Anda di halaman 1dari 20

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI MENENGAH II
EKA328 - Kelas B2
“Prinsip-Prinsip Pengungkapan Laporan Keuangan”

Dosen Pengampu:
Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, S.E., M.Si

Disusun oleh Kelompok 4:


Anak Agung Sayu Istri Nandalika Putri 2207531204 (11)
Desak Putu Tresna Utari 2207531214 (18)
Alfina Dwi Amarta 2307531348 (37)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023/2024
PRINSIP PENGUNGKAPAN LENGKAP
➔ Peningkatan Persyaratan Pelaporan
Persyaratan pengungkapan mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil
dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa banyak perusahaan telah memperluas
ukuran laporan tahunan mereka sebagai respons terhadap permintaan untuk
meningkatkan tingkat transparansi. Sebagai contoh, rentang halaman laporan
tahunan bervariasi mulai dari 92 halaman untuk Supermarket Wm Morrison plc
(GBR) hingga 268 halaman untuk laporan tahunan Telepon (ESP). Temuan ini tidak
mengejutkan, sebagaimana yang telah dijelaskan di seluruh buku teks ini, IASB
telah mengeluarkan beberapa pernyataan dalam dekade terakhir yang menetapkan
persyaratan pengungkapan yang substansial.

Penyebab dari peningkatan persyaratan pengungkapan ini bervariasi.


Beberapa di antaranya meliputi:

● Peningkatan kompleksitas lingkungan bisnis. Semakin rumitnya operasi bisnis


membuat sulitnya menyajikan peristiwa ekonomi dalam laporan yang singkat.
Bidang-bidang seperti derivatif, sewa guna usaha, kombinasi bisnis, pensiun,
pengaturan pembiayaan, pengakuan pendapatan, dan pajak tangguhan
merupakan hal-hal yang kompleks. Akibatnya, banyak perusahaan
menggunakan catatan tambahan pada laporan keuangan untuk menjelaskan
transaksi ini dan dampaknya di masa mendatang.
● Kebutuhan akan informasi yang tepat waktu. Saat ini, ada permintaan yang
lebih besar dari sebelumnya untuk informasi terkini dan prediktif. Sebagai
contoh, pengguna menginginkan data yang lebih lengkap.
● Peran akuntansi sebagai alat pengendalian dan pemantauan. Regulator
baru-baru ini telah meminta pengungkapan publik mengenai hal-hal seperti
kompensasi manajemen, pengaturan pembiayaan off-balance-sheet, dan
transaksi dengan pihak terkait. Banyak dari persyaratan pengungkapan terbaru
ini memerlukan akuntan dan auditor sebagai agen untuk membantu
mengendalikan dan memantau isu-isu ini.
➔ Pengungkapan Diferensial
Terdapat suatu arah ke arah pengungkapan yang berbeda yang sedang
berkembang. IASB telah merancang IFRS khusus untuk entitas kecil dan menengah
(UKM). UKM adalah perusahaan yang menghasilkan laporan keuangan untuk
pengguna eksternal secara umum, namun tidak menerbitkan saham atau surat
berharga lainnya. IASB sedang meninjau aspek pengungkapan, termasuk yang
terkait dengan komentar manajemen. Namun, seperti yang dicatat oleh salah satu
pembuat standar, manfaat dari pengungkapan yang lebih luas juga tergantung pada
kemampuan pengguna untuk membedakan antara item yang diungkapkan dan yang
diakui dalam laporan keuangan. Hingga saat ini, penelitian belum memberikan
keyakinan mengenai hal ini (lihat Katherine Schipper, "Pengungkapan yang
Diperlukan dalam Laporan Keuangan," Pidato Presiden pada Pertemuan Tahunan
American Accounting Association, San Francisco, California, Agustus 2005).

Dalam ranah umum, UKM diperkirakan mencakup lebih dari 95 persen dari
total perusahaan di seluruh dunia. Banyak yang meyakini bahwa serangkaian standar
yang disederhanakan adalah pilihan yang masuk akal untuk perusahaan-perusahaan
ini karena keterbatasan sumber daya mereka dalam menerapkan IFRS secara
menyeluruh. IFRS yang disederhanakan untuk UKM dirancang untuk memenuhi
kebutuhan dan kemampuan mereka. Berbeda dengan IFRS lengkap (dan banyak
standar akuntansi nasional), IFRS yang disederhanakan untuk UKM tidak terlalu
rumit dalam beberapa hal:

● Topik yang tidak relevan untuk UKM dikecualikan, seperti laba per saham,
pelaporan keuangan interim, dan pelaporan segmen.
● Pilihan kebijakan akuntansi yang lebih sedikit tersedia dalam IFRS yang
disederhanakan untuk UKM. Sebagai contoh, tidak ada opsi untuk menilai
ulang properti, peralatan, atau aset tak berwujud.
● Prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban, pendapatan, dan
beban disederhanakan. Misalnya, goodwill diamortisasi (sehingga tidak ada
pengujian penurunan nilai tahunan), dan seluruh biaya pinjaman serta
penelitian dan pengembangan dibebankan.
● Pengungkapan yang diperlukan menjadi lebih sedikit (sekitar 300
dibandingkan dengan 3.000).
● Untuk mengurangi kelebihan standar, revisi IFRS untuk UKM akan dibatasi
setiap tiga tahun.

