Anda di halaman 1dari 22

5 Cara Mengenali Perubahan Trend

dalam Trading
BY PANDUAN TRADING

 Share on Facebook Share on Twitter

SHARE
Di dalam trading, terlambat mengenali perubahan trend bisa berakibat fatal
terhadap modal Anda. Trend adalah teman yang perlu Anda rangkul.

Pernahkah Anda menemukan mata uang yang awalnya bergerak naik (uptrend)
yang awalnya baik-baik saja, namun tiba-tiba tren tersebut berubah drastis menjadi
turun (downtrend) dalam waktu cepat dan pola ini berlangsung berhari-hari atau
bahkan berminggu-minggu.
Trend merupakan representasi kekuatan pasar. Tentu saja Anda tidak mungkin bisa
melawan pasar. Jika tidak bersahabat dengan trend, itu artinya Anda menyatakan
permusuhan dengan pasar.
Karena tidak mungkin melawan pasar, maka satu-satunya jalan adalah Anda harus
mengikuti kemana pasar bergerak. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, Anda
harus bisa mengidentifikasi trend yang sedang berjalan.

Tanpa pemahaman trend yang baik, sudah dipastikan Anda mengalami kesulitan
untuk menentukan posisi masuk pasar.

Sayangnya trend bersifat fluktuatif dan dinamis, maka itu dari waktu ke waktu tren
akan terus mengalami perubahan.

Pada umumnya, ada tiga jenis tren pergerakan harga, yaitu uptrend (tren naik),
downtrend (tren turun), dan sideways (tren datar). Istilah lain dari tren yaitu
kecenderungan.

Jadi, jika kondisi pasar sedang uptrend, maka kondisi tersebut dapat juga disebut
cenderung naik. Begitu juga dengan kondisi lainnya; downtrend (cenderung turun)
dan sideways (cenderung datar).
Dilihat dari jenisnya, trend terbagi menjadi 2 bagian yaitu major trend (disebut
juga impulse) dan minor trend (disebut juga koreksi/corrective).
Selain itu, Anda harus bisa mengenali potensi perubahan arah pasar agar tidak
merasa tertipu. Bisa saja, suatu saat ketika Anda mengira harga akan tetap naik,
ternyata arahnya berubah menjadi turun.

Ataupun, ketika Anda mengira pasar akan segera berbalik arah, kenyataannya
pasar masih melanjutkan arah sebelumnya.

Lalu, bagaimana cara Anda bisa mengenali perubahan trend?

1. Indentifikasi Perubahan Trend dengan Trendline


Trendline adalah alat yang sangat penting dan umum digunakan sebagai analisis
teknikal dalam trading forex (/forex-trading).

Selain berfungsi sebagai support (dalam uptrend) dan resistance (dalam


downtrend), trendline merupakan salah satu alat paling sederhana untuk dapat
mengenali arah trend.

Salah satu ciri dari perubahan trend tersebut adalah tembusnya trendline yang
dapat dijadikan indikasi awal bahwa harga kemungkinan berubah arah.

Trendline dianggap tembus apabila seluruh body candlestick yang terbentuk berada
diluar garis trendline. Contoh pada grafik berikut ini:
Trading dengan menggunakan trendline bisa Anda lakukan dengan
menghubungkan dua titik terendah atau tertinggi dalam sebuah pergerakan harga
yang sedang di observasi.

Syarat untuk menarik garis trendline yang valid adalah paling tidak terdapat dua
puncak dan dua bottom yang dapat dihubungkan.

2. Skenario Non-Failure Swing


Dalam buku Technical Analysis of the Financial Markets karya John J. Murphy,
disebutkan bahwa, “ada dua kondisi yang bisa memberikan petunjuk berakhirnya
sebuah trend.”

Kedua kondisi tersebut adalah kondisi non-failure swing dan failure swing.
Kondisi non- failure swing adalah sebuah pergerakan harga yang langsung
menembus titik top atau bottom terakhir.

Indikasi perubahan trend terjadi ketika harga menembus titik puncak (peak/top)
atau lembah (trough/bottom) yang terakhir.

Coba Anda perhatikan ilustrasi berikut ini!


Kita mulai dengan gambar 1, apa yang terjadi pada gambar diatas?
Gambar tersebut memperlihatkan perubahan arah trend dari naik ke turun. Harga
berhasil menembus bottom terakhir (A) dan membentuk bottom yang lebih rendah
(C).

Kemudian, pada saat itu pasar membentuk puncak lagi (D) yang tidak lebih tinggi
dari puncak sebelumnya (B), di mana penurunan terjadi dan menembus support (C)
lalu bergerak menuju titik E.

