Anda di halaman 1dari 51

Mekanisme Perdagangan IDX

Pelaksanaan Perdagangan

Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS.


Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga
menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota BursaEfek bertanggungjawab terhadap seluruh
transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah.

Segmentasi Pasar

1. Pasar Reguler
2. Pasar Tunai
3. Pasar Negoisasi

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hanya dapat diperdagangkan di Pasar Tunai
dan Pasar Negosiasi pada sesi I.

Penyelesaian Transaksi
Segmen Pasar Waktu Penyelesaian Transaksi

Pasar Reguler Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Buras (T+3)

Pasar Tunai Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa (T+0)

Pasar Negoisasi Berdasarkan kesepakatan antara Anggota Bursa jual dengan Anggota Bursa Beli

Jam Perdagangan

Perdagangan Efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama jam
perdagangan setiap Hari Bursa dengan berpedoman pada waktu JATS.
Jam Perdagangan Pasar Reguler:
Hari Sesi I Sesi II

Senin - Kamis Pukul 09:00:00 s/d 12:00:00 Pukul 13:30:00 s/d 15:49:59

Jumat Pukul 09:00:00 s/d 11:30:00 Pukul 14:00:00 s/d 15:49:59

Jam Perdagangan Pasar Tunai:


Hari Waktu

Senin - Kamis Pukul 09:00:00 s/d 12:00:00

Jumat Pukul 09:00:00 s/d 11:30:00

Jam Perdagangan Pasar Negoisasi:


Hari Sesi I Sesi II

Senin - Kamis Pukul 09:00:00 s/d 12:00:00 Pukul 13:30:00 s/d 16:15:00

Jumat Pukul 09:00:00 s/d 11:30:00 Pukul 14:00:00 s/d 16:15:00

Untuk Pasar Reguler menggunakan sesi Pra-pembukaan, Pra-penutupan dan Pasca Penutupan
yang dilakukan setiap hari Bursa dengan jadwal sebagai berikut:

Pra Pembukaan :
Waktu Agenda

Anggota Bursa Efek memasukan penawaran Jual dan atau permintaan


08:45:00 - 08:55:00 WIB
beli

JATS melakukan proses pembentukan Harga Pembukaan dan


08:55:01 - 08:59:59 WIB memperjumpakan penawaran jual dengan permintaan beli pada
Harga Pembukaan berdasarkan price dan time priority

Pra-Penutupan dan Pasca Penutupan:


Sesi Waktu Aktivitas

Anggota Bursa Efek memasukan penawaran Jual


Pra-penutupan 15:50:00 s.d. 16:00:00
dan atau permintaan beli

JATS melakukan proses pembentukan Harga


16:00:01 s.d. 16:04:59 Penutupan dan memperjumpakan penawaran
jual dengan permintaan beli pada Harga
Penutupan berdasarkan price dan time priority

Anggota Bursa Efek untuk memasukkan


penawaran jual dan atau permintaan beli pada
Harga Penutupan, dan JATS memperjumpakan
secara berkelanjutan (continuous auction) atas
Pasca Penutupan 16:05:00 s.d. 16:15:00
penawaran jual dengan permintaan beli untuk
Efek yang sama secara keseluruhan maupun
sebagian pada Harga Penutupan berdasarkan
time priority

Pesanan Nasabah

Pesanan yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh Anggota Bursa adalah pesanan terbatas (limit
order), yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh Anggota Bursa sampai dengan batas harga
yang ditetapkan oleh nasabahnya.

Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek selain HMETD hanya boleh
ditransaksikan oleh Anggota Bursa di Pasar Reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau
menyetujui secara tertulis bahwa penawaran jual atau permintaan belinya ditransaksikan di
Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.

Satuan Perdagangan

Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan (round lot)
Efek atau kelipatannya, yaitu 100 (seratus) Efek. Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak
menggunakan satuan perdagangan (tidak round lot).

Satuan Perubahan Harga (Fraksi) sesuai Peraturan II-A Kep-00023/BEI/04-2016 :


Kelompok Harga Fraksi Harga Maksimum Perubahan

< Rp200,- Rp 1,- Rp 10,-

Rp 200 s.d. < Rp 500,- Rp 2,- Rp 20,-

Rp 500 s.d. < Rp 2.000,- Rp 5,- Rp 50,-

Rp 2.000 s.d. < Rp 5.000,- Rp 10,- Rp 100,-

>= Rp5.000,- Rp 25,- Rp 250,-

Fraksi dan jenjang maksimum perubahan harga di atas berlaku untuk satu Hari Bursa penuh
dan disesuaikan pada Hari Bursa berikutnya jika Harga Penutupan berada pada rentang harga
yang berbeda. Jenjang maksimum perubahan harga dapat dilakukan sepanjang tidak
melampaui batasan persentase auto rejection.
Auto Rejection

Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS adalah
harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa
memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh
JATS (auto rejection).

Batasan auto rejection yang berlaku saat ini sesuai SK Direksi Nomor Kep-00096/BEI/08-
2015 :

1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,- (lima puluh
rupiah);
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh lima
perseratus) di atas atau 35% (sepuluh perseratus) di bawah Acuan Harga untuk Saham
dengan rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai dengan dari Rp 200,- (dua ratus
rupiah);
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh lima
perseratus) di atas atau 25% (sepuluh perseratus) di bawah Acuan Harga untuk Saham
dengan rentang harga Rp 200,- (dua ratus rupiah) sampai dengan dari Rp 5.000,- (lima ribu
rupiah;
4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh perseratus) di
atas atau 20% (sepuluh perseratus) di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan rentang
harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).

Penerapan Auto Rejection terhadap harga di atas untuk perdagangan saham hasil penawaran
umum yang pertama kalinya diperdagangkan di bursa (perdagangan perdana), ditetapkan
sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan auto rejection harga sebagaimana dimaksud
dalam butir di atas.

Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi atau terendah atas
saham yang dimasukkan ke JATS dalam perdagangan saham di Pasar Reguler dan Pasar
Tunai ditentukan sebagai berikut:

 Menggunakan harga pembukaan (Opening Price) yang terbentuk pada sesi Pra-Pembukaan;
atau
 Menggunakan harga penutupan (Closing Price) di Pasar Reguler pada Hari Bursa sebelumnya
(Previous Price) apabila Opening Price tidak terbentuk.
 Dalam hal Perusahaan Tercatat melakukan tindakan korporasi maka selama 3 (tiga) Hari
Bursa berturut-turut setelah berakhirnya perdagangan saham yang memuat hak (periode
cum) di Pasar Reguler, Acuan Harga di atas menggunakan Previous Price dari masing-masing
Pasar (Reguler atau Tunai).

Pra-pembukaan

Pelaksanaan perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan Pra-pembukaan. Anggota Bursa


dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan
perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan auto rejection.Harga Pembukaan
terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli terbanyak yang
dapat dialokasikan oleh JATS pada harga tertentu pada periode Pra-pembukaan.Seluruh
penawaran jual dan atau permintaan beli yang tidak teralokasi di Pra-pembukaan, akan
diproses secara langsung (tanpa memasukkan kembali penawaran jual dan atau permintaan
beli) pada sesi I perdagangan, kecuali Harga penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut
melampaui batasan auto rejection.

Pasar Reguler

Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS diproses
oleh JATS dengan memperhatikan:

1. Prioritas harga (price priority):

Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan
beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih
rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi.

2. Prioritas Waktu (time priority):

Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan
beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih
rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi.

Pengurangan jumlah Efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada permintaan beli
untuk tingkat harga yang sama tidak mengakibatkan hilangnya prioritas waktu. Transaksi
Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai terjadi dan mengikat pada saat penawaran jual
dijumpakan (match) dengan permintaan beli oleh JATS.

Pasar Negosiasi

Perdagangan Efek di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar menawar secara
individual (negosiasi secara langsung) antara:

1. Anggota Bursa atau


2. Nasabah melalui satu Anggota Bursa atau
3. Nasabah dengan Anggota Bursa atau

Selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar menawar tersebut diproses melalui JATS.

Anggota Bursa dapat menyampaikan penawaran jual dan atau permintaan beli melalui papan
tampilan informasi (advertising) dan bisa diubah atau dibatalkan sebelum kesepakatan
dilaksanakan di JATS. Kesepakatan mulai mengikat pada saat terjadi penjumpaan antara
penawaran jual dan permintaan beli di JATS.

Penyelesaian Transaksi Bursa

Pasar Reguler dan Pasar Tunai

Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai antara Anggota Bursa jual
dan Anggota Bursa beli dijamin oleh KPEI.

 Transaksi Bursa Pasar Reguler wajib diselesaikan pada Hari Bursa ke-3 (T+3).
 Transaksi Bursa Pasar Tunai wajib diselesaikan pada Hari Bursa yang sama (T+0).

Penyelesaiain Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai akan
ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting dan dilakukan melalui pemindahbukuan Efek
dan atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa yang berhak yang berada pada KSEI.

Dalam hal kewajiban Anggota Bursa untuk menyerahkan Efek tidak dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan maka Anggota Bursa tersebut wajib untuk menyelesaikan kewajibannya
dengan uang pengganti (ACS= Alternate Cash Settlement) yang besarnya ditetapkan sebesar
125% (seratus dua puluh lima perseratus) dari harga tertinggi atas Efek yang sama yang
terjadi di:

 Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang sama;
dan
 Pasar Reguler pada Sesi I pada hari penyelesaian transaksi yang jatuh temponya
sebagaimana di atas.

Dalam hal Anggota Bursa tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar kepada KPEI
sebagaimana tercantum dalam Daftar Hasil Kliring (DHK) Netting maka kewajiban Anggota
Bursa tersebut wajib diselesaikan sesuai dengan Peraturan KPEI.

Anggota Bursa yang tidak memenuhi kewajibannya dalam penyelesaian Transaksi Bursa
dilarang melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa sampai dengan KPEI melaporkan
kepada Bursa bahwa semua kewajiban Anggota Bursa tersebut telah terpenuhi dan Anggota
Bursa dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Bursa.

Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Negosiasi

Waktu penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi ditetapkan berdasarkan kesepakatan


antara AB jual dan AB beli dan diselesaikan secara per transaksi (tidak Netting). Bila tidak
ditetapkan, penyelesaian Transaksi Bursa dilakukan selambat-lambatnya pada Hari Bursa ke-
3 setelah terjadinya transaksi (T+3) atau Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi
(T+0) khusus untuk Hari Bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan dengan pemindahbukuan secara


langsung oleh Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli dan tidak dijamin KPEI.

Biaya Transaksi

Anggota Bursa wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa, KPEI dan KSEI yang dihitung
berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa sebagai berikut :

Jenis Transaksi Biaya Transaksi Dana Jaminan Pajak *

Pasar Reguler dan Pasar PPn dan kewajiban


0,03% 0.01%
Tunai perpajakan lainnya

Pasar Negosiasi 0,03% atau kebijakan


Bursa

Obligasi 0,005%

* Dibayarkan ke Bursa sebagai Wajib Pungut, sesuai ketentuan yang berlaku.

Minimum biaya transaksi yang harus dibayar AB adalah Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) per
bulan termasuk untuk AB dalam keadaan suspensi atau SPAB-nya dibekukan;

Pembayaran harus sudah efektif dalam rekening Bursa setiap bulan selambat-lambatnya pada
hari kalender ke-12 bulan berikutnya. Dalam hal hari kalender ke-12 (dua belas) di atas jatuh
pada hari Sabtu atau hari Minggu atau hari libur, kewajiban dimaksud efektif pada hari kerja
berikutnya. Keterlambatan pembayaran dikenakan denda sebesar 1% (satu per seratus) setiap
hari kalender keterlambatan.

Anggota Bursa yang tidak memenuhi kewajibannya selambat-lambatnya 5 Hari Bursa setelah
lampaunya batas waktu pembayaran maka Anggota Bursa tersebut disamping dikenakan
denda juga dikenakan suspensi sampai dengan diselesaikannya seluruh kewajiban
pembayaran biaya transaksi dan dendanya.

Informasi detil mengenai tata cara perdagangan Efek bisa dilihat dalam Peraturan BEI Nomor
II-A Tentang Perdagangan Efek.

