Anda di halaman 1dari 36

Konfirmasi Forex ini Bikin Seluruh Pemula,

Menengah, Menuju Master.


Mulai Dengan Pengertiannya Lebih Dulu.

Candlestick yakni sebuah cuplikan alur harga. Terbentuk bersamaan sesuai waktu
sebenarnya membentuk simbol lilin. Hal tersebut digunakan pedagang forex maupun
saham guna menganalisis petunjuk harga. Kandil tersebut menyertakan dasar di mana
nilai pair tersebut dibuka ditutup, titik paling tinggi sampai amat rendah disesuaikan
terhadap time-frame kalian gunakan.

Grafik lilin dapat memberi bekal para trader supaya mahir memastikan kemana mata
uang bergerak. Boleh jadi itu bullish maupun bearish atau reversal. Contohnya gini,
Ketika kita sedang trading nih, kebetulan melihat grafik lilin sedang membentuk formasi
atau pattern. Nah kalau terjalin contoh tersebut bisa menjadi tumpuan signal trading
untuk bertransaksi jika kita menangkap polanya.

Candlestick konfirmasi dapat membentuk pola secara berulang-ulang. Jadi tugas kita
hanyalah menunggu grafik lilin menyusun pola khusus berpeluang tinggi untuk profit.
Patut digaris bawahi bahwa pattern itu sebentuk kumpulan candle konfirmasi forex yang
membentuk suatu kesatuan. kesatuan tersebut ada istilah-istilahnya. nanti saya bahas
kedepannya.

Fase yang dideskripsikan tiap candle konfirmasi forex bergantung di time-frame kalian
sebagai trader forex. Lazimnya swing trading pakai H4 per empat jam sampai D1
harian, Jadi, manfaat lain candle konfirmasi forex ialah mampu memvisualisasikan
pembukaan, penutupan, paling tinggi sampai titik paling rendah untuk hari itu. Fungsi
kandil di lain sisi salah satunya bisa menolong anda memprediksi pergerakan nilai dari
sebuah simbol mata uang yang kalian tradingkan. contohnya, bila grafik lilin ditutup jauh
di bawah pembukaannya, hal tersebut bisa memberikan trader aba-aba indikasi
penurunan begitupun sebaliknya.

Supaya Jago Menganalisa Trading Valuta Asing


Beserta Saham, Gimana Candlestick Konfirmasi Forex
nya?
Candlestick konfirmasi forex sampai saham sebenarnya sama saja. Perbedaan nya
hanya di produk masing-masing. Silahkan cermati foto di bawah ini adalah contoh
candle pada umumnya. Terdapat tiga sebutan fundamental (open, close, wicks) yang
dipakai ketika penciptaan candlestick konfirmasi forex. Unsur permulaan yang kudu
dikuasai ialah harga tutup dan pembukaan candle di detik-detik terakhir time-frame.
Beberapa penjelasan dibawah ini mempermudah trader mengenali di mana sebuah
akumulasi nilai mulai tercipta dan berakhir tepat membikin tubuh lilin yang utuh.

Harga Pembukaan: 
Langkah candlestick konfirmasi forex diawali pada nilai pembukaan yang mem-
visualisasikan harga pertama kali diperjualbelikan sepanjang pembangunan lilin baru.
Bila nilai bergerak naik, maka grafik lilin akan beralih menjadi hijau merangkak naik ke
atas. Bila nilai melandai, candle akan beralih menjadi merah berangsur-angsur turun ke
bawah.

Harga Tinggi:
Bila proses pembuatan candle beranjak naik dan turun kembali. Maka terbentuklah
sebuah lidi yakni memiliki arti sebuah tanda pemberitahu terhadap nilai tertinggi
perdagangan selama kurun waktu tersebut. Jika tidak ada lidi, bahwasanya harga buka
atau penutupan ialah nilai paling tinggi yang sudah ditransaksikan oleh pedagang
seluruh dunia.

Harga Rendah: 
Harga paling rendah ialah perpindahan nilai berangsur-angsur menuju kebawah. Bila
harga sedang melandai lalu naik sesaat pada proses penciptaan candlesick, akan
muncul sebuah lidi. Area terendah dapat diketahui bila tidak ada lidi sama sekali.

Harga Penutupan:
Harga penutupan ialah harga paling akhir yang diperjualbelikan sepanjang masa
pembangunan candle. Bila nilai penutupan di bawah nilai buka sampai periode time-
frame berakhir, Memiliki arti bearish. begitu juga sebaliknya jika menutup diatas sampai
waktu selesai disebut bullish.

