Dosen Pengampu :
Dra. Ec. Sari Andayani, MAks, CMA.
SURABAYA
2023
1. PRINSIP PENGUNGKAPAN PENUH
2. Pengungkapan Diferensial
Tren terhadap pengungkapan diferensial (differential
disclosure) selalu terjadi. IASB telah menyusun IFRS untuk untuk
entitas kecil dan menengah (small-and-medium- sized entities-SME).
SME merupakan entitas yang mempublikasikan laporan keuangan
untuk pengguna eksternal, tetapi tidak menerbitkan saham atau efek
lain pada pasar terbuka.
IFRS disederhanakan untuk SME ini lebih mudah dalam
beberapa hal:
● Topik yang tidak relevan bagi SME dihilangkan.
● IFRS yang disederhanakan untuk SME juga
memberikan pilihan kebijakan akuntansi yang lebih
sedikit.
● Beberapa prinsip pengakuan dan pengukuran aset,
liabilitas, pendapatan, dan beban disederhanakan.
● ntuk mengurangi standar yang berlebihan, revisi
terhadap IFRS untuk SME akan dibatasi hanya 3 tahun
sekali.
2. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
1. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi (accounting policies) merupakan prinsip, dasar,
konvensi, peraturan, dan praktik tertentu yang diterapkan oleh
perusahaan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Signifikan menjawab pertanyaan
seperti: Apa metode penyusutan yang digunakan untuk aset tetap? Apa
metode penilaian yang digunakan pada persediaan? Apa kebijakan
amortisasi yang diikuti sehubungan dengan aset tak berwujud?
Bagaimana biaya pemasaran ditangani untuk tujuan pelaporan
keuangan?
3. ISU-ISU PENGUNGKAPAN
4. Laporan Interim
Sumber informasi lain untuk investor adalah laporan interim. Laporan
keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan jika pihak
manajemen dan beberapa stakeholder membutuhkan laporan keuangan
pada saat tertentu. Seperti disebutkan sebelumnya, laporan interim
(interim reports) mencakup periode kurang dari satu tahun. Bursa efek,
regulator pasar, dan profesi akuntansi memiliki kepentingan yang
tinggi terhadap penyajian informasi interim.
1. Laporan Auditor
Auditor adalah profesional akuntansi yang melakukan pemeriksaan atas data
akuntansi perusahaan secara independen.
Dalam menyusun laporan, auditor mengikuti standar pelaporan sebagai
berikut.
1. Laporan auditor menyatakan apakah laporan keuangan sesuai dengan
kerangka dasar pelaporan keuangan (IFRS) dan menjelaskan tanggung jawab
direktur dan auditor sehubungan dengan laporan keuangan.
2. Laporan auditor mengidentifikasi keadaan di mana perusahaan tidak konsisten
dalam menerapkan kebijakan pada periode berjalan dengan periode
sebelumnya.
3. Pengguna harus memperhatikan pengungkapan informatif dalam laporan
keuangan secara cukup wajar kecuali jika laporan tersebut menyatakan
sebaliknya.
4. Laporan tersebut berisi pernyataan opini mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan atau pernyataan yang menyatakan bahwa pendapat tidak dapat
diungkapkan. Bila auditor tidak dapat mengungkapkan keseluruhan opini,
laporan tersebut harus menyebutkan alasannya. Dalam semua kasus di mana
nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan harus berisi indikasi
yang jelas dari karakter pemeriksaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab yang diambil.
Dalam kebanyakan kasus, auditor mengeluarkan pendapat standar yang
tidak dimodifikasi (unmodified) atau pendapat bersih (clean opinion). Artinya,
auditor mengungkapkan pendapat bahwa laporan keuangan menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus
kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Keadaan tertentu, meskipun tidak memengaruhi opini auditor yang
tidak dimodifikasi, mungkin meminta auditor untuk menambahkan paragraf
penjelasan pada laporan audit. Beberapa dari keadaan yang lebih penting
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kelangsungan usaha. Auditor harus mengevaluasi apakah ada
keraguan substansial terhadap kemampuan entitas untuk melanjutkan
kelangsungan usaha selama jangka waktu yang wajar, dengan
mempertimbangkan semua informasi yang tersedia tentang masa
depan. (Umumnya, masa depan setidaknya, tetapi tidak terbatas pada,
12 bulan sejak akhir periode pelaporan. Jika ada keraguan substansial
untuk melanjutkan kelangsungan usaha, maka auditor menambahkan
laporan sebagai catatan penjelasan yang menjelaskan masalah
potensial tersebut.
2. Kurangnya konsistensi. Jika perusahaan telah mengubah kebijakan
akuntansi atau metode penerapan yang berdampak material terhadap
komparabilitas laporan keuangannya, auditor harus mengungkapkan
perubahan tersebut dalam paragraf penjelasan dari laporan audit.
Penjelasan semacam itu harus menyebutkan sifat perubahan dan
mengarahkan pembaca ke catatan atas laporan keuangan yang
membahas hal tersebut secara terperinci. Persetujuan auditor dengan
perubahan dilakukan secara implisit kecuali auditor membuat
pengecualian terhadap perubahan dalam mengungkapkan pendapat
untuk penyajian yang wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum (IFRS).
