Budi tidak perlu melakukan apa-apa, dia hanya duduk manis sambil minum kopi
di teras rumah. Baru ketika dia membuka kembali Metatradernya, sedang terjadi news besar dan
posisinya sudah ditutup dengan paksa oleh broker. Mengapa bisa terjadi seperti ini? Mari kita
analisa dengan seksama. Budi mengaku mengunci kerugian dengan strategi hedging tanpa di-set
dengan Stop Loss maupun Take Profit. Tiba-tiba semua posisi trader Budi di close paksa oleh broker
dengan alasan terkena floating spread. Hal pertama yang bisa kita simpulkan adalah trader Budi
pasti overlot dalam setiap posisinya. Jika margin level terjaga, maka hedging sebanyak apapun
harusnya tidak akan terkena Margin Call, lebih-lebih lagi Stop Out. Kedua, kemungkinan jarak antara
posisi hedging cukup jauh dan tidak tepat. Budi kebetulan saat itu membeli di puncak, lalu ia baru
membuka order sell setelah harga turun sejauh 100 pips. Sadarkah kalian, jika harga berada di
antara range tersebut, maka kedua posisi mengalami kerugian?
Sekaran
g, dalam keadaan seperti di atas, bagaimana kondisinya saat itu terjadi big news dan spread
melebar? FYI, pada spesifikasi akun broker, tidak pernah disebutkan maksimal spread pada akun
dengan floating spread. Jadi spread bisa melebar di kisaran tak terduga. Loss dari masing-masing
posisi pun jelas akan semakin besar. Bisa terjadi Stop Out saat sedang dalam strategi hedging?
Absolutely YES!

Salah Membuka Hedging

Sudah mulai mual dan pusing? Terjebak dalam endless hedging bukan puncak dari segala risiko yang
bisa terjadi saat Anda melakukan hedging. Resiko terbesar tentu saja ada saat Anda salah dalam
proses membuka hedging. Pada dasarnya terdapat 3 kemungkinan yang dapat terjadi setelah Anda
melepas hedging: untung, rugi, atau impas. Perihal ini, berikut beberapa simulasi yang dapat terjadi:

1) Salah Menentukan Timing

Dalam melepas posisi hedging, timing adalah unsur paling penting. Sayangnya, timing juga
merupakan kesalahan yang paling sering dilakukan dalam membuka hedging. Umumnya, kesalahan
timing terjadi karena seorang trader panik saat harga tiba-tiba bergerak melawan posisinya.
Paniknya ini juga bisa bersambung hingga saat melepas posisi hedging. Jika tindakan membuka
hedging dilakukan saat timing pas, sekurang-kurangnya keuntungan dan kerugian akan impas atau
breakeven.

2) Salah Membuka Posisi

Selain timing, salah melepas posisi juga menjadi kesalahan yang sering terjadi oleh trader.
Kebanyakan trader di Indonesia khususnya, tidak mengerti cara melepas hedging-nya. Mereka hanya
memiliki pengetahuan kalau hedging itu dapat mengunci loss yang sedang mereka alami saat itu.
Kurangnya pengetahuan ini bahkan diiringi dengan rasa malas untuk belajar. Seringkali pula,
kesalahan melepas posisi timbul karena saran dari Fund Manager abal-abal. Baik posisi maupun
timing sama-sama penting. Meskipun posisi yang dilepas benar arahnya, tapi jika timing pelepasan
kurang tepat, kerugian bisa jadi semakin membengkak bahkan menyebabkan Margin Call maupun
Stop Out.

Cara Mengatasi Risiko Strategi Hedging

Anda masih bertahan membaca artikel ini? Jika ya, keinginan dan usaha Anda untuk belajar dan
terus berkembang patut diacungi jempol. Pada bagian akhir ini, akan sedikit dibahas bagaimana cara
mengatasi risiko strategi hedging. Solusi simpel untuk hal ini sebenarnya hanya ada satu: jangan
pernah lakukan hedging sama sekali! Solusi ribetnya, mari kita bahas beberapa kemungkinan lain
yang mungkin bisa Anda terapkan atau setidaknya pelajari.

1. Jangan Lakukan Hedging

Masih ingat beberapa risiko strategi hedging di atas? Jika Anda takut mengalami hal-hal tersebut,
sebaiknya tanamkan dalam pikiran Anda, JANGAN PERNAH MEMPRAKTEKKAN STRATEGI HEDGING!
Seberapa sering Anda melihat trader-trader profesional di sekitar Anda menjadi sukses karena
strategi hedging? Jujur, penulis belum pernah bertemu dengan trader seperti itu. Akan tetapi,
anggapan tersebut bisa jadi karena memang pengalaman penulis masih pendek dalam dunia
trading. Lakukan trading seperti bisnis dagang. Jika bisa memaksimalkannya, hanya dengan moving
average saja sudah banyak yang menjadi jutawan. Strategi hedging yang memusingkan dan memicu
was-was sudah tak perlu digunakan.

2. Bidik Keuntungan Saat Membuka Hedging

Jika Anda tetap ngotot atau gagal menahan gatalnya tangan Anda untuk membuka posisi hedging,
maka sebaiknya posisi Anda harus berakhir dengan keuntungan. Perlakukan strategi hedging
layaknya strategi trading normal dengan batas-batas kekalahan, target keuntungan, dll. Toh, apa
gunanya trading jika pada akhirnya Anda tidak mendapatkan keuntungan? Coba baca artikel strategi
hedging sederhana ini jika tidak punya gambaran tentang hedging yang bisa menjadi hal
menguntungkan. Selain itu, masih banyak strategi lain yang bisa digunakan dan disatukan dengan
hedging.

3. Belajar, Belajar, Belajar

Sudah mulai cerah dan terang pikirannya? Tidak sia-sia bukan Anda membaca artikel tentang resiko
strategi hedging ini bukan?Rasa penasaran Anda untuk mendapatkan keuntungan dari strategi
hedging saat ini sudah meningkat bukan? Pada akhir artikel ini, akan saya sertakan beberapa
referensi dan strategi yang dapat Anda gunakan bersama dengan hedging. Selalu ingat, tidak ada
Master dalam dunia trading forex. Manusia terus berevolusi, begitu pula dengan kondisi psikologi
pasar. Jika Anda enggan untuk terus berkembang, maka tentu saja Anda akan tertinggal oleh yang
lainnya. Jadi pusatkan pikiran Anda saat ini untuk terus belajar, belajar, dan belajar. Jika Anda
bingung mulai dari mana, mungkin ada baiknya Anda mulai kembali dari basic. Perihal apa itu tren
forex, mungkin? Perihal psikologi trader, mungkin? Sebaiknya Anda baca baik-baik poin terakhir ini.
Poin terakhir ini dapat menjadi obat dari berbagai macam penyakit trading. Jika Anda paham poin
ini, bahkan dengan menggunakan strategi trading paling absurd sekalipun, Anda tidak akan pernah
terkena MC atau SO.

Money Management Adalah Rajanya


Money Management adalah rajanya. Untuk hal ini mungkin bisa Anda baca lebih lengkap pada
artikel money management yang baik. Tapi singkat dan ringkasnya, trading adalah bisnis. Jadi
apabila bisnis ini mungkin telah menghabiskan banyak uang Anda, bukan karena Anda tidak bisa
trading atau mental Anda lemah, tapi karena Anda tidak dapat mengatur dan mengontrol jalannya
keuangan di akun trading Anda. Coba tanyakan pada diri Anda sendiri, bagaimana sebuah
perusahaan dapat mencapai keuntungan sangat tinggi dengan berbagai macam cost yang harus
dikeluarkan? Karena pengaturan keungannya. Sebuah perusahaan tahu bagaimana cara mengatur
keluar masuknya jalur uang. Beberapa caranya mungkin dengan menghentikan beberapa produk
yang tidak mendapat respon pasar memuaskan, melakukan pemetaan pasar, atau menyewa seorang
akuntan dan penasehat keuangan yang handal. Semuanya dilakukan agar arus keuangan pada
perusahaan dapat berjalan dengan baik, atau bisa Anda bilang menguntungkan. Sekarang mari kita
gunakan analogi yang sama pada trading. Baca lagi paragraf di atas, hanya saja ganti perusahaan
dengan trading forex. Sudahkah Anda mengatur keluar masuknya dana Anda? Sudahkah Anda
mempelajari pasar yang akan Anda masuki? Sudahkah Anda menutup semua posisi yang mendapat
kerugian atau respon jelek dari pasar? Sudahkah Anda menyewa seorang mentor yang dapat
mengajari Anda? Jika belum, mungkin sudah saatnya Anda memperbaiki diri.

Penutup

Bagaimana perjalanan Anda sepanjang artikel ini? cukup menegangkan? Worth it-kah waktu yang
Anda habiskan untuk membaca artikel ini? Di bagian penutup, saya akan kembali mengingatkan
sebagai penulis, bahwa hedging adalah suatu strategi trading dengan tingkat kesulitan yang sangat
tinggi. Prosesnya kurang baik bagi proses belajar ataupun kondisi psikologis Anda, sehingga mungkin
lebih baik apabila Anda cut loss dan mengakui kerugian. Harap berhati-hati dalam melakukan
hedging dan locking. Jika Anda tidak benar-benar mengerti bagaimana cara mengambil keputusan
dalam proses hedging, atau hanya pernah mendengar hedging itu dapat mengunci loss Anda,
sebaiknya STOP! Jangan pernah lakukan hedging lagi. Tapi jika Anda ingin belajar lebih lanjut,
berikut beberapa strategi yang dapat digunakan dengan pengaplikasian hedging.

Strategi-strategi yang disertakan disini harap dipelajari lebih lanjut, di-backtest maupun forward test
terlebih dahulu, terutama jika Anda menggunakannya untuk mencari profit dalam hedging. Strategi-
strategi ini dipilih karena kebanyakan menyangkut kondisi-kondisi ranging dalam pasar. Berikut
jenis-jenis strategi tersebut:

Trading dengan pola rounding bottom.

Trading dengan bbma.

Trading dengan bollinger bands.

Trading dengan pola double top dan double bottom.


Pola Rounding Bottom, Peluang Beli Saat Harga Murah

Rio Renata Artikel Forex 07 Des 2017 2314 Dibaca Normal 4 menit + - Saat harga menurun, trader
suka membeli di harga terendahnya, dengan harapan akan profit ketika naik lagi. Untuk mengetahui
peluang tersebut, Anda bisa mencari pola harga ini. iklan iklan Bagi trader forex, pola-pola harga
Reversal (Reversal Pattern) seperti pola Double Top, Double Bottom atau Head And Shoulder, sering
digunakan sebagai panduan untuk mengetahui kapan harga akan berbalik arah. Namun sebenarnya,
ada pola harga lain yang juga dapat dipakai dalam mendeteksi Reversal, misalnya pola harga
Rounding Bottom. Dari kilasannya, pola ini mampu menangkap peluang trading menguntungkan
selama pasar mengalami penurunan. Tidak tanggung-tanggung, pola harga Rounding Bottom
menjanjikan potensi meraup keuntungan besar dalam waktu singkat.

Apa Itu Pola Harga Rounding Bottom?

Seperti umumnya pola harga Reversal, pola harga Rounding Bottom adalah formasi batang-batang
Candlestick yang mengindikasikan potensi besar bahwa harga akan berbalik arah. Secara visual, pola
harga Rounding Bottom tampak seperti mangkuk atau lengkungan pada lingkaran. Lengkungan pada
pola harga Rounding Bottom membutuhkan waktu relatif lama untuk terbentuk. Semakin tinggi
Timeframe semakin lama pula trader harus menunggu supaya pola harga Reversal tersebut
terbentuk. contoh#1:

Perhatikan Pair EUR/USD dengan Timeframe H4 di atas. Lengkungan terbentuk dari ratusan
candlestick yang berlangsung selama 30 hari. Lengkungan mulai terbentuk saat harga mulai
menurun, lalu bergerak mendatar (berkonsolidasi) di bagian bawah lengkungan.
contoh#2:

Setelah harga menurun untuk membentuk setengah dari rentang lengkungan, maka berikutnya
harga akan berbalik arah. Arah trend akan berbalik ketika ujung bawah (Low) Candlestick
menyentuh dasar lengkungan (lingkaran hijau). Trader dapat mempersiapkan posisi long (beli) ketika
trend terus mendaki dari dasar lengkungan lalu menembus Neckline. Ditandai dengan Breakout
pada lingkaran merah. Penentuan letak garis batas Neckline bersifat relatif subyektif. Umumnya,
Neckline diletakkan di dekat harga tertinggi atau Swing High pada awal lengkungan. Semakin dekat
Neckline dengan dasar Lengkungan, maka semakin cepat pula sinyal Buy pada Breakout akan
muncul. Begitu pula dengan resikonya yang semakin kecil. Sayangnya, akurasi dan target profitnya
malah semakin menurun. Karena bentuknya yang melengkung, Pola harga Rounding Bottom hampir
serupa dengan pola harga Cup & Handle. Bedanya hanya terletak pada bagian Handle-nya saja. Pada
pola Cup & Handle, harga akan terkoreksi pada ujung lengkungan lalu membentuk Channel.
Kemudian, harga dapat Breakout ke atas atau ke bawah. Sedangkan pada pola harga Rounding
Bottom, tidak ada bagian Handle, karena harga tidak mengalami koreksi pada ujung lengkungan.
Harga hanya akan bergerak mendaki lalu menembus Neckline. Pola harga Rounding Bottom juga
memiliki variasi lain yaitu pola Rounding Top. Bila pola Rounding Bottom mengindikasikan
pembalikan arah trend ke atas, maka Rounding Top mengindikasikan sebaliknya. Anda dapat
memanfaatkan variasi Bearish ini untuk membuka posisi Short (jual) saat harga breakout ke bawah
menembus Neckline.
contoh#3:

Prinsipnya hampir sama dengan pola harga Rounding Bottom. Bedanya hanya terletak di
penempatan lengkungan yang membusur ke atas di sekitar harga tinggi Candlestick. Neckline berada
di dekat Swing Low atau nilai Low pada awal lengkungan.

Strategi Trading Pola Harga Rounding Bottom

Pola harga Rounding Bottom relatif jarang ditemukan pada kondisi pasar normal. Selain
membutuhkan waktu yang lama, pola harga Reversal ini juga seringkali berubah menjadi pola harga
lain, misalnya Head and Shoulder atau Cup & Handle. Meskipun begitu, trader masih bisa mendapat
manfaat praktis dari sinyal trading pola harga Rounding Bottom. Contohnya seperti pada pair
XAUUSD dengan timeframe Daily berikut:
contoh#4:

Lengkungan terbentuk selama kurang lebih 4 bulan (122 Candlestick harian). Dua bulan pertama,
harga mulai bergerak mendatar (Sideway) lalu menurun hingga menyentuh dasar lengkungan.
Perhatikan bahwa harga kembali bergerak mendatar pada dasar lengkungan. Hal ini
mengindikasikan bahwa Buyer berusaha untuk mendorong kembali harga emas yang telah
mencapai batas jenuh jual (oversold). Dinamika pasar tersebut diperlihatkan oleh terbentuknya pola
Candlestick Three Outside Up di sekitar dasar lengkungan (lingkaran biru). Dua bulan berikutnya,
harga mulai mendaki dari dasar lengkungan. Trader dapat mempersiapkan posisi Long (beli) begitu
Candlestick menembus batas Neckline. Begitu harga menembus Neckline, persiapkan posisi Long
(beli) dengan memperhitungkan Money Management dan rasio Risk/Reward. Anda dapat
menggunakan tinggi lengkungan sebagai patokan dalam menentukan target profit. Misalnya,
dengan rasio 2RR di mana Reward-nya dua kali lipat lebih besar dari resikonya, maka Stop Loss
bernilai 50% dari jarak entry ke Take Profit. Pada contoh#4, tinggi lengkungan adalah 100 poin, maka
TP berjarak 100 poin pula dari Entry. Sedangkan Stop Loss berjarak 50 poin dari Entry. Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pola harga Rounding Bottom bisa menjadi alternatif price
pattern potensial untuk dipantau di atas chart. Bukan cuma pola Double Top dan Double Bottom
atau Head And Shoulder saja, yang bisa mendeteksi pembalikan arah pergerakan harga.
Panduan Dasar Indikator BBMA OA Dan Cara
Menggunakannya
 SAM  24 Jan 2018  499   
BBMA Oma Ally (OA) adalah sebuah sistem trading yang dibuat oleh seorang trader
asal Malaysia bernama Oma Ally. Beliau sendiri sudah membantu banyak trader sejak
2010 dengan sistem ini. Nama BBMA diambil dari gabungan dua buah indikator yang
digunakan pada sistem trading ini, yaitu Bollinger Bands dan Moving Average. Dengan
penelitian dan pengujian selama bertahun-tahun, dirumuskanlah BBMA OA.

BBMA OA sudah ramai di kalangan trader Indonesia sejak beberapa tahun lalu.
Komunitas gabungan dari trader Malaysia, Brunei, Indonesia, dan beberapa negara lain
yang tercatat pada sebuah grup di aplikasi telegram sudah sampai 2,800 orang,
sedangkan di Indonesia sendiri sudah mencapai kurang lebih dari 400 orang. Di
kalangan komunitas Indonesia, BBMA OA terkenal dengan tingkat
ketajaman entry, waktu floating yang rendah, dan yang paling utama
adalah entry berlapis-lapis.

Bollinger Bands Dan MA Dengan Banyak Fungsi


Sebelum memasuki BBMA OA lebih dalam, berikut indikator-indikator yang digunakan
beserta setting-nya:
 

Bollinger Bands
Bollinger Bands (BB) merupakan indikator yang sangat penting dalam BBMA OA. BB
diciptakan oleh John Bollinger sebagai penentu sentimen, bias dan mengukur volatilitas
pasar. Dalam BBMA OA, BB memiliki beberapa kaidah, antara lain:

 BB Sebagai SnR Dinamis Dan Untuk Melihat Volatilitas Pasar


Seperti yang disampaikan di atas, BB dapat digunakan sebagai pengukur volatilitas dan
sentimen atau bias pasar. Untuk memperhatikan volatilitas ini, hal yang harus
diperhatikan adalah bentuk dari BB tersebut, apakah termasuk BB Mengembang atau
BB Mendatar.

 
 

BB Mendatar adalah saat Top, Mid, dan Low BB cenderung sejajar. Ingat, kata


cenderung disini berarti tidak selamanya bentuk BB akan terlihat sejajar dengan
sempurna. Keadaan datar ini mengindikasikan bahwa market sedang dalam
keadaan ranging atau sideway. Salah satu ciri yang paling jelas dari BB Mendatar
adalah harga yang sering mondar-mandir dari Top ke Low BB, atau sebaliknya.
Perhatikan gambar di bawah ini, bagaimana BB mengawal harga dan me-reject-nya
dalam keadaan BB Mendatar.

 
 

BB Mengembang adalah saat ketika harga berhasil menembus Top/Low BB dalam


keadaan yang membuka. Penembusan BB oleh harga dan diakhiri dengan keadaan close
Candle di luar BB yang mengembang, bisa menjadi tanda sebagai momentum baru
untuk market melanjutkan perjalanan ke arah tersebut. Perhatikan gambar di bawah ini
saat harga berhasil menembus dan Candlestick (CS) close di luar BB yang sedang
mengembang.

 
 

 BB Untuk Melihat Arah Trend


Seperti yang pernah disebutkan di atas, BB memiliki 3 buah garis
yaitu Top, Mid dan Low BB. Mid BB disini berfungsi sebagai batas. Coba perhatikan
gambar di bawah ini. Perhatikan, saat sedang Up Trend (UP) maka harga condong
berada pada bagian atas Mid BB? Sedangkan saat Down Trend (DT) maka harga
condong brada pada bagian bawah Mid BB?

 
 
 

Moving Average
Moving Average atau biasa disebut MA, merupakan indikator yang merata-rata harga
pada suatu periode waktu tertentu dalam suatu pasar. Dalam perkembangannya, MA
telah berkembang dengan berbagai macam model perhitungan untuk
melakukan sampling dalam mencari nilai rata-rata tersebut. Secara umum, MA
berfungsi sebagai pembaca arah trend serta sebagai Support dan Resistance yang
dinamis. Contohnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini. 
 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, terdapat 5 buah MA yang akan digunakan dalam
BBMA. Masing-masing MA ini memiliki fungsi dan tujuannya masing-masing dalam
BBMA OA. Secara rinci fungsi-fungsi tersebut akan dibahas secara terpisah nanti.
 

3 Kaidah Entry BBMA OA


Dalam BBMA OA, terdapat dua jenis keadaan yang harus selalu diperhatikan. Keadaan
pertama adalah saat ada MA5/10 yang keluar dari BB, dan keadaan saat
terdapat Candlestick yang close di luar BB. Keadaan-keadaan ini yang mendasari
3 kondisi signal dan entry dalam BBMA OA.

1. Extrem
Dalam keadaan kenaikan atau penurunan harga, bukan saja candle yang dapat keluar
dari BB, MA pun dapat keluar dari BB. Extrem adalah keadaan saat MA 5/10 keluar dari
Top atau Low BB. Extrem yang valid ini ditandai dengan beberapa hal. Untuk lebih
jelasnya, silakan lihat pada gambar di bawah ini. 

 
Keadaan yang dicontohkan di atas adalah syarat minimal sebuah
kondisi extrem dinyatakan valid. Keadaan tersebut adalah:

1. MA 5 atau 10 keluar dari Top atau Low BB.

2. Terdapat candle Reversal yang close di dalam BB atau sekedar di bawah/atas


MA5.

Setelah kedua syarat tersebut terpenuhi, maka pada candlestick nomor 3 lah yang akan
menjadi tempat entry kira. Candlestick tersebut diberi nama Candlestick
Retest, entry dilakukan saat harga mencoba kembali menembus harga yang sempat
menembus Top/Low BB sebelumnya namun tidak mampu. Karena sinyal dan entry ini
yang bersifat ekstrim dan berbahaya, maka terdapat TP wajib yang tidak boleh
dilanggar terutama untuk pemula. Take Profit atau TP wajib tersebut ada di MA 5/10
yang tidak menembus keluar BB.  Menilik dari contoh yang disajikan di atas, MA
5 High keluar dari Top BB dan syarat yang lain telah terpenuhi maka TP wajib kita
berada pada MA 5 Low.

Untuk contoh signal dan entry extrem sendiri dapat dilihat pada gambar di bawah


nanti. Seperti yang dijelaskan di atas, sinyal extrem dalam BBMA OA ini
tergolong ekstrim dan berbahaya. Kebanyakan sinyal extrem ini hanya digunakan
sebagai tanda awal bahwa suatu trend akan segera habis. Sehingga tidak banyak yang
menggunakan jenis entry ini, kecuali jika belum paham betul esensi dari trading BBMA
OA.

2. Market Hilang Volume (MHV)


Market Hilang Volume atau MHV akan berlaku setelah terjadinya extrem. MHV adalah
kondisi saat harga sudah tidak memiliki kekuatan untuk meneruskan perjalanan. Sinyal
MHV ini biasanya memiliki ciri-ciri candlestick tidak akan mampu menembus
kembali Top/Low BB. Untuk contoh MHV bisa diliat pada gambar di bawah ini.

 
 

  

Jika ditelaah dari bentuk pattern dan polanya, MHV ini biasanya berbentuk Double


Top, Triple Top, Head and Shoulder, dan Inverse Head and Shoulder.
Berikut beberapa list bentuk MHV beserta salah satu contohnya entry-nya. Karena
banyaknya jenisnya, diharapkan untuk tidak terburu-buru masuk pada signal ini.
Baiknya, tandai setiap harga tertinggi yang tidak dapat menembusi
kembali Top/Low BB.

Berikut macam-macam jenis MHV:

 
 

Berikut salah satu contoh open posisi dari MHV di BBMA OA:

 
 

3. Reentry
Sebelum memasuki jenis entry yang paling baik dan selamat ini, akan dijelaskan sedikit
perihal Candlestick Arah (CSA) dan Candlestick Momentum (CSM).

 Candlestick Arah (CSA)
Candlestick arah merupakan signal awal perubahan harga yang biasanya terjadi
pasca extrem dan MHV. CSA pada BBMA berfungsi sebagai salah satu panduan kita
kemana harga akan bergerak dalam jangka waktu dekat. CSA sendiri terbagi 2 yaitu CSA
awal dan Kukuh, saat CS close hanya melewati MA 5 dan 10 saja. Sedangkan CSA Kukuh
adalah CS close melewati MA 5, 10 dan Mid BB. Contoh CSA dapat dilihat pada gambar
di bawah nanti.

 Candlestick Momentum (CSM)
Candlestick Momentum merupakan signal awal dari suatu market yang mulai memiliki
kekuatan untuk bergerak. CSM ini ditandai dengan CS yang close di luar BB
(Top maupun Low) yang mengembang. Contoh CSM dapat dilihat pada gambar di
bawah nanti.

 
 

CSA dan CSM ini merupakan signal buat kita agar mempersiapkan entry.


Bukan entry langsung pada saat terjadinya CSA atau CSM, BBMA mewajibkan kita agar
hanya masuk posisi pada MA5/10 High dan Low saja. Sebagai contoh Jika terjadi CSM
pada Top BB, kita harus menunggu di MA 5 atau 10 Low dulu untuk
melakukan Entry Buy. Perhatikan gambar contoh CSA dan CSM. Saat reentry di CSA
Kukuh pada MA 5/10 Low, candle tidak ada yang close menembus MA tersbut. 

 
 

Perhatikan pula saat reentry di CSM pada MA 5/10 High berikut ini, candle tidak ada
yang close menembus MA tersebut.

 
 

Menurut cik gu Oma Ally, reentry adalah jenis entry paling aman untuk


dilakukan oleh pemula. Terutama jika reentry yang dilakukan sesuai dengan
arah trend yang sedang berlaku.

Trading dengan BBMA


Jadi bagaimana cara trading dengan BBMA? Setelah dijelaskan
beberapa signal, setup dan entry di atas, diperbolehkan mengikuti dan masuk
dalam setiap kondisi-kondisi market tersebut. Ada juga beberapa trader BBMA
yang menyediakan akun-akun yang berbeda untuk setiap entry, dan memang ada yang
hanya menguasai satu jenis entry saja.

Jika ingin trading dengan semua entry yang dijelaskan di atas, harap dilakukan jika
benar-benar sudah menguasai masing-masing jenis entry, baik urutan terjadinya, jenis-
jenisnya, setupnya, dan jangan lupa untuk hanya masuk suatu posisi di
MA5/10 High/Low.

TL;DR
Malas membaca tulisan di atas? Tim SeputarForex telah merangkup sedikit dalam
diagram BBMA OA di bawah ini:

Sebagai contoh dari diagram BBMA di atas:

1. Harga Bergerak menembus Top BB, MA5 keluar dari BB dan


terjadi extrem lengkap dengan berbagai syaratnya. Saat semua syarat
terpenuhi, entry di Candle Retest.

2. Setelah Candle Retest, harga pasti akan kembali ke MA5/10 Low tempat dimana
kita wajib menutup posisi.

3. Setelah extrem terpenuhi, harga akan berusaha untuk mencoba kembali


membuat momentum ke atas. Jika harga tidak mampu
membuat momentum kembali dengan menembus Top BB maka
tandai Body tertinggi candle retest. Entry Saat candle retest tersebut. NB: MHV
memiliki banyak jenis. Jangan lupa perhatikan pola candle-nya.

4. Setelah terjadi MHV, harga akan membuat arah baru dengan langsung
membentuk CS Arah Kukuh atau hanya CS arah biasa.
5. Entry dari CSA dengan menggunakan signal reentry di daerah sekitar
MA5/10. Ingat syarat-syarat reentry!

6. Setelah reentry harga akan membuat momentum dengan arah baru. Momentum


terjadi dengan adanya close candle melewati Top atau Low BB. Hal ini
merupakan signal untuk bersiap-siap melakukan reentry.

7. Entry dari CSM dengan menggunakan signal reentry di daerah sekitar


MA5/10. Ingat syarat-syarat reentry.

8. Jika harga terus melanjutkan perjalanan, maka lakukan terus reentry di tempat-


tempat yang sesuai. NB: Ingat hanya boleh open posisi di MA5/10

Ekstra : Setelah reentry pada CSM diselesaikan dan menjadi trend yang kuat, akan
selalu terbentuk sideway (BB Datar) sebelum harga melanjutkan perjalanananya.
Disinilah peluang kita untuk melakukan reentry berulang-ulang.

 
 

What’s Next?
Hal yang dituliskan pada artikel ini hanyalah basic dari cara penggunaan BBMA OA.
Masih terlalu banyak hal yang bisa dibahas mengenai BBMA OA dan tidak mungkin
diselesaikan dalam satu artikel ini. Hal-hal tersebut seperti fungsi masing-masing MA,
bagaimana mengetahui bahwa MHV, CSA, atau reentry itu valid, bagaimana melihat
BBMA dengan multi-timeframe, atau mungkin bagaimana cara agar bisa open posisi
seperti gambar di awal artikel ini tadi? Tunggu dan ikuti terus SeputarForex atau kalian
bisa langsung ikut di komunitas "BBMA Indonesia" pada aplikasi Telegram. 

 
Strategi Trading Double Bollinger Bands

Martin Artikel Forex 24 Mar 2017 11595 Dibaca Normal 6 menit + - Strategi Double Bollinger Bands
mengandalkan perubahan pergerakan candlestick dan indikator Bollinger Bands (BB). Probabilitas
keberhasilannya cukup tinggi. iklan iklan Strategi trading yang diadopsi dari luckscout.com ini hanya
mengandalkan perubahan formasi pergerakan candlestick dan indikator Bollinger Bands, jadi mudah
dianalisa dengan tampilan yang sederhana. Probabilitas keberhasilannya cukup tinggi, asalkan entry
sesuai dengan kondisi yang disyaratkan. Agar lebih akurat bisa dikombinasikan dengan analisa price
action atau pola dari pergerakan candlestick.

Set-up Strategi Double Bollinger Bands

Strategi ini hanya menggunakan dua indikator Bollinger Bands (BB) dengan setting parameter yang
berbeda pada masing-masing deviasinya. Jika Anda menggunakan platform trading Metatrader,
parameter indikator BB pertama di-setting default, yaitu periode 20, deviations 2, shift 0 dan apply to
close. Sementara BB kedua di-setting periode 20, deviations 1, shift 0 dan apply to close. Tampilannya
akan tampak seperti pada gambar berikut ini:
Pada gambar di atas, BB pertama adalah yang berwarna biru dengan deviation 2 sementara BB kedua
dengan deviation 1 adalah yang berwarna merah. Tampak kurva middle band untuk kedua BB tersebut
sama, hanya setting deviasinya yang berbeda, sehingga kurva upper band dan lower band keduanya
berbeda. Jarak kedua kurva pada BB dengan deviasi yang lebih kecil (BB kedua) akan lebih sempit.
Prinsip dasar penggunaan strategi ini adalah mendeteksi trend dari perubahan pergerakan harga setelah
konsolidasi dari middle band ke upper atau lower band indikator BB. Meski demikian, strategi ini tidak
hanya digunakan pada kondisi trending tetapi bisa juga diterapkan pada keadaan sideways atau ranging.

Penggunaan Strategi Double Bollinger Bands

Berikut ini kondisi yang menunjukkan sinyal untuk buy atau untuk sell dari strategi Double Bollinger
Bands:

Sinyal untuk buy:

Untuk membuka posisi buy, Anda harus menunggu hingga penutupan harga bar candlestick berada di
atas kurva upper band dari BB yang deviasinya 1. Syarat berikutnya adalah harga penutupan dari dua bar
candlestick yang sebelumnya harus di bawah kurva upper band dari indikator BB yang deviasinya 1.
Syarat ini menunjukkan pelaku pasar yang sepakat untuk meneruskan uptrend setelah sebelumnya
konsolidasi. Berikut contoh pada USD/JPY daily:

Pada chart di atas tampak harga bar candlestick 3 ditutup diatas kurva upper band dari indikator BB
yang deviasinya 1 (warna merah), dan harga dari dua bar candlestick sebelumnya (1 dan 2) ditutup
dibawah kurva upper band indikator BB. Jika terjadi kondisi seperti ini maka Anda bisa membuka posisi
buy pada harga penutupan bar candlestick 3. Dari analisa price action, tampak bahwa bar candlestick 2
adalah inside bar yang menunjukkan keadaan konsolidasi, dan setelah level tertinggi dari mother bar
(candlestick 1) ditembus maka terkonfirmasi bahwa pelaku pasar telah sepakat untuk meneruskan
uptrend. Keadaan konsolidasi juga tercermin dari belum ditembusnya kurva upper band indikator BB.

Penentuan level Stop Loss dan Target Profit

Pada contoh USD/JPY daily diatas, Stop Loss bisa ditentukan pada level terendah bar candlestick 3, dan
target profit bisa ditentukan minimal sama dengan jarak Stop Loss, atau kalau memungkinkan usahakan
lebih besar agar risk/reward ratio-nya bisa lebih besar dari 1:1. Jika trend masih kuat bisa menggunakan
fasilitas Trailing Stop dengan trailing pip (point) sebesar stop loss, atau memindahkan level Stop Loss jika
telah mencapai breakeven. Untuk mengetahui kekuatan trend bisa dengan indikator ADX (baca juga:
Mengukur Kekuatan Trend Dengan Indikator ADX). Contoh lain yang menunjukkan sinyal untuk buy:

Pada chart EUR/USD di atas tampak harga bar candlestick 3 ditutup diatas di atas kurva upper band dari
indikator BB deviasi 1 sementara harga bar candlestick 1 dan 2 ditutup dibawahnya sehingga bisa
membuka posisi buy pada level harga penutupan bar candlestick 3. Candlestick 2 adalah inside bar yang
menunjukkan keadaan konsolidasi.

Sinyal untuk sell:

Untuk membuka posisi sell, Anda harus menunggu hingga penutupan harga bar candlestick berada
dibawah kurva lower band dari BB yang deviasinya 1. Syarat berikutnya adalah harga penutupan dari
dua bar candlestick yang sebelumnya harus di atas kurva lower band dari indikator BB yang deviasinya 1.
Syarat ini menunjukkan pelaku pasar yang sepakat untuk meneruskan downtrend setelah sebelumnya
konsolidasi. Berikut contoh pada EUR/USD daily:
Dari chart diatas tampak harga bar candlestick 3 ditutup dibawah kurva lower band dari indikator BB
yang deviasinya 1 (warna merah), dan harga dari dua bar candlestick sebelumnya (1 dan 2) ditutup di
atas kurva lower band indikator BB. Jika terjadi kondisi seperti ini maka Anda bisa membuka posisi sell
pada harga penutupan bar candlestick 3. Dari analisa price action, tampak bahwa bar candlestick 1 dan 2
adalah inside bar yang menunjukkan keadaan konsolidasi, dan setelah level terendah dari mother bar
(candlestick sebelum bar 1) ditembus, maka terkonfirmasi bahwa pelaku pasar telah sepakat untuk
meneruskan downtrend. Cara menentukan stop loss dan target profit sama dengan contoh sebelumnya.

Memaksimalkan Profit Dengan Strategi Double Bollinger Bands

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, prinsip dasar penggunaan strategi ini adalah mendeteksi arah trend
yang terjadi setelah konsolidasi, sehingga Anda bisa mengambil keuntungan dari pergerakan trend yang
kuat untuk memaksimalkan profit. Dengan strategi ini Anda bisa membuka 2 posisi yang sama dengan
target profit posisi pertama seperti pada contoh sebelumnya (minimal sama dengan jarak stop loss atau
lebih), sementara target profit posisi kedua tidak ditentukan karena diasumsikan harga akan bergerak
dengan trend yang kuat setelah konsolidasi. Jika target profit dari posisi pertama telah tercapai,
pindahkan level stop loss posisi kedua pada level breakeven dan tahan (hold) posisi tersebut. Berikut
contohnya untuk posisi buy pada USD/JPY daily:
Tahan posisi buy Anda selama pergerakan harga masih berada di antara kurva upper band kedua
indikator BB, atau masih berada di atas kurva middle band. Anda bisa menutup posisi buy tersebut
ketika pergerakan harga mulai menembus kurva upper band BB yang deviasinya 1 (level A), atau jika
harga telah menembus kurva middle band (level B). Dengan cara yang sama, berikut contoh untuk posisi
sell pada EUR/USD daily:

Time Frame Trading Yang Digunakan

Pada umumnya strategi Double Bollinger Bands digunakan pada time frame daily atau 4 jam (H4). Tetapi
pada dasarnya, strategi ini bisa diterapkan pada semua time frame trading, hanya saja semakin tinggi
time frame akan semakin akurat.

Risiko Strategi Martingale Dan Cara Menguranginya

Rio Renata Artikel Forex 21 Mar 2018 6032 Dibaca Normal 6 menit + - Mekanisme pelipatgandaan lot
membuat risiko Strategi Martingale sangat tinggi. Oleh karena itu, kita harus membatasi penggunaan
volume trading selama menjalankan teknik ini. iklan iklan Bicara mengenai beragam manajemen akun
trading, trader veteran mungkin familiar dengan risiko strategi Martingale dalam mengatur besaran lot
setiap kali buka posisi. Waktu pertama kali diperkenalkan di meja kasino, teknik manajemen probabilitas
Martingale diklaim dapat "memutarbalik" pertaruhan rugi menjadi untung. Wah, siapa yang tidak
tertarik, tuh? Masalahnya, tanpa perhitungan mumpuni mengenai aplikasi Martingale, bukannya dapat
untung, saldo akun Anda bisa jadi terjun bebas menghantam batas MC.
Seberapa Besar Risiko Strategi Martingale?

Sebelum menghitung besar risiko Martingale, Anda perlu tahu terlebih dulu cara menghitung untung
rugi dalam trading Forex. Pada dasarnya, teknik Martingale akan melipatgandakan satuan Lot (volume
trading) pada kondisi tertentu, untuk meraih keuntungan besar dalam satu posisi yang mampu menutup
total kerugian dari posisi-posisi kalah sebelumnya. Kondisi berjalannya strategi Martingale dapat
dijabarkan seperti ini:

Jika posisi menang, pertahankan jumlah Lot awal.

Jika posisi kalah, lipatgandakan jumlah Lot pada posisi trading berikutnya.

Jika jumlah margin tidak mencukupi Lot yang dipersyaratkan, gunakan semua Margin yang tersisa.

Ulangi langkah 1 sampai 3 sampai posisi terakhir mendapat keuntungan, atau sampai akun tidak mampu
membuka posisi trading lagi (MC).

Anda sebenarnya tidak membutuhkan kalkulasi rumit untuk membayangkan berapa tingginya risiko
Martingale. Hanya dengan menggarisbawahi mekanisme pelipatgandaan Lot, sudah bisa dibayangkan
bahwa resiko strategi Martingale memang tinggi. Bagaimanapun juga, memperbanyak jumlah Lot sama
saja dengan memperbesar risiko. Masih belum dapat bayangan berapa besar risiko Martingale? Yuk,
mari kita bedah kalkulasi Profit atau Loss dalam pip berdasarkan jumlah lotnya di akun standard.

Dari tabel di atas, semakin besar jumlah lot, semakin besar pula nilai uang yang kita "pertaruhkan" per
satu pip-nya. Jadi, kalau misalnya posisi pertama dengan satu Lot rugi, maka posisi berikutnya akan
menggunakan dua Lot. Masih rugi lagi? Ya, gandakan lagi Lot-nya dua kali lipat dari sebelumnya. Begitu
seterusnya sampai posisi terakhir menang. Tapi untuk dapat Jackpot-nya, ada beberapa syarat
tambahan lagi untuk dipenuhi:
Jumlah target profit (dalam pip) harus tetap konsisten.

Jumlah loss juga harus sama dengan target profit.

Kalau misalnya target profit (TP) ditetapkan sekian pips, maka jarak Stop Loss juga harus sama dari
Entry. Nah, sekarang kita simulasikan skenarionya pada pair EUR/USD dengan TP dan SL 10 pip:

Katakanlah seorang trader menggunakan strategi manajemen risiko Martingale. Dari posisi pertama
sampai kelima, dia mengalami kekalahan beruntun. Jika pada posisi keenam akhirnya dia mendapat
keuntungan, maka semua kerugian dapat tertutupi plus keuntungan sebesar 100 USD. Itu kalau dia
berhasil menang pada posisi keenam. Parahnya, kerugian malah akan membengkak sampai 6.300 USD
jika posisi terakhir tersebut masih salah arah juga. Intinya, Risiko Martingale sama seperti bom waktu,
jika dibiarkan berjalan tanpa kontrol dan perhitungan ketat, satu posisi mampu membuat akun
bangkrut.

Kalau Risiko Trading Martingale Sangat Tinggi, Kenapa Masih Ada Yang Coba?

Daya tarik utama dari strategi Martingale adalah premis sederhana, bahwa hanya dibutuhkan satu posisi
menang untuk menebus kerugian dari posisi-posisi kalah sebelumnya (posisi menang #6 pada Tabel 2).
Sekilas, syarat tersebut cukup mudah untuk dipenuhi. Memangnya, seberapa sulit mendapat satu kali
posisi menang? Masa iya, trader bisa kalah beruntun terus? Asumsi itulah yang menyebabkan trader
ingin mencoba strategi Martingale. Secara teori, kondisi trading di pasar Forex hanya memberikan dua
alternatif; yaitu Sell atau Buy. Jadi, setiap posisi memiliki 50% kemungkinan untuk menang. Namun
dalam praktek nyata aplikasi risiko strategi Martingale, 50% probabilitas tidak dapat diterjemahkan
sebagai "kalau posisi pertama kalah pasti posisi berikutnya menang." Kalau Anda tidak percaya, silahkan
praktekkan sendiri dengan melempar koin. Setiap koin memiliki dua sisi; sisi depan (muka) dan sisi
belakang (angka). Lempar koin sepuluh kali, lalu catat berapa kali sisi muka atau angka muncul.
Katakanlah sisi muka mewakili posisi untung, sedangkan sisi belakang adalah sebaliknya. Satu set
terdiri dari 10 kali lempar koin, coba terus catat hasilnya selama (minimal) dua set, hasilnya akan
membuka mata Anda terhadap probabilitas. Set pertama bisa saja diawali dengan kemunculan sisi muka
secara terus menerus, alias rugi beruntun. Lalu, apakah set kedua hasilnya akan sebaliknya? Belum
tentu, kalau Anda lagi apes, bisa saja pada set berikutnya jumlah rentetan posisi rugi malah bertambah.

Bagaimana Cara Mengurangi Risiko Martingale?

Meskipun risiko strategi Martingale tinggi, ada beberapa metode tertentu untuk menanggulangi
bebannya, antara lain dengan menggunakan lot kecil. Mari kita hitung lagi beban per pip-nya
dibandingkan dengan tabel 1 di atas

Dari perhitungan tabel 3, kita dapat memperkuat ketahanan modal kita dengan bertrading pada Lot
non-standard untuk mengurangi resiko Martingale. Jadi kalau kita awalnya membuka posisi trading
dengan Lot sebesar 0.1, maka posisi berikutnya (jika kalah) akan menggunakan 0.2 Lot. Perlu dicatat,
keuntungan dari akun dan Lot kecil juga tidak seberapa besar, mengingat risiko Martingale yang Anda
tanggung. Setidaknya, Anda bisa membatasi risiko selama Anda mencoba strategi ini. Kesimpulannya, di
atas kertas strategi Martingale menawarkan taktik untuk menutup kerugian dengan penggandaan stake
(resiko). Sayangnya, setelah dihitung-hitung, Reward-nya sama sekali tidak sebanding dengan potensi
beban kerugian dari resiko Martingale. Selain Martingale, ternyata ada juga metode manajemen High
Risk High Reward lainnya yang tak kalah mendebarkan, yaitu strategi hedging. Metode tersebut
menawarkan kontrol kerugian dengan membuka posisi berlawanan (satu Sell satunya lagi Buy) secara
bersamaan.

Hedging Sebagai Pengganti Stop Loss

Greenpips Artikel Forex 27 Jul 2011 17673 Dibaca Normal 4 menit + - Hedging sebagai Stop Loss
maksudnya kita membuka posisi Buy dan Sell secara bersamaan atau tanpa meng-close salah satu posisi.
iklan iklan Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas mengenai pentingnya Stop Loss dan
pertimbangan-pertimbangan untuk menentukan berapa point sebaiknya Stop Loss ditentukan. Namun
demikian, banyak juga trader yang masih kurang nyaman dengan Stop Loss karena bersifat "kaku".
Kebanyakan masih menganggap Stop Loss konvensional kurang cocok untuk mengantisipasi gejolak yang
terjadi di market. Nah, bagi para trader yang masih menganggap Stop Loss terlalu kaku, saya sarankan
untuk mencoba alternatif lain untuk membatasi kerugian, yaitu menggunakan Hedging Stop Loss, atau
memanfaatkan strategi Hedging untuk meminimalisir kerugian. Maksudnya, kita membuka posisi Buy
dan Sell secara bersamaan atau tanpa meng-close salah satu posisi. Menggunakan Hedging Stop Loss
bisa dilakukan dengan dua cara:

1. Instant Execution

Maksudnya, kita membuka posisi baru yang berlawanan dengan posisi kita yang sedang
terfloating minus di suatu pair, tanpa meng-close dahulu posisi yang minus tadi. Cara ini
digunakan untuk mengunci posisi yang sedang floating minus.

Contoh: Kita open order Buy EUR/USD di posisi 1.3000 dan kemudian ternyata kita
menderita loss hingga 50 point (turun ke 1.2950). Kemudian, di posisi 1.2950 tersebut kita
kunci (Hedging) dengan cara open order Sell baru di 1.2950 pada EUR/USD lagi. Dengan cara
Hedging Stop Loss ini, maka loss akan floating -50 point terus sampai nanti salah satu atau
kedua posisi Hedging tersebut kita close. Jadi, meskipun harganya turun terus ke arah
1.2500, posisi loss kita tetap -50 point.

2. Pending Order

Cara Hedging Stop Loss yang satu ini dilakukan dengan memasang Pending Order pada
harga tertentu sebagai pelindung dari sebuah posisi yang kita ambil, sehingga kalaupun
harga bergerak di luar prediksi pada saat kita tidak sedang memantau chart, Pending Order
akan otomatis aktif untuk melindungi kerugian atas posisi yang telah kita ambil tadi. (Baca
Juga: 4 Kunci Sukses Memasang Pending Order)
Contoh: Kita open order buy EUR/USD di posisi 1.3000, kemudian kita memasang Pending
Order (Sell Stop) di posisi 1.2950 pada EUR/USD juga. Dengan cara ini, apabila harga
ternyata bergerak turun, maka Pending Order akan otomatis aktif dan membatasi kerugian
atas posisi pertama tadi.

Masalahnya, bagaimana cara kita menentukan di posisi berapa kita memasang Pending
Order? Kalau saran saya sih, karena Hedging ini kita maksudkan sebagai pengganti Stop Loss,
maka pertimbangan untuk menentukan di posisi berapa kita memasang Pending Order ya
kurang lebihnya sama dengan pertimbangan kita dalam menentukan Stop Loss
konvensional. Silahkan simak di artikel terdahulu tentang Stop Loss.

Kelemahan Hedging Stop Loss

Cara hedging sebagai pengganti Stop Loss ini memang mempunyai kelemahan dari sisi
psikologis, terutama untuk trader yang belum begitu berpengalaman. Biasanya, kita akan
ragu-ragu untuk menutup salah satu posisi yang positif, karena khawatir begitu posisi
hedging kita close, ternyata trend terus berlanjut sehingga posisi yang masih terbuka
semakin bertambah minusnya tanpa ada pelindung lagi. Sedangkan apabila kita meng-hold
posisi yang positif, pasti ada rasa khawatir kalau-kalau trend tiba-tiba berbalik sehingga
malahan kita jadi punya koleksi floating negatif. Salah seorang temen trader yang biasa
menggunakan Hedging Stop Loss pernah sharing saran mengenai sebaiknya kapan kita
menutup posisi hedging. Menurut dia, sebaiknya posisi hedging tidak usah dipasang TP.
Konsekuensinya, kita harus telaten scalping untuk posisi tersebut. Maksudnya, kita pantau
terus pergerakan harga, begitu kita rasa trend mulai berbalik arah, segera close posisi yang
positif. Kalaupun ternyata trend masih berlanjut, buka posisi lagi, demikian seterusnya.
Memang kita akan rugi spread, tapi masih mendinglah kita bisa mengambil manfaat dari
pergerakan harga, daripada cuma harap-harap cemas melihat loss dari posisi yang
"terlanjur" kita ambil.

Pilihan Mana Yang Terbaik?

Cara hedging sebagai pengganti Stop Loss memang tidak disarankan untuk trader pemula.
Namun demikian, metode ini bisa menjadi alternatif bagi trader yang tidak menginginkan
Stop Loss karena keberatan dengan sifat kakunya. Infografi berikut ini bisa mempermudah
Anda memahami cara menerapkan hedging sebagai pengganti Stop Loss sesuai ulasan di
atas:
Alternatif manapun yang akan kita pilih, sebaiknya disesuaikan dengan "situasi dan kondisi"
kita. Artinya, kita harus merasa nyaman dengan apapun keputusan yang kita ambil pada saat
trading. Saran utama saya sih, enjoy your trade. Nikmati setiap proses dalam ber-trading.
Jangan sampai trading hanya menghasilkan "penyakit". Sudah menghabiskan waktu, tenaga,
biaya, masih plus jantungan pula.
Strategi Hedging Sederhana

Muh Nuzul Artikel Forex 24 Nov 2012 18380 Dibaca Normal 6 menit + - Banyak trader yang mengerti
hedging forex, tetapi belum mampu menjalankannya dengan benar. Berikut langkah-langkah strategi
hedging sederhana yang bisa diaplikasikan. iklan iklan Bagi para trader veteran, pasti sudah tahu perihal
strategi hedging forex. Seperti yang telah dijelaskan pada artikel di sini, hedging forex adalah strategi
trading yang digunakan untuk membatasi atau melindungi dana trader, dari fluktuasi nilai tukar mata
uang yang tidak menguntungkan. Strategi hedging forex memberi kesempatan bagi trader agar nilai
kerugiannya bisa dikurangi, atau bahkan berbalik profit. Secara praktek, strategi hedging forex dilakukan
dengan cara mengeksekusi order buy dan sell dalam suatu instrumen, atau dalam dua instrumen yang
saling berlawanan. Contohnya, jika terjebak floating dalam posisi sell pada instrument EUR/USD, agar
kerugian tidak bertambah besar, maka dapat dilakukan strategi hedging sederhana dengan posisi buy
pada instrumen tersebut. Jika dalam dua instrumen, contoh pasangan mata uang yang berkebalikan
adalah USD/CHF dan EUR/USD. Dapat dilakukan order buy pada salah satu mata uang dan order sell
pada mata uang lain. Secara teori, strategi hedging forex memang terlihat sangat gampang dan
menguntungkan. Namun, perlu diketahui pula, pada keadaan real market, strategi hedging forex
merupakan salah satu strategi dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Selain dibutuhkan pemahaman lebih
akan market, dibutuhkan pula mental yang kuat dan penuh keyakinan agar eksekusi bisa sempurna.
Pada artikel ini akan dibahas sedikit strategi hedging sederhana yang bisa dipraktekkan oleh pemula
sekalipun.

Langkah Strategi Hedging Sederhana

Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam proses hedging forex adalah memilih pair yang tepat.
Dalam pemilihan pasangan pair ini usahakan untuk memilih pasangan yang bersifat mayor maupun cross
pair terkenal. Contohnya, jangan pilih pair seperti AUD/NZD, CAD/CHF, ataupun beberapa mata uang
sejenisnya.

Setelah memilih pair yang diinginkan, selanjutnya pilih time frame yang ingin Anda gunakan. Dalam
memilih pair ini sangat penting untuk memilih time frame yang sedang menunjukkan pergerakan
konsolidatif. Hal ini penting untuk menentukan metode tradingnya (scalping, intraday, maupun swing).
Contohnya, jika sedang terjadi konsolidasi pada time frame 15-menit, maka kita akan menjalankan
hedging forex kita dengan metode scalping.

Setelah Anda menetapkan time frame yang akan digunakan, waktunya melihat tren yang sedang terjadi
saat itu. Bagaimana cara melihat tren-nya? Anda bisa pergi ke 1 time frame di atas time frame
sebelumnya, dan identifikasi tren menggunakan moving average atau menggambar channel.

Langkah ketiga adalah eksekusi buy dan sell. Usahakan untuk melakukan eksekusi order ini dengan
cepat, sehingga jaraknya tidak terlalu jauh (order tidak bisa dilakukan secara bersamaan). Jika ingin
melakukannya secara bersamaan harus digunakan Stop maupun Limit Order (baca panduan memasang
pending order).

Selanjutnya, biarkan harga bergerak sesuka hatinya, dan kita akan menunggu hingga order tersebut
bergerak dalam range tertentu.

Saat harga telah bergerak sejauh spesifikasi range yang ditentukan, tutup posisi Anda yang mengalami
kerugian dan eksekusi kembali buy dan sell pada posisi tersebut.

Ulangi langkah tersebut hingga hasil secara keseluruhan mendapatkan untung.


Dasar Menentukan Range Dalam Strategi Hedging Sederhana

Masih ingat dengan langkah keempat? di sinilah akan ditentukan range-nya. Perhatikan range harga di
bawah ini:

Pasangan mayor (USD)

Scalping (m5) : 10-20 pip

Intraday (m15/h1) : 30-90 pip

Swing (h4) : 100- 200 pip

Pasangan Cross Pair (EUR)

Scalping : 15-30 pip

Intraday : 40-120 pip

Swing : 120- 240 pip

Pasangan Cross Pair (GBP)

Scalping :20-40 pip

Intraday : 50-150 pip

Swing : 150-300 pip

Perhitungan range ini diperlukan agar saat memasang hedge atau lock Anda tidak sembarangan
meletakkan order di titik sesuka Anda (posisi terkunci). Kedua, untuk mencari profit dengan hedging
forex, dibutuhkan pengetahuan dan kesabaran lebih dalam menempatkan order. Mungkin Anda
bertanya bagaimana kita bisa mendapat keuntungan dalam keadaan terkunci seperti itu? Intinya ada
pada range konsolidasi. Selalu ingat, pada suatu masa harga pada market akan bergerak ke satu arah
secara terus menerus tanpa mengalami konsolidasi. Hal tersebutlah yang Anda tunggu sebagai tempat
mendapatkan profit. Masih ingat tadi mengapa Anda disuruh mengidentifikasi tren harga?

Contoh Penerapan Strategi Hedging Sederhana

Misalkan Anda memilih pasangan mata uang EUR/USD dengan time frame 5 menit. Hal ini berarti range
yang dapat dipilih berada pada kisaran 10-20 pip. Anggap saja Anda memilih range 10 pip. Beginilah
simulasi singkatnya:

Eksekusi posisi buy dan sell di EUR/USD sebanyak 1 lot.


Harga bergerak sejauh 10 pip ke atas. Close posisi sell (-10 pip). Eksekusi kembali posisi buy dan sell
sebanyak 1 lot.

Ternyata harga bergerak kembali ke arah posisi Anda di bawah tadi atau turun 10 pip. Dengan ini berarti
Anda mendapatkan:

-Buy pertama = 0 pip

-Buy kedua = -10 pip

-Sell kedua = +10 pip

Close posisi buy kedua (-10 pip) sehingga saat ini Anda telah menderita kerugian 2 pip.

Eksekusi kembali posisi buy dan sell sebanyak 1 lot.

Harga bergerak kembali ke atas sejauh 10 pip. Dengan ini posisi Anda yang terbuka adalah:

-Buy pertama = 10 pip.

-Sell kedua = 0 pip.

-Buy ketiga = 10 pip.

-Sell ketiga = -10 pip.

Close posisi sell ketiga (-10 pip) sehingga saat ini Anda telah menderita kerugian sebanyak 30 pip.

Eksekusi kembali posisi buy dan sell sebanyak 1 lot

Kali ini harga bergerak kembali ke atas sejauh 10 pip. Dengan ini posisi Anda yang terbuka adalah:

-Buy pertama = 20 pip.

-Sell kedua = -10 pip.

-Buy ketiga = 20 pip.

-Buy keempat = 10 pip.

-Sell kelima = -10 pip.

Close sell kedua dan keempat hingga saat ini total kerugian mencapain -50 pip. Namun pada posisi ini
total keuntungan juga telah mencapai 50 pip (penambahan dari profit buy pertama, buy ketiga dan buy
keempat).

Eksekusi kembali posisi buy dan sell sebanyak 1 lot.

Jika harga telah hampir dipastikan membentuk tren ke atas dan naik kembali sebanyak 10 pip. Dengan
ini posisi Anda yang terbuka adalah

-Buy pertama = 30 pip.


-Buy ketiga = 30 pip.

-Buy keempat = 20 pip.

-Buy kelima = 10 pip.

-Sell kelima = -10 pip.

Tutup posisi sell kelima dengan kerugian -10 pip, sehingga saat ini terdapat total kerugian sebanyak -60
pip.

Nomor-nomor pada gambar di atas merupakan titik posisi eksekusi buy dan sell yang dilakukan pada
contoh di market USD/JPY time frame M15. Lalu bagaimana dengan keuntungan? Hingga posisi terakhir
tadi, total keuntungan yang didapat dari buy pertama, ketiga, keempat dan kelima adalah 90 pip.
Sehingga total keuntungan bersihnya jika telah dikurangi dengan kerugian adalah 30 pip. Strategi
hedging sederhana yang dijabarkan di sini adalah jenis hedging forex yang digunakan untuk mencari
profit. Jadi, selalu ingat untuk menjaga Money Management Anda. Untuk menyegarkan memori Anda
dan sebagai fitur ekstra yang bisa Anda simpan, berikut adalah gambar infografi yang menyebutkan
langkah hedging sederhana:

Perlu diperhatikan, strategi hedging sederhana tidak akan selalu menjamin keuntungan Anda. Hedging
optimalnya digunakan untuk mengunci suatu posisi yang sedang loss. sehingga kerugian seorang trader
tidak terjadi di taraf yang melebihi toleransi risiko.
Beberapa Catatan Untuk Trik Hedging

Martin Artikel Forex 13 Mei 2014 17802 Dibaca Normal 4 menit + - Strategi hedging atau locking ada
yang digunakan secara konvensional dan ada yang digunakan sebagai trik. Bagaimanakah maksudnya?
iklan iklan Strategi hedging yang konvensional biasanya dilakukan untuk menanggulangi kerugian,
caranya dengan mengunci (locking) trade tersebut melalui entry pada posisi yang berlawanan dengan
sebelumnya.

Misal: sebelumnya membuka posisi buy, tetapi kemudian harga turun, dan untuk menghindari kerugian
yang lebih besar trader tersebut membuka posisi sell pada pasangan mata uang yang sama sehingga
jumlah kerugian tidak bertambah. Jika harga berbalik arah ia akan membuka (unlock) kunci tersebut
dengan menutup salah satu posisi. Cara konvensional ini biasanya dilakukan oleh trader pemula bila ia
merasa salah posisi.

Cara hedging yang lain adalah memang dari awal tujuannya untuk memperoleh profit, bukan karena
merasa salah posisi.

Misal: seorang trader akan entry buy dan entry sell pada harga yang sama dalam waktu yang relatif
singkat (karena tidak mungkin bisa open buy dan open sell dalam waktu yang bersamaan). Contoh:
trader A open sell EUR/USD pada harga 1.3300 dan beberapa saat kemudian ia open buy pada harga
yang sama. Ternyata harga kemudian turun ke level 1.3200, trader A menutup posisi sell-nya dengan
profit 100 pip dan membiarkan posisi buy-nya. Ia kemudian membuka 2 posisi baru, yaitu open buy dan
open sell pada level 1.3200. Katakan harga kembali naik ke level 1.3300, trader A akan menutup ke 3
posisi tersebut. Posisi buy yang tertinggal sebelumnya kini balik modal, dan 2 posisi yang baru dibuka
juga masih imbang (balance). Trader A memperoleh profit 100 pip dari posisi sell yang dibuka pertama
kali. Bagaimana jika harga terus drop? posisi sell yang baru bisa untuk mengunci posisi buy pertama, dan
ia akan membuka 2 posisi lagi pada harga yang sama, dan seterusnya sampai dihasilkan profit.

Bagi trader yang telah berpengalaman cara ini memang profitable, dan jika Anda ingin mencobanya,
berikut ada beberapa catatan yang mesti Anda perhatikan.

Trik Hedging Untuk Mendapatkan Profit

Trader pemula atau yang belum pernah mencoba trik ini tidak dianjurkan untuk langsung menerapkan
cara ini pada account live. Disarankan untuk berlatih menggunakan cara ini pada account demo terlebih
dahulu. Selain itu, tidak semua broker mengizinkan penggunaan trik ini. Badan regulator NFA pada bulan
Agustus 2009 jelas-jelas melarang cara forex hedging seperti ini. Beberapa broker di luar Amerika Serikat
juga melarang penggunaan cara hedging. Jadi, pastikan terlebih dahulu peraturan broker Anda sebelum
mulai menggunakan trik ini (baca juga: Tips Memilih Broker Forex Untuk Hedging). Tidak mudah untuk
memperoleh harga buy dan harga sell yang sama persis sekalipun dengan pending order. Mungkin
automated execution dengan EA (Expert Advisor) bisa membantu, tetapi pada keadaan pasar yang
sedang sepi (volatilitasnya sedang rendah). Disamping itu, hedging untuk memperoleh profit hanya akan
berjalan dengan baik hanya pada keadaan pasar yang ranging (sideways), jika tiba-tiba pasar trending
dengan kuat maka akan sulit mengatasinya. Target profit (jumlah pip) mesti relatif besar, jika Anda
hanya ingin meraup beberapa pip saja cara ini tidak efektif dan bahkan tidak bisa bekerja dengan
semestinya. Tak kalah penting, diperlukan kesabaran yang tinggi dalam menunggu pergerakan harga
mencapai level tertentu. Anda tidak bisa menutup posisi begitu saja jika memang belum waktunya.
Selalu lakukan evaluasi setiap 5 atau 10 kali trade. Jika hasilnya kurang sesuai, Anda bisa berganti
pasangan mata uang atau memperbaiki rencana trading Anda. Jika telah beberapa kali berganti masih
belum profitable, tinggalkan trik ini, mungkin cara trading ini bukan untuk Anda. Secara keseluruhan,
berikut adalah rangkuman singkat mengenai trik hedging yang perlu Anda ketahui:
Tahukah Anda? Kebijakan broker terkait hedging bisa berbeda-beda tergantung regulasinya. Hal ini
kemudian menciptakan perbedaan istilah Hedging dan Netting dalam fitur yang disediakan broker.

Strategi Sederhana Untuk Scalping Martin Artikel Forex 29 Jun 2014 41739 Dibaca Normal 3 menit + - 3
langkah yang perlu dilakukan yaitu menentukan arah trend dengan indikator EMA-200, menentukan
momentum entry, lalu menentukan level exit sesuai dengan manajemen resiko. iklan iklan Salah satu
yang paling sulit bagi scalper sebelum entry adalah menentukan strategi. Strategi trading ada yang
kompleks dan ada yang sederhana, dan membuat rencana untuk entry dengan strategi tertentu bagi
scalper tidak harus kompleks. Artikel ini mencontohkan strategi trading yang sederhana dengan
indikator CCI (Commodity Channel Index) untuk scalping. Hanya 3 langkah yang perlu dilakukan dalam
strategi ini, yaitu menentukan arah trend, menentukan momentum entry dengan indikator CCI, dan
menentukan level exit sesuai dengan manajemen resiko.

Menentukan Arah Trend

Scalper biasanya menggunakan time frame 1 menit hingga 15 menit. Untuk menentukan arah trend
biasanya digunakan indikator exponential moving average (ema). Pada contoh NZD/USD berikut,
digunakan ema periode 200. Jika harga bergerak di atas garis kurva ema-200, maka diasumsikan trend
sedang bullish dan trader akan menunggu peluang momentum untuk buy. Sebaliknya, jika harga
bergerak di bawah ema-200, maka trader menunggu peluang sell.

Dari gambar di atas, tampak harga masih trending dengan kuat yang ditunjukkan oleh jarak antara
penutupan harga dengan ema-200 yang makin lebar. Selain itu, pergerakan harga juga membentuk
level-level higher high (level high baru yang lebih tinggi dari level high sebelumnya) dan higher low (level
low baru yang lebih tinggi dari level low sebelumnya) yang merupakan ciri pergerakan uptrend.

Momentum Entry Dengan Indikator CCI

Karena trading dengan time frame rendah, maka setelah mengetahui arah trend, trader harus segera
menentukan momentum entry sebelum momentum tersebut hilang dan trend berubah. Salah satu
indikator yang bisa membantu menentukan momentum entry adalah CCI. Selain digunakan untuk
mengetahui keadaan overbought dan oversold, indikator CCI juga menunjukkan siklus pergerakan harga
atau saat-saat pergantian arah trend, yaitu ketika terjadi divergensi antara arah pergerakan harga dan
arah pergerakan indikator.

Karena pada contoh ini pergerakan harga uptrend, maka trader akan menunggu terjadinya keadaan
oversold untuk entry buy, yaitu ketika CCI berada dibawah level -100 seperti tampak pada gambar di
atas. Sebaliknya untuk entry sell dilakukan hanya bila harga bergerak di bawah garis kurva indikator
ema-200 dan indikator CCI menunjukkan keadaan overbought.

Level Exit Sesuai Dengan Manajemen Resiko

Manajemen resiko adalah hal yang krusial dalam scalping karena biasanya trader akan entry beberapa
kali dalam sehari. Trader bisa menggunakan level ekstrem (tertinggi atau terendah) sebelumnya sebagai
level stop loss, atau dengan menentukan level stop loss pada garis kurva itu sendiri. Risk/reward ratio
tidak harus tinggi, tetapi usahakan lebih besar dari 1:1. Hal ini untuk menjaga tingkat profitabilitas tetap
positif meski beberapa posisi berakhir loss. Selain itu, usahakan agar akumulasi resiko dari posisi yang
dibuka tidak melebihi batas toleransi. Strategi scalping yang menuntut trader untuk buka tutup posisi
dalam jangka waktu pendek lebih mudah mengaburkan perhitungan resiko. Jika tak diantisipasi, maka
floating loss akan menjadi ancaman yang berpotensi "membunuh" akun trading. Secara garis besar,
strategi scalping bisa dilakukan dengan mudah dan efektif. Indikator ema-200 digunakan untuk
mengetahui trend, sementara CCI menjadi filter peluang entry berdasarkan trend yang terbaca dari
sinyal ema-200. Masih bingung? Tak perlu khawatir. Penjelasan di atas kami jabarkan lagi dalam infografi
di bawah ini untuk membantu Anda mempelajari penerapan strategi scalping dengan lebih efisien:

Selain trik scalping dengan indikator CCI, ada pula model scalping lain yang bisa Anda coba
profitabilitasnya. Simak informasi lanjut mengenai strategi ini di artikel Teknik Scalping Mudah Dengan
Metode Puria.
Teknik Scalping Mudah Dengan Metode Puria

Didi Artikel Forex 05 Nov 2019 6931 Dibaca Normal 6 menit + - Ingin menjadi scalper tapi tidak memiliki
strategi yang tepat? Teknik scalping mudah dengan metode puria ini mungkin bisa jadi referensi tepat
untuk Anda. iklan iklan Pada pembahasan kali ini, penulis akan mengupas sebuah topik yaitu teknik
scalping mudah dengan metode puria. Meskipun teknik scalping sering dipandang sebelah mata,
nyatanya scalper mania semakin banyak jumlahnya di Indonesia. Hal ini karena banyak yang
menganggap bahwa trading forex dengan cara scalping berisiko tinggi dan mudah menjerumuskan
trader untuk sekedar berspekulasi. Bagi Anda yang saat ini sedang belajar menjadi scalper, mungkin
akan kebingungan memilih teknik scalping mudah mana yang bisa dipelajari terlebih dulu. Nah, metode
puria dengan berbagai kemudahan dan kelebihannya bisa menjadi pilihan.