Bentuk Sumbu:
Wicks adalah istilah bahasa inggris dari sumbu, Merupakan elemen penting pada
candle berisi riwayat harga pernah menyentuh titik paling atas tertinggi atau terendah
dalam satu tubuh grafik lilin namun kembali berbalik arah ditandai bersama sebuah lidi.
Biasanya muncul ketika nilai mengalami guncangan ekstrim pada fase tertentu.
Begitulah kehebatan grafik lilin menjadi terbukti lantaran sanggup menolong trader
memantau aksi pasar dan tidak membuka transaksi saat kondisi tak terprediksi.

Arah Harga: 
Kemana pergi nya arah harga itu dapat kita ketahui dari warna candle. Jika bentuk lilin
ditutup di atas harga pembukaan sebelumnya, maka nilai berpotensi menuju kenaikan.
Umum nya grafik berwarna hijau. Jika candle berwarna merah, maka nilai ditutup di
bawah pembukaan candle. Secara ilmu price action berpotensi berangsur ke
penurunan. Sudah jelas ya? Jika sudah mari lanjut kebawah agar kalian semakin mahir.

Perbedaan Bar dan Candlestick di Forex


Baiknya, memakai grafik lilin daripada bar supaya penggunaan grafik memiliki
kenyataan berlebih untuk trading. Mari simak dari kedua foto setelah paragraf ini, grafik
candle konfirmasi forex menyajikan benefit unggul terhadap tampilan bar, karena
kurang menyuguhkan banyak laporan. grafik bar memiliki sedikit gambaran untuk
merepresentasikan kemana jalur harga kedepan. Tentu saja saya pribadi tidak
menggunakan Chart Bar karena candlestick konfirmasi forex akan menyulitkan karena
tidak makna dibalik contoh grafik seperti bar..

Gimana Candlestick Konfirmasi Supaya Entry Market nya Tepat?


Ada banyak opsi lain selain candlestick konfirmasi forex, salah satunya bisa pakai alat
lain seperti bollinger band dan rsi. Di kesempatan lain kemungkinan saya bahas. Lanjut
ya, Riset kandil tergantung pada taktik strategi transaksi dan kurun waktu preferensi
kamu. Disisi lain ada seorang trader yang mencoba strategi pola candle konfirmasi
forex atau chart pattern. Sementara lainnya memilih memerlukan indikator.

Cara Mengartikan Formasi Candlestick Konfirmasi Tunggal


Dengan candle validasi tunggal juga sesungguhnya kita dapat membuat keputusan
untuk buka perdagangan. Tetapi, lilin itu harus punya dampak yang lumayan kuat
seperti Hammer, Engulfing dan Hanging Man dalam meneruskan panduan mengenai
transformasi momen dan arah trend forex..

Sama seperti yang anda saksikan di foto ini, Hammer kadang menegaskan pembalikan
tren dengan ciri-ciri lidi bawah panjang disertai bodi asli berukuran kecil. Harga
penutupannya di atas harga pembukaannya. Insting saya individu saat sedang
terbentuk pola palu langsung mengartikan bahwa nilai sedang coba melandai tapi
volume beli mendorong nilai menjadi naik.Ini adalah Signal Trading Forex untuk masuk
pasar, janganlah lupa untuk pasang stop-loss atau tutup transaksi saat telah profit.
candlestick konfirmasi hammer selaku  konfirmasi forex tren naik

Kalian bisa mendapatkan peluang benefit dari hasil trading candlestick hammer melalui


perdagangan sehabis candle tersebut ditutup. Menurut saya, kandil palu ini cukup
profitabel karena pedagang mampu mengimplementasikan risk stop-loss secara
proporsional. Lalu meletakkan take-profit longgar di zona resisten terdekat.

Candlestick Konfirmasi Forex Ampuh Menguasai Pola Price Action


Menguasai susunan price action dapat memperlancar trader menganalisis situasi
market forex melalui candle beserta aturan menginterpretasikan pola harga
seperti bullish engulfing, Anda bisa menguasainya selaku acuan trading.

Begini, pada foto percis setelah paragraf selesai, Saya mempunyai skema bullish
engulfing. Bullish engulfing ialah gabungan dari candle merah dan candle hijau yang
'melawan' semua candle merah. Ini melukiskan rambu-rambu bahwa situsasi tersebut
bisa menjadi akhir dari lemahnya pasangan mata uang tersebut. Saya bakal mencoba
mengambil peluang dengan membuka posisi buy setelah lilin hijau ditutup. Jangan lupa
ya, pattern ini akan valid jika terwujud setelah penutupan candle kedua selesai.