3. Penekanan suatu hal. Auditor mungkin ingin menekankan suatu hal
mengenai laporan keuangan, tetapi tetap bermaksud untuk menyatakan
pendapat wajar tanpa pengecualian. Misalnya, auditor mungkin ingin
menekankan bahwa entitas adalah komponen dari perusahaan bisnis
yang lebih besar atau memiliki transaksi signifikan dengan pihak-pihak
berelasi. Auditor menyajikan informasi penjelasan tersebut dalam
paragraf terpisah dari laporan.
2. Laporan Manajemen
● Komentar Manajemen
Komentar manajemen (management commentary) membantu dalam
menafsirkan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas perusahaan. Bagi
banyak perusahaan, komentar manajemen sudah menjadi elemen penting
dalam komunikasi perusahaan dengan pasar modal, menambah sekaligus
melengkapi laporan keuangan. Komentar manajemen mencakup pelaporan
yang dijelaskan dalam berbagai yurisdiksi sebagai diskusi dan analisis
manajemen (MD&A), tinjauan operasional dan keuangan (OFR), atau laporan
manajemen.
7. ANALISIS RASIO
Analisis rasio untuk mengetahui komperatif dan signifikan informasi
keuangan yang disajikan. Analisis rasio memiliki beberapa jenis rasio utama
yaitu:
1.Rasio likuiditas: Mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk
membayar kewajiban yang jatuh tempo.
2.Rasio aktivitas: Mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aset
yang dimilikinya.
3.Rasio profitabilitas: Mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan yang
diberikan perusahaan atau devisi untuk jangkan waktu tertentu.
4.Rasio cakupan: Mengukur tingkat perlindungan terhadap kreditor dan
investor jangka panjang.
8. ANALISIS KOMPARATIF
Analisis komparatif menyajikan informasi yang sama untuk dua atau lebih
tanggal atau periode yang berbeda, sehingga pos sejenis bisa dibandingkan.
Dalam analisis komparatif seseorang analisis investasi dapat berkonsentrasi
pada pos tertentu dan menentukan apakah tampaknya tumbuh atau berkurang
dari tahun ke tahun dan proporsi seperti itu berubah ke pos terkait. Umumnya
perusahaan menyajikan laporan keuangan komparatif. Perusahaan baisanya
memasukan dua tahun laporan posisi keuangan dan tiga tahun informasi
laporan laba rugi.
12. RINGKASAN
Perusahaan yang mengadopsi IFRS harus memberikan laporan keuangan yang
berkualitas tinggi dan dapat dibandingkan dengan GAAP sebelumnya.
Pedoman IFRS menetapkan cara adopsi pertama kali yang efektif dan efisien.
14) Perusahaan yang mengadopsi IFRS harus menyajikan laporan keuangan
berkualitas tinggi yang dapat dibandingkan dengan GAAP sebelumnya.
Pedoman IFRS mengharuskan perusahaan untuk (1) membuat laporan
posisi keuangan IFRS awal pada tanggal transisi ke IFRS, yang menjadi
dasar untuk pembukuan IFRS, dan (2) menerapkan IFRS secara
retrospektif, yaitu menyesuaikan laporan keuangan sebelumnya dengan
IFRS dan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk semua
periode yang disajikan dalam laporan keuangan IFRS pertama. Kebijakan
akuntansi tersebut harus sesuai dengan IFRS yang berlaku pada akhir
periode pelaporan IFRS pertama. Perusahaan juga harus menyediakan
setidaknya satu tahun laporan komparatif berdasarkan IFRS.
15) Perusahaan yang akan mengadopsi IFRS harus menyusun laporan posisi
keuangan IFRS awal dengan langkah-langkah berikut: (1) mencatat semua
aset dan liabilitas yang diharuskan IFRS; (2) menghapus aset dan liabilitas
yang tidak diakui IFRS; (3) mengelompokkan aset, liabilitas, dan ekuitas
sesuai dengan IFRS; dan (4) menilai aset dan liabilitas sesuai dengan
IFRS. Perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian dengan metode
retrospektif. Laporan posisi keuangan IFRS awal akan mencerminkan
kebijakan yang sama dengan laporan keuangan IFRS pertama.
16) Dalam adopsi IFRS pertama kali, Dewan memberikan pengecualian dari
penerapan retrospektif jika biaya lebih besar dari manfaat atau jika tidak
mungkin untuk menyediakan informasi sebanding. Pengecualian ini ada
yang wajib dan ada yang pilihan. Pengecualian wajib adalah yang tidak
boleh diterapkan secara retrospektif, sedangkan pengecualian pilihan
adalah yang boleh dipilih oleh perusahaan.
17) Perusahaan yang mengadopsi IFRS pertama kali harus menyajikan
laporan keuangan IFRS dengan informasi komparatif setidaknya satu
tahun. Laporan keuangan IFRS harus mencakup tiga laporan posisi
keuangan, dua laporan laba rugi komprehensif, dua laporan laba rugi
terpisah (jika ada), dua laporan arus kas, dan dua laporan perubahan
ekuitas dan catatan terkait. Perusahaan juga harus menjelaskan dampak
transisi dari GAAP sebelumnya ke IFRS pada posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas. Laporan keuangan IFRS harus mencakup
rekonsiliasi antara ekuitas dan laba rugi komprehensif berdasarkan GAAP
sebelumnya dan IFRS.