Lalu, bagaimana dengan pergerakan harga pada Gambar 2?

Gambar tersebut memperlihatkan terjadinya proses pembalikan dari arah turun


menjadi naik. Harga berhasil menembus puncak terakhir (A) dan membentuk
puncak yang lebih tinggi (C).

Pada saat itu, pasar membentuk lembah lagi (D) yang tidak lebih tinggi dari
puncak sebelumnya (B), di mana kenaikan terjadi dan menembus resistance (C)
lalu bergerak menuju titik E.
Cukup mudah bukan? Bagaimana dengan Skenario Failure Swing?

3. Skenario Failure Swing


Berbeda dengan non-failure swing, pada failure-swing tidak ada pull-back. Tujuan
mendeteksi failure swing adalah mencari indikasi kuat dari pembalikan arah harga.

Failure swing dapat terjadi bila indikator berada di wilayah overbought atau
oversold dan menandakan bahwa trend saat ini melemah sehingga pembalikan arah
trend mungkin saja terjadi.

Untuk lebih mudahnya, perhatikan gambar di bawah ini.


Pada gambar diatas terlihat posisi dimana setelah garis menembus titik C, harga
dengan cepat bergerak menuju E tanpa adanya koreksi atau pull-back lagi.

Namun perhatikan, titik D pada saat di posisi uptrend tak pernah lebih tinggi
daripada titik B. Sebaliknya, pada saat titik D berada di downtrend posisinya tak
pernah lebih rendah daripada titik B.
Cukup simpel bukan untuk mengenali skenario Failure swing?
4. Identifikasi Perubahan Trend dengan mengenali Reversal
Pattern
Reversal pattern merupakan suatu pola pergerakan harga yang dapat memberikan
sinyal kuat bahwa harga memiliki kemungkinan besar untuk berbalik arah dari tren
sebelumnya.

Dengan mempelajari pola pergerakan harga di masa lalu, Anda dapat


memperkirakan ke mana arah pasar selanjutnya jika pola yang sama muncul
kembali.

Jika pada saat posisi uptrend atau downtrend dan pola ini muncul, maka
diperkirakan harga akan bergerak berlawanan dengan arah trend sebelumnya.

Apa saja pola yang dapat mengindikasikan bahwa trend berakhir dan berpotensi
berbalik arah?

4.1. Double top dan Double bottom


Double top dan double bottom merupakan pola pembalikan arah harga yang sangat
sering dijumpai pada pergerakan harga pasar.

Pola ini termasuk salah satu pola dengan frekuensi kemunculan tertinggi karena
formasinya mudah untuk dikenali.
Patut diingat bahwa harga tidak perlu menyentuh level resistance atau support
sebelumnya tetapi mungkin bergerak mendekati harga tertinggi atau terendah
sebelumnya.
4.2. Triple top dan Triple bottom
Pola harga ini termasuk ke dalam varian dari pola harga sebelumnya.

Bedanya hanya pada akurasi dari pola ini sedikit lebih tinggi karena menunjukkan
reaksi kuat pada titik Resistance dan Supportnya.
4.3. Head and Shoulders
Head and Shoulders merupakan pola reversal yang ketika terbentuk,
mengidentifikasikan bahwa harga akan bergerak berlawanan dengan tren yang
terbentuk sebelumnya.

4.4. Inverse Head and Shoulders


Pola ini mengindikasikan bahwa harga siap untuk bergerak naik dan biasanya
terbentuk ketika terjadi saat trend turun.

Pola kebalikan dari head and shoulder ini dibentuk dari sebuah titik terendah
(lowest-low) yang diapit oleh dua titik terendah lain (yang tidak serendah kepala)
sebagai “bahu”nya.

5. Indentifikasi Perubahan Trend dengan Moving Averages


Moving Averages tidak diragukan lagi adalah salah satu indikator yang populer
dalam dunia online trading.
Meskipun Moving Averages adalah indikator yang sifatnya lagging, namun
indikator ini dapat memberikan konfirmasi yang efektif saat trend harga
mengalami perubahan.
Kesimpulan
Mengenali potensi pembalikan arah trend merupakan hal paling wajib yang harus
Anda ketahui agar bisa segera mengamankan keuntungan ataupun membuang
transaksi yang merugi agar tak terseret lebih jauh.

Meskipun penting untuk mengikuti trend dan memanfaatkannya dalam melakukan


transaksi di trading forex, Anda tetap harus mengetahui kapan waktu terbaik untuk
keluar dari pasar.

Anda mungkin juga menyukai