Anda di halaman 1dari 20

MATERI

“POLA CANDLESTICK”
Pengertian “Candlestick”

salah satu jenis grafik harga (chart) untuk memetakan dan


membaca pergerakan harga di pasar finansial secara
teknikal. Setelah mengetahui pengertian candlestick secara
umum, hal selanjutnya yang perlu diketahui adalah jenis - jenis
pola candlestick. Grafik yang satu ini memiliki beberapa pola yang
menarik untuk disimak.
Pola Candlestick Single

Sesuai namanya, single alias tidak ada pasangan. Pola candlestick tunggal ini
terdiri dari satu ruas dan paling mudah untuk dilihat.

Yang termasuk dalam jenis pola candlestick single antara lain:


1. Spinning Top

• Sinyal: Bullish atau Bearish tergantung


posisi harga Open dan Close pada candle.
Akurasi: Rendah-Moderat.

• Ciri khas Spinning Top adalah memiliki


dua shadow memanjang di bagian atas dan
bawah dengan body yang kecil.
Ketidakpastian antara buyer dan seller
menjadi fokus utama dalam candle ini.
Grafik ini biasanya dianggap netral, karena
dalam periode tersebut terjadi kebuntuan.
Namun, perlu diperhatikan kapan waktu
dari Spinning Top ini muncul. Jika muncul
saat uptrend, artinya lebih banyak seller di
pasar. Sebaliknya, jumlah buyer yang lebih
banyak direpresentasikan oleh Spinning
Top yang muncul saat downtrend.
2. Marubozu
• Sinyal: Bullish atau Bearish tergantung
posisi harga Open dan Close pada candle.
Akurasi: Tinggi.
• Secara harfiah, Marubozu artinya "si kepala
botak". Di jenis pola candlestick yang satu
ini, kita akan bertemu dengan body candle
yang tidak mempunyai shadow, baik atas
ataupun bawah. Sehingga hanya terlihat
seperti kepala tanpa rambut. Marubozu
menunjukkan sinyal pergerakan kuat dari
salah satu sisi (buyer atau seller) yang
kemungkinan akan berlangsung sampai
beberapa periode ke depan.
• Pada Marubozu Bullish, harga Close selalu
lebih tinggi dari Open, dan candle sama
sekali tak bersumbu. Sedangkan pada
Marubozu Bearish, harga Close selalu lebih
rendah dari Open, tanpa sumbu.
3. Doji
• Sinyal: Konsolidasi.
Akurasi: Moderat-Tinggi.
• Mirip dengan pola candlestick Spinning Top, tetapi
pola Doji memiliki karakteristik yang lebih
kompleks. Candlestick Doji memiliki body yang
sangat tipis, bahkan hanya terlihat seperti garis,
lantaran harga Open dan Close yang sama. Hal ini
disebabkan karena antara seller dan buyer tidak ada
yang mampu memegang kendali.
• Doji dibagi menjadi empat tipe, yaitu: Long Legged
Doji, Dragonfly Doji, Gravestone Doji serta Four
Price Doji. Namun, secara umum, Doji
merupakan sinyal konsolidasi, dan untuk mengetahui
kepastian arah pergerakan harga selanjutnya
diperlukan konfirmasi dari bar candlestick
berikutnya setelah doji.
4. Hammer
• Sinyal: Bullish.
Akurasi: Moderat.
• Dari poin keempat ini sampai dengan poin ke tujuh, kita
akan berkenalan dengan pola candlestick yang memiliki
bentuk sekilas sama. Dibutuhkan ketelitian untuk
membacanya. Perhatikan gambar di samping ini:
• Sesuai namanya, pola candlestick Hammer memiliki
bentuk seperti palu. Dengan lower shadow yang
panjang dan body yang kecil, pola ini mengindikasikan
kondisi reversal bullish (pembalikan harga dari menurun
menjadi naik) pada saat downtrend.
• Yang perlu diingat, banyak indikasi lain yang perlu
diperhatikan sebelum kita gegabah mengambil aksi
order buy saat melihat candlestick Hammer. Antara lain:
• Perhatikan panjang lower shadow, apakah 2-3x ukuran
body candle yang asli?
• Perhatikan sepanjang apa upper shadow. Untuk
memenuhi syarat pola Hammer, upper shadow harus
sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
5. Hanging Man
• Sinyal: Bearish.
Akurasi: Rendah.
• Sekilas mirip, tetapi posisinya tidak sama
dengan candlestick Hammer; itulah pola
candlestick Hanging Man. Berbentuk
seperti orang yang digantung dan terletak
di bagian atas sebuah chart, candlestick
Hanging Man menunjukkan sebuah
pembalikan harga bullish menjadi
bearish, tetapi akurasinya rendah.
• Jangan buru-buru mengambil sikap setelah
melihat pola candlestick ini; tunggu dulu
bagaimana Close pada candle berikutnya.
Jika harga Close pada candle berikutnya
memang lebih rendah lagi, maka dapat
mengkonfirmasi kecenderungan reversal
bearish.
6. Inverted Hammer
• Sinyal: Bullish.
Akurasi: Rendah.
• Ada Hammer, ada pula Inverted Hammer
alias palu terbalik. Pola candlestick ini
lazimnya menunjukkan sinyal Bullish, karena
meski harga telah jatuh,
tetapi buyer masih berhasil menutup sesi
dekat dengan harga open. Namun,
akurasinya rendah karena agak
kontradiktif. Inverted Hammer
memiliki upper shadow lebih panjang
dari body yang secara intuitif seharusnya
menginformasikan tekanan seller, tetapi di
sini malah mensinyalkan harga akan naik