Sumber : www.idx.co.id

pendekatan teknikal dan fundamental


untuk analisis saham.
PRINSIP DASAR ANALISIS TEKNIKAL

Tipe analsis saham terbagi menjadi 2 tipe dasar analisis saham yaitu analisis fundamental dan
analisis teknikal. Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap instrumen investasi
mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai instrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu
analisi yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa
yang akan datang. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh
kinerja perusahaan. Harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham dan
umumnya harga saham itu diperoleh untuk menghitung nilai saham. Faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi harga saham adalah keputusan dividen, struktur
permodalan, risiko dan pertumbuhan laba. Faktor eksternal yang mepengaruhi harga saham
adalah peraturan yang ada, resesi ekonomi, sentimen pasar dan lain-lain.

Analisi teknikal adalah suatu jenis analisis yang selalu berorientasi kepada harga
(pembukaan,penutupan,tertinggi, dan terendah) dari suatu instrumen investasi pada
timeframe tertentu (price oriented). Analisis ini mempelajari tentang perilaku pasar yang
diterjemahkan ke dalam grafik riwayat harga dengan tujuan untuk memprediksi harga di
masa yang akan datang. Harga yang tercermin di dalam grafik merupakan harga kesepakatan
transaksi antara supply dan demand. Teori Dow atau The Dow Theory adalah teori analisis
teknikal yang paling terkenal dalam memprediksi apa trend yang sedang terjadi di bursa.
Teori Dow mengatakan bahwa sebagian besar saham bergerak sejalan dengan bergeraknya
bursa keseluruhan atau index dalam artian bila ndex bergerak naik. Begitu juga sebaliknya,
bila indexbergerak turun maka harga sebagian besar komponen saham yang terdapat
didalamnya juga bergerak turun.

Asumsi-asumsi DOW Theory . ada 6 asumsi yang mendasari teori DOW yaitu :

1. Harga saham adalah harga yang paling efisien


2. Pasar mempunyai tiga trend yaitu trend primer , trend sekunder, trend minor.
3. Tren primer mempunyai tiga fase
4. Indeks-indeks harus mengkonfirmasi satu sama lain
5. Volume mengkonfirmasi trend
6. Trend tetap sama sampai tanda pembalikan yang pasti muncul

Kekuatan dan kelemahan analisis teknikal tentu sudah menjadi hal jelas disini, kekuatan
analisis teknikal yang dapat diintefikasikan adalah :

1. Analisis teknikal dapat digunakan secara luas hampir di semua pasar modal di seluruh
dunia
2. Grafik dapat digunakan untuk menganalisis dalam satuan waktu, jam, hari, minggu,
bulan bahkan tahun
3. Banyak terdapat alat-alat analisis teknikal da teknik-teknik yang tersedia untuk
digunakan sesuai kebutuhan di berbagai sektor pasar yang berbeda
4. Prinsip dasar analisis teknikal mudah dipahami dan lebih memperhatikan pada
kejadian sesungguhnya di pasar
5. Analisis teknikal dapat menggunakan data secara akurat dan setiap saat tersedia di
RTI (Real Time Information) dan IMQ (Information Market Quote)

Kelebihan analisis teknikal adalah membantu untuk mengetahui seberapa besar kekuatan
permintaan dan penawaran suatu saham melalui data harga pembukaan, tertinggi, terendah,
dan penutupn secara mudah. Analisis teknikal membantu untuk memutuskan kapan saat yang
tepat untuk membeli. Kelemahan analisis teknikal adalah :

1. Analisis teknikal menganggap bahwa sifat manusia adalah konstan sehingga pola
kecendrungan akan selalu berulang. Bagaimana pun juga terdapat batasan bahwa
masa yang akan datang merupakan cerminan masa lalu.
2. Analisis teknikal memperhatikan tingkat kemungkinan suatu kejadian akan terjadi,
bukan kepastian dari kejadian tersebut.
3. Beberapa analisis teknikal modern berdasarkan pada konsep matematik dan statistik
yang cukup kompleks sehingga menganalisis dengan perangkat lunak komputer sulit
dihitung dan tidak mudah untuk memaham i hasil keseluruhannya.
4. Untuk keberhasilan analisis teknikal, maka informasi yang dipakai harus akurat dan
tepat waktu.

Kelemahan analisa teknikal terjadi karena harga saham mencerminkan sebuah persetujuan
atau konsensus, yaitu harga di mana pembeli setuju untuk membelinya dan penjual setuju
untuk menjualnya. Harga di mana investor bersedia untuk membeli atau menjual bergantung
pda apa harapannya.
Prinsip dasar analisa teknikal sangat penting untuk memahami hal-hal mendasar dalam
analisis ini. Ada tiga prinsip penting yaitu :

1. Segalanya didikontokan dan digambarkan dalam harga-harga pasar.


2. Harga-harga bergerak dalam suatu kecendrungan yang terus berlangsung.
3. Kejadian pasar selalu berulang kembali.

prinsip pertama mengungkapkan tentang diskonto dan harga pasar. Prinsip ke dua
mengungkapkan kecendrungan bahwa harga saham bergerak dalam suatu pola. Prinsip ke
tiga mengungkapkan tentang kejadian pasar akan selalu berulang.

Analisis teknikal dapat dibagi menjadi tiga indikator penting yaitu:

INDIKATOR SENTIMEN

Indikator sentimen atau harapan menunjukkan perbedaan perilaku partisipan di bursa efek
seperti orang dalam. Indikator Aliran Dana , Indikator Struktur Market. Pergerakan harga
dapat diklasifikasikan menjadi primary, intermediate dan short term. Pergerakan harga utama
disebut dengan primary atau siklus. Pada umumnya berlangsung selama 1 hingga 3 ahun dan
menggambarkan perilaku investor yang mengarah pada siklus bisnis. Intermediate
movements pada umumnya berkembang selama 6 minggu hingga satu bulan namun kadang-
kadang lebih panjang. Elemen-elemen yang mendefinisikan harga dan volume adalah open,
high, low, close, volume, open interest, bid, dan ask. Harga pembukaan adalah harga
perdagangan pertama untuk suatu periode. Harga tertinggi adalah harga perdagangan
tertinggi untuk suatu periode. Harga terendah adalah harga perdagangan terdendah untuk
suatu periode. Harga penutupan adalah harga perdagangan terkahir untuk suatu periode.
Volume adalah jumlah saham yang diperdagangkan untuk suatu periode. Open interest adalah
total jumlah kontrak yang outstanding dari futures atau options (yaitu kontrak yang belum
ditutup atau kadaluwarsa), open interest adalah indikator yang sering digunakan. Bid adalah
harga dimana pembeli bersedia membayar untuk suatu saham. Elemen-elemen ini digunakan
untuk menciptakan alat-alat yang berfungsi untuk mempelajari gerakan harga, trend, pola dan
lain sebagainya. Hanya saja tidak setiap elemen tersedia untuk berbagai jenis sekuritas. Pada
saham yang tersedia adalah open, high, low, cose, volume. Ask dan bid bersifat intraday,
sedangkan open interest tdak tersedia. Banyaknya alat analisa teknikal memuat kita sulit
memutuskan alat mana yang akan digunakan. Berikut ini adlah beberapa pedoman yang dapat
digunakan.

1. Periksa kondisi pasar secara menyeluruh


2. Pilih saham yang ingin diperdagangkan
3. Periksa tren saham secara menyeluruh
4. Pilih entry point (titik masuk)
GRAFIK DASAR UNTUK ANALISIS TEKNIKAL

Ada tiga macam grafik (Chart) yang biasa dipergunakan oleh para analis teknikal, berikut
contohnya adalah Grafik garis, Grafik batang, Grafik candlestick.

1. Grafik garis menunjukan harga penutupan dalam range waktu yang telah ditentukan.
2. Grafik batang yang yang memberikan informasi secara lengkap dibandingkan grafik
lain yang hanya memuat harga penutupan. Dari grafik batang tersebut kita dapat
mengetahui harga pembukaan, tertinggi, rendah sampai penutupan. Garis vertikal atau
batang yang menghubungan harga terendah dan harga tertinggi, dan garis horizontal
kekiri dan kekanan dari batang menunjukan harga pembukaan dan penutupan secara
berurutan . Grafik batang volume ada dua macam yaitu: Zero based dan Relative
adjusted. Zero based adalah bagian bawah dari setiap batang volume mencerminkan
nilai nol. Relative adjusted dilakukan dengan mengurangi semua volume perdagangan
dengan volume perdagangan terendah atau minimum.
3. Grafik Candlestick adalah grafik yang memberikan informasi yang sama dengan
grafik bar , Namunada sedikit perbedaan yaitu pada grafik candlestick harga
pembukaan dan penutupan ditandai dengan adanya body. Apabila harga pebukuan
dibawah harga penutupan (warna body hitam). Grafik candlestick secara dramatis
menggambarkan perubahan garis supply dan demand yang menjadi dasarnya.
Kelemahan grafik candlestick ini karena menampilkan hubungan antara harga
pembukaan, harga tertinggi, harga terendah dan harga penutupan, maka grafik ini
tidak dapat digunakan untuk saham yang hanya memiliki harga penutupan saja.
Grafik ini pun tidak dapat digunakan untuk saham yang tidak mempunyai harga
pembukaan.

TRENDLINES

Pola-pola harga saham merupakan harga yang terbentuk dari interaksi antara pembeli dan
penjualan dipasar bebas. Investor mencoba untuk menemukan kapan harga berada dalam
trend naik atau trend turun. Mereka mendapatkan laba dari penentuan trend dan kemudian
diikuti sampai trend-nya berbalik arah. Dari grafik yang tersedia, garis trend adalah yang
paling sering digunakan analis untuk mengindentifikasikan trend dan pembalik trend.

1. Membantu untuk membedakan antara keputusan emosional (saya pikir, saat ini
adalah saat untuk menjual) dan keputusan analitis (saya akan memegang posisi ini
sampai garis trend saat ini pecah) dan
2. Menjaga kita pada sisi yang benar dalam pasar. Dengan menggukan garis trend, kita
tidak juga, kita tidak mungkin memegang short terlalu lama ketika harga naik karena
pada saat itu garis trend sudah akan pecah.

Main Trend ( Tren Utama )

Downtrend adalah garis trend yg terbentuk dari dua titik atau lebih yg terbentuk secara
menyamping atau horizontal pada posisi harga tertinggi atau terendah.Uptrend adalah garis
trend yg mengikat yg terbentuk dari dua titik atau lebih dengan kecenderungan meningkat.
Ada dua macam pola harga yg membentuk trend yaitu normal Reversal dan V type reversal
menunjukan bahwa sebelum terjadi perubahan harga ,market memberi sinyal terlebih dahulu
sehingga dapat diantisipasi oleh pelaku pasar modal.

Menunjukan bahwa market sangat emosional sehingga perubahan harga yg terjadi tanpa
adanya sinyal terlebih dahulu dan biasanya terjadi dalam satu periodebiasanya satu
hari)aktifitas pasar.biasa disebut key reversaltop.key reversal top ini sering terjadi di dalam
volume perdagangan yg tipis setelah satu transaksi aktif terjadi sebelumnya.

Kebalikan dari key reversal top adalah Key reversal bottom.pertama harga bergerak turun
sevara tajam kemudian bergerak naik kembali dan ditutup pada harga di dekat harga tertinggi
hari itu.suatu key reversal bottom sering disebuat klimaks penjualan sebagaimana sering
terjadi pada akhir suatu penurunan harga yg panik.

Support dan Resistance (Dukungan dan Tahanan)

Support adalah suatu tingkatan harga dimana terjadi permintaan yg cukup untuk
mengimbangi penurunan harga yg disebabkan oleh penjualan.Pada tingkat harga ini biasanya
para pembeli lebih dominan dibandingkan para penjual.Apabila garis support ini berhasil
menahan harga,maka harga diprediksikanakan naik kembali tetapi apabila garis support ini
tertemba (breakdown) maka akan mengakibatkan terjadinya trend turun atau downtrend.Garis
support bisa dibentuk dari harga terendah sebelumnya.

RESISTANCE

Resistance adalah suatu tingkatan harga dimana terdapat penjualan yg cukup untuk
mengimbangi tekanan beli sehingga bisa menghentikan naiknya harga saham .Pada tingkat
harga ini biasanyaapara penjual lebih dominan dibandingkan para pembeli .Apabila garis
resistance ini berhasil menahan harga ,maka harga diprediksikan akan turun kembali ke harga
support tetapi apabila garis resistance ini tertembus (breakout) maka akan mengakibatkan
terjadinya trend naik atau uptrend .Garis resistance bisa dibenduk dari harga tertinggi
sebelumnya.

