Anda di halaman 1dari 10

PENGUNGKAPAN INFORMASI AKUNTANSI

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


Penyajian laporan keuangan diatur dalam PSAK 1 revisi 2013. PSAK 1
menetapkan standar-standar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum
(general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan
keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. PSAK 1
juga mengatur tentang persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan
keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan.
Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan
distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, serta arus kas.
Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan
keuangan.
Karakteristik umum dalam penyajian laporan keuangan meliputi :
Penyajian Secara Wajar Dan Kepatuhan Terhadap SAK
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan
arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur
dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan
kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK,
dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar.
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan
secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK tersebut dalam
catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa laporan
keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh
terhadap semua yang dipersyaratkan dalam SAK
Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha dan harus
mengungkapkan fakta jika terjadi pelanggaran asumsi
Dasar Akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset,

laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika


pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsurunsur
tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
Material Dan Agregasi
Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas
menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali
pos tersebut tidak material. Artinya, jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka
dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau
dalam catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material
untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk
disajikan terpisah dalam catatan atas laporan keuangan.
Saling Hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan laibilitas atau pendapatan
dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK
Frekuensi Pelaporan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)
setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan
laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih
pendek dari periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan
laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan :
(1) alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek
(2) fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat
diperbandingkan secara keseluruhan
Informasi Komparatif
Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya
untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan,
kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan
deskriptif dari laporan ke uangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika
relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporanvkeuangan antar periode harus
konsisten kecuali :
(1) setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau
review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau
pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan
mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan
akuntansi dalam PSAK 25; atau
(2) perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK

Berdasarkan PSAK 1 revisi 2013, komponen laporan keuangan terdiri dari :


-

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) pada akhir periode;


Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain selama periode;
Laporan Perubahan Ekuitas selama periode;
Laporan Arus Kas selama periode;
Catatan atas Laporan Keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan

informasi penjelas lain; dan


Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya yang
disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif
atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi

pos-pos

dalam

laporan

keuangan,

atau

ketika

entitas

mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.


DEFINISI DAN LINGKUP PENGUNGKAPAN (DISCLOSURE)
Menurut Hendriksen dan Van Breda, pengungkapan laporan keuangan
(disclosure) merupakan suatu cara untuk menyampaikan informasi yang terdapat
dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Secara umum, tujuan pengungkapan
adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan
keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang
berbeda-beda.
Tujuan pengungkapan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Tujuan Melindungi
Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup
canggih untuk mendapatkan informasi atau mengolahnya sendiri sehingga
memperoleh substansi ekonomik dari informasi tersebut, dengan kata lain
pengungkapan ditujukan untuk melindungi perlakuan manajemen yang mungkin
kurang terbuka.
2. Tujuan Informatif
Tujuan informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah jelas
memiliki tingkat kecanggihan tertentu, dengan demikian, pengungkapan
ditujukan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan
pengambilan keputusan pemakai. Keluasan pengungkapan untuk tujuan
informatif ini ditentukan BAPEPAM bekerja sama dengan penyusun standar.
3. Tujuan Kebutuhan Khusus

Bentuk tujuan pengungkapan yang ketiga adalah tujuan kebutuhan khusus.


Tujuan kebutuhan khusus ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan
publik dan tujuan informatif.
Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 1, dinyatakan
bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor
dan calon investor, kreditur, dan pemakai lain dalam pengambilan keputusan
investasi, kredit dan keputusan sejenis lainnya yang rasional. Informasi tersebut harus
dapat dipahami oleh mereka yang mempunyai wawasan bisnis dan ekonomi.
Agar informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami dan
tidak menimbulkan salah intepretasi, maka penyajian laporan keuangan harus disertai
dengan pengungkapan yang memadai (adequate disclosure) artinya informasi yang
disajikan tidak berlebihan namun juga tidak kurang sehingga tidak menyesatkan orang
yang

membacanya.