Dengan demikian, pilihan untuk menggunakan IFRS yang disederhanakan


membantu UKM memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan mereka sambil
menjaga keseimbangan antara biaya dan manfaat dari perspektif pembuat laporan
keuangan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


➔ Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan, dan praktik
khusus yang diterapkan oleh perusahaan dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan. IFRS menyatakan bahwa informasi tentang kebijakan akuntansi yang
diterapkan oleh suatu entitas pelapor sangat penting bagi pengguna laporan
keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi. Laporan ini merekomendasikan
agar perusahaan hadir sebagai bagian integral dari laporan keuangan, suatu
pernyataan yang mengidentifikasi kebijakan akuntansi yang diterapkan dan diikuti
oleh entitas pelapor. Perusahaan harus menyajikan pengungkapan tersebut sebagai
catatan pertama atau dalam bagian Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting yang
terpisah sebelum catatan atas laporan keuangan.

Analis memeriksa dengan cermat ringkasan kebijakan akuntansi untuk


menentukan apakah suatu perusahaan mengambil pendekatan konservatif atau
liberal terhadap praktik akuntansi. Misalnya, mendepresiasi aset tetap dalam jangka
waktu yang sangat lama dianggap liberal. Penggunaan penilaian persediaan rata-rata
tertimbang pada periode inflasi umumnya dipandang konservatif. Selain
pengungkapan kebijakan akuntansi yang signifikan, perusahaan harus:

1. Mengidentifikasi pertimbangan yang dibuat manajemen dalam proses


penerapan kebijakan akuntansi dan yang mempunyai dampak paling signifikan
terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, dan
2. Mengungkapkan informasi mengenai asumsi yang dibuat mengenai masa
depan, dan sumber utama estimasi ketidakpastian lainnya pada akhir periode
pelaporan, yang mempunyai risiko signifikan yang mengakibatkan
penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas pada tahun
keuangan berikutnya. . Sehubungan dengan aset dan liabilitas tersebut, catatan
harus memuat rincian (a) sifatnya dan (b) jumlah tercatatnya pada akhir
periode pelaporan.

Pengungkapan ini sering kali disajikan bersama catatan kebijakan akuntansi


atau dapat diberikan dalam catatan kebijakan tertentu. Pengungkapan harus
mengidentifikasi estimasi yang memerlukan pertimbangan manajemen yang paling
sulit, subjektif, atau kompleks.

MASALAH PENGUNGKAPAN
➔ Pengungkapan Transaksi atau Peristiwa Khusus
Transaksi yang melibatkan pihak terkait, kesalahan, dan penipuan merupakan
permasalahan yang sangat kompleks dan sensitif. Akuntan atau auditor yang
bertanggung jawab untuk melaporkan jenis transaksi ini harus menemukan suatu
keseimbangan antara hak-hak perusahaan yang memberi laporan dan kebutuhan
pengguna laporan keuangan. Transaksi dengan pihak berelasi terjadi ketika suatu
perusahaan melakukan kesepakatan di mana salah satu pihak memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi kebijakan pihak lain secara signifikan. Kesepakatan semacam
ini juga mungkin terjadi ketika pihak yang tidak terlibat dalam transaksi memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan kedua pihak yang terlibat dalam
transaksi.Keberadaan pasar bebas dan kompetitif mungkin tidak berlaku dalam
transaksi dengan pihak berelasi, sehingga konsep "arm's-length" tidak selalu dapat
diasumsikan. Transaksi seperti peminjaman dengan suku bunga yang tidak wajar,
penjualan real estat dengan nilai yang signifikan berbeda dari penilaian, pertukaran
aset non-moneter, dan transaksi dengan perusahaan yang mungkin hanya merupakan
"perusahaan cangkang" menunjukkan kemungkinan keterlibatan pihak terkait.