Apa Itu Teknik Scalping Metode Puria?

Teknik scalping dengan metode puria mungkin belum begitu populer dan masih asing di telinga trader
Indonesia. Secara garis besar, teknik ini memanfaatkan rata-rata pergerakan harga dan kondisi jenuh
beli atau jual pada pair mata uang tertentu dalam jangka waktu pendek. Seperti teknik scalping pada
umumnya, penggunaan time frame metode puria relatif menggunakan waktu kecil yaitu antara 15 menit
hingga 1 jam saja. Beberapa indikator yang sering dijadikan acuan analisa scalping metode puria ini
adalah indikator Moving Average dan Oscillator, salah satunya adalah MACD. Namun, ada beberapa hal
lain yang harus dipahami sebelum menggunakan teknik scalping ini. Beberapa di antaranya adalah
pemilihan pair mata uang yang ditradingkan dan besar kecil take profit yang diambil. Untuk lebih
jelasnya, silahkan Anda simak cara atau aturan main penggunaan teknik scalping mudah dengan metode
puria di bawah ini.

Aturan Teknik Scalping Mudah Dengan Metode Puria

Sama halnya dengan strategi trading pada umumnya, teknik scalping ini juga memiliki aturan main yang
harus diterapkan. Tujuannya adalah agar Anda sebagai trader bisa menekan loss dan memaksimalkan
profit, tentu saja sesuai dengan batas toleransi risiko Anda sendiri. juga bereksperimen sendiri dengan
toleransi risiko masing-masing. Nah, apa saja yang perlu diperhatikan?

1. Rekomendasi Pair Mata Uang

Instrumen pair mata dalam trading forex jumlahnya sangat banyak, secara garis besar dibagi
menjadi tiga jenis yaitu: pair mata uang major, cross dan eksotik. Biasanya, scalper akan memiliki list
atau daftar mata uang favorit berdasarkan volatilitas atau besar pergerakan harganya. Sama halnya
dengan teknik scalping mudah metode puria ini, yang memiliki beberapa rekomendasi pair mata
uang tersendiri. Seperti yang diulas oleh pipbear[dot]com, metode puria bekerja dengan baik di
beberapa pair mata uang tertentu. Namun, masing-masing pair memiliki rekomendasi time frame
dan jumlah Take Profit (TP) dari setiap pair mata uang tersebut. Lebih jelasnya lihat di bawah ini.

AUD/JPY - M30 - TP 15 poin

NZD/USD - H1 - TP 25 poin

USD/CAD - H1 - TP 20 poin

EUR/GBP - H1 - TP 10 poin
USD/JPY - M30 - TP 15 poin

GBP/USD - М30 - TP 20 poin

USD/CHF - M30 - TP 10 poin

EUR/CHF - H1 - TP 15 poin

AUD/USD - M30 - TP 10 poin

EUR/JPY - M30 - TP 15 poin

CHF/JPY - H1 - TP 15 poin

CAD/JPY - M30 - TP 20 poin

EUR/USD - M15 - TP 15 poin

2. Indikator Pendukung

Indikator adalah tools yang disediakan sebagai alat pembantu analisa teknikal. Penggunaan indikator
sangat dibutuhkan agar memperoleh hasil analisa terbaik sebagai landasan untuk menentukan open
posisi. Trading dengan teknik scalping pada dasarnya menggunakan basis analisa teknikal, sehingga
sangat memerlukan beberapa indikator pendukung. Nah, pada teknik scalping mudah metode puria
yang kita bahas kali ini, juga memerlukan beberapa indikator pembantu untuk menganalisa chart.
Fungsinya adalah sebagai alat penentu timing atau waktu yang tepat dalam membuka posisi. Seperti
yang telah disinggung pada bagian sebelumnya, terdapat setidaknya 2 indikator yang digunakan
dalam teknik scalping mudah ini, yaitu indikator Moving Average dan Oscillator MACD. Aturan
pemasangannya bisa diperhatikan pada penjelasan berikut ini:

1. Memasang 3 Indikator Moving Average, masing-masing dengan periode 85, 75, dan 5.

Moving Average #1 yaitu Linear Weighted Moving Average (LWMA) periode 85.

Moving Average #2 yaitu Linear Weighted Moving Average (LWMA) periode 75.

Moving Average #3 yaitu Exponential Moving Average (EMA) periode 5.

2. Indikator MACD dengan periode 9,26,1.

3. Aturan Trading:

Buy: Bila Moving Average periode 5 telah mem-break atau memotong garis Moving Average periode
75 dan 85 dari bawah ke atas. Kemudian, konfirmasi sinyal bisa dilihat setelah histogram MACD
sudah berada di atas level 0.

Sell: Merupakan kebalikan dari sinyal BUY, yaitu bila periode 5 telah mem-break atau memotong
garis Moving Average periode 75 dan 85 dari atas ke bawah. Kemudian, konfirmasi sinyal bisa dilihat
setelah histogram MACD sudah berada di bawah level 0.
Jangan open posisi hingga candlestick terkonfirmasi sudah tertutup. Misalnya, Anda trading di
USD/JPY pada pukul 08.04 WIB dengan time frame 15 menit. Maka sebaiknya tunggu penutupan
candle dari pukul 08.00, dan baru lakukan open posisi di candle berikutnya yang terbentuk pada
08.15 WIB.

Maksimal risiko setiap transaksi seharusnya tidak melebihi 2% dari total Balance Anda. Pahami dulu
manajemen risiko terlebih dahulu agar trading Anda lebih disiplin.

Contoh trading dengan teknik scalping mudah metode puria: 1. EUR/USD Time Frame 15 Menit

2. USD/JPY Time Frame 30 Menit


Keunggulan Dan Kekurangan Scalping Metode Puria

Setiap strategi trading memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, salah satunya adalah
strategi scalping metode puria ini. Nah, bagi Anda yang ingin mencoba trading scalping mudah
dengan metode ini, maka keunggulan dan kekurangan di bawah ini dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan lebih lanjut.

Keunggulan:

Sudah memiliki rekomendasi lengkap terkait pair, time frame, dan target keuntungan.

Sinyal indikator yang digunakan relatif standar dan mudah dibaca oleh trader pemula.

Kemunculan sinyal entry cukup sering, sehingga frekuensinya bisa memenuhi target scalper yang
umumnya menginginkan beberapa kali open posisi dalam sehari.

Kelemahan:

Berisiko terjebak noise signal. Seringkali, sinyal indikator sudah menandakan entry, tapi ternyata
pergerakan harga tidak mencapai target profit yang diharapkan.

Sinyal yang ditentukan dari aturan teknik puria cenderung lagging untuk seukuran strategi scalping,
karena perlu menunggu sampai penutupan candle terlebih dahulu.

Kesimpulan

Menjadi scalper memang sah-sah saja, asalkan memiliki strategi pas yang bisa diandalkan. Bagi Anda
yang masih di tahap belajar menjadi scalper dan belum memiliki strategi terbaik, teknik scalping
metode puria ini layak Anda coba. Namun, yang perlu diperhatikan adalah, trading dengan cara
scalping sangat tidak direkomendasikan untuk trader yang belum bisa membaca chart harga
ataupun indikator. Pasalnya, pada strategi scalping adalah trading berbasis analisa teknikal, sangat
membutuhkan bantuan indikator untuk menentukan open posisi paling tepat. Agar terhindar dari
loss berkepanjangan, Anda juga perlu memahami manajemen risiko dan kelemahan trading scalping
puria.
Strategi Hedging Dalam Trading Forex

Martin Artikel Forex 26 Des 2013 23291 Dibaca Normal 5 menit + - Salah satu cara yang bisa
dilakukan untuk membatasi risiko adalah dengan hedging. Berikut beberapa contoh praktis strategi
hedging dalam trading forex. iklan iklan Dalam trading forex, pergerakan pasangan mata uang selalu
berubah-ubah mengikuti kondisi pasar. Oleh karenanya, strategi trading sangat diperlukan agar
trader dapat melakukan entry posisi dengan akurat. Salah satu sistem trading yang digunakan oleh
trader adalah dengan strategi hedging. Bagaimana cara melakukannya? Simak penjelasan berikut ini.

Apa Itu Hedging?

Hedging dalam forex adalah sebuah metode trading yang tujuan utamanya melindungi dan
membatasi dana trading dari fluktuasi tidak menguntungkan. Cara melakukan strategi hedging
adalah entry Buy dan Sell di satu aset yang sama secara bersamaan, atau atas beberapa aset yang
berbeda tetapi pergerakan harganya saling berhubungan. Mudahnya seperti ini: Ketika Anda telah
membuka posisi Buy pada pasangan mata uang tertentu, maka secara bersamaan Anda harus
membuka posisi yang berlawanan (Sell). Tujuannya adalah mengurangi risiko jika pergerakan harga
tiba-tiba berbalik arah atau turun. Sebaliknya, jika posisi awal adalah Sell, maka Anda perlu
membuka posisi Buy. Nah, di bawah ini adalah beberapa strategi hedging sederhana yang lazim
digunakan dalam trading forex dan sangat mudah untuk diaplikasikan.

Strategi Hedging Langsung (Direct Hedging)

Jika Anda baru mencoba cara hedging, Anda bisa berlatih dengan cara yang sederhana. Cara ini
kadang-kadang disebut dengan hedging langsung (direct hedging), yait; membuka posisi Buy dan Sell
pada sebuah pasangan mata uang.

Sebagai contoh, Anda trading EUR/USD dengan mulai membuka posisi buy pada harga 1.3000.
Setelah beberapa saat kemudian, pergerakan harga mulai turun. Anda pun membuka posisi sell,
misal pada harga 1.2800, untuk meminimalisir kerugian dari posisi buy. Jika dari analisa selanjutnya
pergerakan harga ternyata terus menurun, maka Anda bisa menutup posisi Buy dengan hasil Loss,
dan membiarkan posisi Sell yang kemungkinan bisa menghasilkan profit lebih besar. Namun jika
Anda tidak yakin ke arah mana harga akan bergerak, Anda bisa membiarkan kedua posisi tersebut
terbuka hingga tampak sinyal yang pasti. Anda juga bisa menambahkan level Stop Loss pada salah
satu atau kedua posisi tersebut. Kesulitan yang sering dialami dengan cara ini adalah kita akan sulit
menentukan posisi mana yang perlu ditutup terlebih dahulu ketika pergerakan harga tidak menentu.
Jika kedua posisi yang ditargetkan telah kena (harga telah pernah mencapai kedua level hedging)
maka kita pasti akan loss sebesar jarak kedua posisi yang telah dibuka (pip hedging). Dalam contoh
di atas, pip hedging adalah 1.3000-1.2800 = 200 pip.

Trading Pada Beberapa Pasangan Mata

Uang Beberapa broker terkadang melarang menggunakan cara hedging di pasangan mata uang yang
sama karena dianggap melanggar peraturan regulatornya. Para trader biasanya mensiasatinya
dengan strategi hedging yang lain, yaitu trading pada beberapa pasangan mata uang dengan
korelasi.

Sebagai contoh, jika Anda membuka posisi Buy pada EUR/USD dan beberapa saat kemudian harga
mulai bergerak turun, Anda bisa membuka lagi posisi Buy pada USD/CHF. Mengapa harus pair
tersebut? Kkarena dari data historis, USD/CHF memiliki korelasi negatif terhadap EUR/USD. Jika USD
memang menguat terhadap semua mata uang utama, maka EUR/USD akan turun dan USD/CHF akan
naik. Anda bisa cut loss posisi buy pada EUR/USD dan membiarkan posisi USD/CHF yang
kemungkinan akan profit lebih besar.

Selain membuka posisi buy pada USD/CHF, sebagai alternatif Anda bisa juga membuka posisi sell
pada GBP/USD karena pair ini memiliki korelasi positif terhadap EUR/USD. Jika USD menguat, Anda
bisa cut loss posisi buy EUR/USD dan membiarkan posisi sell GBP/USD terbuka. Intinya, pada
pasangan mata uang yang berkorelasi positif, Anda bisa membuka posisi yang berkebalikan (buy dan
sell). Namun apabila pasangan mata uang yang digunakan berkorelasi negatif, maka Anda bisa
membuka posisi di arah yang sama (buy dan buy atau sell dan sell). Kelemahan strategi hedging
model seperti ini adalah korelasi antar pasangan mata uang yang tidak selalu linier. Suatu saat, nilai
korelasi antar pair bisa kuat dan kadang-kadang bisa melemah. Untuk menyimpulkan perbandingan
cara hedging di atas dengan lebih mudah, simak infografi yang kami sajikan khusus untuk Anda:
Risiko Menggunakan Strategi Hedging

Banyak trader meyakini, hedging adalah salah satu strategi trading forex yang lumayan efektif
meminimalisir kerugian sekaligus mendapatkan profit. Namun, perlu Anda ketahui bahwa trik
hedging ini tidak bisa menjaminan profit 100%. Selain itu, strategi hedging juga bisa memiliki risiko
besar bila dilakukan sembarangan. Seperti yang pernah diulas di artikel risiko strategi hedging,
beberapa diantaranya disebabkan oleh "Double spread, Double Commision, Double Stress!". Nah,
jika Anda adalah trader pemula dan ingin memulai strategi hedging, pastikan Anda sudah memiliki
konsep manajemen risiko yang baik. Kemudian, ada beberapa kriteria trader forex yang sangat tidak
disarankan untuk menggunakan strategi hedging. Selengkapnya bisa Anda simak di artikel jauhi
strategi hedging jika Anda termasuk tipe trader seperti ini.

Kiat Menyusun Evaluasi Trading Akhir Tahun

Galuh Artikel Forex 23 Des 2016 2368 Dibaca Normal 5 menit + - Akhir tahun makin mendekat, tapi
Anda masih bingung akan melakukan apa? Tips berikut ini akan menginformasikan apa saja langkah
trading yang sebaiknya dilakukan di akhir tahun. iklan iklan Mendekati akhir tahun, banyak trader
mulai menyusun rencana baru untuk menyongsong peluang pasar di tahun berikutnya. Akan tetapi,
tak sedikit pula trader yang masih kebingungan menentukan langkah di penghujung tahun. Bahkan,
salah seorang pembaca di tanya jawab Seputarforex pernah bertanya, apakah benar trading akhir
tahun itu tidak disarankan? Nah, untuk menjawab rasa penasaran Anda, artikel ini akan
mengungkapkan 3 hal yang sebaiknya dilakukan ketika akhir tahun semakin mendekat.

1. Perkecil Risiko Trading

Trading akhir tahun bukannya dilarang sama sekali. Namun demikian, membuka posisi baru
memang kurang direkomendasikan karena ada libur panjang di pasar forex. Di samping itu, ada
beberapa broker yang meliburkan aktivitas trading menjelang perayaan Natal dan tahun baru.
Apabila broker Anda masih memperkenankan order di pekan-pekan terakhir sebelum tahun baru,
Anda mungkin bisa bertrading, tapi tak akan ada banyak peluang akibat minimnya pergerakan harga.
Jadi daripada repot-repot memantau chart padahal Anda juga sedang sibuk merencanakan acara
liburan, lebih baik tutup semua posisi trading dan masuk kembali di awal tahun berikutnya.
Sementara bagi Anda yang masih bersikeras membuka posisi, sebaiknya atur ulang stop loss untuk
meminimalisir risiko.

2. Lakukan Evaluasi Trading

Akhir tahun adalah saat paling tepat untuk meninjau ulang jurnal trading Anda. Setelah menutup
semua order atau mengurangi posisi, Anda bisa gunakan waktu yang tersedia untuk mengevaluasi
kinerja trading. Kegiatan ini sangat penting dilakukan, sebab ada banyak pelajaran yang bisa dipetik
dari rangkuman aktivitas trading Anda, mulai dari hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki, kesalahan
apa saja yang harus dihindari, dan adakah faktor psikologis yang berpengaruh pada eksekusi trading
Anda. Sekalipun Anda sudah menutup tahun dengan profit memuaskan, evaluasi trading masih
perlu dilakukan, karena belum tentu tahun depan akan meraih hasil yang sama. Salah satu cara
mudah untuk menelusuri kembali perjalanan trading adalah dengan melihat detailed statement
yang bisa didapatkan langsung dari bagian Account History di platform MT4. Contoh detailed
statement dari MT4

Agar evaluasi trading akhir tahun lebih mudah dilakukan, berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang
bisa Anda jadikan pedoman:

Apakah ada perkembangan dalam kemampuan saya sebagai trader?

Aspek apa yang bisa saya lakukan dengan baik?

Adakah hal yang belum bisa saya jalankan dengan benar?

Dari aturan trading yang saya tetapkan, apa saja yang efektif dan mana saja yang tidak?

Bagaimana cara saya mengukur sentimen pasar?

Apakah saya sudah nyaman trading dengan sistem saat ini?

Perlukah saya menjelajahi sistem trading lain?

Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, ingatlah jika kejujuran harus selalu diutamakan.
Bila masih banyak menyimpang dari aturan, maka akuilah demikian adanya. Jika sistem trading
belum bekerja maksimal, jangan ragu untuk mencantumkannya pada hasil evaluasi trading akhir
tahun Anda.

3. Susun Resolusi Tahun Baru


Selesai melakukan evaluasi trading, Anda akan mendapat pemahaman tentang kelebihan dan
kekurangan pada performa trading dalam jangka waktu satu tahun terakhir. Dari situ, Anda bisa
menyusun resolusi tahun baru untuk semakin menyempurnakan cara trading. Dalam hal ini, salah
seorang penulis dari Babypips menyarankan untuk tidak berfokus pada target keuntungan saja.
Sebaliknya, tempatkan prioritas pada proses trading, sehingga Anda dapat mengontrol risiko
sembari berupaya memaksimalkan profit. Satu lagi saran bermanfaat yang bisa Anda terapkan
dalam menyusun resolusi tahun baru adalah, buatlah rencana-rencana yang sederhana dan realistis.
Menetapkan tujuan bisa langsung to-the-point seperti berikut:

Saya akan menetapkan batas kerugian secara harian/mingguan/bulanan.

Trading di tahun berikutnya akan saya fokuskan di sesi London.

Untuk mempersiapkan diri, saya akan menyediakan waktu 2 jam di hari Minggu untuk mengatur
setup chart dan membaca data fundamental apa saja yang akan rilis di pekan berikutnya.

Saya akan trading dengan lebih agresif (untuk meningkatkan potensi profit) atau konservatif (guna
mengurangi risiko)

Saya tak akan lalai mencatat setiap detail trading di jurnal harian.

Tentunya, resolusi tahun baru di atas tak akan efektif bila Anda tak berkomitmen untuk benar-benar
mempraktekkannya. Supaya lebih mudah merealisasikan program-program baru, ada baiknya untuk
mencari suatu metode guna membantu Anda tetap berada di jalur yang benar. Contohnya,
sempatkanlah untuk melakukan evaluasi trading di setiap minggu, bulan, atau kuartal. Selain itu,
Anda bisa mengandalkan bantuan mentor atau teman untuk senantiasa mengingatkan jika Anda
mulai mengabaikan resolusi trading. Dengan demikian, akan ada pendapat pihak ketiga yang dapat
memberikan opini secara objektif.

Pentingnya Merancang Rencana Trading Akhir

Tahun Tak ada kata 'terlalu awal' untuk mulai memperbaiki performa trading Anda. Manfaatkanlah
baik-baik momen pergerakan harga yang tak lagi bergejolak di akhir tahun, untuk melakukan
evaluasi trading dan menyusun resolusi tahun baru. Bagaimanapun juga, pasar selalu bergerak
dinamis dan tak pernah absen menghadirkan kejutan-kejutan yang bisa berpengaruh besar bagi
profitabilitas Anda. Keuntungan tahun ini tak bisa begitu saja diharapkan untuk terulang lagi di
tahun depan. Jadi, susunlah rencana trading akhir tahun dengan belajar dari evaluasi trading dan
memperbaiki berbagai kekurangan di tahun sebelumnya.
TINGKAT 2
MONEY MANAGEMENT

Contoh Money Management (MM) Yang Baik

Parmadita Artikel Forex 23 Apr 2013 62125 Dibaca Normal 4 menit + - Trading punya potensi profit
tinggi, tapi kita juga harus mempertimbangkan kemungkinan rugi. Untuk menanggulanginya, simak
contoh money management forex berikut ini. iklan iklan Untuk bisa sukses dalam trading forex, tak
hanya perlu strategi mantap, melainkan juga dibutuhkan Money Management (MM). Apa itu Money
Management dan seperti apa contoh Money Management yang tepat? Di artikel ini kita akan
mengkaji bagaimana trader memanfaatkan Money Management forex yang baik beserta contoh-
contoh yang terjadi di dalamnya.

Apa Itu Money Management?

Dalam konteks trading forex, Money Management adalah tata kelola dana dalam akun trading kita.
Hal ini mencakup berapa besar lot di setiap posisi trading, berapa jarak antara harga entry (open
position) dengan Stop Loss (SL) dan target profit kita, serta berapa jumlah maksimal posisi trading
yang akan kita buka dalam satu waktu bersamaan. Forex memang bisa memberikan keuntungan,
namun tidak selamanya posisi kita akan profit. Bisa jadi kita akan mengalami loss satu atau dua kali
sebelum profit lagi. Kemungkinan juga kita akan mengalami loss beruntun tanpa tahu kapan bisa
profit kembali. Penggunaan Stop Loss (SL) yang besar memang bisa membatasi kerugian, tapi
bagaimana kalo terjadi loss berturut-turut? Tentunya jumlah kerugian akan semakin menggunung.
Untuk membalikkan keadaan itu sangat berat. Profit yang didapat berbulan-bulan akhirnya amblas
dalam semalam. Psikologi kita pun semakin drop, yang akhirnya berdampak pada kualitas trading
kita. Maka dari itu, kita dapat mulai mencari cara menghadapi risiko loss dengan menerapkan
money management yang tepat. Misalnya, kita bisa mencari sistem yang menghasilkan Rasio Risk vs
Reward 1:1. Semakin besar perbandingannya, maka akan semakin baik. Biasanya trader lebih suka
menggunakan Risk:Reward 1:3, di mana hanya butuh 33% win untuk Break Even (BEP).

Contoh Money Management Forex

Metode Money Management apapun pada dasarnya berakar pada pertanyaan mengenai berapa
besar dana yang berani Anda risikokan. "Risiko" di sini bisa diartikan risiko loss yang ingin diambil
per trading. Pertama-tama, tentukan dulu jumlah loss maksimal yang sanggup Anda terima. Kita
ambil contoh risiko 2% per trading. Jika terjadi loss 3 kali berturut-turut, maka akun hanya jeblok
6%. Apabila trading ke-4-nya menghasilkan profit, maka dengan RR 1:3 akan menghapus semua loss
kita tadi. Kasarnya, misalkan Anda memiliki dana sebesar USD1,000 dalam akun trading, dengan
risiko 2% per trading, artinya setiap posisi trading harus mematok Stop Loss maksimal setara USD20
dan target profit setara USD60. Ini gambaran kasar saja, karena pada prakteknya Anda akan perlu
pula mempertimbangkan margin dan leverage yang digunakan. Intinya bukan profit yang paling
diutamakan, tapi pengukuran resiko-lah yang perlu didahulukan. Profit akan mengikuti dengan
sendirinya. Dengan menerapkan Risk:Reward 1:3 misalnya, kita bisa menyesuaikan level take profit
yang 3x lebih besar dari ukuran jarak stop loss untuk setiap order. Memang sih jika dihitung-hitung,
penerapan RR kadang membatasi peluang profit. Namun, kunci dari kesuksesan trading forex adalah
disiplin dan telaten dalam belajar serta menerapkan sistem trading yang sudah direncanakan. Ada
banyak cara cepat membuat uang dari $100 menjadi $50.000 dalam waktu beberapa bulan saja, tapi
yang terjadi nanti adalah, psikologi kita tidak siap menerima kenyataan ketika mengalami drop.
Artinya, dengan persentase kemenangan yang tinggi seperti itu, uang juga bisa amblas dalam waktu
cepat atau lebih parah lagi, akun terkena Margin Call sehingga harus mengulang dari awal lagi.
Untuk mempermudah pemahaman Anda, berikut ini infografi menarik yang menghimpun berbagai

pelajaran di atas: Tentu kita tidak mau trading


mulai dari awal terus bukan!? Jadi, terapkanlah contoh Money Management yang baik sebelum
bertrading forex. Atau, jika hitung-hitungan Money Management dianggap rumit, Anda bisa
mengambil jalan pintas dengan membatasi hanya membuka lot 0.01 saja setiap kali trading intraday
dan tidak membuka lebih dari lima posisi trading dalam waktu bersamaan.
5 Aturan Money Management Paling Simpel Dan Populer A Muttaqiena Artikel Forex 21 Okt 2016
17126 Dibaca Normal 4 menit + - Seluk beluk aturan Money Management bisa amat rumit. Berikut
adalah 5 aturan Money Management paling simpel dan populer dikalangan trader untuk membantu
Anda. iklan iklan Money Management adalah salah satu aspek terpenting dalam trading forex, tetapi
seringkali diabaikan. Tak sedikit pula trader yang salah paham tentang aturan Money Management.
Yang jadi kambing hitam saat terjadi kegagalan trading biasanya adalah strategi, dan trader pun
umumnya lebih rajin mencari sistem trading "holy grail" ketimbang MM yang ampuh. Namun, hal ini
bisa dipahami karena memang seluk beluk aturan Money Management bisa amat rumit. Untuk
membantu Anda menata MM, berikut 5 aturan Money Management paling simpel dan populer di
kalangan trader:

1. 1% Rule

Aturan Money Management dengan 1% Rule menyatakan bahwa Anda sebaiknya tidak
mempertaruhkan lebih dari 1% ekuitas dalam satu posisi trading. Umpamanya, apabila Anda
bertrading dengan modal $1000, maka berdasarkan 1% Rule, janganlah mengalokasikan lebih dari
$10 per trading. Sepintas terdengar simpel, tetapi penerapannya bisa cukup memusingkan.
Umpamanya bila dengan modal tadi Anda bertrading dengan ukuran lot mini 0.1, berarti stop loss
harus ditempatkan sekitar 10 pip dari posisi entry. Sempit sekali, bukan? Dan stop loss sesempit ini
bisa dianggap sama saja dengan mengundang loss. Namun, jika Anda menggunakan lot mikro 0.01,
maka stop loss bisa ditempatkan sekitar 100 pip dari posisi entry. Dari contoh itu dapat dipahami
bahwa aturan Money Management bukan cuma berkaitan dengan berapa modal yang akan dipakai,
tetapi juga berapa besar lot dan dimana stop loss akan ditempatkan setiap kali buka posisi. Ada
beberapa variasi dari 1% Rule. Trader bermodal lebih besar bisa saja menerapkan aturan 1% atas
keseluruhan modal. Artinya, tak peduli berapa posisi trading yang dibukanya, total dana yang
dipertaruhkan tak melebihi 1% dari modal. Ada juga yang merubah persentase aturan ini dengan
2%, 5%, dan lain-lain, tergantung dengan kekuatan dana yang dimiliki dan seberapa besar risiko yang
berani ditanggung.

2. Risk/Reward Ratio

Konsep MM yang umumnya dianggap paling ideal adalah menggunakan rasio risk/reward,
khususnya 1:2. Aturan Money Management ini berarti bila Anda berani menanggung risiko sebesar
$10, maka idealnya bisa menghasilkan $20 jika profit. Dengan rasio risk/reward 1:2, maka untuk
setiap kali profit bisa mengcover satu loss sebelumnya sekaligus menangguk untung. Dengan ini, loss
bisa di-cover sedikit demi sedikit dan keuntungan bisa dihimpun, asalkan Win Rate dari sistem
trading yang sudah dibuat itu minimal 60%.

3. Menggunakan Leverage Besar

Aturan Money Management yang satu ini menguntungkan bagi trader bermodal recehan, tetapi
sebenarnya cukup kontroversial. Pada umumnya, trader bermodal besar cenderung menggunakan
leverage rendah di angka puluhan saja. Namun, trader kecil dengan modal di bawah $10,000
biasanya menggunakan leverage 1:100 atau lebih agar bisa mendapatkan profit. Untuk memenuhi
kebutuhan ini, banyak broker telah menyajikan pilihan leverage bahkan hingga 1:1000. Keuntungan
bagi trader yang menggunakan leverage ini jelas. Semakin besar leverage-nya, maka makin besar lah
kekuatan margin/equity dalam akun untuk menahan posisi floating, sehingga tidak mudah terkena
Margin Call juga. Tapi di sisi lain, leverage yang kelewat besar mengaburkan trader dari risiko pasar
yang sesungguhnya. Profit yang nampaknya besar ternyata lebih kecil, sedangkan loss kecil-kecilan
lama-lama menggunung tanpa disadari.

4. Trading Pair Dengan Spread Rendah

Banyak trader memilih pair currency untuk ditradingkan secara asal-asalan, tanpa menyadari bahwa
keputusan seperti itu bisa berdampak besar bagi Money Management yang dijalankan. Contohnya,
bertrading pada pair eksotik bisa menimbulkan biaya spread antara 50 pips atau lebih. Bayangkan
betapa sulitnya menggapai target profit dengan spread selebar itu. Solusi yang dipilih oleh banyak
trader adalah dengan memilih bertrading pada pair-pair paling likuid saja, seperti pair-pair mayor, di
mana spread hanya dalam hitungan satu digit atau malah di bawah 1 pip.

5. Menetapkan Target Realistis

Ini boleh jadi merupakan aturan Money Management paling simpel, tapi paling sering diabaikan
trader. Karena bermimpi kaya mendadak, maka trader menargetkan return 100% dalam sebulan.
Memang ada trader tertentu yang kabarnya bisa meraup profit gila-gilaan seperti itu, tetapi boleh
jadi mereka lebih berpengalaman dan bertrading dengan modal lebih besar. Keserakahan seringkali
menjadi biang kerok kerugian trader, maka berhati-hatilah untuk tidak terhanyut godaan setan yang
satu ini. Tetapkanlah target yang realistis, baik itu dalam trading harian, mingguan, maupun
bulanan. Secara keseluruhan, berikut adalah 5 aturan Money Management yang tersirat dalam
infografi menarik agar lebih mudah Anda pahami:
Risk/Reward Ratio Adalah Holy Grail Dalam Trading Forex

Martin Artikel Forex 04 Agu 2012 31150 Dibaca Normal 5 menit + - Trader yang menerapkan
perhitungan risk/reward ratio pada setiap posisi tradingnya dan dilakukan dengan disiplin akan
mendapatkan profit yang konsisten. iklan iklan Trader yang menerapkan perhitungan risk/reward
ratio pada setiap posisi tradingnya dan dilakukan dengan disiplin akan mendapatkan profit yang
konsisten. Kita bisa bebas memilih strategi apa saja untuk diterapkan dalam trading; tetapi dengan
setting risk dan reward yang memadai, sangat mungkin diperoleh profit yang konsisten walaupun
setup strategi trading kita belum benar-benar matang. Penerapan risk/reward ratio memberi trader
kesempatan yang sama untuk memperoleh profit yang konsisten, oleh karena itu bisa dikatakan
bahwa metode risk/reward adalah 'holy grail' dalam trading, dan hal yang paling utama disamping
faktor disiplin dan pengendalian emosi.

Menetapkan Level Risk Dan Reward

Hal pertama yang seharusnya dilakukan trader dalam setup strategi tradingnya adalah menghitung
resiko yang berani untuk ditanggung agar hasil tradingnya realistis. Ketika menghitung risk dan
reward, trader sering melakukan kesalahan dengan menentukan reward terlebih dahulu atau setting
level stop loss yang terlalu dekat jaraknya dengan level entry, sehingga menyebabkan strateginya
tidak berjalan dengan baik. Berpatokan pada probabilitas harga pasar dalam menentukan risk dan
reward, yang perlu ditentukan terlebih dahulu adalah resikonya, baru kemudian reward yang
dihitung sebagai kelipatan dari resiko. Dengan menentukan resiko terlebih dahulu, kita akan lebih
peduli pada resikonya daripada reward yang akan diperoleh. Risk Management yang efektif akan
menghasilkan profit yang konsisten dalam trading. Level reward biasanya ditentukan 1, 2 atau 3 kali
dari resikonya, demikian pula jika kita gunakan metode trailing stop dengan menggeser level stop
lossnya, hendaknya juga pada 1, 2 atau 3 kali dari level resiko yang telah kita tentukan.

Beberapa Contoh Penerapan Level Risk Dan Reward

Contoh berikut adalah EUR/USD pada 1-hour chart. Tampak bentukan pin bar yang valid dan
dikonfirmasikan oleh resistance daily dan momentum bearish yang memberi sinyal yang kuat untuk
posisi sell. Kita berikan tanda garis horisontal pada level tertinggi pin bar sebagai level stop loss, dan
level stop loss kita adalah 1.3656, satu pip di atas level tertinggi pin bar. Entry kita pada level
terendah pin bar saat tertembus (break), yaitu pada 1.3611, satu pip di bawah level terendah pin
bar. Total risk = 1.3656 - 1.3611 = 45 pip. Jika kita main dengan minilot, atau 1 pip = 1$, maka resiko
kita adalah 45$, bukan 45 pip. Karena kita bisa saja mempunyai berbagai posisi dengan lot yang
berbeda-beda, maka hendaknya dibiasakan untuk menghitung risk dan reward dalam satuan dolar,
bukan pip; meski tetap memberikan tanda risk dan reward pada chart dengan satuan pip.
Seperti terlihat pada gambar berikut, level-level reward-nya kita tentukan pada 1, 2 atau 3 kali dari
resikonya, yaitu pada 45 pip, 90 pip atau 135 pip. Karena kita trading dengan 1-hour chart, dengan
sinyal price action yang terjadi, stop loss 45 pip terasa lebih ketat dibandingkan jika kita trading
dengan daily chart.

Contoh berikutnya nampak pada daily chart XAG/USD (silver) di bawah ini. Bersamaan dengan
momentum bullish terbentuk fakey pin bar yang memberi sinyal buy. Resiko kita tetapkan sedikit di
bawah level pin bar sebesar 1.13 dari selisih harga atau 113 pip. Reward level masing-masing pada
1R (1 X Risk level), atau 2R (2 X Risk level) atau 3R (3 X Risk level). Jika kita trading dalam mini lot, 1
pip = 1$, sehingga total resiko = $113, sedang reward masing-masing pada $113 (1R), $226 (2R) dan
$339 (3R). Seperti terlihat pada chart dibawah, ketika telah tercapai reward 3R, pin bar selanjutnya
terbentuk yang memberi sinyal sell.

Trailing Stop

Untuk memperoleh profit yang optimal, kita terapkan metode trailing stop pada tiap-tiap level
reward yang telah kita tetapkan. Dalam hal ini, kita tidak perlu menetapkan level exit pada level
reward-nya, tetapi men-set level stop loss pada tiap level rewardnya jika level ini telah terlampaui,
sehingga akan tetap memperoleh profit jika arah pergerakan harga masih sesuai dengan asumsi
yang kita telah prediksikan. Dengan metode ini kita harus memonitor pergerakan harga agar setting
trailing stop bisa diterapkan. Cara ini tepat diterapkan pada kondisi pasar yang trending dengan
kuat. Sebagai illustrasi, perhatikan chart daily AUD/USD berikut ini :

Dengan menerapkan metode trailing stop, kita bisa setting stop loss pada level break-even yaitu
sebesar $108 setelah pergerakan harga melampaui level 1R. Harga terus naik dan ketika telah
melampaui level 2R, level stop loss digeser ke level 2R atau sebesar $216, dan seterusnya bila harga
telah melampaui level 3R, stop loss digeser ke level 3R atau $324. Dengan demikian profit yang kita
peroleh akan maksimal sesuai pergerakan trend, dan jika harga telah melampaui level 3R, kita masih
dimungkinkan untuk memperoleh profit 4R atau bahkan 5R.

Metode Risk/Reward Menghasilkan Profit Yang Konsisten

Idealnya, kita setting Risk/Reward ratio pada 1:1 atau biasanya dengan 1:2 pada setiap posisi yang
kita buka, dengan demikian rata-rata perbandingan loss/profit adalah 1:2. Oleh karena itu,
Risk/Reward dikatakan sebagai "holy grail" dalam trading. Jika metode ini benar-benar diterapkan,
akan menghasilkan profit yang konsisten pada trading kita. Semisal dalam skenario keseluruhan
trading, kita loss sebesar 65% dan hanya profit 35%, dengan Risk/Reward ratio sebesar 1:2 dan
jumlah trade sebanyak 100, maka kita rugi 65 kali dan profit 35 kali. Katakan kerugian per trade
adalah $100, maka total kerugian kita = 65 X $100 = $6500. Karena reward kita 2 kali risk atau $200
sehingga total profit = 35 X $200 = $7000, dan secara keseluruhan kita masih profit $500.

Kesalahan yang dilakukan oleh trader pada umumnya tidak disiplin dalam eksekusi trading sesuai
dengan risk dan reward yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya. Jika kita benar-benar
menerapkan metode risk/reward ratio dengan disiplin pada setiap posisi yang kita buka, dan disertai
dengan strategi trading yang memadai, maka penerapan risk/reward ratio ini adalah benar-benar
faktor "holy grail" dalam trading.
Berapa Banyak Modal Trading Forex Anda?

Intan Poetri Artikel Forex 04 Okt 2011 17912 Dibaca Normal 6 menit + - Jumlah modal trading forex
sangatlah beragam, mulai dari yang tanpa modal sama sekali hingga di atas USD10,000. Sebenarnya,
berapa banyakkah modal terbaik untuk trading? iklan iklan Banyaknya modal trading forex yang
diinvestasikan pada dasarnya sangat bervariasi antara satu trader dengan trader lain. Ada trader
yang menginvestasikan modal di bawah USD100, tapi ada juga yang menginvestasikan modal hingga
di atas USD10,000. Uniknya lagi, ada yang tidak mengeluarkan modal trading forex sama sekali. Lalu,
sebenarnya berapa modal trading forex yang sebaiknya Anda alokasikan? Jawabannya sangat
beragam. Jumlah modal trading forex sangat tergantung dari kemampuan trader yang
bersangkutan. Namun dari prinsip tersebut, ada satu pakem yang sebaiknya dipahami, terutama
untuk trader pemula: investasikanlah hanya "sebesar yang Anda relakan untuk hilang". Dengan kata
lain, investasikan uang yang benar-benar "menganggur". Menentukan besar modal trading forex
adalah hal yang perlu dipikirkan baik-baik. Jika Anda mengalami Margin Call, jangan sampai kerugian
yang dialami membuat Anda begitu stres karena jumlahnya di luar batas toleransi. Biasanya, batas
toleransi itu paling ideal jika bisa disesuaikan sendiri dengan kondisi dan kemampuan Anda. Namun
apabila Anda masih bingung harus mulai dari mana untuk menentukan batas toleransi tersebut,
maka kategori modal trading forex di bawah ini bisa menjadi bahan pertimbangan Anda:

Modal Trading Forex 0 (Nol Alias Gratis)

Di zaman sekarang, masih adakah layanan bermanfaat yang gratis? Di dunia trading forex, ada.
Caranya adalah dengan memanfaatkan modal gratis yang ditawarkan oleh beberapa broker forex.
Cara yang lain adalah dengan mengikuti kontes akun demo yang berhadiah modal trading. Kalau
Anda memenangkan kontes trading kemudian bisa mengembangkan modal dari hadiah tersebut,
bukankah artinya sama saja dengan memulai trading forex dengan modal gratis? Jika menggunakan
modal trading forex sebesar nol rupiah, profit yang dihasilkan tentu saja tidak langsung besar,
karena jumlah hadiah atau bonus yang diberikan broker, idealnya tentu tidak terlalu besar. Namun
pengalaman belajar yang didapatkan dari trading forex dengan modal gratis bisa dimanfaatkan
secara optimal untuk berlatih atau menguji strategi trading secara cuma-cuma. Yang terpenting
adalah belajar teknik trading dulu, setelah lumayan mantap, baru kemudian lakukan deposit dengan
modal Anda sendiri.

Modal Trading Forex USD100- USD250

Dengan modal sebesar USD100-USD250, Anda sudah bisa trading dengan akun-akun tertentu di
broker forex. Yang penting, sesuaikan lot transaksi Anda agar modal tidak cepat habis. Biasanya
dianjurkan untuk menggunakan sekitar 0.01 lot untuk menjaga kekuatan margin Anda. Perlu diingat
juga untuk tidak terlalu banyak membuka posisi, karena hal ini akan menambah tekanan psikologis
dalam trading. Strategi yang banyak dipilih oleh trader dengan jumlah investasi sebesar USD100-
USD250 biasanya adalah Scalping. Bagi trader yang punya kesabaran ekstra, bisa juga menggunakan
strategi Day Trading, asalkan tetap memperhatikan kekuatan margin setelah membuka posisi.

Modal USD1,000-USD5,000

Dengan modal sebesar USD1,000-USD5,000; Anda bisa lebih bebas memilih strategi trading yang
akan Anda gunakan. Umumnya, trader dengan besaran investasi ini lebih percaya diri untuk menjadi
Swing Trader. Mengenai pilihan akun yang digunakan, Anda bisa memulai trading dengan akun
Standard. Melalui jenis akun ini, Anda dapat bertransaksi dengan ukuran USD100,000 per lot. Selain
itu, akun ini merupakan jenis yang bisa ditemui di semua broker forex. Bagi trader yang memilih
sistem trading otomatis, modal trading forex sebesar USD1,000-5000 juga membuat Anda akan lebih
bebas untuk menggunakan Expert Advisor atau EA. Robot Trading Forex (Expert Advisor) adalah
Software atau script algoritma yang dapat ditambahkan dalam platform trading forex, dengan tujuan
agar aplikasi tersebut bisa berjalan secara otomatis atau melakukan transaksi buy dan sell tanpa
instruksi manual trader. (Baca Juga: Robot Trading Yang Telah Diuji Coba)

Modal di Atas USD5,000

Dengan modal sebesar ini, Anda akan "dimanjakan" oleh broker. Bahkan, ada berbagai fasilitas
tambahan yang disediakan oleh broker untuk trader dengan jumlah iinvestasi di atas USD5,000.
Misalnya, Anda bisa meminta tambahan sinyal trading premium atau bahkan bonus Loyalty dalam
tingkatan yang paling tinggi. Namun, perlu diingat juga bahwa modal yang terlalu besar seringkali
membuat trader pemula mudah mengabaikan manajemen risiko, karena merasa santai memiliki
kesempatan buka tutup posisi lebih banyak. Di beberapa kasus, ada pula trader pemula yang justru
merasa takut untuk membuat keputusan, sehingga banyak melewatkan peluang trading yang
seharusnya bisa dioptimalkan. Jika broker forex pilihan Anda menyediakan akun VIP atau Premium,
maka besaran modal ini sangat cocok untuk melengkapi aktivitas trading Anda. Sementara itu, tidak
ada batasan strategi yang bisa Anda gunakan jika menggunakan modal di atas USD5,000. Anda bisa
lebih leluasa dalam mengaplikasikan strategi apapun, mulai dari Scalping, Day Trading, Auto Trading,
hingga Position Trading.

Ada Yang Lebih Penting Dari Modal Trading Forex

Manajemen risiko dan pengendalian emosi trading juga memegang peranan penting dalam forex.
Tidak peduli sebesar atau sekecil apapun modal trading forex yang Anda miliki, lakukanlah trading
dengan pertimbangan rasional dan manajemen yang terencana. (Baca juga: Manajemen Risiko
Dalam Trading Forex) Jika trading dengan modal gratis, Anda mungkin cenderung mudah
menyepelekan risiko karena berpikiran: "tidak apa-apa rugi besar, toh yang hilang bukan uang
sendiri". Perasaan menyepelekan modal ini tentu akan berbeda jika Anda trading dengan jumlah
yang sangat besar, misalnya sebesar 10 kali gaji per bulan. Anda pastinya akan cenderung lebih hati-
hati dalam melakukan Open Position. Perbedaan psikologi tersebut seharusnya tidak dialami oleh
seorang trader. Mereka yang telah berpengalaman bisa menyikapi potensi untung dan rugi dengan
cara yang sama, berapapun modal mereka. Kuncinya adalah penggunaan manajemen risiko yang
jelas. Mereka juga tidak mengukur keberhasilan dari berapa banyak uang ($) yang dihasilkan, tapi
sudah berapa pips profit yang didapatkan. Salah satu aturan manajemen risiko yang banyak
diterapkan para trader berpengalaman adalah Rasio Risk/Reward. Standar ideal untuk Risk/Reward
pada trading forex adalah lebih dari 1:1, untuk memastikan profitabilitas trading dalam jangka

panjang.

Jika Anda seorang pemula, sebaiknya jangan langsung menaruh modal yang sangat besar. Lakukan
uji coba dulu pada broker yang Anda pilih, lalu lihat bagaimana suasana tradingnya. Untuk
mendapatkan rekomendasi broker terbaik, cek juga halaman review broker yang telah dihimpun
oleh tim SeputarForex.
Memperjelas Aturan Money Management (MM) 5 Persen

Sfteam Artikel Forex 27 Jul 2012 10501 Dibaca Normal 3 menit + - Satu hal paling terkenal dalam
aturan Money Management (MM) dalam trading forex adalah rule MM 5 persen. Apa artinya dan
bagaimana cara menerapkannya? iklan iklan Salah satu hal paling terkenal dalam aturan Money
Management (MM) dalam trading forex adalah rule MM 5 persen. Artinya, jangan pernah
meresikokan lebih dari 5 persen dana dalam rekening trading pada satu waktu. Alasan di balik
peraturan ini adalah ketika Anda mengalami kerugian, dana bisa langsung hangus jika sebelumnya
sudah trading dengan mempertaruhkan terlalu banyak dana. Bagaimana cara menerapkannya
dalam trading forex?

Makna Sesungguhnya Aturan MM 5 Persen

Ketika mendengar aturan MM 5 persen, seringkali trader menerjemahkan bahwa dia tidak boleh
menggunakan lebih dari 5 persen modal untuk setiap kali trade. Ini adalah pemahaman yang salah.
Oleh karena itu, artikel ini akan membahas apa yang perlu difokuskan seorang trader sehubungan
dengan Money Management dan penggunaan 5 persen dari modal. Sebenarnya yang dimaksud
aturan MM 5 persen adalah jumlah total dari akun saldo atau balance yang dapat diresikokan trader
pada satu waktu, bukan dalam setiap trading. Jadi, tak peduli Anda memiliki dua posisi trading
terbuka atau lima, sepuluh, bahkan dua puluh trading yang masih berjalan, jumlah maksimum yang
dapat diresikokan dalam kerugian tetaplah sebesar 5 persen. Sebab, angka tersebut sudah
ditetapkan sebagai batas resiko yang dapat ditanggung trader. Lalu, timbul pertanyaan seperti ini:
"Jika transaksi telah merugi 5 persen, apa yang harus saya lakukan?" Jawabnya mudah. Anda dapat
mengendalikan trading Anda dengan melakukan cut loss manual atau memasang Stop Loss sejak
awal.

Pentingnya Aturan MM 5 Persen

Untuk trader pemula, saat pertama kali mendengar aturan MM 5 Persen seperti ini, boleh jadi
bertanya-tanya, "Kalau harus cut loss atau pasang Stop Loss, berarti pasti rugi dong? Padahal kalau
trade-nya dibiarkan floating, nanti bisa balik profit." Memang ada kemungkinan berbalik profit,
tetapi berapa lama Anda akan menunggu hingga posisi trading yang salah itu berubah positif?
Padahal, ada kemungkinan lainnya juga di mana dana dalam akun trading Anda tidak cukup
memadai, sehingga kemudian terkena Margin Call. Apalagi, dana yang menggantung di posisi
floating negatif tadi bisa jadi lebih menghasilkan ketika digunakan untuk membuka posisi trading
lain. Bila tidak ada aturan seperti ini, bisa jadi Anda akan melihat resiko per transaksi yang lebih
besar dari 5%. Dalam kasus lain, bisa juga akun Anda ter-floating hingga 25% atau 50%. Hal ini tentu
sangat merugikan, mengingat transaksi berisiko besar tersebut berpeluang untuk menghanguskan
modal Anda. Pada awalnya mungkin terdengar kompleks. Namun, penerapan aturan MM 5 persen
ini akan jauh lebih mudah ketika Anda sudah terbiasa menaati peraturan Money Management Anda
sendiri.

Alternatif Aturan Money Management Lainnya

Tidak ada satu pun trader yang mau mengalami loss, apalagi sampai kehilangan seluruh modalnya
dalam bertrading. Dalam hal ini, aturan Money Management memiliki peran yang cukup besar
karena dapat membatasi kerugian yang dapat timbul sewaktu-waktu. Asalkan seorang trader dapat
mengendalikan seluruh transaksinya sesuai aturan yang telah direncanakannya sendiri, maka ia akan
bisa bertahan di tengah derasnya gelombang pergerakan market. Apabila tak suka menggunakan
aturan MM 5 persen, maka masih banyak variasi aturan Money Management lainnya, seperti Rasio
Risk/Reward, 1% Rule, dan lain sebagainya. Apapun aturan yang diterapkan, poin pentingnya adalah
trader harus menguasai Money Management. Bagi Anda yang menginginkan hasil trading konsisten,
penguasaan Money Management lebih berarti dibandingkan dengan strategi apapun yang ada di
dunia ini. Untuk mempermudah pengaplikasikan aturan Money Management Anda, Seputarforex
telah menyajikan Kalkulator Money Management. Bisa digunakan gratis oleh trader pengguna
aturan MM apa saja.

3 Teknik Kurangi Risiko Trading Dengan Money Management

Rio Renata Artikel Forex 14 Nov 2016 8510 Dibaca Normal 4 menit + - Apa yang membedakan
peluang trading trader pemula dengan trader profesional? Menurut Boris Scholssberg, jawabannya
adalah Money Management. iklan iklan Hadapkan dua trader pemula dengan posisi trading saling
berlawanan lalu lengkapi mereka dengan sinyal trading berprobabilitas tinggi. Kemungkinan besar
keduanya akan mengalami kerugian. Berikutnya, tandingkan dua trader profesional dengan posisi
trading berlawanan pula, alhasil keduanya berpeluang tinggi menghasilkan profit meskipun
mengambil arah posisi berbeda. Bagaimana bisa, apa yang membedakan peluang trading trader
pemula dengan trader profesional? Menurut Boris Schlossberg, jawabannya adalah money
management (MM). Dia mengatakan bahwa berkarir dalam forex membutuhkan manajemen risiko
trading agar satu keputusan trading tidak meluluhlantakkan seluruh keuntungan yang telah
diperoleh sebelumnya. Bayangkan bila Anda telah berhasil mengumpulkan sekian poin profit dalam
satu tahun, tetapi karena keserakahan atau kecerobohan akhirnya tumpukan profit tersebut lenyap
hanya karena satu posisi rugi besar. Runyamnya lagi, menurut pentolan BK management tersebut,
sebenarnya kebanyakan trader amatir sudah mengetahui atau setidaknya pernah mendengar
tentang MM, hanya saja seringkali dikesampingkan. Alasannya sederhana; money management
membutuhkan kedisiplinan tinggi, layaknya diet ketat dan olahraga rutin. Money management
menuntut trader untuk selalu mengikuti peraturan seperti seberapa besar lot maksimal dan
seberapa besar tanggungan kerugian sebagai resiko trading setiap kali membuka posisi.

Bagaimana Cara Disiplin Money Management?

Money management memiliki manfaat utama untuk menghindarkan Anda dari satu posisi dengan
kerugian terlalu besar. Andaikan saja seperti fungsi rem pada kendaraan bermotor. Langkah
pertama untuk disiplin money management adalah melalui teknik meletakkan Stop Loss. Day-trader
dan trend-follower Larry Hite dalam buku "Market Wizards" (1989) menyebutkan, "jangan pernah
pasang posisi dengan risiko lebih dari 1% total ekuitas. Dengan hanya mempertaruhkan 1%, saya
tenang-tenang saja dalam mengambil setiap posisi." Risiko trading hanya sebesar 1% per posisi
memungkinkan trader untuk "salah" posisi 20 kali secara beruntun, tetapi masih menyisakan ekuitas
80% dalam akunnya. Berikutnya, gunakan rasio risk:reward 2R untuk mengurangi risiko trading per
pembukaan posisi. Tujuannya, meskipun Win Rate di bawah 60%, trader masih bisa mengantongi
keuntungan.
Contoh kasus:

Dengan 2R, katakanlah setiap posisi hanya memiliki peluang 40% untuk profit. Misal trader
memasang posisi secara konsisten selama 10 kali trading dengan SL 20 poin dan TP 40 poin (2R,
Reward atau TP 2x lebih besar dari resiko/SL).

Perhitungannya:

Total TP = 0.4*400 = 160

Total SL = 0.6*200 = 120

Profit: Total TP - Total SL = 40 poin Anggap saja spread tiap posisi adalah 0.5, maka dari 10x trading
keuntungan total Anda adalah 35 pip (termasuk biaya spread).

Rasio 2R bukanlah patokan final, rasio tersebut masih bisa diubah-ubah bergantung dari frekuensi
pembukaan posisi dan win rate dari sistim trading. Intinya usahakan agar keuntungan selalu lebih
besar dari potensi risiko trading (kerugian).

3 Macam Teknik Peletakan Stop Loss Berdasarkan Money Management

Setelah mengetahui seberapa pentingnya money management dalam melanggengkan karir trading,
selanjutnya Anda dapat belajar mengenai 3 macam teknik meletakkan SL untuk mengurangi risiko
trading.

1. Equity Stop:

Dengan teknik ini Anda hanya perlu memperhitungkan seberapa banyak ekuitas (deposit akun) akan
diperhitungkan sebagai batas resiko trading setiap membuka posisi. Umumnya trader akan
membatasi resiko trading 1%-3% dari total ekuitas. Misalnya jika trader memiliki ekuitas USD 1,000
maka stop loss akan diletakkan sebanyak 10-30 pip pada akun mini-lot (di mana 1 pip-nya bernilai
USD 1).

2. Chart Stop:
Teknik chart stop memperhitungkan peletakan stop menurut sinyal dari indikator teknikal. Misalnya
pada gambar berikut:

Pada gambar di atas stop loss diletakkan di bawah harga Low candlestick pola morning star untuk
mengantisipasi sinyal buy. Teknik chart stop juga dapat dikombinasikan dengan equity stop.
Misalnya equity stop Anda bernilai USD 30 dan chart stop anda sebesar 20 pip, ubah lot menjadi 1.5
lot pada akun mini-lot sehingga 1 pipnya bernilai 1.5 pip.

3. Margin stop:

Teknik margin stop hanya direkomendasikan bagi trader dengan pengalaman trading tinggi dan
modal besar. Pada dasarnya, trader akan memecah modal hingga 1/10 dari jumlah awal, lalu
pecahan tersebut akan ditradingkan ke broker dengan margin stop sebagai stop loss. Misalnya
modal awal adalah USD 10,000, maka trader akan mentradingkan 10% atau USD 1,000 ke broker,
sedangkan sisanya disimpan di bank. Umumnya broker mampu memberikan leverage sampai 1:100,
maka Anda bisa mentradingkan USD 1,000 tadi dengan ketahanan modal hingga 100 pip jika
membatasi lot hanya 0.5/posisi. Jika Anda menggunakan lot penuh maka 1 poin pergerakan
melawan posisi akan langsung memicu margin stop/margin call (karena broker membutuhkan min.
USD 1,000 sebagai margin), sedangkan jika lot sebesar 0.5 broker hanya akan membutuhkan margin
sebesar USD 500, sehingga sisanya atau USD 500 mewakili batas margin stop sebesar 100 pip (di
mana setiap pip bernilai USD 5 dengan lot 0.5) Oleh karena itulah, teknik margin stop hanya
disarankan untuk trader bermodal besar. Kelebihannya, dengan teknik margin stop trader tidak
perlu lagi memasang SL manual. Dengan contoh di atas, trader dapat melakukan swing trading tanpa
SL manual dengan batas floating minus sampai 100 pip.
Mengembangkan Account Dengan Balance Kecil

Martin Artikel Forex 24 Apr 2013 18855 Dibaca Normal 4 menit + - Trader pemula yang baru terjun
di dunia forex umumnya akan memulai dengan balance akun kecil. Meski tidak mudah, tapi trader
dapat berkembang jika mau disiplin. iklan iklan Trader yang baru terjun ke account riil biasanya
mencoba terlebih dahulu dengan balance yang relatif kecil, dengan harapan jika kelak hasil
tradingnya memuaskan baru akan diperbesar. Mereka juga ingin accountnya dapat secepat mungkin
berkembang dengan kerugian yang sekecil mungkin. Walaupun tidak mudah, tetapi hal itu bisa bisa
saja terjadi selama mereka bersedia untuk disiplin dan mempunyai cara pikir yang benar sesuai
dengan strategi trading yang telah direncanakan. Jika Anda kebetulan mengalami hal yang sama,
maka Anda harus melihat bahwa ukuran sukses dalam trading bergantung pada kemungkinan profit
dari jumlah balance di account Anda sekarang. Jika misalnya balance account Anda sekarang $1,000
dan Anda secara konsisten bisa memperoleh profit $100 per bulan, maka bisa dianggap Anda telah
cukup sukses dalam trading. Sukses dalam trading tidak ditentukan oleh besar atau kecilnya balance
dalam account Anda, melainkan keyakinan Anda untuk bisa sukses dan apa yang harus Anda lakukan
untuk bisa menghasilkan profit yang konsisten.

Cara pikir yang perlu Anda terapkan ketika trading adalah:

Fokus pada kondisi pasar dan strategi trading Anda, bukan pada besarnya profit yang bakal Anda
peroleh.

Perlakukan balance account Anda yang relatif kecil tersebut seperti Anda mengelola account besar.

Buatlah jurnal trading dengan konsisten.

Untuk pelajaran lebih lanjut mengenai masing-masing cara pikir di atas, berikut kami uraikan
penjelasannya:

Fokus Pada Kondisi Pasar Dan Strategi Trading

Masalah yang sering dialami oleh kebanyakan trader dengan account relatif kecil adalah keharusan
untuk bisa mencetak profit secepatnya karena berbagai alasan. Mungkin mereka menggunakan
sebagian dana yang seharusnya untuk keperluan sehari-hari, atau mungkin mereka coba-coba
dengan dana kecil tetapi harus bisa profit duluan agar secepatnya bisa menambah dana. Dalam hal
ini, mereka menaruh harapan yang terlalu besar pada profit yang akan didapat dan tidak rela bila
accountnya yang relatif kecil tersebut berkurang apalagi ludes, walaupun mereka paham akan risiko
yang bakal dialami. Biasanya, makin kecil balance account, trader akan makin takut kehilangan.
Dengan fokus pada profit yang bakal Anda peroleh, maka Anda akan kurang memperhatikan strategi
trading yang telah Anda terapkan dalam account demo sebelumnya, hingga kemungkinan besar
Anda tidak bisa menerapkan rencana trading dengan maksimal. Yang perlu Anda lakukan adalah
fokus pada strategi money management sesuai dengan rencana dan strategi trading yang efektif.
Profit atau loss adalah output dari penerapan strategi Anda. Jika Anda telah bisa berhasil pada
account demo, seharusnya Anda tidak khawatir ketika trading pada account riil terlepas dari besar
atau kecilnya account Anda.

Memperlakukan Balance Account Kecil Seperti Balance Besar

Jika Anda punya account trading jutaan Dolar, dengan profit sekali atau 2 kali sebulan mungkin
hasilnya cukup memadai. Namun bukan itu masalahnya. Ketika balance account trading Anda kecil,
secara emosi Anda merasa harus sering masuk pasar untuk memperoleh profit sebanyak-banyaknya
dan mengharapkan pertambahan balance account Anda secepat mungkin. Untuk menghindari cara
trading yang emosional seperti ini, Anda harus bisa memperlakukan balance account kecil Anda
seolah-olah Anda sedang trading dengan balance yang besar. Dalam kenyataannya, seorang trader
mesti bisa mengelola account kecil terlebih dahulu sebelum trading dengan account yang relatif
besar, karena strategi trading dan money management yang digunakan pada dasarnya sama. Jika
Anda masih pemula dan belum memiliki pengaturan money management tersendiri, maka bisa
belajar di E-book berikut ini: (Download gratis E-book Risk Control and Money Management)

Membuat Jurnal Trading Yang Konsisten

Jika account trading Anda relatif kecil, fokus Anda yang utama adalah hasil konsisten, dan itu bisa
Anda pantau lewat jurnal trading yang dibuat dengan konsisten. Tanpa jurnal, Anda tidak
mempunyai track record trading yang telah Anda lakukan sehingga tidak mengetahui kekeliruan
Anda. Jurnal trading penting Anda buat dengan konsisten agar Anda disiplin, bertanggung jawab dan
percaya diri, baik saat trading dengan account kecil maupun besar. Dari pembahasan-pembahasan
di sepanjang artikel ini, berikut adalah cara mudah memahami bagaimana mengembangkan account

dari balance kecil dengan baik dan aman:

Selain cara pikir yang benar, trading dengan balance account kecil juga memerlukan tips-tips khusus
terkait dasar trading forex itu sendiri, seperti pemilihan broker, leverage, lot, hingga time frame
analisa. Informasi lebih lengkap mengenai hal ini bisa Anda dapatkan di artikel Cara Bermain Forex
Dengan Modal Kecil.

https://www.seputarforex.net/artikel/mengembangkan-account-dengan-balance-kecil-124989-31
Cara Bermain Forex Dengan Modal Kecil

Wiji Purnama 3 Feb 2017 10768

Ketika pertama kali membuka akun trading, berapakah modal yang Anda setorkan? Apakah di
bawah $100 atau di atasnya? Dengan kemudahan deposit minimal yang saat ini telah disesuaikan
dengan kondisi trader dari berbagai kalangan, besar kapital tak lagi menjadi masalah utama saat
Anda hendak membuka akun trading. Namun sekarang pertanyaannya, tidakkah Anda memerlukan
strategi forex khusus untuk memaksimalkan cara bermain forex dengan modal kecil?

Katakanlah broker Anda memperbolehkan deposit minimal $10. Apabila nantinya Anda benar-benar
mulai trading dengan deposit sekecil itu, lantas apakah mungkin untuk mengelolanya dengan
strategi forex secara umum? Jawabannya tentu tidak. Nyatanya, cara bermain forex dengan modal
kecil memerlukan beberapa penyesuaian penting.

Pernahkah Anda mendengar anggapan remeh untuk trader yang menerapkan cara bermain forex
dengan modal kecil? "Deposit cuma $10, harga gerak 1 pip saja pasti sudah bangkrut", begitulah
kata mereka. Hal itu memang tidaklah salah, tapi bukan berarti persepsi tersebut 100% benar.

Cara Bermain Forex Dengan Modal Kecil

Ada beberapa trik sederhana yang bisa disiapkan untuk mengolah cara bermain forex dengan modal
kecil. Dengan demikian, memperoleh keuntungan dari kapital rendah bukan lagi hal yang sama
sekali mustahil. Lantas, apa saja kiat menerapkan cara bermain forex dengan modal kecil itu?

Pilih Broker Yang Sesuai

Agar cara bermain forex dengan modal kecil dapat berjalan lancar, tentunya pertama-tama Anda
perlu mencari broker forex yang menerima deposit rendah. Sebagai contoh, Anda bisa
memprioritaskan broker yang memperkenankan deposit dengan nominal $100 ke bawah.

Namun demikian, definisi modal kecil setiap trader bisa berbeda-beda. Bagi trader berkantong tebal,
modal di atas $100 mungkin tidak seberapa. Jadi dalam menentukan broker paling sesuai untuk cara
bermain forex dengan modal kecil, tentukanlah berapa jumlah kapital yang siap Anda gunakan, lalu
sesuaikan dengan kondisi deposit minimal broker.
Pertimbangkan Leverage Dengan Bijak

Masih ingatkah Anda pelajaran tentang leverage? Sebagai salah satu fitur utama dalam trading forex
online, leverage punya peran penting yang berjasa mempermudah cara bermain forex dengan
modal kecil. Tanpa leverage, mustahil Anda bisa membuka posisi trading dengan deposit hanya $10,
kecuali Anda trading di akun cent (yang masih cukup langka karena jarang disediakan broker).

Faktanya, banyak broker forex bisa menawarkan deposit minimal rendah karena mereka
menyesuaikannya dengan leverage tinggi. Jadi misalkan Anda punya modal $10 dan menggunakan
leverage maksimal 1:1000, maka volume yang bisa ditradingkan berlipat menjadi $10,000. Dengan
kesempatan itu, Anda dapat membuka hingga 10 posisi trading yang masing-masing berukuran 1 lot
micro.

Akan tetapi, ada leverage tinggi bukan berarti Anda disarankan memilih batas maksimum. Aturan
"leverage berbanding lurus dengan risiko" perlu Anda perhatikan baik-baik jika ingin sukses
menggunakan cara bermain forex dengan modal kecil. Biarpun sudah didukung leverage, margin
yang diambil dari modal $10 akan cepat terkuras jika harga bergerak melawan posisi Anda. Secara
tidak langsung, Anda hanya akan membuktikan kebenaran dari anggapan para trader yang
meremehkan cara bermain forex dengan modal kecil.

Untuk itu, memutuskan tingkat leverage harus dilakukan dengan benar-benar bijak. Ukuran volume
trading yang terlalu tinggi karena terungkit leverage hanya akan memberi ilusi dalam cara bermain
forex dengan modal kecil. Anda seakan-akan bisa membuka posisi dengan ukuran-ukuran besar,
padahal ketahanan modalnya sangatlah sedikit. Agar cara bermain forex dengan modal kecil tetap
bersifat aman, pilihlah leverage ideal yang tidak menjerumuskan Anda pada strategi forex berisiko
tinggi.

Sesuaikan Lot Trading

Ukuran (lot) trading adalah aspek paling penting dalam cara bermain forex dengan modal kecil. Tipe
lot micro sering menjadi pilihan utama, karena hanya berukuran 1,000 unit mata uang. Hal ini
tentunya berbeda dengan lot standard yang memuat volume 100,000 unit mata uang. Perlu Anda
ketahui, meminimalisir lot trading tidak hanya memungkinkan cara bermain forex dengan modal
kecil, tapi juga meringankan beban psikologis Anda.

Perkecil Time Frame

Pergerakan harga dibagi dalam beberapa time frame, di mana masing-masing chart mewakili
periode tertentu. Prinsip yang bisa Anda perhatikan di sini adalah, semakin tinggi time frame
trading, semakin lebar pula range pergerakan harga yang Anda amati. Agar bisa mendapatkan range
ideal untuk cara bermain forex dengan modal kecil, gunakanlah time frame rendah seperti chart
menitan atau hourly (1 jam dan 4 jam).

Time Frame

Namun demikian, Anda juga perlu mewaspadai risiko trading di time frame rendah seperti chart 1
menit. Karena menampilkan pergerakan harga yang sangat cepat, akan timbul noise dan fake signal,
sehingga melakukan analisa di time frame seperti itu cukup mustahil. Demi mempertahankan
kualitas analisa pada cara bermain forex dengan modal kecil, ambillah time frame rendah, tapi
jangan memilih opsi yang se-ekstrim chart 1 menit.

Strategi Forex Untuk Cara Bermain Forex Dengan Modal Kecil

Dalam cara bermain forex dengan modal kecil, jenis strategi forex sebenarnya tidak memainkan
banyak peran karena hal ini sangat relatif terhadap kenyamanan masing-masing trader. Namun
demikian, ada baiknya Anda lebih mengedepankan strategi forex jangka pendek, sehingga mudah
untuk menyesuaikan penggunaannya di time frame rendah.