Trading beserta candlestick konfirmasi bullish engulfing


Ide open posisi ini sama saja seperti formasi hammer, Saya akan meletakkan stop loss
di bawah pola bullish engulfing (kotak merah), untuk mastiin stop loss yang tipis untuk
mengantisipasi analisa tersebut melenceng, agar tidak akan memakan banyak
kerugian. Lalu saya menempatkan take-profit melebihi akumulasi kerugian. Contoh:
loss 10pips Profit di 30pips. Inilah yang disebut risk reward positif.
Konfirmasi Saat Trending
Market bisa dikatakan trending saat harga cenderung bergerak ke suatu arah. Nah, untuk
mendeteksi trend, kita mesti menggunakan konfirmatornya, seperti Support Resistance
atau indikator MA (Moving Average). Hal ini dimaksudkan agar Anda tidak salah dalam
memperkirakan level entry. Apabila Anda sudah terlanjur melakukan entry dan harga malah
cenderung turun, itu berarti Anda masuk dalam momen yang tidak tepat (bukan momen trend).
Perhatikan contohnya di gambar berikut:

Gambar di atas terjadi saat pasar tengah mengalami Downtrend (trend utama)
dengan retracement pada level Support dan Resistance. Beberapa pola candlestick yang
terbentuk di kedua level tersebut (garis horizontal) bisa digunakan untuk menetapkan level
entry dan level exit, terutama Pin Bar yang mengalami rejection di level Resistance atau
Support, serta Pin Bar ekor panjang di dekat level Support.

Konfirmasi Saat Sideways (Ranging)


Konfirmator yang paling baik untuk digunakan saat market sedang mengalami sideways adalah
indikator Oscillator atau ADX, karena sinyal trend yang terjadi tidak cukup kuat. Misalnya
seperti formasi bar di bawah ini:
Formasi yang terbentuk pada garis Support dan Resistance (Inside bar dan Pin Bar) menunjukkan sinyal
entry yang valid. Namun, saat kondisi pasar sedang mengalami konsolidasi, Anda perlu berhati-hati
dalam menentukan exit target. Anda juga harus terbiasa mengantisipasi pergerakan harga jika tiba-tiba
berbalik dan berubah menjadi trending. Untuk itu, diperlukan pemahaman mengenai Risk Reward
Ratio pada setiap rencana trading, agar manajemen keuangan Anda kian terkontrol.
 
3. Konfirmasi Saat Breakout
Konfirmasi Price Action saat breakout ini merupakan strategi yang sulit dipelajari. Jika breakout berhasil
terkonfirmasi dan valid, maka profit yang diperoleh pun tampak menggiurkan. Sebaliknya
bila breakout ternyata palsu, maka risikonya juga besar.

Para trader tidak tahu kapan pasar akan membentuk tren, tetapi mereka cenderung mengamati
kecenderungannya dari level-level Support dan Resistance yang berfungsi sebagai pembatas level
tertinggi dan terendah dalam suatu range. Jika pembatas ini tertembus atau rusak, maka zona level
Support atau Resistance tersebut tidak berlaku lagi lalu.
Meskipun demikian, bukan berarti level-level penting yang sudah tertembus tersebut selalu
menunjukkan trend continuation.  Kondisi penembusan level pembatas inilah yang disebut
tren breakout sedang berlangsung.
Nah agar trading breakout Anda berjalan mulus, setidaknya ada tiga syarat untuk mengkonfirmasi
kondisi breakout, di antaranya:
Pastikan level Support dan Resistance sudah benar-benar kuat dan teruji (harga harus sudah
menembus level pembatas tersebut).
Pastikan harga penutupan candle (bar breakout) berada di atas level Resistance kunci atau di bawah
level Support kunci. Perlu diingat, semakin jauh jaraknya dari level kunci, maka akan semakin valid.
Jangan terburu-buru untuk konfirmasi, tunggulah beberapa candle lagi untuk memastikan harga benar-
benar berada pada level area yang baru (pasca breakout).
Untuk lebih jelasnya, berikut contoh penerapan konfirmasi breakout pada GBP/USD Daily berikut ini:
Berdasarkan gambar, penerapan konfirmasi breakout menurut tiga syarat di atas keterangannya adalah
sebagai berikut:
Level Resistance kunci benar telah ditembus, yaitu di angka 1.6747 (level high 2011).
Penutupan harga candle breakout di bawah Resistance kunci sehingga kondisi breakout (bullish) sangat
lemah dan rawan terjadi pergerakan reversal.
Waktu tunggu 3 hari (3 candle berikutnya) belum berada di zona atas level Resistance.
Kesimpulan: kondisi breakout tersebut terkonfirmasi tidak valid.
1. Single Candlestick Reversal Patterns  (Bullish)

Single candlestick reversal patterns bullish  adalah pola 1 candletick  yang menunjukkan
bahwa trend  akan berubah arah dari bearish  ke bulish. Ada beberapa macam
pola candlestick ini, yaitu sebagai berikut.

