Anda di halaman 1dari 3

5.2.

5 Pemantauan (Monitoring)

Sistem pengendalian internal perlu dipantau karena merupakan suatu proses penilaian
kualitas kinerja sistem sepanjang waktu.

5.2.5.1 PEMANTAUAN BERJALAN DAN TERPISAH (ON-GOING MONITORING


AND SEPARATE EVALUATION

Pemantauan berjalan diterapkan pada kegiatan operasi sehari-hari, yang berjalan


berulang, termasuk kegiatan pengawasan (supervisory activity) yang dapat menguji
kualitas kinerja sistem pengawasan internal. Hal yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Mensyaratkan setiap kegiatan personel didukung oleh dokumen tertulis dalam


sistem pengendalian internal;
2. Menguji keakuratan dan reliabilitas interval informasi dengan pemanfaatan data
dari pihak luar;
3. Memberi tanggapan terhadap rekomendasi auditor internal dan eksternal tentang
cara untuk memperkuat pengendalian internal;
4. Mengevaluasi pelatihan, seminar, rapat perencanaan, dan rapat lain yang
memberikan umpan kepada balik manajemen tentang apakah pengendalian
internal beroperasi secara efektif;
5. Membuat laporan personel secara periodik untuk menyatakan bahwa mereka
memahami dan mematuhi kode etik entitas dan secara yang kritis teratur
melaksanakan aktivitas pengendalian yang kritis;
6. Mengefektifkan aktivitas audit internal (satuan pengawasan internal).

Evaluasi terpisah ini merupakan evaluasi yang dilakukan secara langsung terhadap
efektivitas pengendalian internal, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah pemantauan
berjalan masih efektif. Hal yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Menentukan ruang lingkup dan frekuensi evaluasi terpisah atas Menentukan


ruang sistem pengendalian intenal;
2. Menentukan proses evaluasi yang tepat;
3. Menentukan metodologi untuk mengevaluasi sistem secara logis dan tepat;
4. Menentukan kecukupan dokumentasi.

5.2.5.2 EVALUASI DAN KOMUNIKASI PENYIMPANGAN

Adanya penyimpangan (deficiencies) perlu dilakukan evaluasi dan dikomunikasikan


kepada yang berhak serta berwenang untuk menidaklanjutinya.

5.3 KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERNAL

Beberapa keterbatasan (limitation) dari pengendalian internal, yaitu sebagai berikut.

Kesalahan dalam keputusan (judgment), misalnya karena kurang informasi,


kendala waktu, tekanan, dan lain-lain.
Breakdown (macet karena salah memahami instruksi dan prosedur serta lalai.
Terdapat kolusi (collusion), misalnya kerja sama antar-karyawan atau antara
karyawan dengan pihak luar Manajemen melanggar pengendalian yang dibuatnya
sendiri (management override).
Pengendalian ditetapkan secara berlebihan sehingga biaya pembuatan
pengendalian lebih besar dari manfaatnya (cost versus benefits).

5.4 PENYEBABKEGAGALAN DALAM IMPLEMENTASI PENGENDALIAN

Implementasi pengendalian internal sering kali mengalami kegagalan antara lain


disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.

Adanya pengendalian internal tidak dihiraukan.


Terdapat kejenuhan atau kebosanan.
Pengendalian internal yang dijalankan terlalu kompleks atau rumit.
Terdapat komunikasi internal yang burur.
Terlalu banyak/sering diubah atau dimodifikasi.
Terdapat penolakan secara frontal

5.5 PELAPORAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL

Adanya kelemahan dalam pengendalian internal harus dilaporkan ke atas dan untuk
masalah tertentu dilaporkan kepada senior manajemen, direksi, komisaris, dan komite
audit. Unit audit internal (satuan pengawasan internal) memiliki tugas:

1. Melaporkan tingkat efektivitas di setiap level manajemen dan untuk masalah


yang dinilai mengandung penyimpangan yang signifikan.
2. Menyusun mekanisme untuk mengungkapkan dan melaporkan kelemahan
pengendalian internal yang teridentifikasi;
3. Menyusun SOP pelaporan, yang menjamin penyampaian laporan kepada pejabat
yang bertanggung jawab atas efektivitas dan kepada atasan langsungnya, serta
kepada direksi dan komite audit untuk hal yang khusus;
4. Menyusun mekanisme dan SOP tindak lanjut untuk meyakini:
a. Penyelesaian saran perbaikan/koreksi;
b. Penelitian atas penyebab utama kelemahan;
c. Perbaikan atas penyebab utama secara komprehensif.

Laporan efektivitas pengendalian internal, antara lain harus memuat:

1. Sasaran pengendalian internal yang dituju;


2. Pernyataan tentang keterbatasan sistem pengendalian internal
3. Pernyataan tentang adanya mekanisme sistem untuk memantau dan merespons
kekurangannya dalam pengendalian yang teridentifikasi;
4. Pedoman dalam pelaporan pengendalian, yaitu kriteria yang digunakan sebagai
basis dalam mengukur efektivitas sistem pengendalian internal, antara lain
mencakup hal-hal berikut:
a. Kesimpulan tentang efektivitas sistem pengendalian internal dengan
mencantumkan penjelasan.
b. Tanggal dan periode diterbitkannya kesimpulan.
c. Nama dan tanda tangan pembuat laporan.

5.6 SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

Sistem pengendalian internal merupakan perwujudan dari GCG, yang seharusnya dapat
diimplementasikan secara konsisten di perusahaan. Tidak berjalannya fungsi dan proses
timbulnya dalam perusahaan salah satu penyebab berbagai macam tindak kecurangan di
lingkungan perusahaan.Oleh karena itu, sistem pengendalian internal memegang peranan
yang cukup penting dalam menjaga keamanan aset (asset perusahaan dari tindak
pencurian (theft), penyalahgunaan wewenang, maupun korupsi kolusi, dan nepotisme
(KKN).

Anda mungkin juga menyukai