Untuk memastikan pengungkapan yang memadai, perusahaan perlu


melaporkan substansi ekonomi dari transaksi tersebut, bukan hanya bentuk
hukumnya. Standar IFRS mengharuskan pengungkapan minimum mengenai
transaksi pihak berelasi yang bersifat material, termasuk sifat hubungan pihak
berelasi, jumlah transaksi, jumlah saldo terhutang, dan rincian jaminan. Banyak
perusahaan terlibat dalam transaksi dengan pihak terkait, tetapi jenis kejadian khusus
seperti kesalahan dan penipuan dianggap sebagai pengecualian dan bukan aturan.
Kesalahan terjadi tanpa disengaja, sedangkan penipuan melibatkan distorsi yang
disengaja pada laporan keuangan. Perusahaan harus memperbaiki laporan keuangan
saat menemukan kesalahan, dan hal yang sama berlaku untuk penipuan. Namun,
penemuan penipuan menuntut serangkaian prosedur dan tanggung jawab yang
berbeda bagi akuntan atau auditor. Pengungkapan memainkan peran sentral dalam
transaksi semacam ini karena sifat peristiwa yang lebih kualitatif dan subjektif.
Pengguna laporan keuangan membutuhkan indikasi yang memadai mengenai
keberadaan dan sifat transaksi tersebut melalui pengungkapan, modifikasi laporan
auditor, atau laporan perubahan auditor.

➔ Peristiwa Setelah Periode Pelaporan (Peristiwa Selanjutnya)


Catatan atas laporan keuangan harus memberikan penjelasan tentang
peristiwa keuangan penting yang terjadi setelah tanggal resmi laporan posisi
keuangan, tetapi sebelum laporan tersebut diotorisasi untuk diterbitkan (disebut
sebagai tanggal otorisasi). Peristiwa-peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa setelah
tanggal pelaporan atau peristiwa selanjutnya. Waktu berlalu setelah akhir tahun
fiskal tetapi sebelum manajemen atau dewan direksi memberi izin untuk
menerbitkan laporan keuangan. Sejumlah aktivitas terlibat dalam menutup buku
untuk suatu periode dan menerbitkan laporan memerlukan waktu, termasuk
menentukan harga persediaan, rekonsiliasi buku besar pembantu dengan akun
pengendali, menyiapkan jurnal penyesuaian, memastikan semua transaksi
dimasukkan, melakukan audit oleh akuntan publik bersertifikat independen, dan
mencetak laporan tahunan. Selama periode antara tanggal laporan posisi keuangan
dan tanggal pengesahan, transaksi penting atau peristiwa lain mungkin terjadi yang
berdampak signifikan terhadap posisi keuangan atau situasi operasi perusahaan.

Banyak orang yang membaca laporan posisi keuangan percaya bahwa


kondisi keuangan adalah tetap, dan mereka mengasumsikan bahwa kondisi tersebut
akan berlanjut di masa depan. Meskipun demikian, pembaca harus diberi tahu jika
perusahaan mengalami perubahan signifikan, seperti penjualan pabrik, akuisisi anak
perusahaan, kerugian yang tidak biasa, penyelesaian litigasi signifikan, atau
peristiwa penting lainnya setelah laporan posisi keuangan. Tanpa penjelasan di
catatan, pembaca dapat salah paham dan membuat kesimpulan yang tidak akurat.

Ada dua jenis peristiwa atau transaksi setelah tanggal laporan keuangan yang
dapat berdampak material atau memerlukan pengungkapan agar pembaca dapat
memahami laporan ini secara akurat:

1. Peristiwa yang memberikan bukti tambahan tentang kondisi yang ada pada
tanggal laporan posisi keuangan, termasuk estimasi yang melekat dalam
penyusunan laporan keuangan. Peristiwa ini disebut sebagai disesuaikan
dengan kejadian selanjutnya dan memerlukan penyesuaian laporan keuangan.
Informasi yang tersedia sebelum tanggal otorisasi laporan keuangan
membantu investor dan kreditor mengevaluasi estimasi yang dibuat
sebelumnya. Mengabaikan peristiwa ini berarti melewatkan peluang untuk
meningkatkan keakuratan laporan keuangan. Contohnya adalah penyesuaian
laporan keuangan jika ada kebangkrutan pelanggan setelah tanggal laporan
posisi keuangan.
2. Peristiwa yang memberikan bukti tentang kondisi yang tidak ada pada tanggal
laporan posisi keuangan tetapi muncul setelah tanggal tersebut. Peristiwa ini
disebut sebagai peristiwa berikutnya yang tidak disesuaikan dan tidak
memerlukan penyesuaian laporan keuangan. Sebagai contoh, kerugian akibat
kebakaran atau banjir yang dialami pelanggan setelah tanggal laporan posisi
keuangan tidak mencerminkan kondisi pada tanggal tersebut. Oleh karena itu,
penyesuaian laporan keuangan tidak diperlukan. Perusahaan tidak boleh
mengakui peristiwa kemudian yang memberikan bukti mengenai kondisi yang
tidak ada pada tanggal laporan posisi keuangan tetapi muncul setelah tanggal
tersebut.

