Baca!
Chart Pattern trading dalam pasar forex banyak sekali jenisnya, tidak jarang para trader kesulitan
untuk dapat memahami jenis-jenis pattern secara luas. Seperti yang kita ketahui, Chart Pattern
adalah bagian dari strategi forex trading dan semacam metode analisis teknis, yang
mengisyaratkan tren harga selanjutnya (naik atau turun) melalui bentuk perubahan harga.
Sehingga, hanya mampu mengaplikasikan sedikut jenis pattern saja ketika bertrading. Namun
kenyataan nya tidak semua bentuk pola itu rumit, ada beberapa jenis pattern sederhana yang bisa
Anda gunakan sebagai strategi/sinyal trading yang cukup akurat. Berikut artikel kali ini penulis
akan membahas tentang jenis-jenis chart pattern yang populer digunakan oleh para trader, simak
pemaparannya dibawah ini:
1. Reversal Chart Pattern
Jenis pattern ini biasa dikenal dengan “pola pembalikan arah”. Dimana, jika pattern tersebut
telah terbentuk pada market, maka dapat memberikan sinyal ada nya perubahan harga dari trend
sebelumnya. Reversal pattern ini mampu memberikan sinyal kapan waktu nya menjual di titik
area harga tertinggi, serta kapan waktu membeli di titik area harga terendah.
Berikut ini jenis pola yang tergolong dalam reversal pattern:
Double Top dan Double Down Bottom
Sinyal dari pattern double top adalah bearish reversal, dimana kemunculan dua top (puncak
ganda harga tertinggi) pola segitiga yang terbentuk dari sebuah trend berada dilevel yang sama,
pada keterangan gambar dibawah puncak tertinggi/top kedua gagal melewati top pertama, yakni
area resistance, yang menunjukkan melemah nya pihak buyer untuk terus menaikkan harga,
sehingga jika harga terus turun menembus base/breakout (ditarik garis dari harga terendah),
maka sinyal bearish reversal telah terkonfirmasi menjadi trend down.
Double bottom (dua lembah) merupakan kebalikan dari double top, yakni sinyal bullish reversal.
Dari segi pemahamannya juga mirip dengan double top. Lower low segitiga yang terbentuk
disebut bottom satu dan dua, kemudian higher yang terbentuk diantara bottom disebut dengan
neckline/base, bullish reversal akan terkonfirmasi dengan baik jika harga breakout berhasil
melewati neckline.
Triple Bottom
Pattern ini sebenarnya sama seperti double top dan double bottom, yang membedakan hanya
pada banyak nya pola segitiga yang terbentuk lebih dipercaya sebagai kekuatan konfirmasi
reversal yang lebih akurat.
Dari keterangan gambar diatas merupakan triple bottom, dimana harga berawal dari trend down
membentuk tiga titik lower pada tiap pola segitiga di level yang sama, dan dua puncak harga
tertinggi pada harga breakout juga berada di level yang sama, dari ketiga nya lower gagal
melewati area support, namun berhasil menembus harga breakout, sehingga sinyal bullish
reversal telah terkonfirmasi dengan baik dari trend down menjadi trend up.
Pada triple top berlaku pemahaman yang sama, hanya merupakan kebalikannya saja dari triple
bottom, yakni berperan sebagai sinyal bearish. Pola high price membentuk tiga top diatas, dan
low price membentuk dua bottom dibawah.
Flag pattern
Menyerupai “bendera”, formasi ini mirip seperti garis trenline yang ada pada instrumen chart.
Namun dalam tools line disebut sebagai channel trend, dimana berfungsi untuk mengetahui area
harga breakout jika menembus batas resistance ataupun area support.
a. Bullish Flag pattern
Tekhnik ini berperan secara bullish, lonjakan harga trend up diibaratkan seperti “tiang”, dan
harga konsolidasi yang terbentuk setelahnya membentuk “bendera”.
Berdasarkan keterangan gambar diatas, ketika harga sedang trend up, kemudian dilanjutkan
dengan membentuk harga tertinggi dan terendah melalui sebuah pola-pola kecil seperti segitiga,
harga terlihat mengalami penurunan, akan tetapi pembalikan arah trend turun tidak terjadi,
dikarenakan pada saat membentuk pola segitiga terakhir harga berhasil menembus area titik
tertinggi sebelumnya, lalu membuat beberapa candle retracement/breakout, dan selanjutnya
harga kembali melanjutkan trend up (bullish).
b. Bearish Flag pattern
Berlaku aturan sama untuk trend bearish flag, hanya sebagai kebalikan dari bullish flag, yakni,
lonjakan harga dari trend down diibaratkan sebagai “tiang” dan pembentukan harga koreksi
selanjutnya disebut sebagai “bendera”.
Sebagai pengaplikasiannya, Anda bisa mencoba membuka entry setelah harga breakout
terbentuk dengan sempurna. Buatlah area stop loss berada di lower high candle breakout untuk
bullish flag, dan buatlah stop loss di area lower high untuk bearish flag, agar meminimalisir
resiko kerugian.
Pennant Pattern
Pennant pattern jika digaris menggunakan trenline, bentuk nya hampir mirip dengan pola wedge.
Dimana titik higher pola segitiga yang terbentuk setelah trend up (pennant bullish) condong
miring ke bawah, dan lower nya pun condong miring keatas. Namun, jika dilihat secara detail
ada perbedaan dari keduanya, yakni pada garis derajat kemiringannya, dimana pennant pattern
memiliki garis kemiringan lebih simetris, sedangkan wedge pattern lebih condong ke salah satu
arah saja.
a. Bullish pennant
Tekhnik pola ini menggabungkan antara pattern flag dan triangle. Tiang yang terbentuk akibat
terjadi lonjakan harga trend up, lalu membentuk pola high low segitiga condong ke atas.
b. Bearish pennant
Untuk pennant bearish, belaku hal sama seperti pennant bullish, namun merupakan kebalikannya
saja. Dimana penggabungan pola flag dan triangle berawal dari trend down.