Perlu diingat kalau setiap hari terjadi penerobosan harga (breakout atau breakdown) biasanya
karena volatilitas pasar yg sangat tinggi maka harga kelihatan seolah-olah menembus garis
support dan resistance tetapi kemudian grafik berbalik arah.inilah yg disebut dengan fase
breakout.

Resistance Berubah Menjadi Support Atau Sebaliknya

Jika tingkat tahanan berhasil ditembus (breakout) maka tingkat tersebut berubah menjadi
tingkat dukungan. Demikian pula, jika tingkat dukungan berhasil di tembus (breakout), maka
tingkat tersebut berubah menjadi tingkat tahanan .

Setelah terjadi breakout maka investor akan mempertanyakan tingkat harga baru tersebut.
Mereka akan mempertanyakan validitas dari harga baru tersebut dan sebagian penjual
mungkin akan memutuskan untuk menjual. Aksi ini menimbulkan fenomenayang disebut
dengan trader remorse (koreksi harga ), dimana harga kembali ke tingkat support atau
resistance.
Cara terbaik untuk memperhitungkan harapan investor ketika terjadi breakout adalah dengan
melihat volume perdagangan yang ada . jika harga menembus tingkat dukungan dengan
volume dengan perdagangan yang tinggi dan periode traders remorse pada volume perdangan
yang rendah , hal ini menunjukan bahwa suatu harapan yang baru akan berlaku . sebaliknya
jika breakout terjadi pada volume perdagangan yang rendah pada periode traders remorse
pada volume perdagangan yang tinggi , hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas investor
tidak menukai harga yang baru.

Gap (Celah) Seperti yang kita ketahui bahwa gap adalah daerah kosong pada perdagangan di
pasar, di mana tidak terdapat suatu harga saham dalam perdagangan yang menempati daerah
tersebut. Gap juga dapat terjadi pada trend naik dimana menandakan kekuatan pasar atau
terjadi pada trend turun penyebab kelemahan pasar. Apabila gap terjadi pada trend naik maka
harga saham hari ini akan mengalami kenaikan harga di bandingkan dengan harga saham
kemarin hal tersebut menunjukkan bahwa suatu pasar mengalami peningkatan.

Tidak semua gap mempunyai makna ada beberapa gap yang tidak memilki makna , seperti
halnya : (1) gap yang di sebabkan oleh sebuah transaksi saham dalam jumlah yang sama
dengan perubahan harga minimum yang diperbolehkan. (2) apabila ada perbedaan harga yang
tidak material antara harga permintaan (bid) dengan penawaran (offer), (3) jika pada harga
saham yang tinggi terjadi transaksi dengan volume tipis dan ,(4) pada saat perusahaan
membayar dividen . sedangkan ada beberapa gap yang memiliki makna adalah (1) common
gaps, (2) breakways gaps , (3) continuation atau runaway gaps dan (4) exhaustion gaps . dari
keempat gap ini , common gaps adalah sebuah celah yang kurang peting .

Signifikasi suatu garis trend di tentukan oleh dua faktor yaitu (1) jumlah titik ( puncak dan
dasar ) yang dilalui garis trend dan (2) lamanya waktu garis trend tersebut berlangsung tanpa
ada penetrasi .

Validitas Penetrasi Garis Tren di tentukan oleh dua kriteria . Pertama, tingkat penetrasi
seberapa jauh harga melewati garis trend. Kedua, berkaitan dengan volume perdagangan.
Validitas Penetrasi Garis Tren terpai bila diikuti oleh peningkatan volume perdagangan.

Supply Dan Demand (penawaran dan permintaan) Dasar dari sebagian besar alat – alat dalam
analisis teknikal berasal dari konsep penawaran dan permintaan . salah satu penggunaan
hukum adalah prinsip support dan resistance. Garis penawaran dan permintaan menunjukkan
bagaimana penawaran dan permintaan sebuah saham.

Garis penawaran menunjukkan jumlah saham dimana penjual bersedia menjual pada suatu
harga. Dimana ketika harga tersebut naik, maka jumlah penjual yang bersedia menjual saham
tersebut meningkat.

Garis pendapatan menunjukkan saham di mana pembeli bersedia membeli pada suatu harga.
Ketika harga saham tersebut naik, maka jumlah pembeli yang bersedia membeli saham
tersebut turun.

Dalam pasar bebas, garis penawaran dan permintaan selalu berubah setiap saat. Jika harapan
investor berubah, garis penawaran atau permintaan juga akan berubah. Breakup diatas tingkat
tahanan adalah tanda perubahan keatas pada garis permintaan karena ada lebih banyak
pembeli yang bersedia membeli pada harga yang lebih tinggi. Breakdown adalah tanda
perubahan kebawah pada garis penawaran karena ada lebih banyak penjual yang bersedia
menjual pada harga yang lebih rendah.

POLA – POLA HARGA

Harga pasar saham bergerak dalam suatu trend dengan berbagai variasi durasi dan ketajaman.
Pada saat suatu trend berubah,terjadi pola grafik yang dapat diintifikasikan.

Manfaat pokok dari pola grafik pembalikan adalah : (1) menolong penjual untung menjual
sahamnya sebelum harga sahamnya turun , (2) menolong pembeli sebelum harga saham
melambung tinggi , (3) investor yang dapat memahami pola pembalikan mendalam akan
mampu memperoleh laba dari perdagangan saham sehari (short sales dan netting).

Short sales adalah menjual saham yang belum dimiliki dan kemudian membeli kembali
saham tersebut pada hari yang sama. Netting adalah membeli saham kemudian menjual nya
pada harga yang sama . kedua transaksi tersebut menyebabkan pembayarannya di
perhitungkan dari laba atau rugi pada hari tersebut.

Symetrical triangle (segetiga simetris) terbentuk pada suatu garis support yang berbentuk
diagonal menurun sehingga membentuk segita simetris . pada keadaan seperti pasar biasanya
bergerak antara garis support dan resistance yang semakin menyempit yang akhirnya terjadi
breakout dan breakdown. Kita bisa mendekteksi harga akan bergerak naik bila terjadi
breakout dari garis resistance dan turun bila breakdown dari garis support . secara umum ,
tidak banyak tanda kearah mana harga akan breakout dari pola segitiga simetris. Jiak harga
bergerak sepanjang segitiga sampai ke puncaknya,brakout kemungkinan besar tidak akan
terjadi.

Ascending Triangle ( Segitiga Naik ) terbentuk suatu support yang berbentuk diagonal
mendaki dan satu garis resistance berbentuk horizontal. Pada keadaan seperti ini selalu tidak
bisa naik melampaui resistance sedangkan support yang berbentuk semakin tinggi sehingga
pada suatu saat harga akan breakout menembus resistance. Pola grafik Ascending Triangle
memberi sinyal akan terjadi kenaikan harga yang signifikan. Pola segitiga merupakan pola
jangka menengah yang membutuhkan waktu satu bulan sampai tiga bulan.

Descending Triangle ( segetiga turunan ) terbentuk dari suatu garis support yang berbentuk
horizontal dan suatu garis resistance berbentuk diagonal menurun. Pada keadaan seperti ini
harga tidak bisa jatuh melampaui garis support sedangkan resistance semakin lama semakin
turun sehingga pada suatu saat akan terjadi breakdown menmbus support.

Cup and Handle pola ini diawali dari kejatuhan harga saham kemudian harga kembali naik
lagi sehingga terbentuk pola seperti huruf U . Setelah itu harga kembali turun tetapi tidak
sedalam sebelumnya dan kembali naik sehingga terlihat seperti pegangan cangkir. Titik
breakout di tentukan dari hasil penarikan garis dari titik awal pembentukan cup ke titik akhir
pembentukan cup dan dilanjutin ke titik akhir pembuatan hadle.

Head and shoulder adalah pola grafik yang paling handal dan paling terkenal pola ini sama
seperti namanya yaitu seperti kepala dan dua bahu dikedua sisinya. Alasannya mengapa pola
pembalikan ini begitu umum karena tingkah lakunya ketika trend berbalik .
Inverted Head and Shoulder adalah pola yang dibalik sehingga neckline berperan sebagai
resistance . titik breakout resistance-nya berada pada titik akhir pembentukan bahu kanan .

Flag adalah pola yang terlihat seperti bendera. Setiap bendera pasti ada tiangnya artinya pasti
ada pergerakan yang signifikan baik naik atau turun yang diumpamakan sebagai tiang.
Setelah itu, terjadi konsolidasi ( sideways) yang di umpamakan sebagai bendera . pola
konsolidasi tidak hanya pada channel horizontal tetapi juga channel yang mendaki atau
menurun . pola flag ini juga mempunyai bentuk Inverted Flag.

Pennant adalah pola yang mirip dengan flag karena sama – sama harus diawali dengan
pergerakan yang signifikan . perbedaannya terdapat pada fase konsolidasi. Pada pola flag fase
konsolidasinya berbentuk persegi ( sideways) sedangkan pada pennant pola konsolidasinya
bebrbentuk segitiga simetris. Pola pennant juga bisa di aplikasikan secara terbalik ( Inverted
Pennant ) .

Grafik Double Top terlihat seperti huruf M . Pola dauble top terbentuk ketika candlestik dua
kali gagal mencoba menembus puncak yang diawali dari kenaikan hingga mencapai suatu
nilai harga tertentu (puncak pertama ) kemudian terjadi koreksi harga dan setelah itu harga
naik kemabali mendekati harga yang tadi terbentuk ( puncak kedua ) tetapi terjadi koreksi
lagi sehingga grafiknya terdapat dua puncak .

Grafik Double Bottom membentuk huruf W . Double Bottom merupakan kebalikan dari
double top. Pada bentuk ini volume perdagangan di dasar kedua akan lebih kecil dari volume
perdagangan di dasar kesatu. Bukti menunjukkan bahwa di titik kedua penjualan saham
sudah jarang . titik kedua merupakan peluang terakhir untuk membeli dengan harga murah .

Grafik pola Triple Top ( Puncak Tiga) mirip dengan double top . perbedaannya grafik triple
memilki tiga puncak . volume perdagangan dibentuk ini pada puncak kedua lebih kecil di
bandingkan volume perdagangan di puncak pertama dan ketiga .

Pola Wadge terbentuk dari dua buah garis support resistance yang menyempit dengan sudut
tertentu . Rising wedge bergerak menyempit dengan arah keatas sedangkan falling wedge
bergerak menyempit kebawah . Pada grafik harian , formasi wedge terbentuk secara komplit
selama tiga minggu atau lebih.

TEORI GELOMBANG ELLIOT

Konsep Dasar Gelombang Elliott, antara lain :

1. Aksi diikuti dengan reaksi


2. Ada lima gelombang influsif pada arah trend utama dan diikuti dengan tiga
gelombang korektif (gerakan “5-3” )
3. Gerakan “5 – 3 “ menyelesaikan satu siklus . gerakan “5 – 3 “ ini kemudian menjadi
dua sub divisi dari gerakan “5 – 3 “ yang lebih tinggi selanjutnya .
4. Pola “5 – 3 “ yang mendasari tetap sama , meskipun jangka waktu dan masing –
masing mungkin bebeda.
Pola Dasar Gelombang Elliott terdiri dari 8 gelombang . harga saham mulai angka nomor 1
sampai 5 secara berurutan dinamakan prinsip gelombang . gelombang 1,3, dan 5 disebut
gelombang “impluse” . gelombang 2 dan 4 di sebut gelombang korektif. Gelombang a,b, dan
c adalah gelombang korektif yang mengoreksi trend utama yang dibuat oleh gelombang 1
sampai 5.

Leonardo Fibonacci adalah ilmuwan matematika italia pada awal abad Fibonacci menemukan
urutan bilangan Fibonacci ketika mempelajari piramida Gizen di Mesir. Bilangan Fibonacci
menyediakan penjelelasan matematika untik Elliott wave theory. Secara ringkas, rangkaian
bilangan Fibonacci di susun mulai dari 1 dan menambah nomor sebelumnya untuk
menambahkan nomor yang baru yaitu 0 + 1 = 1 ; 1 + 1 =2 ; 2+ 1 = 3; dan seterusnya .

Analisis Gelombang Elliot , satu gelombang impilsif terdiri dari 5 gelombang kecil yang
bergerak kearah yang sama sebagai kecenderungan dari ukuran yang lebih besar lainnya .
pola dasar tersebut berhubungan membentuk sruktur 5 gelombang dan 3 gelombang yang
ukurannya meningkat menjadi lebih besar. Di dalam Analisis Gelombang Elliot terdapat
aturan koreksi adalah jika gelombang dua merupakan suatu koreksi sederhana ( koreksi zig –
zag) maka gelombang ke empat akan menjadi suatu koreksi kompleks (koreksi data atau
segitiga ) jika gelombang dua merupakan suatu koreksi kompleks, gelombang keempat akan
menjadi koreksi sederhana.