 Southern Doji
Southern doji  adalah salah satu pola candlestick reversal tunggal yang memperlihatkan
akan terjadi nya perbuhan harga dari bearish  ke bullish.
Pola ini diawali dengan terjadinya downtrend. Southern doji  ini mempunyai bentuk
seperti tidak mempunyai body.
Southern Long Leg Doji
Sama seperti southern doji, southern long leg doji  juga merupakan salah satu
pola candlestick reversal  tunggal yang menunjukkan akan terjadinya perubahan harga
dari bearish  ke bullish.
Yang membedakan antara southern doji  dengan southern long leg doji  hanya terletak
pada panjang shadow  nya saja.
Pada southern long leg doji  ini mempunyai upper shadow  maupun lower shadow  yang
lebih panjang.

 Dragonfly
Single candlestick reversal patterns  yang ke-3 adalah dragonfly. Disebut
dengan dragonfly  karena bentuknya yang sama seperti capung.
Pola ini diawali dengan terjadinya downtrend. Bentuk candle dragonfly  ini tidak
mempunyai upper shadow  dan mempunyai lower shadow  yang panjang.
Hal tersebut dikarenakan opening price, closing price,  dan highest price  sama atau
hampir sama.

 Hammer
Hammer ini terjadi ketika sedang terjadi downtrend,  yang dimana
mempunyai body  relatif pendek, tidak mempunyai upper shadow, dan mempunyai lower
shadow  yang lebih panjang daripada body.
Hal tersebut dikarenakan opening price  dan closing price  berada tidak berjauhan,
sehingga bentuk candle  tampak mempunyai body  yang kecil.
Candle hammer  ini bisa berwarna putih (bulish) atau berwarna hitam (bearish) dan
diawali dengan downtrend.
 Inverted Hammer
Inverted hammer  ini merupakan bentuk candle  yang dimana mempunyai body yang
kecil, tidak mempunyai lower shadow, dan mempunyai upper shadow  lebih panjang
daripada body.
Hal tersebut dikarenakan opening price  dan close price  mempunyai jarak yang cukup
dekat, sehingga candle  relatif mempunyai body  yang kecil.
Inverted hammer  ini diawali dengan terjadinya downtrend. Dalam hal ini candle  boleh
mempunyai warna hitam (bearish) atau putih (bullish).

Dari contoh tersebut terlihat adanya gap down  yang merupakan


indikasi downtrend  masih berlanjut.
Akan tetapi, terlihat pula upper shadow  yang lebih panjang daripada body  yang
merupakan indikasi adanya usaha untuk reversal.
Selain itu, close price  yang terlalu dekat dengan opening price  memperlihatkan bahwa
sedang terjadi konflik antara buyer  dan juga seller.
Bentuk candle inverted hammer  biasanya diikuti dengan menurunnya volume dan juga
volatilitas.
Pola ini harus diikuti dengan konfirmasi, yaitu pada sesi selanjutnya setelah inverted
hammer  harus dibuka dan bergerak naik.
 Bullish Belt Hold
Bullish belt hold  adalah bentuk candle  yang mirip seperti white marubozu, yang
membedakan adalah bullish belt hold  ini mempunyai upper shadow.
Bullish belt hold  ini mempunyai body  yang relatif panjang. Hal tersebut
dikarenakan closing price  mempunyai jarak yang jauh dengan opening price.

Dari contoh tersebut terlihat ketika downtrend  terjadi, opening price candle ini gap


down  cukup jauh.
Seharusnya gap down  tersebut memperlihatkan kuatnya dominasi dari para seller.
Akan tetapi, dalam hal ini pergerakan harga justru berbalik arah dan buyer  yang
mengontrol sesi tersebut.
Hal tersebut diperlihatkan dengan cukup jauhnya jarak antara opening
price  dengan closing price.
Kegagalan melanjutkan trend  setelah terjadinya gap down  yang cukup jauh tersebut
menunjukkan adanya perubahan sentimen pasar.
Semakin panjang body candle, maka memperlihatkan semakin kuat reversal  yang akan
terjadi.
Kemudian semakin besar volume, maka akan semakin reliabel pola bullish belt hodl  ini.
2. Single Candlestick Reversal Patterns  (Bearish)

Single candlestick reversal patterns bearish  adalah pola 1 candletick  yang


menunjukkan bahwa trend  akan berubah arah dari bullish  ke bearish. Ada
beberapa macam pola candlestick ini, yaitu sebagai berikut.

 Northern Doji
Pola candlestick northern doji  ini sama seperti pola southern doji  yang sudah dibahas
sebelumnya, yang membedakan adalah pada northern doji  ini diawali dengan
terjadinya uptrend.
Dari contoh tersebut terlihat ketika uptrend  terjadi gap up atau membuat high  baru,
namun ditutup dekat atau sama dengan open price  pada sesi tersebut.
Dengan demikian terbentuklah doji yang memperlihatkan keragu – raguan para pelaku
pasar bahwa trend  akan berlanjut.
Pola ini biasanya diikuti dengan penurunan volume dan juga volatilitas. Pola ini
membutuhkan konfirmasi pada sesi selanjutnya, yaitu harga bergerak menurun.