BACA JUGA : Cara Trading dengan Bullish Pennant Pattern dan Bearish Pennant Pattern
Terlengkap
Wedge Pattern
Pola ini mirip dengan pennant patern, secara struktur garis yang terbentuk juga hampir sama
dengan kondisi seperti pennat.
a. Bullish wedge
Tekhnik pola bullish wedge ditandai dengan kondisi market seller berupaya membawa harga
turun namun gagal menembus area support, sehingga pihak buyer membawa harga kembali
naik.
b. Bearish wedge
Tekhnik pola ini ditandai dengan kondisi dimana seller lebih mendominasi market pasar daripada
buyer, terlihat ketika harga melonjak dari arah trend down kemudian harga membentuk koreksi
dengan berupaya mengangkat harga naik, namun ternyata gagal menembus area resistance.
Rectangle Pattern
Pola ini jika digaris berbentuk seperti persegi panjang, terdiri dari dua kateggori, yakni bullish
rectangle dan bearish rectangle. Tetapi dalam pengaplikasiannya pola konsolidasi garis rectangle
tidak selalu berbentuk horizontal, bisa juga sedikit miring seperti membentuk sudut.
a. Bullish rectangle
Pola ini biasanya terbentuk diakhir uptrend, dimana ketika harga trending berakhir membentuk
pola sideway, maka ada kemungkinan arah akan beregrak bullish continuation, dengan catatan
jika breakout harga tertinggi setelah konsolidasi sudah terlewati.
b. Bearish rectangle
Pola ini terbentuk diakhir trend down, ketika harga trend berakhir kemudian setelah nya
membentuk pola sideway, maka ada kemungkinan arah harga meneruskan bearish, sama seperti
bullish, rectangle bearish dapat terkonfirmasi dengan baik jika breakout harga terendah setelah
konsolidasi berhasil dilewati.
3. Bilateral Chart Pattern
Sesuai dengan namanya pattern ini disebut bilateral karena pola yang terbentuk memberikan
sinyal yang tak menentu, bisa membentuk continuation ataupun reversal. Berikut pola yang
termasuk kedalam kategori bilateral yakni, :
Symertical Pattern
Symertical Pattern, mirip polanya seperti wedge dan penant pattern, Pola seperti ini cukup
membuat sulit dalam memprediksi harga, karena ketika muncul symetrical pattern/symetrical
triangle, pola garis high dan low nya harga sama-sama membentuk garis simetris, sehingga perlu
tindakan wait and see untuk menindaklanjuti harga apakah bergerak continuation atau reversal.
Ascending triangle
Pola ini dikategorikan sebagai sinyal bullish. Hal ini ditandai dengan titik harga terendah yang
semakin mengecil, sementara high nya tetap terlihat stabil. Artinya telah lemah kekuatan seller,
dimana pihak buyer masih terlihat lebih dominan, sehingga tanda harga breakout mendukung
dengan berhasil menembus higher pola flat harga sebelumnya dan trend berlanjut bullish.
Descending Triangle
pattern ini dikategorikan sebagai sinyal bearish. Kebalikan dari ascending triangle, dimana titik
highh terus mengalami penurunan, sesdangkan titik low nya mtampak terlihat stabil. Hal ini
menandakan melemahnya kekuatan buyer, dimana pihak seller lebih mendominasi pasar, lalu
harga breakout berhasil menembus lower flat pola harga sebelumnya, kemudian akhirnya trend
berlanjut bearish.
1. Dengan memahami pola, maka tidak harus membutuhkan indikator sebagai acuan trading
tetap. Karena sebuah pola jika benar-benar dipahami akan cukup akurat untuk dijadikan
sinyal trading.
2. Mudah ditemukan pada chart/grafik forex, bisa Anda lakukan dengan menggunakan
garis trendline, vertikal line, atau horizontal line jika ingin mengetahui jenis pola apa
yang terbentuk.
3. Simpel/praktis dalam menganalisa secara tekhnikal.
4. Dapat ditemukan dalam semua time frame.
5. Mudah memprediksi perubahan gerak harga pasar.
6. Dapat mengetahui tinggi rendah nya harga yang terbentuk dari referensi pola sebelum-
sebelumnya. Sehingga bisa menentukan kapan waktu nya entry, take profit ataupun
penempatan area stop loss nya.
7. Semakin efektif sinyal pola jika digabungkan dengan indikator tambahan.
1. Analisa akan invalid, jika Anda kurang memahami pattern secara benar.
2. Membingungkan bagi trader pemula, karena Chart Pattern memiliki banyak jenis yang
perlu diketahui, dan hampir beberapa diantaranya memiliki pola yang mirip.
3. Perlu faktor pendukung untuk menyamakan pola yang terbentuk, seperti penggunaan
indikator.
Kesimpulan
Demikianlah artikel mengenai Chart Pattern trading yang populer dan sering digunakan oleh para
trader. Sebagai kesimpulan akhir, jadilah seorang trader yang berkualitas, tidak hanya
memprediksi harga hanya dari satu sudut pandang saja, akan tetapi belajarlah dengan benar-
benar memahami pergerakan harga tersebut melalui faktor-faktor pendukungnya. Dengan
demikian Anda bisa mendapatkan profit sesuai harapan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan luas Anda dalam bertrading.