Perketat Rasio Risk Reward

Bersama dengan ukuran trading, penentuan money management (mm) menjadi komponen yang
sangat krusial dalam cara bermain forex dengan modal kecil. Dengan mengatur mm, Anda bisa
menyusun rencana jangka panjang untuk mempertahankan akun dari kerugian besar. Jadi walaupun
mengadopsi cara bermain forex dengan modal kecil, dana trading Anda akan mampu bertahan.

Nah, salah satu tips money management yang dianjurkan dalam cara bermain forex dengan modal
kecil adalah penggunaan rasio risk reward. Di sini, Anda dapat mengatur rasio dengan skala yang
kecil, seperti 1:2 atau bahkan kurang. Alasannya adalah untuk mengantisipasi pergerakan harga
yang tidak menentu. Seringkali, butuh waktu lebih lama bagi harga untuk mencapai take profit
ketimbang target stop loss.

Prinsip Utama Dalam Cara Bermain Forex Dengan Modal Kecil

Jika Anda bisa menerapkan semua pedoman di atas, maka bukan tidak mungkin Anda akan berhasil
mematahkan persepsi umum tentang cara bermain forex dengan modal kecil. Bukan hanya
bertahan dalam waktu lama, Anda bahkan bisa mengumpulkan keuntungan dari cara bermain forex
dengan modal kecil. Kuncinya, miliki cara berpikir yang realistis.

Besar keuntungan trading akan selalu sejajar dengan modal Anda. Mustahil untuk mengharapkan
profit $1,000 dalam seminggu jika modal Anda hanya $10. Dalam skenario trader pemula, bahkan
untuk break even saja memerlukan perjuangan keras.

Prinsip Utama Cara Bermain Forex Dengan Modal Kecil

Prinsip berpikir secara realistis perlu dimiliki ketika Anda menerapkan cara bermain forex dengan
modal kecil. Katakanlah Anda benar-benar menargetkan dapat profit $1,000 dengan modal $10,
maka selanjutnya Anda akan berupaya mencapainya dengan berbagai cara yang sangat berisiko.
Menetapkan take profit secara tidak wajar bisa menjadi contoh strategi forex yang Anda 'halal'-kan.
Padahal, metode seperti itu sangat tidak direkomendasikan dalam cara bemain forex dengan modal
kecil.

Oleh karena itu, jika ingin sukses menerapkan cara bermain forex dengan modal kecil, gunakan cara
pikir yang realistis. Kiat-kiat di atas hanya akan berkerja efektif jika Anda memiliki kesabaran yang
diperlukan dalam mengelola modal trading berukuran kecil.
3 Kesalahan Fatal Saat Mengatur Money Management

Galuh Artikel Forex 10 Nov 2017 6762 Dibaca Normal 7 menit + - Target, pips, dan modal adalah 3
hal yang dapat menyesatkan Anda saat mengatur money management. Bagaimana bisa? Simak
uraian lengkapnya di sini. iklan iklan Sudah menjadi rahasia umum jika money management
merupakan salah satu komponen terpenting dalam trading forex. Tidak mempunyai money
management bahkan bisa dikatakan sebagai dosa terbesar trader. Tanpa pengelolaan dana trading,
strategi sebaik apapun tak akan menjamin kelangsungan trading Anda. Probabilitas keuntungan
tinggi tak menjamin besar keuntungan dan tak bisa meminimalisir risiko. Jika tak percaya, coba
pelajari masalah ini di artikel Untuk Bisa Profit, Tidak Harus Benar. Dalam penggunaannya, money
management bisa diterapkan dengan beragam aturan dan dalam berbagai cara. Setiap trader bebas
memilih metode mana yang terbaik dan paling sesuai dengan gaya, preferensi, juga pengaturan
risikonya. Ada yang cukup mengikuti aturan 1% rule, menggunakan rasio Risk/Reward, hingga
mengaplikasikan teknik Position Sizing. Apapun pilihan Anda, tak ada metode money management
yang lebih baik atau lebih buruk, karena semua bergantung pada kondisi penggunanya. Selain itu,
Anda sebaiknya menghindari 3 kesalahan fatal berikut saat mengatur money management:

1. Mengatur Money Management

Dengan Target Memiliki target ada kalanya bagus, tapi dalam trading forex, terlalu fokus pada target
justru cenderung berbahaya. Beberapa contoh target yang biasa dibuat trader amatir adalah:

Keuntungan sekian persen dalam sebulan.

Berapa banyak profit yang dihasilkan dalam sekian kali trading.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai sekian Dolar.

Meski berbeda-beda, ketiga target di atas sebenarnya didasari hal yang sama: keinginan
menghasilkan uang dalam waktu singkat. Padahal kenyataannya, dalam trading tak ada jawaban
definitif yang bisa menjamin tercapainya target-target tersebut secara konsisten. Mengapa
demikian? Coba lihat chart trading Anda, lalu perhatikan betapa fluktuatifnya pergerakan harga yang
terbentuk. Selain dinamis, harga tak bisa diprediksikan secara pasti.

Para teknikalis boleh saja mengatakan bahwa pola harga akan selalu berulang. Tapi kenyataannya,
harga tidak hanya digerakkan oleh faktor teknikal, tapi juga isu fundamental yang mempengaruhi
sentimen pasar. Karena itu, adalah hal yang mustahil untuk mematok target keuntungan sekian
persen dalam satu bulan dan berharap agar standard tersebut bisa selalu terpenuhi. Sayangnya, hal
tersebut masih saja dilakukan banyak trader. Tuntutan kejar target sebenarnya bermula dari
kesalahan dalam mengatur money management. Sebelum memilih metode yang sesuai, banyak
trader menetapkan target yang diinginkan lebih dulu. Akibatnya, mereka akan menjalankan strategi
dan metodenya untuk mengejar target tersebut, yang pada akhirnya bisa mengarah pada
pelanggaran aturan trading hingga menyebabkan overtrading. Saat mengatur money management,
sebaiknya jangan tetapkan target di awal trading. Gunakan skala pertumbuhan profit yang dihitung
di akhir periode trading sebagai indikator kesuksesan. Sebagai contoh, setelah 6 bulan trading Anda
mampu menghasilkan pertumbuhan 15%, dan di 6 bulan berikutnya, pertumbuhan meningkat jadi
20%. Dengan demikian, Anda tidak dituntut untuk memenuhi target yang ditetapkan di awal, tapi
hanya mengevaluasi performa di akhir periode trading. Jika dirasa kurang baik, maka Anda bisa
memperbaiki kesalahan untuk meningkatkan pertumbuhan profit di periode trading berikutnya.
Cara di atas akan menghindarkan Anda dari gaya trading kejar target, karena dari awal tak ada
standard keuntungan yang ditentukan. Teknik seperti itu juga sesuai dengan prinsip para trader
berpengalaman yang tak memaksakan trading saat kondisi pasar tidak mendukung. Saat tak ada
target yang dikejar, Anda tak akan mencari-cari peluang di pasar yang sebenarnya tidak kondusif.
Penerapan strategi bisa lebih maksimal, jerat overtrading pun dapat dihindari.

2. Menggunakan Satuan Pips

"Sinyal Sell EUR/USD, Dapatkan Peluang Profit 100 Pips!"

"Ikuti Strategi Trading Penghasil 1000 Pips Ini!"

"Trader A Loss 200 Pips Dalam Semalam"

"Trader B Cetak Keuntungan 300 Pips Pasca Berita XXX"

Pernahkah Anda mendengar kalimat-kalimat di atas? Jika ya, maka jangan mudah termakan dengan
banyaknya pips yang disebutkan, karena profit dan loss masih bersifat sangat relatif jika diukur
dalam satuan pips. Hanya karena Anda terbiasa mendengar analis atau trader lain mengutarakan
profit dan loss dalam satuan pips, bukan berarti Anda juga disarankan untuk menggunakannya
ketika mengatur money management. Faktanya, pips hanya merefleksikan besar pergerakan harga,
bukan jumlah keuntungan yang sebenarnya.
Satu pip bagi seorang pengguna lot standard tentu berbeda dengan satu pip trader micro. Trader
yang mengklaim bisa profit 500 pips tanpa menyebut besar keuntungan dalam Dolar tidak benar-
benar bisa diperhitungkan kredibilitasnya, karena bisa jadi ia hanya menggunakan lot kecil. Jika
benar, maka konteksnya tidak bisa disetarakan dengan trader yang bisa profit 500 pips dengan lot
besar. Bagaimanapun juga, volume trading sangat berpengaruh pada aspek psikologis. Trader lot
kecil bisa dengan mudah mengambil risiko 500 pips, tapi pengguna lot besar butuh keberanian luar
biasa untuk menanggungnya. Belajar dari perbedaan tersebut, ada baiknya Anda mulai
meninggalkan satuan pips saat mengatur money management. Sebaliknya, biasakanlah untuk
menghitung profit dan loss langsung dalam satuan Dolar. Ketika Anda merencanakan Rasio
Risk/Reward misalnya, jangan hanya memperhatikan berapa pips yang ditentukan, tapi
perhitungkan juga berapa jumlahnya jika dikonversikan dalam Dolar. Mengetahui secara langsung
besar profit dan loss tersebut juga mempermudah Anda menerapkan aturan 1%. Misalnya modal
Anda $5000, berarti setiap posisi seharusnya tidak dibebani dengan risiko loss lebih dari $50. Untuk
memenuhi aturan tersebut, jelas Anda tak bisa memperhitungkan Stop Loss dalam bentuk pips saja.
Harus ada konversi ke dalam satuan Dolar agar Anda dapat merealisasikan aturan 1%. Menghitung
nilai Dolar per pips cukup rumit karena melibatkan lot, jenis pair, dan mata uang dasar (base
currency) yang digunakan. Anda bisa mempelajari rumus konversinya di sini, atau memanfaatkan
kalkulator pips untuk mendapatkan hasil perhitungan secara otomatis.

3. Sesuaikan Dengan Kemampuan Modal

Trading forex memang bisa dimulai dengan $10 saja. Namun realistiskah jika Anda menggunakannya
untuk trading dengan lot standard? Bahkan dengan leverage 1:1000, uang tersebut masih kurang
dari margin yang diperlukan untuk membuka satu posisi EUR/USD. Agar tidak keliru menentukan lot
dan membatasi kesempatan, maka sesuaikanlah besar lot dengan ukuran modal Anda. Hal itu
penting untuk memastikan ketahanan dana yang cukup. Jangan sampai free margin yang tersisa
begitu minim hingga MC bisa terpicu saat harga baru bergerak sedikit melawan trading Anda. Jika
modal Anda masih kecil, gunakan lot kecil seperti mini, micro, atau bahkan nano (di broker yang
menyediakan) untuk mendapatkan ketahanan dana yang cukup. Bila Anda nantinya berhasil
mengumpulkan pengalaman dan profit konsisten, maka lot bisa mulai ditingkatkan sedikit demi
sedikit untuk menumbuhkan keuntungan. Kebanyakan trader berpengalaman yang menggunakan
lot standard saat ini juga memulai trading dengan risiko kecil. Jika risiko berhasil diminimalisir, maka
kelangsungan dana jadi lebih terjamin dan membuka peluang bagi mereka untuk menumbuhkan
profit secara bertahap. Seperti kata-kata bijak di luar sana, trading itu seperti lari marathon, bukan
lari sprint.

Tips Penting: Utamakan Disiplin

Apapun metode money management yang Anda gunakan, hindari 3 kesalahan di atas saat
mengaturnya. Prioritaskan disiplin saat menerapkan money management, karena tanpa konsistensi
semuanya tak akan berarti. Untuk apa merencanakan Stop Loss dan Take Profit sesuai Rasio
Risk/Reward jika pada akhirnya Anda masih sering menutup posisi lebih awal? Apa gunanya
merencanakan ukuran lot sesuai 1% rule jika nantinya masih tergoda untuk memperbesar posisi saat
melihat harga 'sedang bagus'? Jelas, kurangnya disiplin trading membuat Anda mudah melalaikan
aturan money management. Agar tetap sesuai pedoman, budayakanlah sikap disiplin dalam trading.
Untuk mempermudah hal tersebut, belajarlah mengontrol emosi dengan lebih baik. Bagaimanapun
juga, keingininan menutup posisi lebih awal atau mengubah ukuran trading di luar rencana timbul
karena ketakutan dan keserakahan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang cara mengendalikan
emosi trading, ikuti ulasan selengkapnya di artikel Sistem Manajemen Emosi.

Cara Menghasilkan Profit Yang Konsisten

Galuh Artikel Forex 23 Apr 2013 34532 Dibaca Normal 7 menit + - Cara menghasilkan profit
konsisten bukan tergantung pada tools atau strategi, tapi pada pemahaman, disiplin menjalankan
sistem trading, dan harapan yang realistis. iklan iklan Ada bermacam-macam tools forex trading
tersedia untuk para trader. Namun dengan banyaknya tools tersebut, mengapa masih banyak trader
yang belum bisa mendapatkan keuntungan secara konsisten? Lalu jika tools tersebut tidak bisa
membantu trader untuk sukses atau digunakan sebagai cara menghasilkan profit, apa yang bisa
dilakukan? Banyak orang beranggapan bahwa untuk menghasilkan profit konsisten, trader hanya
perlu memadukan beberapa indikator tambahan saja seperti indikator Zigzag, Moving Average (MA),
Relative Strength Index (RSI), dan semacamnya. Asalkan mau terus belajar, profit pasti kita
dapatkan. Padahal, cara menghasilkan profit, apalagi yang konsisten, tidaklah sesederhana itu.
Kemauan keras dan semangat pantang menyerah memang penting, tapi apalah gunanya jika senjata
itu tidak diarahkan di jalan yang tepat? Sebenarnya, cara menghasilkan profit yang stabil dan
konsisten sederhana saja. Kuncinya bukan di teknik analisa ataupun sistem trading paling canggih,
melainkan perilaku sabar dan tidak serakah. Semudah itukah? Meski tampak gampang karena
bersangkutan dengan kontrol diri masing-masing, menjadi trader yang sabar dan tidak serakah
tidaklah semudah dugaan. Ketika Anda melihat fluktuasi harga yang naik turun dan
memperhitungkan potensi keuntungan dari gejolak tersebut, pengendalian diri bukanlah hal utama
yang akan Anda pikirkan; justru keinginan mencari peluang dan mengeruk profit-lah yang menjadi
prioritas. Karena itu, ada cara trading tertentu yang bisa membantu kita meningkatkan kontrol diri,
agar pada akhirnya dapat meraih profit konsisten.

1. Mengetahui Cara Kerja Pasar Forex

Percaya atau tidak, sikap kurang sabar dan serakah seringkali ditunjukkan oleh para trader yang
kurang paham cara kerja pasar forex. Mereka juga kurang percaya diri dan selalu merasa khawatir
jika kesempatan Entry atau meraih keuntungan akan lewat begitu saja apabila tidak diambil
sekarang. Hal ini tentu saja berbeda dengan para trader berpengalaman yang tahu benar jika pasar
forex bukan tempat bagi orang-orang yang kurang sabaran. Kesempatan Entry akan selalu ada dan
bertebaran di berbagai macam pair juga jam pasar forex. Jika tidak mendapat peluang saat ini, maka
bisa mencari di sesi pasar berikutnya. Dengan pemahaman seperti ini, tentu akan lebih mudah untuk
mengendalikan keinginan masuk pasar secara sembarangan.

2. Sistem Trading Yang Dijalankan Dengan Disiplin

Perangkat ini bisa dikatakan menjadi yang paling penting jika Anda ingin mencari cara menghasilkan
profit konsisten. Tanpa adanya sistem trading, Anda tidak akan memiliki aturan-aturan yang bisa
dipakai sebagai patokan, baik untuk membaca pergerakan harga, mengenali sinyal Entry, maupun
mencari posisi Buy dan Sell yang tepat. Baca juga: Belajar Forex Dengan Membuat Sistem Trading
Handal Sistem trading mencakup metode analisa, strategi mencari posisi Entry, hingga manajemen
risiko yang Anda gunakan. Setiap jenis sistem trading memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.
Perlu diketahui, pilihan sistem trading paling bagus atau buruk tergantung pada trader yang
menggunakan, bukan sistem tradingnya. Hal itu karena tidak ada satupun sistem trading yang
memuat strategi dengan potensi profit konsisten 100%; semua sistem pasti memiliki kelemahan dan
risiko rugi, mengingat arah pergerakan pasar yang tidak bisa benar-benar diperkirakan arahnya. Nah,
Anda bisa meminimalisir risiko tersebut dengan memilih sistem trading yang tepat (sesuai gaya
trading Anda), teruji, dan dijalankan dengan disiplin.

Berikut langkah-langkahnya:

Pertama-tama, Anda perlu mengenali karakter dalam bertrading, apakah agresif, konservatif, atau
netral.

Selanjutnya, pilih sistem trading yang sesuai dengan gaya Anda. Misalkan Anda ternyata tipe trader
agresif yang menginginkan profit dalam waktu singkat dan bisa mengikuti pergerakan harga di time
frame rendah, maka sistem trading dengan strategi scalping bisa menjadi pilihan.

Setelah menemukan sistem yang sekiranya cocok, Anda masih belum disarankan untuk
mengandalkannya untuk trading di akun Real. Sebelum itu, uji dulu bagaimana performanya di akun
demo. Anda perlu mendapatkan data yang cukup untuk memastikan profitabilitas sistem tersebut,
jadi pastikan agar tidak tergesa-gesa mengakhiri proses back-testing dan forward-testing yang Anda
lakukan.

Lihat bagaimana hasil uji coba sistem, jika profitabilitasnya baik, maka bisa Anda gunakan untuk
trading. Namun apabila hasilnya buruk, lebih baik cari sistem trading lain yang sesuai dengan gaya
trading Anda.
Terapkan sistem trading dengan disiplin. Tahap ini merupakan yang paling penting dan perlu
ditekankan, karena percuma saja Anda mempunyai sistem yang sesuai dan sudah teruji, apabila
Anda tidak bisa menjalankannya dengan konsisten. Bagaimanapun juga, profit konsisten lahir dari
disiplin menjalankan sistem trading yang Anda gunakan. Apabila masih suka melanggar aturan, maka
jangan heran jika profit trading juga suka "melanggar ekspektasi" Anda.

Sebagai motivasi, Anda bisa mempelajari cara menguasai disiplin trading untuk mendapatkan profit
konsisten lewat 25 aturan emas di e-book ini: Download gratis e-book 25 Rules of Forex Trading
Discipline di sini

2. Memiliki Harapan Realistis

Ketika mengetahui jika trading forex bisa menjadi sumber penghasilan, apakah Anda
membayangkan bisa mendapat keuntungan sekian Dolar setiap minggu atau bulan? Jika ya, maka
sebaiknya pahami ulang jika anggapan itu tidaklah realistis untuk seukuran pemula. Terlalu
bertumpu pada target itu justru akan membuat Anda terjerumus dalam cara menghasilkan profit
yang tidak disiplin. Bukannya mendapat profit konsisten, risiko trading Anda justru semakin besar.
Jika Anda sudah memahami risiko dalam pasar forex, maka Anda seharusnya tahu jika tak ada
seorang pun yang bisa menduga kemana harga akan bergerak dengan akurasi 100%. Artinya, akan
selalu ada faktor-faktor tak terduga yang membuat harga bergerak di luar perkiraan. Jika Anda
mengharapkan keuntungan stabil, katakanlah $100 per minggu, maka sama saja artinya dengan
mengekspektasikan pasar forex untuk selalu bergerak sesuai prediksi Anda. Baca juga: Menetapkan
Target Realistis Dalam Trading Forex Apa yang terjadi jika harga ternyata tidak sesuai perkiraan dan
Anda baru mendapat $40 menjelang akhir pekan? Bila terpacu pada target, Anda akan melakukan
segala cara untuk mengejar sisa keuntungan $60 yang belum didapatkan. Mental trading seperti ini
jelas sangat tidak direkomendasikan, karena membuka posisi trading seharusnya tidak dipaksakan
apabila tidak ada sinyal yang terkonfirmasi. Masuk pasar tanpa sinyal yang jelas akan semakin
menurunkan peluang profit, sehingga bukannya mendapat sisa target yang diharapkan, Anda justru
berakhir dengan lebih banyak kerugian. Lantas bagaimana solusinya? Apakah sebaiknya tidak
memiliki target profit agar tidak terkekang oleh keharusan memanen keuntungan sekian Dolar
dalam periode waktu tertentu? Sebenarnya, menerapkan target keuntungan sah-sah saja dilakukan,
karena hal itu juga penting agar aktivitas trading Anda punya arah dan tujuan. Yang menjadi kunci
perubahan di sini adalah besar target profit yang ditetapkan. Selain harus realistis sesuai
kemampuan dan besar modal Anda, ada baiknya jika target profit ditetapkan dalam range. Dengan
cara ini, Anda bisa tetap memiliki target keuntungan, tapi tidak terpaku pada jumlah tertentu,
karena besar profitnya ditetapkan dalam suatu kisaran yang lebih fleksibel. Jadi katakanlah Anda
menargetkan profit antara $50-$100, maka Anda akan lebih mudah mentoleransi perubahan kondisi
pasar yang membuat profitabilitas sistem trading tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jika
psikologi trading sudah lebih ringan, maka Anda akan lebih mudah mengontrol diri agar lebih sabar
dan tidak serakah. pada akhirnya, keinginan untuk menyalahi aturan dengan masuk pasar di luar
rencana juga akan terkikis dengan sendirinya. Anda pun bisa mengurangi risiko kerugian lebih besar
dan berhasil memastikan profit konsisten sesuai target keuntungan. Secara keseluruhan, berikut
adalah rangkuman cara meraih profit konsisten dalam tampilan infografi:

Untuk lebih menajamkan pemahaman Anda terhadap cara menghasilkan profit konsisten dan
strateginya, simak ulasan selengkapnya di artikel Sering Trading Tak Jamin Profit Konsisten, Ini
Alasannya. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai bagaimana cara menjadi konsisten
dalam trading, selain kolom komentar, Anda juga bisa langsung bertanya pada ahli kami pada forum
tanya jawab khusus tips trading konsisten berikut.

Menghitung Transaksi Berdasarkan Money Management

Intan Poetri Artikel Forex 18 Jul 2012 17402 Dibaca Normal 6 menit + - Kemampuan untuk
menghitung transaksi melalui dasar-dasar Money Management adalah modal utama menghindari
kerugian. Apa saja yang perlu diperhatikan? iklan iklan Jika kita memberikan modal kepada 2 orang
awam yang tidak tahu cara menghitung Money Management forex, lalu menyuruh mereka untuk
menaruh posisi Buy dan Sell yang berlawanan pada platform, maka kemungkinan besar yang terjadi
adalah dua-duanya mengalami kerugian hingga modal tersebut habis tidak bersisa. Berbeda
kasusnya jika kita memberikan modal tersebut kepada 2 trader berpengalaman. Meskipun terjadi
kerugian, modal tersebut tidak akan habis hingga tidak bersisa. Hal ini terasa aneh jika kita belum
mengetahui cara menghitung Money Management forex. Kasus pertama, jika 2 orang menaruh
posisi berlawanan, seharusnya salah satu dari mereka bisa untung, bukan? Sedangkan pada kasus
kedua, kedua-keduanya masih bisa 'selamat' dari pertarungan (modal masih tersisa) meskipun
membuka posisi yang berbeda. Kenapa bisa begitu? Artikel ini akan menjelaskan secara gamblang
bagaimana cara menghitung Money Management forex, sehingga Anda bisa menaruh posisi tanpa
harus kehilangan seluruh modal yang dimiliki.

Alasan Mengapa Menghitung Money Management Forex Itu Penting

Ibaratkan kita berjalan ke sebuah tempat baru, mengatur strategi agar bisa sampai ke tujuan adalah
hal yang sangat penting. Kita menyiapkan peta, akomodasi yang dipakai, jumlah bekal serta rencana-
rencana darurat. Jika kita hanya melangkah mengikuti insting, maka kemungkinan besarnya akan
tersesat. Dalam melakukan aktivitas trading, Money Management forex adalah persiapan tersebut.
Trader yang belum bisa mengendalikan emosi trading dan tidak berdisiplin dengan Money
Management, cenderung mengalami kerugian di luar batas kemampuan dan merasa kapok untuk
kembali ke dunia trading forex. Akibatnya, bukan keuntungan yang didapat, justru pengalaman tidak
menyenangkan. Oleh karena itu, salah satu komponen penting dalam menyusun Money
Management adalah menentukan batas kerugian. Meskipun terasa tidak menyenangkan,
keberanian dalam menentukan kerugian adalah kunci sukses dari trading forex. Kebanyakan trader
merasa tidak perlu menentukan seberapa besar kerugian yang mereka risikokan, akibatnya justru
seluruh modalnya lah yang menjadi risiko. Sebaliknya, jika kita telah menentukan seberapa besar
kerugian yang siap ditanggung, maka kita akan tahu kapan waktunya untuk rehat sejenak dan tidak
memaksakan diri untuk membuka posisi. (Baca Juga: Trading Forex Itu Sulit, Apa Saja Penyebabnya?)

Berapa Besar Transaksi Yang Bisa Dibuka?

Banyak faktor yang harus diperhatikan saat kita mempelajari Money Management forex, tetapi
setidaknya ada 3 hal yang perlu kita pahami sebelum mulai membuka platform trading dan klik sana-
sini untuk memasang posisi di pasar. Transaksi trading biasa dihitung dalam satuan lot, dan trader
bisa membuka transaksi dalam ukuran standard lot, mikro lot, ataupun mini lot. Setelah mengetahui
jenis-jenis lot yang ada, maka Anda bisa mempelajari hal-hal berikut:

1. Win Rate Ratio


Daripada membuang modal dengan percuma, manfaatkanlah akun demo untuk mengetahui
persentase profit (Win Rate Ratio). Dari sini, Anda bisa mengukur kemampuan sebelum benar-benar
terjun ke akun Riil. Lantas, apa sih persentase profit itu? (Baca Juga: Angka Persentase Profit Yang
Bagus) Persentase profit adalah jumlah trade yang profit dibagi jumlah keseluruhan trade yang telah
dilakukan.

Misalnya: seorang trader mendapatkan profit 4x dari 5 trade yang telah dilakukan, maka persentase
profitnya adalah 80%. Tetapi, perlu diingat bahwa Win Rate yang besar tidak selalu berarti
membawa keuntungan besar.Yang lebih penting adalah: jumlah keuntungan murni yang dilihat dari
jumlah pips, bukan Win Rate.

2. Risk/Reward Ratio

Dalam menentukan Risk/Reward Ratio, yang perlu ditentukan terlebih dahulu adalah risikonya, baru
kemudian Reward yang dihitung sebagai kelipatan dari risiko. Pada umumnya, rasio yang digunakan
untuk mendapatkan profit konsisten adalah 1:2 (1 kerugian berbanding dengan 2 keuntungan). Jika
Anda menggunakan rasio tersebut dan menetapkan kerugian per trade sebesar 100 USD, maka
berikut penerapannya:

Risk/Reward Ratio = 1:2

Kerugian per trade = 100 USD

Win Rate Ratio: Loss 65%, profit 35%

Total Risk = 65 X 100 USD = 6500 USD.

Total Reward = 35 X 200 USD = 7,000 USD

Hasil akhir yang didapat = 7,000 USD - 6,500 USD = 500 USD.

Dari contoh di atas, terlihat bahwa meskipun Win Rate Ratio hanya sekitar 35%, Anda masih bisa
mendapatkan keuntungan jika selalu menaati aturan Risk/Reward Ratio yang ditetapkan. Penerapan
Risk/Reward Ratio biasanya dapat dilakukan dengan memanfaatkan fitur Stop Loss dan Take Profit.
Stop Loss pun ada yang Manual, Otomatis, maupun Trailing Stop. Pada umumnya, kesalahan yang
sering terjadi pada trader pemula adalah menempatkan Stop Loss terlalu ketat karena perasaan
takut merugi, atau malah terlalu lebar dengan harapan bisa mengakomodasi volatilitas harga. Hal ini
bisa terjadi, tetapi semuanya kembali ke besar modal yang siap dirisikokan.

3. Batas Toleransi Resiko

Langkah terakhir setelah mencoba trading dengan menerapkan 2 poin di atas adalah menghitung
transaksi yang bisa dibuka berdasarkan batasan kita sendiri. Dengan mengetahui berapa jumlah
transaksi yang dibuka, kita dapat terhindar dari risiko mengalami Margin Call. Setiap broker memiliki
level Margin Call yang berbeda-beda. Jadi, pastikan untuk mengecek level MC yang disediakan oleh
broker Anda. Dalam dunia trading forex, sering dikenal istilah trader Agresif dan Konvensional.
Trader Agresif adalah mereka yang menetapkan batas toleransi risiko cukup tinggi, sekitar 5% atau
bahkan lebih. Pada umumnya, mereka berpegang teguh pada prinsip "High risk, High return".
Sebaliknya, trader konvensional lebih suka mematok batas toleransi risiko yang lebih rendah. Dalam
hal ini, Anda dapat memilih mana yang lebih cocok dengan gaya trading masing-masing. Namun,
perlu diingat bahwa trading dengan gaya Agresif cenderung membutuhkan modal lebih tinggi
karena risiko kerugiannya. Sebagai gambaran, perhatikan ilustrasi berikut:

Modal: 7,500 USD

Batas toleransi risiko: 1%

Jumlah maksimal yang bisa dirisikokan: 7,500 USD x 1% = 75 USD

Sekarang, Anda sudah mengetahui jumlah maksimal risiko per trade yang dapat ditanggung adalah
sebesar 75 USD. Setelah itu, perhatikan ilustrasi berikut:

Pair EUR/USD sedang memiliki kecenderungan Downtrend. Setelah menganalisa pergerakan harga,
Anda memutuskan untuk open SELL karena terdapat sinyal jika harga akan meneruskan tren
Bearish-nya. Anda masuk pada level 1.12974, dan menempatkan Stop Loss berdasarkan sinyal
candle pada level 1.14400. Jadi, terdapat 142.6 pips jarak antara posisi entry dengan Stop Loss. Jika
Anda menggunakan standard lot yang nilai per pips-nya adalah sebesar 10 USD per pips, jelas jarak
Stop Loss tersebut tidak sesuai dengan aturan 1% di atas, yang hanya membatasi risiko maksimal
sampai di 75 USD. Karena itu, Anda sebaiknya menggunakan micro lot yang dapat memungkinkan
open posisi dengan volume sebesar 0.05 lot saja. Karena nilai per pips dari lot tersebut adalah 0.5,
maka dengan jarak 142.6 pips, nilai kerugian maksimal Anda hanya sebatas

142.6 x 0.5 = 71.3 USD


Sudah sesuai 'kan dengan aturan kerugian maksimal 75 USD per trade? Agar bisa lebih mudah
memahami penjelasan di atas, Anda bisa memanfaatkan infografi menarik di bawah ini:

Untuk mendapat gambaran berapa lot yang dapat Anda ambil agar risikonya tidak melebihi batas
maksimal 1 persen, sebenarnya Anda tidak perlu rrepot-repot melakukan perhitungan di atas untuk
setiap open posisi. Agar penyusunan Money Management forex Anda lebih praktis, Seputarforex
telah menyediakan Kalkulator Money Management yang dapat Anda gunakan dengan mudah.

Baca selengkapnya di: https://www.seputarforex.net/artikel/menghitung-transaksi-berdasarkan-money-


management-98961-31
Kenapa Banyak Trader Forex Merugi?

Martin Artikel Forex 04 Mei 2013 10688 Dibaca Normal 4 menit + - Kemungkinan untuk profit dalam
trading forex bisa mencapai 50 persen dan trader bisa saja balik modal setelah beberapa kali trade.
Tetapi kenapa kebanyakan trader forex masih merugi? iklan iklan Secara logika, jika Anda trading di
pasar forex dengan risk/reward ratio 1:1 dan tanpa strategi andalan, maka kemungkinan untuk profit
adalah 50%. Jadi kebanyakan trader yang menggunakan cara tersebut seharusnya berakhir dengan balik
modal (breakeven) setelah beberapa kali trade, karena trading dengan cara acak (random) dan
risk/reward ratio 1:1 ini kemungkinannya sama dengan melempar koin, 50:50. Tetapi kenapa
kebanyakan trader forex merugi? Adakah faktor lain yang menyebabkan hasil akhir bisa lebih kecil dari
breakeven? Dari beberapa survey yang pernah dilakukan, alasan utama yang menyebabkan
kebanyakan trader forex merugi adalah karena faktor pengendalian diri yang kurang, cenderung
subyektif dan prediksi yang berlebihan. Berikut beberapa kekeliruan yang sering dilakukan trader forex
(terutama trader pemula) hingga hasil tradingnya tidak seperti yang diharapkan:

1. Trading melawan arah trend.

Meski trader tahu bahwa dengan mengikuti arah trend kemungkinan untuk profit akan lebih besar,
tetapi mereka cenderung untuk trading melawan trend dengan berbagai alasan, terutama jika sudah
terlanjur membuka posisi.

2. Tidak mau menerima kerugian atau kesalahan.

Kecenderungan untuk melempar kesalahan kepada orang lain atau menyalahkan keadaan adalah
sifat yang manusiawi. Tetapi jika hasil trading kita mengecewakan, maka yang mesti disalahkan
adalah diri kita sendiri. Jika kita menderita kerugian, bukan broker kita yang salah, atau kondisi pasar
yang tidak benar, tetapi karena kita salah membuka posisi trading. Menyalahkan broker atau pasar
tidak akan membantu memperbaiki hasil trading kita. Jika kita entry berdasarkan rekomendasi dari
broker atau konsultan trading dan ternyata hasilnya loss, itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kita atas kepercayaan kita pada rekomendasi mereka. Jika kita terus menyalahkan pihak lain atas
kerugian yang kita alami maka kita tidak akan pernah bisa memperbaiki hasil trading kita
selanjutnya, karena tidak melihat kelemahan kita sendiri.

3. Masuk pasar secara acak, tidak mempunyai metode dan strategi trading tertentu.

Jika Anda masuk pasar dengan metode dan strategi yang berubah-ubah bisa dikatakan Anda trading
secara acak (random). Ini bisa terjadi karena Anda memang tidak mempunyai strategi tertentu yang
telah teruji atau Anda tidak menguasai benar strategi trading yang telah Anda pilih. Jika Anda
menggunakan strategi yang selalu berubah pada kondisi pasar forex yang juga selalu berubah, maka
kemungkinan profitnya adalah fifty-fifty. Sebaliknya, jika Anda telah memilih strategi tertentu tetapi
Anda kurang menguasai atau belum benar-benar mengujinya, maka pada suatu saat Anda akan
ragu. Dan bila Anda merasa harus entry karena kondisi pasar sangat mendukung, maka Anda akan
cenderung menggunakan strategi lain.

4. Over trading

Over trading atau terlalu sering masuk pasar bisa terjadi karena:
Pengaruh emosi. Rasa euforia setelah profit hingga ingin membuka posisi lagi dengan cara yang
sama, atau rasa ingin balas dendam setelah mengalami loss. Keduanya cenderung mengabaikan
strategi trading yang telah disepakati.

Trading pada time frame rendah (dibawah 1 jam: 30 menit, 15 menit dst.) yang memberikan banyak
peluang entry namun dengan probabilitas yang rendah karena pada time frame tersebut cenderung
untuk terjadi banyak noise.

Melakukan analisa pasar yang berlebihan (over-analyzing). Terlalu banyak informasi dari berita atau
penggunaan beberapa indikator teknikal secara bersamaan bisa menyebabkan analisa yang
berlebihan dan cenderung tergoda untuk membuka posisi trading lebih banyak. Over-analyzing bisa
menyebabkan prediksi yang berlebihan sehingga kita cenderung untuk over trading.

5. Resiko per trade yang terlalu besar.

Banyak trader mempertaruhkan terlalu banyak dana dalam setiap posisi trading. Hal ini dilakukan
karena trader ingin trading dengan ukuran lot yang besar untuk memperoleh profit yang memadai.
Cara seperti ini cukup riskan dan bersifat gambling karena di luar aturan money management yang
lazim. Biasanya resiko per trade ditetapkan sekitar 2% dari balance pada account trading.

Management Resiko Dalam Trading Forex (1)

Martin Artikel Forex 22 Mei 2013 16061 Dibaca Normal 4 menit + - Trading merupakan bisnis
dengan tujuan memperoleh keuntungan. Oleh karena itu pengaturan resiko adalah bagian penting
dalam trading. iklan iklan Pengaturan resiko adalah bagian yang sangat penting dalam trading.
Trading adalah sebuah bisnis dengan tujuan memperoleh keuntungan. Dan untuk mendapat
keuntungan tentunya kita mesti memperhitungkan kerugian potensial yang akan terjadi. Ironisnya,
hal ini sering kurang diperhatikan trader. Trader lebih fokus pada metode trading yang pas guna
meraup pip dan tidak mempedulikan ukuran lot atau volume yang digunakan. Cara trading yang
seperti itu tidak sepenuhnya salah, karena tidak ada peraturan khusus dari broker sebagai penuntun
cara trading yang benar. Namun, cara tersebut hampir tidak ada bedanya dengan cara penjudi atau
gambler.

Mengapa Management Resiko Penting?

Jika Anda trading tanpa menggunakan strategi money management untuk mengatur resiko, artinya
Anda telah berjudi. Anda tentu tidak melihat atau bahkan merencanakan keuntungan yang akan
Anda peroleh dalam jangka panjang, karena hanya fokus pada 'jackpot' atau posisi yang Anda
pasang saat ini. Kaidah-kaidah dalam money management tidak hanya melindungi Anda dari
kerugian yang mungkin akan terjadi saat ini, tetapi juga akan membuat hasil trading Anda profitable
dalam jangka panjang. Sebagai perbandingan, Anda bisa mencoba bermain kasino, atau meneliti
kemungkinan untung rugi para pemain dan pemilik rumah kasino tersebut. Mungkin memang
banyak pemain kasino yang untung. Lalu bagaimana para pemilik rumah kasino bisa memperoleh
keuntungan jika banyak pemain yang memenangkan jackpot? Jawabannya adalah dalam jangka
panjang, para pemilik rumah kasino akan mendapatkan keuntungan karena mereka memperoleh
lebih banyak dari pemain yang tidak beruntung. Oleh karena itu ada ungkapan populer: "bandar
selalu menang" (the house always wins). (Baca juga: Beda Trader Dan Gambler dalam artikel
Pandangan Masyarakat Terhadap Forex) Para pemilik kasino atau bandar memiliki data statistik yang
baik dan lengkap. Mereka tahu pasti bahwa dalam jangka panjang, merekalah yang bakal untung,
bukan para pemain kasino. Walaupun katakanlah seseorang bisa menang $100,000 dalam sekali
main, tetapi pemilik kasino yakin bahwa ada ratusan pemain yang kalah dan uang tersebut akan
dengan mudah mengalir ke kantong mereka, menggantikan kekalahan yang telah terjadi. Ini adalah
contoh klasik analisa statistik pada bisnis kasino, dan sekaligus membuktikan bahwa prinsip money
management untuk mengatur resiko bisa bekerja dengan baik. Jika Anda tahu bagaimana mengelola
kerugian, Anda akan mempunyai kesempatan untuk menjadi trader forex yang profitable. Jika
dibandingkan dengan kasino, trading forex adalah sederetan permainan menang dan kalah. Anda
bisa mempertimbangkan setiap faktor sekecil apapun yang berhubungan dengan trading. Dalam
permainan kasino, pengamatan para bandar bisa sekitar 5% di atas pengamatan para pemain, dan
angka 5% ini bisa membedakan antara yang menang dan yang kalah dalam jangka panjang. Untuk
belajar management resiko dalam trading forex, ada 3 hal yang perlu Anda perhatikan:

1. Kapital

Anda perlu modal atau kapital untuk meraup keuntungan. Semua orang tentu tahu akan hal ini.
Tetapi berapa banyak modal yang dibutuhkan untuk memulai trading forex? Jawabnya tergantung
pada bagaimana pendekatan Anda pada bisnis yang baru Anda geluti. Pertama, sejauh mana
pengetahuan Anda mengenai analisa forex. Pengetahuan pasar tidak hanya fokus pada analisa
fundamental, tetapi juga analisa teknikal dan sentimen pasar. Semakin banyak yang Anda ketahui,
tentunya akan semakin percaya diri untuk mulai deposit dengan dana yang lebih besar. Kedua,
broker forex yang akan Anda pilih, karena bisa menentukan jumlah minimum deposit yang
ditawarkan. Anda bisa memilih broker yang teregulasi dengan baik dan benar (tidak scam) dengan
minimum deposit yang fleksibel. Di samping itu, perlu dipertimbangkan juga pilihan ukuran lot atau
volume yang disediakan, karena ukuran ini akan mempengaruhi dalam menentukan resiko pada
setiap trade yang akan Anda lakukan.

Management Resiko Dalam Trading Forex (2)

Martin Artikel Forex 23 Mei 2013 9452 Dibaca Normal 3 menit + - Drawdown dan Losing Streak
adalah dua bentuk kerugian yang perlu diminimalisir dan diantisipasi sebaik mungkin. Bagaimana
mengelolanya dengan management resiko? iklan iklan Artikel ini adalah lanjutan dari bagian (1)
artikel dengan judul yang sama

2. Drawdown Dan Maximum Drawdown

Pada bagian sebelumnya, telah diulas bahwa penggunaan money management akan menghasilkan
profit dalam jangka panjang. Untuk mengetahui efektivitas money management yang digunakan,
kita perlu mengetahui persentase Drawdown Account trading kita. Misalnya, Balance Account kita
pada suatu saat $100,000 dan kita trading tanpa menggunakan money management, sehingga
setelah beberapa waktu kita mengalami kerugian $50,000. Berapa persentase penyusutan Account
trading kita? Tentunya 50%. Inilah yang disebut dengan Drawdown.

S
ingkat kata, Drawdown adalah penyusutan Balance dalam Account setelah serentetan trade yang
kita lakukan. Jika kita ingin mengetahui Drawdown Acccount kita dalam suatu periode waktu
tertentu, maka persentase kerugian maksimum yang terjadi disebut Drawdown maksimum. Dalam
contoh gambar di atas, Drawdown maksimum adalah persentase penyusutan dari level puncak ke
level lembah.

Rentetan Kerugian (Losing Streak)

Dalam trading forex yang serius, biasanya digunakan sistem trading andalan yang merupakan
kombinasi dari metode dan strategi yang telah diuji. Sebuah sistem trading dengan persentase profit
(winning trades) 70% memang sangat bagus, yang berarti dalam 100 kali trade akan menghasilkan
profit 70 kali dan loss 30 kali. Tetapi, apakah ini berarti secara rata-rata akan menghasilkan 7 kali
profit dalam 10 kali trade? Belum tentu. Bagaimana kita tahu 70 trade yang profitable di antara 100
trade yang kita lakukan? Bisa saja kita mengalami kerugian 30 kali berturut-turut terlebih dahulu
sebelum 70 kali trade sisanya yang menghasilkan profit. Tetapi apakah kita masih bisa bertahan
setelah mengalami rentetan kerugian (losing streak) 30 kali trade berturut-turut? Hal inilah yang
menyebabkan money management sangat diperlukan dalam trading. (Baca juga: Untuk Bisa Profit,
Tidak Harus Benar) Tidak peduli sebagus apapun sistem trading yang Anda gunakan, suatu saat Anda
akan mengalami rentetan kerugian. Bahkan trader profesional yang trading for living tidak jarang
mengalami hal ini, dan toh pada akhirnya mereka masih membukukan profit. Trader profesional
selalu menggunakan money management karena tahu bahwa mereka tidak akan selalu profit pada
setiap trade. Oleh sebab itu, mereka selalu mengambil resiko sekecil mungkin hingga bisa bertahan
saat mengalami rentetan kerugian. Drawdown adalah bagian dari trading. Kunci agar hasil trading
profitable adalah mempunyai rencana trading yang telah teruji, dan bagian dari rencana trading
paling penting adalah management resiko yang memungkinkan Anda bertahan dari rentetan
kerugian. Secara keseluruhan, management resiko adalah bagian dari money management, dan jika
Anda benar-benar menerapkan money management dengan disiplin, hasil akhir trading Anda akan
profitable, seperti pemilik kasino yang selalu menang dalam jangka panjang. Pada ilustrasi berikut,
tampak jelas perbedaan hasil trading dengan persentase resiko yang berbeda; antara resiko 2% dari
Balance Account dan 10%. Dengan Balance Account $20,000, tampak setelah 19 kali rentetan
kerugian, Account total trader yang mengambil resiko 2% tersisa $13,903 atau mengalami kerugian
sekitar 30% dari Balance awal. Sedangkan yang mengambil resiko 10%

hanya tersisa $3,002 atau loss sebesar 85% dari Balance Account awal. Bagaimanapun juga, kita
harus selalu ingat bahwa tidak ada satupun strategi yang bisa selalu profit 100% dalam trading forex.
Akan selalu ada faktor-faktor tak terduga yang membuat posisi trading merugi di luar rencana. Jika
sudah berhadapan dengan kemungkinan semacam itu, tentu persiapan mengantisipasi risiko lebih
patut diprioritaskan ketimbang mengejar profit besar dengan risiko yang tak kalah tinggi pula.
aat terjadi kerugian yang berturut-turut. Ingatlah bahwa dalam trading forex, Anda ingin profit
layaknya pemilik rumah kasino, bukan pemain kasino atau gambler. 3. Pengaturan Risk/Reward
Ratio Cara lain untuk meningkatkan ketahanan Account Anda adalah dengan memperbesar
profitabilitas atau kemungkinan profit yang akan Anda peroleh pada setiap trade. Dalam hal ini,
kemungkinan profit atau level Reward haruslah lebih besar dari resiko (Rrisk) yang telah Anda
tetapkan. Hanya dengan cara inilah Anda akan bisa bertahan atau bahkan menghasilkan profit
meyakinkan dalam jangka panjang. Pada contoh di atas, tampak bahwa dengan pengaturan
Risk/Reward Ratio 1:3, meskipun Anda hanya profit 50% dari seluruh trade yang Anda lakukan,
tetapi secara keseluruhan Anda masih menghasilkan $10,000. Dengan pengaturan Risk/Reward
Ratio yang lebih besar dari 1:1, dalam jangka panjang Anda masih mempunyai kesempatan untuk
bisa bertahan ketika mengalami rentetan kerugian. Namun demikian, jika kebetulan Anda seorang
scalper, Anda mesti juga memperhitungkan besarnya spread yang diberikan oleh broker Anda,
karena pengaturan Risk/Reward dengan pip kecil akan sensitif pada besarnya spread. Misal Anda
trading di EUR/USD dan menetapkan resiko 3 pip serta Take Profit 9 pip (Risk/Reward Ratio 1:3).
Dengan spread 2 pip, maka Take Profit yang sebenarnya Anda inginkan (sesuai analisa Anda)
harusnya 11 pip. Dengan demikian, Risk/Reward Ratio Anda menjadi 1:4. Dalam prakteknya, tidak
ada ketentuan baku untuk menentukan besarnya Risk/Reward Ratio. Kebanyakan trader
menentukan perbandingan tersebut antara 1:1 hingga 1:2, tergantung pada time frame trading dan
kondisi pergerakan harga pada saat itu. Jika disimpulkan, maka ulasan management resiko yang
terbentang dari artikel bagian pertama hingga ketiga bisa terangkum dalam infografi berikut:
Mengatur resiko trading forex bisa dilakukan dengan berbagai metode, tidak hanya dari
Risk/Reward Ratio. Ingin tahu apa saja? Ketahui info selanjutnya di artikel 5 Aturan Money
Management Paling Simpel Dan Populer.

Management Resiko Dalam Trading Forex (3)

Martin Artikel Forex 25 Mei 2013 7578 Dibaca Normal 3 menit + - Seorang trader forex wajib
menguasai keahlian mengatur Risk/Reward Ratio jika ingin mendapatkan management resiko yang
baik. iklan iklan Artikel ini adalah lanjutan dari bagian (2) artikel dengan judul yang sama Dari
ilustrasi sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penggunaan management resiko akan
menyelamatkan Account Anda ketika mengalami Drawdown yang serius, terutama saat Anda
menderita serentetan kerugian (Losing Streak). Jika diteliti lebih lanjut, untuk mengembalikan ke
kondisi breakeven pada kerugian 85% dari Balance Account, Anda harus bisa menghasilkan profit
sebesar 566% dari Balance terakhir yang tersisa. Secara normal, Anda tentu tidak mengharapkan hal
yang demikian terjadi pada Account trading Anda. Berikut adalah persentase profit yang harus
diperoleh untuk kembali ke kondisi breakeven, dibandingkan dengan persentase kerugian yang
Anda alami:
Dari penjelasan di atas, tampak bahwa semakin besar kerugian yang dialami, semakin besar pula
persentase profit yang dibutuhkan untuk kembali ke breakeven atau ke Balance Account Anda
semula. Oleh karenanya, Anda harus melakukan perlindungan maksimal pada Account trading.
Bagaimana caranya? Tentu saja dengan menerapkan persentase resiko yang sekecil mungkin pada
setiap trade. Dengan demikian, Anda akan terhindar dari Drawdown besar pada saat terjadi
kerugian yang berturut-turut. Ingatlah bahwa dalam trading forex, Anda ingin profit layaknya
pemilik rumah kasino, bukan pemain kasino atau gambler.

3. Pengaturan Risk/Reward Ratio

Cara lain untuk meningkatkan ketahanan Account Anda adalah dengan memperbesar profitabilitas
atau kemungkinan profit yang akan Anda peroleh pada setiap trade. Dalam hal ini, kemungkinan
profit atau level Reward haruslah lebih besar dari resiko (Rrisk) yang telah Anda tetapkan. Hanya
dengan cara inilah Anda akan bisa bertahan atau bahkan menghasilkan profit meyakinkan dalam
jangka panjang.
Pada contoh di atas, tampak bahwa dengan pengaturan Risk/Reward Ratio 1:3, meskipun Anda
hanya profit 50% dari seluruh trade yang Anda lakukan, tetapi secara keseluruhan Anda masih
menghasilkan $10,000. Dengan pengaturan Risk/Reward Ratio yang lebih besar dari 1:1, dalam
jangka panjang Anda masih mempunyai kesempatan untuk bisa bertahan ketika mengalami
rentetan kerugian. Namun demikian, jika kebetulan Anda seorang scalper, Anda mesti juga
memperhitungkan besarnya spread yang diberikan oleh broker Anda, karena pengaturan
Risk/Reward dengan pip kecil akan sensitif pada besarnya spread.

Misal Anda trading di EUR/USD dan menetapkan resiko 3 pip serta Take Profit 9 pip (Risk/Reward
Ratio 1:3). Dengan spread 2 pip, maka Take Profit yang sebenarnya Anda inginkan (sesuai analisa
Anda) harusnya 11 pip. Dengan demikian, Risk/Reward Ratio Anda menjadi 1:4. Dalam prakteknya,
tidak ada ketentuan baku untuk menentukan besarnya Risk/Reward Ratio. Kebanyakan trader
menentukan perbandingan tersebut antara 1:1 hingga 1:2, tergantung pada time frame trading dan
kondisi pergerakan harga pada saat itu. Jika disimpulkan, maka ulasan management resiko yang
terbentang dari artikel bagian pertama hingga ketiga bisa terangkum dalam infografi berikut:

Mengatur resiko trading forex bisa dilakukan dengan berbagai metode, tidak hanya dari
Risk/Reward Ratio. Ingin tahu apa saja? Ketahui info selanjutnya di artikel 5 Aturan Money
Management Paling Simpel Dan Populer.
Tips Dalam Menentukan Stop Loss

Martin Artikel Forex 16 Jul 2016 6429 Dibaca Normal 4 menit + - Stop loss sangat penting dalam
menentukan position size pada trade yang akan kita lakukan. Besarnya stop loss seharusnya tidak
ditentukan dengan cara acak. iklan iklan Stop loss sangat penting dalam me-manage resiko karena
setelah kita menentukan level stop maka kita bisa menentukan ukuran lot atau position size pada
trade yang akan kita lakukan. Sebagai bagian dari rencana bisnis, stop loss adalah biaya yang harus
ditanggung untuk bisnis sebagai trader. Stop loss akan memaksa kita keluar dari pasar jika ternyata
posisi trading kita salah terlepas dari emosi kita yang ingin tetap bertahan dan mengharap
pergerakan harga akan kembali sesuai dengan yang kita inginkan. Keinginan untuk tetap bertahan
tersebut sering kali menyebabkan kerugian yang cukup besar dan pada akhirnya membuat akun kita
hancur. Trading tanpa menggunakan stop loss adalah kesalahan fatal yang harus kita hindari. Namun
demikian, membicarakan stop loss sering dianggap kurang menarik dan bukan prioritas utama
dalam trading meskipun sebenarnya adalah hal yang paling penting yang mesti diperhitungkan
sebelum membuka posisi. Jika kita tidak tahu bagaimana menentukan level stop bisa jadi hasil akhir
trading tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Pada kenyataannya, hasil trading kita secara
keseluruhan bergantung dari penempatan level stop loss yang proporsional dan logis, sehingga kita
bisa menjalankan money management sebagai mana mestinya. Dengan money management yang
memadai, kita akan bisa menghasilkan profit yang konsisten dalam jangka panjang.

Menentukan Stop Loss Dengan Cara Acak (Random)

Banyak trader yang menentukan stop loss dengan cara acak berdasarkan perkiraan besarnya pip
yang dikehendaki, misalnya 25 pip atau 50 pip, atau dengan perhitungan position sizing diusahakan
agar besarnya stop loss sekecil mungkin, sehingga volume trading bisa semakin besar. Cara tersebut
tidak benar karena tidak memperhatikan keadaan pergerakan harga, sehingga mungkin saja level
stop loss tersebut tidak proporsional atau tidak sepadan dengan kondisi riil di pasar.
Pada contoh diatas, trader menentukan level stop loss dengan acak sebesar 50 pip untuk posisi buy
tanpa memperhatikan keadaan riil pergerakan harga terutama level support terdekat yang bisa
dianggap sebagai acuan sehingga level stop-nya tereksekusi sebelum harga kembali bergerak naik.

Menentukan Stop Loss Berdasarkan Level Support Atau Resistance Terdekat

Untuk membuktikan kebenaran posisi yang kita buka, stop loss ditempatkan di bawah level support
terdekat untuk posisi buy atau di atas level resistance untuk posisi sell. Jika level tersebut ditembus,
berarti posisi yang kita buka salah. Masih pada chart dalam contoh sebelumnya, berikut ini stop loss
yang ditentukan dibawah level support yang secara logika akan ditembus jika memang posisi kita
salah.

Menentukan Stop Loss Jika Level Support Atau Resistance Tidak Tampak Jelas

Jika level support atau resistance tidak tampak dengan jelas, maka kita bisa menentukan stop loss
dengan memperhatikan formasi price action, misalnya mother bar atau pin bar, atau dengan
bantuan indikator Average True Range (ATR). Berikut contoh stop loss yang ditempatkan di bawah
level terendah pin bar dan di bawah level terendah mother bar untuk posisi buy yang kita buka.

Menentukan Stop Loss Dengan Indikator ATR

Range pergerakan harga bisa digunakan sebagai acuan untuk menentukan besarnya stop loss ketika
level support atau resistance tidak tampak jelas. Dengan range pergerakan harga yang lebar atau
volatilitas pasar sedang tinggi, trader tentu tidak akan menentukan stop loss yang ketat, sebaliknya
saat volatilitas pasar sedang rendah, trader seharusnya tidak menentukan level stop loss yang
terlalu lebar. Indikator ATR yang mengukur derajat volatilitas perubahan harga dari level high ke low
atau dari low ke high berdasarkan perubahan besarnya range pada tiap-tiap bar bisa digunakan
sebagai acuan untuk menentukan stop loss, biasanya 1 kali nilai ATR periode 14 hari, yaitu range
rata-rata dalam 14 hari terakhir. Berikut contoh penentuan stop loss dengan bantuan indikator ATR
(14) pada time frame daily, dimana level entry pada saat pin bar retrace 50%:

Tentukan Stop Loss Sebelum Menentukan Target Profit

Besarnya stop loss hendaknya ditentukan sebelum menentukan level target profit. Hal ini penting
untuk menentukan position size sebelum entry. Selain itu, setelah ditentukan, besarnya stop loss
seharusnya tetap dan tidak diperbesar, tetapi bisa digeser ke level breakeven jika pergerakan trend
sedang kuat, bisa digeser secara manual atau dengan menggunakan fasilitas trailing stop.
Cara Mengatur Stop Loss Termudah Dengan Indikator ATR

Martin Artikel Forex 19 Jul 2014 6894 Dibaca Normal 4 menit + - Indikator ATR (Average True Range)
tidak dapat menunjukkan arah tren, tetapi trader dapat menggunakannya untuk menentukan atau
mengatur stop loss dengan mudah. iklan iklan Average True Range (ATR) adalah indikator teknikal
yang digunakan untuk mengukur volatilitas. Indikator ini sama sekali tidak menunjukkan arah tren
atau perubahan arah tren. Namun, ATR akan sangat bermanfaat untuk trader yang sering
kebingungan dalam menentukan level stop loss. Berikut ini gambaran selengkapnya.

Cara Kerja Indikator ATR

Indikator ATR dapat mengukur derajat volatilitas perubahan harga dari level high ke low atau dari
low ke high berdasarkan perubahan besarnya rentang pergerakan harga (range) pada tiap batang
candle. Biasanya, indikator ini digunakan pada time frame Daily untuk mengukur volatilitas suatu
pasangan mata uang berdasarkan besarnya range harian. Range yang sebenarnya (True Range)
adalah selisih antara harga tertinggi dan harga terendah dalam suatu periode tertentu (diukur dalam
pip). Contohnya jika periode yang digunakan adalah 14 hari, maka indikator ATR akan mengukur
True Range rata-rata pada periode tersebut dalam satuan pip. Dari perubahan nilai ATR tersebut,
trader akan memperoleh gambaran volatilitas suatu pasangan mata uang tertentu. Sederhananya,
ingat-ingatlah aturan berikut ini:

Jika nilai ATR naik, artinya range harian pasangan mata uang tersebut naik, dan volatilitas sedang
tinggi.

Jika nilai ATR turun, artinya range harian pasangan mata uang tersebut berkurang, dan volatilitas
sedang rendah.

Selain itu, masih ada fungsi lain dari indikator ATR. Dengan mengetahui besarnya range harian yang
terukur, kita bisa memperkirakan sampai sejauh mana harga tertinggi atau terendah suatu pasangan
mata uang akan bergerak pada hari itu. Inilah mengapa nilai ATR terukur akan membantu trader
dalam menentukan batas resiko atau level stop loss (dengan asumsi batas harga tertinggi atau
terendah dalam keadaan normal seperti yang diperkirakan).

Menentukan Stop Loss Berdasarkan Tingkat Volatilitas

Secara teoritis, penentuan level stop loss berdasarkan tingkat volatilitas itu sangat logis. Ketika
volatilitas pasar sedang tinggi, trader tentu tidak akan menentukan stop loss yang ketat. Sebaliknya
saat volatilitas pasar sedang rendah, trader tentu tidak ingin level stop loss yang terlalu lebar. Trader
umumnya menerapkan level stop loss pada 1 kali nilai ATR periode 14 hari. Artinya, jika pasar
bergerak normal, trader mengasumsikan range hari itu adalah sebesar range rata-rata 14 hari
terakhir. Dalam hal ini, range rata-rata setiap pasangan mata uang pasti berbeda-beda. Oleh karena
itu, kita seharusnya tidak menentukan stop loss dengan besaran yang sama untuk setiap pasangan
mata uang. Sebagai contoh, berikut perbandingan dua pasangan mata uang dengan range harian
yang berbeda. Grafik paling atas menunjukkan EUR/GBP, sedangkan grafik bawah menunjukkan
GBP/AUD. Masing-masing pada timeframe Daily.
Kita dapat melihat pada kedua grafik di atas, pasangan EUR/GBP memiliki ATR (14) sebesar 82 pip
dan GBP/AUD memiliki ATR (14) sebesar 256 pip. Artinya, GBP/AUD lebih volatile dibandingkan
EUR/GBP. Dalam situasi seperti ini, kita seharusnya tidak menentukan stop loss dengan besaran
yang sama, misalnya 100 pip. Lebih efisien dan logis jika kita memasangnya sesuai nilai ATR yang
tercantum. Jadi jika kita trading pada EUR/GBP, stop loss yang logis adalah sekitar 82 pip. Sedangkan
bila kita trading GBP/AUD, maka stop loss yang logis sekitar 256 pip. Selain itu, ada satu hal lagi yang
perlu diperhatikan. Volatilitas GBP/AUD yang tinggi ditunjukkan oleh perubahan nilai ATR (14)
beberapa hari sebelumnya yang besarnya hampir setengah dari nilai ATR (14) sekarang. Dengan
demikian, besaran stop loss kita juga bisa berubah-ubah dari waktu ke waktu sesuai dengan tingkat
volatilitas pada saat kita entry. Ingin tahu lebih jelas tentang indikator ATR? Simak juga artikel
Membaca dan Menggunakan Indikator ATR
Membaca Dan Menggunakan Indikator ATR

Martin Artikel Forex 30 Nov 2013 28568 Dibaca Normal 9 menit + - ATR merupakan salah satu
indikator teknikal yang digunakan para turtles didikan Richard Dennis. Sudah tahu cara
menggunakan indikator ATR? Simak baik-baik dalam artikel ini. iklan iklan Indikator ATR atau
Average True Range adalah salah satu indikator yang dibuat oleh Welles Wilder dan sering
digunakan untuk mengukur volatilitas pasar. Diperkenalkan pada tahun 1978, indikator ini awalnya
dibuat untuk analisa volatilitas pada pasar komoditas, tapi seiring dengan berjalannya waktu, ATR
bisa juga dimanfaatkan di pasar forex. Awalnya, tidak banyak trader forex yang menggunakan
indikator ATR. Namun, hal ini lebih disebabkan oleh belum banyaknya trader yang tahu cara
menggunakan indikator ATR. Apalagi, beberapa trader yang mencoba menggunakannya banyak
melakukan kesalahan karena memposisikannya sebagai Oscillator. Indikator ini kembali populer saat
Richard Dennis dan para Turtles (sebutan untuk pengguna sistem Turtle Trading)
memperkenalkannya sebagai salah satu pengambil keputusan dalam memasuki market. Para Turtles
dengan aktif menggunakannya sebagai alat pengukur volatilitas, jarak Stop Loss, jarak Take Profit,
dll. Bahkan dalam bukunya di Ways of Turtle, dijelaskan bahwa setiap harinya para Turtles akan
diberikan sebuah lembaran berisikan daftar volatilitas setiap instrumen pasar saat itu.

Dasar-Dasar Indikator ATR

ATR diukur berdasarkan rata-rata pergerakan suatu harga dalam periode tertentu. Cara
menghitungnya juga mirip dengan Moving Averages. Berikut rumusnya:

TR = Max (H-L, H-PC, PC-L)

Keterangan:

H = High.

L = Low.

PC = Previous Close.
Nilai TR ini hanya merupakan range pergerakan 1 candle. Jika ingin menghitung pergerakannya
dalam beberapa periode candle maka rumusnya menjadi:

ATR (n) = ((n-1) x ATR Sebelumnya) + TR saat ini) / n

Keterangan:

N adalah periode yang diisikan sebagai parameter perhitungannya. Secara Default, Metatrader 4
akan memberikan periode 14 pada indikator ATR. Namun karena bisa digunakan di time frame
berapapun, maka penggunaan periode ATR juga bisa berubah. Perhatikan contoh di bawah ini.
Digunakan time frame H1 dengan ATR periode 14. Hal ini berarti nilai rata-rata pergerakan harga
akan dihitung selama 14 jam ke belakang.

Cara Membaca Indikator ATR

Trader pemula kebanyakan salah dalam membaca indikator ATR. ATR tidak bisa dikelompokkan
pada bagian Oscillator karena nilainya yang fluktuatif dan dapat berubah sewaktu-waktu. Selain itu,
nilai pergerakan indikator ini cenderung naik-turun pada suatu range tertentu. Jika terdapat
pergerakan yang abnormal pun, maka pada suatu saat nilai indikator ATR ini akan kembali pada
asalnya. Jadi cara membacanya jelas berbeda dengan indikator Oscillator lain seperti Stochastic
maupun Relative Strength Index (RSI). Tidak ada Overbought maupun Oversold. Indikator ATR
diwakili oleh suatu kurva yang disusun berdasarkan nilai hasil dari perhitungannya. Jika dilihat dari
candle yang menjadi bahan pembentuknya, semakin besar candle-candle terbentuk pada suatu
chart, maka sejatinya, nilai pada indikator ATR pasti akan meningkat. Begitupula sebaliknya, semakin
kecil candle di chart terbentuk, maka nilai pada indikator ATR pun pasti menurun. Nilai-nilai ini
sebenarnya adalah rata-rata dari pergerakan candle-candle tersebut. Periodenya pun merupakan
jumlah candle yang digunakan untuk mencari rata-ratanya. Nilai ini akan digunakan untuk
menghitung jarak suatu harga akan bergerak pada candle selanjutnya. Simak contoh di bawah ini:
Pada contoh di atas, perhatikan indikator ATR. Nilai pada indikator ATR candle sebelumnya adalah
0.099, yang berarti besar kemungkinannya harga pada candle saat ini akan bergerak sejauh 0.099
pips ke atas atau 0.099 pips ke bawah.

Cara Menggunakan Indikator ATR

Seperti yang telah disebutkan di atas, indikator ATR utamanya digunakan untuk mengukur range
volatilitas pasar. Nilai ATR yang rendah menunjukkan bahwa kondisi pasar sedang sepi, sedangkan
nilai ATR tinggi menunjukkan bahwa kondisi pasar sedang ramai. Namun tingginya volatilitas ini
bukan berarti harga sedang naik ataupun sebaliknya. Tingginya volatilitas ini hanya menandakan
besarnya jarak fluktuasi harga dalam pasar.
Pada gambar di atas dapat dilihat, hanya karena nilai ATR sedang naik bukan berarti harga juga
sedang naik. Begitu pula saat nilai ATR sedang turun, harga tidak semata-mata turun pula. Indikator
ATR juga tidak bisa digunakan untuk melihat kondisi Overbought maupun Oversold seperti indikator
Oscillator lainnya. Dalam pengaplikasiannya, terdapat banyak sekali cara menggunakan indikator
ATR. Beberapa diantaranya adalah:

1. Menentukan Stop Loss

Sebagian besar trader menggunakan indikator ATR untuk menentukan level Stop Loss pada sebuah
posisi. Metode menggunakan ATR sebagai Stop Loss ini mulai diperkenalkan dalam sistem Turtle
Trading. Dalam menentukan Stop Loss-nya, Turtles menganggap bahwa tingkat volatilitas pada pasar
sangat berpengaruh. Turtles sendiri menggunakan jarak 2 ATR untuk Stop Loss. Beberapa sumber
lain menggunakan jarak hingga 3 ATR. Dalam menetapkan indikator ATR sebagai Stop Loss, para
Turtles beranggapan bahwa seorang trader sering meletakkan jarak Stop Loss sesuai dengan analisa
teknikal atau bahkan keinginan sendiri. Namun terkadang, Stop Loss yang dipasang ini kadang
terlalu jauh atau terlalu dekat. Hal ini tentu saja tidak akan terjadi jika trader tersebut mau
mengamati volatilitas pada market tersebut.
(Baca juga: Mengelola Risiko Dengan ATR) Stop Loss ini nanti akan digeser menjadi trailing stop
jika posisi trading sudah mendapat keuntungan. Namun, pemindahan level Stop Loss biasanya
dilakukan saat harga sudah mendapat keuntungan sebesar 1 ATR.