Implikasi Gelombang Elliot , ramalan jangka panjang pasar saham menyediakan wawasan
kedalam potensi perubahan dalam psikologi sosial dan bahkan kejadian dari suatu kegiatan .
oleh karena prinsip gelombang Elliot mencerminkan perubahan suasana hati masyarakat
maka tidak mengherankan kalau dapat ditemukan suatu kecenderungan dari kultur populer
yang juga mencerminkan gerakan perubahan suasana hati sosial bersama – sama dengan naik
turunnya harga – harga saham. Jadi prinsip gelombang Elliot mengindentifikasikan secara
mendalam tentang kemajuan dan kemunduran sosial di periode berikutnya .

TEORI GRAFIK CANDLESTICKS – JAPANESE DAN PENERAPANNYA

Grafik candlesticks menampilkan harga pembuka , harga tertinggi , harga terendah dan harga
penutup dalam format yang mirip dengan grafik batang modern dengan cara yang
menekankan hubungan antara harga pembukaan dan harga penutupan . Grafik candlesticks
adalah cara baru untuk melihat harga dan tidak melibatkan perhitungan yang kompleks.

Bentuk – Bentuk Candlesticks, antara lain :

1. Candlesticks dengan body panjang dan candlesticks dengan body pendek

Menunjukkan bahwa harga pembukaan berada pada harga terendah, dan harga penutupan
berada di dekat harga tertinggi.

1. Candlesticks dengan shadow panjang dan shadow pendek

Menunjukkan harga tinggi atau high ( posisi di atas body ) dan harga terendah atau low (
posisi di bawah body ) yang tercapai pada satu sesi waktu candlestick .
1. Marubozu

Menunjukkan bahwa harga tertinggi dan terendahnya sama dengan harga pembukaan dan
penutupannya.

1. Spinning Tops
2. Doji
3. Hammer dan Inverted Hammer (Takuri)
4. Hanging Man ( Orang Digantung ) dan Shooting Star (Bintang Meleset)
5. Engilfing (menyelimuti) dan Harami (hamil)

– Bearish engulfing

Pola yang menandakan akan terjadinya reversal dari uptrend ke arah downtrend dimana pada
awalnya berbentuk candlestick bullish yang kemudian di tutupi oleh candlestick bearish yang
panjang.

– Bullish engulfing

Pola yang menandakan akan terjadinya reversal dari downtrend kearah uptrend dimana
candlestick bearish yang kecil di tutupi oleh candlestick bullish yang lebih besar.

– Bullish Harami

Pola yang menandakan akan terjadinya reversal dari downtrend ke arah uptrend

1. Harami Cross

– Bearish harmani Cross

10. Piercing Line ( Garis Menembus )

11. Dark Cloud (Awan Gelap )

12. Homing Pigeon

13. Three White Soldier dan Three Black Crows ( Sanba Garasu)

14. Abandoned Baby

Pengantar Investasi di Pasar Modal

Bodie et al. (2011) menjelaskan bahwa investasi adalah suatu komitmen yang dilakukan terhadap
sejumlah aset seperti uang atau aset lain yang diharapkan memberi manfaat di masa depan.
Sedangkan menurut Gumanti (2011) bahwa investasi dapat diartikan melakukan penundaan
konsumsi hari ini untuk memperoleh tingkat konsumsi yang lebih besar di masa yang akan datang.
Investasi dapat dilakukan pada sektor riil (atau disebut investasi langsung) dan sektor keuangan
(investasi tidak langsung). Sektor riil adalah investasi yang dilakukan pada aset seperti gedung,
perumahan, tanah, mesin dan alat berat, atau bidang pengetahuan yang dapat digunakan untuk
menghasilkan barang atau jasa di masa datang. Sedangkan pada sektor keuangan, investasi dapat
dilakukan dengan cara kepemilikan, keikutsertaan atau klaim terhadap suatu entitas ekonomi dan
tertera dalam surat berharga seperti saham, obligasi, atau surat berharga lainnya. Contohnya adalah
jika ingin memiliki perusahaan yang telah terdaftar di pasar modal seperti PT Fast Food Indonesia
maka cukup dilakukan dengan membeli saham perusahaan tersebut tanpa harus melakukan
pembelian aset seperti tanah, gedung, mesin dan sebagainya atau bahkan membuka restoran dan
menjadi salah satu agennya. Pembelian saham tersebut dilakukan di pasar modal dalam hal ini
adalah Bursa Efek Indonesia (BEI).

Investasi pada sektor riil (real asset) menggambarkan kesejahteraan dan kemajuan sebuah ekonomi
suatu negara sedangkan investasi pada sektor keuangan (financial asset) menggambarkan klaim
suatu entitas terhadap sektor riil tersebut. Pasar dalam bidang keuangan atau pasar modal sangat
berperan sebagai sentral dalam hal alokasi sumber daya modal. Para investor yang melakukan
investasi di pasar modal dapat memutuskan perusahaan mana yang dapat dilakukan investasi atau
mana yang kurang baik untuk berinvestasi. Jika mempunyai prospek yang lebih baik di masa datang
dalam hal profit atau kelangsungan usaha, investor dapat melakukan pembelian saham perusahaan
tersebut (Bodie et al., 2011).

Gambar : Suasana di Lantai Bursa


Sumber : henleymalta.com

Teknologi yang sedemikian maju seperti saat ini sangat memungkinkan untuk dapat melakukan
akses informasi dan eksekusi secara cepat. Misalnya saja belanja mengenai barang, komoditas atau
bahkan instrumen keuangan seperti saham dan obligasi. Semua itu dapat dilakukan secara on-line.
Pembelian saham-saham yang kita inginkan untuk berinvestasi dapat dilakukan secara mudah
karena sistem yang telah dapat diakses secara on-line ke pasar modal seperti Bursa Efek Indonesia
(Vibby, 2011)
Menurut catatan PT Bursa Efek Indonesia, hingga tahun 2011 telah terdaftar kurang lebih 350 ribu
investor domestik. Namun jumlah ini masih terlalu sedikit jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk Indonesia yang totalnya mencapai 240 juta jiwa, atau hanya berkisar 0,15% saja. Investor
domestik tersebut berjumlah 32% dari total investor di pasar modal Indonesia selain investor asing
yang jumlahnya mencapai 68% (http://www.fajar.co.id/read-20111129005250-kapitalisasi-bursa-
kejar-gdp; akses tanggal 26 Mei 2012).

Investasi di pasar modal termasuk menjadi salah satu pilihan investor karena alasan-alasan sebagai
berikut (Darmawan, 2010) :

a. Sangat mudah dilakukan. Untuk zaman dengan kemudahan melakukan akses internet (on line)
seperti sekarang ini, maka proses jual beli saham di pasar modal sangatlah mudah. Pembelian
dilakukan langsung tanpa harus menghubungi pialang (broker) terlebih dahulu. Ketika pasar modal
pertama kali dibentuk dan terjadi transaksi , mekanisme jual beli dilakukan lewat telpon. Dapat
dibayangkan betapa rumitnya proses jual beli tersebut. Seorang pialang diharapkan melayani
beberapa investor yang menuntut pemesanannya segera dilakukan.

b. Pendapatan pasif. Adanya pendapatan pasif (pasive income) berupa dividen yang dapat
diberikan oleh emiten (perusahaan yang mengeluarkan saham). Biasanya dividen diberikan setiap
setahun sekali. Hal ini adalah bukti pembagian keuntungan yang diberikan emiten karena investor
telah memberikan kontribusi berupa keikutsertaan dengan melakukan pembelian sahamnya.
Dividen yang diberikan dapat berupa sejumlah uang yang merupakan persentase dari nilai saham
atau berupa dividen saham. Dividen saham yaitu emiten memberikan beberapa lembar saham yang
berarti menambah kepemilikan saham pada perusahan tersebut.

c. Keuntungan dari selisih penjualan dan pembelian (Capital Gain). Sesuatu yang sangat
diharapkan oleh investor ketika melakukan investasi di pasar modal adalah capital gain. Membeli
pada harga rendah dan menjualnya dengan harga yang tinggi, atau membeli dengan harga tinggi dan
menjualnya dengan harga yang lebih tinggi (buy low sell high , buy high sell higher). Ditambah lagi
dengan keuntungan bunga berbunga dari dana yang ditempatkan oleh investor (compound of
interest). Jika investor melakukan investasi dalam instrumen pasar uang seperti deposito atau
tabungan, tingkat bunga yang dihasilkan dalam satu tahun sangat sedikit. Untuk bulan Maret 2012,
tingkat bunga deposito maksimum yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah
5,5% per tahun. Maka seorang investor yang menempatkan dananya di deposito, setiap tahun akan
menerima 5,5% dari dana yang ditempatkan. Jika investor menempatkan dana Rp 100.000.000.-
maka dalam satu tahun dananya akan menjadi Rp 105.500.000.- Jika dananya ditempatkan di pasar
modal, misalkan dengan pendapatan tahunan (annual return) sebesar 20% maka dana yang
ditempatkan menjadi Rp 120.000.000.- Ditambah dengan kekuatan bunga berbunga dalam tiga
tahun maka dana yang ditempatkan akan menjadi Rp 172.800.000.-

d. Faktor Likuiditas. Investasi di pasar modal adalah cukup likuid. Maksudnya jika investor ingin
merubah sahamnya menjadi dana tunai dapat dilakukan dengan segera. Hanya dengan melakukan
perintah penjualan atau pembelian secara on line, maka saham yang dimiliki investor akan
dikonversi menjadi dana tunai atau sebaliknya. Berlaku untuk saham dengan kapitalisai besar dan
volume penjualan cukup besar pula, dan bukan saham dengan kapitalisasi rendah dan
diperdagangkan dengan volume sedikit.

e. Kontrol mudah dilakukan. Melakukan kontrol terhadap saham yang dimiliki oleh investor cukup
dengan melakukan pengamatan di pasar modal secara on-line. Investor dapat melakukan perintah
pembelian atau penjualan menurut keperluan. Misalnya jika setelah melakukan pembelian saham,
namun kondisi pasar kurang mendukung maka investor dapat melakukan perintah “stop loss”
terhadap saham yang dimilikinya. Yaitu melakukan penjualan pada batas toleransi kerugian yang
dapat diterima oleh investor.

f. Bersifat fleksibel. Untuk investor perorangan, fleksibilitas adalah dengan kemudahan


menempatkan investasi pada saham yang diinginkan. Tanpa ada beban dari pihak lain. Investasi
dilakukan menurut cara pandang atau strategi investor sendiri. Berbeda dengan para manajer
investasi yang selalu dituntut agar berinvestasi dalam jangka waktu terbatas dan harus mendapatkan
return yang tinggi. Kemudian juga, melakukan pembelian atau penjualan saham dapat dilakukan
sebagian-sebagian. Dapat dibayangkan jika melakukan investasi di bidang properti seperti
perumahan atau apartemen, tidak mungkin melakukan pembelian atau penjualan dengan hanya
sebagian-sebagian saja.

g. Perlindungan terhadap nilai uang. Jika melakukan investasi di pasar modal maka investor telah
melindungi asetnya (dana) dari inflasi yang akan menurunkan nilai uang itu sendiri. Dengan
perolehan pendapatan baik berupa capital gain atau dividen, maka seorang investor telah
melakukan nilai lindung aset terhadap inflasi.

Jumlah investor dan emiten di pasar modal mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Begitu juga
dengan kapitalisasi, terakhir tercatat pada akhir tahun 2011 adalah berjumlah Rp 3.524 trilyun. Naik
dari tahun sebelumnya yang besarnya kurang lebih berjumlah Rp 3.247 trilyun pada tahun 2010 .
Sampai dengan tahun 2015 Bursa Efek Indonesia menargetkan kapitalisasi sebesar USD 7.500 milyar
Kemudian indeks juga mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Berikut
adalah grafik indeks penutupan di Bursa Efek Jakarta (Composite Index) pada periode tahun 2009-
2011 pada gambar 1.1. di bawah ini
Grafik Indeks penutupan di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011.

