Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Banyak buku mereferensikan beratus-ratus pola candlestick, dengan setiap pola memiliki
informasi dan keterangan untuk mengetahui apa yang akan terjadi berikutnya di pasar Forex.
Sebenarnya, Anda tidak perlu menghafal semua pola untuk analisa candlestick. Anda hanya
perlu tahu gambaran besar cara membaca candlestick, karena setiap candle pada dasarnya
sudah mampu menginformasikan struktur harga, kekuatan tren, dinamika Buyer melawan Seller,
dan proyeksi arah harga akan bergerak nantinya.
Sebelum kita mulai terjun di pasar forex dan mendalami elemen-elemen penting untuk analisa
candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan
harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu
pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang
unggul, siapa yang mundur, siapa memegang kontrol, dan pihak mana memiliki peluang lebih
besar untuk memenangkan pertempuran berikutnya.
Perlu digarisbawahi, candlestick tidak dapat diamati dalam satu pola saja, tanpa mengetahui
dinamika harga sebelumnya. Analisa candlestick harus dicermati dengan memperhitungkan pula
pergerakan harga lampau. Karena itu, setiap kali kita coba membaca candlestick atau formasi
harga, kita harus mempertanyakan beberapa hal berikut:
Apakah candlestick terkini ukurannya lebih kecil atau besar dari candle sebelumnya?
Apakah perubahan terjadi saat sesi trading tak aktif? Misalnya, candlestick pada
pasangan-pasangan mata uang EUR sering mengkerut atau mengecil pada sesi Asia karena
volume trading-nya juga kecil.
Analisa candlestick bukanlah suatu metode trading yang patokan harganya bisa dianggap sama
secara universal. Faktanya, apa yang dilihat trader A di chart-nya belum tentu sama dengan apa
yang disaksikan trader B jika mereka trading di broker yang berbeda.
Hal ini tidak serta merta menandakan kesalahan broker forex, karena perbedaan semacam itu
umumnya disebabkan oleh perbedaan jam server platform antar broker. Bisa jadi jam server
broker A lebih awal dibanding broker B, sehingga candlestick di platform broker A akan lebih
dulu terbentuk.
Secara keseluruhan, poin-poin di atas penting untuk dipegang supaya kita terhindar dari
pemikiran sempit yang membatasi pemahaman gambaran besarnya. Berbekal pegangan itu,
sekarang kita dapat mengeksplor 4 elemen penting untuk membaca candlestick:
Ukuran badan (body) candlestick adalah poin awal yang bagus karena kita bisa dapat banyak
informasi darinya.
Singkatnya, panjang badan menunjukkan seberapa jauh harga telah bergerak selama durasi
candle tersebut (timeframe per candle).
Sumbu panjang mengindikasikan bahwa harga bergerak cepat selama durasi candlestik
terkait, tapi mengalami penolakan karena adanya perlawanan.
Jika sumbu bertambah panjang, berarti volatilitas semakin meningkat. Hal ini sering
terjadi di akhir sebuah tren, sebelum harga berbalik arah, atau ketika harga mendekati Support
Resistance penting.
Mulai dari sini kita sudah bisa mendapat gambaran besar dalam membaca candlestick.
Pada saat tren dengan momentum tinggi, Anda akan sering mendapati candlestick
berbadan panjang dengan sumbu lebih kecil.
Apakah Anda menemukan candlestick bersumbu panjang dengan posisi badan berada di
salah satu ujungnya? Hal ini menunjukkan perlawanan.
Contoh #1
Perhatikan arah pergerakan harga pada chart di bawah ini. Berikut adalah uraian mengenai
informasi pergerakan harga berdasarkan analisa candlestick:
Selama Downtrend, candlestick menampilkan badan merah panjang dengan sumbu kecil
atau tak bersumbu sama sekali. Artinya, momentum Bearish masih kuat.
Di posisi bawah, kita menemukan penolakan. Satu candle saja belum cukup untuk
memastikan sinyal pembalikan arah. Reversal baru terkonfirmasi ketika harga ditutup lebih
tinggi daripada pembukaan candle.
Contoh #2
Pada contoh di bawah, harga memperlihatkan kondisi pasar sideways. Beginilah cara kita
membaca candlestick dalam kondisi tersebut:
Harga terjun ke bawah di sisi kiri dengan candle Bearish kuat dan tiada satupun Bullish
candle di tengah-tengahnya.
Berikutnya, panjang badan candlestick mulai mengerut, tapi ekornya semakin panjang.
Artinya, momentum sedang melemah.
Harga kembali mengarah ke titik Support sebelumnya, dan sekarang berubah menjadi
Resistance. Candlestick menampilkan penolakan pada titik tersebut.
Saat harga mendekati titik Support di bawah, badan candle semakin mengecil dan ekor
semakin sering muncul. Ini merupakan indikasi keraguan pasar. Artinya, kecil kemungkinan
harga untuk menembus Support.
Sebelum harga terjun menembus Support, harga tampil membentuk barisan candlestick
Bearish saja, yang berarti momentum menurun juga semakin kencang.
Contoh #3
Pada contoh terakhir, terbentuk pola candlestick klasik di akhir tren. Pola candlestick tersebut
merupakan landasan untuk menentukan kapan harga akan berbalik arah.
Selama Uptrend, analisa candlestick menyorot badan candle yang terlihat jelas
memanjang dan sumbunya mengecil.
Selain pola candlestick, masih ada banyak ilmu trading yang perlu dipelajari jika Anda ingin
sukses menjadi trader. Berbagai pembahasan mulai dari analisa teknikal hingga fundamental
bisa Anda kuasai di portal belajar forex untuk trader Indonesia.