2. Jarak Menambah Posisi Entry

Para Turtles juga menggunakan indikator ATR sebagai penentu jarak penambahan posisi agar
keuntungan dapat berlipat. Selain memindahkan Stop Loss, para murid didikan Richard Dennis ini
menambahkan posisinya pada setiap trade yang berjalan sesuai rencana. Ketentuannya sama
dengan saat menggeser Stop Loss menjadi trailing stop. Ketika harga bergerak sejauh 1 ATR, maka
akan ditambahkan 1 posisi.
(Baca juga: Pyramiding - Strategi Money Management Guna Memperbesar Keuntungan)
Penambahan posisi bisa dilakukan hingga 4 bahkan 5 kali. Metode penambahan posisi semacam ini
sering disebut dengan metode Piramid. Metode Piramid dengan cara menggunakan indikator ATR ini
tentu saja juga bisa digabungkan dengan sistem trading yang lain. Selain itu, jarak dalam
menentukan penambahan posisi pun boleh diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.

3. Menentukan Perkiraan Waktu Trading

Fungsi yang tidak banyak diketahui orang adalah cara menggunakan indikator ATR untuk
menentukan perkiraan waktu trading. Dalam menentukan waktu trading ini, diperlukan 2 buah
komponen utama yang harus dimiliki.

Jarak dari Target Profit yang diinginkan.

Indikator ATR itu sendiri.

Dalam perhitungannya, perkiraan waktu akan didapatkan dari jarak target profit dibagi dengan nilai
ATR saat itu. Untuk lebih jelasnya, simak contoh di bawah ini.

Budi membuka posisi GBP/JPY pada time frame H4 dengan jarak target profit sebesar 98.6 pips. Saat
itu, kebetulan nilai ATR GBP/JPY berada pada 16 pips. Jadi perkiraan waktu harga dalam mencapai
target profit adalah: 98.6/16 = 6 candlestick time frame H4 atau sekitar 24 jam.
(Baca juga: Menentukan Target Profit Yang Sederhana Dan Efektif) Nilai 6.16 pada hasil ini
bersatuankan 1 candlestick pada time frame H4. Sehingga jika dibulatkan menjadi 6 candlestick
maka dibutuhkan waktu kira-kira 24 jam agar harga dapat sampai pada tujuannya. Tentu saja hal ini
tidak akan sepenuhnya benar, mengingat nilai ATR sendiri selalu berfluktuasi dari satu waktu ke
waktu lainnya. Anda juga bisa menambahkan rentang error sebesar 1-2 candlestick. Sehingga waktu
perkiraan trading menjadi 5-7 candlestick atau 20-28 jam. Hal ini pulalah yang digunakan SF Alpha
team dalam perhitungan perkiraan waktu trading di berbagai analisanya.

4. Trading Breakout dengan Konfirmasi Tambahan

Banyak sekali sistem trading yang mengandalkan Breakout sebagai pemicu entry. Beberapa yang
terkenal adalah trading dengan Donchian Channel, Bollinger Bands, serta Supply dan Demand.
Trading Breakout dikenal karena dapat menghasilkan banyak profit dengan jarak Stop Loss relatif
pendek. Namun, banyak yang tidak mampu bertahan dengan sistem trading ini karena tidak ada
yang tahu pasti kapan Breakout itu akan terjadi. Selain itu, banyaknya False Break yang muncul
dalam sinyal sering menjebak trader dan membuat mereka merugi. Untuk mengurangi risiko False
Break, ATR dapat digunakan sebagai konfirmasi.
(Baca juga: Penjelasan Tentang Strategi Breakout) Sebuah Breakout yang baik biasanya diawali
dengan kondisi pasar yang sangat tenang. Pasar tenang ini dapat diamati dengan nilai ATR rendah
maupun susunan candle yang relatif kecil. Perhatikan contoh di atas. Indikator Donchian Channel
dipilih untuk mengawal pergerakan harga ini. Pada daerah yang diberi warna merah, terjadi
Breakout ke atas channel. Break ke atas ini terjadi setelah harga berusaha kali menembus channel
ke bawah. Dari grafik ATR, bisa dilihat bahwa grafik tiba-tiba melonjak ke atas, karena candle
Breakoutnya memiliki Body yang sangat besar. Body yang besar itu menandakan tingginya volatilitas
yang dikandung suatu harga. Breakout yang terjadi saat volatiltas besar seperti ini, kemungkinan
besarnya akan mengalami kegagalan. Sekarang bandingkan dengan area yang diberi warna hijau.
Jika dilihat dari grafik ATR-nya, bisa dilihat bahwa volatilitas terus menurun bahkan saat Breakout
terjadi. Selain itu, Anda bisa perhatikan susunan candle pada kedua area. Candle pada area hijau
cenderung diisi dengan candle-candle body atau volatilitas kecil. Hal inilah yang dapat menjadi salah
satu konfirmasi pada trading dengan menggunakan sistem Breakout.

Penutup: Belajar Indikator ATR Langsung Dari Para Turtles

Ingin belajar lebih banyak tentang cara menggunakan indikator ATR? Well, sebaiknya Anda langsung
belajar dari ahlinya. Sistem trading yang digunakan oleh para Turtles menggunakan ATR sebagai
patokan-patokan untuk menentukan titik Exit, Stop, maupun Re-entry. Untuk belajar lebih lengkap,
Anda bisa download langsung e-book berikut.

Baca selengkapnya di: https://www.seputarforex.net/artikel/membaca-dan-menggunakan-


indikator-atr-144306-31
Penjelasan Tentang Strategi Breakout

Sfteam Artikel Forex 29 Mar 2013 18114 Dibaca Normal 3 menit + - Jika anda ingin mengetahui apa
itu breakout dalam forex, kondisi apa yang mendorong breakout, dan bagaimana menerapkan
strategi breakout. Berikut paparannya. iklan iklan Breakout merupakan sebuah situasi pasar yang
menghadirkan peluang bagus untuk mendapatkan keuntungan bagi trader forex. Jika anda ingin
mengetahui apa itu breakout, kondisi apa saja yang mendorong breakout, dan bagaimana
menerapkan strategi breakout ini? Berikut ini adalah penjelasannya.

Apa Itu Breakout?

Breakout adalah kejadian ketika harga menembus keluar dari area konsolidasi atau range harga
dimana suatu aset diperdagangkan selama beberapa waktu. Breakout juga bisa digunakan untuk
menyebut situasi ketika level harga tertentu ditembus, baik itu level support, resistance, pivot
points, Fibonacci, atau lainnya. Breakout berlawanan dengan pemahaman trading lazimnya yang
menganggap trader sebaiknya melakukan sell di harga tinggi dan buy di harga rendah. Dalam situasi
Breakout, trader justru disarankan untuk melakukan buy di atas level resistance dan sell di bawah
level support. Apabila melakukan trading Breakout, maka trader harus masuk pasar (buka posisi
trading/order) segera setelah harga mengalami Breakout dan membiarkan posisi terbuka hingga
volatilitas menurun.

Bagaimana Breakout Bisa Diterapkan Dalam Trading Forex?

Dalam tren pasar yang berkembang, umumnya orang akan berlomba-lomba melakukan buy ketika
harga bergerak naik. Karenanya, strategi Breakout dilakukan dengan menunggu pasar mencapai titik
resisten lalu masuk (buy) di atas (breakout) titik tersebut. Jika tren bullish yang berlangsung cukup
kuat, maka harga akan bergerak ke titik yang lebih tinggi lagi. Sebaliknya, orang akan cenderung
ramai-ramai sell jika harga merosot. Karenanya, posisi sell dalam strategi Breakout dilakukan dengan
menunggu pasar mencapai titik support tertentu, lalu masuk (sell) di bawah titik tersebut. Jika tren
bearish cukup kuat, maka harga bakal terus menurun ke level yang jauh lebih rendah. Strategi
breakout diterapkan ketika muncul tren yang kuat ditambah dengan kondisi pasar sedang ramai.
Tren yang kuat, khususnya, cenderung mampu menembus harga. Kita bisa mengilustrasikan ini
seperti orang yang kuat dan berotot memukul papan kayu. Tentu, papan itu akan dengan mudah
ditembus. Tren dan kondisi pasar itulah yang berpotensi menembus titik support dan resisten. Kita
perlu menemukan tren yang kuat sebelum melakukan strategi Breakout, karena itu akan
memberikan probabilitas sukses yang lebih tinggi. Perlu diperhatikan bahwa dalam trading forex,
kita tak bisa melihat berapa banyak volume trading yang terjadi dalam satu waktu; berbeda dengan
trading saham atau kontrak berjangka (futures). Oleh sebab itu, trader forex yang ingin melakukan
strategi Breakout perlu mempunyai suatu kriteria tertentu untuk mendeteksi bagus-tidaknya suatu
peluang Breakout. Kriteria itu bisa berdasarkan besar-kecilnya pergerakan harga (batang candle)
dalam suatu periode waktu (timeframe Minutes atau Hourly). Jika candle besar atau panjang, maka
bisa dikatakan volatilitas tinggi; sebaliknya bila pendek maka volatilitas rendah. Alternatif lainnya,
menggunakan indikator Average Directional Index (ADX) yang dikenal mampu mengukur kekuatan
tren. Walaupun, tak tertutup juga penggunaan indikator teknikal lainnya yang bisa membantu
mendeteksi volatilitas.

Jangan Remehkan Dampak Slippage, Lengah Langsung MC!

Rio Renata Artikel Forex 15 Jun 2016 8756 Dibaca Normal 4 menit + - Tak banyak trader memahami
perkara slippage, padahal itu bisa mengakibatkan margin call seketika. Simak bermacam jenis order
untuk mengatasi slippage berikut. iklan iklan Ini nih, kalau cerita soal slippage belum tentu semua
trader udah familiar. Malah jangan-jangan sudah ada yang trading sampai bertahun-tahun tapi
masih belum "ngeh" kapan dan bagaimana dampak slippage mampu mempengaruhi performa
mereka Pengertian dari slippage adalah saat order kita terpenuhi (filled/executed) pada harga
berbeda dengan harga permintaan. Nah, selanjutnya bagaimana hal tersebut bisa terjadi dan
bagaimana cara mengatasi dampak slippage akan dikupas lebih dalam artikel ini.

Slippage Bisa Menjadi Kawan Atau Lawan Anda

Meskipun harga meleset, bukan berarti kita akan selalu dirugikan setiap kali slippage terjadi. Broker
yang bekerja sama dengan penyedia likuiditas (ECN/STP) pada umumnya akan memberikan harga
terbaik berikutnya selama likuiditas masih tersedia.

Contoh kemungkinan dampak slippage adalah sebagai berikut;

Slippage positif, misalnya Anda memasang order buy untuk pair EUR/USD pada harga 1.1300. Pada
waktu order ditransmisikan harga penawaran terbaik tiba-tiba berubah ke 1.1290 (10 pip di bawah
harga permintaan kita), otomatis harga akan tereksekusi pada harga lebih baik di 1.1290.

Slippage negatif, order sama seperti di atas dengan perbedaan harga penawaran terbaik mendadak
berubah ke 1.1310 (10 pip di atas permintaan). Harga akan tereksekusi pada harga lebih buruk di
1.1310.
Apa Penyebab Terjadinya Slippage?

Slippage bisa saja terjadi, terutama pada saat kondisi pasar sedang tidak seimbang. Maksudnya,
jumlah volume trading dan permintaan harga antara buyer dan seller terpaut jauh. Kasusnya seperti
ini. Misalnya kita akan memasang posisi (menggunakan stop order) pada pasangan EUR/USD saat
rilis data NFP (non-farm payroll). Diketahui berikutnya, NFP AS lebih baik daripada ekspektasi. Pasar
mereaksi laporan tersebut dengan sangat cepat, hingga jumlah posisi short (sell) berlipat-lipat ganda
dibanding posisi long (buy). Hal tersebut akan membuat EUR/USD langsung terjerembab hingga
ratusan pip nyaris secara instan. Jika posisi sell-stop Anda berada agak jauh dari harga opening
setelah rilis berita tadi, eksekusi posisi short sudah mengalami slippage sebesar perubahan
mendadak itu pula.

Kalaupun kita tidak menggunakan stop order (hanya melakukan order market instan), kemungkinan
besar spread sudah melebar sedemikian jauhnya. Tentu dengan kondisi tadi trader akan berpikir dua
kali sebelum membuka posisi.

Bagaimana Cara Mengatasi Dampak Slippage?

Bagi sebagian besar trader, terutama trader pemula, biasanya tidak menyadari bahwa slippage telah
terjadi karena pada kondisi pasar normal harga jarang meleset (jikapun ada maka hanya beberapa
pip saja). Namun, jika Anda sebagai news trader mencoba hal serupa tanpa mengetahui dampak
slippage, bersiaplah terkena margin call seketika. Sebenarnya, slippage tidak bisa kita kontrol
sepenuhnya karena hal tersebut berada 100% di tangan pasar (atau "digawangi" oleh broker, jika
broker Anda adalah Market Maker). Hanya saja, kita masih bisa mengurangi risiko dengan cara
menggunakan metode berikut:

A) Limit Order

Umumnya kita menggunakan limit order untuk membuka posisi baru atau menutup posisi profitable
yang telah berjalan. Limit order hanya akan tereksekusi pada harga permintaan kita atau lebih baik.
Misalnya kita menggunakan buy limit order pada harga permintaan 1.1301 maka harga hanya akan
tereksekusi pada harga 1.1301 atau di bawahnya. Jika harga tersedia tidak sama dengan harga
permintaan atau lebih baik maka buy limit tidak akan tereksekusi. (Baca artikel berikut untuk
memahami jenis - jenis order lebih lanjut)

B) Market Order Deviation Range

Beberapa broker menyediakan fitur agar harga permintaan kita tereksekusi dengan toleransi
slippage sebesar input yang kita inginkan.

Jika Anda
mengisikan maksimum deviasi sebesar 3 pip, maka harga akan masih tereksekusi selama slippage
hanya sebesar atau kurang dari 3 pip. Di luar batas deviasi tadi, harga permintaan tidak akan
tereksekusi. Setelah membaca artikel ini, diharapkan pembaca sebagai trader tidak lagi
kebingungan (atau bahkan panik) ketika harga tiba-tiba tereksekusi jauh dari harga permintaan. Oh
iya, jika Anda punya saran lebih baik untuk mengatasi dampak slippage silahkan juga berikan dalam
bentuk komentar di artikel ini. Selamat bertrading!
Angka Persentase Profit Yang Bagus

Martin Artikel Forex 25 Jul 2014 9589 Dibaca Normal 6 menit + - Trader seringkali mengalami
kegalauan saat ditanyai tentang persentase profit bulanan mereka. Sebenarnya, seperti apa sih
persentase profit yang bagus? iklan iklan Meraih profit konsisten dalam bisnis forex adalah hal yang
diinginkan semua orang. Meskipun kerugian dan keuntungan adalah dua hal yang sudah lumrah
terjadi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar potensi profit bisa lebih besar dibandingkan loss.
Selain menerapkan manajemen modal yang baik dan selalu tanggap dengan keadaan pasar, salah
satu hal yang sering menjadi perhatian para trader adalah angka persentase profit dalam forex (Win
Ratio). Sebagai pemahaman awal, persentase profit adalah jumlah trade yang profit dibagi jumlah
keseluruhan trade yang telah dilakukan. Misalnya: seorang trader mendapatkan profit 4x dari 5
trade yang telah dilakukan, maka persentase profitnya adalah 80%.

Adakah Angka Persentase Profit Dalam Forex Yang Bagus?

Jika berbicara mengenai persentase profit dalam forex, para trader pemula sering terjebak dengan
pola pikir: angka persentase profit yang besar akan menghasilkan hasil yang besar. Padahal, dalam
kenyataannya, angka persentase profit sama sekali tidak memberikan gambaran profitabilitas
sebuah strategi trading. Saat diminta memilih antara sebuah strategi yang mempunyai persentase
profit 45% atau 90%, kebanyakan orang tentu akan menganggap angka persentase profit 90% jauh
lebih bagus dari 45%. Tetapi, bagaimana kita bisa tahu profitabilitas sebenarnya dari masing-masing
strategi, mengingat persentase profit 90% belum tentu lebih besar nilai riilnya dibandingkan yang
45%? Caranya adalah dengan melakukan analisa terhadap Risk/Reward ratio yang digunakan pada
masing-masing strategi. Hasil dari analisa tersebut akan menghasilkan Expectancy atau harapan
terhadap profitabilitas yang sebenarnya dari strategi tersebut. Kita ambil contoh kasus yang sangat
mungkin terjadi

Misalnya, hasil akhir sebuah strategi dengan persentase profit 90% bisa minus, karena total pips dari
profit yang dihasilkan lebih kecil dari total pips ketika loss, meskipun jumlah trade yang profit jauh
lebih besar dari yang loss (dalam hal ini, 90% dari keseluruhan trade profit dan hanya 10% yang
loss). Sebaliknya, trader yang memiliki angka persentase profit hanya 45%, justru bisa mendapat
hasil riil yang lebih besar dan angka harapan profitnya positif. Kenapa bisa begitu? Berikut contoh
hipotesis hasil akhir dari dua strategi yang memiliki persentase profit yang berbeda:
Dari kedua contoh di atas, strategi A menerapkan Risk/Reward Ratio yang sangat kecil yaitu 1:0.075
(15 pips/200 pips); atau rata-rata memperoleh 15 pip ketika profit, tetapi kehilangan 200 pips ketika
loss. Sebaliknya, strategi B menggunakan Risk/Reward Ratio 1:2 (200 pips/100 pips) pada setiap
trade-nya, yang berarti: rata-rata profit 200 pips dan loss 100 pips. Meskipun persentase profit
dalam forex pada strategi A jauh lebih besar, tetapi harapan (Expectancy) profitnya negatif. Berarti,
strategi tersebut akan cenderung menghasilkan kerugian besar jika digunakan untuk trading.

Perihal Angka Persentase Profit Dalam Forex

Sampai di sini, kita sudah paham bahwa tidak ada angka persentase profit yang bagus dan absolut.
Besarnya angka persentase profit dalam forex bukanlah ukuran final dari sukses atau tidaknya
seseorang melakukan trading. Banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Selain itu, ada hal-
hal yang bisa dijadikan sebagai acuan awal:

1. Buat Perkiraan Angka Persentase Profit Sebelum Trading, Bukan Setelahnya

Trading forex adalah proses Trial And Error yang diperhitungkan dengan sebaik mungkin, bukan
keberhasilan instan berbekal coba-coba. Jadi, untuk dapat menentukan berapa angka persentase
profit yang menghasilkan keuntungan, Anda dapat melakukannya terlebih dahulu di akun demo. Jika
hasilnya menunjukkan profitabilitas yang positif, angka tersebut dapat Anda terapkan pada akun riil.

2. Pahami Risk And Reward Ratio

Hal pertama yang seharusnya dilakukan trader dalam mengatur strategi tradingnya adalah
menghitung risiko yang berani untuk ditanggung. Ketika menghitung Risk And Reward, trader sering
melakukan kesalahan dengan menentukan Reward terlebih dahulu, atau setting level Stop Loss yang
terlalu dekat jaraknya dengan Level Entry. Hal ini menyebabkan strategi tidak bisa berjalan dengan
baik. Berpatokan pada probabilitas harga pasar dalam menentukan Risk dan Reward, yang perlu
ditentukan terlebih dahulu adalah risikonya, baru kemudian Reward yang dihitung sebagai kelipatan
dari risiko. Dengan menentukan risiko terlebih dahulu, kita akan lebih memperhitungkan Risk
daripada Reward yang akan diperoleh. Risk And Reward Ratio yang biasa dipakai adalah 1:2 dan
disesuaikan dengan besarnya modal yang ada. Artinya, untuk setiap 1 kali kerugian yang didapatkan,
maka saat 1 kali untung, Anda bisa mendapatkan keuntungan yang besarnya 2 kali lipat dari satu
kerugian tersebut. (Baca Juga: Risk And Reward Ratio Adalah Holy Grail Dalam Trading Forex)

3. Selalu Disiplin Dengan Money Management

Pada trader pemula, seringkali terjadi kasus di mana mereka hanya mengekor angka persentase
profit trader lain, dengan harapan mendapatkan hasil yang sama. Padahal, kemampuan modal, gaya
trading, keadaan pasar, akun yang digunakan, serta banyak faktor yang lainnya, sangat
mempengaruhi nilai profit yang diperoleh. Beberapa orang sering merasa minder saat mendengar
rekannya mendapatkan profit 90% dalam waktu sebulan. Padahal, belum tentu persentase profit
90% itu membawa keuntungan dengan jumlah pips yang besar juga. Tetaplah miliki kedisiplinan
dengan Money Management yang baik. Selain itu, kita juga perlu membaca kondisi pasar sebelum
melakukan entry dengan aturan Risk And Reward Ratio. Bagaimanapun juga, kita tidak bisa
memaksakan Reward harus selalu lebih besar dari Risk jika kondisi pasar tidak memungkinkan. (Baca
Juga: 3 Kesalahan Fatal Saat Mengatur Money Management)

4. Perhatikan Leverage Yang Dipakai


Hal yang sering membuat trader kehilangan arah adalah besarnya Leverage. Sudah merupakan
rahasia umum bahwa Leverage membuat trader cenderung membuka lot yang melebihi rasio
kekuatan normal modal. Penggunaan Leverage juga berpotensi mengaburkan pertimbangan objektif
saat mengambil keputusan trading. Walaupun Anda mendapatkan angka persentase profit yang
besar dan telah menerapkan Risk And Reward Ratio 1:2, jumlah pips yang didapatkan tentu saja
akan lebih sedikit jika menggunakan leverage terlalu tinggi. Dari artikel ini, dapat disimpulkan bahwa
angka persentase profit dalam forex (Win Ratio) bukanlah patokan utama dalam melakukan trading.
Yang lebih penting adalah kemampuan trader dalam mengendalikan diri sendiri agar tetap
berdisiplin dengan Money Management, terutama dalam menerapkan Risk And Reward Ratio.
Untuk mengetahui kinerja sebuah strategi trading, biasanya dilakukan dengan cara Backtest. Dengan
melakukan Backtest, trader bisa memeriksa apakah bahwa suatu sistem trading telah bekerja sesuai
ekspektasi atau belum. Untuk mengetahui besarnya presentase profit dalam forex melalui Backtest,
panduannya sudah dijelaskan dalam artikel ini.

Mengenal Strategi Cut Loss "Murder Your Darling"

Rizal Aditya Artikel Forex 24 Apr 2019 1934 Dibaca Normal 8 menit + - Strategi cut loss Murder Your
Darling bisa mencegah terjadinya loss berlebih, dan menghindarkan Anda dari trading berdasarkan
ilusi. iklan iklan Strategi Cut Loss mungkin sepintas terlihat asing di telinga Anda. Pasalnya, banyak
sekali artikel strategi trading di luar sana yang mengupas mengenai strategi Entry akurat, strategi
take profit tepat, strategi trading menggunakan indikator, dan lain sebagainya. Semua bertujuan
untuk memaksimalkan keuntungan dalam trading forex. Tetapi, adakah yang pernah membahas
mengenai strategi Cut Loss? Jangan bingung dulu dengan judul artikel ini. Mungkin Anda berpikir,
bagaimana bisa untung kalau kita malah disuruh melakukan Cut Loss? Ya, Cut Loss terkadang
menjadi sesuatu yang menyeramkan bagi sejumlah trader. Pasalnya, mereka harus mengakui loss
yang didapatkannya. Ini sama saja dengan memangkas dana trading atau bahkan profit yang sudah
dikumpulkan secara bertahap. Jika ingin tahu alasannya, teruskan membaca artikel ini karena Anda
akan segera tahu alasan kenapa Cut Loss adalah strategi trading yang terbaik dibandingkan tidak
melakukannya. Dikutip dari TheBalance, strategi Cut Loss yang akan dibahas kali ini adalah adalah
strategi Murder Your Darling.

Apa Itu "Murder Your Darling"?

Murder Your Darling apabila diterjemahkan ke Bahasa Indonesia memiliki arti: habisi kekasih Anda.
Kutipan Murder Your Darling ini diambil dari buku On The Art Of Writing (1916) karangan Arthur
Quiller-Couch. Dalam bukunya tersebut, Arthur menjelaskan pentingnya seorang penulis untuk
memotong kalimat yang tidak berguna pada tulisannya. Namun istilah tersebut juga bisa dikaitkan
dalam konteks trading forex. Bedanya, maksud dari "kekasih" di sini adalah posisi Anda yang sedang
mengalami floating loss. Banyak sekali trader tidak bergegas menutup posisi yang sedang floating
loss akut, karena mereka sayang jika posisi tersebut ditutup begitu saja. Saat psikis diliputi rasa
sayang berlebihan, Anda sudah masuk dalam fase trading menggunakan emosi. Padahal, ini jelas
berbahaya, karena setiap keputusan dalam trading harus berdasarkan pada analisa yang teruji, baik
itu dari segi fundamental maupun teknikal. Kalau ini dibiarkan, risikonya bisa membuat floating loss
semakin melebar dan berpotensi menjerumuskan Anda pada Margin Call.

Kenapa Strategi Cut Loss Itu Penting?

Dalam trading forex, tidak ada yang tahu kemana harga akan bergerak. Meskipun bisa
memperkirakan pergerakannya dengan alat bantu teknikal dan fundamental, tetap saja masih ada
kemungkinan harga tidak berjalan sesuai keinginan Anda. Jalan satu-satunya untuk bisa selamat
dari pergerakan pasar tak terduga adalah menerapkan strategi Cut Loss yang teruji. Supaya harapan
meraih profit konsisten tidak pupus, Anda sejatinya perlu melakukan Cut Loss pada posisi-posisi
yang kurang menguntungkan. Seorang Day Trader mungkin bisa memperoleh beberapa
kemenangan dalam sehari. Namun jika mereka membiarkan sebutir posisi floating loss bergerak di
luar kendali, risikonya bisa menghapus semua profit yang telah dikumpulkan oleh posisi lainnya.

Cara Menerapkan Strategi Cut Loss: Murder Your Darling

Sebetulnya cara menerapkan strategi Cut Loss Murder Your Darling itu cukup sederhana. Intinya,
posisi trading yang mengalami loss harus segera di-cut. Namun untuk melakukannya, tidak boleh
langsung asal cut saja. Berikut akan dibahas strategi Cut Loss secara mendalam:

1. Selalu Memasang Stop Loss Setiap Melakukan Entry

Cara paling sederhana untuk murdering adalah dengan selalu memasang Stop Loss di awal
membuka posisi. Dengan mengaplikasikan strategi Cut Loss ini, maka risiko trading pun akan bisa
diminimalisir. Apabila Anda pengguna Metatrader, tentu bukan hal yang sulit untuk melakukannya.
Pertanyaanya, bagaimana cara menentukan Stop Loss yang ideal? Stop Loss yang ideal umumnya
ditentukan melalui Support Resistance terdekat, sinyal Price Action sebelumnya, nilai High-Low
Candlestick pada Time Frame Daily, serta cara-cara lainnya. Supaya Anda terhindar dari menentukan
besaran Stop Loss secara acak, artikel Tips Dalam Menentukan Stop Loss ini bisa menjadi sumber
referensi.

2. Aktif Memantau Pasar

Strategi Cut Loss kedua adalah menerapkan active trade management, dimana Anda menganalisa
situasi yang terjadi di pasar forex secara intens. Idealnya, Anda tetap memasang Stop Loss, tapi
gunakan itu sebagai benteng pertahanan terakhir. Dengan menganalisa situasi pasar secara intens,
Anda akan bisa memperoleh posisi yang strategis untuk Murder Your Darling sebelum Stop Loss
tersentuh, misalnya saat harga masih dalam tahap awal reversal, sehingga beban floating loss sedikit
terkurangi karenanya. Tidak ada satupun yang tahu kemana pasar akan bergerak, karena itulah Stop
Loss bisa menjadi pengaman saat Anda benar-benar kurang beruntung. Namun jika pergerakan
pasar masih memberikan ruang bagi Anda untuk bernafas dan melakukan Cut Loss di tempat yang
strategis, segeralah ambil kesempatan itu.

3. Cari Peluang Trading Di Tempat Lain

Ada kondisi dimana Anda membiarkan loss melebar begitu besar. Masalah ini seharusnya bisa
diantisipasi. Kalau ini sampai terjadi, jangan-jangan Anda bertrading tanpa Stop Loss? Ya atau tidak?
Atau mungkin target Stop Loss Anda terlalu besar? Solusinya hanya satu, yaitu keluarlah! Keluarlah
dari posisi yang loss besar tersebut dan carilah peluang trading di kesempatan lain. Floating loss
sangat melebar biasanya mengindikasikan bahwa Anda salah meletakan posisi di market yang
sedang trending. Jangan terpengaruh oleh ilusi bahwa harga kembali ke arah yang Anda inginkan.
Kembalikan ketenangan diri Anda dengan keluar dari floating loss yang sangat membebani tersebut.
Jika sudah keluar, maka emosi Anda akan stabil. Saat pikiran sudah fresh kembali, cobalah untuk
menemukan peluang trading di kondisi pasar yang lain.

4. Jangan Terlalu Santai Melihat Harga Bergerak Menuju Stop Loss

Saat memasang Stop Loss, Anda mungkin akan memiliki tendensi untuk menjadi malas. Contohnya
adalah ketika harga bergerak ke arah yang kurang menguntungkan. Di sini Anda mungkin akan
berpikir untuk santai-santai saja karena merasa sudah memasang Stop Loss. Namun, sadarkah Anda
bahwa pergerakan harga tersebut sedang mengarah ke sesuatu yang disebut sebagai kerugian?
Kenapa Anda malah membiarkan harga bergerak mencapai Stop Loss tersebut? Seharusnya di sini
pilihan terbaiknya adalah segera melakukan Cut Loss ketimbang mengalami Total Loss. (Baca Juga:
Teknik Memasang Stop Loss Terbaik Dalam Trading Forex) Di lain pihak, ketika posisi Anda sedang
mengalami floating profit, kemudian ada sinyal-sinyal tertentu yang mengindikasikan akan terjadi
Reversal (melalui Price Action atau semacamnya), segeralah membukukan keuntungan Anda. Jangan
biarkan harga berbalik arah dan menghantam Stop Loss Anda. Dalam trading forex, lengah sedikit
saja akan bisa mengubah nasib Anda dalam sekejap, dari pemenang menjadi pecundang. Saat harga
bergerak hampir mendekati Take Profit, terkadang Anda akan melihat momentumnya mulai
melambat. Jangan terlalu kaku dan berprinsip bahwa keuntungan harus diambil di level Take Profit
yang sudah ditentukan. Kalau momentumnya sudah melambat, biasanya ini adalah tanda-tanda
bahwa harga akan mengalami Reversal. Sudahi penantian Anda, dan segeralah ambil profit sebelum
semuanya hangus tak bersisa.

Murder Your Darling Bukan Untuk Semua Trader

Tips-tips di atas memang bisa menghindarkan Anda dari kerugian maksimal, tapi sadarkah Anda?
Cut Loss sebelum waktunya dan terus-menerus memantau pasar adalah dua tindakan yang mudah
disalahartikan oleh trader awam. Dalam hal ini, memotong kerugian sebelum Stop Loss tersentuh
hanya bisa dilakukan jika Anda mendapatkan konfirmasi sinyal dari sistem trading yang telah teruji.
Katakanlah Anda menggunakan 3 indikator untuk Entry dan Exit, maka jangan melakukan Cut Loss
apabila ketiga indikator tersebut tidak menghasilkan sinyal yang selaras untuk menjustifikasi
tindakan Exit sebelum Stop Loss tersentuh. Dengan demikian, Anda tidak boleh asal melakukan Cut
Loss hanya karena punya feeling jika harga pasti menyentuh Stop Loss. Harus ada dasar analisa teruji
yang melatarbelakanginya. Bagaimanapun juga, Cut Loss merupakan salah satu tindakan di luar
rencana yang melanggar sistem trading awal. Jadi apabila Anda memutuskan untuk menerapkannya,
pastikan telah dilatarbelakangi oleh alasan yang logis, rasional, dan objektif, agar tidak menyesal jika
harga kemudian tidak jadi menyentuh Stop Loss dan justru berbalik ke trend sebelumnya.

Penutup

Sebagai seorang trader, Anda harus benar-benar tahu bagaimana menerapkan strategi Cut Loss yang
tepat. Pasalnya, hanya dengan mengandalkan Stop Loss saja tidaklahlah cukup. Anda perlu
melakukan upaya lebih. Pahamilah bahwa pasar memiliki kemungkinan untuk bergerak ke arah tak
terduga, dan cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan selalu beradaptasi pada perubahan
tersebut. Selalu miliki rencana supaya Anda tidak bertrading dengan mengandalkan emosi semata.
Apabila Anda tiba-tiba merasa emosional dengan posisi trading saat ini, langsung saja habisi dan
jangan masuk pasar dulu sebelum ketertarikan tersebut hilang.
Belajar Memahami Money Management

Martin Artikel Forex 06 Sep 2012 50744 Dibaca Normal 6 menit + - Salah satu faktor penting dalam
trading adalah pengendalian resiko. Artikel ini akan membahas 5 hal pokok money management.
iklan iklan Money Management adalah salah satu faktor penting dalam trading forex yang berkaitan
dengan pengendalian resiko. Trading adalah bisnis dan dalam bisnis tentu ada resikonya. Berapapun
besar modal kita, tentunya kita ingin membatasi besarnya resiko yang mungkin terjadi. Belajar
memahami pengendalian resiko dengan benar adalah kunci sukses untuk menghasilkan profit yang
konsisten dalam jangka panjang. Banyak trader pemula yang account-nya "babak belur" karena tidak
menerapkan Money Management dengan disiplin, bahkan ada yang tidak tahu sama sekali tentang
money management. Dalam tulisan ini akan dibahas 5 hal pokok dalam belajar Money Management
yang harus dipahami dan diterapkan dengan benar dan disiplin dalam trading forex.

1. Besarnya Resiko Per Trade

Besar resiko per trade diukur dengan nilai uang, bukan dengan pips, dan biasanya ditentukan dalam
persentase dari modal atau balance dalam account trading kita. Anggap saja kita belum ada posisi
trading dan balance dalam account kita masih utuh, maka besar resiko per trade adalah jumlah
kerugian yang kita tentukan dalam membuka sebuah posisi trading. Tidak ada ketentuan baku untuk
hal ini, dan bisa saja antara trader yang satu berbeda dengan trader lainnya, tergantung dari kondisi
keuangan masing-masing. Yang jelas, gunakanlah dana yang benar-benar tidak akan dipakai dalam
waktu dekat, dan hindari trading forex dengan menggunakan dana untuk hidup sehari-hari.
Asumsikan bahwa alokasi dana Anda untuk trading forex adalah dana yang siap hilang, sehingga
Anda tidak emosional ketika trading. Sebagai gambaran, para trader profesional yang
pendapatannya hanya dari trading (saham, forex, option dsb.), jarang mengambil resiko lebih dari
3% dari total modal mereka. Di sisi lain, banyak trader yang telah berpengalaman
merekomendasikan besarnya resiko antara 3% sampai 5% dari modal. Tetapi berapapun besarnya
resiko yang Anda tentukan, Anda harus merasa nyaman dengan pilihan tersebut, sehingga Anda bisa
trading dengan tenang dan tanpa emosi. Nah, kenapa besar resiko diukur dengan nilai uang bukan
dengan pip? Hal ini berkaitan dengan besarnya ukuran lot atau volume per trade yang bakal kita
gunakan sesuai dengan perhitungan resiko, atau lazim disebut position sizing yang akan dijelaskan di
poin berikutnya.

2. Besarnya Ukuran Lot Per Trade (Position Sizing)

Tips kedua dalam belajar Money Management adalah: besar ukuran lot juga disebut dengan volume
(pada platform Metatrader), atau ada yang menamakan quantity. Karena platform Metatrader
sudah sangat populer, para trader forex pada umumnya lebih familiar dengan sebutan volume
trading. Cara menentukan volume trading berdasarkan resiko lazim disebut dengan position sizing.
Dengan position sizing, besar resiko dalam nilai uang akan selalu sama, berapapun besar Stop Loss
(resiko dalam pip) yang kita tentukan. Volume trading bisa kita atur sesuai dengan besar Stop Loss
yang paling pas buat kita. Sebagai contoh, misalnya kita trading dengan Standard Lot pada pasangan
mata uang EUR/USD, sehingga nilai per pip-nya adalah USD 10. Jika kita punya balance sebesar USD
25,000, dan resiko yang kita tetapkan untuk membuka sebuah posisi adalah 4%, maka besar resiko
kita adalah:

USD 25,000 X 4% = USD 1,000


Katakan dari hasil analisa kita Stop Loss yang paling pas adalah 50 pip, maka volume trading kita
dalam Standard Lot adalah:

USD 1,000 / (50 X USD 10) = 2 lot

(Catatan: pialang forex di Indonesia ada yang menyebut Standard Lot dengan Regular Lot, dan
account yang hanya untuk trading dengan Standard Llot disebut Regular Account) Nah, jika ada 2
trader dengan modal yang berbeda tetapi menerapkan persentasi resiko yang sama serta Stop Loss
yang sama pula, tentu ukuran lot keduanya berbeda. Trader yang modalnya lebih besar, maka
volume trading-nya juga akan lebih besar walaupun Stop Loss (resiko dalam pip) keduanya sama.
Itulah sebabnya mengapa dalam belajar Money Management, besar resiko per trade biasanya
diukur dengan nilai uang, bukan dengan besarnya pip pada Stop Loss.

3. Besarnya Risk/Reward Ratio

Risk/reward ratio adalah perbandingan antara besarnya resiko (Stop Loss) dan besarnya target profit
(Reward) yang kita tetapkan. Jika pada pembahasan sebelumnya kita telah menentukan resiko dan
ukuran lot, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan besarnya target profit yang kita inginkan,
dibandingkan dengan resiko yang telah kita tetapkan sebelumnya. (Kunjungi juga: kumpulan artikel
manajemen resiko dalam trading forex) Sama halnya dengan resiko, untuk menetapkan target profit
tidak ada ketentuan bakunya. Hanya saja, kita harus objektif dan realistis sesuai dengan kondisi
pasar saat itu. Trader yang berpengalaman menganjurkan agar Risk/Reward Ratio sebaiknya
minimal 1:2. Artinya, jika Stop Loss kita 50 pip, maka sebaiknya target profit kita minimal 100 pip,
bahkan kalau bisa 1:3 atau lebih. Semakin besar rasio yang digunakan, akan semakin baik
pengaruhnya pada tingkat profitabilitas trading. Bagaimana bisa?

Jika kita bisa menerapkan Risk/Reward Ratio dengan konsisten, dalam jangka panjang akan
diperoleh return (keuntungan) yang memadai walaupun persentasi profit kita secara keseluruhan
masih lebih kecil dibanding loss-nya. Misalnya, 70% dari total posisi seorang trader mengalami loss.
Dilihat dari sisi menang kalahnya saja, hal itu tentu saja buruk. Namun setelah dihitung-hitung rasio
keuntungan dan kerugiannya, ia ternyata masih menghasilkan return 15% dari total posisi
tradingnya. Usut punya usut, ia ternyata menerapkan Risk/Reward Ratio minimal 1:2 pada setiap
posisi. Yang penting untuk dipahami dalam bagian belajar Money Management ini adalah: tentukan
besarnya resiko terlebih dahulu sebelum menghitung profit yang mungkin kita peroleh.

4. Money Management Harus Bisa Mengendalikan Emosi Kita

Di samping Money Management, faktor penting lainnya dalam trading adalah keterlibatan emosi.
Kedua hal tersebut saling mempengaruhi dan jika tidak dipahami dengan benar, akan membawa
efek negatif dalam trading. Money Management yang buruk bisa menghancurkan trading kita,
demikian pula emosi yang tidak terkendali. Misalnya, jika kita kurang memahami Money
Management sehingga selalu loss pada setiap posisi trading kita, maka akan sulit bagi kita untuk
tidak melibatkan emosi saat trading. Sebaliknya, semakin baik kita bisa menerapkan Money
Management dalam trading, akan semakin terkendali emosi kita dalam menyikapi hasil trading. Kita
bisa dikatakan sukses belajar Money Management bila bisa mengelola dana dalam account trading
dengan efektif dan tidak emosional.

5. Money Management Akan Berjalan Baik Hanya Jika Kita Menguasai Strategi Trading
Jika kita tidak sepenuhnya menguasai strategi trading yang digunakan sehingga selalu ragu ketika
hendak membuka posisi, maka sebaik apapun kita belajar Money Management dan berupaya
memahaminya, hasilnya tidak akan maksimal. Strategi trading dan Money Management adalah
komponen utama dalam rencana trading yang harus dijalankan secara bersamaan. Money
Management akan berjalan baik hanya jika kita telah menguasai dan yakin pada strategi trading
yang kita gunakan, sehingga nantinya bisa menghasilkan profit yang konsisten dalam jangka
panjang. Agar lebih mudah memahami pelajaran penting tentang Money Management, Anda bisa
menyimpan infografi menarik berikut ini
Sukses Trading Terjadi Karena Kebiasaan

Intan Poetri Artikel Forex 11 Jul 2012 12221 Dibaca Normal 7 menit + - Benarkah sukses trading
terjadi karena kebiasaan? 10 Kebiasaan trader sukses ini membuktikannya. Selain punya jurnal dan
belajar dari kesalahan, masih ada 8 kebiasaan lainnya. iklan iklan Kecuali mendapatkan rezeki
nomplok atau mukjizat tak terduga, tidak ada orang yang tiba-tiba menjadi kaya raya dalam waktu
sehari. Begitu juga dengan trader, tidak ada yang baru satu hari belajar lalu besok mengumpulkan
profit melimpah. Sukses trading adalah hal yang diinginkan semua orang. Sayangnya, tidak semua
orang menerapkan kebiasaan trader sukses dalam aktivitas trading mereka. Kita mengenal nama-
nama tenar dalam dunia forex seperti George Soros, Bill Lipschutz, Stephen Innes dan sebagainya.
Mereka mampu menjadi orang yang sukses tentu saja bukan karena sakti, selalu beruntung, tidak
pernah merugi, memiliki harta yang tidak terbatas saat awal memulai, atau sebagainya. Trader yang
sukses pada awalnya juga merupakan pemula, tetapi mereka memiliki kebiasaan yang tidak dimiliki
oleh semua trader.

10 Kebiasaan Trader Sukses

Kesuksesan trader-trader yang sukses dalam dunia forex berasal dari proses pembelajaran
bertahun-tahun dan sifat pantang menyerah. Meskipun terkesan sederhana, tetapi banyak trader
yang tidak tahu harus melakukan apa dan bagaimana. Anda ingin jadi trader yang handal?
Tanamkanlah 10 kebiasaan trader sukses ini dan rasakan manfaatnya.

1. Manfaatkan Akun Demo

Salah satu pintu masuk untuk mengenal dunia trading forex adalah melalui akun demo. Melalui fitur
yang bebas risiko ini, trader bisa mencoba berbagai metode trading, merasakan suasana trading di
broker tertentu, dan mempelajari platform trading yang berbeda-beda. Tetapi, perlu diingat juga
bahwa terlalu lama asyik di akun demo bisa membawa kerugian, karena tidak mengajarkan skill
trading dengan psikologi market sesungguhnya, juga tidak mempersiapkan Anda untuk menghadapi
masalah eksekusi yang kerap terjadi saat pasar diliputi high-impact news. Sebaiknya, miliki
kedisiplinan dan target apa saja yang ingin Anda pelajari di akun demo, tapi jangan pernah lupa
bahwa 'medan perang' sesungguhnya ada di akun riil. (Baca Juga: Waspadai 3 Bahaya Belajar
Trading Terlalu Lama Di Akun Demo)

2. Mencari Metode Yang Terbukti Ampuh

Pepatah bilang, jangan membeli kucing di dalam karung. Artinya, jangan sembarangan memutuskan
sesuatu yang belum pasti hanya berdasarkan intuisi. Hal yang sama juga berlaku pada dunia trading
forex; jangan percaya begitu saja dengan sinyal trading kurang kompeten, gosip dan kabar burung,
apalagi menentukan buy dan sell melalui hitungan kancing. Carilah metode yang terbukti ampuh dan
sudah sesuai dengan gaya trading Anda. Miliki keyakinan tentang kapan menaruh Stop Loss, kapan
waktunya melakukan profit-taking, dan terus pelajari manajemen risiko. Selalu ingat bahwa metode
analisa dalam dunia trading forex itu beragam jumlahnya, sehingga proses mencari metode yang
terbukti ampuh membutuhkan kesabaran.

3. Perhitungkan Rasio Risiko Dan Keuntungan

Hal yang selalu harus diingat adalah: trading forex memiliki dua sisi, yaitu keuntungan dan kerugian.
Jika hanya mengharapkan keuntungan tapi tidak mau menanggung kerugian, sebaiknya urungkan
niat Anda dalam bertrading. Risiko kerugian tidak bisa dihapus, hanya bisa diminimalisir. Karena itu,
muncul istilah risk and reward ratio. Rasio dari risiko dan keuntungan ini berbeda untuk masing-
masing trader, tergantung pada kemampuan modal dan keadaan pasar. Salah satu kebiasaan trader
sukses adalah menentukan rasio risiko dan keuntungan yang sesuai dengan target mereka, sebelum
melakukan eksekusi trading.

4. Miliki Rencana Trading Dan Patuhilah

Memiliki rencana trading yang jelas dan mematuhinya adalah kunci kesuksesan trader terpenting.
Saat memulai trading forex, tentukan apa target dan tujuan Anda agar langkah-langkah yang Anda
ambil lebih terarah. Selain itu, jangan menginvestasikan modal melebihi kemampuan Anda. Banyak
kegagalan terjadi karena seorang trader tidak mematuhi rencana yang ia buat sendiri. Karena
merasa terlalu senang dengan keberhasilan yang didapatkan, atau terlalu frustasi dengan kegagalan
yang baru saja dialami, manajemen risiko jadi sering diabaikan. Kesabaran dan ketekunan adalah hal
yang membedakan seorang trader gagal dengan trader sukses. Berikan target waktu yang wajar
(dalam artian tidak terlalu cepat maupun terlalu lambat), dan jangan mudah menyerah.

5. Jangan Biarkan Emosi Menguasai Keputusan Trading Anda

Saat sedang emosi, logika sering terhambat. Hindari membuka platform trading ketika suasana hati
Anda sedang tidak tenang, panik, sedih atau sebagainya. Selalu lakukan analisa secara objektif,
sehingga hasil trading Anda nantinya bisa senantiasa dipertanggungjawabkan.

6. Berpikir Jangka Panjang

Trading forex adalah permainan jangka panjang, sehingga jangan mengharapkan hasil instan.
Mendapatkan keuntungan besar dan terus-menerus jarang terjadi di dunia trading. Banyak trader
sudah merasa puas karena mendapat profit besar dalam waktu singkat lalu memamerkannya. Tak
lama kemudian, mereka berujung mendapat kerugian besar. Karena telanjur malu, mereka jadi
kehilangan minat untuk terus menekuni trading. Akhirnya, mereka tidak mendapat apapun selain
pengalaman buruk. Salah satu kebiasaan trader sukses adalah dengan memperoleh keuntungan
wajar, konsisten, dan stabil. Hindari keinginan untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu
singkat, karena risiko menanggung kerugian yang besar juga mengintai. (Baca juga: Tips Aman Main
Forex)

7. Miliki Jurnal Trading

Salah satu kebiasaan trader sukses yang sering diabaikan oleh trader pemula adalah menulis jurnal
trading. Beberapa orang menganggap jurnal trading adalah hal yang sepele, sedangkan beberapa
yang lain menganggap jurnal trading terasa rumit dan tidak perlu dilakukan. Padahal, memiliki jurnal
trading sangat berguna untuk mencatat aktivitas trading harian, melakukan observasi, dan sebagai
bahan evaluasi. Jurnal trading memiliki peran penting untuk membantu Anda menganalisa apa saja
keputusan trading yang berhasil dan yang gagal. Usaha kecil yang Anda lakukan dengan menulis
jurnal setiap hari, akan membawa manfaat jangka panjang dan menata jalan kesuksesan.

8. Bertanggung Jawab Dengan Hasil Trading Yang Didapatkan

Memiliki mental kuat dan bertanggung jawab adalah kebiasaan trader sukses yang terbentuk dari
pengalaman. Tidak peduli sehebat dan secanggih apapun konsultan trading yang Anda percayai,
atau sebagus apapun sinyal trading, Anda harus tetap bertanggung jawab dengan keputusan trading
sendiri. Semua aktivitas trading forex yang dilakukan harus dilandasi dengan logika, bukan sekedar
emosi atau spekulasi.

9. Belajar Dari Kesalahan Sendiri

Setelah mencatat hasil di jurnal dan mampu bertanggung jawab dengan hasil trading, seorang trader
yang sukses harus siap untuk belajar dari kesalahannya sendiri. Hasil yang buruk bukan berarti Anda
tidak berbakat atau dihantui kesialan. Sebaliknya, jadikan hal itu sebagai motivasi untuk mengasah
kemampuan dalam manajemen risiko dan ketepatan eksekusi. Dengan berkaca dari pengalaman,
calon trader yang sukses memiliki bekal untuk lebih bijak mengambil keputusan di masa depan.

10. Tidak Berhenti Melakukan Riset Dan Observasi

Perhatikan kondisi pasar sebelum Anda membuka posisi. Selalu ingat baik-baik bahwa keahlian
dalam mengenali tren adalah modal yang penting. Jangan malas untuk melakukan riset tentang apa
yang terjadi di pasar serta mengobservasi pergerakan harga. Pengamatan ini akan memberikan
Anda gambaran tentang pola pasar yang diminati. Trading forex bukanlah sebuah permainan iseng-
iseng, dibutuhkan perhitungan yang cermat agar modal yang Anda punya tidak cepat habis dan bisa
bertambah dengan konsisten. Ada yang mengatakan hanya 1 dari 10 trader yang sukses meraup
profit secara konsisten. Tim Seputarforex menyajikan diskusi seru dan informatif tentang kenapa
hanya 10 persen trader yang sukses, dalam format podcast. Dengarkan podcast berikut dengan
earphone Anda untuk user experience yang lebih optimal. Setelah membaca 10 tips di atas,
semakin tampak jelas bahwa sukses trading bukanlah sesuatu yang abstrak. Asalkan memiliki niat
dan keteguhan untuk terus menerapkan kebiasaan positif dalam aktivitas trading sehari-hari; tidak
peduli anak muda, pensiunan, lelaki maupun perempuan juga bisa sukses dalam dunia trading forex.

Tips Aman Main Forex

Intan Poetri Artikel Forex 27 Mar 2013 15916 Dibaca Normal 7 menit + - Selain kondisi pasar,
kemampuan trader dalam manajemen risiko dan melakukan analisa adalah hal yang sangat
berpengaruh dalam tips aman bermain forex. iklan iklan Seorang yang berhasil dalam bisnis forex
selalu memperhatikan keamanan akun dari risiko trading. Tidak mudah memang mengendalikan
risiko ini. Sedikit saja kita lengah, maka modal awal saat trading bisa lenyap. Karena itu, diperlukan
pemahaman tentang tips aman bermain forex yang benar agar kerugian bisa ditekan. Perlu
dipahami, sebenarnya tidak ada yang bisa menjamin profit dan loss saat trading, semua itu kembali
lagi ke faktor kondisi pasar. Pakar trading yang ahli dalam menganalisa baik itu secara fundamental,
teknikal, maupun menggunakan robot forex sekalipun, tidak berani menjamin secara mutlak bahwa
analisa mereka itu tepat dan akurat. Tetapi, bukan berarti analisa dalam melakukan trading itu
percuma atau tidak perlu dilakukan. Tujuan dari diciptakannya analisa-analisa tersebut adalah untuk
membantu kita mengambil langkah dengan persiapan yang rasional dan bisa
dipertanggungjawabkan. Tanpa analisa, kita akan masuk pasar secara asal. Hampir tidak ada
bedanya dengan tebak-tebakan atau bahkan gambling. Jadi kalau analisa memang penting tapi tidak
bisa menjamin profit, lantas apakah yang bisa membantu memastikan keuntungan trading dan
menekan kerugian?
Pilih Broker Terpercaya

Karena kita berinvestasi di pasar forex secara online dan bertransaksi dengan modal real, jadi poin
pertama yang perlu dipastikan dalam tips aman bermain forex adalah memilih broker terpercaya.
Saat ini, banyak sekali broker yang beredar di masyarakat dan menawarkan berbagai promosi
menggiurkan. Untuk keamanan Anda, carilah broker yang lokasi dan regulasinya sudah jelas. Lebih
baik lagi jika Anda bisa mendaftar pada broker yang memiliki lisensi dari regulator kredibel seperti
FCA (Inggris), ASIC (Australia), dan sebagainya. Di Indonesia sendiri, telah ada BAPPEPTI yang
menangani regulasi broker-broker lokal. Carilah broker yang layanan pelanggannya responsif dan
mudah dihubungi, karena hal ini akan mempermudah Anda dalam melakukan transaksi ke
depannya.

Pahami Arti Hedging

Hedging atau Locking adalah strategi trading untuk "membatasi" atau "melindungi" dana trader dari
fluktuasi nilai tukar mata uang yang tidak menguntungkan. Teknik yang membutuhkan perhitungan
cukup matang ini banyak digunakan oleh trader forex berpengalaman. Trader pemula pun bisa
mencobanya, asal memiliki budget yang mencukupi. Melakukan Hedging memerlukan strategi yang
tepat dikarenakan kita harus menganalisa kapan waktunya membuka Hedging posisi tersebut. Selain
itu, akan dibebankan biaya komisi dan interest swap 2 kali, sehingga dana kita harus cukup untuk
membayar biaya-biaya tersebut. Berita baiknya, saat ini ada juga broker-broker yang memberikan
fasilitas akun swap-free. (Baca juga: Strategi Hedging Sederhana)

Jangan Open Posisi Saat Volatilitas Tinggi

Seperti yang telah dijelaskan, setiap analisa baik itu fundamental maupun teknikal dapat sangat
berpengaruh pada pasar. Mulai biasakan diri Anda untuk memantau berita-berita market dunia,
karena ketika ada berita ekonomi yang akan diluncurkan, volatilitas pasar akan mengalami
perubahan drastis. Dalam situasi seperti ini, sebaiknya jangan open posisi karena memperkirakan
pergerakan harga secara teknikal akan jadi jauh lebih sulit dari biasanya. Pasar didominasi oleh
sentimen yang seringkali cepat berubah dalam waktu singkat, sehingga cukup mustahil untuk
'menungganginya' untuk mendapat profit yang meyakinkan. Belum lagi, ramainya Order yang masuk
seringkali membuat sistem platform trading rentan mengalami gangguan, seperti halnya Slippage
dan Requote.

Terapkan Manajemen Risiko

Salah satu kunci tips aman bermain forex adalah memahami manajemen risiko. Hal ini penting, agar
apabila kita mengalami kesalahan prediksi, kerugian masih bisa diminimalisasi. (Baca Juga: Apa itu
Manajemen Resiko) Hindari melakukan transaksi atau open posisi dengan menggunakan Margin
atau modal di atas 20%. Sesuai dengan prinsip manajemen risiko, gunakanlah Margin di bawah 20%,
agar sisanya dapat digunakan untuk menahan loss (kerugian) pada saat pergerakan mata uang
berlawanan dengan arah yang kita pasang. Di sinilah biasanya para trader pemula melakukan
kesalahan. Karena terlalu bernafsu saat melihat potensi profit yang besar, mereka memasang
margin yang tinggi dengan harapan akan kaya mendadak saat closing. Perlu diingat bahwa
kesuksesan besar akan membawa risiko yang besar pula. Trading dengan hasil yang stabil dan
konsisten tentu lebih baik daripada mendapat keuntungan besar dalam satu hari, lalu terkena
kerugian berkali-kali setelahnya.
Pelajari Dasar-Dasar Analisa

Setelah memahami manajemen risiko, mungkin Anda berpikir ini saatnya untuk membuka platform
trading lalu melakukan Open Order. Tunggu dulu, trading forex tidak sesederhana itu. Trader yang
handal akan memikirkan berbagai faktor sebelum mengklik tombol Buy atau Sell. Setelah membahas
manajemen risiko yang lebih banyak berhubungan dengan persiapan awal para trader sebelum
membuka platform, kali ini tips aman yang diberikan akan lebih ke arah memahami dan membuat
analisa. Tidak perlu menjadi sehebat Master trading George Soros untuk memulai, yang penting
Anda mau belajar. (Baca juga: Manakah Analisis Forex Terbaik?)

Berikut langkah-langkah yang bisa Anda lakukan:

Pilih jenis pair yang akan Anda transaksikan, misalnya EUR/USD, GBP/USD, USD/JPY atau yang
lainnya. Memilih pair bisa didasarkan pada jenis yang mudah Anda prediksi dan pahami karakternya.
Untuk para pemula, disarankan memilih pair-pair mata uang utama karena spread-nya cenderung
lebih rendah dibandingkan exotic pair, dan informasi pasarnya lebih mudah untuk didapat.

Lakukan analisa kemana grafik pair tersebut akan bergerak. Di sini kita bisa menggunakan analisa,
baik itu analisa fundamental, analisa teknikal atau sentimen pasar. Sebagai permulaan, Anda tidak
perlu langsung menguasai ketiga jenis analisa sekaligus. Cukup pelajari sekilas ketiganya, kuasai
salah satunya dan jadilah masternya.

Setelah Anda sudah bisa memperkirakan kecenderungan harga dari sinyal yang muncul, lakukan
buka posisi.

Selanjutnya, modifikasi posisi yang terbuka. Untuk membatasi kerugian supaya tidak bertambah
menjadi besar, pasang Stop Loss pada posisi yang terbuka. Untuk mengamankan profit yang telah
didapat agar tidak termakan market reversal, pasang Take Profit.

Jika kondisi pasar tidak menunjukkan perubahan seperti yang Anda harapkan, tutup posisi yang
terbuka setelah beberapa waktu harga market belum juga menyentuh Take Profit atau Stop Loss.
Hal ini dilakukan agar Anda terhindar dari pengaruh emosi trading, yang bisa memicu Anda untuk
melakukan hal-hal di luar rencana trading.

Tetapkan target waktu trading Anda, apakah per jam, harian, atau mingguan. Penetapan waktu
trading ini berfungsi untuk mempermudah evaluasi. Milikilah jurnal trading untuk mencatat
perkembangan transaksi Anda. Banyak trader yang meremehkan hal ini, padahal catatan mengenai
kegagalan dan kesuksesan dalam trading dapat digunakan sebagai evaluasi.

Jika langkah yang diambil salah, maka bisa dihindari untuk melakukan cara yang sama. Jika
keputusan yang diambil sudah benar dan mendapat profit, dapat digunakan lagi untuk semakin
ditingkatkan. Apabila pola telah terbentuk, target mendapat profit yang konstan tentu akan lebih
mudah diraih. Bagaimanapun juga, para trader yang sukses berasal dari trader-trader pemula yang
tidak menyerah dan belajar dari kesalahannya.

Tips Aman Bermain Forex Dapat Dipelajari


Setelah membaca tips-tips diatas, sekarang Anda sudah punya pemahaman bagaimana tips aman
bermain forex yang sebaiknya dilakukan. Perlu diingat bahwa trading forex memiliki risiko tinggi. Jika
Anda berharap pada profitnya, Anda juga harus siap dengan kerugiannya. Tidak ada kesuksesan
yang dapat diraih dalam satu malam. Trading forex bukan mesin pencetak uang yang instan,
dibutuhkan latihan dan penerapan tips aman bermain forex secara konsisten.

Menetapkan Target Realistis Dalam Trading Forex

Rico Fy Artikel Forex 19 Jan 2015 9505 Dibaca Normal 4 menit + - Banyak orang mengira trading
dapat menghasilkan profit instan. Padahal, sikap realistis sangat diperlukan dalam menentukan
target trading forex. iklan iklan Bersikap realistis bagi sebagian orang itu sulit. Di dunia nyata
maupun di trading forex, begitu banyak orang menetapkan target yang 'tidak realistis' bagi diri
mereka sendiri. Pertama-tama, Anda perlu tahu apa yang Anda inginkan. Analisa itu; apakah cukup
realistis hingga Anda bisa mempercayai itu dapat diwujudkan? Ataukah itu cukup realistis bagi Anda
untuk dicapai dalam jangka waktu tertentu? Dalam hal menetapkan suatu target trading forex, Anda
perlu berpikir dengan realistis. Banyak orang mengira mereka bisa berhenti dari pekerjaan utama
mereka, lalu mulai trading forex dengan modal kecil. Mereka mendengar kata-kata orang lain bahwa
forex bisa mengantar pada kekayaan, Anda bisa menghasilkan uang "banyak" dalam waktu singkat.
Ya, memang hal itu mungkin. Tetapi, sebagaimana Anda ketahui, 90% trader di Dunia malah
kehilangan uang mereka. Jika Anda menetapkan target yang realistis atau tidak terlalu tinggi untuk
dicapai dengan nyaman, maka Anda justru bisa bertrading lebih baik daripada orang lain.

Pentingnya Target Trading Forex Yang Realistis

Dengan menetapkan target yang realistis, Anda bisa menghindari kekecewaan besar. Sebaliknya, jika
Anda memasang target terlalu tinggi hingga sulit direalisasikan, maka Anda mungkin sekali akan
kecewa dan malah kehilangan semua dana Anda. Setiap orang memiliki mimpi untuk menghasilkan
jutaan dolar dengan bertrading forex, tetapi mereka sering lupa bahwa untuk menghasilkan sejuta
dolar, Anda perlu dana lebih dari sejuta dolar sebagai modal awal. Padahal kenyataannya, trader
bermodal besar belum tentu trader yang bagus. Modal besar itu hanya memberikan fleksibilitas
lebih besar dalam bertrading, risiko yang lebih kecil per-transaksi, dan kemampuan untuk bertahan
lebih lama di pasar. Semakin lama Anda bisa bertahan dalam bisnis ini, semakin besar peluang Anda
untuk sukses. Dulu, ketika awal saya mulai bertrading forex, saya memiliki target untuk
menghasilkan setidaknya 20 USD per hari. Minggu pertama trading sangat luar biasa; saya berhasil
mendapatkan lebih dari 100 USD. Tetapi kemudian mengalami kekalahan beruntun. Saya mulai
kelewatan, membuka posisi trading terlalu banyak hingga berujung pada lebih banyak kerugian.
Pada akhirnya, saya kehilangan semua dana saya. Masalahnya sangat simpel. Itu bukanlah target
yang realistis bagi saya. Modal awal saya waktu itu hanya 100 USD! Dengan target harian 20 USD,
persentasenya dibandingkan dengan modal awal terlalu besar, sehingga fleksibilitas juga rendah.
Saya sangat kecewa, dan kemudian merubah cara trading saya dan memasang target yang lebih
realistis.

Memasang Target Realistis


Jika Anda ingin membuat target dalam bertrading forex, maka pertama-tama, buatlah target yang
masuk akal. Daripada membuat target ekstrim, coba membuat satu yang mudah dicapai. Katakanlah
Anda memiliki akun sebesar 1000 USD dan target Anda sebesar 100 USD per hari; apakah itu masuk
akal? 100 USD adalah 10% dari 1000 USD. Jika Anda ingin mendapatkan hasil setidaknya minimal
10% dari modal awal, maka Anda harus berani menerima risiko sebesar itu pula. Padahal
mempertaruhkan 10% dari akun Anda BUKAN ide yang bagus. Percayalah. Mari lihat target trading
saya. Sebagai seorang day trader, saya memiliki target untuk mencapai setidaknya 12% dari modal
dalam sebulan. Setiap kali bertrading, saya mengambil risiko 3% dari modal. Untuk mencapai target
12% setiap bulan, maka setidaknya saya harus meraih empat trading yang sukses dalam sebulan. Itu
tidak sulit. Target seperti itu masuk akal dan bisa dicapai dengan mudah. Saya merasa sangat
nyaman dengan target tersebut, dan hal itu nampak pula di performa trading saya. Setiap trader
berbeda-beda. Target seorang trader akan berbeda dengan target trader lainnya. Semua itu
tergantung pada karakter trading Anda. Mengetahui bagaimana Anda bertrading, kekuatan dan
kelemahan, berarti Anda bisa mengetahui apakah target yang ingin Anda capai itu cukup masuk akal
bagi Anda. Cobalah target yang kecil dulu, lalu jika Anda sudah bisa menggapainya, maka Anda bisa
meningkatkannya secara bertahap. Jadilah seorang trader yang bisa bertahan dalam trading forex.

Sering Trading Tak Jamin Profit Konsisten, Ini Alasannya

Rio Renata Artikel Forex 27 Okt 2017 3817 Dibaca Normal 5 menit + - Siapa bilang semakin sering
buka posisi pasti dapat untung berlimpah? Jika salah manajemen, justru tumpukan masalah yang
akan Anda hadapi nantinya. iklan iklan Seberapa sering trader harus buka posisi supaya dapat profit
konsisten? Jawabannya sederhana, makin sering trading makin bikin pusing, jangankan untung
malah buntung yang didapat. Jelas, beban biaya trading semakin membengkak, tapi tidak hanya itu
saja, ternyata masih banyak masalah lain dari terlalu sering open trade.

Semakin Sering Trading, Semakin Besar Resikonya

Pada dasarnya setiap kali membuka posisi trading, Anda telah mengekspos sebagian dari modal
sebagai jaminan (Margin) untuk mendapatkan keuntungan di pasar Forex. Masalahnya, hanya ada
dua kemungkinan bagi setiap posisi trading yang masih berjalan; mendapat untung dari akumulasi
poin positif atau malah merugi karena akumulasi poin minus.

Contoh:

Budi membuka lima posisi trading di beberapa pair mayor setiap harinya. Setiap posisi hanya
dibiarkan berjalan tanpa Stop Loss sama sekali. Asumsinya, modal awal adalah USD 1,000 di akun
mini, Win Rate 60% (di atas syarat Win Rate 55% untuk mempertahankan profit konsisten) dan
Leverage maksimalnya 1:200. Sekilas, dari Win Rate-nya saja seharusnya Budi bisa memperoleh
keuntungan. Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, setelah 1 minggu trading berturut-turut dia
malah merugi. Berikut perhitungan detail-nya:

Jumlah posisi ditutup = 25 posisi, karena Budi tidak trading pada hari Sabtu dan Minggu.
Jumlah posisi untung = 15 posisi (60% dari jumlah posisi ditutup)

Jumlah posisi rugi = 10 posisi (40% dari jumlah posisi ditutup)

Rata-rata keuntungan per posisi sekitar 10 pip, maka Gross profit = 150 pip.

Karena si Budi tidak pernah menggunakan Stop Loss, rata-rata kerugian per posisi adalah 20 pip,
maka Gross profit = 200 pip

Dari perhitungan di atas, setelah satu minggu sering trading setiap harinya, Budi merugi hingga 50
pip, atau sekitar USD 50. Itupun belum termasuk beban biaya trading. Singkat kata, semakin besar
jumlah pembukaan posisi, maka semakin besar pula tanggungan beban resiko trading. Intinya,
sering trading tidak menjamin raihan profit konsisten meskipun Win Rate cukup besar.

Sering Trading Berpotensi Memicu Stres Berlebihan

Semakin banyak posisi trading berjalan, maka semakin besar pula kecemasan yang diakibatkan oleh
harapan berlebihan untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Perlahan-lahan,
secara tidak sadar kebiasaan sering trading membuat Anda menghabiskan sebagian besar waktu
hanya untuk menatap chart dan mengecek setiap posisi secara kompulsif. Satu posisi saja
sebenarnya sudah cukup untuk membuat gusar trader pemula jika ternyata harga bergerak di luar
perkiraan. Jadi bayangkan saja efeknya bila terdapat banyak posisi berjalan dalam waktu yang sama.
Bisa dipastikan tekanan stres akan muncul bertubi-tubi jika kondisi pasar bergejolak.
Kecenderungannya, trader akan terjerumus praktik Overtrading karena ingin membalas posisi rugi
dengan membuka posisi baru. Dalam kurun waktu lama, jika dibiarkan berlanjut maka kebiasaan
terlalu sering trading akan menjerat trader hingga mengalami depresi.