Pola candlestick northern long leg doji  ini sama seperti pola northern doji  yang
membedakan adalah pada northern long leg doji  ini mempunyai upper shadow  dan lowe
shadow  yang lebih panjang.

 Gravestone
Gravestone ini merupakan salah satu pola candlestick reversal  tunggal yang
memperlihatkan perubahan arah dari uptrend  ke downtrend yang mempunyai bentuk
seperti batu nisan.
Sebetulnya gravestone  ini termasuk ke dalam bentuk Doji. Candle  ini mempunyai upper
shadow  yang panjang dan tidak mempunyai body.
Hal tersebut dikarenakan opening price, closing price,  dan lowest price  yang sama atau
hampir sama.

 Shooting Star
Pola candlestick shooting star  ini sebenarnya hampir sama dengan pola inverted
hammer  yang sudah dibahas sebelumnya, yang membedakan adalah pada
pola shooting star  ini diawali dengan uptrend.
Dari contoh tersebut terlihat bahwa pada saat pasar sedang uptrend, harga dibuka di
atas closing price  sesi sebelumnya.
Sehingga terjadi gap up  dan hal tersebut menandakan bahwa trend  akan berlanjut.
Akan tetapi, setelah berhasil naik, pada akhirnya harga ditutup dekat dengan opening
price sehingga hal tersebut mengindikasikan perubahan sentimen pasar
dari uptrend  ke downtrend.
Biasanya pola ini membutuhkan konfirmasi untuk memberikan tanda akan
terjadinya reversal.
Sesi selanjutnya harus dibuka dan bergerak ke bawah. Biasanya pada pola ini terjadi
peningkatan volume.
 Hanging Man
Pola candlestick hanging man  adalah pola yang hampir sama seperti pola hammer  yang
sudah dibahas sebelumnya, yang membedakan adalah pola hanging man  ini didahului
oleh uptrend.

Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa ketika uptrend  terjadi gap up  yang
mengindikasikan bahwa uptrend  akan berlanjut.
Akan tetapi, lower shadow  panjang yang terjadi menjadi indikasi adanya usaha untuk
terjadinya reversal.
Kemudian close price  yang dekat dengan opening price  memberi indikasi bahwa adanya
konflik yang terjadi antara buyer  dan juga seller.
Pola hanging man  ini biasanya diikuti dengan menurunnya volume dan juga volatilitas.
Pola ini juga harus diikuti dengan konfirmasi, yaitu pada sesi berikutnya harus bergerak
turun.
 Bearish Belt Hold
Pola bearish belt hold  merupakan salah satu single candlestick reversal pattern  yang
mempunyai body  panjang dan tidak mempunyai upper shadow  (mirip seperti black
marubozu), kemudian diawali dengan uptrend.

Dari contoh tersebut terlihat ketika pasar sedang mengalami uptrend  terjadi gap


up  yang cukup jauh (opening price candle  tersebut berada jauh diatas closing price
candle  sesi sebelumnya).
Hal tersebut seharusnya memperlihatkan kuatnya dominasi dari para buyer, tetapi
pergerakkan harga malah justru berbalik arah dan seller  yang mengontrol pada sesi
tersebut.
Kegagalan dari melanjutkan trend  setelah terjadi gap up  yang cukup jauh
memperlihatkan bahwa terjadi perubahan sentimen pelaku pasar.
Dalam hal ini semakin panjang body candle, maka memperlihatkan semakin
kuat reversal  yang akan terjadi.

3. Double Candlestick Reversal Patterns (Bullish)


Double candlestick reversal patterns bullish  adalah pola 2 candletick  yang menunjukkan
bahwa trend  akan berubah arah dari bearish  ke bulish. Ada beberapa macam
pola candlestick ini, yaitu sebagai berikut.
 Bullish Pregnant
Bullish pregnant  (bullish harami) ini merupakan pola 2 candle  yang diawali dengan
terjadinya downtrend.
Untuk candle  yang pertama merupakan bearish candle  dengan body  panjang. Kemudian
untuk candle  yang kedua merupakan bullish candle  yang dimana body candle  kedua
berada di dalam body candle  pertama.
Hal tersebut dikarenakan pada candle  kedua opening price  berada lebih tinggi
dari closing price candle  pertama dan closing price  pada candle  kedua berada lebih
rendah dari opening price candle  pertama.

Dari contoh tersebut terlihat bahwa ketika terjadi downtrend  terbentuk bearish


candle  dengan body  yang panjang.
Hal tersebut tentu saja mengindikasikan bahwa kuatnya dominasi dari seller.  Akan
tetapi, pada sesi berikutnya terjadi gap up  dan harga bergerak naik yang
memperlihatkan gagalnya dominasi dari seller.
Pola ini membutuhkan konfirmasi dari sesi selanjutnya, yaitu harga bergerak naik.

