Anda di halaman 1dari 2

STUDI KASUS

AXEON N.V

Latar belakang perusahaan

Axeon N.V berpusat di Heerlen, di bagian selatan Belanda. Axeon memproduksi lini produk

bahan-bahan kimia industri di 24 pabrik. Axeon mengakuisisi sejumlah perusahaan asing, yang

diantaranya termasuk Saraceno, S.p.A., di Milan, Hollandsworth, LTd., di London dan KAG Chemicals, AB,

di Gothenburg, Swedia. Guna memanfaatkan keahlian geografis dari perusahaan yang diakuisisi ini,

setiap cabang diminta untuk bertanggung jawab atas penjualan semua produk Axeon yang berada

dalam wilayah tanggungjawabnya. Gaya manajer tingkat atas di Axeon ialah menekankan pada tingginya

tingkat desentralisasi.

Analisis Permasalahan:

Inti permasalahan kasus ini adalah adanya ketidaksepakatan antara induk perusahaan Axeon di Heerlen,
Belanda dengan perusahaan cabangnya Hollandsworth, LTD mengenai proposal pembangunan pabrik di
Inggris untuk produksi AR-42 yang diajukan oleh Ian Patrick.

Ian Partick optimis berpendapat bahwa pembangunan pabrik dalam proposalnya akan menghemat
biaya manufaktur yang sangat besar dan potensi pengembalian hingga 20%. Masalah muncul ketika para
manajer Axeon di Heerlen menganggap proyeksi propasalnya terlalu optimis, terlebih lagi direktur
manufaktur Axeon berpendapat bahwa produksi AR-42 di Inggris sangat tidak ekonomis (biaya overhead
dan biaya variabel lebih tinggi dari yang diproyeksikan) serta ada beberapa biaya yang diabaikan dalam
proposal yang diajukan.

Keputusan terbaik yang seharusnya diambil oleh Van Leuven.

Perkiraan biaya variabel manufaktur AR-42 di Belanda untuk pengiriman ke Inggris. Perusahaan
harus memperluas produksi di Belanda dapat mencapai profit dan mengurangi biaya . Ini bisa lebih
menguntungkan dalam jangka panjang daripada membangun pabrik baru di Inggris. Selain lebih
menguntungkan, solusi tersebut juga merupakan solusi terbaik demi kepentingan perusahaan dari
Axeon.N.V.

Sebagai peran seorang Direktor Manajemen, Mr Van Leuven adalah seseorang yang memegang
penuh kekuasaan dalam menentukan keputusan yang dilaksanakan oleh perusahaan. dalam kasus
proposal ini, terdapat dua hal yang harus dipertimbangkan secara serius.

1) Mr Van Leuven harus benar-benar menghitung secara mendetail dan membandingkannya, mana
diantara kedua pilihan tersebut yang dapat mencapai tujuan biaya yang paling efektif sekaligus
efisien waktu.
2) Memimpin otonomi dan moral manajemen anak perusahaan dengan cara yang baik dan bijaksana,
agar tidak melanggar dari sistem yang ada.

Terkait dalam hal yang pertama dan seperti pada pembahasan sebelumnya, keputusan yang terbaik
adalah bahwa Hollandworth tetap membeli produk AR-42 dari belanda daripada investasi pabrik sendiri,
karena tidak efektif dan efisien.

Untuk hal yang kedua, komunikasi yang baik adalah hal penting yang harus dijaga oleh Mr Van
Leuven. Hal ini menjadi satu-satunya cara terbaik untuk meminimalkan dampak negatif dari kasus yang
terjadi. Otonomi yang bermoral sangat penting pula dalam perusahaan cabang dalam mencapai
keuntungan ekonomi. Komunikasi yang terjaga dari kedua belah pihak sangat diperlukan demi
kepentingan tujuan perusahaan yang lebih baik.

Dengan kata lain, proposal yang diajukan hasilnya adalah negatif atau ditolak. Penolakan tersebut
berdasarkan pertimbangan dan perhitungan yang matang. Agar keputusan ini dapat diterima dengan
baik, komunikasi juga penting dalam menjaga serta meminimalkan dampak negatif yang dapat terjadi.

Anda mungkin juga menyukai