Terlalu Sering Trading Justru Menghambat Profit Konsisten

Meraih profit konsisten sebenarnya tidak menuntut trader untuk sering trading. Menurut salah satu
trader Price Action profesional, Nial Fuller, dibutuhkan kesabaran untuk mendapat keuntungan
besar dari satu posisi trading strategis. Maksudnya, Anda harus sabar menunggu sinyal-sinyal
konfirmasi berakurasi tinggi sebelum membuka posisi. Analoginya seperti seorang penembak jitu.
Dia hanya akan menekan picu tembak setelah target benar-benar berada tepat di lintasan proyektil.
Sama halnya dengan seorang trader, market order hanya akan dieksekusi jika harga berada pada
level tertentu sesuai dengan konfirmasi sinyal: Masalahnya, kebiasaan sering trading muncul dari
ketidaksabaran trader untuk menunggu waktu yang tepat untuk membuka lalu menutup posisi.
Contohnya seperti pada kasus berikut:
Contoh:

Dari Chart GBP/USD (H4) di atas, terbentuknya pola candlestick berakurasi tinggi, Three Outside
Down (di dalam lingkaran biru), mengindikasikan bahwa reli sudah berada pada titik nadir-nya. Pada
saat itu, trader sudah dapat mengeksekusi order sell untuk meraih peluang untung dalam jumlah
besar. Perhatikan bahwa ternyata harga tidak serta merta turun tanpa perlawanan begitu sinyal jual
muncul. Penjual dan pembeli masih saling berusaha menekan harga hingga pasar dalam kondisi
Sideway selama berhari-hari. Di sinilah letak kesabaran dan sistem trading diuji. Jika Anda memiliki
kebiasan sering trading, biasanya posisi akan ditutup secara prematur sebelum harga benar-benar
bergerak sesuai target profit. Lebih parahnya lagi, posisi-posisi baru dibuka berlawanan dengan
posisi awal karena ingin mengikuti pergerakan harga pasar terkini. Itulah alasan utama kenapa
kebiasaan sering trading justru mempersulit proses meraih profit konsisten.

Bagaimana Cara Mengatasi Kebiasaan Sering Trading?

Mengatasi efek negatif dari kebiasaan sering trading sebenarnya cukup sederhana. Ikuti langkah-
langkah berikut: Pertama, Anda harus merubah cara berpikir, yakinilah bahwa profit konsisten
bukan berasal dari jumlah atau banyaknya posisi dibuka. Satu posisi dalam sebenarnya sudah cukup
jika kualitas sinyalnya sudah terkonfirmasi dengan baik. Misalnya saat sinyal dari satu indikator atau
satu pola harga terbentuk, tunggu sampai ada sinyal konfirmasi dari indikator atau pola harga
pendukung lainnya. Kedua, upayakan untuk mengurangi keinginan membuka posisi baru sebelum
posisi sebelumnya mencapai profit target atau terkena Stop Loss. Dengan cara ini, Anda akan
melatih kesabaran untuk mengontrol dorongan terlalu sering trading. Beri jeda waktu untuk
beristirahat jika harga sudah mencapai TP atau SL, sehingga pada kesempatan trading berikutnya,
pikiran terbebas dari beban. Ketiga, berlatihlah mengatur setiap posisi dengan Money Management.
Harapannya, resiko trading menjadi lebih mudah dikontrol sehingga total raihan keuntungan dapat
bertahan dari kerugian-kerugian kecil, di mana hal tersebut merupakan faktor utama dari profit
konsisten.
Untuk Bisa Profit, Tidak Harus Benar Martin Artikel Forex 15 Mar 2013 8817 Dibaca Normal 4 menit
+ - Adalah sangat wajar bagi trader untuk berharap selalu profit dalam trading forex. Namun, jarang
disadari bahwa profit tak hanya bisa dicapai ketika tepat menebak arah pasar saja. iklan iklan Sangat
wajar bagi trader untuk berharap selalu benar dalam memprediksi arah pergerakan harga pasar.
Meski mereka sadar tidak akan bisa untuk selalu benar, tetapi paling tidak persentase kebenarannya
mesti lebih besar dari kesalahannya agar bisa diperoleh profit. Biasanya para trader pemula
berpendapat demikian, frekuensi kemenangan (winning trade) harus lebih besar dari frekuensi
kekalahan (losing trade). Tetapi dalam kenyataannya, frekuensi winning trade yang besar tidak
menjamin hasil akhir bisa profit.

Risk/Reward Ratio Lebih Penting Daripada Frekuensi Kemenangan

Secara psikologis, kita memang cenderung untuk berusaha semaksimal mungkin agar prediksi kita
benar. Berbagai indikator teknikal diterapkan dan berita fundamental dibaca agar bisa memprediksi
arah pergerakan pasar dengan akurat. Namun, benar atau salahnya prediksi arah pergerakan pasar
tidak berhubungan langsung dengan kesuksesan seseorang dalam trading forex (dalam hal ini, profit
yang diperoleh dalam jangka panjang). Yang langsung berhubungan dengan profit Anda dalam
jangka panjang adalah faktor Risk/Reward Ratio yang Anda gunakan pada setiap kali entry. Jika
angka Ratio-nya berubah-ubah, hasilnya juga akan berubah-ubah. Untuk memperoleh hasil akhir
yang profitable, maka Risk/Reward Ratio biasanya ditetapkan lebih besar dari 1, yaitu bisa 1.5, 2,
atau bahkan 3. Berikut illustrasi sebuah account dengan balance awal $2,000 dengan resiko per
trade 2.5% atau R=$50. Frekuensi trade 20 kali dan Risk/Reward Ratio 1:2 dan 1:3.

Dalam 20 kali entry, trader tersebut salah prediksi 12 kali dan benar 8 kali, atau losing trade 60% dan
winning trade 40%. Meski demikian, secara total, trader masih profit $350 atau 17.5% dari balance
awal. Jika Anda bisa profit dengan konsisten pada account dengan balance kecil, maka Anda akan
bisa melakukannya juga pada account dengan balance yang lebih besar, walaupun losing trade Anda
lebih besar dari winning trade. Inilah bukti bahwa Trader yang selalu memperhitungkan faktor
Risk/Reward Ratio pada setiap posisi tradingnya dan dilakukan dengan disiplin, kemungkinan besar
akan menghasilkan profit yang konsisten.

Kenapa Pendapat "Prediksi Harus Benar" Dianggap Penting Oleh Trader?

Pertama, kita dikondisikan untuk harus selalu benar dalam melakukan sesuatu ketika kita sekolah
atau bekerja. Di sekolah, hanya ada dua jawaban: benar atau salah. Jawaban yang benar tentunya
adalah yang sesuai dengan kehendak guru. Jika kita sering salah atau tidak lulus ujian, maka
performance kita tentu dianggap jelek oleh semua orang di sekeliling kita. Secara psikologis, hal ini
telah tertanam dalam benak para trader pada umumnya. Kedua, industri trading forex, khususnya
broker, selalu mempromosikan berbagai metode dan strategi guna membantu trader agar bisa
memprediksi dengan benar. Jika salah prediksi, maka kita seolah-olah dianggap sebagai loser atau
pecundang dalam trading. Dikarenakan kedua sebab itu, maka "prediksi harus benar" seakan sudah
menjadi mitos dalam trading forex. Padahal trading berhubungan erat dengan probabilitas, sehingga
tak seorangpun bisa memprediksi arah pergerakan pasar dengan benar, apalagi berusaha untuk
mengontrol pasar. Yang bisa kita kendalikan adalah Risk/Reward Ratio dan metode trading kita. Lalu
bagaimana jika pada 20 kali trade di atas, ternyata kita loss atau salah prediksi semua? Jika itu yang
terjadi, berarti kita harus melakukan evaluasi pada strategi trading, baik yang menyangkut metode,
money management maupun emosi kita saat trading.

Jika Ada Trader Yang Bisa Profit Konsisten, Kenapa Kita Tidak Bisa?

Kita lihat banyak orang sudah bertahun-tahun menjadi trader dan profit terus-menerus. Namun,
mengapa kita tak bisa mendapatkan profit konsisten seperti itu? Pasti ada yang salah. Mungkin kita
telah over trading atau over leverage yang disebabkan oleh godaan untuk menghasilkan profit besar
dalam waktu singkat. Atau, boleh jadi kita tidak disiplin dalam eksekusi trading sesuai dengan
Risk/Reward Ratio yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya. Dalam rangka
memperbaiki, apabila dianggap perlu, Anda bisa istirahat trading di real account dan belajar lagi di
demo account.

Untuk memperoleh hasil akhir yang profitable, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:

Hendaknya kita menetapkan resiko per trade yang konsisten, tidak terlalu besar atau terlalu kecil.

Sebaiknya hanya entry berdasarkan sinyal trading yang probabilitasnya tinggi, sehingga
kemungkinan untuk mendapatkan winning trade juga besar.

Perlu melakukan evaluasi pada setiap jumlah trade tertentu, misalnya setiap 10 kali atau 20 kali
trade.

Menerapkan Risk/Reward Ratio agar trader bisa memperoleh profit yang konsisten.

Demikianlah beberapa tips agar kita sebagai trader bisa profit. Kemungkinan, semua ini belum akan
bisa dipraktekkan secara instan oleh trader pemula, tetapi harus dibiasakan terlebih dahulu. Namun,
jelas bahwa Anda tak dapat mengabaikannya. Semoga bermanfaat.
Trading Forex Itu Sulit, Apa Saja Penyebabnya?

Intan Poetri Artikel Forex 29 Jul 2012 11515 Dibaca Normal 7 menit + - Benarkah trading forex itu
sulit? Bagaimana cara agar tidak berpikir seperti itu? Kenali faktor-faktor berikut agar tidak terjebak
oleh pemikiran yang merugikan tersebut. iklan iklan Banyak trader di luar sana yang selalu gelisah
memikirkan cara profit, dihantui dengan ketakutan terkena Margin Call, cemas kehilangan modal
yang mereka miliki, dan semacamnya. Karena terlalu banyak beban mental yang ditanggung,
muncullah pikiran bahwa trading itu sulit dan menakutkan. Orang-orang yang merasa gagal ini lalu
menceritakan nasib buruk mereka, memberikan kesan bahwa sukses dalam trading forex adalah hal
yang tidak mungkin dicapai. Jika mendengar ilustrasi di atas, trader pemula yang baru tertarik untuk
terjun ke dunia trading forex akan mengalami keraguan dan bertanya-tanya: apakah trading forex
itu sulit? Padahal, banyak juga kisah sukses tentang para trader forex yang berhasil melawan
kesulitan-kesulitan tersebut. Memang benar, trading forex bukanlah hal mudah. Banyak faktor-
faktor yang harus diperhatikan untuk bisa bertahan dalam dunia investasi yang berfokus pada
pergerakan pasangan mata uang ini. Tetapi, bukan berarti trading forex itu terlampau sulit hingga
mustahil dikuasai oleh para pendatang baru. Sama seperti hal-hal lain, karakter masing-masing
individu bisa menentukan tingkat kesuksesan dalam trading forex.

3 Alasan Trading Terasa Sulit

Sebenarnya, apa beda trader sukses dengan trader gagal yang berkesimpulan bahwa trading forex
itu sulit? Agar tidak terjebak dengan ketakutan dan menerka-nerka sendiri apa saja alasannya,
artikel di bawah ini akan menjelaskan apa saja yang menyebabkan trading forex terasa sulit.

1. Menggunakan Modal Pinjaman

Salah satu prinsip utama saat memulai trading forex adalah: ketahui kemampuan finansial Anda
sebelum mulai deposit di akun trading. Jika melakukan trading dengan memaksakan meminjam
uang, entah dari bank, perorangan, teman, saudara, atau orang tua, akan ada tekanan psikologis
yang menghantui aktivitas trading Anda.

Jika tidak bisa mengendalikan tekanan psikologi trading, Anda bisa terjerumus dalam emosi-emosi
berbahaya dalam trading. Anda bisa menjadi terlalu bernafsu untuk segera meraih profit besar, atau
justru terlalu takut mengambil kesempatan karena khawatir dengan risiko loss. Jika hal ini
diterjemahkan dalam kesalahan-kesalahan trading yang bisa Anda lakukan, maka yang terjadi adalah
bias dalam membaca pasar, terlalu banyak menaruh posisi tanpa memasang Stop Loss, tidak
menentukan target profit karena berharap keuntungan terus meningkat, dan lain sebagainya. (Baca
juga: Cara Mengatasi Emosi Dalam Trading) Untuk menghindari emosi trading yang berlebihan,
sebaiknya pakailah uang Anda sendiri. Dengan begitu, tidak ada beban untuk mengembalikan
hutang jika terjadi kerugian. Bila aktivitas trading dimulai dengan dana pinjaman, Anda justru punya
beban psikologis tambahan sebelum terjun ke pasar forex. Itu sama saja dengan kalah sebelum
bertanding. Apalagi, semakin banyak broker forex yang menawarkan akun trading dengan deposit
kecil, bahkan gratis. Jika Anda sudah mengetahui seluk-beluk dunia trading, bisa mendapat profit
yang konsisten hingga dipercaya oleh investor, maka boleh-boleh saja memakai modal dari orang
lain untuk melakukan trading. Namun jika Anda adalah pemula yang masih baru belajar, meminjam
dana dari orang lain akan memunculkan prasangka bahwa trading forex itu sulit.

2. Tidak Punya Sistem Trading


Sebanyak apapun modal Anda, akan terasa percuma jika Anda tidak memiliki sistem trading yang
jelas. Itulah mengapa, penyebab trading terasa sulit adalah tidak tersedianya sistemyang mengatur
kapan harus melakukan eksekusi, pair forex mana yang akan ditradingkan, ukuran transaksi, dan hal-
hal yang akan dilakukan ketika kondisi pasar tidak sesuai dengan prediksi awal. (Baca Juga:
Membuat Sistem Trading Handal) Trading forex bukanlah soal easy money. Meraup keuntungan
membutuhkan usaha yang terukur dan terencana. Trader yang telah melewati masa-masa ketakutan
dan bebas dari pikiran bahwa trading forex itu sulit, tentu bisa memahami bahwa memiliki sistem
trading adalah hal yang penting. Jika hanya mengandalkan insting dan asal klik buy/sell, atau
mengikuti sinyal trading tanpa memahami mengapa disarankan untuk melakukan tindakan,
perasaan bingung akan selalu menyelimuti Anda. Karena itu, jika ingin menjadikan trading forex
sebagai pekerjaan utama, mulailah untuk menjadi mandiri dan tidak terus bergantung pada prediksi
orang lain. Jika sistem trading saja tidak punya, maka jangan heran bila muncul pikiran trading forex
itu sulit. Ibarat mengarungi lautan tanpa mengetahui cara membaca peta atau arah angin, trader
tanpa sistem cepat atau lambat akan tersesat.

3. Melanggar Money Management

Setelah Anda mampu trading dengan modal pribadi dan memiliki sistem yang jelas, hal ketiga yang
perlu dilakukan adalah disiplin menjalankan Money Management (MM). Meskipun terdengar
mudah, tetapi banyak trader yang lalai dalam penerapannya. Tanpa disadari, hal ini membuat
trading forex terasa sulit. Tidak bisa dipungkiri, MM dalam trading forex memiliki cakupan yang
sangat luas dan membutuhkan banyak waktu untuk menguasainya. Sebagai awalan, setidaknya ada
5 aturan yang harus dipahami. Aturan-aturan tersebut adalah:

1% Rule

Dengan menggunakan aturan ini, Anda diarahkan untuk tidak menaruh lebih dari 1% ekuitas dalam
satu posisi trading. Money Management bukan cuma berkaitan dengan berapa modal yang akan
dipakai, tetapi juga berapa besar lot dan di mana Stop Loss akan ditempatkan setiap kali buka posisi.

Risk/Reward

Ratio Risk/Reward Ratio adalah nilai yang digunakan oleh banyak trader sebagai perbandingan
antara imbal hasil dengan jumlah risiko yang diambil. Rasio ini diperhitungkan secara matematis
dengan membagi besar potensi kerugian trader. Dengan menentukan Risk/Reward Ratio yang lebih
besar dari 1:1, tingkat profitabilitas bisa senantiasa terjaga, karena kerugian yang Anda peroleh tidak
akan melebihi jumlah profit per posisi.

Menggunakan Leverage Besar

Semakin besar leverage, maka makin besar kekuatan margin dalam akun untuk menahan posisi
floating, sehingga tidak mudah terkena Margin Call juga. Meskipun terdengar menjanjikan, tapi
perlu diingat juga kalau leverage yang besar bisa membuat trader lengah, mengingat peluang
Overtrading jadi terbuka lebar.

Trading Dengan Spread Rendah

Dalam trading forex, terdapat pair-pair mayor (yang banyak diperdagangkan), pair-pair minor, dan
eksotik (disukai oleh para risk-taker). Jika Anda adalah pemula, disarankan untuk mengambil pair-
pair mayor, karena spread-nya relatif rendah, sehingga money management yang perlu diterapkan
tidak terlalu rumit. Trading pada pair-pair dengan spread yang tinggi, otomatis membuat risiko
kerugian lebih besar dan target profit lebih sulit untuk diraih jika belum mengetahui caranya.
Sebagai perbandingan, spread pada pair eksotik bisa mencapai 50 pips, sedangkan pada pair mayor
hanya serendah satu digit atau bahkan di bawah 1 pip.

Menetapkan Target Realistis

Kebanyakan trader pemula terlalu menggebu-gebu untuk segera menunjukkan hasil trading,
sehingga menetapkan target yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Mendapatkan keuntungan
sebesar 100% saat baru memulai trading adalah hasil yang hampir mustahil. Faktanya, para trader
sukses yang mendapatkan profit besar bermula dari trading dengan ukuran kecil dan target yang
realistis. (Baca juga: 5 Aturan Money Management Paling Simpel Dan Populer)

Kesimpulan

Pemikiran trading forex sulit berasal dari diri sendiri. Jika Anda tahu apa saja hambatan yang sering
muncul dan bagaimana cara menanganinya, trading forex akan terasa lebih mudah. Bagaimanapun
juga, sukses dalam melakukan trading forex merupakan kombinasi dari kemampuan mengendalikan
emosi trading serta kemampuan menganalisa pasar. Hindari menggunakan modal pinjaman,
milikilah sistem yang jitu, serta disiplinlah menerapkan money management yang Anda pilih. Jika
Anda suntuk, ambil sedikit waktu untuk beristirahat dengan membaca artikel inspiratif yang bisa
mengembalikan semangat trading.

Waspadai 3 Bahaya Belajar Trading Terlalu Lama Di Akun Demo

Galuh Artikel Forex 15 Sep 2017 6022 Dibaca Normal 6 menit + - Meskipun bermanfaat, belajar
trading forex di akun demo ternyata berbahaya jika terlalu lama. Selain tak mengasah kemampuan,
ada 2 bahaya lain yang perlu diwaspadai. iklan iklan Setiap trader pemula pasti tahu yang namanya
akun demo. Sebagai akun yang memungkinkan trader untuk berlatih menggunakan platform,
mengakses harga secara real-time, dan melakukan transaksi dengan dana virtual, akun demo
memang memiliki peran vital dalam proses belajar trading forex. Namun demikian, akun demo
ternyata menyimpan bahaya tersembunyi bagi perkembangan trader. Alasannya sederhana: Trader
yang sukses di akun demo belum tentu bisa mengulangi keberhasilan di akun real, karena akun
demo tidak melibatkan uang sungguhan. Hal itu praktis mengeliminasi faktor penting yang perlu
dikuasai dalam pengambilan keputusan trading, yaitu tekanan psikologis saat menghadapi risiko
kerugian nyata. Bisa digarisbawahi, Anda memang tidak akan menderita kerugian materi apapun
saat trading di akun demo, tapi berkubang terlalu lama dalam akun tersebut dapat menghambat
Anda menguasai skill yang diperlukan untuk memperoleh profit konsisten di akun real. Jika diuraikan
lebih lanjut, ada tiga bahaya trading akun demo yang perlu diwaspadai. Apa sajakah itu?

1. Trader Jadi Meremehkan Kesalahan

Poin ini mungkin terkesan aneh, tapi sebenarnya cukup masuk akal. Akun demo sebenarnya adalah
perangkat belajar yang berfungsi untuk mempermudah Anda berlatih trading. Namun ketika sudah
digunakan terlalu lama, kemudahan akun demo rentan disalahgunakan untuk 'meremehkan'
kesalahan trading. Seperti yang telah diketahui, akun demo menggunakan dana virtual sehingga
ketika posisi trading loss, maka tidak ada kerugian real yang Anda terima. Ketika suatu kesalahan
trading tidak menimbulkan dampak berarti, akan mudah bagi Anda untuk menyepelekannya. "Ah, ini
kan cuma di akun demo. Nanti saja saya pelajari kesalahan ini kalau sudah trading pakai uang
sungguhan". Jujur saja, pernahkah terbesit anggapan seperti itu dalam pikiran Anda? Jika ya, maka
sebenarnya Anda telah menyalahgunakan fungsi akun demo sebagai sarana belajar forex. Justru
karena akun demo tidak menggunakan uang sungguhan, Anda bisa lebih leluasa untuk belajar dari
kesalahan. Apabila Anda bersedia memperbaiki kesalahan trading hanya kalau sudah berjuang di
akun real, lantas apa gunanya akun demo tersebut?

2. Tidak Mengasah Kemampuan Menghadapi Risiko

Salah satu alasan mengapa banyak trader pemula sulit mendapat profit adalah kebiasaan
'memotong' profit dan membiarkan loss terus ter-floating. Untuk mengatasi hal itu, Anda mungkin
sudah berkenalan dengan manfaat Stop Loss dan Take Profit, berikut konsep Rasio Risk/Reward
yang menjadi bagian dari manajemen risiko. Di samping itu, ada pula alternatif manual seperti
melakukan Averaging, mengatur Trailing Stop, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, kelebihan akun
demo yang tidak mengusung risiko nyata justru mudah membuat Anda meremehkan pentingnya
manajemen risiko. Anggapannya seperti ini: "Untuk apa repot-repot memperkirakan stop loss dan
take profit ideal atau bahkan mengatur strategi averaging? Toh kalau loss sungguhan juga tidak ada
uang yang hilang". Di sinilah letak bahaya trading akun demo jika Anda terlalu lama menjajakinya.
Karena sudah nyaman dengan berbagai kemudahan akun demo, manajemen risiko jadi tidak
diprioritaskan atau bahkan dilalaikan. Ketika sudah waktunya bertransisi ke akun real, keahlian
mengatur manajemen risiko jadi tidak terasah. Padahal, justru aspek inilah yang menjadi kunci
penting agar bisa bertahan di akun real.

3. Menciptakan Kebiasaan Buruk Dalam Trading

Masih ingatkah Anda dengan contoh "komitmen" di poin pertama? Jika ya, coba perkirakan berapa
persen trader yang benar-benar menerapkan itikad tersebut di akun real. Faktanya, sebagian besar
cara trading di akun sungguhan adalah hasil kebiasaan dari apa yang Anda lakukan di akun demo.
Disadari atau tidak, kebiasaan buruk di akun demo pasti akan terbawa di akun real, meski
sebelumnya Anda selalu berjanji dalam hati untuk lebih mawas setelah membuka akun sungguhan.
Untuk mengubah dan menyesuaikan dengan kondisi akun real, perlu waktu dan (mungkin) beberapa
kerugian nyata yang memotivasi Anda untuk memperbaiki kebiasaan. Dalam beberapa kasus,
kebiasaan buruk itu justru bisa semakin berakibat fatal jika sudah dibebani oleh tekanan psikologis
dari risiko trading dengan uang real. Sebagai contoh, ketika Anda terbiasa memperlebar jarak Stop
Loss tanpa alasan di akun demo, Anda akan mengulanginya lagi saat trading di akun real. Namun
karena di sini Anda sudah menggunakan uang sungguhan, maka alasan memperlebar stop loss bisa
semakin tidak rasional karena dipengaruhi oleh faktor psikologis yang bisa menghancurkan trading
Anda.

Cara Menghindari Bahaya Trading Akun Demo

Solusi tepat untuk mengantisipasi semua bahaya trading akun demo di atas sebenarnya simpel:
perlakukan akun demo layaknya akun real. Namun seringkali, prinsip ini tidak dijalankan karena
belum mengerti, tidak bisa menerapkan, atau bahkan sengaja tidak dilakukan. Hal itu sebenarnya
bisa dimaklumi, karena sekeras apapun Anda berusaha untuk menganggap akun demo seperti akun
real, komitmen dan psikologi trading di kedua akun tersebut tidak akan bisa setara. Mengapa?
Jawabannya kembali lagi pada apa yang dipertaruhkan, yaitu uang virtual (akun demo) dan uang
sungguhan (akun real). Ketika Anda sudah mengetahui bahwa trading di akun demo hanya
menggunakan uang virtual, maka sikap antisipasi terhadap risiko jelas akan lebih longgar. Untuk itu,
cara terbaik menghindari bahaya trading akun demo adalah dengan menggunakan fasilitas tersebut
sesuai fungsinya, yaitu sarana belajar trading. Jika sudah memahami cara kerja platform, bagaimana
memanfaatkan tool dan melakukan transaksi, serta menguji sistem hingga mendapat konsistensi
profit, maka segeralah bertransisi ke akun real. Jangan berlama-lama tinggal di akun demo hanya
karena Anda masih ingin trading tanpa risiko. Betah di zona nyaman memang lebih aman, tapi tidak
akan membawa kemajuan berarti bagi skill trading Anda. Yang terpenting adalah, jangan membuka
akun real dengan modal besar saat pertama kali bertransisi dari akun demo. Gunakan tipe akun real
dengan spesifikasi ringan seperti akun sen. Atau lebih baik lagi jika Anda bisa memanfaatkan akun
cent yang memang dikonsep sebagai akun real bernuansa demo. Sayangnya, layanan akun cent
belum merata di semua broker forex, bahkan cenderung jarang disediakan. Untuk mengetahui
broker apa saja yang sudah menyuguhkan akun cent, silahkan berkunjung ke artikel ini.

Jurus Anti Rugi Untuk Trader Forex Pemula

Rio Renata Artikel Forex 07 Apr 2017 13222 Dibaca Normal 10 menit + - Anda trader Forex pemula?
Hati-hati lihat iming-iming profit gede. Salah-salah malah rugi besar. Temukan cara terbaik untuk
mendapatkan profit trading di sini. iklan iklan Coba angkat tangan, siapa yang tertarik masuk pasar
Forex karena iming-iming menghasilkan profit trading Forex 100% (atau lebih) dalam waktu singkat?
Pasti ada saja anak kemarin siang nekad trading Forex karena "dibohongin" iklan-iklan fantastis.
Bunyinya kurang lebih seperti ini; "hasilkan $xxx tiap hari dengan trading online" atau "dapatkan
profit sampai ratusan persen, per hari". Lalu setelah trading, malah rugi total. Lah iya, koq ada aja
orang percaya, kalau cara menghasilkan profit trading Forex memang semudah itu, kenapa tidak
semua orang saja melakukan hal serupa? Fakta trading itu pahit. Simak realitanya di sini, berikut
jurus anti rugi yang sesungguhnya.

Ini Dia Fakta Yang Perlu Diketahui Trader Forex Pemula

Nyatanya, nih, saya beritahu saja apa adanya:

Menurut data mining oleh DailyFX pada tahun 2014-2015, ditemukan bahwa rata-rata trader Forex
pemula mengalami kerugian. Padahal dari tabel di bawah ini, sebagian besar dari mereka
sebenarnya mampu menebak arah pergerakan harga sebanyak 50% ke atas.

Sumber: Data diambil dari FX broker ternama pada 15 pair paling sering ditradingkan dari tanggal
1/3/2014 ke 31/3/2015. Logikanya, kalau total posisi untung lebih dari 50%, harusnya sudah bisa
menghasilkan profit trading Forex sedikit. Paling tidak impas. Lah iya, tapi kenapa bisa sebagian
besar dari mereka mengalami kerugian? Sebenarnya, penjelasannya cukup sederhana. Itu karena
trader forex pemula terlalu emosional. Intinya, mereka masih belum mampu mengembangkan cara
menghasilkan profit trading Forex secara konsisten. Sebenarnya, masalah terbesarnya bukan karena
akurasi buka posisi (OP), tetapi justru ketika trader forex pemula dihadapkan pada keputusan kapan
posisi tersebut akan ditutup (closing).

Inilah Alasan Kenapa Sebagian Besar Trader Forex Pemula Mengalami Kerugian

Dasarnya, dalam pasar Forex, kita dapat menahan posisi selama harga mengalami fluktuasi dari
waktu ke waktu. Mudahnya, sebenarnya itu cuma masalah kapan buka lalu tutup posisinya. Nah,
masalahnya, menghasilkan profit trading Forex tidak bisa didasarkan dari berapa lama kita menahan
posisi. Inilah faktor utama pembeda pasar Forex dengan investasi jangka panjang, misalnya seperti
pasar saham blue-chip.

Gejolak harga di pasar Forex lebih "menyeramkan" daripada instrumen finansial lainnya.

Pertama, gejolak pergerakan harga lebih sering terjadi di Forex. Wajar, karena sebetulnya yang kita
trading-kan adalah pair mata uang dari dua negara berbeda. Nah, karena perekonomian suatu
negara sangat luas sekali cakupannya, maka arus permintaan dan penawarannya bisa berupa
volume trading raksasa dalam waktu singkat pula. Jadi, volume trading super besar = gonjang-
ganjing harga. So, para trader forex pemula sekalian, siap-siap saja pakai sabuk pengaman, yah.
Grafik volatilitas/gejolak gerak harga pasar forex (chart biru) dibandingkan pasar komoditas. Jangan
heran jika pada momen-momen tertentu (biasanya waktu rilis berita ekonomi), harga tiba-tiba
mengalami lonjakan tajam. Misalnya selama rilis NFP AS, pair-pair mayor bisa saja reli atau jatuh
beberapa ratus pip hanya dalam hitungan menit. Dalam situasi tersebut, kita bisa saja
memanfaatkan pergerakan harga untuk menghasilkan profit trading Forex dalam waktu singkat. Eh,
tapi bukan berarti tanpa resiko! Justru penting untuk digarisbawahi bahwa membuka posisi saat
harga sedang bergejolak berarti Anda telah siap menerima kemungkinan untuk cepat merugi juga!
Dalam jangka panjang pun, naik-turunnya suatu pair Forex bisa seperti roller-coaster. Bandingkan
dengan pergerakan index saham dan saham blue-chip yang umumnya bergerak mendaki perlahan.
Misalnya seperti contoh gambar chart GBP/USD berikut:

Selama awal Januari sampai awal Maret 2013, Poundsterling mengalami penurunan tajam sebesar
9% terhadap Dollar AS. Selama periode tadi, banyak trader memanfaatkan kesempatan untuk ramai-
ramai menjual Pound Inggris sampai menyentuh titik terendahnya. Nah, selama 3 bulan setelahnya,
pergerakan harga mulai bergejolak cukup tajam. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh silih
bergantinya kekuatan dominasi antara buyer melawan seller. Intinya, bagi trader Forex pemula, arah
trend lebih susah dianalisa, apalagi dalam menentukan kapan harus masuk lalu keluar dari pasar
Forex. Mengejutkannya lagi, dalam tahun yang sama, ternyata Poundsterling mampu bangkit reli
dari titik terendah sampai menembus titik resistensi sebelumnya. Itu dia alasannya kenapa pasar
Forex memang diminati oleh scalper. Perubahan harganya bisa terjadi dalam waktu singkat, dan
dengan metode scalping, trader Forex pemula bisa menghasilkan profit trading Forex hanya dengan
menahan posisi selama beberapa menit saja. Itu baru teorinya... ...dalam kenyataannya, gejolak
harga justru lebih sering bikin trader Forex pemula panik. Saking bingungnya, seringkali mereka
terlalu cepat menutup posisi untung dan terlalu bimbang untuk segera menutup posisi rugi.

Trader Forex pemula kesulitan menentukan strategi untuk exit

Jadi begini, saat harga bergejolak, tingkat kesulitan dalam menentukan arah trend semakin tinggi,
begitu juga dengan resikonya. Apalagi jika menggunakan timeframe rendah. Misalnya, saat trading
pada timeframe 15 menit untuk mencoba teknik scalping, bisa saya pastikan pergerakan harga akan
lebih cepat memicu emosi.
Intinya, trader Forex pemula lebih cepat kehilangan potensi menghasilkan profit trading Forex,
karena beberapa hal berikut:

Saat harga bergerak sesuai posisi (untung), kebanyakan trader Forex pemula akan segera menutup
posisi karena khawatir harga akan segera berbalik arah. Padahal, jika posisi tersebut ditahan lebih
lama sedikit, maka raihan profit akan cukup besar untuk menutup posisi-posisi rugi berikutnya.

Sebaliknya, jika harga bergerak melawan posisi, anehnya justru bakal ditahan-tahan oleh trader
Forex pemula. Daripada memotong kerugian sebelum membengkak, biasanya mereka malah
berharap harga akan berbalik arah untuk mencapai target profit.

Dikombinasikan, kedua hal di atas memperparah "pendarahan" ekuitas pada akun trading.
Meskipun sudah untung lebih dari 50% total posisi yang sudah di-close, namun gross profit belum
bisa menutupi gross loss. Jangankan impas (break-even), kalau diteruskan justru akan mendapat
panggilan dari broker alias Margin Call.

Pada titik inilah biasanya trader Forex pemula baru mulai merasakan "asam"-nya bertrading Forex.
Bukannya menghasilkan profit trading Forex tinggi seperti yang dijanjikan, jadinya malah menderita
kerugian.

Ekspektasi trader Forex pemula terhadap persentasi profit trading di Forex terlalu besar

Bicara mengenai profit, biasanya kita akan memberikan tolok ukur berupa persentase return dari
modal awal kita. By the way, berapa sih persentasi profit trading Forex yang sepantasnya? Apakah
tiap posisi harus menghasilkan profit trading Forex sebesar 100%? 200%... ... atau bahkan sampai
ribuan persen? Salah total. Sebagai perbandingannya, berikut adalah rate of return (persentase
imbal hasil investasi) beberapa perusahaan investasi ternama dunia pada tahun 2016.
Tabel daftar persentase imbal hasil investasi beberapa perusahaan investasi ternama dunia pada
tahun 2016. Perhatikan saja, tidak ada satupun dari perusahaan dalam daftar tersebut mampu
menghasilkan return sebesar 100%. Diantara mereka, dua lembaga teratas berdasarkan jumlah AUM
(Assets Under Management) ternyata hanya bisa menghasilkan profit trading di bawah 20% dari
modal awalnya. Hanya dua digit. Per tahun. Jika perusahaan kawakan dengan teknologi dan
kecakapan finansial jauh lebih maju dari trader Forex pemula hanya mampu menghasilkan profit
trading di bawah 100%, apa iya kita pantas mentarget profit jauh lebih tinggi dari itu?

Lalu, Bagaimana Cara Menghasilkan Profit Trading Forex Yang Tepat?

Kata kuncinya sebenarnya sederhana; berpikirlah secara realistis. Jika seorang trader Forex pemula
berniat memasang posisi di pasar Forex, dia terlebih dahulu harus mengetahui potensi kerugian
melawan resikonya. Dengan kata lain, dia harus mengatur berapa besar rasio risk vs. reward-nya.

Gunakan Rasio Risk vs. Reward untuk mengatur tingkat resiko trading.
Daripada memelototi chart terus-menerus, ada metode lebih baik untuk mengatur supaya posisi di-
close secara otomatis berdasarkan perhitungan rasio risk vs. reward. Dasarnya, rasio risk vs. reward
adalah perbandingan seberapa besar resiko yang akan ditanggung untuk meraih target profit. Secara
teknis, hal tersebut dapat dilakukan dengan mengatur letak Stop Loss dan Take Profit.

Contoh:

Budi memiliki modal awal sebesar USD 2,000. Dia ingin menghasilkan profit trading Forex sebesar
USD 100 dengan membuka satu posisi saja di akun standard. Langkah pertama, dia membuka satu
posisi dengan volume trading sebesar 0.1. Kenapa sekecil itu? Karena dengan lot sebesar
sepersepuluh tadi, butuh pergerakan sebesar 100 pip untuk menanggung rugi atau menerima
keuntungan sebesar USD 100. Intinya, dengan lot kecil resikonya lebih mudah ditanggung.
Berikutnya, Budi menentukan rasio risk dan reward sebesar 1:1. Itu berarti nantinya dia akan
memberikan jarak Stop Loss dan Take Profit sama besar dari posisi entry-nya. Jadi, jika dia
mentarget untuk menghasilkan profit trading Forex sebesar USD 100 maka Stop Loss dan Take Profit
akan sama-sama dipasang sejauh 100 pip dari posisi awal.

Berhati-hatilah dalam menggunakan Stop Loss dan Take Profit

Dengan bantuan Stop Loss dan Take Profit, menghasilkan profit trading Forex secara konsisten
menjadi lebih mudah. Alasannya, sistem akan secara otomatis menutup posisi berdasarkan target
Take Profit atau Stop Loss. Itu kalau Anda menggunakannya dengan tepat. Kalau tidak, malah
kerugian yang akan didapat. Maka dari itu, hindari kesalahan-kesalahan dalam memasang Take
Profit dan Stop Loss.

Pertimbangkan ketahanan modal Anda sebelum bertrading Forex

Masih ingat berapa jumlah modal si Budi tadi, kan? Dengan modal awal USD 2,000 dia menargetkan
profit sebesar USD 100 pada satu posisi di akun standard. Itupun dengan lot 0.1. Artinya, dia
menanggung resiko sekitar 5% dari ekuitasnya untuk membuka satu posisi tadi. Apakah keputusan si
Budi ini sudah tepat? Bisa iya, bisa tidak... ... iya, sudah tepat kalau Budi termasuk trader ritel yang
menyukai tingkat resiko relatif tinggi untuk mendapat keuntungan lebih. Bisa jadi pada saat itu dia
memberanikan diri untuk membuka posisi dengan "taruhan" 5% dari ekuitasnya karena trend
market sedang terbentuk jelas. Bisa juga tidak tepat, kalau Budi adalah trader konservatif
(menghindari resiko tinggi). Resiko sebesar itu hanya untuk satu posisi tidaklah direkomendasikan
jika dari awal dia sudah menentukan strategi "biar pelan asal selamat". Lah iya, resiko 5% saja sudah
harus diperhitungkan. Itu karena, sekali lagi, pasar Forex beresiko tinggi. Bisa saja Anda membuka
lebih dari satu posisi, dan tiap posisi tersebut pada dasarnya adalah "sekian persen dari deposit
modal yang akan saya pertaruhkan di pasar Forex". Intinya, dari semua posisi tadi, seorang trader
harus mengupayakan supaya gross profit (total keuntungan) dari total posisi menang harus lebih
besar dari gross loss dari total posisi-posisi rugi. Karena itulah, ketahanan modal menjadi faktor
penting. Usahakan modal Anda cukup untuk mempertahankan posisi-posisi menguntungkan.
Jikapun suatu posisi sudah merugi, jangan ragu untuk memotong kerugian sebelum membengkak.

Kesimpulan

Tidak dipungkiri bahwa daya pikat pasar Forex adalah potensinya dalam menghasilkan profit trading
tinggi. Tapi perlu diperhatikan, trading Forex juga memiliki resiko tinggi. Untuk mengantisipasinya,
coba terapkan 3 cara yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Supaya mempermudah
pemahaman Anda, berikut infografi yang meangkum pembahasan tersebut:

Sebagai trader Forex Pemula bijak-bijaklah dalam menentukan dengan broker mana Anda
bertrading. Setelah itu, pelajarilah tata-cara bertrading dengan tepat. Artinya, untuk menghasilkan
profit trading Forex secara konsisten, buang jauh-jauh dulu iming-iming tak masuk akal tadi. Pilah
strategi mana yang masuk akal dan praktikkan terlebih dahulu di akun demo.
Strategi Pyramiding Guna Memperbesar Keuntungan Dalam Forex

Martin Artikel Forex 04 Jul 2012 12364 Dibaca Normal 6 menit + - Strategi Pyramiding merupakan
salah satu cara memperbesar keuntungan dalam trading forex. Namun, bagaimana cara
menerapkan strategi tersebut dengan aman? iklan iklan Kita akan membahas mengenai
penambahan posisi trading ketika harga bergerak sesuai prediksi (sedang dalam posisi untung)
tanpa memperbesar resiko. Cara ini disebut dengan "scale-in" atau "strategi pyramiding". Pada
prinsipnya, dengan cara ini kita membuka posisi baru sebagai tambahan pada posisi kita sebelumnya
yang sudah untung dan masih dalam keadaan open, tanpa memperbesar resiko, bahkan bisa tanpa
resiko, serta menambah potensi keuntungan kita. Acapkali strategi pyramiding bisa berjalan dengan
baik ("scale-in" atau "pyramiding" bisa diartikan dengan penambahan posisi trading). Ada ungkapan
"cut kerugian sekecil mungkin dan biarkan keuntungan sebesar mungkin", tapi bagaimana kita
menerapkannya? Di sini akan dibahas bagaimana strategi pyramiding dengan benar dalam trading
forex, sehingga bisa memaksimalkan keuntungan.

Cara Aman Pyramiding dalam Trading Forex

Pada dasarnya, ada dua cara untuk menambah posisi pada suatu posisi trading yang sedang untung
dan masih open (pyramiding): Cara kurang bijak:

scale-in ke posisi trading, tetapi tidak merubah level Stop Loss ke atas atau ke bawah untuk
memperkecil resiko sebelumnya, sehingga malah bisa menambah resiko yang semestinya kita
hindari.

Cara smart: scale-in ke posisi trading pada level yang telah kita tentukan, sembari mengubah-ubah
level Stop Loss setiap kali kita masuk posisi baru, sehingga resiko kita tidak akan pernah lebih dari
yang telah kita tentukan, misalnya kita namakan 1R (1R=besarnya resiko per trade).

Satu hal perlu diketahui dalam menggunakan strategi pyramiding: jangan anggap kita harus
melakukan pyramiding, hanya karena ada kesempatan untuk scale-in pada posisi trading yang
sedang untung. Cara ini tidak selalu mulus bisa berjalan dengan baik. Pada umumnya, kita bisa
menggunakan cara pyramiding ini bila trend pergerakan harga pasar sangat kuat, atau pada
pergerakan harga intraday yang kencang. Tetapi jika keadaan market sedang ranging (bergerak
terbatas dalam range tertentu) atau trending tapi cenderung choppy, trend-nya lemah dan
meragukan; maka tidak dianjurkan menggunakan pyramiding. Karena kita akan membuka posisi-
posisi baru, maka kalau pergerakan harga pasar sesuai prediksi, breakeven point keseluruhan posisi
tersebut tentu akan semakin mendekati harga pasar saat ini (running price). Untuk meminimalkan
kerugian jika ternyata harga bergerak berlawanan, kita bisa merubah level Stop Loss posisi kita
sebelumnya, agar resiko 1R yang telah ditentukan tidak bertambah. Banyak trader menemui
kesulitan ketika menggunakan strategi pyramiding, karena tidak merubah level Stop Loss-nya untuk
mengurangi resiko. Sebagai contoh, perhatikan EUR/USD dalam pergerakan downtrend seperti pada
gambar berikut :
Kita lakukan sell pada harga 1.2550. Terlihat jelas bahwa 1.2625 adalah level kuat dan bisa dianggap
sebagai key level, sehingga kita bisa menentukan Stop Loss di atas level ini, misalnya di 1.2650. Kita
selalu dianjurkan untuk memasang Stop Loss terlebih dahulu sebelum menentukan target
keuntungan, karena risk management sebetulnya adalah hal paling penting dalam trading forex. Kita
tidak akan pernah memperoleh keuntungan memadai tanpa menerapkan risk management dengan
benar pada setiap posisi trading kita. Di sini tidak tampak level Support signifikan kecuali level
1.1900 pada periode sebelumnya (bisa dilihat pada chart weekly EUR/USD), sehingga kita bisa
leluasa untuk menentukan target profit lebih besar sambil memprediksi apakah trend akan berbalik.
Misalkan kita tentukan resiko sebesar $200, dengan open 2 mini lot pada level 1.2550, maka Stop
Loss kita adalah 100 pip. Resiko kita: 100 pip X 2 mini lot (1 mini lot=$1 per pip)= $200 Kita tentukan
risk/reward ratio sebesar 1:3, berarti target profitnya 300 pip pada level 1.2250. Rencana kita akan
menambah 2 posisi lagi. Pertama jika telah untung 100 pip dan kedua jika keuntungan mencapai 200
pip. Cara ini bisa diterapkan karena pergerakan downtrend sangat kuat, dan menurut analisa masih
akan berlanjut.

Harga ternyata bergerak sesuai prediksi, maka kita akan scale in lagi pada level 1.2450 sebanyak 2
mini lot (20k), sehingga position size sekarang adalah 40k atau $4 per pip. Jika target profit 1.2250
kena, maka potensi reward bertambah menjadi $1000. Karena kita telah menggeser Stop Loss ke
bawah pada level 1.2550 dan mengatur Stop Loss posisi baru tersebut pada level yang sama, maka
posisi kita sebelumnya kini telah breakeven. Resiko keseluruhan tetap $200.

Kita akan terapkan strategi pyramiding ini dengan open posisi sell 2 mini lot lagi pada level 1.2350
sehingga total posisi kita sekarang adalah 60k atau $6 per pipnya. Jika target profit pada 1.2550
kena, potensi reward kita adalah $1200, atau 2 kali dari saat awal open posisi. Bagaimana dengan
resiko kita? Stop Loss kedua posisi bisa digeser ke 1.2450, sehingga kita telah mengunci keuntungan
$200 pada posisi pertama, sementara posisi kedua breakeven. Dengan demikian, resiko sebesar
$200 pada posisi pertama telah terkompensasi menjadi $0, atau breakeven trade. Keuntungan akan
lebih besar jika semua posisi kita breakeven. Poin menarik disini adalah kita bisa menambah
keuntungan kita tanpa memperbesar resiko. Harga masih bergerak sesuai prediksi kita dan target
profit 1.2250 kena. Ketiga posisi tersebut sekarang kita tutup dan Risk/Reward Ratio bersih adalah
1:6. Resiko kita tidak akan pernah melebihi $200 sebagaimana telah ditentukan sebelumnya yakni
sebesar 1R, sedangkan diperoleh keuntungan $1200. Contoh ini menunjukkan bagaimana kita
memperoleh manfaat dari trend gerakan harga pasar yang sangat kuat:

Kenapa Tidak Exit Selagi Masih Untung ?

Mungkin kita berfikiran untuk keluar dari pasar selagi masih untung. Saya berpendapat hal itu
kurang bijaksana, sebab jika kita keluar saat harga masih bergerak sesuai prediksi, berarti kita hanya
akan mendapatkan sebagian saja dari keuntungan yang seharusnya bisa didapatkan. Jika kita exit
selagi masih untung, berarti kita dengan sengaja membatasi keuntungan. Padahal, dalam trading,
kita dianjurkan untuk benar-benar memaksimalkan keuntungan sambil tetap membatasi resiko.
Dalam hal ini, strategi pyramiding dapat membantu memaksimalkan keuntungan. Namun, perlu
digarisbawahi bahwa kita tidak harus melakukan pyramiding pada tiap trade yang sedang untung.
Harus dipertimbangkan apakah potensi arah trend dan kekuatannya mendukung prediksi kita, agar
pyramiding tidak jadi sekedar trading untung-untungan saja. Jika kita lihat EUR/USD dan mata uang
utama lainnya dalam beberapa minggu terakhir ini (misal pada 31 Mei 2012), tampak bahwa
pergerakan harganya sangat menunjang untuk menerapkan scale-in atau strategi pyramiding.
Kondisi pasar seperti itu jarang terjadi, tetapi ketika muncul maka kita bisa selalu menjalankan
strategi pyramiding untuk mengoptimalkan keuntungan tanpa memperbesar resiko.
Mengupas Penggandaan Profit Dengan Strategi Piramida

Martin Artikel Forex 30 Jan 2015 14594 Dibaca Normal 5 menit + - Piramida merupakan strategi
trading yang agresif dan berpotensi meningkatkan profit hingga 2-3 kali ketika kondisi pasar kuat.
Namun, juga sangat beresiko ketika tren berbalik arah. iklan iklan Sejak pertengahan tahun 2014
lalu, pergerakan beberapa pasangan mata uang utama menunjukkan trend yang kuat. Bagi para
trader yang telah berpengalaman keadaan tersebut adalah kesempatan untuk mendulang profit
sebanyak-banyaknya, antara lain dengan menerapkan strategi trading yang dinamakan Piramida.
Artikel ini akan mengulas apa itu strategi Piramida dan bagaimana cara melakukannya, lengkap
dengan contoh yang nyata.

Bagaimana Strategi Piramida Dilakukan?

Strategi Piramida adalah strategi trading yang agresif dan berpotensi meningkatkan profit hingga
dua atau tiga kali untuk kondisi pasar yang sedang trending dengan kuat, namun akan sangat
beresiko jika trend berbalik arah. Strategi Piramida dilakukan dengan menambah posisi trading
dengan ukuran lot yang sama jika diperkirakan trend masih bergerak sesuai dengan arahnya. Jika
Anda perkirakan trend masih searah, maka perkiraan Anda harus benar, dan jika perkiraan Anda
meleset maka kesalahannya harus minimal. Keberhasilan menggunakan strategi ini sepenuhnya
tergantung pada pengendalian resiko, terutama ketika trend berbalik arah. Berikut illustrasi ide
strategi piramida:

Pada illustrasi di atas, dicontohkan pasar yang sedang uptrend dengan kuat. Sebelum entry, pastikan
terlebih dahulu bahwa pergerakan harga memang sedang uptrend kuat, dengan melihat
terbentuknya level-level higher high (level high sekarang yang lebih tinggi dari high sebelumnya) dan
level-level higher low (level low sekarang yang lebih tinggi dari low sebelumnya). Selain itu, koreksi
(retracement) yang terjadi tidak sampai melampaui harga awal saat mulai naik (sesuai dengan teori
gelombang Elliot), idealnya sekitar 50% Fibonacci Retracement. Untuk mengetahui kekuatan trend,
bisa digunakan indikator Average Directional Index (ADX). Untuk trend yang kuat biasanya ADX
minimal 25. Jika keadaan pasar telah sesuai dengan kriteria trend yang sedang kuat, maka entry buy
bisa dilakukan setelah koreksi selesai (level A, B, C), dan pergerakan harga mulai berbalik arah.
Untuk mengetahui berakhirnya koreksi, bisa digunakan indikator momentum semisal RSI, stochactic
atau yang lain, serta formasi price action dari candlestick. Sebelum memastikan akan entry untuk
order berikutnya, pastikan harga telah melampaui level tertinggi sebelum terjadinya koreksi (break
high).

Mekanisme Strategi Piramida

Keberhasilan strategi ini ditentukan oleh besarnya risk/reward ratio, yaitu minimal 1:2. Dalam hal ini
berarti besarnya resiko yang ditetapkan tidak melebihi setengah dari besarnya profit yang
diharapkan. Jadi, jika resiko R (risk) = 1 maka target profit (reward) = 2R. Pada gambar illustrasi di
atas dicontohkan account trading sebesar USD 20,000, trading pada GBP/USD, dengan resiko 2%
setiap kali entry untuk Stop Loss 100 pip (ditentukan terlebih dahulu). Resiko 2% = USD 20,000 x 2%
= USD 400, sehingga ukuran lot atau position size untuk trade tersebut adalah USD 400 / 100 pip =
USD 4 per pip. Untuk mini lot GBP/USD, nilai per pip (pip value) = USD 1, sehingga ukuran per pip =
USD 4 tersebut adalah untuk 4 mini lot, atau nilai kontraknya 40,000 unit. Sementara Stop Loss
untuk setiap posisi 100 pip, target profitnya bervariasi.

Buka posisi buy setelah ada sinyal berakhirnya koreksi (A), sebesar 4 mini lot atau 40,000 unit (2%
resiko), dengan Stop Loss 100 pip.

Buka posisi buy setelah ada sinyal berakhirnya koreksi (B), sebesar 4 mini lot atau 40,000 unit (2%
resiko), dengan Stop Loss 100 pip dan Stop Loss posisi A dipindahkan ke level yang sama dengan
level Stop Loss posisi B.

Buka posisi buy setelah ada sinyal berakhirnya koreksi (C), sebesar 4 mini lot atau 40,000 unit (2%
resiko), dengan Stop Loss 100 pip dan Stop Loss posisi A dan B dipindahkan ke level yang sama
dengan level Stop Loss posisi (C).

Untuk sementara, Anda batasi hanya membuka 3 posisi tersebut, dan target profit ditentukan 200
pip di atas C, sehingga risk/reward ratio untuk posisi C adalah 1:2.

Target profit untuk posisi A dan B disamakan dengan target profit posisi C.

Dengan komposisi akhir posisi trading seperti di atas, Anda tidak akan pernah mengalami kerugian.
Kondisi paling jelek, Anda akan profit 6% dan paling bagus (maksimum) Anda akan profit 24%.
Berikut rinciannya:

Keterangan:

Posisi A:

kondisi paling jelek: mengalami kerugian sebesar 2%.

kondisi paling bagus: memperoleh profit sebesar 12%.

Posisi B:

kondisi paling jelek: break even atau balik modal (profit 2% dari posisi A dan rugi 2% dari posisi B).

kondisi paling bagus: memperoleh profit sebesar 20% (profit 12% dari posisi A dan 8% dari posisi B).

Posisi C:

kondisi paling jelek: memperoleh profit sebesar 6% (profit 6% dari posisi A, 2% dari posisi B dan rugi
2% dari posisi C).
kondisi paling bagus: memperoleh profit sebesar 24% (profit 12% dari posisi A, 8% dari posisi B dan
4% dari C).

Dari rincian di atas, kondisi paling jelek Anda akan mengalami kerugian 2% dan paling bagus
(maksimum) Anda akan memperoleh profit 24%/ Dengan demikian, secara keseluruhan risk/reward
ratio dari trade ini adalah 1:12. Bagaimana hasilnya? Dapat dilihat dalam screenshot berikut:

Hingga bulan Januari 2015 ini, pergerakan beberapa pasangan mata uang utama masih
menunjukkan trend yang kuat, seperti EUR/USD, GBP/USD dan USD/CAD. Apakah Anda telah
menggunakan strategi Piramida, atau berminat menggunakannya?
TINGKAT 3
SISTEM TRADING
Tiga Tipe Trader Forex

Martin Artikel Forex 07 Okt 2012 11850 Dibaca Normal 6 menit + - Cara menentukan momen yang
tepat untuk masuk pasar serta lamanya menahan sebuah posisi trading, akan menentukan tipe
trader forex apakah Anda. iklan iklan Pada dasarnya, ada tiga tipe trader forex, yaitu tipe Trader
Harian (Day Trader), Swing Trader, dan tipe Trader Jangka Panjang (Long-Term Position Trader).
Masing-masing tipe trader forex mengundang pro dan kontra. Namun, bisa saja seorang trader
mengkombinasikan cara-cara tersebut atau merubah cara tradingnya dari waktu ke waktu. Ini
merupakan pandangan Sam Seiden, seorang trader dan fund manager terkemuka, berdasarkan
pengalamannya. Selama bertahun-tahun dalam karirnya sebagai seorang trader, Sam Seiden pernah
menjadi Trader Harian, Swing Trader, dan Trader Jangka Panjang. Walaupun strategi tradingnya
tidak berubah, tetapi cara menentukan momen yang tepat untuk masuk pasar dan lamanya
menahan posisi berubah seiring dengan waktu dan pengalaman tradingnya. Ia juga mengamati para
trader sukses, baik mereka yang termasuk tipe Trader Harian, Swing Trader, maupun Trader Jangka
Panjang. Berikut dijelaskan perbedaan ketiga tipe trader forex tersebut serta pendapat dari pro dan
kontra mengenai masing-masing tipe.

Trader Harian (Day Trader)

Seorang Day Trader biasanya masuk pasar (entry) dengan tujuan untuk keluar atau menutup posisi
trading (exit) sebelum sesi waktu trading hari itu berakhir. Tipe trader forex ini membutuhkan
koneksi internet yang cepat dan stabil, komputer yang powerful dengan beberapa layar monitor
serta sistem backup yang cukup, kuotasi harga real-time dan eksekusi order yang bagus (tidak sering
re-quote).

Pendapat Pro

Bagi trader dengan energi tinggi, disiplin dan mengutamakan action; menjadi Day Trader adalah
pilihan tepat. Mereka yang sangat piawai mengambil keputusan krusial dengan cepat, maka akan
mencapai kesuksesan. Tipe trader forex ini mengambil keuntungan dari ketidakseimbangan
permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang jelas nampak pada timeframe rendah dan selalu
terjadi setiap hari. Pada umumnya, trader harian yang bisa profit dengan konsisten bukanlah mereka
yang membuka posisi 10 kali sehari atau bahkan lebih (Scalper), melainkan hanya 1 sampai 3 posisi
trading yang berkualitas. Selain itu, biasanya mereka masuk pasar menjelang waktu buka sesi
perdagangan tertentu.

Pendapat Kontra

Trader Harian melakukan aktivitas trading dengan cara pikir ingin kaya dengan cepat. Memang
beberapa bisa sukses dengan profit yang konsisten, tetapi banyak yang babak belur dengan kerugian
yang sangat besar. Emosi cenderung berperan saat trading, sehingga tipe trader forex ini acapkali
mengabaikan rencana bahkan strategi trading yang telah ditetapkan karena mesti mengambil
keputusan dalam waktu singkat. Apalagi jika brokernya nakal atau tergolong Market Maker alias
bandar, maka bisa ludes dana kita. Pada prinsipnya, mereka yang tidak mampu membuat keputusan
penting dengan cepat, maka tidak akan sukses sebagai Trader Harian.

Swing Trader

Trading dengan cara swing pada dasarnya adalah menahan posisi trading dalam tempo antara sehari
sampai seminggu, atau kadang-kadang lebih dari itu. Seorang Swing Trader tidak memerlukan data
real time ataupun eksekusi order berkualitas super.

Pendapat Pro

Sebagian besar trader yang diamati Sam Seiden bertipe Swing Trader. Mereka adalah para trader
dengan keinginan kuat untuk sukses. Swing Trader bisa menganalisa pasar dengan leluasa dan tidak
terburu-buru. Setiap keputusan trading yang diambil telah direncanakan sebelumnya. Tipe trader
forex ini tidak harus piawai dalam mengambil sebuah keputusan dalam waktu singkat. Timeframe
yang digunakan oleh Swing Trader lebih tinggi dibanding Day Trader, tetapi lebih rendah dibanding
trader jangka panjang. Jika tidak trading dalam beberapa pasangan mata uang, maka seorang Swing
Trader cukup melakukan analisa pasar dua atau tiga kali dalam seminggu, karena tidak harus setiap
hari masuk pasar. Swing Trader memanfaatkan keuntungan teknologi dengan cara "set and forget"
(buka posisi trading, lalu tinggalkan), sehingga tidak harus selalu berada di depan layar monitor; hal
mana cepat atau lambat akan memancing keterlibatan emosi dalam trading. Dari pengamatan, para
Swing Trader masuk pasar menjelang waktu penutupan sesi perdagangan.

Pendapat Kontra

Bagi seorang trader aktif, Swing Trading boleh jadi membosankan, karena peluang masuk pasar tidak
selalu ada setiap hari. Tidak seperti Trader Harian, Swing Trader memperhitungkan resiko dengan
cermat dan menunggu momen yang tepat untuk entry. Ini bukanlah aktivitas membuang waktu atau
pekerjaan yang sia-sia, tetapi pekerjaan menunggu itu sendiri kadang membosankan dan tidak
menarik bagi kebanyakan trader.

Trader Jangka Panjang (Long-Term Position Trader)

Setelah membuka posisi trading, seorang trader jangka panjang akan menahan posisinya hingga
beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan. Dengan demikian, tipe trader forex ini tidak begitu
membutuhkan koneksi internet super cepat ataupun data real time.

Pendapat Pro

Pada umumnya, persepsi kebanyakan orang trading jangka panjang adalah "buy and hold" (beli dan
tahan). Mungkin ini cara terbaik dalam trading, asalkan dilakukan pada waktu yang tepat. Para
trader jangka panjang telah merencanakan dan mempertimbangkan semua aspek trading yang
dilakukannya jauh hari sebelumnya. Rata-rata mereka telah banyak makan asam garam dalam
trading dan tahu apa yang harus dilakukan pada keadaan pasar tertentu. Mereka adalah tipe trader
forex yang paling jarang berinteraksi dengan pasar, walau selalu mengikuti perkembangan berita
perekonomian global.
Pendapat Kontra

Trader jangka panjang menggunakan analisa fundamental dan berita perekonomian global serta
opini para profesional yang sering terlalu rumit dan membosankan untuk diikuti. Gaya trading
mereka pada umumnya menunggu momen breakout dan menahan posisi trading dalam tempo
cukup lama untuk memperoleh hasilnya; kadang berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Kembali
lagi, pekerjaan menunggu adalah membosankan dan tidak menarik bagi kebanyakan trader. Di
samping itu, sifat kebanyakan orang menginginkan hasil dan kepuasan secara instan. Nah, setelah
membaca uraian di atas, sudahkah mengetahui Anda termasuk tipe trader forex mana? Setiap tipe
memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri, sehingga tipe yang tepat bagi seseorang boleh jadi
tidak cocok bagi orang lain. Putuskan sesuai dengan metode dan strategi trading Anda saja. Anda
dapat mencoba gaya tipe trader lainnya jika merasa kurang nyaman pada status quo. Namun,
apapun tipe Anda, hendaknya tetap menerapkan metode dan strategi trading yang telah diuji coba.
Bagi Sam Seiden pribadi, tipe yang paling cocok dan profitable adalah Swing Trading, walaupun ia
pernah mencoba gaya trader harian dan jangka panjang.

Alasan Kenapa Trader Profesional Bisa Profit

Martin Artikel Forex 14 Feb 2013 18576 Dibaca Normal 7 menit + - Mengapa trader bisa profit, tapi
ada juga yang rugi? Sejumlah kebiasaan trader forex profesional ini perlu untuk dipelajari agar Anda
bisa profit konsisten. iklan iklan Banyak trader forex mengira bahwa untuk memperoleh profit yang
konsisten dalam trading adalah hal yang sulit untuk dicapai hanya dengan bersusah payah dan lebih
merupakan suatu kebetulan. Berjuang dengan susah payah bisa berarti berusaha terus menerus
menemukan metode dan strategi yang pas dengan trial and error, atau mencoba beberapa paket
software trading dan robot. Walau begitu, banyak diantara mereka yang gagal menghasilkan profit
yang konsisten. Sebaliknya para trader profesional yang seakan trading dengan santai dan tanpa
beban justru menghasilkan profit dengan konsisten. Apakah ada yang salah? Sebenarnya banyak
trader yang telah mengetahui bagaimana menghasilkan profit yang konsisten, tetapi mereka tidak
menerapkan pengetahuan tersebut dengan proporsional dan tepat. Misalnya soal fokus target.
Motivasi trader profesional terfokus pada perolehan hasil dalam jangka panjang, sementara trader
pada umumnya termotivasi untuk memperoleh hasil secepat-cepatnya dalam jangka pendek.
Mungkin karena alasan ini, para trader profesional seolah tampak santai dan tanpa beban. Selain
fokus pada hasil jangka panjang sebagai alasan utama, ada baiknya kita mengetahui beberapa alasan
yang membuat trader profesional bisa memperoleh profit dengan konsisten.

1. Trader profesional tidak menghabiskan banyak waktu untuk analisa pasar.

Mungkin Anda mengira diri sendiri kurang banyak meluangkan waktu guna mendalami berita-berita
ekonomi yang mempengaruhi pasar hingga selalu lambat mengantisipasi arah pergerakan harga?
Karenanya, disadari atau tidak, banyak diantara kita yang telah meluangkan waktu lebih banyak dari
para trader profesional untuk menghimpun data dari berbagai sumber berita. Trader profesional
juga melakukan itu, tetapi hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Yang penting bagi mereka adalah
menemukan sinyal untuk trading. Menemukan sinyal itu mencakup layak atau tidaknya untuk
membuka sebuah posisi, menutup posisi, atau menambah posisi baru pada kondisi pasar pada saat
itu.

2. Trader profesional selalu trading berdasarkan apa yang mereka lihat, bukan pada apa yang
mereka kira akan terjadi.

Dengan kata lain, trader profesional bertransaksi dengan obyektif, bukan berbasis rumor. Banyak
trader yang tergoda untuk memperkirakan apa yang bakal terjadi di pasar setelah membaca dan
menganalisa perkembangan sebuah berita ekonomi. Hal ini sering membuat trader merasa sangat
optimis dan melakukan pelanggaran pada strategi manajemen resiko dengan misalnya
melipatgandakan ukuran lot trading, atau menambah posisi baru hingga over-trading. Sebaliknya,
trader profesional mengetahui bahwa mereka tidak akan pernah tahu dengan pasti kemana arah
gerak pasar, sejelas apapun petunjuk dari berita ekonomi. Dalam hal ini tentu mereka belajar dari
pengalaman. Oleh sebab itu, mereka sangat patuh pada manajemen resiko yang telah
ditentukannya sendiri. Semua berita selalu dikombinasikan dengan sinyal trading yang layak.
Mereka tidak memaksakan diri atau memasang target untuk "harus masuk pasar". Trader
profesional tahu dengan pasti apa yang mereka inginkan dari pasar, dan hanya akan trading jika
pasar telah memberinya peluang.

3. Trader profesional tidak terlalu bergantung pada indikator teknikal.

Banyak trader forex yang sebenarnya menyadari bahwa dengan banyaknya indikator pada chart
trading akan membuat bingung dan cenderung over analyzing, tetapi tetap saja mereka
melakukannya. Menurut penuturan seorang trader profesional, pertama kali yang mereka lihat
dalam chart trading adalah membaca pergerakan harga seperti apa adanya, dengan hanya
menandai level-level support dan resistance. Kebanyakan dari mereka mampu membaca pergerakan
harga secara "telanjang" (naked price), atau trading tanpa indikator. Ini tak berarti bahwa mereka
mengabaikan indikator teknikal sama sekali, melainkan hanya menggunakannya sesuai dengan
kebutuhan dengan proporsional. Biasanya, indikator yang sering digunakan adalah moving average
sebagai level support dinamis atau resistance dinamis. Mereka tidak terlalu bergantung pada
indikator teknikal untuk mendapatkan "holy grail" yang selalu benar dalam sistem tradingnya.
Mereka tahu bahwa sebagian besar indikator teknikal terbentuk setelah terjadinya pergerakan
harga (bersifat lagging). Holy grail mereka adalah pada risk/reward ratio.

4. Trader profesional tidak bergantung pada software trading dan robot.

Walaupun di pasaran banyak penawaran software trading dan robot forex yang namanya kadang
cukup bombastis, sangat jarang trader profesional yang menggunakannya. Mereka lebih percaya
pada pikiran dan analisanya sendiri. Software trading, seperti halnya juga software lainnya, berisi
dengan program-program yang mengerjakan perintah yang sama secara berulang-ulang. Padahal,
pergerakan pasar sangat dinamis dan kecil kemungkinannya keadaan yang sama terulang berkali-
kali. Pada suatu keadaan tertentu bisa saja program tersebut bekerja sesuai harapan, tetapi tidak
menjamin akan selalu bekerja dengan baik pada pergerakan pasar yang cenderung acak (random)
dan sarat dengan pengaruh emosional para pelakunya. Bagi trader profesional, untuk memprediksi
pergerakan harga pasar yang dinamis dan cenderung acak, maka nalar yang obyektif adalah sarana
trading terbaik.