 Bullish Pregnant Cross


Pola bullish pregnant cross  ini sebenarnya hampir sama dengan pola bullish pregnant,
yang membedakan adalah pada candle  keudanya.
Pada pola bullish pregnant cross  ini candle  kedua berbentuk doji. Bentuk candle  doji
tersebut berada di dalam body candle  pertama.
 Bullish Homing Pigeon
Pola candlestick bullish homing pigeon  ini terbentuk pada saat sedang terjadi downtrend.
Pada saat terjadi downtrend  tersebut muncul bearish candle. Kemudian pada sesi
selanjutnya juga terjadi bearish candle  dengan gap down  (opening price candle  kedua
berada di bawah opening price candle  pertama).
Body candle kedua ini berada di dalam body candle  pertama. Dengan
munculnya candle  kedua dengan body  yang lebih kecil daripada candle  pertama
mengindikasikan bahwa pasar mulai kehilangan momentum dan kemungkinan harga
akan reversal.
Pola ini membutuhkan konfirmasi, yaitu pada sesi selanjutnya harga naik di atas highest
price candle  pertama.
 Matching Low
Matching low  adalah pola candlestick  yang terbentuk dari 2 bearish candle  yang tidak
mempunyai lower shadow  dan diawali dengan terjadinya downtrend.
Pada pola matching low  ini closing price candle  pertama sama dengan closing price
candle kedua.

 Bullish Engulfing
Bullish engulfing  merupakan pola candlestick  yang diawali dengan terjadinya downtrend,
yang dimana candle  pertama merupakan bearish candle  dan candle  yang kedua
merupakan bullish candle.
Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa ketika pasar sedang mengalami downtrend,
sesi selanjutnya dibuka dengan adanya gap down  (opening price candle  kedua
dibawah closing price candle  pertama).
Hal tersebut menandakan bahwa para pelaku pasar masih mempunyai anggapan bahwa
pasar masih dalam kondisi bearish.
Akan tetapi, pada kenyataannya harga berbalik arah dan ditutup lebih tinggi dari sesi
sebelumnya.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat perubahan sentimen


dari bearish  ke bullish.
Dalam hal ini candle  kedua hanya perlu melebihi body candle  pertama. Akan tetapu
apabila juga melebihi dari shadow candle  pertama, maka akan semakin kuat pula signal
reversal  nya.

 Piercing Line
Pola piercing line  ini diawali dengan terjadinya downtrend, kemudian terbentuk bearish
candle, kemudian pada sesi selanjutnya terbentuk bullish candle.
Dalam hal ini opening price candle  kedua berada di bawah closing price candle  pertama
dan closing price candle  kedua berada di pertengahan body candle  pertama.

Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa ketika pasar sedang mengalami downtrend,
sesi selanjutnya dibuka dengan terjadi gap down (opening price candle  kedua
dibawah closing price candle  pertama).
Hal tersebut mengindikasikan bahwa para pelaku pasar masih mempunyai anggapan
bahwa keadaan akan tetap bearish.
Akan tetapi ternyata harga berbalik arah dan ditutup di atas pada pertengahan body
candle  pertama.
Hal tersebut menandakan bahwa kurangnya support  untuk melanjutkan downtrend.
Dalam hal ini semakin tinggi harga ditutup di atas pertengahan body candle  pertama,
maka akan semakin besar kemungkinan terjadi reversal.

 Tweezer Bottom
Double candlestick reversal patterns bullish  yang terakhir adalah tweezer bottom. Pola ini
terdiri dari 2 candle  yang diawali dengan terjadinya downtrend.
Untuk candle  yang pertama adalah bearish candle  dan untuk candle  kedua yiatu bullish
candle.
Pola tweezer bottom  ini mempunyai lower shadow  yang sama panjang. Hal tersebut
dikarenakan lowest price candle  pertama dan juga kedua sama.

4.  Double Candlestick Reversal Patterns (Bearish)


Double candlestick reversal patterns bearish  adalah pola 2 candletick  yang menunjukkan
bahwa trend  akan berubah arah dari bullish  ke bearish. Ada beberapa macam
pola candlestick ini, yaitu sebagai berikut.

 Bearish Pregnant
Bearish pregnant  (bearish harami) dengan bullish pregnant  ini mempunyai pola yang
sama yaitu terdiri dari 2 candle, yang dimana candle  pertama lebih panjang dari
pada candle  kedua, dan body candle  kedua berada di dalam body candle  pertama.
Dalam hal ini yang membedakan adalah pola bearish pregnant  ini diawali dengan
terjadinya uptrend, candle  pertama merupakan bullish candle, dan candle  yang kedua
merupakan bearish candle.

Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa ketika uptrend  terbentuk bullish


candle  dengan body  yang panjang.
Hal tersebut tentu saja memperlihatkan betapa kuatnya buyer. Akan tetapi, pada sesi
berikutnya terjadi gap down  dan harga bergerak turun yang memperlihatkan gagalnya
dominasi dari para buyer.
Pola ini membutuhkan konfirmasi dari sesi selanjutnya, yaitu harga bergerak turun.

 Bearish Pregnant Cross


Pola bearish pregnant cross ini sebenarnya hampir sama dengan pola bearish pregnant,
yang membedakan adalah pada candle keduanya.
Pada pola bearish pregnant cross ini candle kedua berbentuk doji. Bentuk candle doji
tersebut berada di dalam body candle pertama.
 Bearish Homing Pigeon
Pola candlestick bearish homing pigeon ini terbentuk pada saat sedang terjadi uptrend.
Pada saat terjadi uptrend tersebut muncul bullish candle. Kemudian pada sesi
selanjutnya juga terjadi bullish candle dengan gap up (opening price candle kedua
berada di atas opening price candle pertama).
Body candle kedua ini berada di dalam body candle pertama. Dengan
munculnya candle kedua dengan body yang lebih kecil daripada candle pertama
mengindikasikan bahwa pasar mulai kehilangan momentum dan kemungkinan harga
akan reversal atau berbalik.
Pola ini membutuhkan konfirmasi, yaitu pada sesi selanjutnya harga turun di
bawah lowest price candle pertama.

 Matching High
Matching high  adalah pola candlestick  yang terbentuk dari 2 bullish candle  yang tidak
mempunyai upper shadow  dan diawali dengan terjadinya uptrend.
Pada pola matching high  ini closing price candle  pertama sama dengan closing price
candle kedua.

Dari contoh tersebut terlihat bahwa pada saat pasar sedang


mengalami uptrend  terdapat level resistance  yang kuat yang tidak dapat ditembus.
Ketidakmampuan menembus level resistance  ini memberikan indikasi bahwa pasar
mulai kehilangan momentumnya.

 Bearish Engulfing
Bearish engulfing  merupakan pola candlestick  yang diawali dengan terjadinya uptrend,
yang dimana candle  pertama merupakan bullish candle  dan candle  yang kedua
merupakan bearish candle.

Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa ketika pasar sedang mengalami uptrend, sesi
selanjutnya dibuka dengan adanya gap up  (opening price candle  kedua di atas closing
price candle  pertama).
Hal tersebut menandakan bahwa para pelaku pasar masih mempunyai anggapan bahwa
pasar masih dalam kondisi bullish.
Akan tetapi, pada kenyataannya harga berbalik arah dan ditutup lebih rendah dari sesi
sebelumnya.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat perubahan sentimen


dari bullish  ke bearish.
 Dark Cloud Cover
Dark cloud cover  ini merupakan pola yang terdiri dari 2 candle  yang diawali dengan
terjadinya uptrend, yang dimana candle  pertama merupakan bullish
candle  dan candle  kedua adalah bearish candle.
Untuk candle  pertama dan kedua sama – sama mempunyai body  yang panjang. Dalam
hal ini candle  kedua dibuka di atas highest price candle  pertama dan ditutup di bawah
setengah body candle  pertama.

Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa ketika pasar sedang uptrend, sesi selanjutnya
dibuka dengan terjadinya gap up  (opening price candle  kedua berada di atas closing
price candle  pertama).
Hal tersebut menandakan bahwa para pelaku pasar masih mempunyai anggapan bahwa
kondisi akan tetap bullish.
Akan tetapi pada kenyataannya harga berbalik arah dan ditutup di bawah
setengah body candle  pertama.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kurangnya support  untuk dapat melanjutkan uptrend.
Dalam hal ini semakin renda harga ditutup di bawah setengah body candle  pertama,
maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya reversal.
 Tweezer Top
Double candlestick reversal patterns bearish  yang terakhir adalah tweezer top. Pola ini
terdiri dari 2 candle  yang diawali dengan terjadinya uptrend.
Untuk candle  yang pertama adalah bullish candle  dan untuk candle  kedua yaitu bearish
candle.
Pola tweezer top  ini mempunyai upper shadow  yang sama panjang. Hal tersebut
dikarenakan highest price candle  pertama dan juga kedua sama.