Sumber : Indo Premier Securities (IPOT)

Pada buku-buku referensi yang memberikan pengetahuan mengenai pasar modal, diperoleh data
bahwa tujuh dari sepuluh investor adalah merugi, dua dari sepuluh investor adalah balik modal dan
hanya satu dari sepuluh investor tersebut adalah sebagai pemenang. Dalam berinvestasi di pasar
modal, 10%-15% saja investor yang berhasil sedangkan 85%-90% adalah gagal atau bangkrut (May,
2011)

Investasi di pasar modal mempunyai keuntungan yang cukup tinggi dilihat dari imbal hasil hasil yang
diberikan namun risiko yang melingkupinya juga sangat tinggi (high risk high return). Investor
memiliki potensi meraih keuntungan yang jauh lebih besar dari pendapatan bunga deposito atau
tabungan dan melindungi dana tersebut dari penurunan akibat adanya inflasi.

Dalam melakukan analisis penilaian terhadap suatu saham, terdapat dua metode yang digunakan.
Analisis yang sudah dikenal dalam dunia pasar modal adalah analisis fundamental dan analisis
teknikal. Analisis fundamental melakukan penilaian saham berdasarkan data-data internal atau
keadaan yang melingkupi suatu perusahaan seperti laporan keuangan, kondisi mikro dan makro
ekonomi, atau trend dari komoditi maupun jasa yang dihasilkan. Analisis teknikal melakukan
penilaian berdasarkan data masa lalu dari pergerakan harga saham perusahaan tersebut.

Beberapa alat bantu (tools) berupa indikator analisis teknikal digunakan oleh para investor untuk
memperoleh imbal hasil (return) yang optimum. Yang dimaksud imbal hasil di sini adalah capital
gain, dimana para investor melakukan transaksi jual beli untuk mendapatkan keuntungan dari selisih
harga beli dan harga jual. Jika harga beli lebih rendah dari harga jual, maka dapat dikatakan bahwa
keadaan tersebut adalah untung atau sebaliknya, jika harga pembelian saham lebih tinggi
dibandingkan dengan harga belinya, maka dapat dikatakan bahwa investor tesebut rugi. Beli di harga
yang rendah, jual di harga yang tinggi atau beli diharga tinggi, jual di harga yang lebih tinggi
(Darmawan, 2010).

Beberapa fakta mengenai analisis teknikal :

Twibell et al. (2005) telah melakukan penelitian terhadap teknikal analisis dan menghasilkan
beberapa fakta-fakta sebagai berikut :

 -Teknik ini kurang dapat diterima oleh para pelaku pasar, namun secara pembuktian teknik
ini sangat bernilai dalam melakukan prediksi pergerakan harga di masa datang. Analisis
teknikal dipercaya karena harga yang terbentuk bukan secara acak namun lebih dapat
diprediksi berdasarkan trend dan pola yang terbentuk dari waktu ke waktu.

 -Analisis teknikal mulai ditawarkan sebagai mata kuliah yang dapat diambil pada pengajaran
pada 20 sekolah bisnis atau bahkan lebih dari itu. Massachusett Institute of Technology
(MIT) adalah salah satu institusi yang menggunakan analisis teknikal untuk memprediksi
pergerakan harga di masa datang. David Powel advisor pada Raleigh NC menyatakan bahwa
analisis teknikal sudah merupakan penggabungan dari keadaan masa lalu, memiliki pola
tertentu dan merupakan gambaran psikologi pelaku pasar yang selalu berulang dan hal ini
sangat tepat dijadikan alat untuk memprediksi trend dan kontrol terhadap risiko.

 -Analisis teknikal sangat membantu melindungi dari kejatuhan pasar pada tahun 1987 dan
tahun 2000. Selama 20 tahun digunakan dalam melakukan kontrol terhadap risiko dan
perlindungan aset saat berinvestasi.

 -Analisis teknikal 90% diterima oleh para trader valas dalam memberikan arah bagi para
trader tersebut saat bertransaksi.

 -Analisis teknikal tidak dapat memberi keterangan mengenai “value” suatu saham namun
merupakan alat substitusi dalam melakukan pengambilan keputusan dan memberikan
informasi “keadaan apa yang sedang terjadi di pasar”. Analisis teknikal akan memberitahu
keadaan pasar meskipun informasi yang diterima oleh para pelaku pasar belum sepenuhnya
didapatkan (behind the scene information) .

Xavier et all (2010) menghasilkan penelitian mengenai indikator analisis teknikal dan menyimpulkan
bahwa Moving Average (MA) adalah salah satu indikator yang sangat kuat dalam memprediksi
pergerakan harga saham dalam pencapaian imbal hasil yang tinggi. Penelitian ini dilakukan pada
kurun waktu tahun 1988 sampai dengan tahun 2009 pada Bursa Efek Mexico (Mexico Stock
Exchange).

Penelitian mengenai analisis teknikal di China yang bukan hanya menyatakan bahwa analisis teknikal
merupakan alat yang tepat untuk memprediksi pergerakan harga di masa datang namun juga
memberikan gambaran market yang tidak efisien yang sedang terjadi (Li at al, 2003).
Analisis Teknikal

Chart & Running Trade di Layar BEI


Sumber : IPOT

Analisis teknikal adalah suatu metode analisis secara statistik untuk menilai suatu saham, mata uang,
sekuritas, atau komoditi seperti minyak, hasil tambang, hasil pertanian dan sebagainya berdasarkan
data yang berupa pergerakan harga (pembukaan, tertinggi, terendah, dan penutupan) di masa lampau.
Data ini yang kemudian digunakan untuk memprediksi harga di masa datang (Ong, 2008).
Menurut Achelis (2001) analisis teknikal adalah studi mengenai harga masa lalu untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik (better investment) di masa depan dengan menggunakan grafik sebagai alat
bantunya.

Berbeda dengan analisis fundamental yang melakukan penilaian berdasarkan analisis data-data
internal dari perusahaan emiten seperti laporan keuangan, atau data eksternal yang mempengaruhinya
(keadaan makro ekonomi atau kebijakan-kebijakan ekternal) pada waktu tertentu (Gumanti, 2011).
Sedangkan menurut Achelis (2001), suatu analisis fundamental adalah proses penentuan harga
(dalam hal ini saham) berdasarkan prediksi pendapatan di masa datang (future earning).

Analisis teknikal melakukan perhatian terhadap pergerakkan harga dari waktu ke waktu (jam, harian,
mingguan, bulanan atau tahunan) yang biasanya ditampilkan dalam bentuk grafik (chart) sehingga
orang yang melakukan analisis ini sering disebut technicalist atau chartist (Ong, 2008).
Jenis grafik yang secara umum sering digunakan para technicalist adalah, grafik batang (bar chart),
dan grafik garis (line chart) grafik lilin (candle chart atau sering disebut candle stick). Untuk yang
berwarna hijau menunjukan bahwa harga penutupan saham saat ini lebih tinggi dibanding harga
penutupan sebelumnya (istilahnya saham sedang naik). Warna merah menunjukkan harga penutupan
saat ini lebih rendah dari harga penutupan sebelumnya (saham sedang turun). Warna kuning
(berbentuk salib sumbu) menunjukan harga penutupan sebelumnya sama dengan harga penutupan saat
ini. Warna kuning indikasi bahwa harga saham akan berbalik arah.

Candle Stick Chart . Sumber IPOT

Dalam melakukan investasi di pasar modal, perlu adanya pembedaan yang mendasar antara pelaku
pasar yaitu trader dan investor. Perbedaan mendasar bagi keduannya adalah waktu yang dibutuhkan
saat mulai melakukan investasi sampai dengan batas akhir atau biasa disebut time horizon. Batas
mulai investasi sampai dengan batas akhir inilah yang dijadikan sebagai dasar perhitungan atau
evaluasi dari pencapaian hasil. Time horizon dari masing-masing merupakan waktu penentuan yang
sifatnya subyektif bagi trader atau investor

Disebut trader jika time horizon yang digunakan adalah jangka pendek. Bisa dalam jangka waktu 24
jam saja dalam melakukan proses jual beli untuk menghasilkan pendapatan. Bisa dalam beberapa hari,
beberapa minggu atau beberapa bulan. Sedangkan investor memerlukan jangka waktu yang lebih
lama dalam berinvestasi. Minimal adalah satu tahun atau bahkan sampai lebih dari sepuluh tahun
(Banjoko, 2011).

Time horizon yang biasanya digunakan oleh trader atau investor adalah jangka pendek (short term),
jangka menengah (medium term) atau jangka panjang (long term). Jangka pendek, waktu yang
digunakan dalam berinvestasi adalah maksimal tiga minggu. Untuk jangka menengah waktu yang
digunakan adalah lebih dari tiga minggu sampai paling lama satu tahun. Sedangkan jangka panjang,
waktu yang digunakan adalah lebih dari satu tahun (Ong, 2008).
Darmawan (2010) dalam buku "Investor Sibuk" membuat perbedaan trader dan investor menjadi
bagian seperti yang tertera pada tabel berikut di bawah ini :

Parameter Momentum Trader Growth Investor Value Investor

Sifat Risk Taker Risk Tolerance Risk Averse

Fokus Harga Sesaat Kinerja Perusahaan Aset Perusahaan

Petunjuk Harga Sesaat Laba Rugi Neraca & Laba Rugi

Tren Short Term Medium term Long Term

Analisis Technical Technical & Fundamental Fundamental

Periode Menit – harian Bulanan Tahunan

Aktivitas Sering (menit-harian) Sedikit (bulanan) Sedikit (tahunan)

Sasaran Penghasilan Medium Approach Long term approach

Monitoring Sangat aktif Tidak terlalu aktif Pasif

Harga yang dimonitor Real Time Delay Time Delay Time

Order Real Time (penting) Real time (tidak penting) Real time (tidak penting)

ANALISIS TREND dan SIKLUS PASAR

Harga yang terbentuk dalam kurun waktu tertentu dapat membuat suatu pola atau arah yang biasa
disebut trend. Menurut teori Dow (Dow Theory) bahwa trend dapat dibagi menjadi tiga yaitu uptrend,
down trend, dan side way.

Uptrend yaitu kondisi dimana harga cenderung menunjukan kenaikan dari harga sebelumnya.
Meskipun diselingi oleh penurunan harga atau koreksi, namun secara garis besar arahnya menuju
tingkat yang lebih tinggi.
Gambar Kondisi Uptrend. Grafik ke arah atas .
Sumber : forextechnicalchartist.com
Down trend yaitu kondisi dimana harga cenderung menunjukan penurunan dari harga sebelumnya.
Meskipun diselingi oleh kenaikan harga, namun secara garis besar arahnya menuju tingkat yang lebih
rendah.

Grafik Kondisi Downtrend


Sumber : forexrealm.com

Sideway yaitu kondisi dimana harga cenderung menunjukan nilai yang konstan atau stabil pada kurun
waktu tertentu. Meskipun diselingi oleh kenaikan atau penurunan harga, namun secara garis besar
arahnya tidak menunjukan kecenderungan naik atau turun (Achellis, 2001)
Gambar Grafik Kondisi Sideways
Sumber : fxhometrader.co.za

“Trend is our friend and never fight the trend”. Trend adalah merupakan salah satu faktor kunci
dalam berinvestasi di pasar modal. Identifikasi trend sangat penting dalam membantu investor untuk
memilih saham apa yang akan dibeli (berdasarkan data uptrend) dan kapan saham tersebut dibeli atau
dijual. Saham akan dibeli oleh investor ketika menunjukan keadaan uptrend . Dibeli dengan harga
rendah untuk kemudian dijual dengan harga tinggi atau dibeli dengan harga tinggi dan dijual dengan
harga lebih tinggi.

Untuk pasar modal di Indonesia, pihak otoritas bursa seperti Bapepam melarang kondisi short selling.
Yaitu kondisi dimana investor dapat melakukan penjualan saham tertentu pada harga tinggi tanpa
harus memiliki saham tersebut untuk kemudian membelinya pada saat harga rendah dalam hari yang
sama. Untuk negara-negara seperti Amerika atau HongKong , kondisi short selling adalah hal biasa
dan dibolehkan. Dengan demikian identifikasi downtrend juga digunakan dasar untuk melakukan
pembelian dan penjualan dengan metode short selling (Achellis, 2001).

Menggambar garis trend, jika pada kondisi uptrend maka garis yang dibuat dengan cara
menghubungkan titik harga terendah pada bagian lembah yang terbentuk. Untuk kondisi downtrend,
menghubungkan titik harga tertinggi pada bagian puncak yang terbentuk. Sedangkan kondisi sideway,
maka garis yang dibuat dengan menghubungkan titik harga tertinggi pada puncak dan titik harga
terendah pada lembah. Penggambaran garis trend seperti pada gambar di atas.