7. Shooting Star

• Sinyal: Bearish.
Akurasi: Moderat.
• Sesuai dengan namanya, penampakan
pola candlestick yang satu ini mirip
seperti bintang jatuh. Shooting Star
memiliki upper shadow yang panjang,
dengan body berisi yang menghadap ke
bawah. Jenis pola candlestick Shooting
Star menunjukkan pembalikan harga
menjadi menurun.
Pola Candlestick Double

Setelah mempelajari pola candlestick


single, kita beralih ke pembahasan yang
lebih kompleks yaitu pola candlestick
double. Di sini yang kita lakukan adalah
memperhatikan tidak hanya 1 ruas body
candle, tapi juga penampakan candle di
sebelahnya.

Ada banyak sekali pola candlestick


double. Dua diantaranya yang paling
terkenal memiliki kemiripan dan bersifat
"engulfing" (menelan). Perhatikan
gambar di samping ini:
1. Bulish Engulfing

Sinyal: Bullish.
Akurasi: Moderat.
Ide nama pola candlestick ini muncul dari
sifat bull yang "menelan" para bear. Perlu
diingat kembali bahwa istilah dalam
forex, bull artinya buyer, bear adalah
seller. Bullish Engulfing Candles
memberikan sinyal akan terjadinya
uptrend, ketika ada candle bearish yang
diikuti oleh candle bullish yang lebih
besar.Ini dikarenakan bahwa para bull
(buyer) lebih kuat daripada bear (seller).
2. Bearish Engulfing