5. Trader profesional tidak terlalu fokus pada faktor fundamental.


Faktor fundamental sudah barang tentu tidak bisa diabaikan, bahkan bisa dikatakan sebagai
penggerak utama pasar. Trader profesional menggunakan analisa fundamental sebagai konfirmasi
dari apa yang dilihatnya dalam chart saat trading. Namun, mereka tahu bahwa pengaruh faktor
fundamental pada pergerakan harga tidak selalu pasti. Banyak faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi pasar. Rilis data GDP yang meningkat misalnya, tidak begitu saja membuat mata
uang suatu negara langsung menguat. Masih banyak faktor lain yang mempengaruhi, termasuk
emosi para pelaku pasar.

6. Trader profesional lebih percaya pada dirinya sendiri, bukan pada para pakar.

Ada trader yang membuka posisi trading karena mendengar atau membaca komentar seorang pakar
dari media mengenai sesuatu yang dianggap penting. Selang beberapa waktu kemudian, pakar yang
lain memberi opini yang berlawanan dengan berbagai alasan. Trader tersebut menjadi khawatir
dengan posisinya, cabut atau terus? Trader profesional selalu membuat keputusan tradingnya
sendiri dan hampir tidak terpengaruh oleh komentar para analis atau pakar. Mereka percaya pada
cara analisanya sendiri, sesuai dengan strategi trading yang telah dibuat, karena hanya mereka
sendirilah yang tahu persis keadaan account dan sistem portofolio dalam tradingnya.

7. Trader profesional selalu realistis.

Anda tidak akan pernah menjadi trader profesional jika tidak realistis dalam trading. Realistis dalam
trading maksudnya menerapkan manajemen resiko yang proporsional pada balance account Anda.
Jika modal Anda $10,000, apakah Anda akan mempertaruhkan seluruhnya (100%) hanya dalam
sekali trade? atau mengambil resiko 30% per trade? atau 5%? Tentu yang tahu Anda sendiri. Jika
dana tersebut bukan dana yang menganggur (disposable income), maka Anda tentu akan sangat
berhati-hati dalam menentukan resiko. Trader profesional biasanya juga menggunakan sistem
portofolio berdasarkan diversifikasi instrumen trading pada jenis pasar yang berbeda. Khusus di
pasar forex, diversifikasi bisa dilakukan dengan tidak hanya trading pada satu pasangan mata uang
saja untuk mengurangi kemungkinan resiko. Diversifikasi adalah salah satu cara yang realistis dalam
trading.

8. Trader profesional bekerja menurut rencana trading dan disiplin.

Anda mesti mempunyai rencana trading yang jelas dan dilakukan dengan disiplin agar mencapai
hasil yang maksimum dalam trading. Rencana trading juga akan mengurangi pengaruh emosi ketika
trading. Selain itu, Anda juga mesti membuat jurnal trading sebagai umpan balik (feedback) guna
mengevaluasi semua hasil trading. Tanpa evaluasi, Anda tidak tahu tingkat kemajuan yang telah
dicapai. Trader profesional telah lama melakukan langkah-langkah tersebut, sehingga mereka bisa
bekerja dengan target jelas dan perencanaan matang.
Menjadi Bagian Dari 10 Persen Trader Yang Sukses

Martin Artikel Forex 17 Des 2013 11325 Dibaca Normal 10 menit + - Dunia forex tidak melulu dihiasi
dengan kesuksesan. Hanya sebagain kecil trader yang mampu meraihnya. Berikut adalah kiat
menjadi bagian dari kecilnya persentase trader sukses. iklan iklan Kita tahu bahwa hanya sekitar 10%
saja dari seluruh trader yang bisa benar-benar memperoleh keuntungan besar dalam jangka
panjang. Lalu, bagaimana sebenarnya mereka bisa menghasilkan profit? Bagaimana cara berpikir
mereka dan seperti apa proses trading dan rutinitas mereka? Apa yang mereka telah lakukan tetapi
tidak dilakukan oleh sebagian besar trader? Dalam artikel ini, Nial Fuller, seorang trader profesional
yang juga mentor, memberikan pandangannya mengenai pertanyaan tersebut berdasarkan
pengalamannya.

Kurangi Frekuensi Trading Anda

Seberapa besarkah frekuensi trading Anda? Seberapa sering Anda masuk pasar atau mengutak-utik
posisi Anda? Sekali seminggu, tiga kali seminggu atau 20 kali? Atau mungkin Anda tidak pernah
menghitung frekuensi trading karena memang tidak membuat jurnal trading? Dari pengamatan
saya, jika Anda kebetulan tidak termasuk dalam 10% trader yang sukses, boleh jadi Anda trading
terlalu sering. Bagi saya pribadi, saat yang paling menentukan dalam karir trading saya adalah ketika
menyadari bahwa saya bisa memperbaiki hasil trading secara dramatis dengan:

mengurangi frekuensi masuk pasar,

tidak sering mengintervensi posisi trading, dan

sabar menunggu sinyal trading yang benar-benar jelas dan mempunyai probabilitas sangat tinggi.

Trader pemula dan trader yang sering mengalami loss, kurang menyadari bahwa dengan jarang
masuk pasar, atau mengurangi frekuensi trading, maka akan menaikkan faktor profit secara
keseluruhan. Dengan lebih sabar, maka akurasi trade Anda akan semakin tinggi. Dan dengan
semakin Anda mampu mengontrol trading Anda, maka Anda akan semakin bisa menghasilkan profit
dari pasar. Salah satu hal yang dilakukan oleh 10% trader yang sukses dan mungkin tidak Anda
lakukan adalah menunggu dengan sabar sinyal trading yang probabilitasnya sangat tinggi, tidak
peduli berapa lama keadaan tersebut akan muncul. Sebenarnya, secara matematis bisa ditunjukkan
bahwa semakin tinggi frekuensi trading, akan semakin tinggi pula tingkat kesalahan (error rate),
sehingga menurunkan faktor profit secara keseluruhan.

Selalu Asumsikan Bahwa Trader Lain Adalah Lawan Anda

Ibarat sebuah perlombaan, agar bisa menang (profit) dalam trading, Anda mesti berasumsi bahwa
trader-trader yang lain adalah lawan Anda. Maksudnya, Anda harus bisa mendahului lawan Anda
dalam mendapatkan sinyal dengan probabilitas sangat tinggi. Asumsikan jika Anda gagal
mendapatkannya, maka trader lain pasti akan mengambilnya. Sekitar 90% dari trader yang
mengalami kerugian adalah disebabkan karena mereka tidak melakukan apa yang seharusnya bisa
dilakukan, yaitu masuk pasar sesuai dengan sinyal probabilitas tinggi yang sebenarnya sudah mereka
ketahui. Bukankah Anda telah tahu kriteria sinyal trading yang valid? lalu, mengapa Anda biarkan
lawan Anda mengambilnya dari Anda?
Sukai Pasar Dan Cintai trading

"Jika Anda tidak menyukai pasar, sulit bagi Anda untuk memperoleh profit yang kontinyu." Hampir
semua trader yang sukses, menyukai pasar dan mencintai profesi trading-nya. Membaca chart
trading, mengikuti berita-berita ekonomi, dan menemukan peluang trading yang terbaik, bukanlah
suatu pekerjaan rutin yang terpaksa dilakukan, melainkan karena memang mereka benar-benar
ingin mengetahui keadaan pasar dan ingin melakukan trade. Anda akan bisa sukses pada profesi ini
jika 100% "all-out" menaruh perhatian penuh pada pasar. Trading bukan pekerjaan rutin atau
sekedar hobby yang bisa dilakukan paruh waktu, tetapi profesi yang benar-benar disukai dan
ditekuni. Dari pengalaman dan pengamatan, belum pernah saya temui seorang trader sukses yang
tidak terobsesi dan "tergila-gila" oleh pasar. Mereka begitu mencintai dan bangga pada profesinya,
serta sangat percaya diri. Jika ingin menjadi bagian dari 10% trader yang sukses, Anda seharusnya
seperti mereka. Tidak hanya berbuat karena pekerjaan Anda "trading for living", tetapi karena Anda
menyukai pasar dan mencintai profesi Anda.

Letakkan Stop Loss Dengan Tepat

"Penempatan stop loss yang kurang tepat sering kali menghancurkan account trading." Salah satu
faktor penting guna mencapai sukses dalam jangka panjang adalah penempatan level Stop Loss yang
tepat. Stop loss memang komponen penting dalam management resiko trading, namun faktor ini
pulalah yang membuat trader bisa mengalami kerugian besar dalam sekali trading, atau berkali-kali
kena stop loss setiap kali trading. Kejadian seperti itu disebabkan karena mereka kurang tepat
dalam menempatkan level stop loss, sering kali terlalu lebar atau terlalu sempit. Atau bisa juga, pada
mulanya sudah tepat, tetapi diperlebar atau dipersempit di tengah jalan karena faktor serakah dan
takut (greed and fear). Tidak hanya trader pemula, trader profesional pun kadang-kadang kurang
tepat dalam menempatkan level stop loss. Level Stop Loss tidak bisa ditentukan secara acak atau
hanya sekedar kira-kira asalkan sesuai dengan ukuran lot trading (position size) yang telah Anda
tetapkan. Level Stop Loss harus masuk akal sesuai dengan konteks pergerakan harga dan sinyal
trading yang ada pada pasar. Jika laju pergerakan trend sedang sangat kuat, maka kurang logis jika
Anda menentukan level stop loss yang sempit. Sebaliknya, saat kondisi pasar sedang slow atau
‘choppy’ sebaiknya level stop loss tidak terlalu besar. Jika Anda masuk pasar berdasarkan sinyal
entry yang valid, maka untuk exit hendaknya juga berdasarkan sinyal valid pula. Sinyal exit dengan
probabilitas tinggi sering kali terjadi pada level-level support atau resistance yang secara kasat mata
bisa Anda perkirakan. Sebagai contoh, jika Anda membuka posisi buy, tetapi pergerakan harga
berbalik arah hingga menembus level support, maka kecil kemungkinannya untuk kembali bergerak
ke arah uptrend. Penempatan stop loss yang lebih rendah dari level support akan memperbesar
kerugian, tetapi level stop loss yang lebih tinggi dari support akan terkena lebih cepat (dan
kemungkinan berbalik ke arah uptrend masih besar jika pergerakan downtrend hanya koreksi).
Demikian juga untuk posisi sell, stop loss yang logis adalah di sekitar level-level resistance, dimana
kecil kemungkinannya pergerakan harga akan kembali ke arah downtrend jika telah menembus level
tersebut. Selain itu, Anda harus menentukan besarnya stop loss terlebih dahulu dalam satuan pip
sebagai ukuran resiko sebelum menentukan ukuran lot trading (position size). (Baca juga:
Menentukan Stop Loss Dan Target Dengan Price Action)

Mengikuti Arah Pergerakan Trend

Pergerakan trend akan selalu berlanjut dengan sendirinya, artinya akan berlanjut ke level harga-
harga yang lebih tinggi atau ke level harga-harga yang lebih rendah. Dalam kenyataannya, banyak
trader yang salah dalam mengantisipasi berakhirnya suatu trend. Mereka keluar pasar ketika trend
masih bergerak pada arah yang sama, atau masuk melawan trend dengan perkiraan pergerakan
harga akan segera berbalik arah. Hal ini tidak saja dialami oleh trader pemula, tetapi juga trader
yang telah sarat dengan pengalaman. Sering kali, trader melawan arah trend dengan berbagai
alasan. Yakin akan level puncak (top) atau level lembah (bottom) dengan asumsi bahwa harga telah
overbought (jenuh beli) jika telah mencapai level puncak tertentu, atau oversold (jenuh jual) jika
telah mencapai level lembah tertentu. Selain itu, mereka juga percaya pada ungkapan klise bahwa
"apa yang turun pasti akan kembali naik" dan "apa yang naik pasti akan kembali turun". Pada
kenyataannya, ungkapan tersebut sulit untuk dipercaya karena jelas tidak ada aturan baku seperti
itu yang bisa dilihat pada chart pergerakan harga. Jika pasar sedang trending dengan kuat dan
bergerak satu arah dalam periode waktu tertentu, maka kemungkinan untuk terus berlanjut akan
cukup besar hingga tampak tanda-tanda pergerakan trend akan berakhir. Seperti halnya sebuah
mobil yang melaju dengan sangat cepat, untuk berbalik arah tentu kecepatannya akan berkurang
sebelum mulai bergerak pada arah yang berlawanan. Sebelum pergantian arah trend, pasar akan
melakukan konsolidasi terlebih dahulu. Namun karena analisa yang berlebihan (over-analyzing),
trader cenderung melawan arah trend sebelum tampak tanda-tanda pergantian arah (trend
reversal). Trend akan selalu berlanjut dengan sendirinya. Semakin panjang pergerakan trend, maka
momentum-nya akan semakin besar dan semakin banyak trader yang masuk, tentu saja dengan
volume yang cukup besar. Mereka yang salah posisi dan cut loss, atau stop loss yang terkena, akan
semakin mendorong laju pergerakan trend. Setiap pergerakan trend yang kuat menandakan pemain
besar sedang masuk pasar. Trader retail yang masuk dengan melawan arah trend, tidak akan
menyebabkan perubahan arah trend. Agar menjadi bagian dari 10% trader yang sukses, Anda mesti
trading sesuai arah trend. Hindari untuk beranggapan bahwa harga pasar sudah terlalu tinggi atau
terlalu rendah, karena pergerakan harga pasar tidak selalu seperti yang Anda perkirakan. Berikut
contoh chart daily crude oil (WTI) vs USD dan indeks Dow Jones (DJ30):
Tampak downtrend terus berlanjut meski banyak trader yang mencoba masuk melawan arah trend

(gambar atas).
Banyak trader yang masuk ketika harga mendekati level resistance dan menembus level tersebut,
namun ternyata "false breakout" dan harga terus berlanjut bullish (gambar atas).

Berani Mengambil Resiko Dan Percaya Diri

Trader yang sukses pada umumnya mempunyai target resiko, dan tentu saja mereka telah berani
mengambil resiko. Mereka juga mempunyai ketahanan emosi kuat, jika target resiko tersebut benar-
benar terjadi (loss). Anda tidak akan pernah memperoleh profit besar, kecuali bila berani memasang
target resiko dan mengatasi gejolak emosi ketika mengalami kerugian. Trading bukan untuk mereka
yang mudah goyah dengan emosi yang lemah. Orang-orang dalam 10% trader yang sukses tidak
pernah menyesali kerugian yang dialami ataupun kesempatan trading yang terlewatkan. Namun,
mereka juga tidak menjadi "pemburu pasar" (market chaser) untuk memperoleh kembali dana yang
telah hilang. Seperti seorang petinju, ia bermain ronde demi ronde. Jika merasa kalah dalam satu
ronde, ia mulai fight lagi untuk ronde berikutnya. Untuk menjadi bagian dari 10% trader yang sukses,
yaitu bisa menghasilkan profit dalam jangka panjang, Anda harus bisa menekan semua emosi negatif
yang muncul dan bertindak dengan yakin. Berlatihlah untuk selalu yakin pada setiap trade dengan
selalu memikirkan hasil positif yang akan Anda peroleh. Melatih pikiran sebenarnya mudah, asalkan
sering kali dilakukan. Cepat atau lambat, hal tersebut akan menjadi kebiasaan rutin. Anggaplah
pasar akan "menelan" posisi trading jika Anda tidak benar-benar yakin.

Trading Dengan Strategi Yang Telah Anda Uji Dan Yakini

Dalam kenyataannya, hasil trading hanya ada dua, profit atau loss, dan pasar hanya bergerak dalam
dua arah, naik atau turun. Namun, dengan sangat mengagumkan, industri di bidang bisnis ini
menyulapnya menjadi sesuatu yang kompleks, ruwet dan begitu canggih sehingga banyak trader
yang terpedaya oleh produk-produk yang ditawarkan broker atau konsultan trading yang
menjanjikan bisa memanipulasi pasar. Produk-produk yang banyak dikenal adalah software dan
sinyal trading. Sebenarnya, Anda hanya membutuhkan sebuah strategi yang telah teruji
profitabilitasnya, sehingga Anda percaya dan yakin untuk menggunakannya. Yang perlu Anda siasati
adalah apakah strategi tersebut bisa diterapkan pada setiap kondisi pasar, dan time frame trading
mana yang paling cocok (profitable) untuk strategi tersebut. Strategi yang Anda buat seharusnya
didasarkan pada alur pergerakan harga yang ada pada chart trading. Karena, jika Anda bisa
mengantisipasi pergerakan harga dengan kebenaran yang persentasinya tinggi, tentu strategi
tersebut profitable.

Kesimpulan

Ada beberapa faktor (menurut pandangan saya) untuk menjadi bagian dari 10% trader yang sukses,
yaitu mengurangi frekuensi trading, penempatan stop loss yang logis, menyukai pasar, dan
mengikuti arah pergerakan trend yang sedang terjadi. Strategi trading hanya salah satu faktor kunci
saja bagi trader yang sukses. Oleh sebab itu, tak perlu susah payah mencari cara yang "holy-grail"
(pasti akurat dan benar) untuk diterapkan.
Bagaimana Merubah Diri Menjadi Trader Sukses

Martin Artikel Forex 26 Okt 2013 9424 Dibaca Normal 4 menit + - Trader sukses pasti pernah
mengalami kegagalan, hanya saja mereka berhasil merubahnya. Namun, tentu perubahan ini tidak
dalam waktu singkat. iklan iklan Banyak trader yang mengalami kegagalan sebelum berhasil
merubah dirinya menjadi trader sukses. Perubahan tersebut tentu saja tidak bisa terjadi dalam
waktu singkat, tetapi lebih merupakan evaluasi dan perbaikan dari waktu ke waktu. Secara
sederhana, sukses dalam trading bisa diartikan sebagai perolehan keuntungan secara kontinyu
dalam periode waktu tertentu. Jika Anda belum bisa mencapainya, mungkin ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan atau diperbaiki. Berikut ini cara-cara sederhana yang bisa Anda terapkan jika
mungkin sering mengalami kegagalan dalam trading forex.

Mengetahui Sebab-sebab Anda Selalu Mengalami Kerugian

Langkah sederhana ini wajar dan sangat penting untuk Anda ketahui. Pada umumnya, trader forex
cenderung memalingkan muka jika mereka gagal dalam trading; lazimnya menganggap kondisi pasar
sedang tidak menguntungkan. Banyak trader yang enggan mengakui bahwa sesungguhnya
kesalahan ada di dalam diri mereka sendiri. Padahal, tindakan ini takkan membantu Anda untuk
merubah diri menjadi trader sukses. Cobalah Anda mengevaluasi diri dengan mengetahui sebab-
sebab kegagalan Anda:

Apakah Anda mempunyai sebuah strategi trading yang efektif dan Anda yakini? Apakah Anda tahu
apa yang dicari ketika menganalisa chart trading, atau hanya ingin "menembak dalam gelap"?

Anda telah memiliki strategi trading yang bisa dianggap efektif dan Anda yakini, tetapi apakah Anda
telah benar-benar menerapkannya dengan disiplin, ataukah masih cenderung mengabaikannya
karena Anda ingin selalu trading saja di pasar?

Apakah Anda telah menggunakan Manajemen Resiko dengan benar sesuai dengan modal trading
Anda?

Dalam trading, apakah Anda menggunakan dana untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga merasa
sangat terbebani jika mengalami kerugian?

Keempat hal di atas sangat penting diketahui, guna mendiagnosa kegagalan-kegagalan di masa lalu,
sebelum Anda melangkah lebih jauh.

Membuat Rencana Untuk Perbaikan

Setelah melakukan diagnosa dan mengetahui sebab kegagalan Anda, mulailah membuat sebuah
rencana guna memperbaiki kekurangan tersebut. Sebagai contoh, jika memang merasa kurang
disiplin dalam menerapkan strategi trading yang telah teruji dan diyakini (poin 2 di atas), maka
cobalah untuk bertanya pada diri sendiri, apakah Anda memang ingin merugi? Anda bisa mulai
mengambil langkah perbaikan dengan merencanakan untuk membatasi jumlah trade per hari atau
per minggu. Katakanlah Anda bisa entry maksimal tiga atau empat kali seminggu, dan tetap disiplin
mengikuti strategi trading. Demikian juga jika Anda belum menerapkan Manajemen Resiko dengan
benar, misalnya cenderung untuk mengambil resiko terlalu tinggi dengan ukuran lot trading yang
besar, maka Anda bisa rencanakan untuk memulai trading dengan resiko per trade tidak lebih dari
dua atau tiga persen dari total balance Anda. Dan jika Anda menggunakan dana untuk keperluan
sehari-hari dalam trading, rencanakan untuk berhenti trading sementara mengusahakan dana yang
sedang tidak terpakai (disposable money). Meski mungkin jumlahnya kecil, disposable money tidak
akan membuat Anda trading dengan emosional karena terbebani oleh kerugian yang sangat
mungkin bisa terjadi.

Mulailah Bekerja Sesuai Dengan Rencana Anda

Setelah membuat rencana untuk perbaikan, mulailah bekerja sesuai dengan rencana tersebut
dengan disiplin. Cobalah beberapa bulan, dan Anda akan bisa mulai melihat adanya perubahan pada
hasil trading. Hendaknya selalu melakukan evaluasi dan perbaikan guna merubah diri Anda menjadi
seorang trader sukses.

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan trader forex karena terlalu bernafsu mengejar profit
adalah Over Trading. Jika Anda juga acap melakukannya dan ingin menjadi trader sukses, maka perlu
menghindarinya dalam rencana trading di masa depan. Caranya bisa dibaca di artikel Kesalahan
Terbesar Trader Adalah Over Trading. Jika Anda memiliki pertanyaan lain seputar cara menjadi
trader sukses, selain dari kolom komentar, Anda juga bisa langsung bertanya pada ahli kami pada
forum tanya jawab cara trading berikut.

Apa Itu Spekulator Pasar?

Parmadita Artikel Forex 15 Apr 2013 10861 Dibaca Normal 9 menit + - Apa itu spekulator pasar? Apa
perbedaannya dengan investor dan gambler? Simak penjelasan lengkapnya pada artikel berikut ini.
iklan iklan Banyak orang yang tidak menyadari kalau dirinya seorang spekulator. Setiap transaksi
yang dilakukan trader akan memiliki kemungkinan apakah permainannya berbentuk spekulasi atau
tidak. Di artikel ini, kita akan membahas ciri khusus yang dilakukan oleh seorang spekulator, dan apa
itu spekulator pasar. Dalam pemahaman sederhananya, spekulator adalah seorang trader yang tak
ragu menggunakan risiko besar untuk mendapatkan hasil besar. Spekulator pasar berani mengambil
risiko besar untuk mengantisipasi pergerakan pasar, dengan harapan meraih hasil besar dengan
cepat.

Membedah Spekulator Pasar Lebih Dalam

Secara harfiah, spekulasi berasal dari kata specula dalam bahasa Latin, yang berarti sebuah menara
pengamatan. Munculnya istilah spekulator didasarkan pada keinginan seorang trader untuk
mengamati dan memprediksi harga di masa depan, saat volatilitas pasar sedang tinggi. Aktivitas itu
juga berangkat dari keyakinan jika sebuah transaksi dapat menghasilkan profit tinggi, meskipun
indikator bisa jadi berkata lain. Banyak pihak percaya bahwa semua bentuk investasi itu dapat
dikatakan sebagai spekulasi, mengingat tidak ada yang benar-benar tahu kemana dan sampai mana
market akan bergerak. Namun pada kenyataannya, istilah spekulasi biasanya lebih digunakan pada
transaksi yang melibatkan risiko besar. Hal ini tentunya berbeda dengan investor yang selalu
mengutamakan pengendalian risiko agar bisa mendapatkan konsistensi dalam jangka panjang.
Menurut John Maynard Keynes, spekulasi adalah sebuah seni untuk mengetahui pergerakan market,
bahkan saat market-pun belum mengetahuinya. Contohnya, seorang spekulator pasar membeli 1 lot
EUR/USD ketika pasangan ini sedang dalam perjalanan turun. Tindakan melawan arus itu dilakukan
atas dasar anggapan bahwa harga (kemungkinan) telah sampai pada titik jenuh jualnya, dan akan
naik tak lama lagi. Seorang spekulator pasar biasanya pandai dalam menganalisa dari sisi
fundamental dan teknikal. In any case, spekulator tidak membuka posisinya sambil menutup mata.
Jika dilihat dari lamanya membuka posisi, spekulator pasar hampir mirip dengan trader pada
umumnya. Ada yang membuka posisinya dalam hitungan menit, ada pula yang membuka posisinya
dalam hitungan jam, hari, hingga minggu dan bulan. Selain itu, spekulator pasar juga biasanya hanya
melakukan transaksi pada beberapa instrumen saja. Biasanya, para spekulator hanya menguasai 1
pasangan mata uang. Kapan dan di manapun Anda melihatnya, mereka hanya akan membuka dan
mengeksekusi posisi mereka pada pasangan tersebut. Hari demi hari akan dihabiskan dengan
mengamati dan memahami pergerakan pasangan tersebut. Dengan tingkat keuletannya, mereka
bisa mendapatkan keuntungan ganda dengan menjual dan membeli pasangan tersebut pada titik-
titik krusial.

Antara Investor, Spekulator, Dan Gambler

Dikutip dari buku The Intelligent Investor karya Benjamin Graham, investor adalah mereka yang
melakukan suatu tindakan dengan analisis mendalam, serta mengutamakan keselamatan modal
pokok dan pengembalian memadai. Aktivitas di luar itu berarti dilakukan oleh spekulator pasar. Dari
pengertian di atas, jika ditarik garis pemisah antara investor dan spekulator, terdapat sebuah celah
kecil. Celah ini muncul pada money management. Investor akan mementingkan keselamatan modal
serta return yang baik terlebih dahulu, sebelum berinvestasi pada suatu pasangan mata uang.
Sementara itu, spekulator tidak begitu. Kebanyakan spekulator tanpa pikir panjang akan masuk
dalam jumlah lot yang sangat besar tanpa perhitungan terlebih dahulu. Selain itu, dikutip dari
Investopedia, kebanyakan investor beroperasi dalam jangka waktu lama jika dibandingkan dengan
spekulator. Meskipun begitu, seperti telah dijelaskan di atas, tidak ada yang benar-benar bisa
mengetahui ke arah mana pasar akan bergerak, sehingga segala bentuk investasi itu juga merupakan
spekulasi. Selain itu, perbedaan paling realistis antara investor dan spekulator pasar ada pada
perilaku mereka terhadap pergerakan pasar. Bagi para spekulator, tindakan antisipasi dan
pengambilan keuntungan cepat dari pasar dengan fluktuasi tinggi merupakan hal utama. Sedangkan
investor tidak terlalu mengambil pusing akan fluktuasi pasa. Mereka sadar bahwa cepat atau lambat
harga pasti akan bergerak ke arah prediksi mereka. Saking tipisnya celah antara investor dan
spekulator pasar, ada ungkapan kecil di internet yang berbunyi, "Seorang spekulator hanyalah
nvestor yang mengambil risiko besar agar bisa mendapatkan keuntungan besar." Hal paling
berbeda dari keduanya adalah gambler atau mungkin lebih akrab di telinga kita sebagai pejudi.
Gambler hanya benar-benar memanfaatkan faktor keberuntungan dan insting pada dirinya. Hal
inilah yang sering salah dianggap oleh orang-orang. Banyak orang menyamakan spekulator dengan
gambler, padahal spekulator bisa meraih untung miliaran Dolar AS dari hasil spekulasinya,
sedangkan gambler hanya bisa profit saat sedang untung. Mereka tidak melakukan analisa ataupun
spekulasi, hanya sekedar mengandalkan insting. Jadi kalau sedang apes? Ya siap-siap saja
menangguk kerugian besar.

Contoh Spekulator Pasar Terkenal

Berikut adalah beberapa contoh spekulator sukses yang membukukan keuntungan besar dari hasil
spekulasinya, serta beberapa sosok yang gagal hingga mengalami kebangkrutan.

Contoh Spekulator Sukses

Andrew Krieger Dan Serangannya Terhadap Dolar NZ


Pada tahun 1987, Andrew Krieger berhasil membukukan keuntungan sejumlah ratusan juta Dolar
dari hasil spekulasinya pada Dolar Kiwi. Hal ini bermula dari kehancuran yang terjadi pada pasar
saham waktu itu, tepatnya ketika Black Monday membuat Dolar AS terjungkal terhadap hampir
seluruh mata uang mayor lainnya. Di saat trader lain sibuk menjual Dolar, Krieger melihat potensi
pada Dolar New Zealand. Ia menganggap jika kenaikan pada pasangan mata uang NZD/USD saat itu
sudah diambang batas fundamental maupun teknikal, sehingga harus diturunkan. Dari analisa
singkat itu, Krieger dikabarkan menggunakan dana yang sangat besar hingga memaksa Kiwi turun
keluar dari zona supply-nya. Penurunan ini disambut baik oleh pengguna pasar lainnya, dan
NZD/USD mengalami kemerosotan hampir 5%. Dari penurunan ini, Krieger mendapatkan
keuntungan sebesar 300 juta Dolar AS dan menjadi contoh spekulator sukses.

George Soros Dan Upaya Penghancuran Pound

Pada tahun 1992, tepatnya tanggal 6 September dikenal luas sebagai Black Wednesday. Berbeda
dengan Krieger yang baru memanfaatkan Black Monday, George Soros adalah contoh spekulator
sukses yang memicu terjadinya Black Wednesday. Ia berhasil meraup 1 miliar Dolar AS dan
'memaksa' pemerintah Inggris untuk keluar dari European Exchange Rate Mechanism (ERM).
Kejadian itu berawal dari keinginan pemerintah Inggris yang ingin mempertahankan tingginya nilai
Pound saat itu. Namun dengan tingginya suku bunga dan inflasi, George Soros merasa bahwa nilai
itu sudah terlewat tinggi. Dengan bermodalkan dana yang sangat besar, Soros mengambil keputusan
untuk menjual Pound. Hal ini diketahui dan berusaha dilawan oleh pemerintah Inggris. Dengan
kebijakannya menaikkan suku bunga hingga 2 digit, pemerintah berusaha menarik investor agar
tetap berinvestasi pada Pound. Pemerintah Inggris akhirnya menarik diri dari transaksi ini, ketika
menyadari bahwa usaha tersebut hanya akan menambah hutang jangka panjang. Buntutnya,
mereka pun melepaskan diri dari ERM.

Contoh Spekulator Gagal

Jesse Livermore Raja Spekulator Yang Berakhir Tragis

Jika Anda seorang trend follower, pasti mengenal contoh spekulator terkenal yang satu ini. Jesse
Livermore biasanya dikenal sebagai bapak trend follower serta raja spekulator. Ia telah menelan
asam garam trading sebagai spekulator pasar. Bermula dari kesuksesan membukukan keuntungan
sebesar 3 juta Dolar AS pada tahun 1907, Jesse dipaksa mengakui kebangkrutannya 3 tahun
kemudian setelah kehilangan hampir 90% total profitnya. Hal ini terjadi karena keputusannya untuk
terus menambahkan posisi pada sebuah posisi trading dengan potensi risiko tinggi. Memulai
kembali dengan sedikit modal, Jesse Livermore berhasil mengantongi profit fantastis saat dirinya
sukses memprediksi crash yang terjadi pada tahun 1929. Konon, profitnya berjumlah hampir 100
juta Dolar AS, yang saat itu membuatnya masuk ke dalam daftar 10 orang terkaya dunia. Jika Anda
pikir ini adalah akhir yang menyenangkan maka Anda telah salah. Jesse kembali kehilangan uangnya
18 bulan kemudian. Merasa telah menjadi penguasa dunia, Jesse berniat mengulangi kesuksesannya
setahun lalu. Namun untuk saat itu, Jesse menderita kerugian penuh pada akun tradingnya hingga
terpaksa berhutang pada broker sebesar 5 juta Dolar AS untuk menambal posisinya yang merugi.
Hidup Jesse berakhir tragis saat dirinya memutuskan untuk bunuh diri pada tahun 1940 di sebuah
hotel di New York.
John Meriwether: From Zero To Hero And Back To Zero

John Meriwether terkenal akan kisahnya saat bekerja di Long-Term Capital Management (LCTM).
LCTM merupakan sebuah lembaga hedge fund yang bertugas mengumpulkan dana dari investor
untuk diolah. John merupakan salah satu manager hedge fund di sana. Berbekal teori Fixed Income
Arbitrage temuannya, John mampu secara rutin menghasilkan keuntungan sebesar 40% per-bulan.
Hasil yang besar dan konsisten ini sayangnya harus berakhir pada tahun 1998. Krisis yang terjadi saat
itu menyebabkan kerugian besar pada LCTM. Dengan total kerugian mencapai 4.6 miliar USD, LCTM
terpaksa dibubarkan pada tahun 2000. Hingga saat itu, belum diketahui dengan jelas penyebab
bangkrutnya LCTM, mengingat event tersebut berdekatan dengan krisis finansial. John kemudian
membuka lembaga hedge fund yang diberi nama JWM Partners. Dengan metodenya yang
memanfaatkan leverage besar, John berhasil membukukan keuntungan hingga 3 miliar USD. Namun
sayangnya, keuntungan tersebut tidak bertahan lama. Hanya berselang 2 tahun dari prestasinya,
John kembali menderita kerugian besar yang membuat lembaga hedge fund-nya harus ditutup lagi.
Dari sinilah banyak orang yang baru sadar bahwa John merupakan contoh spekulator gagal. Hingga
saat ini, John hanya dianggap sebagai seorang hedge fund manager biasa yang suka berspekulasi.

Belajar Menjadi Spekulator Pasar

Jika Anda saat ini adalah seorang trader forex, maka pada dasarnya Anda harus memilih termasuk
pada golongan mana Anda saat ini. Jika Anda memilih menjadi spekulator, maka ada baiknya
memulai dengan konsentrasi hanya pada satu pasangan mata uang saja. Habiskan waktu Anda
melakukan analisa teknikal maupun fundamental pada pair tersebut; pahami setiap pergerakan dan
maksud akhir dari pergerakan tersebut. Mengenai kurang terjaganya aspek Money Management
dari seorang spekulator, ada baiknya jika Anda menyediakan uang dan akun khusus untuk
melakukan spekulasi. Namun tetap gunakan akun utama Anda dengan mengatur MM dengan baik.
Hasil dari akun utama inilah yang baiknya Anda salurkan sebagian ke akun spekulasi untuk tetap bisa
berlatih. Siapa tahu mungkin Anda bisa menjadi the next Krieger atau meniru contoh spekulator
sukses seperti George Soros yang menerapkan teori refleksif.

Cara Kerja Trader Forex Profesional

Martin Artikel Forex 26 Des 2012 20984 Dibaca Normal 4 menit + - Ada banyak faktor yang
membentuk seorang trader forex profesional. Apa saja yang membedakan cara kerja trader pemula
dan profesional? iklan iklan Untuk bisa menjadi trader forex yang profesional, tidak cukup hanya
dengan pengetahuan dan pengalaman trading saja, tapi diperlukan kesabaran, konsistensi dan
mental trading yang telah teruji. Seorang trader forex profesional mengelola dana yang cukup besar,
sehingga harus selalu berhati-hati dalam melangkah serta tepat dalam mengambil setiap keputusan.
Bagaimana sebenarnya cara kerja yang membedakan seorang trader profesional dan trader pemula
atau amatir?

1. Trader Forex Profesional Tak Butuh Waktu Lama Untuk Prediksi Harga
Trader forex profesional tidak membutuhkan banyak waktu dalam memprediksi arah pergerakan
harga. Mereka melihat pada chart Daily dan Weekly, serta melakukan analisa tren pergerakan harga
dengan interpretasi berita fundamental dan indikator teknikal. Misalnya, membaca berita
perkembangan krisis Zona Euro, kemudian melihat indikator Exponential Moving Average (EMA)
200-day, EMA 20-day, dan RSI pada chart EUR/USD Daily, untuk menentukan tren jangka panjang
serta mengetahui keadaan jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold). Jika ada sinyal trading
dan telah sesuai dengan strateginya, mereka segera membuka posisi dengan yakin dan tanpa ragu.
Mereka tahu bahwa pada chart Hourly banyak terdapat "noise", sehingga selalu fokus pada trend
jangka panjang dengan melihat pada time frame Weekly atau Daily.

2. Trader Forex Profesional Tidak Melibatkan Emosi

Trader forex profesional tidak pernah melibatkan emosinya ketika masuk pasar. Mereka telah bisa
mengendalikan diri. Sangat disiplin dalam mengikuti rencana trading, dengan tidak pernah
melakukan intervensi pada posisi yang telah dibuka. Level Stop Loss dan Target Profit benar-benar
diterapkan sesuai dengan strategi dan Money Management. Sebagian besar tradingnya dilakukan
dengan cara manual, dan jarang menggunakan robot atau software trading otomatis.

3. Trader Forex Profesional Melakukan Diversifikasi

Ada mitos bahwa trader profesional selalu profit. Pada kenyataannya tidak demikian. Mereka juga
pernah mengalami kerugian. Perbedaannya, mereka tidak hanya trading di pasar forex, melainkan
melakukan diversifikasi pada berbagai jenis pasar. Dengan strategi tradingnya, kerugian trader forex
profesional di salah satu pasar bisa ditutup dengan keuntungan dari jenis pasar yang lain. Selain itu,
rata-rata persentasi profit seorang trader profesional cukup tinggi sehingga angka harapan profit
(expectancy) juga tinggi.

4. Trader Forex Profesional Tidak Sering Buka Posisi Trading

Trader profesional sering menahan posisinya untuk jangka waktu yang agak lama dengan
menggunakan teknik memaksimalkan profit semisal averaging atau pyramiding. Selain itu, mereka
tidak membuka posisi trading jika tidak muncul sinyal yang valid untuk entry. Karena trader forex
profesional bekerja pada time frame tinggi (Daily atau Weekly), maka frekuensi trading-nya relatif
kecil. Mereka lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas trading. Selain itu, trader profesional
selalu mengambil waktu untuk bersantai dan menjauh dari pasar, terlepas dari saat itu sedang profit
atau loss, sehingga tidak sepanjang waktu memonitor pasar.

5. Trading Dalam Beberapa Pasangan Mata Uang

Trader forex profesional biasanya melakukan diversifikasi pada beberapa pasangan mata uang.
Mereka selalu mencermati faktor fundamental dan teknikal, serta pengaruhnya pada beberapa
pasangan mata uang, hingga bisa menentukan posisi trading dengan tepat. Mereka tahu arah
pergerakan pasangan mata uang dalam jangka panjang maupun jangka pendek, sehingga bisa
menentukan akan trading secara Daily, Weekly ataupun Monthly. Hal yang perlu diketahui adalah
bahwa mereka tahu pasti apa yang mereka inginkan dan tidak terpengaruh sama sekali oleh rumor
yang ada di pasar.

Trading di pasar forex memang sangat menguntungkan, asal dilakukan dengan cara yang benar. Kita
bisa trading dengan benar bila sikap mental dan cara berpikir kita seperti mereka para trader
profesional. Trader pemula dan amatir bisa saja menghasilkan profit dalam jangka pendek, tetapi
cenderung mengalami kerugian pada jangka panjang. Pengetahuan analisa pasar, Money
Management dan pengalaman trading saja belum cukup untuk menghasilkan profit yang konsisten
dalam jangka panjang. Kita mesti belajar untuk bisa berpikir dan bersikap seperti para profesional.

5 Tips Dari Trader Yang Sukses Sulap $600 Jadi $100,000

A Muttaqiena Artikel Forex 12 Jun 2017 25697 Dibaca Normal 4 menit + - Seorang trader full-time
asal Australia bernama J Park berhasil meraih profit ribuan persen. Berikut ini tips dan trik yang
dibaginya. iklan iklan Kisah-kisah sukses para trader banyak beredar di internet, termasuk yang satu
ini. Seorang trader full-time asal Sydney, Australia, bernama J Park, disoroti oleh media terkemuka
MarketWatch berkat screenshot hasil tradingnya yang fantastis. Ia berhasil mengelola dana sebesar
USD600 yang didepositkan pada Maret 2014 menjadi USD100,000 per Februari 2017. Luar biasa,
bukan? Ini beberapa hal yang direkomendasikan J Park bagi para trader pemula, sebagaimana
dikutip dari wawancaranya dengan Mike Bellafiore dari SMB Capital.

1. Serap Pengetahuan Dari Berbagai Sumber

"Saya menghasilkan sejumlah uang dengan mudah (100% keberuntungan), menghanguskan


beberapa akun trading, (kemudian) memulai lagi dengan akun $600 untuk ketiga kalinya dan baru-
baru ini profit keseluruhannya melewati $100,000," kata Park, sambil menambahkan bahwa ia
belajar dari beberapa mentor, "Saya belajar banyak dari banyak orang di Twitter." >>>Baca juga: 21
Akun Twitter Tentang Forex Yang Wajib Di-Follow Trader.

2. Siap Bekerja Keras Melakukan Penelitian

"Saya bertrading atau setidaknya memantau pergerakan pasar dari pukul 9:30am hingga 4pm dan
melakukan (penelitian) yang diperlukan di luar jam trading agar bisa memperbaiki hasil trading
(meski mulanya saya bahkan tidak tahu bagaimana melakukannya)."

3. Pantang Menyerah

"Saya harus berurusan dengan rintangan-rintangan yang sama dengan trader kecil pada umumnya
ketika memulai bertrading. Kurang petunjuk, akun kecil, komisi trading tinggi; apa saja masalahnya,
saya mengalaminya," ujar Park,"Saya kira saya bisa sukses karena saya tidak menggunakan
'rintangan-rintangan' itu sebagai alasan mengapa saya mengalami kegagalan, serta terus
memberdayakan waktu dan energi untuk berusaha mencapai sukses."

4. Bandingkan Diri Anda Dengan Orang Lain

"Saya mulai mem-posting Profit/Loss harian saya di Twitter pada pertengahan tahun 2016 sebagai
suatu cara untuk secara objektif mendokumentasikan kemajuan saya dan berhubungan dengan para
trader yang kemungkinan berada pada level yang sama," papar Park. "Saya kira ini telah sangat
membantu kemajuan saya, dan saya ingin terus belajar dari trader-trader dari bermacam-macam
level kemampuan.
" Grafik Profit/Loss Kumulatif Yang Di-posting J Park Di Akun Twitter-nya.

5. Hindari Dua Kesalahan Utama Trader Pemula

Menurut J Park, ada dua masalah yang umumnya membayangi trader pemula:

Terlalu berfokus pada profit dan loss, tetapi tak cukup memperhatikan proses trading-nya.

"Jika strategi Anda sudah menunjukkan ketangguhannya dari waktu ke waktu, satu-satunya yang
perlu Anda perhatikan adalah eksekusi rencana yang konsisten, lalu profit/loss akan terurus dengan
sendirinya."

Mengabaikan setup trading dan tidak menyesuaikannya dengan diri Anda.

"Menurut hemat saya, mengadakan penjelasan-penjelasan tambahan untuk setup trading yang
masuk akal bagi Anda, sekaligus juga kriteria untuk entry dan exit, adalah yang terpenting untuk
membangun keyakinan diri pada aktivitas trading Anda." Bagaimana pendapat Anda mengenai tips-
tips J Park? Banyak diantaranya tentu sudah akrab di telinga, tetapi ada juga pesan-pesan yang
cukup inspiratif, seperti memanfaatkan media sosial sebagai bahan belajar trading forex dengan
follow akun-akun twitter dan berbagi dengan sesama trader. Banyak trader sebenarnya sudah
menjalani proses serupa, terutama di ForexFactory, tempat kumpul para trader seluruh dunia; tetapi
barangkali jarang yang menjalaninya setekun Park. Tips-tips ini kedengarannya sederhana, tetapi
dua tema yang diulang-ulang adalah kesungguhan dan kerja keras. Tak ada orang bisa sukses trading
mendadak ibarat kejatuhan durian di siang bolong dengan mengandalkan keberuntungan saja. Bagi
Anda yang ingin menyimak artikel di atas dengan visualisasi yang lebih menarik, berikut ini kami
sajikan versi video dari "Cara Sulap $600 menjadi $100,000 Ala J Park":
Baca selengkapnya di: https://www.seputarforex.net/artikel/5-tips-dari-trader-yang-sukses-sulap-
600-jadi-100000-279267-31

Termasuk Tipe Trader Yang Manakah Anda?

Martin Artikel Forex 11 Mei 2014 10507 Dibaca Normal 4 menit + - Apakah Anda termasuk tipe
trader Scalper, Day Trader, Position Trader, atau Swing Trader? Sesuaikan gaya trading dengan
kecenderungan pribadi Anda. iklan iklan Pada umumnya, dikenal empat tipe trader, yaitu Scalper,
Trader Harian (Day Trader), Position Trader dan Swing Trader. Masing-masing tipe trader dibedakan
berdasarkan frekuensi trading dan target posisi saat masuk pasar. Karena frekuensi trading dan
target posisi tidak sama; maka umumnya mereka menggunakan timeframe, manajemen risiko, dan
sistem trading berbeda-beda pula. Berikut rincian selengkapnya mengenai karakteristik setiap tipe
trader.

Scalper

Scalper adalah sebutan bagi trader pengguna teknik Scalping. Pada umumnya, frekuensi trading
seorang scalper jauh lebih sering dibanding trader lainnya. Dalam trading forex, kegiatannya masuk
(entry) dan keluar (exit) pasar secepatnya, meraup beberapa pip setiap trade sebagai targetnya, dan
sering kali mematok risiko yang lebih besar dibanding Target Profit-nya. Pemahaman mengenai
konsep tren dalam forex tidak begitu penting bagi Scalper, karena mereka hanya mengincar
pergerakan harga dalam range yang sangat sempit, sehingga tidak harus mempertimbangkan arah
tren pada timeframe tinggi. Biasanya, Scalper akan trading pada timeframe yang sangat rendah (di
bawah H1), bahkan seperti 5 menit (M5) atau 1 menit (M1). Agar bisa menjalankan aktivitas trading
dengan lancar, tipe trader Scalper membutuhkan:

Platform trading handal dengan eksekusi order yang presisi (tidak banyak slippage atau requote).

Kuotasi harga dengan spread rendah agar meminimalkan biaya trading per transaksi.

Broker yang mengijinkan penggunaan teknik Scalping, karena tak semua broker
memperbolehkannya. (Baca juga: Broker Terbaik Untuk Scalping)

Day Trader

Cara trading yang setingkat di atas Scalping berdasarkan jarak waktu entry dan exit yang digunakan
adalah Trading Harian (Day Trading). Pengguna teknik ini masuk dalam tipe trader Day Trader.
Tujuan seorang Trader Harian pada umumnya adalah masuk dan keluar pasar dalam satu hari
perdagangan saja, dengan Risk/Reward Ratio minimal 1:1. Pada prinsipnya, seorang Day Trader
memiliki cara trading yang mirip dengan seorang Scalper, yaitu masuk dan keluar pasar secepat
mungkin karena mengharapkan kepastian profit atau loss dengan cepat. Hanya saja, Day Trader
lebih fokus pada arah tren dan cenderung trading searah dengan tren yang sedang terjadi (trend-
following). Biasanya, timeframe yang digunakan tipe trader ini juga tak serendah Scalper, tetapi tak
sampai setinggi W1 (Weekly).

Position Trader

Dibandingkan dua tipe trader sebelumnya, Position Trader lebih jarang masuk dan keluar pasar,
karena jangka waktu trading lebih panjang. Pada umumnya, mereka menahan sebuah posisi trading
hingga beberapa hari atau beberapa minggu. Sebagian Position Trader masuk pasar hanya
berdasarkan analisa fundamental, tetapi pada umumnya mereka menggabungkan analisa teknikal
dan fundamental. Sebagai contoh, seorang Position Trader akan masuk sell setelah memastikan
bahwa pasar akan bearish berdasarkan suku bunga yang turun, keadaan ekonomi global sedang
resesi, dan faktor-faktor lainnya. Biasanya tipe trader ini menentukan level Stop Loss yang besar,
bisa hingga ratusan pip dengan Risk/Reward Ratio minimal 1:1.

Swing Trader

Swing Trading adalah cara trading jangka menengah dengan mengambil titik-titik entry dan exit
pada level-level tertinggi dan terendah dalam sebuah arah tren, baik ketika terjadi uptrend ataupun
downtrend. Swing Trader menggunakan timeframe yang berubah-ubah tergantung dari timeframe
mana yang paling jelas memberikan informasi titik-titik entry, serta titik-titik reversal dan koreksi
(retracement). Waktu trading tipe trader ini tidak pasti; kadang bisa jangka pendek jika kriteria entry
dan exit sudah terpenuhi, atau jangka panjang bila masih menunggu level target profit tercapai.
Pada umumnya, Swing Trader menerapkan berbagai indikator teknikal termasuk Fibonacci
Retracement, garis dan Channel tren, serta Pivot Point. Untuk menunjang keberhasilan dalam
trading, Anda mesti tahu kepribadian serta tipe trader apakah Anda sebelum menentukan gaya
trading yang akan diterapkan. Trader pemula yang baru mengenal teori dan belum pernah mencoba
trading sungguhan mungkin akan kesulitan memahaminya. Namun, sistem dan rencana trading yang
handal biasanya perlu didesain dengan memperhitungkan tipe trader yang menggunakannya.

Belajar Forex Dengan Membuat Sistem Trading Handal

A Muttaqiena Artikel Forex 07 Okt 2016 22155 Dibaca Normal 8 menit + - Membuat sistem trading
membutuhkan proses uji coba dimana bersama dengan itu, banyak hal bisa dipelajari. Belajar forex
dengan cara ini bisa disebut sebagai "learning by doing". iklan iklan Ada banyak cara untuk belajar
trading forex. Bisa dengan mengikuti training atau seminar yang banyak diadakan di kota besar,
browsing situs belajar forex di internet, atau main app game forex di android. Namun, ada juga
alternatif belajar forex dengan membuat sistem trading handal. Membuat sistem trading handal
membutuhkan proses uji coba berulang-ulang dimana bersama dengan itu, banyak hal bisa
dipelajari. Pada dasarnya, belajar forex dengan membuat sistem seperti ini bisa disebut sebagai
"learning by doing". Keuntungan dari cara belajar trading forex seperti ini adalah Anda akan lebih
mudah mengetahui kapan siap "meluncurkan" karir trading Anda. Kapankah itu? Ya, ketika sistem
trading yang dibuat sudah terbukti bisa membuahkan profit.

Syarat Sebelum Mulai Belajar Forex Dengan Membuat Sistem


Ibarat akan mengambil sebuah mata kuliah tingkat lanjut, maka tentu ada "mata kuliah prasyarat"
yang harus diambil dan lulus lebih dulu. Dalam hal ini, mata kuliah prasyarat yang harus dikuasai
dulu:

1. Ketahui aturan dan cara trading forex

Diantara aturan dan cara trading forex tersebut adalah tentang waktu untuk bertrading forex,
konsep buy/sell serta leverage, dan jenis-jenis order dalam forex. Jika masih punya bayangan kalau
trading forex itu seperti tukar menukar valas di money changer, maka ilusi itu perlu dihapus hingga
tak bersisa. Milikilah gambaran yang tepat mengenai cara bertrading forex, itu akan menjadi awal
dari perjalanan karir Anda, meski di awal tak bisa apa-apa.

2. Miliki alat trading dan ketahui cara mengoperasikan software trading

Trading forex banyak menjadi favorit karena bisa dilakukan secara online, tetapi ada saja yang tidak
sadar kalau Anda perlu "memiliki" alat yang akan digunakan untuk online itu. Akan sulit sekali untuk
belajar trading forex dengan baik hingga mampu membuat sistem handal, kalau komputer atau
laptop yang dipakai trading ternyata pinjam tetangga atau rental. Ini karena saat menguji sistem,
Anda boleh jadi harus berulang-ulang memeriksa parameter yang dipasang atau merubah-rubah
posisi, berbeda dengan tradingnya para master yang pasang Pending Order lalu ditinggal ngantor.
Nggak nyaman banget kalau gadget-nya pinjaman. Selanjutnya, jika sudah memiliki alat-nya (tak
lupa koneksi internet juga perlu diperiksa nih), langkah berikutnya adalah memasang software
trading. Putuskan ingin bertrading pakai software apa. Ada banyak pilihan, tetapi trader Indonesia
biasanya mulai dengan MT4 (kalau penulis, dulu mulai dengan Streamster). Di sisi plus-nya, nyaris
semua broker forex menyediakan MT4, jadi tinggal pilih untuk mendaftar ke salah satunya,
kemudian unduh platform trading MT4 yang mereka berikan. Apabila sudah diunduh dan di-install,
coba gunakan. Kalau bingung, ada banyak tutorial cara menggunakan MT4 di internet. Jika bingung
dengan penuturan verbal, bisa dicari video-nya di Youtube. Seputarforex juga punya video tutorial
tentang itu.

Belajar Forex Dengan Membuat Sistem Trading Handal

Nah, sekarang kita memasuki mata kuliah utama. Ada dua silabus disini, yaitu membuat sistem
trading, dan menguji sistem trading yang dibuat. Untuk menerapkannya, penulis merekomendasikan
agar Anda buka akun demo dengan setting modal mirip modal riil yang siap ditradingkan di masa
depan. Jadi misalkan Anda berniat kelak akan trading dengan modal 100 dolar, bukalah akun demo
di salah satu broker, lalu minta broker untuk mengalokasikan dana virtual 100 dolar saja. Tenang,
seandainya kurang, maka uang virtual untuk trading demo itu biasanya bisa ditambah dengan
mudah melalui request ke helpdesk broker. Setelah akun trading demo siap, lakukan proses di
bawah ini:

1. Susun sebuah sistem trading forex dan terapkan itu.

Apa itu sistem trading? Sistem trading itu seperti apa?

Sistem trading adalah beberapa aturan yang dibuat oleh trader dan digunakan untuk bertrading.
Pengertiannya sangat longgar karena setiap orang pasti punya sistem trading-nya sendiri. Hanya
saja, sebuah sistem trading biasanya terdiri dari:

Waktu trading.
Kapan akan trading forex? Dini hari? Sepulang kerja? Tengah malam?

Pair forex mana yang akan ditradingkan.

Kalau baru pemula, direkomendasikan hanya pair-pair mayor dengan dolar sebagai base currency,
EUR/USD, GBP/USD, AUD/USD. Setelah itu baru pair mayor lain dan cross Euro seperti USD/JPY,
USD/CHF, EUR/GBP. Pilih untuk fokus pada 3-5 pair forex saja, agar Anda juga bisa mendalami
karakter masing-masing pair.

Ukuran (lot) per transaksi.

Ukuran (lot) trading bisa meningkat, tergantung pada berapa modal yang siap Anda "pertaruhkan"
untuk bertrading forex. Tapi kalau masih latihan, sistem trading saja belum punya, maka pakai saja
ukuran lot paling kecil: 0.01.

Aturan kapan akan order buy/sell.

Untuk menentukan kapan order buy/sell ini, tentu perlu penerapan analisa terlebih dahulu, baik itu
analisa teknikal, fundamental, atau malah keduanya. Kalau cari jalan pintas, maka tiru strategi yang
sudah dipakai oleh orang lain. Misalnya strategi scalping sederhana dengan indikator CCI atau
trading dengan Moving Averages. Dari strategi trading forex bermodal indikator yang simpel-simpel
itu, pelan-pelan Anda bisa mengembangkan ke strategi yang lebih canggih, menggunakan pola-pola
candlestick, Fibonacci, dan lain-lain. Dengan amunisi satu jenis strategi, tentukan bahwa Anda akan
open order jika ini atau itu terjadi, lalu tentukan juga Stop Loss (SL) dan Target Profit (TP)-nya.

Aturan kapan akan close order.

Nah, aturan tentang kapan close order ini lebih rumit. Rumitnya karena tak peduli kapan close
order, hampir pasti bakal menyesal. Kalau close terlalu cepat, muncul sesalan, "Waduh, seharusnya
tadi hold", padahal kalau close terlambat maka lebih fatal lagi karena isi akun bisa terkuras. Kunci
untuk menghadapi ini adalah ketetapan mental untuk mengikuti aturan yang sejak awal dibuat. Jika
sebelumnya saat open order menetapkan SL dan TP di level tertentu, maka jangan pernah usik itu.
Ketika kelak Anda sudah lebih ahli dalam bertrading, Anda boleh saja memanfaatkan trailing stop,
atau menggeser-geser secara manual level SL dan TP tergantung situasi, tetapi selama masih belajar
dan belum punya sistem trading yang handal, selalu taati SL dan TP sendiri.

Apa yang akan dilakukan kalau posisi trading loss/profit.

Setelah close order, ternyata loss. Apa yang akan Anda lakukan? Ngambek dan ogah trading lagi?
atau langsung ganti siasat karena tahu tren-nya ganti dari bullish jadi bearish? Bagaimana pula jika
secara kebetulan Anda dapat "beginner's luck", begitu close order langsung profit ratusan pips? Di
tahap ini, trader forex yang lebih berpengalaman ada yang menggunakan Money Management
seperti Martingale, Averaging, atau lainnya, dan ada juga yang lalu tutup toko untuk hari ini agar
bisa buka toko lagi dengan kepala jernih di hari esok. Sah-sah saja manapun yang Anda pilih, asalkan
di saat yang sama bisa melatih diri untuk menerima hasil trading yang bagaimanapun tanpa
terhanyut oleh euforia.

2. Trial and error.


Membuat sistem trading forex handal tidak bisa dilepaskan dari trial and error panjang yang boleh
jadi baru akan berakhir ketika Anda menemukan sistem trading yang profitable dan nyaman
digunakan. Bagaimana menentukan sistem trading seperti itu?

Jangan mengincar 100% pasti profit, karena sistem semacam itu tidak eksis di dunia ini. Yang
terpenting dari sebuah sistem trading handal adalah jumlah kemenangan (win rate) lebih tinggl
daripada loss, atau meskipun sedikit win tetapi nilai dolarnya mengungguli loss.

Lakukan beberapa kali trading sebelum memastikan suatu sistem trading itu berfungsi atau tak
berfungsi. Di "babak penyisihan", lakukan 10-30 kali trading dengan suatu sistem, kalau berhasil
maka simpan dan masukkan dalam daftar sistem yang bisa dipakai. Lalu coba sistem berikutnya.
Ulangi terus hingga ada minimal tiga strategi untuk masuk ke "babak semi final" Di "babak semi
final"

ini, coba jalankan masing-masing sistem trading selama minimal satu bulan (semakin lama semakin
baik). Kalau win rate bisa mencapai 60% atau Anda sudah merasa puas dengan pips yang didapat,
maka itu bisa masuk final. Kalau masih belum puas atau tak ada yang win rate-nya melebihi 60%,
ulangi proses dengan menguji sistem trading lagi dengan memulai "babak penyisihan" baru.

Satu poin terakhir yang tak boleh dilupakan. Sepanjang pembuatan sistem dan siklus "trial and
error", pastikan Anda mencatat aturan-aturan yang dibuat dan bagaimana hasilnya. Catatan bisa
berupa corat-coret di notes saja, ataupun dilengkapi screenshot. Harapannya, perjalanan Anda
membuat sistem trading ini bisa menjadi bekal bagi karir trading forex yang mapan. Dari uraian yang
telah disampaikan tentang belajar forex dengan membuat sistem trading handal, Anda juga bisa
menggunakan infografi berikut ini untuk memahami secara lebih mudah. Tahukah Anda?

Catatan untuk meninjau ulang performa sistem biasanya dibuat dalam format jurnal trading. Para
trader profesional biasanya tak luput membuat jurnal karena memang sangat bermanfaat bagi
performa trading. Ingin tahu cara membuat jurnal trading yang mudah dan tepat? Simak
penjelasannya di artikel ini.
Apa Yang Dibutuhkan Untuk Belajar Trading Forex?

A Muttaqiena Artikel Forex 16 Des 2016 6112 Dibaca Normal 4 menit + - Ibarat tentara pergi
berperang, tentu akan membutuhkan ransel penuh perlengkapan, plus amunisi memadai. Demikian
pula seseorang yang akan belajar trading forex. iklan iklan Pertanyaan "apa yang dibutuhkan?"
hampir pasti muncul di benak siapa saja yang baru mengenal dunia forex dan tertarik untuk
berkecimpung di dalamnya. Ada salah kaprah bahwa untuk belajar trading forex hanya diperlukan
dana saja. Padahal, sebenarnya tidak hanya itu. Ibarat tentara pergi berperang, tentu akan
membutuhkan ransel penuh perlengkapan, plus amunisi memadai. Demikian pula seseorang yang
akan belajar trading forex, maka akan diperlukan peralatan dan perlengkapan berikut.

1. Komputer/Laptop Handal

Karena trading forex dilakukan secara online, maka tentu komputer/laptop adalah kebutuhan
mutlak bagi seorang trader. Di era mobile saat ini, trading forex juga bisa dilakukan bahkan dengan
smartphone atau tablet. Namun, grafik pergerakan harga pada platform mobile akan terlalu kecil
dan tak ideal untuk belajar trading forex. Karenanya, komputer atau laptop merupakan pilihan yang
lebih baik. Anda tak membutuhkan perangkat dengan dua atau tiga monitor seperti trader-trader
profesional, cukup satu saja komputer atau laptop. Tak perlu juga komputer atau laptop mahal ala
gamer profesional. Yang penting handal, itu saja.

2. Koneksi Internet Lancar

Nomor dua dalam urutan peralatan yang dibutuhkan untuk belajar trading forex, tentu koneksi
internet. Bagi banyak orang di Indonesia, kebutuhan akan koneksi internet ini bisa menjadi
tantangan tersendiri karena topografi tempat tinggal yang tak memungkinkan koneksi internet
lancar. Atau malah daerah tempat tinggal belum dijamah jaringan internet yang bisa diandalkan.
Meski demikian, tak ada alternatif lain. Anda tak bisa trading forex dengan baik jika tak punya
koneksi internet lancar. Opsi paling akomodatif apabila kebetulan tinggal di wilayah tanpa koneksi
lancar adalah dengan menggunakan laptop. Pilih laptop berbaterai tahan lama, sehingga bisa
diboyong untuk trading di mana saja.

3. Platform Trading

Properti ketiga yang melengkapi kedua perlengkapan di atas adalah platform trading. Ini merupakan
alat bantu utama agar bisa bertrading forex online. Ada bermacam-macam platform trading forex,
tetapi yang paling masyhur dan cocok untuk pemula adalah Metatrader4 (MT4). MT4 disediakan
oleh mayoritas broker lokal maupun mancanegara. Untuk mendapatkan akses ke platform trading,
Anda cukup mendaftar akun demo di broker tertentu atau mengunduh via situs pengembangnya.
Setelah mengunduh dan mendapatkan akses platform, Anda akan mampu melihat langsung
bagaimana trading forex online itu, lebih dari sekedar membaca panduan yang didapat di internet.
Jawaban mengenai berbagai pertanyaan tentang bagaimana cara buy/sell dan memasang indikator
pun bisa langsung dipraktekkan sendiri.

4. Modal Yang Siap Di-risiko-kan

Sudah punya piranti hardware dan software, lalu apa lagi yang dibutuhkan? sudah pasti modal.
Namun, ini bukan modal biasa, melainkan sejumlah dana yang Anda siap mengalami loss atasnya.
Besarnya bisa berapa saja. Tak punya dana yang siap dirisikokan? Tak apa. Ada broker-broker
tertentu yang menawarkan bonus langsung setelah Anda mendaftar dengan besaran bervariasi
antara $3 hingga $30 atau lebih. Dengan begitu, Anda bisa langsung belajar trading di sana tanpa
perlu mengirim deposit terlebih dahulu, Diantaranya adalah Agea, Instaforex, broker FBS, dan
FXOpen. Trading dengan dana bonus mungkin akan kurang profitable dalam jangka panjang, tetapi
cukup bagus untuk sekedar belajar saja. Poinnya pentingnya di sini, Anda bisa mengetahui
bagaimana melakukan buy/sell, memantau pergerakan harga, dan mengendalikan dana terbatas
yang dimiliki.

4. Jurnal Belajar Trading Forex

Piranti terakhir yang tak kalah pentingnya adalah memiliki jurnal trading. Bentuknya bisa berupa
buku catatan biasa maupun spreadsheet Excel. Yang terpenting adalah agar bisa belajar dari
kesalahan-kesalahan kita dalam bertransaksi forex dan tidak mengulangi kekeliruan yang sama.
Dalam jurnal tersebut nantinya juga bisa dituturkan mengenai berbagai sistem trading yang telah
dicoba dan seberapa tinggi kemungkinan menangnya (Win Rate), maupun hal-hal yang bisa jadi
tidak dipahami saat ini dan perlu ditanyakan pada master yang lebih berpengalaman. Kalau sudah
memiliki kelengkapan yang dibutuhkan untuk belajar trading forex, lalu harus bagaimana lagi?
Carilah bahan sebagai patokan belajar. Bahan bisa diperoleh melalui bergabung dengan komunitas
trader di kawasan Anda, mengikuti seorang figur mentor tertentu, maupun otodidak dengan
sumber-sumber online. Sudah banyak sekali yang menyediakan bahan-bahan belajar trading forex
secara online, termasuk menu Belajar Trading Forex dan Sekolah Forex di Seputarforex.com. Selain
itu, opsi bahan belajar trading forex lainnya pun kini kian beragam. Ada app game forex untuk
android, kontes trading demo (gratis, menggunakan uang virtual), dan lain-lain.

Cara Belajar Trading Forex Tanpa Mentor

N Sabila Artikel Forex 19 Sep 2016 9834 Dibaca Normal 5 menit + - Belajar trading forex tanpa
mentor bukanlah hal yang mustahil. Sudah banyak trader yang berhasil melakukannya meski
memang, membutuhkan usaha yang lebih keras. iklan iklan Dalam belajar trading forex, ada banyak
hal yang membuat seorang trader pemula tidak atau sulit menemukan guru trading (mentor) yang
cocok, mulai dari alasan kepribadian, pandangan, hingga biaya mentoring yang mahal. Oleh karena
itu, ia pun tidak memiliki pilihan lain selain belajar secara self-coaching alias belajar trading tanpa
mentor. Meski begitu, belajar trading forex tanpa mentor bukan hal yang mustahil dilakukan meski
tantangannya kemungkinan besar akan lebih rumit daripada belajar trading dengan mentor
profesional. Berikut ini tips untuk belajar trading forex tanpa mentor yang efektif dan efisien untuk
dipraktikkan.

Jangan Menjadikan Forum Sebagai Guru

Seperti kata salah seorang trader profesional Indonesia, Desmond Wira, belajar trading dengan
bergabung ke sebuah forum atau komunitas hanya akan membuat Anda bingung, terutama jika
Anda adalah tipe orang yang individualis. Forum akan membuat bingung kenapa? karena terlalu
bising dan terlalu beragam pendapat yang ada. Lebih baik belajarlah dari buku. Nilai plus lagi jika
Anda paham Bahasa Inggris sehingga referensi buku Anda akan lebih kaya. Pilihlah penulis yang
memang berprofesi sebagai trader yang sarat pengalaman dan ternama, bukan hanya seorang tutor
trading. Fungsikan forum hanya untuk menanyakan hal yang benar-benar tidak ada di buku, dan
fokuslah hanya pada pertanyaan Anda.

Awali Dengan Memahami Fundamental Dan Teknikal Trading

Dalam dunia forex, seorang trader sebaiknya terlebih dahulu memahami skill-skill dasar trading
seperti perilaku pasar, kerangka kerja entry-exit atau hal-hal teknis semacam itu sebelum belajar
yang lainnya. Konsep trading yang sederhana dan mudah dimengerti bisa dilihat di Sekolah Forex.
Jika Anda sudah memahami hal-hal dasar ini, maka Anda bisa lanjut untuk mempelajari forex lebih
mendalam.