Siklus pasar tampak seperti gambar di bawah ini adalah suatu kondisi pergerakan harga yang
dimulai awal (harga terendah) hingga akhir (harga tertinggi) untuk kemudian kembali ke harga semula
(harga terendah) pada rentang waktu tertentu. Pasar akan mengalami suatu siklus. Yang menyebabkan
harga terendah atau tertinggi adalah berasal dari supply dan demand para pelaku pasar. Dalam pasar
modal, siklus terbagi menjadi empat bagian yang diterangkan dalam gambar dan tabel berikut di
bawah ini (Darmawan, 2010) :

Gambar Siklus Pasar dalam Rentang Tertentu

Bagian Kondisi

Bagian 1 Keadaan dimana siklus mulai berbalik arah menuju bullish,


biasanya kondisi ini telah dimanfaatkan oleh para manajer
investasi untuk melakukan pembelian atau perusahaan
sekuritas dengan kapitalisasi yang besar. Investor lain masih
belum mengetahui keadaan ini.
Bagian 2 Keadaan dimana harga mulai naik, saat yang tepat untuk
melakukan pembelian.
Bagian 3 Kadaan dimana harga mulai mengalami stagnasi dan
ketidakpastian. Harga mau dibawa ke mana. Bisa naik atau bisa
turun. Namun banyak juga investor yang baru melakukan
pembelian pada bagian ini dengan harapan harga akan naik
lagi. Sedangkan sebagian investor, bagian ini adalah saat yang
tepat untuk melakukan “take profit” atau “profit protection”.
Bagian 4 Keadaan masa penurunan atau masa-masa tekanan jual lebih
tinggi daripada pembelian.

Pada gambar di bawah ini terlihat bahwa siklus terjadi Bursa Efek Indonesia pada rentang November
2009 – Februari 2010 dimana grafik dari pergerakan harga saham pertambangan mengalami kenaikan
dan kembali menurun ke harga semula.
Gambar Kondisi Siklus di Pasar Modal (Pertambangan)
Sumber : IPOT
Jika dilihat dari grafik yang terjadi pada gambar di bawah ini, pola dari pergerakan harga saham PT
Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang termasuk salah satu perusahaan pertambangan mengalami
siklus sama seperti pergerakan harga saham pertambangan. Siklus ini akan selalu berulang dan harga
yang terbentuk adalah hasil dari persepsi para investor yang juga berulang setiap waktu.

Gambar Kondisi Siklus di Pasar Modal untuk saham PGAS


Sumber : IPOT
GARIS SUPPORT DAN RESISTANCE
Garis support adalah garis dimana terdapat kecenderungan harga akan naik (garis batas bawah). Pada
garis ini terdapat keadaan dimana permintaan lebih besar dari penawaran dan akan menyebabkan
harga cenderung akan naik.
Garis resistance adalah garis dimana terdapat kecenderungan harga akan turun (garis batas atas). Pada
garis ini terdapat keadaan dimana permintaan lebih kecil dari penawaran dan akan menyebabkan
harga cenderung akan turun (Achellis, 2001).

Gambar Support dan Resistance Level


Sumber : tradeforecast.biz

Gambar di atas merupakan cerminan dari psikologi para investor, yaitu suatu keadaan dimana investor
melakukan pembelian, penjualan, atau tidak melakukan transaksi sama sekali. Psikologi investor yang
diliputi perasaan takut (fear) atau serakah (greed) dalam melakukan transaksi dengan sendirinya akan
membentuk supply dan demand.

Rasa takut timbul sebagai akibat pemilihan suatu saham yang harganya kemudian turun dan
menderita kerugian. Pada keadaan ini investor berharap saham dapat kembali ke keadaan semula.
Sedangkan rasa serakah timbul sebagai akibat melakukan pembelian atau penjualan saham yang nilai
keuntungannya dianggap kurang sesuai dengan harapan. Membeli kurang banyak pada saat saham
yang dibeli mengalami kenaikan atau menjual pada harga yang tidak terlalu tinggi dimana saham
tersebut naik pada level yang lebih tinggi. Semakin tinggi volatilitas suatu saham atau dalam hal ini
pasar , maka akan tinggi pula perasaan takut dan serakah dan semakin kuat pula tingkat resistance dan
support-nya.

Bila garis support dapat ditembus oleh pergerakan harga , secara otomatis garis support tersebut
menjadi garis resistance. Bila garis resistance dapat ditembus oleh pergerakan harga, maka garis
tersebut akan berubah menjadi garis support (Ong, 2008).

Pullback

Pullback adalah kondisi pada saat harga kembali ke level support atau resistance yang pernah
ditembus yang kemudian melanjutkan trend yang sedang berlangsung (C ke D kemudian ke F) pada
gambar dibawah ini . Ini adalah berakhirnya trend jangka pendek pada trend jangka panjang (Brooks,
2012).

Gambar Kondisi Pullback


Sumber : www.mta.org

Pada gambar di atas di sebelah kiri terlihat bahwa pullback terjadi menuju garis support yang
kemudian berbalik kembali melanjutkan trend (bullish) yang sedang terjadi. Sedangkan pada bagian
kanan terlihat bahwa pullback terjadi menuju garis resistance yang kemudian berbalik kembali
melanjutkan trend (bearish) yang sedang terjadi.

Kondisi bearish adalah suatu kondisi dimana keadaan suatu pasar yang cenderung menurun. Asal
katanya adalah bear (beruang) yang sedang mencakarkan kukunya ke arah bawah. Sebaliknya,
kondisi bullish adalah suatu kondisi dimana keadaan suatu pasar yang cenderung naik secara terus
menerus. Asal katanya adalah bull (banteng) yang sedang mengayunkan tanduknya ke atas (Little,
2011).
Gambar Saham INCO terjadi Pullback, Kemudian Melanjutkan Trend-nya
Sumber : IPOT

BATAS TOLERANSI
Batas toleransi adalah batas yang diperbolehkan sebelum pergerakan harga yang melewati suatu
garis dinyatakan sebagai penembusan yang sah dan merupakan tolok ukur garis tersebut sebagai valid
break atau bukan. Batas toleransi ini digunakan untuk meredam sinyal palsu (bad signal) atau
whipsaws. Batas toleransi bersifat subyektif dan tergantung dari cara pandang investor sendiri (Ong,
2008).

Contoh kasus misalkan saham PT International Nickel Indonesia, sekarang VALE Indonesia (INCO)
yang dibeli oleh investor A adalah Rp 3.000.- pada kondisi uptrend. Investor A memiliki batas
toleransi jika terjadi kondisi reversal (berbalik arah menjadi downtrend) adalah 5%. Maka jika harga
saham INCO menjadi berkurang 5% atau saat ini menjadi Rp 2.850.-, investor A akan menjual saham
tersebut, yaitu menjual pada kondisi rugi.

Sebaliknya jika kondisi saat ini saham INCO turun menjadi Rp 2.900.- investor A tidak akan menjual
sahamnya karena belum menyentuh batas toleransi yang ditetapkan. Kemungkinan penurunan itu
bersifat sementara (bad signal) untuk kemudian kembali ke harga semula atau kondisi semula sesuai
trend yang sedang terjadi. Dalam menetapkan batas toleransi, investor A perlu juga memperhitungkan
riwayat saham INCO berdasarkan grafik pergerakan harga sebelumnya.
Menjual saham dengan kondisi merugi dan dalam batas toleransi yang ditetapkan oleh setiap investor
agar kerugian tidak bertambah besar disebut cut-loss. Jika investor salah arah dalam melakukan
pembelian saham (menurut perhitungan naik tetapi pada kenyataannya turun), maka harus siap
mengalami kerugian dengan melakukan cut-loss. Kondisi yang dianjurkan bagi investor adalah cut
your loss fast, and let your profit run.
Jika kondisi merugi, harus segera ditutup dengan menjual saham tersebut pada batas toleransi yang
telah ditetapkan. Sedangkan jika kondisi untung (gain) dijual menurut nilai ekspektasi dari investor
tersebut. Misalnya 5%, 10% atau lebih dari harga pembelian. The bottom is limit but the sky is no
limit. Kerugian harus dibatasi, sedangkan keuntungan tergantung akseptasi investor. Jika mungkin
setinggi-tingginya (Achellis, 2001).

ANGKA PSIKOLOGI
Angka psikologi adalah angka yang terbentuk dari angka-angka bulat seperti 10, 20, 25, 50, 100,
200, 500, 1,000 dan kelipatannya yang mencerminkan keadaan psikologi terendah atau tertinggi dari
suatu saham (psikologi support atau resistance). Pada angka-angka ini biasanya banyak investor
melakukan order pada angka angka psikologi itu (order jual atau beli). Akibatnya akan terbentuk
supply dan demand yang sangat besar, sehingga investor banyak yang gagal mendapatkan order
karena harga sudah berubah pada saat terjadi antrian tersebut (Ong, 2008).

Angka psikologi saham Telkom (TLKM) pada harga Rp 7.150


kemudian menembus angka psikologi tersebut. Angka psikologi
yang baru pada harga Rp 7.650.

Angka psikologi juga dapat dijadikan momentum untuk melakukan aksi pembelian saham. Misalkan
saat ini angka psikologi saham PT United Tractor Indonesia (UNTR) adalah Rp 29.000.- selama
beberapa hari (resistance kuat). Investor A dapat melakukan aksi pembelian saham UNTR pada saat
harga menembus angka psikologi-nya yaitu pada harga Rp 29.100.- Pasar telah menghargai saham
UNTR di atas angka psikologi-nya dan penembusan ini akan berlanjut untuk menguji ke angka
psikologi yang baru atau berbalik ke angka psikologi sebelumnya. Jika harga saham UNTR
melanjutkan kenaikan menjadi sebesar Rp 29.400.- maka kondisi ini menjadi angka psikologi yang
baru.

Sebaliknya jika harga saham UNTR berbalik ke resistance semula, maka investor A mengalami
kerugian. Kerugian harus dibatasi pada level tertentu misalnya 5% dari nilai pembelian (tergantung
dari akseptasi investor). Maka jika saham UNTR telah menyentuh harga Rp 27.600 (dibawah level
resistance semula) , investor A telah melakukan aksi jual untuk menghindari kerugian yang lebih
besar.

VOLUME

Volume adalah parameter transaksi yang menunjukan jumlah saham yang berpindah tangan pada
waktu tertentu dan dapat digunakan sebagai alat ukur intensitas perubahan harga. Volume juga
merupakan indikator likuiditas suatu saham. Volume perdagangan besar menunjukan likuiditas suatu
saham itu cukup baik sedangkan volume perdagangan kecil menunjukan bahwa saham tersebut
kurang likuid (sulit untuk diperdagangkan atau minat investor sangat kecil untuk melakukan
pembelian saham tersebut).

Volume yang meningkat diiringi harga saham yang juga meningkat tidak mencerminkan pembeli
lebih banyak dari penjual. Untuk semua volume baik besar atau kecil, jumlah pembeli dan penjual
tetap sama.

Pergerakan harga pada suatu trend (uptrend atau downtrend) diikuti dengan volume perdagangan
yang besar, maka trend akan berlanjut. Namun jika volumenya menurun, maka trend yang sedang
terjadi akan mengalami perubahan arah (reversal). Sedangkan pada kondisi sideway tetapi volume
perdangan besar maka sedang terjadi akumulasi (pengumpulan saham) atau distribusi saham /
membuang saham (Achellis, 2001).
Saham BORN cenderung sideway tetapi volume transaksi nya cukup besar.

Sumber : Indo Premier Securities

Contohnya adalah saham PT Borneo Lumbung Energi dan Metal (BORN). Harga sahamnya
cenderung sideway namun volume transaksinya tetap tinggi. Di sini terlihat ada sebagian investor
yang melakukan akumulasi (mengumpulkan) dan di satu pihak melakukan distribusi (membuang
saham BORN).