• Sinyal: Bearish.
Akurasi: Moderat.
• Dari namanya tentu kita dapat
memperoleh pandangan awal bahwa
Bearish Engulfing memiliki sifat yang
berkebalikan dengan candlestick yang
kita bahas sebelumnya. Bearish
Engulfing mengindikasikan
terjadinya downtrend. Hal lain yang
perlu diperhatikan adalah: candle
bearish yang lebih besar, akan
mengikuti candle bullish yang lebih
kecil. Penyebabnya, para sellersanggup
menahan laju buyer.
3. Tweezer Bottoms dan Tweezer Tops
• Sinyal: Reversal, bisa Bullish (Tweezer Bottoms) maupun Bearish
(Tweezer Tops).
Akurasi: Moderat.
• Selain pola candlestick Engulfing, juga ada pola candlestick Tweezer
Bottoms dan Tweezer Tops. Mari kita fokus ke kata bottom(bawah)
dan top (atas) karena kunci dalam membaca pola yang berbentuk
seperti jepitan ini ada di sana.
• Tweezer Bottom merupakan situasi ketika satu candlestick bearish
kurang lebih sejajar dengan satu candlestick bullish; keduanya sama-
sama memiliki lower shadow panjang, tetapi dengan upper
shadow kecil atau tidak ada sama sekali. Tweezer Bottom juga dapat
diikuti oleh doji. Perlu diingat bahwa panjang body pada kedua candle
tak harus sama, tetapi nilai Low harus sama rendahnya. Tweezer
Bottom juga dapat diikuti oleh Doji.
• Sebaliknya, sebuah grafik candlestick bisa disebut sebagai Tweezer
Tops apabila candle bullish bertemu dengan bearish dengan upper
shadow memanjang di bagian atasnya, tetapi lower shadow sangat
pendek atau tidak ada sama sekali. Panjang body pada kedua candle
tak harus sama, tetapi nilai High harus sama rendahnya. Sebuah pola
candle disebut dengan Tweezer Top menunjukkan bearish
reversal saat terjadi uptrend, sedangkan candlestick Tweezer Bottom
adalah pola bullish reversal ketika downtrend.
1. Spinning Top
• Sinyal: Bullish atau Bearish tergantung posisi harga Open dan Close pada candle.
Akurasi: Rendah-Moderat.

• Ciri khas Spinning Top adalah memiliki dua shadow memanjang di bagian atas dan bawah
dengan body yang kecil. Ketidakpastian antara buyer dan seller menjadi fokus utama
dalam candle ini. Grafik ini biasanya dianggap netral, karena dalam periode tersebut
terjadi kebuntuan. Namun, perlu diperhatikan kapan waktu dari Spinning Top ini muncul.
Jika muncul saat uptrend, artinya lebih banyak seller di pasar. Sebaliknya,
jumlah buyer yang lebih banyak direpresentasikan oleh Spinning Top yang muncul
saat downtrend.
• Tweezer Bottom merupakan situasi ketika satu candlestick bearish kurang lebih sejajar dengan
satu candlestick bullish; keduanya sama-sama memiliki lower shadow panjang, tetapi
dengan upper shadow kecil atau tidak ada sama sekali. Tweezer Bottom juga dapat diikuti oleh
doji. Perlu diingat bahwa panjang body pada kedua candle tak harus sama, tetapi nilai Low
harus sama rendahnya. Tweezer Bottom juga dapat diikuti oleh Doji.
• Sebaliknya, sebuah grafik candlestick bisa disebut sebagai Tweezer Tops apabila candle bullish
bertemu dengan bearish dengan upper shadow memanjang di bagian atasnya, tetapi lower
shadow sangat pendek atau tidak ada sama sekali. Panjang body pada kedua candle tak harus
sama, tetapi nilai High harus sama rendahnya. Sebuah pola candle disebut dengan Tweezer
Top menunjukkan bearish reversal saat terjadi uptrend, sedangkan candlestick Tweezer
Bottom adalah pola bullish reversal ketika downtrend.
4. Pola Candlestick Harami
• Sinyal: Reversal, bisa Bullish maupun
Bearish.
Akurasi: Moderat-Tinggi.

• Dalam bahasa Jepang, Harami bermakna


"kehamilan". Disebut demikian karena pola
candlestick Harami terbentuk dari dua
candle di mana body (badan) bar kedua
selalu berukuran lebih kecil dan berada di
kandungan (dalam jangkauan) body candle
pertama.
• Bar lebih kecil mengindikasikan pergerakan
harga telah mencapai titik nadir dan
kemungkinan besar sudah tidak mampu
lagi meneruskan trend terkini. Semakin
kecil bar kedua, maka semakin kuat pula
prediksi bahwa reversal akan terjadi.
Pola Candlestick Triple