Evans

(2003)

mengidentifikasi

tiga

tingkatan

dalam

pengungkapan yaitu :
1. Memadai (adequate)
Tingkat memadai merupakan tingkat minimum yang harus dipenuhi agar laporan
keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan untuk kepentingan pengambilan
keputusan. Informasi yang diungkapkan sesuai dengan stadar minimum informasi
yang diwajibkan terutama informasi yang menurut lembaga terkait wajib
disajikan.
2. Wajar (fair)
Tingkat wajar, merupakan tingkat yang harus dicapai agar semua pihak mendapat
perlakuan atau pelayanan informasional yang sama. Informasi yang diungkapkan
terdiri dari informasi minimum yang diwajibkan dan informasi tambahan lainnya
untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan yang wajar.
3. Penuh (full)
Tingkat ini mensyaratkan perlunya penyajian seluruh informasi yang relavan.
Informasi yang diungkapkan adalah informasi minimum yang diwajibkan
ditambah dengan informasi lain yang diungkapkan secara suka rela. Full
disclosure dapat membantu mengurangi terjadinya informasi asimetris.
Namun perlu diingat bahwa jika terlalu banyak informasi yang disajikan akan
membahayakan karena penyajian rincian yang tidak penting justru akan mangaburkan
informasi yang signifikan dan membuat laporan keuangan tersebut sulit dipahami.

Oleh karena itu, pengungkapan yang tepat mengenai informasi yang penting bagi
para investor dan pihak lainnya, hendaknya bersifat cukup, wajar dan lengkap.
INFORMASI YANG HARUS DIUNGKAPKAN
Informasi yang harus diungkapkan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Pengungkapan data kuantitatif


Terdiri dari informasi-informasi pendukung laporan keuangan utama yang
dinyatakan dalam satuan moneter.
Pengungkapan informasi kualitatif
Informasi yang tidak dapat dinyatakan dalam satuan moneter lebih sulit
dievaluasi dari segi materailitas dan relevannya. Oleh karena itu seringkali
informasi tersebut akan diberi bobot yang beragam oleh mereka yang
menggunakan informasi tersebut dalam pengambilan keputusan.Relevansi dari
jenis informasi kualitatif tertentu dapat ditetapkan dari relevansi data kuantitatif
yang berkaitan dengannya. Informasi kualitatif akan relevan dan bermanfaat
untuk diungkpakan bila informasi tersebut berguna dalam proses pengambilan
keputusan. Informasi dikatakan relevan bila informasi yang bersangkutan dapat
menambah nilai informasi secara keseluruhan dan bukan sebaliknya justru
mengurangi nilai dengan penyajian katerangan yang terlalu rinci sehingga sulit
dianalisis.
Pada umunya terdapat lima macam informasi kualitatif yang perlu diungkapkan

terhadap setiap pos dan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan, yaitu :
1. Ketidakpastian (contingencies)
Yaitu peristiwa-peristiwa yang kemungkinan akan terjadi di masa yang akan
datang dan mempengaruhi secara material terhadap keadaan keuangan
perusahaan.

Unsur-unsur

ketidakpastian

tentang

suatu

transaksi

yang

kemungkinan akan terjadi dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian. Unsur


ketidakpastian yang menimbulkan suatu keuntungan, dapat meliputi semua klaim
atau hak yang terjadinya belum dapat dipastikan tetapi ada kemungkinan akan
menjadi hak milik perusahaan yang sah. Sehingga ketidakpastian yang
menimbulkan keutungan ini tidak dicatat sampai dengan transaksi tersebut benarbenar terjadi. Dan dapat diungkapkan sebagai informasi tambahan dari neraca,
apabila tingkat kepastiannya cukup besar.
Sebaliknya kemungkinan timbulnya suatu kerugian harus diakui/dicatat dengan
dibebankan kepada laba (rugi) periodik dan mengakuinya sebagai hutang.
Kadang-kadang suatu kerugian di masa yang akan datang hanya merupakan suatu

kemungkinan yang bisa terjadi dan tidak sebagai satu-satunya kemungkinan


sehingga adanya suatu hutang (kewajiban) tidak perlu dicatat.
2. Dasar Penilaian dan Kebijakan Akuntansi
Pengungkapan tentang dasar atau metode penilaian yang digunakan perusahaan
seperti, metode penilaian persediaan perlu diungkapkan dalam laporan keuangan.
3. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Yaitu pengungkapan terhadap perubahan atas kebijakan yang digunakan
perusahaan seperti perubahan metode penilaian persediaan dari FIFO menjadi
LIFO dan sebagainya.
4. Keterikatan dengan Suatu Perjanjian atau Kontrak
Yaitu pengungkapan mengenai adanya pembatasan-pembatasan atau keterikatan
dari satu atau lebih aktiva terhadap hutang/kontrak
5. Peristiwa-Peristiwa Kemudian Setelah Tanggal Neraca
Penjelasan tentang suatu kejadian/peristiwa yang (telah terjadi sesudah tanggal
neraca) tetapi sebelum laporan keuangan dipublikasikan merupakan informasi
penting yang perlu diungkapkan. Peritiwa yang terjadi setelah tanggal neraca dan
sebelum laporan keuangan dipublikasikan antara lain :
- Peristiwa yang mempengaruhi secara langsung jumlah elemen yang disajikan
dalam laporan keuangan. Peristiwa ini muncul karena pengetahuan yang
tidak lengkap selama periode akuntansi dan hasil dari perubahan-perubahan
-