Teori Elliot Wave

Teori Elliot Wave terinspirasi oleh teori Dow dan pengamatan fenomena alam. Pergerakan harga
saham dapat diprediksi dengan cara melakukan pengamatan dan identifikasi pengulangan dari pola
gelombang. Keadaan psikologi pelaku pasar yang berubah-ubah dari pesimis menjadi optimis atau
sebaliknya dapat diterangkan melalui pola yang disebut elliot wave. Psikologi pelaku pasar dapat
ditandai berdasarkan trend yang sedang terjadi.
Gambar Gelombang Elliot (Elliot Wave)
Sumber :onlinetradingconcept.com

Teori fundamental Elliot Wave menyatakan bahwa trend pergerakan harga selalu dimulai dengan 5
gelombang yang diikuti oleh 3 gelombang lainnya yang berfluktuasi melawan trend yang sedang
terjadi. Gelombang 1, 3 dan 5 disebut sebagai gelombang impulse sedangkan gelombang 2 dan 4
menggambarkan kondisi pembalikan arah (pullback) dari trend atau dapat disebut sebagai koreksi
harga (Labuszewski et al., 2010).

Bilangan Fibonacci

Bilangan Fibonacci pertama kali dipublikasikan oleh Leonardo Pisano Bigolo berkebangsaan Italia.
Bilangan Fibonacci adalah merupakan penjumlahan dari urutan sederetan angka . Angka pertama
dijumlahkan dengan angka ke dua. Angka kedua dijumlahkan dengan angka ketiga. Angka ketiga
dijumlahkan dengan angka keempat dan seterusnya (membentuk deret Fibonacci). Deret Fibonacci
adalah 0,1,1,2,3,5,8,13,21,34,55,89,144,233,377, dan seterusnya.

Gambar Kurva yang Terbentuk dari Bilangan


Fibonacci
Sumber : cnx.org
Kurva Linear yang Terbentuk dari Bilangan Fibonacci
Sumber : matcast.com

Retracement menurut para chartist atau technicalist adalah gambaran persentase penurunan harga
saham dari puncak yang paling tinggi ke bagian dasar setelahnya. Fibonacci retracement
menggambarkan harga saham akan menuju ke tingkat Fibonacci level (38,2% ; 50%, ; dan 61,8%
yang diperoleh melalui perhitungan Fibonaci) sebelum kembali melanjutkan pergerakkannya.

Fibonacci retracement digunakan untuk mengetahui seberapa rendah harga suatu saham sebelum
saham tersebut akan memantul kembali untuk melanjutkan trend. Biasanya pada level 50%, nilai
Fibonacci retracement kurang berarti, tetapi para pelaku pasar menggunakan level ini karena ada
kecenderungan setelah melampaui batas 50% akan berbalik arah. Setelah saham mengalami uptrend,
maka saham tersebut akan terkoreksi untuk kemudian melanjutkan trend yang sedang terjadi. Jika
kondisi uptrend sangat kuat, koreksi yang terjadi hanya berkisar 23,6%. Namun jika kondisi uptrend
tersebut kurang kuat atau mengalami penurunan , koreksi dapat terjadi pada kisaran 61,8%
(Obienugh, 2010).

Pada contoh gambar di bawah ini terlihat bahwa dalam 3 bulan antara bulan Januari sampai dengan
Maret 2012 untuk saham PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) berdasarkan Fibonacci retracement
terbagi menjadi sebagai berikut :
Persentase Tingkat Harga (Rupiah)

23,6% 3.370

38.2% 3.464

50,0% 3.538

61,8% 3.611

100% 3.850

Pergerakan harga saham PGAS mengalami fase downtrend pada tanggal 23 Pebruari 2012 dengan
harga penutupan Rp 3.600.- setelah mencapai puncaknya pada tanggal 22 Pebruari pada level Rp
3.775.- Menurut kaidah Fibonacci bahwa saham PGAS setelah mencapai puncaknya, kemungkinan
besar akan berbalik arah menuju ke level retracement 61,8% yaitu Rp 3.611.-

Pergerakan saham PGAS mengalami retracement.

Sumber : Indo Premier Securities


Pada level ini ada dua kemungkinan pergerakan bagi saham PGAS. Jika tidak berhasil menembus
level di bawahnya, harga saham PGAS akan tetap pada level tersebut atau memantul kembali ke atas.
Namun jika level ini dapat ditembus, maka kemungkinan besar harga yang terbentuk adalah pada
level di bawahnya.

Terlihat bahwa saham PGAS mengalami penembusan yaitu pada level Fibonacci retracement 50%
(Rp 3.537) untuk kemudian menuju level di bawahnya yaitu level 38,20% (Rp 3.464) pada tanggal 27
Pebruari 2012. Pada tanggal 28 Pebruari 2012, saham PGAS berbalik arah setelah menyentuh batas
38,20% menjadi uptrend.

Indikator Analisis Teknikal

Bull and Bear from Wallstreet


kfwimer.com

Indikator adalah suatu perhitungan matematika yang diterapkan pada harga suatu saham atau
sekuritas di masa lalu. Gunanya adalah untuk melakukan antisipasi terhadap perubahan harga
(Achellis, 2001).

Hasil dari pengolahan data-data ini adalah merupakan alat bantu yang akan digunakan untuk
pengambilan keputusan dalam melakukan transaksi baik di pasar saham atau sekuritas lain. Sebagian
pelaku pasar menggunakan indikator sebagai alat bantu utama (main tools) dalam melakukan eksekusi
perdagangan saham. Indikator ini digunakan juga sebagai alat konfirmasi. Tujuan lainnya yang tidak
kalah penting adalah melihat pola grafik (charting) pergerakan saham pada rentang waktu tertentu.
Indikator dalam analisis teknikal dibagi menjadi dua bagian yaitu leading dan lagging. Indikator
leading adalah indikator yang dapat mendeteksi momentum suatu market, oversold (keadaan jenuh
menjual) dan overbought (keadaan jenuh membeli). Contohnya adalah indikator stochastic dan
Relative Strengh Index (RSI). Indikator lagging adalah indikator yang berfungsi untuk mendeteksi
trend yang sedang terjadi. Contohnya adalah Moving Average (MA).

Tidak ada indikator yang 100% memberikan hasil yang sempurna (holly grail indicator). Masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa Indikator saja.
Jika kita ingin berinvestasi, pilihlah indakator atau cara yang ringkas dan sederhana. Ingat : menurut
penelitian, banyak pelaku pasar modal menyatakan bahwa indikator ini hanya berperan kurang lebih
20% saja. Yang berperan sangat besar adalah psikologi pasar (market psychology) atau psikologi dari
investor sendiri.

MOVING AVERAGE (MA)

Indikator ini banyak dipakai penggunaannya oleh investor karena sangat sederhana dan mudah
menggunakannya. Berdasarkan pergerakan saham pada masa lalu dan formula perhitungan rata-
ratanya akan membentuk suatu grafik garis yang digunakan untuk mendeteksi trend yang sedang dan
kemungkinan yang akan terjadi. Moving Average terbagi menjadi tiga bagian :

1. SMA (Simple Moving Average)


2. WMA (Weighted Moving Average)
3. EMA (Exponential Moving Average)

Simple Moving Average (SMA)

Menunjukan harga rata-rata pergerakan suatu saham dalam kurun waktu tertentu (biasanya harga
penutupan pasar) . Rentang waktu yang digunakan tergantung pemilihan dari investor itu sendiri.
Waktu yang biasa digunakan adalah rentang 10, 20, 25, 30, 50, 100 dan 200 hari. Rentang waktu yang
singkat akan menghasilkan sinyal MA yang sensitif. Para trader transaksi jangka pendek
menggunakan rentang yang lebih singkat. Jika menggunakan rentang waktu yang lebih pendek, akan
sering terjadi sinyal palsu yang terbentuk. Sedangkan jika menggunakan rentang jangka panjang,
dapat meredam sinyal palsu namun sinyal yang dihasilkan agak lambat (Brooks, 2007).
Perhitungan SMA misalnya dalam waktu 5 hari adalah (pergerakan saham PT Elnusa (ELSA) dari
tanggal 1 Pebruari 2012 sampai tanggal 14 Pebruari 2012 adalah sebagai berikut :

Tanggal Harga Penutupan Nilai rata-rata 5 harian

1 Pebruari 2012 270

2 Pebruari 2012 260

3 Pebruari 2012 250

6 Pebruari 2012 250

7 Pebruari 2012 250 256

8 Pebruari 2012 250 252

9 Pebruari 2012 245 249

10 Pebruari 2012 250 249

13 Pebruari 2012 245 248

14 Pebruari 2012 250 248

Contoh cara perhitungan SMA5

 SMA5 = (h1 + h2 + h3 + h4 + h5) / 5


 SMA5 = ( h2 + h3 + h4 + h5 + h6) / 5

dimana h adalah harga penutupan pada hari-hari berikutnya.

Gambar Garis SMA-15


Sumber : forexroundup.co.uk
Jika keadaan pasar sedang mengalami uptrend maka garis SMA akan berada di bawah grafik
pergerakan harga, sedangkan pada kondisi downtrend garis SMA akan berada di atas grafik
pergerakan harga. SMA adalah indikator lagging yang sifatnya berada di belakang pergerakan harga.

SMA mempunyai kekurangan yaitu mencakup hanya satu periode saja. Juga karena pembobotannya
yang dianggap kurang fair. Misalnya SMA-5 dimana harga penutupan hari pertama dianggap sama
bobotnya dengan harga penutupan hari ke lima. Harga pada hari kelima seharusnya diberi bobot lebih
berat karena harga yang terakhir ini adalah mencerminkan kondisi actual pada saat itu. Hal ini dapat
diatasi dengan pengembagan MA yang lain yaitu Weighted Moving Average (WMA) dan Exponential
Moving Average (EMA).

Weighted Moving Average (WMA)

Formula yang digunakan dalam penyusunan WMA adalah pembobotan pada hari terakhir adalah lebih
berat dari pembobotan hari sebelumnya. WMA bersifat lebih sensitif dari SMA namun hanya meliputi
satu periode saja misalnya WMA-5 maka harga yang dihitung hanya periode lima hari penutupan
saja sehingga informasi yang diberikan terbatas.

Exponential Moving Average (EMA)

Formula yang digunakan dalam penyusunan EMA adalah pembobotan harga penutupan saham yang
semakin berat pada hari terakhir perhitungan. Fungsi EMA adalah menentukan trend yang akan
terjadi. Bila garis EMA berada di atas grafik pergerakan harga maka kondisi yang terjadi adalah
downtrend. Sedangkan garis EMA yang berada di bawah grafik pergerakan harga adalah menunjukan
kondisi uptrend.
Contoh grafik EMA 150, menunjukan sinyal down trend dan uptrend
Sumber : yangsaigon.com

Moving Average Crossover

Beberapa technicalist menggunakan dua atau lebih kombinasi dari Moving Average yang dikenal
dengan nama Moving Average Crossover. Misalnya dua MA-12 yang memiliki rentang waktu 12 hari
dipadukan dengan MA-26 dengan rentang waktu 26 hari. Penggunaannya adalah bila garis MA
dengan periode pendek memotong ke atas garis dengan MA yang lebih panjang maka dapat dikatakan
bahwa kondisi pasar dalam keadaan bullish (perpotongan garisnya disebut Golden Cross) dan pada
saat itu adalah kondisi yang tepat melakukan pembelian saham (yang dieksekusi pada hari berikutnya
sambil menunggu konfirmasi pergerakan selanjutnya).

Sebaliknya jika MA yang lebih pendek memotong ke bawah garis MA lebih panjang maka dapat
dikatakan bahwa kondisi pasar dalam keadaan bearish (perpotongan garisnya disebut death cross) dan
pada saat itu adalah kondisi yang tepat melakukan penjualan saham.
Grafik MA 50 dan MA 20 , menunjukan golden cross dan death cross
Sumber : stockchartreport.com

Penentuan MA tergantung dari keinginan dan persepsi investor dimana secara umum terdapat
kombinasi yang biasa digunakan :

MA-5 dan MA-20 atau MA-10 dan MA-50 untuk jangka pendek

MA-20 dan MA-50 untuk jangka menengah.

MA-50 dan MA 200 untuk jangka panjang

RELATIVE STRENGHT INDEX (RSI)

Pertama kali diperkenalkan oleh Welles Wilder pada tahun 1978. RSI adalah suatu osilator dengan
batasan rentang terendah (0) sampai rentang tertinggi (100). Rentang di bawah 30 disebut sebagai area
oversold dan rentang di atas 70 disebut sebagai area overbought. Ada sebagian investor membuat
wilayah oversold pada rentang di bawah 20 dan overbought pada rentang di atas 80. Semua
tergantung pada strategi investor karena ditujukan untuk meredam sinyal palsu yang dihasilkan oleh
osilator ini (Weissman, 2005).