Belajar Trading Forex Secara Self-Coaching Dimulai

Setelah memenuhi dua hal tersebut, kini Anda bisa mulai belajar trading dengan metode self-
coaching: menjadikan diri Anda sebagai mentor Anda. Menurut Pipsychology dari Babypips, ada 3
hal sederhana yang perlu dipersiapkan:

Jurnal Trading Forex yang memuat rekam jejak trading Anda dari awal, perhitungan-perhitungan
trading, dan analisis performa trading Anda.

Rajin-rajin refleksi diri dan jujur pada diri sendiri

Menuliskan dua hal itu jadi satu dalam sebuah catatan khusus.

Men-screenshot chart trading forex Anda dan menandainya akan membuat proses penjurnalan ini
lebih efisien ditambah dengan menyimpan spreadsheet data trading trading Anda, tetapi apabila
Anda adalah orang yang detil dan lebih suka membuat catatan-catatan dengan kata-kata maka
lakukanlah sesuai dengan kebiasaan Anda sendiri. Buatlah "rapor" perkembangan trading Anda
dengan sederhana nanum jelas.

Meniru Mentor Yang Sesungguhnya

Proses belajar trading forex tanpa mentor bisa dilakukan dengan meniru proses yang biasa dilakukan
oleh para mentor, antara lain:

Observasi dan Rekam Semua Hal. Artinya, pahami dengan seksama setiap detil effort yang Anda
lakukan, rencana Anda, kesalahan Anda, dan pengamatan-pengamatan dari apa yang telah Anda
lakukan dalam kaitannya dengan perilaku pasar.

Berbekal pengetahuan tentang fundamental trading dan teknikal trading, review-lah observasi yang
telah Anda buat. Pikirkan sisi mana yang dapat dikembangkan lagi dan keputusan apa yang lebih
baik untuk diambil dalam trading berikutnya. Ingat, jadilah orang yang kritis dan banyak bertanya
meski pada diri Anda sendiri.

Daripada langsung bersikap jemawa saat trading Anda profit lantas kemaruk mengatur strategi agar
keuntungan yang didapat, lebih baik tanyakan pada diri Anda sendiri seperti apakah target yang
Anda pasang sudah sesuai? Apakah harus menambah Open Position (OP)? Apakah entry yang Anda
lakukan memang sudah betul atau hanya kebetulan?
Trader-trader sukses Indonesia, baik Desmond Wira maupun Sigit Purnomo, sangat menekankan
agar seorang trader yang profit di awal untuk tidak kemaruk dan serakah, karena psikologi trading
yang demikian adalah awal kehancuran trading. Jika Anda sudah mentok dan tidak menemukan
jawaban, barulah maju ke forum atau ke trader profesional terdekat Anda untuk menunjukkan
jurnal trading Anda demi mendapatkan feedback.

Buatlah Pedoman. Entah dari analisis Anda sendiri ataupun tips yang sudah Anda dapat dari orang
lain, buatlah pedoman dasar trading untuk membantu Anda menghindari kebiasaan buruk dalam
trading dan mengingat kebiasaan baik yang bisa membawa Anda pada sistem trading yang baik ke
depan. Jangan lupa untuk mengevaluasi pula apakah trading yang Anda lakukan sudah sesuai
dengan guidelines ini.

Tulislah besar-besar mengapa Anda bertekad untuk belajar trading dan apa cita-cita Anda dari
bertrading. Anggaplah ini sebagai motivasi jika Anda sedang jatuh atau sedang terpuruk karena rugi.

Evaluasi, Disiplin, Fokus, dan Ulang Terus!

Demikianlah, Traders! Sekilas tampak sederhana tapi percayalah bahwa itu tidak mudah dan sangat
membutuhkan kerja keras. Belajar trading forex tanpa mentor membutuhkan lebih banyak waktu
karena untuk menemukan jawabannya, terkadang Anda akan perlu melakukan sebuah eksperimen.
Jika Anda bertrading dengan robot pun, hal ini tetap harus dilakukan karena robot trading juga perlu
diawasi. Selamat belajar trading forex tanpa mentor. Semoga sukses!
TINGKAT 4
PRAKTEK LAPANGAN

Daftar Broker Penyedia Trading Forex Tanpa Modal

Mina Artikel Forex 06 Jan 2017 39083 Dibaca Normal 6 menit + - Ada 2 cara yang bisa dipilih jika
Anda ingin trading forex tanpa modal. Broker forex mana sajakah yang menyediakannya? iklan iklan
Bisakah kita mulai trading forex tanpa modal? Pertanyaan seperti itu mungkin terkesan lucu dan
tidak realistis bagi sebagian trader. Tapi untuk mereka yang piawai memanfaatkan kesempatan dari
peluang kecil, kemungkinan untuk bisa meraih profit real tanpa harus deposit dana sepeserpun
tentu tak bisa dilewatkan. Faktanya, trading forex tanpa modal sudah tak lagi menjadi hal yang
mustahil untuk dilakukan. Anda tinggal memanfaatkan promo-promo broker forex berikut agar bisa
mendapat kebebasan trading forex tanpa deposit.

1. Bonus No Deposit

Diluncurkan sebagai salah satu jenis bonus selamat datang untuk menyambut klien baru, No Deposit
merupakan pilihan paling umum bagi mereka yang ingin trading forex tanpa modal. Sesuai namanya,
bonus ini memperkenankan trader untuk membuka akun real tanpa perlu deposit apapun. Sebagai
gantinya, broker forex akan mengisi saldo akun dengan sejumlah dana, sehingga ada Balance yang
bisa ditradingkan secara real. Hanya saja, perlu diperhatikan bahwa bonus No Deposit juga disertai
beberapa peraturan penting yang membatasi kondisi trading dan penarikan Anda. Kebijakan setiap
broker forex bisa berbeda-beda, tapi ketentuan paling umum dari bonus No Deposit seringkali
terletak pada syarat penarikan. Ada broker forex yang sama sekali tak mengizinkan trader untuk
menarik bonus No Deposit, ada juga yang memperkenankan penarikan hadiah jika trader sudah
memenuhi syarat lot tertentu. Walaupun demikian, profit trading yang dihasilkan dari bonus
biasanya dapat di-withdraw dengan lebih mudah. Karena adanya aturan seperti itu, maka sebaiknya
perlakukan bonus No Deposit hanya sebagai kemudahan yang membuka jalan Anda untuk meraih
profit real tanpa modal. Jangan terpancing mengejar penarikan bonus broker, karena realisasinya
lebih sulit dan cenderung meningkatkan risiko trading. Lagipula, jumlah bonus No Deposit biasanya
tak terlalu besar, hanya berkisar antara USD5 sampai USD50 saja (jumlah bonus di atas kisaran
tersebut memang ada, tapi biasanya dibebani oleh peraturan-peraturan yang lebih ketat).
Katakanlah Anda sudah mengembangkan profit sebanyak USD200, apakah bijak untuk
meningkatkan risiko trading hanya demi memenuhi syarat penarikan bonus yang jumlahnya cuma
USD50? Untuk itu, saran terbaik ketika Anda trading forex tanpa modal dengan program bonus no
deposit adalah: Tingkatkan kemampuan untuk mengembangkan profit dari Balance kecil. Dengan
demikian, Anda bisa memaksimalkan manfaat dari bonus No Deposit, dan menghindari kerugian dari
syarat penarikan bonus yang cenderung menjebak Anda untuk meningkatkan risiko trading.
Dimana Bisa Trading Forex Tanpa Modal Dengan Bonus No Deposit?

Anda bisa mencari broker forex yang menawarkan promosi bonus No Deposit. Karena promo ini
merupakan salah satu faktor penarik minat yang banyak dicari klien, tak sedikit broker forex yang
mengadakan bonus semacam itu. Namun seringkali, promo tidak bersifat permanen karena hanya
berlaku dalam periode tertentu saja. Berikut ini contoh broker yang menawarkan bonus No Deposit:

Broker FBS (Bonus USD100)

InstaForex (Bonus Startup USD1000)

FXOpen (Bonus USD10)

Mengingat bonus No Deposit biasanya bersifat sementara, ada baiknya Anda rajin menyimak update
terbaru tentang masa aktif promo. Anda bisa mengunjungi situs resmi broker secara langsung, atau
mengikuti update promosi broker di halaman ini.

2. Kontes Trading Demo

Alternatif kedua bagi Anda yang ingin trading forex tanpa modal adalah mendaftar di kontes trading
demo. Layaknya kompetisi trading pada umumnya, Anda akan berpartisipasi dalam sebuah ajang
yang mempertemukan para trader untuk bersaing memperebutkan posisi juara. Bedanya, kontes
trading ini dilakukan di akun demo, sehingga Anda tak perlu membayar deposit untuk bisa
bergabung. Walaupun kompetisi dilakukan di akun demo, hadiah yang akan diperoleh si pemenang
tidak bersifat virtual. Karena hadiahnya dikreditkan langsung ke akun trading real, maka menjuarai
kontes demo bisa memberikan peluang bagi trader untuk mendapatkan dana trading secara gratis.
Dibanding promo bonus no deposit, mengikuti kontes no deposit cenderung lebih sulit, karena Anda
harus berkompetisi dengan trader lain untuk mendapatkan hadiahnya (Baca juga: 10 Tips
Memenangkan Kontes Trading Forex). Namun sisi baiknya, aturan penarikan hadiah dari kontes
demo biasanya tak serumit kebijakan withdrawal pada bonus No Deposit. Bahkan, beberapa broker
forex memberikan pilihan langsung bagi pemenang kontes untuk menarik hadiahnya secara tunai
atau memasukkannya ke akun trading.

Broker Forex Yang Menyediakan Kontes Trading Demo

Kontes trading demo cocok bagi Anda yang suka tantangan dan ingin melatih kemampuan secara
gratis. Inilah yang menjadi daya tarik kontes demo sebagai cara trading forex tanpa modal. Beberapa
broker forex yang mengadakan program semacam ini adalah:

AGEA (AGEA Contest Masters)

Alpari (Kontes Virtual Reality)

Broker FBS (Kontes Demo FBS Pro)

FXOpen (Kontes Demo ForexCup)

Grand Capital (Kontes Demo Drag Trade, Rally Trade, dan Future Trade)

HotForex (Kontes Virtual to Real)


InstaForex (Kontes InstaForex Sniper, Rally FX-1, Lucky Trader, One Million Option, dan Real
Scalping)

LiteForex (Kontes Fighting Demo dan Top10Forex)

OctaFX (Kontes Demo Champion, cTrader Weekly, dan Southampton Supreme)

RoboForex (Kontes KingSize MT5, Trade Day, Week with CFDs, dan Demo Forex)

Broker XM (Kejuaraan Satu Juta Dolar)

Sebagaimana program bonus No Deposit, kontes trading demo juga berlangsung dalam jangka
waktu tertentu saja. Untuk menyimak update kontes yang masih aktif, Anda bisa mengunjungi situs
resmi masing-masing broker, atau mengikuti info kontes terbaru di bagian berita broker forex.

Faktor Terpenting Dalam Trading Forex Tanpa Modal Mengikuti promo bonus No Deposit dan
kontes trading broker memiliki satu kesamaan: Ada aturan-aturan yang harus diperhatikan. Banyak
trader terlambat menyadari kekurangan dari bonus no deposit karena tidak benar-benar
mempelajari peraturannya. Jika sudah seperti itu, maka cara trading sebagus apapun tak akan
mendatangkan keuntungan yang diinginkan. (Baca juga: 10 Tips Memenangkan Kontes Trading
Forex) Oleh karena itu, sebelum mendaftar bonus no deposit ataupun bergabung di kontes trading
demo, pahami baik-baik setiap kebijakan yang ditentukan broker forex. Jika merasa keberatan
dengan peraturannya, lebih baik undur diri sejak awal daripada menyesal belakangan.
Bagaimanapun juga, pilihan trading forex tanpa modal tak tersedia di satu broker saja. Anda bebas
memilih promo bonus No Deposit atau kontes trading demo yang paling ideal dan nyaman menurut
kondisi Anda di broker forex manapun.

David Katz: Trading Trend Mudah Itu Pakai Fibonacci Retracement

Rio Renata Artikel Forex 15 Feb 2017 10262 Dibaca Normal 6 menit + - Perkenalkan David Katz, si
pemburu trend. Dia telah menjadi trader paruh waktu sukses dengan strategi trading trend
sederhananya. iklan iklan Siapa sangka guru MIPA punya profesi sampingan sebagai trader
professional? Perkenalkan David Katz, pendiri situs Tradingfibz dan pengelola kursus trading di
Marketfy. Dia menggeluti karier sebagai trader karena sejak berusia muda telah diperkenalkan
konsep investasi, saham dan obligasi oleh orangtuanya. Menurutnya, berbagi ilmu mengenai kiat
sukses trading adalah kegiatan yang layak ditekuni dengan antusiasme tinggi.

Sepak Terjang David Katz Si Pemburu Trend

David Katz bukanlah tipe trader dengan sejarah karir di bank atau institusi finansial mentereng
lainnya. Justru dia memulai trading sebagai trader paruh waktu untuk bertrading sekaligus menjalani
profesi utamanya sebagai tenaga pengajar. Antusiasmenya dalam menyebarkan "value investing"
dan dasar-dasar bertrading bermula dari keikutsertaannya dengan stockmarketgame.org. Pada saat
itu, David Katz melatih remaja Middle School dan High School (setara SMP dan SMA) untuk
bertanding dalam kompetisi simulasi pasar saham. Alhasil dia berkali-kali mampu membimbing anak
didikannya untuk menyabet trofi berkali-kali dalam kurun waktu satu setengah tahun. Dari situ,
David Katz mendapat kesempatan untuk menjadi koordinator stockmargetgame wilayah Arizona.
Berikutnya, karena posisi tadi, dia juga memperoleh peluang untuk mengikuti workshop New York
Stock Exchange Euronext. Sampai saat ini, David Katz masih mengelola websitenya dan siap untuk
menerima murid-murid baru melalui platform Marketfy.

Resep Mujarab David Katz Untuk Sukses Bertrading

Trend. Betul, trend, itulah resep mujarabnya.

David Katz tidak menekankan strategi rumit dan berbelit-belit untuk diaplikasikan pada kegiatan
day-trading-nya. Menurutnya, strategi sederhana lebih fleksibel dan dapat digunakan pada segala
macam bentuk pasar, baik itu forex, saham, ataupun futures.

1. Strategi pertama, gunakan Fibonacci Retracement untuk mengukur pullback.

Menurut David Katz, garis-garis Fibonacci Retracement dan Extension merupakan aplikasi sederhana
paling praktis untuk diterapkan pada trend trading. Hal tersebut karena trend biasanya diikuti oleh
pullback sementara, setelah itu biasanya trend akan kembali berlanjut. Nah, pada situasi terjadinya
pullback tersebut itulah Fibonacci Retracement akan sangat berguna. David Katz berkata bahwa jika
pullback menyentuh titik Fibonacci Retracement 38%, 50% atau 61.8%, maka kemungkinan besar
harga akan memantul kembali mengikuti trend sebelumnya. Contohnya seperti gambar chart
berikut:

Pada gambar di atas, lingkaran biru mewakili pullback yang menyentuh titik Fibonacci Retracement
50% (0.5). Pullback biasanya terjadi saat pelaku pasar melakukan profit taking. Jadi dengan asumsi
tersebut, harga akan kembali melanjutkan trend bullish awal. Lingkaran biru pertama (dari kiri)
memperlihatkan pola Bullish Pinbar dengan lower shadow-nya menembus titik Fibonacci
Retracement 0.5. Sedangkan lingkaran kedua adalah pola Bullish Inside Bar yang terbentuk di level
Fibonacci Retracement serupa. Perlu dicatat, David Katz mengatakan bahwa level-level pada
Fibonacci merupakan deretan angka matematis natural. Dengan kata lain, pada hakikatnya harga
pasar akan memantul di sekitar titik-titik Fibonacci Retracement tersebut.

2. Strategi kedua, gunakan Fibonacci Extension (Fibonacci Expansion) untuk mengukur trend
lanjutan.

Selain Fibonacci Retracement, dalam kondisi khusus, David Katz juga menggunakan Fibonacci
Extension untuk memanfaatkan peluang saat berlangsungnya trend kuat. Misalnya seperti yang
terlihat dalam chart ini:
Seperti strategi sebelumnya, langkah pertama Anda harus menunggu sampai terjadi pullback. Pada
gambar di atas, pullback berhenti pada titik Fibonacci Retracement 0.38 (lingkaran biru). Berikutnya,
harga memantul kembali untuk melanjutkan bullish trend sebelumnya, hingga menembus titik
Fibonacci Extension 1.27 (garis horizontal biru), atau dengan kata lain, trend terpacu sebesar 127%
dari laju trend awal. Sebagai panduan, David Katz memilih untuk menggunakan titik Fibonacci
Extension 100%, 127%, 161.8% dan 261.8%. Tidak hanya terbatas pada Fibonacci Retracement dan
Extension, David Katz juga mengembangkan strategi trading dengan pola-pola Fibonacci.

3. Gunakan bar Heikin Ashi untuk mempertahankan posisi selama trend berlangsung.

David Katz menggunakan bar Heikin Ashi agar bisa mempertahankan posisi trading-nya tanpa
terpengaruh emosi dari volatilitas harga. Maksudnya, bar candlestick memang akurat dalam
menginfokan pergerakan harga, tapi terkadang malah membuat trader cepat panik karena volatilitas
pasar. Dibanding bar candlestick, bar Heikin Ashi terlihat lebih "tenang" dan rapi, sehingga membuat
trader mampu mempertahankan posisi tradingnya tanpa rasa takut ingin exit secara berlebihan.
Itulah alasan kenapa David Katz menggunakan bar Heikin Ashi untuk bertahan "in-the-trend" dengan
kepala dingin. Namun perlu diperhatikan, David Katz hanya menggunakan bar Heikin Ashi setelah
posisi trading dibuka dan sedang berjalan. Artinya, dia masih membutuhkan keakuratan bar
candlestick sebagai bahan pertimbangan entry menurut price action.

4. Ikuti trend pasar dengan mengawasi fundamental.

David Katz beropini bahwa analisa fundamental sebenarnya tidak memiliki andil terlalu besar dalam
keputusan entry-nya. Meskipun begitu, dia menyadari bahwa trend kuat umumnya hanya akan
terjadi jika para pelaku pasar besar (The Big Fish) bereaksi terhadap suatu stimulus fundamental.
Oleh karena itu, dia menyarankan para trader untuk mewaspadai rilis-rilis berita berdampak tinggi
dengan menggunakan kalender forex.

5. Bertradinglah dengan target tertentu, dan hindari overtrading.


Penting sekali bagi David Katz untuk mengingkatkan bahwa trader harus disiplin dalam mengatur
frekuensi tradingnya. Untuk itu, David Katz biasanya menetapkan target trading tertentu untuk
membatasi dirinya agar tidak terjerumus ke dalam overtrading. Misalnya target trading Anda hari ini
adalah $100, maka segera hentikan semua posisi trading ketika Anda telah mencapai keuntungan
sebesar itu. Begitu pula jika Anda mengalami posisi rugi dua kali berturut-turut.

Kesimpulan

David Katz adalah sosok nyata seorang trader part-timer professional, dengan begitu memang benar
bahwa semua orang memiliki kesempatan untuk mengembangkan kariernya sebagai trader paruh-
waktu selagi menjalankan profesi utama mereka. Bagi David Katz, trading mengikuti trend adalah
strategi paling baik terutama untuk para pemula. Meskipun pada praktiknya David Katz selalu
menitikberatkan pada penggunaan fibonacci retracement dan extension, hal itu tidak membatasi
kreativitas trader untuk mengembangkan strategi sederhana lainnya. Mungkin Anda juga
pengalaman serupa dengan David Katz? Jika iya, silahkan tuangkan di dalam box komentar di bawah.
Siapa tahu Anda bisa mendapatkan manfaat lebih besar dengan saling berbagi ilmu trading.

Ahmed Sar, Trader Forex Sukses Ahli Membaca Trend

N Sabila Artikel Forex 20 Nov 2017 9374 Dibaca Normal 8 menit + - Ahmed Sar adalah trader forex
dan trainer forex asli Indonesia. Berawal dari sulitnya mendapat guru trading belasan tahun lalu, kini
Ahmed Sar yang sudah ahli membaca trend, ingin terus berbagi ilmu. iklan iklan Nama Ahmed Sar
mungkin masih asing di telinga para trader forex Indonesia. Namun, bagi trader di wilayah Surabaya
dan sekitarnya, Ahmed Sar mulai dikenal sebagai trainer dan trader forex sukses berpengalaman
yang kerap memberikan seminar trading di berbagai kesempatan. Salah satunya adalah seminar
forex yang di selenggarakan oleh Seputarforex.com beberapa waktu terakhir ini. Namun, siapa
sesungguhnya Ahmed Sar? Bagaimana pengalaman tradingnya? Seperti kata pepatah, tak kenal
maka tak sayang. Untuk itu, simak artikel berikut agar mengenal lebih jauh trader forex sukes asal
Surabaya, Ahmed Sar.

Profil Trader Forex Sukses Ahmed Sar

Ahmed Sar, yang bernama lengkap Ahmed Sarminto, mengawali sepak terjangnya di dunia forex
sejak tahun 2005. Saat ditanya mengenai kesibukannya di luar forex, Ahmed Sar mengatakan bahwa
ia juga sibuk ternak teri. Apakah ia adalah seorang trader forex sekaligus peternak ikan teri?
Rupanya bukan. Sambil tertawa, pria humoris ini mengatakan bahwa "ternak teri" yang
dimaksudnya adalah singkatan dari "anter anak-anter istri". Sedangkan kesibukan sebenarnya
adalah menjadi seorang trader forex full-time, analis forex, sekaligus mentor trading forex. Analisa-
analisa forex Ahmed Sar juga ditulisnya untuk Seputarforex.com. Dalam trading, Ahmed Sar
sebetulnya tak hanya bertrading forex. Ia juga menjalankan trading saham dan komoditas, tetapi tak
tertarik bertrading options. Apakah trading merupakan usaha Ahmed Sar dari awal? Ia menjawab
tidak. Pria kelahiran Surabaya empat puluh tahun lalu ini mengaku pernah pula berkecimpung di
sektor riil. Ia pernah menjajali beraneka bisnis, mulai dari perdagangan umum, properti, sampai
membuka warung internet (warnet) untuk game-online. Sayangnya, semua itu akhirnya kalah oleh
ketertarikannya pada trading forex karena adanya fasilitas Stop Loss.

Selalu Deg-deg-an Takut Loss Di Awal Trading

Ahmed Sar mengenal trading pertama kali karena usaha gigih seorang marketer broker forex yang
terus menawarinya untuk bertrading. Lama-kelamaan, ia pun penasaran dan tertarik untuk
bergabung. Ketika awal terjun ke dunia trading forex, kata Ahmed, semua masih konvensional.
Belum serba online seperti sekarang ini. Ahmed sempat merasakan masa-masa bertrading secara
klasik. Telpon sana sini dan mengawasi chart sambil menjalankan bisnis riilnya. Menerima tamu
sambil menghadap laptop, sering dilakukannya. Sarjana Teknik Informatika dari Universitas Tujuh
Belas Agustus Surabaya ini mengawali tradingnya dari nol dan tanpa bimbingan. Ahmed Sar
bercerita bahwa karena saat itu ia juga belum tahu cara bertrading yang benar, maka ketakutan
akan Loss selalu menghantuinya. Bahkan, saat menyetir mobil pun ia harus membawa dan
membiarkan laptopnya selalu terbuka agar bisa selalu memantau pergerakan harga. Sebab itulah, ia
maklum jika kebanyakan trader pemula sering stres dan ketakutan karena ia sendiri pernah
mengalami. "Bagaimana tidak, ditinggal sebentar saja, Loss-nya bisa sampai lima juta. Ini tentu
sangat horor bagi trader pemula," kenang Ahmed.

Pentingnya Peran Guru Trading Dalam Belajar Forex

Dari ketakutannya itu, Ahmed Sar pun memutar otak. Ia tak bisa terus bertrading di bawah tekanan
seperti itu. Ia membutuhkan seorang guru untuk membimbingnya bertrading dan mengatasi
kecemasannya. Sayangnya, waktu itu seminar-seminar trading forex masih sangat langka; begitupun
forum forex. Padahal, Ahmed merasa membutuhkan lebih dari satu orang guru. Mau tak mau, ia
pun "menyusup" ke broker-broker forex demi mengenal orang-orang dalam di sana dan
menemukan trainer yang cocok. Sejak itu, Ahmed Sar menemukan pencerahan. Ia akhirnya paham
bahwa trader forex pemula tidak seharusnya mengambil strategi trading dengan time frame pendek
seperti scalping. Itulah yang berbahaya dan selalu membuat cemas. Mempelajari trading forex
dengan metode klasik, menurut Ahmed, merupakan cara yang lebih tepat bagi pemula.

Trend Reader Strategy

Antara forex, saham, dan komoditas, Ahmed Sar mengatakan bahwa profitabilitas forex memang
nomor satu. Sedangkan profitabilitas saham terbilang lama, seperti menabung. Meski demikian,
semua itu memiliki konsekuensi dan risiko sendiri-sendiri sesuai bobotnya. Dalam bertrading,
seorang Ahmed Sar juga masih sering menemui tantangan. Utamanya, saat ia melakukan kesalahan
dan harus mencari tahu salahnya dimana agar tidak diulang di kemudian hari. Untuk strategi trading
Ahmed Sar menerapkan 80 persen teknikal dan 20 persen fundamental. Meski menggunakan
beragam strategi, yang paling dominan digunakannya adalah strategi trend. Ahmed Sar menganalisa
pergerakan harga di pasar dengan cara membaca trend. Sedikit tips dari Ahmed Sar dalam membaca
strategi untuk para pemula; pertama, pelajari lebih dalam candlestick power. Kekuatan candlestick
ini sederhana, namun banyak yang meremehkan dan melewatkannya. Contoh teknisnya, ketika ada
1 candle hijau di timeframe H4, hitunglah jumlah candle hijau H1 dalam H4 tersebut. Apabila candle
hijaunya lebih banyak, maka trader bisa pasang BUY. Begitupula di H1 hitung jumlah candle M15.
Jika banyak hijaunya, BUY lagi. "Simple, bukan? Tetapi kata orang strategi semacam itu hanya
lelucon." kata Ahmed Sar sambil tertawa. Ia menambahkan bahwa tentu saja dibutuhkan
pendalaman untuk mempelajarinya. Tidak bisa asal pasang posisi begitu saja.
Tips Menghindari Tipu-Tipu Broker Ala Ahmed Sar

Sebagian orang mengaku kapok bertrading karena merasa ditipu oleh broker. Banyak yang merasa
uangnya dilarikan. Menanggapi hal ini, Ahmed Sar mengatakan bahwa kemungkinan tersebut bisa
dihindari jika trader mau sedikit repot untuk bertrading sendiri. Dalam hal ini, tidak memercayakan
begitu saja uangnya untuk ditradingkan oleh orang lain. Tak masalah jika belum punya pengalaman.
Trader tersebut bisa mulai dari modal yang kecil lebih dulu untuk belajar. Toh, dalam trading forex
modal tidak harus selalu besar. Yang penting, menguasai ilmu dasarnya terlebih dulu sehingga tidak
perlu mengandalkan orang lain untuk bertrading. Jadi, otomatis terhindar dari tindak penipuan.
Untuk orang bermodal cekak tetapi ingin berinvestasi ke pasar keuangan, manakah yang lebih baik?
Forex atau saham? Menjawab pertanyaan ini, Ahmed Sar mengatakan dua-duanya bisa. Asalkan,
pilihan akunnya yang tepat. Kalau forex, mungkin bisa mulai dari akun Sen dulu. Investasi ke saham
juga bisa, tetapi kalau saham, menurut Ahmed justru diperlukan modal yang besar. Mengapa?
Karena di saham tidak ada leverage. Jadi, Ahmed lebih menyarankan untuk di forex dulu saja karena
bisa mencari akun dan memilih leverage tinggi, sehingga modal yang diperlukan lebih sedikit. Jangan
lupa, dalam berinvestasi di forex juga diperlukan manajemen modal yang ciamik. Jangan langsung
memasang modal yang dipunya dalam sekali jalan. Setiap buka posisi, trader harus mengatur
persentase dari modal keseluruhan yang dimiliki.

Siap Masuk Pasar Artinya Siap SL

Ahmed Sar mengatakan bahwa kesuksesan trader dapat diukur dari konsistensinya dalam meraih
profit. Kesuksesan itu didukung oleh cara trading yang benar. Penggemar Warren Buffet ini
mengatakan, baik forex maupun saham, secara teknis tradingnya hampir sama. Yang membedakan,
di saham, seorang trader dituntut untuk mencari info sebanyak-banyaknya tentang emiten yang dia
tradingkan. Sedangkan di forex, tradernya harus cermat memerhatikan perilaku pasar. Pantangan
dalam trading forex adalah menyalahkan orang lain ataupun diri sendiri jika gagal. Siap masuk pasar
artinya pasrah dan rela jika terkena Stop Loss (SL). Pasanglah modal trading yang Anda merasa siap
merelakan jika uang itu nantinya hilang, kata Ahmed. Sebaliknya, jika kena Take Profit (TP), juga
tidak perlu ge-er atau tersanjung berlebihan. Pengaturan emosi, walau terlihat sepele, tapi cukup
penting dalam menjalankan trading forex. Setiap pagi, Ahmed Sar mempersiapkan tradingnya
dengan cara mengamati sedikitnya 25 chart forex. Kemudian, ia menyeleksinya menjadi 10 chart
yang dianggap memiliki peluang trading paling bagus. Akhirnya, terpilihlah 3 chart untuk di-open
position (OP). Apabila masih ada waktu, bisa ditambah lagi chart yang di-OP.

Ingin Terus Berbagi Ilmu Trading

Cita-cita Ahmed Sar, tidak muluk-muluk. Dalam pencapaiannya selama 12 tahun bertrading, Ahmed
Sar ingin terus bisa membagi ilmunya. Ia pernah merasakan sendiri betapa sulitnya menemukan
seorang guru trading dulu. Sayangnya sekarang ini, ketika guru trading sudah cukup banyak, justru
orangnya yang kurang memiliki kemauan belajar. Untuk itu, Ahmed ingin terus memberi semangat
bagi orang-orang yang memang niat belajar trading, untuk terus belajar. Ahmed Sar Saat Menjadi
Pemateri Seminar Memang terkadang, belajar trading yang berkualitas itu membutuhkan biaya.
Namun, seharusnya, itu bukanlah halangan. Adalah wajar jika seseorang ingin pandai, maka ia harus
mengeluarkan modal. Tinggal memilih saja seberapa yang dia mampu. Saat ini, sudah banyak
seminar-seminar trading berkualitas dengan biaya yang terjangkau, kata Ahmed.

Trader Forex Sukses Indonesia Tidak Pernah Koar-Koar

Siapa bilang trader forex retail Indonesia itu tidak mungkin sukses!? Ahmed bilang, yang
berpendapat seperti itu salah. Sedikit buka rahasia, trader forex sukses sangat jarang yang "berkoar-
koar" jika ia sukses. Bahkan, di Indonesia ini ada lho komunitas "rahasia" yang isinya memang
trader-trader sukses yang bertopeng bisnis riil. Di komunitas itu, semua anggotanya memiliki
pekerjaan lain. Ada yang berprofesi sebagai kontraktor, pengusaha restoran, tetapi mereka juga
bertrading forex sebagai hobi yang sangat menghasilkan. Hasil dari trading forex mereka bahkan
sudah bisa dijadikan sumber modal untuk menjalankan bisnis riilnya. "Beberapa orang dari anggota
komunitas tersebut, yang memiliki tanda 'khusus' di keningnya, sangar sekali kalau scalping. Mereka
juga termasuk orang-orang berduit, jadi jarang bergaul dengan orang-orang kebanyakan. Tetapi jika
sudah bertekad belajar trading, mereka sungguh-sungguh. Ke Singapura pun dijabanin," ungkap
Ahmed. Kesimpulannya, tidak perlu minder duluan sebagai trader ritel walaupun ada pemain-
pemain besar. Jika pasar forex ibarat lautan, semua orang berhak berkesempatan mendapatkan
segala jenis ikan bagaimanapun kapalnya. Tergantung bagaimana memilih spot yang tepat dan
umpan yang tepat. Tetap semangat dan terus belajar.

Sigit Purnomo: Sang Ninjaa Trader Forex Sukses Anti "Lebay"

N Sabila Artikel Forex 15 Agu 2016 27684 Dibaca Normal 6 menit + - Sigit Purnomo alias Ninjaa
Trader adalah trader Indonesia dan penulis buku forex yang telah menekuni forex sejak 2007. Ini tips
dan pengalamannya. iklan iklan Sudah banyak sekali trader forex sukses mancanegara yang sering
diulas oleh Seputarforex, baik trader fundamental maupun teknikal, trader pria maupun trader
wanita. Pertanyaannya sekarang, bagaimana dengan trader dalam negeri sendiri? Adakah trader
forex Indonesia yang bisa dijadikan inspirasi kita dalam bertrading? Jawabannya tentu saja ada.
Sigit Purnomo, seorang
trader forex dan guru honorer asal Cilacap Jawa Tengah yang sudah malang melintang di dunia forex
sejak tahun 2007, adalah salah satu figur trader forex Indonesia yang patut diperhitungkan. Sigit,
yang mempunyai nama pena Ninjaa Trader, sudah menerbitkan empat judul buku: Menjadi Trader
Sakti (Seri 1, 2, 3) dan The Psychologian Trader (2016) melalui self-publishing. Dalam buku-buku
tersebut, Ninjaa Trader menuliskan berbagai strategi dan psikologi trading forex berdasarkan
pengalaman pribadi dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami. Tak hanya itu, Sigit Purnomo
juga dikenal aktif dalam komunitas-komunitas trader dan menulis blog Trader Sakti, karena
menurutnya, trader forex harus saling berbagi dan bertukar pengalaman. Tak kenal, maka tak
sayang. Mari simak wawancara singkat via telepon langsung Seputarforex dengan Sigit Purnomo
berikut ini.

Jangan Jadikan Trading Sebagai Pekerjaan Utama

Q: Sejak kapan mulai bertrading forex dan mengapa tertarik pada trading forex?

A: Saya mulai trading sejak tahun 2007. Saat itu, hingga sekarang juga, saya bekerja sebagai guru
honorer non-PNS dan ingin menambah penghasilan. Setelah mengetahui adanya "dunia" sedahsyat
forex ini, saya pun memutuskan untuk terjun dan mencari penghasilan tambahan dari sana. Saya
tekankan di sini, trading forex adalah pekerjaan sampingan saya selain sebagai guru. Saya kurang
menyarankan seseorang menjadikan trading sebagai mata pencaharian utama karena risikonya
sangat besar.

Q: Benarkah bahwa modal trading forex harus besar?

A: Tentu tidak. Memang idealnya sih modal trading forex yang besar, kalau punya, mengingat risiko
finansial dalam bertrading forex ini tidak main-main besarnya. Namun saya kira yang lebih penting
daripada banyak sedikitnya modal adalah kemampuan finansial trader itu sendiri. Modal yang
digunakan untuk bertrading hendaknya uang sisa. Artinya, dana yang masih ada jika kebutuhan-
kebutuhan pokok keluarga sudah terpenuhi. Jangan sampai bertrading menggunakan modal dari
berhutang, apalagi modal dari utang bank. Sangat tidak disarankan.

Q: Apakah mempunyai ketentuan untuk bertrading di sesi tertentu?

A: Tidak. Saya bertrading berdasarkan sinyal, jika saat itu ada sinyal dan saya memang sedang ada
waktu saya akan masuk dan open posisi. Saya kira sesi Asia, Eropa, ataupun Amerika itu sangat
relatif bagi setiap trader, kapan saja waktu yang mereka punya. Trader pemula mungkin memang
perlu memahami dulu bagaimana kondisi pasar di tiap sesi tersebut, tapi kalau sudah paham lebih
mudah trading berdasarkan sinyal saja. Menurut saya membosankan juga kalau harus seharian
nungguin trading. Hehehe..

Q: Analisa atau teknik trading apa yang menjadi acuan Anda dalam bertrading?

A: Teknikal. Biasanya saya pakai indikator trendline, MA, MACD.

Q: Antara trading jangka panjang atau jangka pendek, mana yang lebih mudah?

A: Tergantung style trader masing-masing. Tetapi kalau saya sendiri cenderung day-trader atau
trader harian. Tapi saya juga mengatur trading saya untuk penarikan (withdrawal) harian, penarikan
mingguan, dan penarikan bulanan. Jaga-jaga, kalau satu Margin Call (MC), setidaknya masih ada
yang lainnya.

Kuncinya Adalah Penentuan Support Resisten

Q: Siapakah trader idola atau trader yang menjadi kiblat Anda dalam bertrading?

A: Tidak ada. Trader-trader yang luar negeri juga kebanyakan trader saham, bukan trader forex. Jadi
saya tidak merasa perlu memiliki idola, lagipula saya malas kecewa, dalam arti, saat saya sudah
terlanjur menganggap bagus, nyontek-nyontek gayanya, tidak tahunya scam. Yah, cari-cari referensi
umum sajalah, sama sharing dengan teman-teman di komunitas. Berkumpul dengan sesama trader
menurut saya juga penting untuk bertukar pikiran.

Sigit bersama Kevin Vierra Tale yang juga trader forex

Q: Sistem trading seperti apa yang menurut Anda cenderung dipakai oleh para master trading?
A: Sistem yang paling tidak rumit. Tak jarang teman-teman trader saya yang sudah master hanya
memakai MA saja, MACD saja, atau RSI saja. Sesimpel mungkin. Kuncinya saya kira ada pada
penentuan support dan resisten, dan inilah yang perlu dipahami oleh para trader pemula sebelum
kemudian mengaplikasikannya ke posisi mereka. Trader-trader andal yang saya kenal selalu belajar
dari hal-hal yang simpel dan mudah dipahami terlebih dulu untuk mengasah intuisi.

Q: Karakteristik seperti apa dari trader-trader profesional yang membuat mereka menjadi trader
yang hebat?

A: Mereka sangat jago dalam mengendalikan diri. Mereka adalah trader yang mapan dari sisi
psikologis dan bermental trader sejati. Mereka juga berpikiran terbuka untuk terus mengembangkan
diri salah satu caranya adalah dengan menghadiri perkumpulan komunitas trading untuk berbagi
pengalaman.

Q: Adakah "ritual" khusus Anda sebelum bertrading?

A: Baca Bismillah, kalau profit, ucapkan Alhamdulillah. Tidak perlu lebay (berlebihan, red.) lah.

Q: Adakah pantangan Anda dalam bertrading?

A: Tidak bertrading saat emosi. Jauhi MT4 kalau sedang kesal atau marah. Begitupun juga dengan
saat senang karena profit sehingga tak jarang membuat trader menjadi kemaruk. Intinya, jangan
bertrading saat emosi sedang meluap-luap.

Trader Forex Indonesia Bisa Sukses Jika ...

Q: Bagaimana suka duka selama bertrading forex?

A: Saya sih simpel-simpel saja ya. Semuanya dijalani dengan sewajarnya dan tetap kontrol diri. Sedih
karena loss secukupnya, profit pun tidak perlu senang berlebihan. Yang perlu diingat, risiko dalam
forex ini sangat besar, apapun bisa terjadi.

Q: Apakah yang menjadi semangat Anda untuk terus bertrading forex?

A: Pertama, keluarga, yakni demi memberikan masa depan yang lebih baik untuk anak-anak (dari
penghasilan tambahan bertrading). Kedua, karena kebebasan waktu dan finansial yang diberikan.
Dunia forex ini luar biasa dahsyat.

Q: Banyak yang bilang kalau trader Indonesia tidak mungkin sukses. Bagaimana pendapat Anda?

A: Terus terang untuk meraih kesuksesan, terutama bagi trader Indonesia yang biasanya bermodal
kecil, cukup berat. Kecenderungan trader awam biasanya bertrading karena "hawa nafsu"
kebutuhan hidup yang memang besar ataupun gaya hidup.

Mereka seringkali kelolosan dalam money management-nya. Contohnya, baru profit sedikit
langsung dibelanjakan ini itu. Alih-alih diinvestasikan untuk trading berikutnya, begitu kena MC,
mereka akan kelabakan, sudah besar pasak daripada tiang. Tapi bukan berarti trader Indonesia sama
sekali tidak akan pernah sukses, lho. Tipsnya, mulailah trading dengan modal kecil namun
konsistensi yang solid. Pasang target setidaknya trading Anda sudah bisa menghasilkan profit
konsisten 10%-20% dari modal. Setelah itu, barulah diterapkan pada modal besar. Namun tips ini,
sekali lagi, saya kembalikan pada trader masing-masing. Boleh diterima, boleh tidak, sesuai dengan
gaya tradingnya sendiri-sendiri. Dalam berprinsip trading dengan modal kecil, Sigit Purnomo
ternyata tidak sendiri. Salah satu trader berpengalaman luar negeri, Barbara Rockefeller rupanya
sepaham dengan sang Ninjaa Trader. Bagaimana kisah lengkapnya? Ulasan tentang tips trading
jangka pendek Barbara Rockefeller ini akan menjawab pertanyaan tersebut.

Menimba Ilmu Trading Dari Kesuksesan Kathy Lien

SAM 26 Aug 2015 60

Sudah bukan menjadi rahasia umum bila keikutsertaan wanita dalam trading forex kerap dipandang
sebelah mata. Pada bidang pekerjaan yang tampak masih didominasi oleh kaum pria seperti trading
forex, mungkin belum banyak orang tahu tentang keterlibatan wanita di dalamnya. Padahal, trader
wanita sukses kini makin banyak bermunculan dan berhasil menepis persepsi umum tentang
keterbatasan kaum mereka di bidang ini. Seperti apakah kisah trader wanita yang mampu bertahan
di tengah ketatnya persaingan dunia trading? Cerita Kathy Lien di bawah ini akan memberikan
inspirasi sekaligus ilmu trading bermanfaat kepada Anda.

kathy lien

Siapa Kathy Lien?

Kathy Lien adalah seorang trader wanita sukses yang kini menjabat sebagai Managing Director dan
Founding Partner dari BKForex. Pernyataan Kathy Lien sering dikutip oleh Wall Street Journal,
Reuters, Bloomberg, MarketWatch, Associated Press, AAP, UK Telegraph, Sydney Morning Herald,
dsb. Analis ahli di bidang valas ini juga muncul secara reguler di CNBC AS, Asia, Eropa, juga Sky
Business.

Bagaimana Perjalanan Karirnya?

Kathy Lien memulai karirnya pada usia 18 tahun setelah lulus dari New York University. Ia pertama
kali bekerja di JP Morgan Chase pada bagian kredit derivatif, sebelum ditempatkan di divisi
intermarket FX sebagai trader proprietary. Di bagian tersebut, Kathy menjalankan trading dengan
berbagai instrumen termasuk spot forex, options, suku bunga derivatif, obligasi, saham, dan futures.
Pengalaman bekerja di perusahaan tersebut memberinya banyak pelajaran tentang disiplin, kontrol
resiko, dan akuntabilitas.

Pada tahun 2003, Kathy bergabung dengan FXCM sebagai Pimpinan Ahli Strategi, dan mengilhami
lahirnya DailyFX.com, sebuah situs yang kemudian berkembang menjadi salah satu portal analisa
forex paling populer. Ia kemudian menjabat sebagai Direktur Riset untuk mata uang di Global
Futures & Forex Ltd, dimana ia menyediakan panduan riset dan analisa untuk klien, serta mengelola
tim analis di bagian valas. Saat ini, Kathy Lien menjabat sebagai pimpinan BKForex bersama
rekannya Boris Schlossberg.

Dalam sebuah wawancara dengan FXStreet, Kathy sempat mengungkapkan tantangan yang
dihadapinya setelah bertransisi menjadi trader individu dan pemilik usaha. Menurutnya, sisi positif
dari posisinya yang sekarang ini adalah fleksibilitas dalam hal jam dan tempat kerja. Ia juga bisa
merealisasikan ide-idenya tanpa harus menunggu persetujuan atasan. Dengan demikian, tak heran
jika tuntutan pekerjaan yang kadang menyita waktu tak pernah dianggapnya sebagai kesulitan.
kathy lien dan hasil karyanya

Kathy Lien menunjukkan buku hasil karyanya, The Little Book of Currency Trading

Sebagai trader wanita yang telah banyak dikutip oleh berbagai media bergengsi, Kathy Lien juga
merilis beberapa buku trading best-seller seperti "Day Trading and Swing Trading the Currency
Market", "The Little Book of Currency Trading", dan "Millionaire Traders: How Everyday People Beat
Wall Street at its Own Game". Esainya pun dimuat pada berbagai majalah, terutama mengenai
aspek fundamental di pasar forex. (Baca juga: Buku Forex "What Moves the Currency Market")

Bagaimana Gaya Tradingnya?

Kathy Lien dikenal sebagai trader yang menerapkan teori kombinasi antara analisa fundamental dan
teknikal. Salah satu ilmu trading yang bisa diambil dari Kathy Lien adalah caranya menggunakan
analisa fundamental untuk menentukan posisi, sementara aspek teknikal diaplikasikan sebagai
konfirmator serta penentu sinyal exit. Selain hal itu, ada 3 metode lain yang menjadi andalan trader
ini:

1. Tak mengesampingkan fundamental.

Berdasarkan pengalamannya sebagai pengembang produk trading otomatis, Kathy Lien menyadari
bahwa penggunaan robot tidak bisa diaplikasikan dalam jangka panjang. Sebaliknya, ia
menggarisbawahi pentingnya disiplin trading yang bisa terbantu dengan adanya robot, sedangkan
pergerakan market yang bisa berubah setiap harinya juga harus disikapi dengan penerapan gaya
trading dinamis. Baginya, faktor fundamental sangatlah penting. Tidak menghiraukan berita terbaru
sama seperti trading dengan mengenakan penutup mata.

2. Memanfaatkan peluang dari isu penting.


Kathy Lien juga memiliki kemampuan khusus dalam memperkirakan kejutan pasar dan mengambil
keuntungan dari situasi tersebut. "Saya senang memanfaatkan isu-isu penting dan menjadikannya
peluang trading," demikian katanya. Ketertarikan Kathy terhadap aspek fundamental tidak hanya
berhenti disitu. Ia berhasil menemukan indikator fundamental baru berupa angka penggunaan kartu
kredit New Zealand, dan membuat database ciptaannya sendiri untuk berbagai indikator ekonomi.
ISM Non-Manufaktur dan NFP adalah data-data yang dianggapnya paling menarik.

gaya trading kathy lien

3. Mengatasi keterbatasan dengan fokus pada analisa.

Sebagai seorang trader yang berpengalaman baik di tingkat institusional maupun retail, Kathy Lien
memiliki pandangan tersendiri mengenai perbedaan trading di kedua tingkatan tersebut. Para
dealer bank dan trader proprietary diuntungkan oleh kemudahan untuk dapat melihat aliran market
sehingga mereka bisa melancarkan reaksi yang tidak akan diperkirakan oleh trader retail. Ia juga
merasakan keuntungan tersebut ketika masih bekerja di bawah lembaga keuangan dan perusahaan
finansial lain. Namun, semenjak menjadi trader retail yang tidak difasilitasi oleh informasi aliran
market secara khusus, Kathy Lien kini lebih mendasarkan pengembangan strateginya pada analisa.

Apa Persepsinya Tentang Peran Wanita Dalam Bisnis Forex?

Kathy Lien menganggap bahwa kaum wanita sebenarnya memiliki potensi untuk meraih posisi
teratas di bisnis forex. Baginya, puncak karir seorang wanita di dunia perbankan dan finansial
sanggup mencapai jenjang VP (Vice-President) dan MD (Managing Director). Hal ini ia buktikan dari
pengalamannya bekerja di bawah seorang MD wanita, dan banyak teman-temannya kini yang
sukses meniti karir hingga ke tingkatan VP.

Tak perlu khawatir glass ceiling.


Glass ceiling, atau langit-langit kaca, adalah istilah untuk menyebut penghambat bagi seorang
wanita karir dalam mencapai posisi puncak. Istilah tersebut dengan tepat menggambarkan kondisi
seorang wanita karir yang hanya bisa menatap ke atas tanpa benar-benar dapat mencapai puncak.
Tidak ada aturan khusus yang membatasi seorang wanita untuk meraih jabatan teratas, namun pada
kenyataannya masih banyak diantara mereka yang mendapat hambatan untuk mencapainya.

glass ceiling

Fenomena glass ceiling

"Semakin Anda sadar akan keberadaan glass ceiling, semakin Anda menyadari kurangnya kemajuan
yang Anda buat, dan semakin cepat pula hal itu akan menjadi kenyataan," begitulah pendapat
Kathy.

Keberadaan glass ceiling menurutnya hanyalah persoalan persepsi. Para wanita karir sebaiknya
berupaya untuk mengabaikan potensi keberadaan glass ceiling di tempat kerja, dan berupaya
semaksimal mungkin untuk menunjukkan hasil kerja terbaik.

Menjadi wanita justru menguntungkan.

Selain itu, Kathy memandang bahwa statusnya sebagai seorang wanita telah banyak membantu
kemajuan karirnya selama ini. Masih sedikitnya jumlah trader dan analis wanita di dunia forex
membuat Kathy lebih mudah dikenal. Ia juga berpendapat jika status sebagai seorang wanita
sebenarnya memiliki keistimewaan yang mestinya dapat dimanfaatkan dengan baik. Hal ini terkait
dengan kebijakan bank untuk memiliki rasio seimbang antara jumlah pria dan wanita yang menghuni
jabatan manajemen tingkat atas.

Karakteristik para wanita yang dinilai lebih mudah mengembangkan sikap penghindaran resiko,
kesabaran, dan minat belajar tinggi telah memunculkan opini tentang keunggulan trader wanita
yang jarang dimiliki oleh trader pria. Boris Schlossberg, rekan Kathy yang juga pendiri dari BKForex
mengamini hal tersebut. Menurutnya, Kathy memiliki kedisiplinan yang lebih kuat dan sangat
metodikal, berbeda dengan dirinya yang lebih mengandalkan insting.
Ellen May: Forex Lebih Menarik Daripada Saham

SAM 6 Mar 2017 441

Ellen May adalah sosok trader wanita sukses Indonesia yang patut diperhitungkan. Sepak terjang
Ellen May di dunia saham membuktikan bahwa dunia trading bukanlah milik laki-laki saja. Wanita
kelahiran Surakarta, Mei 1983 ini bercita-cita ingin mengedukasi satu juta orang untuk melek saham.
Namun meski minat Ellen May condong ke saham, bukan berarti ia tak tahu-menahu tentang forex.
Dalam bukunya Smart Traders Not Gamblers, Ellen May sebagai trader wanita sukses memaparkan
psikologi trading yang cocok dibaca oleh para trader forex maupun saham.

ellen-may

"Pada dasarnya, forex dan saham tidak jauh berbeda. Yang membedakan adalah risikonya," kata
Ellen May. Berikut ini hasil wawancara ekslusif Seputarforex dengan Ellen May. Mari menyelami
bagaimana pandangan seorang trader wanita sukses indonesia tentang dunia trading, khususnya
komparasi trading saham dan trading forex.

Sekilas Profil Ellen May


Ellen May adalah seorang praktisi saham, trader, entrepreneur, sekaligus owner PT Ellen May
Indonesia. Meski demikian, latar belakang pendidikannya bukanlah dari dunia ekonomi. Ellen May
menamatkan pendidikan terakhirnya di bidang IT. Namun demikian, ia tetap bisa menjadi trader
wanita sukses.

Awal ketertarikan Ellen May pada trading karena tentu untuk memetik profit, tetapi dengan cara
yang simpel. Selain itu, dunia trading juga menawarkan peluang keuntungan yang bisa dikatakan
cukup besar.

Trading Forex Jauh Lebih Menarik, Tetapi...

Saat ditanya mengapa saham lebih menarik untuk seorang Ellen May dibandingkan dengan forex, ia
mengatakan bahwa sejujurnya trading forex jauh lebih menarik. Besarnya peluang profit yang
ditawarkan dunia trading forex-lah yang paling menggiurkan. Namun, trader wanita sukses
Indonesia ini lebih memilih untuk menurut pada passion-nya.

"Passion saya lebih ke saham daripada forex. Saya menikmati 'beauty of stock', bagaimana harga
saham naik turun, bagaimana 'story of the companies' atau perkembangan sebuah perusahaan, dan
faktor-faktor lain penggerak harga saham," kata Ellen May.

Ellen bukannya tak pernah bersinggungan dengan forex sama sekali. Ia sudah pernah mencoba ber-
trading forex, tapi tak nyaman baginya.

"Gaya trading saya adalah di jangka menengah. Saya sudah pernah coba trading forex, memang
sangat menarik. Akan tetapi karena saya tidak nyaman memakai metode intraday forex trading yang
membutuhkan banyak waktu untuk memantau pasar, maka saya lebih mengambil saham saja,"
kenangnya.

Strategi Trading

Umumnya, strategi trading saham, forex, dan binary options memiliki kesamaan. Ellen May memilih
strategi trading Buy and Hold atau yang disebut juga dengan strategi momentum.
Menyesuaikan entry dengan momentum harga saat ini memang bisa menempatkan posisi dengan
lebih tepat. Momentum bisa mengukur kekuatan tren, sehingga trader bisa mendapatkan gambaran
yang lebih jelas tentang kelangsungan tren harga agar bisa dimanfaatkan untuk entry.

"Saya menggunakan strategi Buy and Hold atau momentum trading, karena dengan effort yang
minim, saya bisa mendapatkan profit hingga ratusan persen dalam satu tahun." kata Ellen.

Trading For Passion Dan Tantangannya

"Sebenarnya kalau saya sih bukan trading for living, karena yang for living itu suami saya. Hahaha..
Saya lebih ke trading untuk passion," aku Ellen sambil tertawa. Ellen May mengaku memiliki hasrat
tersendiri untuk berinvestasi finansial. Mengawali dari reksadana, Ellen merambah ke saham dan
forex. Namun, baginya forex kurang pas dengan minat dan waktunya yang juga sebagai seorang ibu
dan istri.

ellen-may-dan-putrinya

Sang suami rupanya punya andil banyak dalam mendukung keinginan Ellen untuk berinvestasi. Oleh
sebab itu, suaminya mengarahkan untuk bertrading saham. Ellen pun jatuh cinta pada trading
saham setelahnya. Trading saham membuatnya bisa membagi waktu dengan tanggung jawab-
tanggung jawabnya yang lain. Baginya, saham tidak menyusahkan. Ia pun sukses menjadi trader
wanita sukses Indonesia.

"Setelah open posisi bisa ditinggal. Di jam-jam seperti sekarang ini (pukul 11 siang -red), biasanya
saya sedang tidak memantau pasar, jadi bisa melakukan hal yang lain." kata Ellen.

Meski demikian, pilihan Ellen bukan tanpa tantangan. Ellen May mengaku harus berjuang keras saat
awal-awal belajar. Kala itu, ia masih sering melakukan error dan belum menguasai psikologi trading
sebagai seorang trader.
Ia juga pernah berhenti trading saat dunia dilanda krisis pada tahun 2008 dan rugi karenanya. Tetapi
keadaan bisa berbalik. Ellen pernah memetik profit yang luar biasa dengan strategi tradingnya. Ada
yang mulai 600% bahkan 1.500% di tahun 2013. Dari sini, Ellen menemukan bahwa rahasia sukses
trading adalah kombinasi antara sistem yang bagus dan pengendalian psikologi trading.

Keuntungan Forex Lebih Besar Dari Saham

Ketika ditanya tentang manakah yang lebih cocok untuk orang Indonesia, apakah trading saham
atau forex, Ellen menyarankan saham meski ia terang-terangan mengatakan return yang diberikan
forex bisa sangat tinggi.

"Untuk profit, tentu forex (yang lebih besar). Forex menawarkan high reward. Saya kira forex
kelasnya memang di atas saham dalam menawarkan keuntungan. Tetapi, kerugiannya juga besar.
Jadi, untuk orang Indonesia mungkin bisa start ke saham dulu saja. Setelah menguasai cara
mengatur psikologi trading, barulah bisa ke forex." tutur Ellen.

Kepribadian yang wajib dimiliki seorang trader, baik forex ataupun saham, pada intinya sama.
Menurut Ellen May, Seorang trader harus mempunyai sifat-sifat ini:

Berani dalam mengambil keputusan dan menanggung risiko

Mau mengevaluasi diri. Memperbaiki jika punya kesalahan

Sabar dan tekun.

Kalau Modal Trading Minim

Untuk pemula yang ingin berinvestasi ke pasar derivatif dengan modal yang minim, apakah
sebaiknya ke saham atau ke forex? Ellen menjawab bisa keduanya. Yang penting orang itu mau
belajar. Menguasai analisa teknikal, kata Ellen, akan mempermudah seorang pemula dalam
mempelajari dunia trading.

"Bisa dua-duanya, tapi lebih aman memang saham. Untuk pemula memang sebaiknya menggunakan
modal yang minim dulu. Jangan terlalu grusa-grusu menggelontorkan uang yang banyak agar dapat
uang banyak. Jika memang tertarik forex, bisa mulai ke akun demo atau langsung pakai uang dengan
jumlah kecil lebih dulu. Begitupula di saham, bisa mulai dengan modal yang kecil dulu." jelasnya.
Jangan Terlalu Banyak Ikut Forum

Tentang sosok trader idola, Ellen May menyukai Jesse Livermore. "Terlepas dari kehidupan
pribadinya yang mati bunuh diri dan keluarga yang berantakan, saya kira strategi Jesse Livermore
dalam trading itu sangat bagus. Wisdom-nya saya suka dengan Warren Buffet, cuma saya tidak suka
kalau baru dapat keuntungan setelah sudah tua. Hehehe.."

Seperti beberapa figur trader sukses Indonesia lainnya, Ellen May menyarankan agar tidak terlalu
banyak ikut forum. "Jangan terlalu banyak ikut forum. Bikin bingung. Pahami dulu dari analisa
teknikal, gampang kok. Yang jelas pakai uang dalam jumlah kecil dulu." nasihatnya.

Sebelum bertrading, Ellen selalu mempersiapkan rencana trading sehari sebelumnya. Ia selalu
menyusun analisis sebelum terjun ke medan trading. Bedanya dengan trader biasa, Ellen akan
membagikan analisisnya pada trader lain melalui Premium Access yang bisa didapatkan di situs Ellen
May Institute.

Mendidik 1 Juta Trader

Kegiatan membagikan analisis tersebut bukan tanpa alasan. Selain bisnis, Ellen May juga memiliki
cita-cita ingin mengedukasi 1 juta orang supaya melek saham. Saat ini, Ellen memang sedang dalam
perjuangan untuk mencapai cita-citanya tersebut, namun jumlah orang yang teredukasi masih
dalam satuan ribu.

smart-trader-not-gambler

"Sejauh ini, saya sudah enjoy dan puas dengan karir saya sebagai seorang trader. Saya ingin bisa
menjadi inspirasi bagi masyarakat dan mengedukasi 1 juta orang untuk melek saham," ujarnya.

Mengakhiri wawancara, Ellen May sang trader wanita sukses Indonesia, berpesan pada trader
pemula, baik saham maupun forex, agar selalu sabar dan menikmati proses. Tidak ada kesuksesan
instan. Kuasai analisis teknikal untuk membantu kesuksesan trading Anda.
Tips Trading Jangka Pendek Dari Barbara Rockefeller

SAM 17 Jun 2016 88

Apa yang ada dibenak Anda kala mendengar nama "trading jangka pendek?" Bahwa itu jalan cepat
meraih profit? Gaya trading para pemula? Cara trading beresiko tinggi? Jika ya, maka Anda tidak
sepenuhnya salah.

Sudah banyak artikel mengulas segala sisi metode trading itu, mulai dari kelebihannya, salah satu
teknik paling populernya (scalping), hingga bahaya dan resikonya. Dari hampir semua wacana
mengenai trading jangka pendek, seringkali diungkap kekurangan metode ini sebagai cara trading
beresiko tinggi, menguras waktu, dan rawan unsur coba-coba.

Namun pernahkah Anda mempertimbangkan penggunaan strategi trading jangka pendek dari
kacamata kebutuhan? Inilah topik yang dibawakan Barbara Rockefeller, seorang trader forex wanita
sukses, dalam kolomnya di buku High Profits in High Heels.

Menurutnya, seorang trader retail tak perlu menampik kenyataan jika memang modalnya belum
cukup memenuhi kondisi trading jangka panjang. Memilih time frame rendah untuk kemudian
mengolah cara trading jangka pendek bukanlah tindakan memalukan apalagi sebuah "dosa",
terutama jika memang gaya seperti itulah yang cocok dengan kondisi Anda. Ia membeberkan 5 poin
penting dalam berkarir sebagai trader jangka pendek. Tapi sebelum mengungkap kiat-kiatnya, mari
kita mengenal lebih dekat dulu sosok Barbara Rockefeller.

barbara rockefeller

Barbara Si Realistis

Berpengalaman lebih dari 20 tahun di dunia finansial, Barbara Rockefeller memulai karirnya di bank.
Lulusan Columbia University ini pernah bekerja di Citibank sebagai senior risk manager di divisi
internasional. Ia kini aktif sebagai penulis, trader forex, dan penerbit newsletter harian.

Salah satu newsletter-nya, Daily Currency Briefing, berisi sinopsis event penting dan prediksi forex
yang dikonsumsi bank-bank sentral, fund manager, dan perusahaan multinasional. Karya populernya
adalah buku Technical Analysis for Dummies (2004), salah satu panduan wajib untuk teknikalis
pemula dan kini sudah terbit hingga beberapa edisi.

Trader wanita satu ini sangat realistis dalam memaparkan tips-tipsnya di High Profit in High Heels,
buku kompilasi yang sebelumnya telah memuat kiat Toni Turner dan Kathy Lien. Mengapa? Sebagai
trader individu, ia paham betul posisinya di pasar.

"Apa yang saya ajarkan dan saya praktekkan untuk trading saya sendiri sangat berbeda. Sebut saja
saya curang atau munafik, tapi sementara klien-klien besar saya punya banyak dana untuk menahan
posisi hingga berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, uang saya tak cukup untuk mengikuti
cara trading serupa," begitulah pendapatnya.

Tak dapat dipungkiri, Barbara Rockefeller adalah trader dengan banyak pengalaman dan keahlian.
Namun nyatanya, ia tak memilih sistem trading Big Picture yang lebih mengedepankan analisa
jangka panjang. Menurutnya, "mengambil posisi jangka panjang dengan ukuran besar yang
(barangkali) bisa mengubah arah market seperti Warren Buffet dan Soros memang menggoda.
Mungkin juga tak ada trader yang tak pernah menginginkan harga bergerak sesuai prediksi. Tapi
ingatlah pedoman trader sukses ini; jangan pedulikan kemana harga akan bergerak, observasi saja
dimana ia sekarang bergerak dan ikuti dinamikanya."

Manajemen Time Frame

Dari sekian banyak tips trading jangka pendek di pasaran, Barbara memilih time frame (tf) sebagai
komponen terpenting. Percaya atau tidak, ia baru merasakan sukses setelah memperkecil time
frame-nya ke hitungan jam (H1, H4, dst.). Ya, untuk short-term trader, fokus pada tf rendah memang
sangatlah penting.

Sayangnya, mereka yang sudah sadar hal inipun kadang masih tertarik pada analisa jangka panjang.
Tak jarang, mereka berusaha memasukkan paksa cara trading seperti itu ke dalam time frame kecil
mereka. "Saya sudah berulang kali backtest berbagai macam trading rule, dan percayalah, 50% di
antaranya tak bisa diterapkan di berbagai time frame," ungkapnya. Jadi, jika sudah memilih time
frame rendah, usahakan untuk melengkapinya dengan strategi jangka pendek yang kompatibel.
Seberapa kecil tf yang bisa digunakan? Dalam hal ini, Barbara Rockefeller memperingatkan bahaya
time frame super kecil untuk indikator teknikal. Ia rupanya sepakat dengan pendapat umum
mengenai resiko noise pada time frame yang terlalu rendah.

Barbara mengungkapkan bahwa menerapkan MA di time frame 1 menit adalah tindakan bodoh,
begitu juga dengan penggunaan rule lain di time frame sejenis. Bahkan indikator yang dianggap
terbaik pun tak akan ampuh di time frame super kecil. Untuk itu, ketahuilah batasan time frame
dengan sebaik-baiknya. Pilih time frame di bawah D1, tapi jangan menjangkau solusi ekstrim seperti
trading di time frame M1.

Andalkan Bar dan Candlestick

Satu lagi terobosan yang membuat karir tradingnya kian mantap adalah analisa bar. Bentuk
sederhana dari candlestick ini telah menjadi andalan Barbara Rockefeller semenjak ia berhasil
membukukan keuntungan lebih banyak selepas menulis bab mengenai bar di buku Technical
Analysis for Dummies. Bagaimana dengan candlestick? Setelah menyelesaikan bagian itu, Barbara
pun mengumpulkan lebih banyak keuntungan lagi!

Mungkin inilah yang disebut belajar sambil menulis. Melalui proses pembuatan bukunya, Barbara
Rockefeller kembali menelaah fungsi bar serta aplikasinya dalam trading. Ia pun menemukan bahwa
indikator harga ini punya 2 manfaat utama: Penyederhanaan dan basis indikator teknikal. Kegunaan
pertama sangat bermanfaat saat mengalami kebuntuan analisa karena terlalu banyak indikator. Bagi
short-term trader, pentingnya kesederhanaan teknik tak bisa dikesampingkan begitu saja.

"Apa urusan kita (trader jangka pendek) kalau harga bergerak melawan arah fundamental dan tren
utama? Kita bukan trader fundamental dan tren besar bukanlah prioritas utama kita. Kita tidak
cukup kaya untuk berbasis pada tren primer. Saat melihat reversal bearish dari serangkaian lower
low dan lower high, atau pola bearish harami misalnya, kita tak harus peduli apa itu cuma koreksi
atau perubahan trend utama. Sebagai trader jangka pendek, posisi kita tak bakal bertahan cukup
lama untuk bisa merasakan dampak perubahan trend utama," demikian katanya.

grafik forex bar


Anatomi bar, jenis grafik harga andalan Barbara Rockefeller.

Bagaimana dengan manfaat kedua? Barbara Rockefeller berani mengatakan bar sebagai basis
indikator teknikal karena menurutnya, bar harga jarang "berbohong". Dibanding indikator lain yang
sinyalnya terlambat, dengan bar kita bisa mengenali market bullish ketika open bar saat ini berada
dekat low bar sebelumnya, lalu kemudian ditutup dekat level high bar yang mendahuluinya.
Disamping itu, Barbara Rockefeller juga berbagi hasil pengamatan selama ia bertrading di pasar
forex.

"Seringkali, harga penutupan hari ini sama dengan close atau open di hari sebelumnya. Mengingat
banyaknya pemain pasar yang terlibat dan aktif dari berbagai zona waktu dunia, ini bukanlah suatu
kebetulan. Para trader sebenarnya mempermainkan pemain kecil, termasuk saya. Mereka boleh jadi
menampilkan sentimen bullish atau bearish dengan jelas, tapi ketika harga bergerak mendatar atau
close dekat level-level historis, maka kondisi menjadi sangat tidak pasti. Bayangkan seperti ini: Ada
badai yang akan datang menghujani semua pihak, pemain besar atau kecil. Tapi bedanya, big players
punya payung sementara trader recehan tidak. Karenanya, solusi terbaik adalah menjauh dari pasar
hingga muncul informasi lebih jelas yang bisa dinterpretasikan," katanya.

pola candle engulfing


Selain bar, trader penulis buku The Global Trader (2001) ini juga menjagokan candlestick. Lebih
deskriptif namun tak begitu prediktif, candlestick menurut Barbara tetaplah bermanfaat bagi short-
term trader yang ingin mendapat kesederhanaan analisa pola grafik. Ia khususnya menunjuk pola
engulfing sebagai sinyal paling bisa diandalkan, karena disamping bisa menunjukkan arah harga,
trader juga dapat memperoleh petunjuk stop.