dalam penilaian estimasi baru diperoleh setelah tanggal neraca


Peristiwa yang dapat mengubah secara material validitas penilaian neraca
atau hubungan diantara pemegang saham atau yang secara material validitas
mempengaruhi manfaat kegiatan yang dilaporkan tahun sebelumnya sebagai
prediksi periode berjalan. Peristiwa ini tidak secara langsung mempengaruhi
laporan keuangan periode sebelumnya tetapi dapat mempengaruhi keputusan

yang diambil atas dasar laporan tersebut.


Kejadian-kejadian yang mungkin mempengaruhi secara material operasi atau
penilaian di masa yang akan datang. Kejadian-kejadian ini memiliki
pengaruh yang tidak diketahui atau tidak pasti terhadap pendapatan dan
penilaian di masa yang akan datang.

METODE PENGUNGKAPAN
Secara umum, metode pengungkapan diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Bentuk dan Susunan Laporan Formal
Bentuk dan susunan laporan formal dapat diubah secara efektif untuk
menampilkan jenis informasi tertentu yang tidak dengan mudah diungkapkan
dalam laporan tradisional.

2. Terminologi dan Penyajian yang Terinci


Pemilihan seberapa banyak informasi yang harus disajikan dan pos pos mana
yang harus disajikan secara terpisah tergantung pada tujuan laporan dan
materialistis pos tersebut. Keringkasan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam
laporan keuangan, tetapi pengungkapan secara tepat informasi terinci harus
didahulukan jika hal itu diperlukan agar laporan itu bernilai bagi pengambilan
keputusan
3. Informasi Parentesis (sisipan)
Informasi yang paling sigifikan harus disajikan dalam tubuh laporan keuangan,
bukan dalam catatan kaki atau daftar pelengkap. Jika judul pos pos dalam
laporan tidak dapat dibuat benar benar deskriptif tanpa menjadi terlalu panjang,
penjelasan atau definisi dapat disajikan sebagai catatan parentesis (dalam tanda
kurung) setelah judul dalam laporan tersebut.
4. Catatan Kaki
Tujuan menggunakan catatan kaki dalam laporan keuangan haruslah untuk
mengungkapkan informasi yang tidak dapat disajikan secara memadai dalam
tubuh suatu laporan tanpa mengurangi kejelasan laporan.catatan kaki tidak boleh
digunakan sebagai pengganti klasifikasi atau penilaian dan deskripsi yang
semestinya di dalam laporan, juga tidak boleh berkontradiksi atau mengulang
informasi di dalam laporan.
Dalam catatan kaki, metode metode yang diguakan itu dapat diperlakukan
secara lebih lengkap daripada jika digunakan catatan parentesis. Pengungkapan
yang lebih lengkap ini penting bila perbedaan diantara beberapa metode yang
lazim itu material berarti, bila asumsi dalam metode yang berbeda akan menjadi
faktor yang signifikan dalam pengambilan keputusan. Perubahan metode
metode mungkin lebih signifikan daripada metode metode itu sendiri, khusunya
bila disajikan data komparatif. Postulat konsistensi menghendaki agar laporan
keuangan harus dapat diperbandingkan dari periode ke periode dan bahwa bila
dilakukan perubahan, dampak perubahan itu harus diungkapkan.
5. Laporan dan Daftar (schedule) Pelengkap
Dalam banyak laporan tahunan sekarang ini, daftar daftar pelengkap
dicantumkan dalam bagian yang terpisah dari laporan yang disebut pokok
pokok keuangan (financial highlight) atau bagian serupa dalam laporan yang
mendahului laporan keuangan formal. Dengan menggunakan suatu bagian yang
terpisah di dalam laporan, informasi yang disajikan di sana ditempatkan dalam
posisi sekunder setelah laporan dan catatan kaki, karenanya seringkali dianggap

kurang penting dibandingkan informasi dalam laporan dan catatan kaki. Laporan
pelengkap menjalankan fungsi yang berbeda dengan daftar pelengkap. Biasanya
laporan pelengkap menyajikan informasi tambahan atau informasi yang disusun
dalam gaya yang berbeda, dan bukan hanya informasi yang lebih terinci.
6. Komentar dan Laporan Auditor
Laporan Auditor berfungsi sebagai metode untuk mengungkapkan jenis-jenis
informasi berikut :
- Dampak material dari penggunaan metode akuntansi yang berbeda dengan
-

yang lazim
Dampak yang material dari perubahan dai satu metode akuntansi yang lazim

ke metode yang lazim lainnya.