Periode RSI standar menurut pembuatnya adalah 14 hari, namun dapat dirubah agar menghasilkan
sinyal yang lebih sensitif menjadi 12, 10, 9 , 8 atau 7 hari). Bila garis RSI menembus ke bawah garis
rentang 70 memberikan sinyal bearish. Bila garis RSI menembus ke atas garis rentang 30
memberikan sinyal bullish.

Jika terjadi penyimpangan garis RSI dengan grafik pergerakan harga saham (bertolak belakang) ,
maka dapat pula sebagai sinyal jual atau sinyal beli. Apabila garis RSI berada di atas garis rentang 70
(kondisi overbought) menunjukan arah yang berlawanan dengan market, maka memberikan sinyal
bearish. Apabila garis RSI berada di bawah garis rentang 30 (kondisi oversold) menunjukan arah
yang berlawanan dengan market, maka memberikan sinyal bullish.

Contoh garis RSI pada area oversold menuju ke atas (menembus garis rentang 30)
sedangkan grafik pergerakan harga arahnya downtrend. Memberikan sinyal bullish
dikemudian hari.
Saham BMRI . Sumber : IPOT

Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Diciptakan oleh Gerald Appel . Terjadi hubungan antara Exponential Moving Average (EMA) yang
berbeda periode waktunya, atau dengan kata lain MACD adalah penggabungan dua buah indikator
EMA . MACD termasuk indikator lagging dan sifatnya yang naik atau turun (oscillator) dibagi
menjadi dua bagian limit bawah (area oversold) dan limit atas (area overbought) oleh garis level 0.

Indikator MACD memiliki dua garis dimana salah satunya merupakan garis sinyal dan yang lain
adalah garis MACD. Garis MACD adalah selisih dari dua buah EMA (misalnya EMA 26 dan EMA 12)
dan menggunakan harga penutupan saham. Garis sinyal sifatnya lebih lambat dan merupakan moving
average dari garis MACD.
Standar garis sinyal biasanya adalah sembilan hari sedangkan garis MACD adalah 26 dan 12) . Jika
garis sinyal dibuat lebih pendek, misalnya tujuh hari maka akan memberikan sinyal yang lebih
sensitif. Jika semakin rendah periodenya maka kekurangannya adalah akan memberikan banyak
sinyal palsu.

Sinyal jual adalah pada saat garis MACD memotong ke bawah garis sinyal. Sinyal beli adalah pada
saat garis MACD memotong ke atas garis sinyal (Vasiliou et al., 2006).

Ringkasan MACD :
Garis Sinyal = EMA dari garis MACD

Garis MACD = EMA 12 – EMA 26

Garis indikator MACD (panah) pada saham BBNI tahun 2012


Sumber : IPOT

Stochastic Oscilator

Penemu Stochastic Oscilator adalah George C Line. Line melihat hubungan anatara harga penutupan
terakhir dengan harga terendah dan tertinggi dalam satu kurun waktu. Harga penutupan terakhir yang
mendekati harga tertinggi memberikan sinyal beli (bullish) sedangkan harga penutupan yang semakin
mendekati harga terendah menandakan tekanan jual atau distribusi (bearish).

Stocastic terdiri dari dua garis yang disebut garis %K dan %D yang berkisar antara level vertikal 0-
100. Area diatas 80 termasuk area overbought sedangkan area di bawah 20 termasuk area oversold.
Garis %K adalah disebut garis sinyal dan garis yang terpenting. Garis %D disebut garis trigger
(pemicu) . Sinyal beli jika pada area oversold garis %K memotong ke atas garis %D. Sinyal jual jika
pada area overbought garis %K memotong ke bawah garis %D. Stochastic terdiri dari dua bagian
yaitu fast stochastic dan slow stochastic (Michael, 2005).

Garis indikator Stochastic (panah) pada saham BBNI tahun 2012


Sumber : IPOT

Fast Stochastic : menggunakan nilai %K dari rasio persentase harga penutupan terakhir dengan harga
tertinggi dan terendah dalam satu periode tertentu. %D nya adalah rata-rata Simple Moving Average
(SMA) dari %K selama tiga hari terakhir.

Slow Stochastic : %K menggunakan nilai rata-rata 3 hari terakhir . Nilai %D adalah rata-rata tiga hari
terakhir dari %K slow stochastic. Penggunaan yang lebih umum digunakan adalah Slow Stochastic
karena untuk meredam sinyal palsu.

Parabolic SAR

Diciptakan oleh Welles Wilder. Kata parabolic karena bentuk kurvanya seperti parabola. Sedangkan
SAR adalah kependekan dari “stop and reverse” Garis Parabolic SAR adalah berupa kumpulan titik
yang membayangi pergerakan harga.
Sinyal beli adalah saat garis indikator melintasi harga saham dari atas ke bawah. Sinyal jual adalah
saat garis indikator melintasi harga saham dari bawah ke atas. Parabolic SAR sangat tepat saat trend
yang terjadi adalah bullish atau bearish, tetapi kurang cocok pada saat trend sideways.

Dua variable pada Parabolic SAR adalah The Step dan The Maximum Step. Step yang umum dan
dianjurkan oleh penemunya adalah The Step 0,02 dan Maximum Step adalah 0,2. Semakin tinggi nilai
the Step membuat indikator semakin sensitif terhadap perubahan harga saham dan akan menghasilkan
banyak sinyal palsu. Maximum Step digunakan untuk mengontrol jarak titik Parabolic SAR dengan
pergerakan harga. Maximum Step yang semakin rendah akan membuat titik semakin jauh jaraknya
dari pergerakan harga saham.

Wilder menyarankan agar melakukan konfirmasi terhadap trend jika akan menggunakan indikator ini.
Bila kondisi sedang menunjukan uptrend, dilakukan eliminasi sinyal jual dan menunggu sinyal beli.
Sinyal beli disarankan untuk tidak dilakukan bila dalam kondisi downtrend. (Ong, 2008).

Rumus Parabolic SAR :

SARn + 1- SARn + (Fa x (EP –SARn))

Dimana :

SARn + 1 = Nilai SAR besok

SARn = SAR hari ini

EP = Harga tertinggi jika uptrend

EP = Harga terendah jika downtrend

Fa = Faktor akselerasi, awalnya 0,02 dan meningkat maksimum

sebesar 0,2
Garis Indikator Parabolic SAR (panah) pada saham BBNI tahun 2012

Sumber : Indo Premier Securities

Reminder : INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL !


Indikator di atas hanya sebagian saja yang diuraikan pada penulisan ini namun masih terdapat
beberapa indikator lain seperti Momentum, Boehlinger Band, dan lainnya. Penggunaannya tergantung
dari persepsi investor sendiri. Yang perlu diingat adalah bahwa dalam berinvestasi : gunakanlah alat
bantu yang mudah dan simpel (ringkas). Indikator yang sulit dan kompleks belum tentu membantu
dalam menentukan pengambilan keputusan investasi. Yang sangat berperan adalah psikologi pasar
(50%) atau persepsi investor sendiri terhadap keadaan pasar secara keseluruhan. Dan kondisi pasar
adalah selalu "benar" (maksudnya : pasar adalah selalu merupakan pencerminan kondisi / keadaan
pada saat itu ).

"The market is always right" ..........

Efficiency Market Hypothesis

Efficiency Market Hypothesis adalah suatu paradigma yang menyatakan bahwa harga yang terbentuk
di pasar adalah sudah mencerminkan informasi yang tersedia (Fama, 1970).
Jensen (1978) melakukan pengembangan terhadap teori ini. Pasar yang efisien mencerminkan semua
informasi yang tersedia sehingga tidak mungkin memperoleh abnormal return berdasarkan informasi
yang tersedia tersebut. Jensen membagi pasar yang efisien dalam tiga bagian yaitu :

Weak form efficiency dimana informasi yang tersedia bagi investor sangat terbatas.

Semi Strong dimana informasi yang didapatkan investor cukup tersedia namun tidak seluruhnya.

Strong dimana informasi yang tersedia bisa sangat cepat diakses investor.

Paradigma ini sangat bertentangan dengan para technicalist yang menyatakan bahwa pada pasar yang
efisien dimana informasi tersedia dengan cepat, akan dapat digunakan untuk memprediksi harga di
masa datang sehingga dapat dihasilkan return yang lebih tinggi.

Anomali Pasar dan Psikologi Investor

Terlepas dari berbagai analisis teknikal yang ada, pasar sesekali mengalami anomali dimana prediksi
tidak sesuai dengan kenyataan. Penyebab anomali pasar adalah psikologi investor. Psikologi investor
menyumbang sekitar 50% dari strategi jual beli (disiplin dalam melakukan transaksi dan pengendalian
emosi dari fear and greed) di pasar modal, 30% adalah money management yaitu strategi mengatur
dana yang tersedia dalam berbagai macam jenis saham beserta komposisinya. Sedangkan 20% adalah
analisis teknikal (Ong, 2005).

Ternyata analisis teknikal hanya menyumbang 20% saja dari berbagai strategi yang dijabarkan. Dan
dalam melakukan investasi adalah dibutuhkan suatu kesederhanaan dan kesabaran Maksudnya
pemakaian indikator analisis teknikal disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak semua indikator sulit
akan memberikan return yang lebih baik (May, 2010) .

Tidak ada analisis teknikal yang 100% sempurna meramalkan pergerakan suatu saham (holy grail)
karena hal ini sama dengan menjabarkan psikologi seseorang (investor) yang selalu berubah ke dalam
suatu indikator alau alat bantu berinvestasi yaitu indikator analisis teknikal meskipun psikologi
investor terpola dari waktu ke waktu (Darmawan, 2010).

SUMBER PENULISAN :
Achellis, Steven B. 2001. Technical Analysis from A to Z. 2nd edition. New York : McGraw-Hill
Company.

Banjoko. Aderemi. 1999. Stock Trading and Investing. London UK : Author House UK Ltd
Bodie et al. 2011. Investments and Portfolio Management. 9th Edition. New York : McGraw-Hill
Irwin.

Brook, Al, 2012. Trading Price Action Trading Ranges: Technical Analysis of Price Charts Bar by Bar
for the Serious Trader, Hoboken, New Jersey : John Wiley and Sons, Inc,

Car, Michael. 2005. Getting Mechanical with Oscilator. Futures 34.7. pp : 445-446

Darmawan, Ferdie. 2010. Investor Sibuk. Edisi Pertama. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama

Gumanti, Tatang Ari. 2011. Manajemen Investasi. Edisi Pertama. Jakarta : Mitra Wacana Media.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi dan
Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE

Labuszewski, John W, John E Nyhoff, Richard Co and Paul E Peterson. 2010. The CME Group Risk
Management Handbook; Product & Application. New Jersey : John Willey and Sons Inc

Li, Xiao-Ming and Kong Jun Chen, On the Value Technical Analysis for Stock Trader in China.
Department of Commerce, Massey University (Albany). New Zealand. JEL classification : G14;O53

Lind at al. 2010. Statistical Technique in Business and Economics. 14th Edition. New York : McGraw-
Hill Irwin.

Little, LA. 2011. Trend Qualification and Trading : Techniques to Identify the Best Trend to Trade.
Hoboken New Jersey : John Wiley & Sons Inc

Maheshwari, Yogesh. 2008. Investment Management . Eastern Economy Edition. New Delhi : PHI
Learning Private Limited

May, Ellen. 2010. We are Trader not Gambler . Edisi Pertama. Jakarta : Vibby Publishing

Obienugh, JP, 2010, Jonbull’s Stock Guide : How to Invest Profitably in Volatile Stock Market”.
Trafford Publishing, North America & International

Ong, Edianto. 2008. Technical Analysis for Mega Profit. Edisi Pertama. Jakarta : Mega Publishing

Twibell , David. 2005. Technical Speaking Technical Analysis has never received much respect in
investment community, but studies show it may be a valuable tool for predicting future stock price
movement . Financial Planing pp : 109-111
Schiller, Jon PhD, 2010, Double your Money with weekly option Condors “. USA : Jon Schiller
Software

Vasiliou at al. 2006. How Rewarding is Technical Analisys ? Evidence from Athen Stock Exchange.
Operational Research. International Journal Vol. 6 no.2. pp : 85-102

Vibby, Santo. 2011. The Secret Market Stock Profit of When to Buy and Sell, Candle Stick can Tell,
Edisi Revisi. Jakarta : Vibby Publishing

Xavier, Garza-Gomes at al. 2010. Technical Analysis : Evidence from The Mexican Stock Market. The
Business Review. Cambridge 15.2pp : 49-54

Anda mungkin juga menyukai