Barbara Rockefeller juga mencermati pola harami, hanging man, serta gravestone doji sebagai
bentuk-bentuk candle pilihan. Sebaliknya, ia memberikan label "tak bisa dipercaya" pada pola-pola
tiga candle.

Konfirmasi Dengan Indikator

Bagi Barbara Rockefeller, fungsi indikator teknikal sebenarnya adalah sebagai konfirmator dari sinyal
bar atau candle. Selain panduan dari objek-objek analisa sederhana seperti garis diagonal dan
horizontal sebagai support resistance buatan sendiri, Barbara Rockefeller juga merekomendasikan
indikator umum seperti SMA periode 10 atau 20. Selain itu, ia menambahkan bahwa indikator-
indikator channel juga mempunyai peranan penting.

"Saya suka Bollinger band, average true range (ATR) band, juga standard error channel. Ketika
mereka semua tampil bersamaan di chart dan saling mengkonfirmasi, kita akan dapat melihat pola
top dan bottom harga yang cukup valid. Tapi ingat, menentukan target tepat di posisi top dan
bottom tersebut namanya serakah. Wajarnya, ambil target profit dan stop loss di dalam range
channel," sarannya.

Lebih lanjut lagi, Barbara Rockefeller juga mencermati pentingnya update berita bagi trader jangka
pendek. Meski semua pendekatan di atas lebih condong ke teknikal, tapi ia tak bisa memungkiri
bahwa trader setidaknya perlu tahu rilis data fundamental agar tak buta arah. Bagaimanapun juga,
analisa bar, candle, serta konfirmasi dengan indikator apapun nyatanya bisa tak mempan di kala ada
rilis berita penting atau tak terduga.

Manfaatkan Pergantian Sesi Trading


Waktu trading forex yang bervariasi serta dibagi menjadi sesi-sesi tertentu ternyata juga bisa
dimanfaatkan sebagai salah satu strategi trading jangka pendek. Prinsip mudahnya, jika reli pasar
London berlanjut ke sesi New York, maka ikutlah kerumunan tersebut, tapi hanya jika trader
Amerika mendorong terciptanya pola-pola higher high di awal sesi. Setelah itu, Anda punya waktu
setidaknya 3 jam untuk mencari peluang profit. Karena setelahnya, likuiditas akan mulai mereda dan
pasar New York bergerak lambat hingga menjelang dibukanya sesi Asia.

sesi pasar forex

Lalu bagaimana jika ternyata trader Amerika menolak bergabung dan justru melanjutkan pasar
London dengan lower low? Jangan khawatir, masih ada kesempatan di sini. Kondisi seperti itu
dinamakan kesempatan jual pada koreksi kecil. Untuk itu, sesuaikan target profit di level dekat jika
Anda ingin tetap memperoleh keuntungan. Inilah poin positif jadi short-term trader yang tak
terpaku pada pergerakan besar. Setiap perubahan kecil bisa jadi peluang.

Aturan Main Strategi Breakout

Tak lupa, Barbara Rockefeller menunjukkan tips trading breakout untuk trader-trader seperti dirinya
yang lebih suka bermain dalam jangka pendek. "Jika ada breakout harga dari level-level penting,
seperti harga tertinggi harian atau mingguan, dan bar ditutup pada high, maka gunakan aturan buy
high and sell higher."

Sedangkan secara teknikal, trader yang memulai karirnya sejak tahun 1990 ini lagi-lagi menekankan
pentingnya bar dalam mengantisipasi breakout. Seperti halnya candle, "bar kecil dengan sumbu-
sumbu high low kecil mencerminkan ketidakpastian pasar, sedangkan bar berukuran besar berarti
para trader sedang sangat percaya diri. Jika Anda menjumpai beberapa bar besar yang tiba-tiba
diikuti dengan rangkaian bar mungil, maka berhati-hatilah! Penurunan volatilitas seperti itu biasanya
pertanda breakout. Jika diperhatikan, ini hampir mirip dengan sinyal Bollinger Bands (indikator
pengukur volatilitas) di time frame besar," begitulah ungkapnya.

Pesan Penutup
Barbara Rockefeller memang seorang trader yang cenderung berpandangan teknikal. Walaupun
begitu, ia tak lupa menekankan bahwa tujuan utama seorang trader adalah untuk mendapatkan
profit, bukan membuktikan sesuatu.

"Sebuah sistem teknikal harus digunakan di semua kesempatan untuk membuktikan hasil backtest-
nya. Tapi tujuan saya bukanlah mencari tahu apakah backtest saya valid, atau sistem sudah berhasil.
Target saya adalah mendapat USD5,000 untuk memasang jendela baru di rumah. Kalau sudah
ditargetkan seperti itu, maka manajemen resiko bukan lagi perkara rumit."

Pesannya, jangan terburu obsesi mencari semua peluang yang ada hingga tak tahu tempat dan
waktu. Tetaplah realistis dalam menggunakan analisa teknikal. Jika pasar dalam keadaan tak tentu,
maka menjauhlah dan jangan paksa untuk bertrading.

5 Langkah Menuju Sukses Trading Forex Ala Kathy Lien

Galuh Artikel Forex 16 Mar 2016 13483 Dibaca Normal 9 menit + - Sebagai trader wanita sukses
yang kerap diwawancarai TV Amerika, Kathy Lien punya segudang tips. Salah satunya adalah
langkah-langkah menuju sukses trading forex. iklan iklan Sebagai salah satu trader wanita sukses di
masa kini, Kathy Lien punya segudang tips yang bisa dibagikan untuk para trader pemula. Salah satu
rekomendasinya tercantum dalam buku trading berjudul High Profits in High Heels: Secrets from
Today's Top Women Traders. Dalam karya kompilasi tersebut, analis yang sering muncul di CNBC
dan Sky Business ini tak hanya membagikan kesan dan pengalaman sebagai trader wanita yang
masih jarang ada, tapi juga rahasia sukses dengan 5 langkah trading berikut ini:

1. Membangun Rencana Trading

Langkah paling awal dalam menciptakan strategi trading adalah membuat perencanaan. Kesalahan
terbesar pemula adalah trading berdasarkan naluri atau metode trader lain. Walaupun nantinya bisa
berhasil, berkiblat pada cara trading orang adalah sebuah "dosa", karena Anda akan kesulitan
membuat profit yang sama saat tak lagi menerima "tips" dari trader tersebut. Gelar trader sukses
tak bisa disematkan jika Anda hanya berhasil profit besar di satu posisi trading. Oleh karena itu,
Anda perlu membuat strategi yang Anda pahami luar dalam.

Kenali Diri Anda

"Di setiap presentasi saya, selalu ada pertanyaan tentang indikator dan time frame mana yang
terbaik. Jawaban saya adalah 'tidak ada'." demikian ungkap Kathy Lien. Menurutnya, semua trader
punya kesempatan profit yang sama, baik itu trader jangka pendek, jangka panjang, teknikalis,
maupun fundamentalis. Kuncinya, temukan gaya trading yang sesuai dengan kepribadian Anda, dan
jangan mencoba untuk menyesuaikan kepribadian Anda dengan gaya trading tertentu. Kenali diri
Anda dan ketahui apakah Anda termasuk orang yang tidak sabaran, butuh hasil cepat, suka deg-
degan melihat pergerakan harga walau hanya 10 pip, atau tergolong lebih ingin mengambil
pendekatan yang lebih santai dan memiliki perspektif jangka panjang. (seputarforex.com)

Untuk mengetahuinya, Anda bisa mulai menyusun strategi dengan menjawab 3 pertanyaan ini:

Apakah strategi saya nantinya akan berbasis teknikal, fundamental, atau keduanya?

Apakah strategi saya akan lebih fokus pada trading range atau trend?

Time frame apa yang akan saya gunakan?

Sebagai catatan, penentuan time frame bisa didasarkan pada kepibradian Anda. Time frame besar
seperti H1 atau lebih mungkin kurang cocok bila Anda termasuk tipe trader yang kurang sabaran.
Sebaliknya, Anda akan kesulitan mencerna volatilitas di time frame rendah seperti M5 atau M15 bila
Anda tergolong trader yang lebih suka "jalan pelan-pelan".

Lalu, Anda bisa melanjutkan dengan menjawab 3 pertanyaan berikutnya:

Pair apa yang akan saya tradingkan? mayor atau cross?

Apakah saya akan tetap menahan posisi di atas jam 5 sore atau bahkan di akhir pekan?

Apakah saya hanya akan membeli pair yang memberikan saya bunga swap?

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda bisa membangun fondasi trading Anda.
Sekedar info, ada beberapa strategi yang bekerja lebih baik di pair-pair tertentu. Misalnya, pair
EUR/GBP kerap dipilih untuk strategi trading dalam range. Ini artinya, EUR/GBP lebih sesuai untuk
strategi "buy low, sell high". Menyusun rencana trading tentu akan terasa lebih mudah bila Anda
dapat mengenali karakteristik pergerakan harga di pair-pair tertentu, dan memasangkannya dengan
setup trading yang tepat.

2. Mengatur Money Management

Langkah berikutnya berkaitan dengan manajemen resiko. Mengapa ini perlu menjadi yang kedua?
Faktanya, tahu kapan saat yang tepat untuk exit adalah sama pentingnya dengan mengenali momen
pas untuk entry posisi. Ada berbagai macam metode manajemen resiko yang bisa Anda gunakan. Di
sini, Kathy Lien tidak menekankan cara mana yang paling baik, karena semuanya bergantung pada
bagaimana Anda menggunakannya. Metode averaging misalnya, bila digunakan dengan tujuan
untuk memaksimalkan keuntungan mungkin dapat berbuah manis. Namun beda perkaranya bila
cara tersebut diaplikasikan saat posisi Anda sedang loss, karena Anda justru dapat memperbesar
resiko kerugian. Untuk itu, ketahui dulu apa yang akan Anda lakukan sebelum membuka posisi agar
bisa mengambil langkah exit terbaik.

Gunakan Trailing Stop

Satu lagi tips dalam menentukan exit adalah dengan melibatkan trailing stop. Menurut Kathy Lien,
pasar forex adalah market yang sangat trending. Artinya, harga bisa bergerak hingga ribuan pip jika
sedang tren di arah tertentu, dengan sedikit retracement di sana-sini. Karena inilah banyak fund
manager menjadi trend follower. Dalam menerapkan strategi trend following, trailing stop memiliki
peran yang cukup krusial karena berguna untuk memaksimalkan potensi profit sekaligus membatasi
resiko.

Contoh penggunaan trailing stop Lalu bagaimana dengan Kathy Lien sendiri? Di buku ini, ia
mengungkapkan strategi favoritnya: "Saya suka membuka beberapa posisi trading dengan ukuran 2
lot. Target pertama saya biasanya ada di level "konservatif", atau yang mudah tercapai. Sementara
untuk target kedua, saya tempatkan dengan rasio 1:3. Ketika target pertama saya tersentuh, saya
akan pindahkan stop loss ke level breakeven dan terus menyesuaikannya dengan trailing stop seiring
dengan penguatan trend. Prinsipnya adalah, jangan pernah biarkan posisi win berubah menjadi
loss."

3. Menguji Strategi Trading

Setelah menyusun metode entry dan exit, kini tiba saatnya untuk menguji kehandalan strategi
tersebut. Ingat, semuanya perlu dites baik dengan back test maupun forward test. Cara terbaik
melakukan back test sebenarnya adalah dengan mengaplikasikan program coding tertentu. Namun
karena tak semua trader bisa menggunakannya, maka kita bahas cara yang umum saja, yaitu dengan
mereview chart. Lama waktu back test biasanya tergantung pada strategi trading Anda. Semakin
rumit metode yang Anda gunakan, jelas semakin lama durasi tesnya. Hanya setelah Anda selesai
melakukan back test, Anda bisa melaju ke akun demo untuk forward test. Tahap ini penting
dijalankan meski Anda sudah memperoleh hasil dari back test. Mengapa? Apa yang mungkin terjadi
dalam teori kadang tak serupa dengan kenyataannya. Apalagi bila Anda menggunakan strategi
breakout atau news trading, pastinya gejolak harga tidak akan mudah diperkirakan, dan mencari
posisi entry tentu tidaklah semudah yang tercermin di hasil back test. Bila Anda sudah berhasil
meraih profit konsisten di akun demo, maka Anda bisa melangkah ke akun live. Dalam hal ini, ada
baiknya Anda tak terburu-buru, karena "naik kelas" ke akun live sebelum mencetak keuntungan
stabil di akun demo hanya akan membawa bencana bagi Anda nantinya.

4. Memahami Strategi Trading

Selain memilih strategi yang sesuai dengan karakter, Anda juga perlu memahami benar strategi
trading yang Anda gunakan. Bukan hanya dari cara kerjanya, tapi juga seperti apa hasil trading yang
akan didatangkan. Dari segi hasil trading, ada dua macam strategi yang bisa dikenali. Strategi
pertama berhasil membuat banyak posisi Anda berakhir profit, namun jumlah keuntungan per
posisinya rendah. Dengan strategi semacam ini, jumlah untung dan rugi Anda di setiap trading
kurang lebih sama besar. Namun karena kebanyakan posisi Anda profit, maka angka harapan profit
Anda secara keseluruhan masih positif. Sebaliknya, strategi kedua membuat sebagian besar posisi
Anda tak ditutup dengan profit. Tapi dalam sekali profit, keuntungan yang Anda peroleh bisa sangat
besar jumlahnya. Dengan demikian, setiap kali profit besar keuntungannya akan mampu menutupi
kerugian dari posisi loss. Tipe kedua ini biasanya dihuni oleh strategi-strategi macam metode
breakout dan trend following. Mengenali sisi ini akan mempermudah Anda mengukur keberhasilan
trading. Katakanlah Anda mengambil strategi breakout. Setelah sekian lama trading ternyata besar
profit Anda tak terlalu besar, dan malah gagal menutupi kekurangan dari loss Anda. Hasil yang
seperti ini jelas mengindikasikan ketidakberhasilan penerapan strategi tersebut. Kalau sudah begini,
maka tak ada cara lain kecuali kembali ke langkah pertama.

5. Mengembangkan Trading

Bila Anda mampu melewati tahap keempat, maka yang tersisa selanjutnya adalah pengembangan.
Meski sudah di tahap terakhir, bukan berarti Anda bisa bersantai-santai begitu saja. Kenyataannya,
justru di tahap inilah Anda perlu lebih berusaha, karena mengembangkan trading adalah proses
yang terus berlangsung sepanjang waktu. Belajar Dari Kathy Lien "Setiap minggu, saya dan partner
trading saya mengadakan sesi refleksi diri, dimana kami berdiskusi tentang trading seperti apa saja
yang telah kami lakukan. Kami juga membahas kesalahan-kesalahan yang kami buat, apakah ada
pola kekalahan yang bisa dilacak, atau adakah sesuatu yang bisa diperbaiki", demikian ungkap Kathy
Lien. Kathy Lien dan partner tradingnya Trader wanita yang pernah bekerja di JP Morgan itu
membagikan pengalamannya ketika berdialog dengan salah seorang trader di suatu event. "Dia
mengatakan bahwa strategi trading miliknya sangat profitable, namun ada satu masalah yang
mengganjal; strateginya selalu gagal tiap ada rilis berita. Percaya atau tidak, dia meminta saran
kepada saya. Jawaban saya sederhana saja, bila Anda bisa profit di pasar normal namun gagal saat
ada rilis berita, maka hindari trading di waktu-waktu itu. Saya yakin sekarang trader itu telah
memahaminya. Walaupun simpel, tapi hal semacam itu kadang perlu disampaikan dengan benar-
benar jelas dulu untuk bisa dipahami", begitulah katanya. (Artikel ini ditulis oleh Galuh untuk
seputarforex.com) Kathy Lien kembali memberi contoh dengan mengungkapkan 'curhatan' trader
lain: "Ada trader yang bercerita bahwa ia belum bisa berhasil menggunakan strategi breakout.
Setelah saya tanya-tanya, barulah ketahuan duduk perkaranya. Selama ini ia mencari breakout di
akhir sesi Amerika dan awal sesi Asia, dua sesi pasar yang paling jarang ada momen breakout-nya.
Saya kemudian menyarankannya untuk menyesuaikan jam trading di awal sesi Eropa, dan hanya
dengan melakukan hal itu, tingkat profitabilitasnya meningkat secara signifkan. Penyesuaian-
penyesuaian kecil seperti inilah yang justru mampu membuat perbedaan besar".

Kesimpulan

Trading yang sukses selalu dimulai dengan perencanaan. Menyusun rencana trading pun tak bisa
sembarangan. Anda perlu mengenali karakter Anda sebagai trader, baru mencari strategi yang tepat
dengan kepribadian Anda. Sesudah itu, masih ada langkah-langkah mengatur manajemen resiko,
menguji dan memahami strategi, juga senantiasa mengembangkan trading Anda. Meski terkesan
panjang dan melelahkan, namun kelima tahap di atas bisa menjadi penentu kesuksesan yang
membantu Anda mengatasi berbagai rintangan trading. Seperti apa rupa kendala trading yang dapat
menjadi penghalang menuju jalan kesuksesan? Nah, Toni Turner akan membahas tuntas 4 rintangan
trading itu di sini.
Profil Trader Sukses Indonesia: Desmond Wira - Serius Tapi Santai

SAM 16 Sep 2016 232

Desmond Wira adalah salah seorang figur trader Indonesia yang juga dikenal produktif menulis buku
mengenai trading saham dan investasi. Juruscuan merupakan situs interaktif asuhan pria yang
berdomisili di Bogor tersebut sebagai wadah bagi para trader Indonesia untuk berbagi pengalaman
dan belajar bagi trader pemula.

desmond_wira

Meski cenderung bertrading saham, namun Desmond Wira juga bertrading forex dan memiliki
pandangan yang menarik tentang trading forex dan saham. Apa saja? Simak hasil wawancara kami
dengan sosok trader sukses Indonesia berikut ini.

Berawal Dari Pojok Saham UI

Ketertarikan Desmond Wira kepada dunia trading berawal pada tahun 1997, dimana saat itu dirinya
sedang menempuh pendidikan untuk jenjang Magister di bidang Marketing Universitas Indonesia.
Kala itu, banyak mahasiswa yang berkerumun di depan sebuah komputer dan berseru-seru ramai.

Awalnya, Desmond Wira mengira mereka sedang menonton pertandingan bola, tapi ternyata
mereka sedang bertrading saham. Dari situlah akhirnya ia pun tertarik untuk mencoba bertrading
dan menjadi anggota Pojok Saham UI.

Dunia trading saham sebetulnya melenceng dari latar belakang pendidikan Desmond Wira. Gelar
sarjana diraih dari bidang Arsitektur sedangkan S2 bidang marketing. Aktivitas tradingnya pun
sempat terhenti setelah lulus S2 pada tahun 2000 karena ia harus bekerja di sebuah perusahaan.
Meski demikian, Desmond Wira mengaku tak pernah berhenti belajar trading dengan cara membaca
berbagai buku.

Sampai pada tahun 2007, akhirnya Desmond Wira memutuskan untuk kembali bertrading, dan kali
ini, secara lebih total dan bahkan berani menjadi full time trader dan penulis hingga sekarang.
Mengapa Lebih Suka Trading Saham Daripada Trading Forex?

Desmond Wira mengakui bahwa dirinya memang lebih menekuni trading saham dibanding trading
forex meskipun sebenarnya ia melakoni trading di kedua sektor tersebut. Mengapa?

Pertama, karena dunia saham lebih "nyantai" yang maksudnya adalah jam kerjanya lebih teratur.

Jam buka pasar saham Indonesia yang sama dengan jam kerja dan hari kerja perkantoran pada
umumnya, membuat penulis buku Jurus Cuan Online Forex Trading ini bisa mengatur jadwal
kerjanya secara lebih efektif dan efisien.

Desmod Wira juga tipe trader yang kurang suka begadang,"Kalau sudah malam capek, ya. Kita butuh
istirahat. Saya juga nggak suka mantengin monitor siang-malam, hehehe," katanya. Setelah pasar
saham tutup pukul jam 5 sore, ia melakukan evaluasi tradingnya hari itu kemudian membuat analisis
untuk trading esok hari.

Kedua, karena risiko dalam trading saham lebih kecil daripada risiko di trading forex.

"Leverage di saham kan 1:1, jadi kalaupun rugi, masih bisa ter-cover. Lah kalau forex kan 1:100, bisa
cepet mati akunnya kalau belum mahir," katanya.

Lalu bagaimana Desmond Wira membagi waktu antara trading saham dengan trading forexnya?

Dilihat saja mana yang sedang sepi. Kalau market saham sedang bearish, katanya, ia akan pindah ke
trading forex. Begitu pula sebaliknya. Lagipula, Desmond Wira lebih suka bertrading di sesi Eropa,
karena trading pada sesi Asia--yang pagi hari--cenderung flat dan kurang banyak pergerakan. Oleh
karena itu, waktu pagi sampai sore ia gunakan untuk bertrading saham, dan sisanya baru bertrading
forex.

Di Indonesia, Trading Forex Lebih Diminati Daripada Saham

Dibandingkan trading saham, penulis yang sudah memproduksi 8 judul buku ini mengatakan bahwa
trading forex lebih diminati di Indonesia. Mengapa? Mengingat sifat trader Indonesia yang
kebanyakan suka yang simpel-simpel dan instan.

jurus_cuan
Artinya, dunia trading forex--terutama zaman sekarang--sudah dibanjiri oleh broker-broker luar
negeri yang menawarkan persyaratan buka akun trading dengan sangat mudah. Sedangkan untuk
membuka akun saham, banyak sekali persyaratan-persyaratan dan dokumen pendaftaran yang
harus disediakan, meskipun sebenarnya trading saham lebih rendah risikonya daripada trading
forex.

Oleh sebab itulah, trader forex di Indonesia sekarang lebih banyak daripada trader saham.
Kemudahan yang diberikan oleh broker-broker forex (utamanya broker forex luar negeri) saat ini
membuat forex lebih mudah mendapat pasar di Indonesia. Meski begitu, Desmond Wira tetap
memperingatkan, ada risiko yang sebanding dengan kemudahan yang didapatkan dalam bertrading
forex. "Syaratnya gampang, loss-nya juga gampang, lho. Money management-nya harus dikuasai
betul," ujarnya.

Jatuh Bangun Desmond Wira Di Dunia Trading

Kebanyakan orang hanya tergiur saat melihat seseorang sudah mencapai kesuksesan, padahal,
sebelumnya, orang-orang sukses hampir selalu berakit-rakit dahulu, berenang-renang ke tepian. Tak
terkecuali Desmond Wira. Menjadi seorang full time trader dengan profit konsisten seperti sekarang
tidak didapatnya langsung dari langit, ada duka dan suka yang menyertai perjalanan tersebut.

Di tahun 1997, saat mengawali karir tradingnya, sulit sekali baginya mendapatkan materi untuk
belajar trading. Buku tentang trading dari dalam negeri saja sulit didapat, apalagi dari luar negeri.
Ditambah lagi, waktu itu belum online, Google belum menggurita seperti sekarang ini.

Beruntung, di perpustakaan kampusnya saat itu buku-buku tentang trading ternyata sudah cukup
lengkap. Buku pertama yang ia baca adalah karya Martin Pring tentang Analisis Teknikal. Salinan
bukunya saat itu bahkan masih disimpan oleh Desmond Wira hingga saat ini. Ia harus belajar keras
dan mencatat referensi sana-sini demi mendapatkan pelajaran trading yang mumpuni.

Apalagi saat itu ia hanyalah seorang mahasiswa rantau dari Solo, Jawa Tengah. Uang sakunya pas-
pasan, untuk membuka rekening saham pertamanya saja ia harus menabung dan mengencangkan
ikat pinggang karena waktu itu, setoran awal minimal untuk bertrading saham adalah 25 juta rupiah.
Setelah susah payah seperti itupun uang yang berhasil ia kumpulkan cuma 4 juta.

Namun syukurlah ada seorang kawannya yang berbaik hati memberikan "tumpangan" untuk
bertrading menggunakan rekening sahamnya. Desmond Wira mengawali debut trading sahamnya
dengan segala kerepotan seorang trader yang nebeng rekening orang.
Belum lagi teknologi di zaman itu. "Boro-boro duduk tenang sambil mantengin platform online
seperti sekarang, dulu tidak ada online trading. Semua order dilakukan lewat telepon atau di galeri
dengan menuliskan order di kertas kecil lalu dimasukkan ke loket sales. Jadi kadang belum sempat
memasukkan order, harga sudah keburu melonjak," kisahnya.

Yang paling miris adalah di tahun 1998. Keadaan berbalik 180 derajat, dari bahagia karena bonanza
profit saham komoditas di tahun 1997, menjadi kerugian besar akibat krisis Asia setahun berikutnya.
Karena apa? Karena saat itu, Desmond Wira belum menerapkan cut loss dalam tradingnya.

Walau begitu, selalu ada suka dibalik duka. Meski masa-masa suram bisa sewaktu-waktu datang,
Desmond Wira akan selalu siap karena ia menjalani dunia trading ini dengan enjoy. Sudah menjadi
cita-citanya untuk tidak terus-terusan menjadi pegawai dan bekerja sendiri. Waktu yang fleksibel
membuatnya menjadikan trading sebagai hobi sekaligus pekerjaan. Sehingga, ia tidak merasa
terbebani dengan konsekuensi pekerjaannya tersebut.

Desmond Wira memutuskan untuk trading for living setelah hasil dari trading sahamnya sudah
konsisten setelah ia bertrading secara rutin. Jadi, sejak tahun 1997 hingga sekarang, perlu waktu
hampir dua dekade bagi seorang Desmond Wira untuk memantapkan diri menjadikan trading
sebagai mata pencaharian utama setelah mengundurkan diri dari perusahaan sebelumnya.

Ketika ditanya, adakah pekerjaan sampingan selain menjadi trader, Desmond Wira mengaku hanya
menulis buku dan mengisi seminar-seminar saja. Jika bosan trading, ia beralih pada membaca,
menulis buku, atau menonton film-film yang disukainya.

Strategi Trading Yang "Jadul"

Desmond Wira tak memasang strategi yang muluk-muluk untuk tradingnya. Malah menurutnya,
strategi tradingnya cenderung jadul (jaman dulu .red). Untuk indikator, ia menggunakan MA,
membaca pola candle dan volume trading saja. Ada tiga hal yang ia tegaskan dalam bertrading:

Manajemen Risiko

Manajemen Uang (Money Management)

Segi Psikologi trader.


Pemateri Seminar Tapi Jarang Ikut Seminar

Secara khusus, Desmond Wira mengaku tidak mengidolakan seorang trader tertentu. Hanya saja,
terkadang ia sering menggunakan konsep trading dari Alexander Elder. Sedangkan saat ditanya,
apakah bergabung dalam sebuah komunitas trading, Desmond Wira menjawab tidak. Ia merupakan
pribadi yang lebih enjoy melakukan pekerjaannya secara individual, belajar sendiri dan mencoba
sendiri. Berkumpul dengan banyak orang menurutnya hanya akan membuat "overload" informasi
dan "noisy".

Apabila menemui pertanyaan atau kendala, Desmond Wira lebih suka mencari jawabannya melalui
buku referensi trading dalam atau luar negeri. Begitupula dalam hal seminar trading, pria kelahiran
Solo, Jawa Tengah ini hampir tak pernah mengikuti seminar trading. Lucunya, setelah sudah pro
seperti sekarang, dirinya malah sering diundang untuk menjadi pembicara dalam seminar.

Meski tak terlibat dalam komunitas trading, Desmond Wira tak lantas "pelit" ilmu atau menyendiri.
Tengok saja akun-akun sosial medianya seperti Facebook dan Twitter, ia tampak sangat aktif
menanggapi berbagai pertanyaan dan komentar pembaca, bahkan dengan sabar menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang dianggap sepele. Kesediaannya untuk menjadi pembicara dalam
seminar pun membuktikan keinginannya untuk berbagi ilmu.

Ia juga tak lantas berpuas diri dalam menimba ilmu trading. "Dunia trading itu sangat luas," katanya.
Untuk pencapaian ke depan, Desmond Wira bercita-cita menelurkan lebih banyak buku-buku baru.

Nyantai Aja! Trader Sukses Harus Pandai Bersyukur

Menurut Desmond Wira, seorang trader dapat dikatakan sukses jika ia sudah berhasil "beating the
market". Hasilnya bisa di atas target, khususnya dalam trading saham bila dibandingkan dengan
IHSG. Dalam bertrading saham, Desmond Wira pantang bertrading saham gorengan dan lebih
memilih saham-saham blue chip.

Selain itu seorang trader sukses adalah orang yang pintar bersyukur dan tidak terlalu ambisius.
"Nyantai aja lah, tidak usah terlalu banyak cita-cita, terlalu banyak target. Kalau terlalu banyak target
biasanya jadi nggak mau cut loss. Kalau sudah begitu dia bakal maksa. Nah, orang yang tradingnya
maksa seringkali berujung pada kegagalan. Disyukuri saja profit yang sudah didapat hari itu. Jangan
kemaruk," nasihat Desmond Wira.
Asah Kapak Tajam-Tajam Sebelum Menebang

Untuk trader pemula, Desmond Wira berpesan agar terlebih dahulu memiliki pengetahuan yang
benar dari sumber yang benar sebelum bertrading. Meski sepele, hal itu penting daripada akun
hancur karena ilmu yang terombang-ambing. Analoginya seperti "menajamkan kapak sebelum
menebang", tak masalah membutuhkan waktu yang agak lama untuk mengasah, tetapi langsung
efektif saat digunakan untuk eksekusi.

Kedua, awali trading dengan instrumen yang sesuai. Ibarat pertandingan tinju, kelas bulu jangan
dulu bertanding lawan kelas berat. Jika Anda masih pemula, pilihlah instrumen trading yang umum-
umum saja dulu, jangan merambah-merambah ke komoditas dulu jika belum punya ilmunya. "Untuk
pemula disarankan lebih baik trading saham dahulu, kalau sudah profit konsisten baru mencoba
forex, emas, atau lainnya. Kalau dari awal sudah nekat trading forex, emas, apalagi indeks tanpa
bekal ilmu yang cukup, boleh jadi sebentar saja uangnya langsung amblas," kata Desmond Wira.

Ketiga, mulailah dengan dana yang kecil, tujuannya agar bisa belajar sampai profit hingga konsisten.
Tentu saja diiringi dengan kedisiplinan.

Terakhir, berpikir realistis. Jika baru memulai trading sebaiknya jangan terlalu muluk-muluk.
Bertradinglah sewajarnya dan jangan pasang tareget terlalu tinggi demi kestabilan psikologi dalam
bertrading.
Trading Tanpa Loss Ala Marcelino Livian

SAM 2 Apr 2013 99

Tidak banyak orang yang bisa mengumbar bahwa mereka mampu trading tanpa loss. Hal itu
terdengar lebih seperti mimpi di siang bolong daripada suatu strategi trading. Namun demikian,
salah satu master trader kelas dunia, yakni Marcelino Livian, mampu meraup keuntungan lebih dari
80% dalam masa empat tahun trading.

Trading Tanpa Loss Ala Marcelino

Marcelino Livian mengawali karirnya mulai tahun 90-an, satu dekade sebelum trading online marak.
Kabarnya, ia begitu fokus dengan kegiatan trading-nya sehingga bahkan saat makan, topik trading
menjadi bahan pembicaraan bersama keluarganya. Untuk hadiah ulang tahun anaknya pun, ia
memberikan saham Microsoft. Kepada anak-anaknya, ia mengajarkan untuk "membiarkan uang
bekerja kepada kita". Hal itu, menurutnya, akan lebih baik ketimbang membiarkan uang tersimpan
di bank saja.

Dari sosok Marcelino Livian, kita mampu mempelajari beberapa hal yang akan dibutuhkan untuk
menjadi seorang trader forex sukses. Diantaranya:

Miliki Modal Cukup

Selain pebisnis, Livian juga seorang entrepreneur. Ia memperlakukan trading sebagai bisnis, dan
tidak ingin bisnisnya itu gulung tikar. Karenanya, ia menyiapkan modal yang cukup guna bertrading.
Jadi, memiliki modal yang cukup adalah syarat utama untuk bertrading ala Marcelino Livian.

Kebanyakan trader biasanya memilih untuk membiarkan saja floating loss, tetapi terburu-buru
menutup posisi ketika dalam kondisi floating profit. Akibatnya, saat terjadi loss, akun trading kerap
kali hangus. Sebaliknya, Livian mampu menahan gejolak market selama satu tahun dengan bekal
modal yang kuat. Dengan cara itu, ia bisa selalu menutup posisi dalam kondisi profit.

Beli Di Harga Rendah, Jual Di Harga Tinggi


Dari uraian sebelumnya dapat dilihat bahwa Livian termasuk trader jangka panjang (long-term
trader). Akan tetapi, kunci terpenting strateginya adalah pada kemampuannya untuk menemukan
histori level-level terendah dan tertinggi pada timeframe besar (D1 atau W1), serta membuka posisi
secara bertahap hingga ia merasa sudah cukup (strategi averaging). Livian melangkah dengan hati-
hati terkait dengan hal itu, tetapi bisa berubah agresif jika menemukan momen bagus untuk masuk
ke market.

Jangan Rakus, Pasang Target Profit

Sifat rakus, atau serakah, merupakan salah satu sifat dasar manusia yang susah dikendalikan. Akan
tetapi, jika kita memposisikan trading sebagai sebuah bisnis yang menjadi sumber mata
pencaharian, maka pastinya kita akan bekerja lebih keras untuk menghindari kebangkrutan.

Tentang ini, Livian mengungkapkan bahwa ia selalu mengincar target profit 20% dari modal, dengan
risiko yang paling minim. Katanya, "Saya tidak berjudi, saya juga tidak sedang main lotre. Saya
datang ke Forex untuk berbisnis dan mencari uang." Angka 20% itu mungkin kedengarannya rendah.
Tetapi kalau kita tengok lagi pelajaran pertamanya, maka tentu kita bisa membayangkan kalau
keuntungan yang didapatnya tidaklah sedikit.

Kesimpulan

Dari Marcelino Livian bisa kita simpulkan bahwa "trading seharusnya dilihat sebagai suatu bisnis
dimana uang 'bekerja' untuk kita, daripada membiarkannya duduk tersimpan di bank". Bank paling-
paling hanya mampu memberikan bunga 5-10% saja, tetapi investasi akan menghasilkan
keuntungan lebih besar.

Selain itu, penting untuk dicatat bahwa kekuatan modal itu penting dalam berinvestasi. Banyak
bisnis, baik forex maupun bisnis lain, gagal karena kekurangan modal untuk menangani kesalahan-
kesalahan yang dialami saat bisnis baru dimulai. Modal yang cukup akan memberi kita waktu untuk
menghimpun pengalaman trading diluar akun demo dan membuat kesalahan-kesalahan saat masih
belajar.

Singkirkan juga asumsi bahwa apabila bertrading maka suatu saat pasti akan loss. Realitanya, ada
yang jarang sekali mengalami loss. Selama kita selalu memegang 3 poin diatas, kita akan bisa
melakukan trading tanpa loss selama kita memiliki trik dalam hal Manajemen Modal Trading,
menjaga kesehatan, dan tidak melakukan kesalahan yang tak perlu dilakukan.

Marcelino Livian bukan satu-satunya trader yang mencatatkan record trading mengesankan. Salah
satu sosok profesional lainnya, Bill Lipschutz, dikenal memiliki track record trading yang juga sangat
impresif, hingga membuatnya dijuluki Sultan Forex. Seperti apa cerita keberhasilan trading dan tips
yang dibagikannya? Ikuti uraiannya dalam artikel: Kisah Sukses Sang Sultan Forex, Bill Lipschutz.

10 Aturan Trading Inspiratif Dari Kutipan George Soros Asaeri

Artikel Forex 11 Apr 2013 30004 Dibaca Normal 4 menit + - George Soros yang dikenal sebagai
trader forex paling sukses di dunia, memiliki beberapa pesan inspiratif bagi Anda trader pemula
maupun berpengalaman. iklan iklan Tanggal 16 September 1992 - yang kemudian dikenal sebagai
"Black Wednesday" - merupakan hari dimana pemerintah Inggris mengabaikan Tingkat Mekanisme
Bursa Eropa (ERM) dan Pound terdevaluasi hingga 20 persen. Namun di sisi lain, George Soros justru
menghasilkan lebih dari USD1.2 miliar dalam trading short sterling-nya sehingga ia dijuluki "The Man
Who Broke Bank of England" (Pria Penghancur Bank Sentral Inggris). Sebelum kontroversi seputar
keuntungan luar biasanya saat terjadi Black Wednesday, George Soros sudah menghimpun
kesuksesan yang tak bisa dianggap remeh. Perusahaan Hedge Fund milik Soros telah membukukan
return rata-rata sekitar 20 persen per tahun sejak tahun 1969. Ini adalah hasil yang luar biasa, dan
salah satu yang terbaik yang pernah dicapai. Bertahun-tahun ia secara pribadi menjalankannya dan
berhasil membukukan return yang menakjubkan. Nah, dalam artikel ini kita akan membahas apa
saja aturan trading yang mendukung kesuksesan sang tokoh. Dari kutipan-kutipan yang telah
dikumpulkan di bawah ini, kita bisa belajar mendulang keberhasilan dari prinsip-prinsip George
Soros. Mulai dari pelajaran tentang manajemen risiko hingga psikologi trading, inilah 10 kutipan
bijak George Soros tentang trading yang mungkin bisa menginspirasi kita untuk mengikuti jejak
suksesnya:

Aturan George Soros Tentang Manajemen Risiko

1. "Saya hanya kaya karena saya tahu ketika saya salah. Pada dasarnya, saya bisa bertahan dalam
forex dengan mengenali kesalahan saya."

2. "Pendekatan saya dapat berhasil bukan dengan membuat prediksi yang valid, tetapi dengan
bersedia untuk memperbaiki yang salah."
3. "Semakin buruk sebuah situasi terjadi, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk
memperbaikinya, dan semakin besar potensi untuk membuatnya menjadi sangat baik"

Tips George Soros Tentang Psikologi Trading

Menyambung 3 kutipan di atas, berikut ini 3 statement lain George Soros, kali ini berkaitan dengan
psikologi trading:

4. "Yang penting adalah bukan apakah Anda benar atau salah, tapi berapa banyak uang yang Anda
buat ketika Anda benar dan berapa banyak Anda loss ketika Anda salah."

5. "Pasar selalu berada di sisi keserakahan (greed) atau ketakutan (fear). Dari dua hal itu
keserakahan masih lebih baik daripada ketakutan, selama keserakahan itu tidak di luar kendali."

6. "Kita menyadari bahwa tak sempurna merupakan kondisi manusia. Maka kita tidak perlu malu jika
kita salah, malulah jika kita gagal untuk memperbaiki kesalahan kita."

Pendapat George Soros Tentang Investasi, Trend, Dan Pasar

Melanjutkan 6 kutipan yang telah dibagikan di atas, 4 pendapat George Soros di bawah ini lebih
menyoroti dunia investasi, cara membaca trend, dan pasar finansial secara keseluruhan.

7. "Jika investasi terasa menghibur dan Anda bersenang-senang karenanya, Anda mungkin tidak
akan menghasilkan uang. Investasi yang baik adalah yang membosankan."

8. "Pasar terus-menerus dalam keadaan ketidakpastian dan fluktuatif. Dan uang dihasilkan dengan
memperhitungkan yang terlihat dan bertaruh pada yang tak terduga."

9. "Kita mencoba untuk menangkap trend baru lebih awal dan pada tahap berikutnya kita mencoba
untuk menangkap pembalikan trend. Oleh karena itu, kita cenderung untuk menstabilkan daripada
mengacaukan market. Kita tidak melakukan hal ini sebagai layanan publik. Ini adalah gaya kita dalam
menghasilkan uang. "

10. "Pasar finansial pada umumnya tidak bisa ditebak. Sehingga orang harus memiliki skenario yang
berbeda-beda. Gagasan bahwa Anda benar-benar bisa memprediksi apa yang akan terjadi,
bertentangan dengan cara saya melihat market. " Jika ingin lebih mudah mengingat kutipan-
kutipan George Soros sebagai sumber inspirasi Anda, silahkan simpan infonya dalam bentuk
infografi menarik berikut:

Di samping menelurkan kesepuluh inspirasi di atas, George Soros juga dikenal sukses karena teori
refleksifnya. Benarkah ini menjadi ide dibalik keberhasilannya? Seperti apa inti dari teori tersebut
yang bisa dijadikan teladan untuk memupuk kesuksesan? Ikuti penjelasan lebih lengkap mengenai
hal tersebut di artikel: Biografi George Soros Dan Teori Refleksifnya. Anda juga dapat mengikuti
forum pertanyaan mengenai teori spekulasi ini pada halaman tanya jawab berikut.
Trader Sukses Indonesia, Hary Suwanda: Forex Bukan Untuk Pemula

SAM 11 Aug 2017 108

Hary Suwanda mulai dikenal publik sejak ia menjadi pembicara dalam seminar-seminar trading di
berbagai wilayah di Indonesia, serta menulis dua judul buku tentang pasar modal. Menurut para
peserta yang pernah menghadiri seminarnya, Hary Suwanda merupakan salah seorang trader sukses
Indonesia. Berangkat dari US Options, kini CEO Lumen Capital Resource tersebut lebih menggeluti
trading saham.

hary-suwanda

Profil Hary Suwanda: Mengenal Trading Setelah Di-PHK

Sudah tak sesering dulu dalam menjadi pembicara seminar trader sukses Indonesia di berbagai kota,
Hary Suwanda kini dapat lebih fokus menjalankan trading-nya dari rumah. Fokus trading Hary adalah
trading saham, meski terkadang ia masih bertrading US options dan forex.

Apakah Hary sudah memilih trading sebagai profesinya sejak muda? Ternyata tidak. Sebelum
menjadi salah seorang trader sukses Indonesia, alumni ITS Surabaya angkatan 1989 dan IEU
Surabaya angkatan 1994 ini justru mengenal trading setelah dirinya terkena PHK dari sebuah
perusahaan pada masa krisis moneter tahun 1998. Dengan jabatan terakhir sebagai Asisten GM,
Hary yang terpaksa kehilangan pekerjaan saat tengah mempersiapkan pernikahannya itu, akhirnya
harus berjuang keras.

Berbagai macam pekerjaan pernah ia lakoni seperti bekerja di Oil&Gas di proyek Caltex Riau, Land
Clearing di Hutan Kiliranjao di perbatasan Sumbar dan Riau, hingga menggeluti bisnis Multi Level
Marketing alias MLM. Tak sepraktis bisnis MLM sekarang yang sudah memanfaatkan ponsel pintar,
kala itu Hary masih harus memprospek orang dari rumah ke rumah, yang tak jarang berakhir dengan
usiran dan penolakan. Meski demikian, pria asal Singaraja, Bali, yang kini berdomisili di Surabaya ini,
mengaku tak menyesal. Dari MLM, dia mendapatkan kemampuan berbicara di hadapan publik.

hary-suwanda-dan-keluarga

Hary Suwanda dan Keluarga


Ia berhenti dari bisnis MLM karena terkena "racun" Pasar Modal di tahun 2004. Mengawali karirnya
sebagai trader sukses Indonesia, ia mempelajari trading Pasar Modal secara otodidak dari buku-
buku di perpustakaan UBAYA. Tak hanya membacanya, Hary juga berusaha memahami isi buku-
buku pasar modal tersebut secara mendetail dan mengikuti workshop-workshop trading. Sampai
akhirnya, ia berhasil menjadikan trading for living seperti sekarang. Pengalaman pahit di-PHK dari
perusahaan pun telah bisa dipandangnya sebagai berkah.

Trading Itu Menarik Karena Independen

Mengapa tertarik pada trading? Hal itu karena sifat trading yang tidak tergantung pada orang lain.
Trading hanyalah urusan antara trader dengan layar monitor saja, kata Hary. Selain itu, instrumen
trading yang menjadi konsentrasi Hary adalah saham. Options lebih ia fungsikan sebagai proteksi,
dan trading forex hanya untuk selingan saja. Dalam hal ini, Hary menekankan bahwa options yang ia
maksud bukanlah binary options, melainkan US Options.

Options Bukan Binary Options

Apa itu US Options?

"US Options adalah Options yang diperdagangkan secara resmi di bursa-bursa Options Amerika, spt
CBOE, CME, CBOT, NYMEX, dll. Sementara Binary Options hanyalah produk bikinan perusahan-
perusahaan broker forex, yang tidak ada bursa resmi dan tidak ada lembaga otoritas atau badan
pengawas yang kredibel. Karena itu saya selalu wanti-wanti ke pemula, selain hindari forex, lebih
penting lagi hindari binary options. Binary options itu bukan options." tulis Hary Suwanda.

Dari ketiga instrumen tersebut, Hary Suwanda pun mengakui bahwa saham adalah yang paling
nyaman ditradingkan dan lebih profitable daripada options dan forex.

"Saya pertama kali mengenal dunia trading investasi Saham di tahun 2004. Saya memulai profesi
sebagai Trader melalui bursa Amerika, saya pakai broker OptionsXpress, juga Refco Singapura, yang
kemudian berganti menjadi Man Financial, dan terakhir saya menggunakan Interactive Brokers
(salah satu dari 10 broker top AS yang digunakan trader harian) hingga sekarang. Saya baru mulai
aktif trading saham di Bursa Efek Indonesia sejak akhir 2006. Sungguh timing yang sangat buruk
untuk mulai masuk BEI, sempat mengalami keuntungan di tahun 2007, namun keuntungan tersebut
lenyap di tahun 2008. Baru masuk BEI lagi sekitar pertengahan 2010..." papar Hary Suwanda di
laman Facebook-nya.

Pengguna Strategi Quantitative Trading

Dalam bertrading saham, Hary memilih menggunakan metode Quantitative Trading. Quantitative
Trading ini merupakan pengembangan dari analisa teknikal, yang berusaha menambal kelemahan
analisa teknikal. Jadi dapat dikatakan, analisa kuantitatif adalah analisa teknikal yang lebih modern.
Sedangkan untuk bertrading forex, Hary menggunakan strategi momentum untuk swing trading.

Quantitative Trading yang digunakan oleh Hary Suwanda terinspirasi dari idolanya yang ahli
Matematika sekaligus investor asal Amerika, James Harris Simons, atau yang lebih dikenal sebagai
Jim Simons. The Quant adalah julukan Jim Simons berkat kejeniusannya dalam bidang Matematika
Kuantum.

Keahliannya itu membuat ia dan tim-nya --yang seluruhnya merupakan ahli matematika, tanpa ahli
ekonomi sama sekali-- sukses mendobrak Wall Street dan memperoleh keuntungan besar. Meski
demikian, cara trading Hary tidak sama dengan Simons, karena strategi trading Simons lebih
tertutup.

Cut Loss, Tantangan Terberat Dalam Trading

Cut Loss, merupakan tantangan yang diakui Hary sebagai momen terberat dalam trading. Cut loss
adalah menjual saham pada harga yang lebih rendah daripada harga belinya. Intinya, Cut Loss
adalah tindakan untuk mencegah agar trader yang sudah rugi, agar tidak mengalami kerugian yang
lebih banyak lagi.

wawancara-dengan-el-shintaHary Suwanda Dalam Sebuah Wawancara Di El-Shinta


Walaupun akan selalu ada risiko dalam trading, yang salah satunya adalah cut loss tersebut, Hary
mengatakan bahwa kunci dari semuanya adalah kelihaian dalam manajemen risiko. Kebanyakan
trader mengalami kerugian besar adalah karena ketidakmampuan mereka dalam menangani risiko.
Oleh karena itu, teknik atau strategi sebaik apapun, jika tidak dibarengi dengan manajemen risiko
yang baik, maka hasilnya juga tidak akan baik.

Mulailah Dari Yang Aman

Anda trader pemula dengan modal minim yang ingin berinvestasi ke pasar derivatif? Hary Suwanda
menyarankan jangan. Pemula sebaiknya tidak menyentuh ranah pasar derivatif, karena di sana ada
leverage.

Artinya, risiko yang akan ditanggung pun akan ter-leverage, dan itu tidak bagus bagi ketahanan
modal trading seorang pemula. Dan bahaya itu terkandung dalam pasar derivatif, termasuk forex.
Oleh karenanya, seseorang yang berminat terjun ke dunia trading, seharusnya memulai dari
instrumen yang aman dulu seperti saham. Jika sudah terbiasa dengan trading saham, barulah trader
boleh merambah ke instrumen lain yang lebih berisiko seperti forex dan options.

Lumen Capital Resource Masih Aktif

Banyak yang penasaran mengenai Lumen Capital Resource (LCR), perusahaan yang didirikan oleh
Hary Suwanda ini. Sebagian orang juga menanyakan, mengapa LCR yang di Jakarta sekarang sudah
tidak aktif lagi. Kami mengonfirmasikan hal ini langsung dengan CEO-nya, Hary Suwanda.

LCR adalah perusahaan yang bergerak di bidang edukasi investasi pasar modal. Hary menampik
bahwa Lumen Capital yang di Jakarta sudah tidak aktif. LCR masih aktif di Jakarta dan Surabaya.
Meski demikian, Hary Suwanda mengaku memang sudah pensiun dari kesibukan sebagai pembicara
seminar trading sejak tahun 2015, dan kini menetap di Surabaya.

Hindari Forex, Terlalu Berbahaya Untuk Pemula


Hary Suwanda bertrading di dua bursa, BEI pada pagi hari, dan bursa Amerika malam harinya.
Sebelum bertrading, ia akan selalu melakukan relaksasi sekitar 10-15 menit, baru kemudian
menyiapkan trading plan-nya untuk hari itu. Hary Suwanda kini telah menjadi salah satu trader
sukses indonesia. Cita-cita sebagai trader profesional dengan profit konsisten berhasil dicapainya.
Masa-masa mencicipi asam garam dunia trading sudah lewat bagi Hary.

rahasia-bebas-finansial

Di awal masa trading, Hary memasang target untuk mengumpulkan profit sampai 1 juta dolar.
Target itupun sudah ia lewati pada akhirnya. Dan kini, penulis buku "Rahasia Bebas Finansial dengan
Berinvestasi Pasar Modal" dan "Tetap Untung Ketika Saham Turun" tersebut tinggal melanjutkan
usaha tradingnya saja.

Ingin jadi trader sukses Indonesia seperti Hary Suwanda? Syaratnya jangan pernah tergesa-gesa
memburu profit. Banyak-banyak belajar saja di awal.

Hary Suwanda berpesan, untuk menjadi trader sukses Indonesia, pemula jangan terburu-buru untuk
masuk pasar derivatif, dan hindari forex. Mengapa? karena forex menurutnya, bukan untuk pemula.

Leverage forex sangat tinggi, sehingga kerugian yang mungkin didapat juga sangat besar. Ibaratnya
seperti belajar berkendara. Seseorang akan belajar mengemudikan mobil biasa terlebih dahulu, baru
mengemudikan F1. Tidak bisa dibalik. Begitu pula dalam trading, mulailah bertrading di instrumen
yang berleverage 1:1 yang pelan dahulu, seperti saham. Itupun, pilihlah saham yang bluechip dan
tetap memperhatikan likuiditasnya.
5 Rutinitas Sebelum Trading Untuk Tingkatkan Profit

Wahyudi 5 Jun 2020 82

Beda dengan investor, seorang trader dituntut berpikir taktis untuk mengambil aksi jangka pendek.
Trader sudah harus menyadari bahwa aktivitas trading bukanlah aktivitas yang memakan waktu
lama. Untuk melakukan eksekusi pasar hanya dibutuhkan satu atau dua menit atau bahkan paling
lama 5 menit saja, namun yang paling penting adalah persiapan sebelum melakukan eksekusi.

5 Rutinitas Sebelum Trading Untuk Tingkatkan Profit

Rahasianya, jangan pernah menggunakan emosi dalam setiap melakukan aktivitas trading karena
hasilnya akan membawa trader tersebut ke dalam posisi rugi alias loss. Untuk memudahkan Anda
dalam memahami dunia trading, berikut ini adalah 5 rutinitas penting yang bisa Anda lakukan untuk
meningkatkan profit trading dan menjauhkan diri dari loss.

Lakukan 5 Rutinitas Ini Untuk Aktivitas Trading Lebih Nyaman

Melakukan Analisa Jangka Panjang

Melakukan analisis berbagai faktor jangka panjang yang bisa mempengaruhi sebuah pasar seperti
trend pasar, resistansi pasar, bahkan performa mata uang tempat Anda melakukan transaksi adalah
hal yang harus selalu Anda lakukan sebelum melakukan eksekusi. Analisa ini yang panjang, aktivitas
tradingnya yang mesti cepat.

Mungkin terdengar aneh bagi Anda para pemula yang ingin menjadi daily trader. Mengapa harus
melakukan analisa jangka panjang ketika hanya trend hari itu saja yang Anda ikuti? Jangan salah,
analisa jangka panjang selalu bisa membawa banyak manfaat untuk Anda.

rutinitas sebelum trading

(Baca Juga:Perbedaan Day Trading Saham Dan Forex)


Sebagai daily trader, Anda wajib tahu kalau momen pasar juga bisa dilihat dari hari sebelumnya,
bahkan tahun sebelumnya. Semakin banyak data performa mata uang yang Anda miliki, maka akan
semakin mudah untuk memperkirakan bagaimana pasar tersebut akan bergerak.

Melakukan Analisa Jangka Pendek

Analisa jangka pendek atau analisa harian dapat Anda lakukan dengan memantau gosip yang
berkembang di pasaran. Hal ini akan memudahkan Anda untuk menentukan langkah eksekusi yang
akan diambil hari itu. Namun, jangan sampai gosip pasar ini terlalu Anda jadikan acuan.

Anda tetap harus melihat track record pasar, apakah mata uang yang sedang ditradingkan mudah
tergoyahkan oleh isu harian atau tidak. Apakah isu tersebut signifikan atau tidak. Di samping itu,
Anda juga harus mempertimbangkan isu politik dari negara pemilik mata uang tersebut.

trading jangka pendek

(Baca Juga: Strategi Trading Jangka Pendek)

Mengamati Fluktuasi Harga

Mengamati fluktuasi harga harus selalu Anda lakukan, padukan dengan beberapa teori prediksi yang
Anda pelajari. Apakah sifat dan fluktuasi harga pasar pada hari tersebut bisa membawa keuntungan
untuk Anda atau tidak. Dan bagaimana potensi loss yang mungkin terjadi pada hari itu.

Jadikan Rutinitas

Jadikanlah kebiasaan menganalisa ini sebagai rutinitas pagi Anda. Dengan banyak berlatih dan
mengamati pergerakan pasar, maka akan muncul feel atau insting tersendiri yang bisa memudahkan
Anda dalam memprediksi pergerakan atau pola pasar sebelum melakukan eksekusi.
Sebelum Eksekusi, Pertimbangkan Secara Matang

Pertimbangan ulang pada detik terakhir sebelum melakukan eksekusi merupakan hal yang penting.
Karena secara psikologis manusia merupakan makhluk yang memiliki persepsi bias. Ada banyak
faktor yang dapat menyebabkan analisa Anda salah kaprah.

Persepsi bias ini yang seringkali meracuni trader pemula sehingga banyak trader pemula yang gagal
dalam eksekusi. Lakukan analisa ulang agar langkah yang Anda lakukan benar-benar sudah
sempurna. Seperti disampaikan di awal, jangan melakukan trading menggunakan emosi. Jangan
terlalu percaya diri dan jangan pula terlalu pesimis.

Jagalah emosi agar tetap netral sehingga tidak mempengaruhi analisa jangka panjang atau analisa
harian yang Anda lakukan. Dengan melakukan pertimbangan ulang, Andatak juga bisa melakukan
analisa ulang namun juga bisa melakukan netralisasi emosi yang acap kali membuat banyak trader
pemula kalut dan terbawa suasana.

Strategi Trading Jangka Pendek

SAM 21 Nov 2011 96

Menjadi seorang trader artinya Anda telah memutuskan untuk memperoleh income tambahan dari
selisih mata uang yang sedang ditradingkan. Namun, sudahkah Anda memilih strategi trading
manakah yang paling ideal untuk "berburu"?

Dalam dunia trading forex, strategi trading bisa ditentukan berdasarkan banyak aspek, mulai dari
pemilihan time frame, jenis analisa yang digunakan, hingga cara membaca chart. Namun jika dilihat
secara umum, kebanyakan trader lebih menyukai strategi trading jangka pendek alias short-term.
Tipe trader yang demikian biasanya ingin memperoleh kepastian profit dan loss sesegera mungkin.
Dengan demikian, para short-term trader cenderung "rajin" untuk entry posisi dalam waktu sehari,
karena prinsip tradingnya ialah "sedikit asal sering".
Nah, jika Anda tertarik untuk mencoba strategi trading jangka pendek ini, maka strategi yang bisa
Anda gunakan adalah dengan memanfaatkan momentum jangka pendek. Ada tiga jenis indikator
teknikal yang perlu Anda gunakan untuk melancarkan strategi ini. Apa saja ya?

Indikator Pendukung Strategi Trading Jangka Pendek

Meski ada banyak jenis indikator teknikal, tetapi sebaiknya Anda memasang tiga indikator penting
ini untuk kesuksesan trading di time frame rendah:

1. Simple Moving Average (SMA)

Indikator SMA juga dikenal sebagai Moving Average yang umum digunakan saat ini. Indikator ini
menjadi salah satu tool andalan para newbie, karena penggunaannya yang sederhana tapi
multifungsi. Biasanya, SMA digunakan dengan setting periode 200-Day (SMA-200) yang sangat
bermanfaat sebagai acuan tren jangka panjang. Namun dalam strategi trading jangka pendek, SMA
yang disarankan adalah SMA-100 untuk memastikan akurasi open posisi sesuai arah trend.

Jenis Moving Average

(Baca Juga: Menggunakan Moving Average Sebagai Dasar Menentukan Open Position)

2. Exponential Moving Average (EMA)

Indikator EMA adalah varian kedua terpopuler setelah SMA. Umumnya, trader menggunakan
indikator ini untuk mengantisipasi volatilitas pada time frame rendah, terutama saat rilis berita
berdampak tinggi. Berbeda dengan indikator SMA, EMA menggunakan formulasi di mana harga
pada candlestick terakhir lebih berpengaruh. Dalam kaitannya untuk trading jangka pendek, periode
EMA yang digunakan adalah 20-Day (EMA-20). EMA-20 bermanfaat untuk mengetahui pergerakan
dari momentum chart yang baru terjadi.
3. Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Kemunculan sinyal trading yang ditunjuk oleh indikator tren seringkali menimbulkan keraguan bagi
trader. Untuk itu, dibutuhkan satu tool yang bisa mengkonfirmasi sinyal tersebut secara lebih
akurat, misalnya indikator MACD. Pada dasarnya, indikator MACD bisa Anda tambahkan dalam
setup trading jangka pendek sebagai penunjuk arah tren serta momentum pasar. Pun, MACD juga
digunakan untuk menyaring fake signal, sehingga risiko salah entry juga semakin kecil.

Jika ketiga jenis indikator di atas digabung, maka tampilannya akan tampak sebagaimana dalam
chart EUR/USD berikut ini:

Indikator Untuk Trading Jangka Pendek

Setup Entry Untuk Trading Jangka Pendek

Dalam menggunakan strategi trading jangka pendek, Anda bisa mengambil posisi entry (BUY/SELL)
dengan berpedoman pada setup berikut ini:

Atur time frame menggunakan M5 hingga M30.

Tambahkan indikator EMA-20, SMA-100, dan MACD dalam chart pair yang sedang Anda tradingkan.

Entry BUY bisa diambil apabila terjadi crossing antara EMA-20 terhadap SMA-100 dari bawah ke
atas, serta MACD berada di area positif.

Sebaliknya, apabila crossing antara EMA-20 dan SMA-100 terjadi dari atas ke bawah serta histogram
MACD berada di area negatif, maka Anda bisa entry SELL.

Tentukan level Stop Loss dan Take Profit sesuai dengan pengaturan manajemen risiko Anda.

Jika diaplikasikan dalam chart, maka skenario entry BUY/SELL bisa Anda lihat dalam chart AUD/USD
berikut ini:
Setup Entry Untuk Trading Jangka Pendek

Tertarik Dengan Strategi Trading Jangka Pendek? Perhatikan Poin Berikut!

Trading jangka pendek menawarkan kepastian profit dan loss dengan cepat. Kalau Anda lagi mujur,
bisa jadi 10 OP Anda hari ini semuanya profit, hati pun senang. Namun, apa jadinya bila dari 10
entry, 8 di antaranya loss?

Kondisi yang demikian bisa terjadi karena kurangnya manajemen emosi dalam diri trader. Saat ia
memperoleh profit beruntun, bukan tidak mungkin ia berencana entry lagi dengan lot yang lebih
besar. Sayangnya, ia mengesampingkan manajemen risiko, sehingga level-level batasan profit dan
loss tak diperhatikan. Untuk itu, ada beberapa tips yang bisa Anda perhatikan sebelum memulai
trading jangka pendek:

1. Tentukan level Stop Loss melalui perhitungan yang matang. Tujuannya adalah agar Anda bisa
memperkirakan besarnya batas toleransi risiko, sebelum memperhitungkan besarnya nominal profit.
Intinya, bukan profit yang paling diutamakan, tapi pengukuran risiko-lah yang perlu didahulukan.
Alih-alih memburu profit, sebaiknya amankan dana trading Anda dengan setup Stop Loss yang tepat.
Anda bisa menggunakan perhitungan Risk Reward Ratio untuk menentukan rasio profit dan loss-nya.

Menentukan Risk Reward Ratio

2. Bersabarlah dalam menunggu momentum di pasar. Tahukah Anda apa bedanya pemenang
dengan pecundang? Seorang pecundang biasanya akan exit dari pasar saat tabel profitnya bertanda
positif. Padahal, bisa jadi harga masih melanjutkan floating profitnya, sehingga ada kemungkinan
perolehan profit pun lebih besar.

Berbeda dengan seorang pemenang, ia biasanya akan sabar menunggu pergerakan harga sesuai
dengan rencana trading yang telah dibuat -meski saat itu harga sedang floating loss. Dengan
demikian, ia pun tahu letak kesalahannya di mana, sehingga bisa mengevaluasi rencana tradingnya
menjadi lebih baik. Jadi, di antara pecundang dan pemenang, yang manakah karakter Anda?
3. Perhitungkan Money Management dengan teliti dan hati-hati. Pergerakan harga di time frame
pendek bisa sangat cepat dan di luar kendali Anda. Adanya pelebaran spread juga menjadi "momok"
tersendiri bagi para trader jangka pendek. Untuk itu, Anda harus selalu mawas kalau-kalau spread
mendadak melebar saat kondisi pasar cenderung volatile. Kunci untuk mengatasinya: terapkan
setup Money Management yang baik.

Kisah Sukses Sang Sultan Forex, Bill Lipschutz

SAM 24 Oct 2013 59

Bill Lipschutz adalah seorang trader profesional di pasar forex yang terkemuka dan pernah
memperoleh penghargaan sebagai Trader Monthly Hall of Fame pada Oktober 2006. Ia juga menjadi
salah seorang pendiri dan direktur portfolio management di Hathersage Capital Management.
Sebagai trader yang telah dianggap sukses, Lipschutz termasuk salah seorang yang diwawancarai
Jack Schwager dalam buku best seller-nya, "The New Market Wizards: Conversations with America’s
Top Traders". Karena rating suksesnya yang terbilang tinggi, ia mendapat julukan ’’The Sultan of
Currencies’’, atau Sang Sultan Forex.

bill lipschutz

Belajar Trading Setelah Dapat Warisan

Bill Lipschutz lahir dan besar di Farmingdale, New York. Sempat memperoleh gelar Bachelor dalam
bidang arsitektur, ia kemudian melanjutkan studi di bidang manajemen bisnis hingga mendapat
gelar MBA dari Johnson School of Management, Cornell University pada tahun 1982. Lipschutz
terjun di pasar forex secara tidak sengaja. Ketika masih belajar di Cornell University, ia memperoleh
warisan dari neneknya berupa account trading 100 jenis saham dari berbagai broker yang masih
open atau belum dilikuidasi senilai USD12,000. Rupanya, si nenek juga seorang trader saham yang
aktif.

Lipschutz kemudian tahu si nenek tidak menerapkan manajemen resiko dengan benar, sehingga
account tersebut akan mengalami kerugian jika dilikuidasi. Ia segera mempelajari lebih dalam
tentang manajemen risiko dan membaca segala sesuatu tentang kondisi pasar saat itu. Namun
kemudian, ia justru lebih tertarik dengan pasar forex. Menjelang lulus dari Cornell University,
Lipschutz sudah bekerja di perusahaan investasi terkenal saat itu, Salomon Brothers, tepatnya di
bagian forex (FX Department).

Kendalikan Risiko Dan Perhatikan Fundamental

Bill Lipschutz berhasil mengembangkan warisan neneknya menjadi USD250,000, namun sayang dana
tersebut tidak bertahan lama alias nyaris ludes. Lipschutz tidak menyesali dana yang telah hilang,
tetapi sangat kecewa pada cara tradingnya yang salah dan kurang terarah. Metode trading yang ia
peroleh dari Salomon Brothers menjadi tumpul hanya karena sebuah kesalahan.

Bill Lipschutz segera menguji beberapa strategi trading dengan menekankan pada pengendalian
risiko, melalui pembagian portofolio pasangan mata uang yang sesuai. Selain itu, ia juga sangat
memperhatikan faktor risk/reward ratio setiap kali trade. Baru setelah perbaikan inilah, account
trading Bill Lipschutz kembali membaik dan terus berkembang dari waktu ke waktu.

Menurut Lipschutz, faktor fundamental adalah hal sangat penting yang perlu diketahui oleh trader
forex. ’’Amati bagaimana respon pasar terhadap perubahan data fundamental. Jangan sampai Anda,
trader forex, kehilangan kesempatan untuk masuk pasar. Kehilangan kesempatan adalah sebuah
kesalahan. Jika Anda terlambat, sama saja Anda telah salah masuk pasar,’’ kata Bill Lipschutz yang
pernah menjabat sebagai presiden dan CEO perusahaan investasi North Tower Group, bagian dari
Merrill Lynch Corporation itu.

Jangan Batasi Keuntungan


Bill Lipschutz yang senang menggunakan pending order (stop atau limit order), sedikit berbagi tips
untuk para trader forex: ’’Jika harga bergerak sesuai dengan posisi Anda, usahakan untuk
memperbesar ukuran lot trading, averaging, pyramiding, atau apapun namanya," ungkapnya.

Saat ditanya mengapa, sosok trader sukses ini justru bertanya balik: "Apakah Anda memang ingin
membatasi keuntungan Anda?"

Para trader dan investor yang telah sukses dalam karirnya, sebagian besar mendedikasikan
pengetahuan dan waktunya guna mengembangkan dunia trading dan investasi. Kita bisa mengambil
manfaat positif dari kisah perjalanan karir dan pandangan Bill Lipschutz tentang bangkit dari
kekalahan dan menyadari kesalahan.

Akhir Kata

Daripada cuma menyesali dana yang hilang, coba kenali darimana sumber kegagalan Anda berasal
dan perbaiki strategi yang perlu ditajamkan. Ada kalanya, solusi datang dari metode pengendalian
risiko dan penajaman analisa fundamental seperti yang telah dilakukan Bill Lipschutz dalam kisahnya
di sini. Juga, usahakan untuk tidak membatasi keuntungan saat harga bergerak sesuai posisi trading
Anda.

Anda mungkin juga menyukai