Perbedaan pendapat antara auditor dan klien mengenai kelaziman satu atau

lebih metode akuntansi yag digunakan dalam laporan


7. Pembahasan dan Analisis Manajemen serta Surat Direktur Utama atau Ketua
Dewan Komisaris
Idealnya mencakup hal-hal berikut :
- Peristiwa dan perubahan nonkeuangan selama tahun tersebut yang
-

memengaruhi operasi perusahaan


Harapan mengenai masa depan industri dan perekonomian serta perusahaan

dalam harrapan ini


Rencana rencana untuk pertumbuhan dan perubahan operasi dalam periode

atau periode periode mendatang


Jumlah dan dampak yang diharapkan dari pengeluaran modal dan upaya riset
yang sedang berjalan dan yang diantisipasi

JENIS PENGUNGKAPAN
Adapun jenis pengungkapan yang digunakan perusahaan untuk memberikan informasi
kepada stakeholders berupa :
1. Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure)
Pengungkapan ini merupakan pengungkapan informasi yang diharuskan oleh
peraturan yang berlaku, dalam hal ini peraturan dikeluarkan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam), namun sebelum dikeluarkan keputusan Ketua
Bapepam Nomor 38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 mengenai laporan tahunan
bahwa yang dimaksud dengan pengungkapan wajib adalah meliputi semua
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan.
2. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang dilakukan secara
sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau
pengungkapan

melebihi

yang

diwajibkan.

Perusahaan

akan

melakukan

pengungkapan melebihi kewajiban pengungkapan minimal jika mereka merasa


pengungkapan semacam itu akan menurunkan biaya modalnya atau jika mereka
tidak ingin ketinggalan praktik-praktik pengungkapan yang kompetitif.
Sebaliknya, perusahaan-perusahaan akan mengungkapkan lebih sedikit apabila
mereka merasa pengungkapan keuangan akan menampakkan rahasia kepada
pesaing atau menampakkan sisi buruk perusahaan di depan berbagai pihak.
Dengan adanya pengungkapan sukarela ini maka upaya untuk berkomunikasi
secara efektif dengan pembaca-pembaca asing, karena tidak adanya standar
akuntansi di pelaporan yang diterima secara internasional.
TREND PENGUNGKAPAN
CSR Reporting
CSR reporting merupakan bentuk pelaporan CSR yang terpisah dari laporan
keuangan. Perusahaan yang membuat dan mengumumkan CSR report akan
mengurangi cost of capital-nya dalam memperoleh modal. Perusahaan yang
bertanggung jawab secara sosial menarik bagi konsumen yang peduli terhadap isu-isu
sosial, dan dengan demikian menyebabkan penjualan dan performa finansial yang
superior. Ivestor yang sadar terhadap isu-isu sosial juga bersedia untuk membayar
premium untuk sekuritas perusahaan yang bertanggung jawab terhadap sosial.
CSR reporting berperan dalam mengurangi asimetri informasi dan
ketidakpastian yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
perusahaan sehingga akan mengurangi biaya modal. Semakin rendahnya biaya modal
tersebut, akan semakin menguntungkan perusahaan, karena perusahaan tidak perlu
mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk memperoleh modalnya.
Sustainability Reporting
Sustainability report adalah praktek pengukuran, pengungkapan, dan upaya
akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan sustainable development
kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal Sustainability
report dapat dikatakan sebagai suatu bentuk voluntary disclosure yang dibuat
organisasi disamping pelaporan keuangan.
Hingga saat ini belum ada peraturan di Indonesia yang mewajibkan untuk
membuat sustainability report. Namun ternyata kesadaran perusahaan Indonesia untuk
membuat sustainability report sangat baik. Sampai periode tahun 2012, pada data

NCSR (National Center for Sustainability Reporting) mencatat jumlah perusahaan di


Indonesia yang membuat sustainability report sebanyak 41 perusahaan. NCSR pun
menyebutkan, jumlah perusahaan yang membuat laporan keberlanjutan di Indonesia
adalah paling tinggi di kawasan Asia Tenggara. Sebagai perbandingannya, di
Malaysia jumlah pembuat sustainability report hanya sekitar 10 perusahaan.
Sementara itu, di Singapura terdapat 15 perusahaan yang membuat sustainability
report.
Internet Reporting
Integrated Reporting

Anda mungkin juga menyukai