5.  Triple Candlestick Reversal Patterns (Bullish)

Triple candlestick reversal patterns bullish  adalah pola 3 candlestick  yang menunjukkan
bahwa trend  akan berubah arah dari bearish  ke bullish. Ada beberapa macam
pola candlestick ini, yaitu sebagai berikut.
 Morning Star
Morning star  adalah salah satu pola candlestick  yang terbentuk dari 3 candle  yang
diawali dengan terjadinya downtrend, yang dimana candle  pertama yaitu bearish candle,
kemudian candle  kedua bisa bearish  maupun bullish, dan candle  ketiga bullish.
Untuk candle  pertama dan juga ketiga mempunyai body  yang lebih panjang
daripada body candle  kedua.
Antara candle  pertama dengan candle  kedua terjadi gap down dan antara candle  kedua
dengan candle  ketiga terjadi gap up.

Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa ketika pasar sedang downtrend, terdapat gap
down  yang seharusnya mengindikasikan bahwa downtrend  akan berlanjut
dan seller  mengontrol pada sesi tersebut.
Akan tetapi, seller  tidak mampu mempertahankan kekuatannya, sehingga sesi tersebut
berakhir dengan body candle  yang pendek.
Dan pada akhirnya sesi selanjutnya pasar bergerak berlawanan arah.

Dalam contoh tersebut terdapat gap up  antara candle  kedua dengan candle  ketiga yang
menandakan bahwa kemungkinan terjadinya reversal  besar.
 Morning Doji Star
Pola morning doji star  ini hampir sama seperti pola morning star, yang membedakan
adalah pada candle  kedua pola morning doji star  ini berbentuk doji.

 Three White Soldiers


Three white soldiers  adalah salah satu pola 3 candlestick  yang dimana candle  pertama,
kedua, dan ketiga merupakan bullish candle  yang pada umumnya
mempunyai body  panjang.
Selain itu antara candle  pertama dengan candle  kedua terjadi gap up  dan
antara candle  kedua dengan candle  ketiga juga terjadi gap up.
Dengan kata lain opening price candle  kedua dan ketiga berada di atas opening price
candle  sebelumnya.
Kemudian untuk closing price candle  kedua dan ketiga ditutup di atas closing price
candle  sebelumnya.

Dalam contoh tersebut terlihat bahwa ketika downtrend  dan harga berhasil


membuat lower low  tetapi pada akhirnya ditutup naik dan dua candle  selanjutnya
adalah bullish candle  mengindikasikan bahwa buyer  sudah mulai menguasai pasar.
Opening price  yang terjadi pada pertengahan body candle  sebelumnya memperlihatkan
bahwa seller  berusaha mengontrol kembali pasar namun gagal.

6.  Triple Candlestick Reversal Patterns (Bearish)

Triple candlestick reversal patterns bearish  adalah pola 3 candlestick  yang menunjukkan
bahwa trend  akan berubah arah dari bullish  ke bearish. Ada beberapa macam
pola candlestick ini, yaitu sebagai berikut.
 Evening Star
Pola evening star  ini merupakan kebalikan dari pola morning star. Pola ini diawali
dengan terjadinya uptrend.
Candle  pertama pada pola ini yaitu bullish candle,  kemudian candle  kedua
bisa bullish  maupun bearish candle, dan untuk candle  yang ketiga adalah bearish candle.
Dari contoh tersebut terlihat bahwa pada saat downtrend, terdapat gap up  yang
menambah keyakinan bahwa uptrend  masih berlanjut.
Dalam hal tersebut buyer  mampu mengontrol pada sesi awal, tetapi mereka tidak
berhasil mempertahankan sehingga sesi berakhir dengan body candle  yang pendek.
Sesi selanjutnya pasar justru bergerak berlawanan arah dan kembali turun ke body
candle  yang pertama sehingga memperlihatkan bahwa seller  mulai mengontrol pasar.

 Evening Doji Star


Pola evening doji star  ini hampir sama seperti pola evening star, yang membedakan
adalah pada candle  kedua pola evening doji star  ini berbentuk doji.

 Three Black Crows


Pola three black crows  merupakan kebalikan dari pola three white soldiers. Pola three
black crows  ini diawali dengan terjadinya uptrend.
candle  pertama, kedua, dan ketiga merupakan bearish candle  yang pada umumnya
mempunyai body  panjang.
Selain itu antara candle  pertama dengan candle  kedua terjadi gap down  dan
antara candle  kedua dengan candle  ketiga juga terjadi gap down.
Dengan kata lain opening price candle  kedua dan ketiga berada di bawah opening price
candle  sebelumnya.
Kemudian untuk closing price candle  kedua dan ketiga ditutup di bawah closing price
candle  sebelumnya.
Dalam contoh tersebut terlihat bahwa ketika uptrend  dan harga berhasil
membuat higher high  tetapi pada akhirnya ditutup turun dan dua candle  selanjutnya
adalah bearish candle  mengindikasikan bahwa seller  sudah mulai menguasai pasar.
Opening price  yang terjadi pada pertengahan body candle  sebelumnya memperlihatkan
bahwa buyer  berusaha mengontrol kembali pasar namun gagal.

Anda mungkin juga menyukai