• Kompleksnya candlestick triple membuatnya jarang muncul, tetapi justru


karena itu pulalah maka akurasinya lebih tinggi. Pola candlestick triple yang
paling populer diantaranya:
1.Evening Star dan Morning Star
• Sinyal: Reversal, bisa Bullish (Morning Star) maupun Bearish
(Evening Star).
Akurasi: Tinggi.
• Kemunculan Doji (candlestick dengan body yang sangat tipis
seperti garis) diantara dua candlestick dengan body panjang adalah
ciri khas utama pola Evening Star atau Morning Star.
• Pada pola candlestick Morning Star, susunan yang muncul
adalah bearish candle-doji-bullish candle dan terjadi pada posisi
grafik downtrend. Pola candlestick Morning Star ini
mengindikasikan waktunya menjalankan aksi beli (reversal
bullish).
• Sebaliknya, pola candlestick Evening Star terjadi pada posisi
grafik uptrend, dan mensinyalkan waktunya melakukan aksi jual
(reversal bearish). Formasinya adalah bullish candle-doji-bearish
candle.
• Pada Evening Star dan Morning Star, kita mengecek apakah
pembalikan harga akan terjadi dengan melihat apakah candle
ketiga menutup di atas titik tengah dari candle pertama.
Perhatikan: penting untuk memastikan bahwa ketiga candle sudah
terbentuk sempurna sebelum mengambil keputusan.
2. Three White Soldier dan Three Black
Crows
• inyal: Konfirmasi Bullish (Three White Soldier) atau
Bearish (Three Black Crows).
Akurasi: Tinggi.
• Berbeda dengan pola-pola candlestick sebelumnya
yang menunjukkan sinyal reversal, Three White
Soldiers dan Three Black Crows digunakan untuk
mengonfirmasi kekuatan arah trend terkini.
• Pola Three White Soldiers terbentuk dari tiga candle
bullish panjang yang mengikuti downtrend. Tiga
prajurit putih ini digunakan untuk memastikan
keadaan bullish, apalagi jika dia muncul
setelah downtrend yang berkepanjangan dan
periode singkat konsolidasi harga. Perlu diingat,
candlestick kedua (posisi di tengah) harus memiliki
ekor yang kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
• Pola candlestick Three Black Crows adalah
kebalikan dari Three White Soldiers. Pola Three
Black Crows terbentuk ketika tiga candle bearish
mengikuti uptrend yang kuat, dan mengindikasikan
bahwa akan segera terjadi reversal.
3. Three Inside Up dan Three Inside Down
• Sinyal: Reversal, bisa Bullish (Three Inside Up) maupun Bearish (Three
Inside Down).
Akurasi: Tinggi.
• Pola candlestick yang terakhir dari pembahasan kita adalah Three Inside
Up dan Three Inside Down. Keduanya juga menandakan trend
reversal. Polanya adalah bearish-bullish-bullish (untuk Three Inside
Up), atau bullish-bearish-bearish (untuk Three Inside Down).

• Three Inside Up terjadi setelah downtrend terbaru dan merupakan


sinyal untuk reversal uptrend (pembalikan harga dari menurun menjadi
naik). Candle pertama dalam pola adalah bearish candle dengan tubuh
panjang. Selanjutnya diikuti oleh candle bullish yang melewati
setidaknya titik setengah dari candle bearish pertama. Lilin ketiga dan
terakhir melewati setidaknya tinggi lilin bearish pertama.
• Pola candlestick Three Inside Down adalah kebalikan dari Three Inside
Up. Dalam hal ini, pola Three Inside Down adalah indikator untuk
reversal downtrend (pembalikan harga dari naik menjadi menurun) dan
terjadi mengikuti uptrend terbaru. Candlestick pertama dalam pola
adalah candle bullish dengan body yang panjang, candle kedua adalah
candle bearish yang melewati setidaknya setengah dari titik candle
bullish pertama. Sedangkan candle terakhir harus melewati setidaknya
rendahnya candle bullish pertama.

Anda mungkin juga menyukai