Berikut adalah contoh situasi setelah penyesuaian yang tidak dimodifikasi:

● Kombinasi bisnis besar setelah periode pelaporan atau pelepasan anak


perusahaan besar.
● Pengumuman rencana untuk menghentikan operasi atau memulai
restrukturisasi besar-besaran.
● Akuisisi aset dalam jumlah besar, pelepasan aset lainnya, atau
pengambilalihan aset besar oleh pemerintah.
● Kerusakan pada pabrik produksi besar atau persediaan akibat kebakaran atau
bencana alam setelah periode pelaporan.
● Transaksi saham biasa utama dan potensi transaksi saham biasa setelah
periode pelaporan.
● Perubahan besar yang tidak normal setelah periode pelaporan pada harga aset,
nilai tukar mata uang asing, atau pajak.
● Membuat komitmen atau kewajiban kontinjensi yang signifikan, seperti
menerbitkan jaminan signifikan setelah tanggal laporan.

Beberapa peristiwa kemudian yang tidak dimodifikasi mungkin perlu


diungkapkan untuk menghindari laporan keuangan yang menyesatkan. Dalam
konteks ini, perusahaan mengungkapkan sifat peristiwa tersebut dan perkiraan
dampak finansialnya. Sebagian besar peristiwa atau perkembangan kemudian tidak
memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan. Biasanya, ini
adalah peristiwa atau kondisi non-akuntansi yang umumnya dikomunikasikan oleh
manajemen melalui saluran lain. Jenis peristiwa ini mencakup undang-undang,
perubahan produk, perubahan manajemen, pemogokan, serikat pekerja, perjanjian
pemasaran, dan kehilangan pelanggan penting.

➔ Pelaporan untuk Perusahaan yang Terdiversifikasi (Konglomerat).


Dalam situasi di mana perusahaan memiliki beragam operasi bisnis, seperti
contohnya Siemens AG (DEU) yang terlibat dalam teknologi energi, produk
konsumen, dan jasa keuangan, investor serta analis keuangan cenderung ingin
mendapatkan informasi lebih rinci terkait laporan keuangan dari konglomerasi
tersebut. Mereka khususnya meminta laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, dan
informasi arus kas dari setiap segmen bisnis yang menyumbang pada pendapatan
total.
Dampak dari bencana alam, seperti letusan gunung berapi di Islandia yang
terjadi setelah akhir tahun bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki tahun fiskal
pada bulan Maret, menuntut pengungkapan yang jelas agar pernyataan keuangan tidak
menyesatkan. Beberapa perusahaan mungkin harus mempertimbangkan dampak dari
bencana ini terhadap kemampuan mereka untuk menjaga kelangsungan bisnisnya.
Perusahaan sering ragu untuk mengungkapkan data tersegmentasi karena
beberapa alasan:
1) Investor mungkin merasa informasi tersegmentasi tidak relevan atau dapat
mengambil kesimpulan yang keliru tentang pendapatan dari segmen tertentu,
tanpa pemahaman menyeluruh tentang bisnis serta faktor-faktor kunci seperti
persaingan di pasar dan kebutuhan modal.
2) Pengungkapan tambahan dapat memberikan keuntungan kepada pesaing,
serikat pekerja, pemasok, atau badan pengatur tertentu, sehingga merugikan
perusahaan yang memberikan laporan.
3) Pengungkapan tambahan dapat membuat manajemen lebih berhati-hati dalam
mengambil risiko bisnis karena segmen yang mencatat kerugian atau
pendapatan rendah dapat menimbulkan ketidakpuasan di antara pemegang
saham terhadap manajemen.
4) Perbedaan besar dalam cara perusahaan mengidentifikasi segmen, menetapkan
biaya, dan masalah akuntansi lainnya dapat membatasi nilai informasi yang
diberikan oleh data tersegmentasi.
5) Investor cenderung berfokus pada kinerja keseluruhan perusahaan dan kurang
memperhatikan kinerja segmen tertentu, asalkan performa keseluruhan
perusahaan memuaskan.
6) Masalah teknis seperti cara mengelompokkan segmen atau mengalokasikan
pendapatan dan biaya segmen (terutama biaya umum) bisa menjadi tantangan
yang signifikan.
Melaporkan data keuangan secara tersegmentasi bertujuan untuk memberikan
informasi tentang beragam aktivitas bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan dan
konteks ekonomi yang berbeda di mana perusahaan tersebut beroperasi. Memenuhi
tujuan ini akan membantu pengguna laporan keuangan untuk:
a. Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kinerja perusahaan.
b. Menilai secara lebih akurat prospek arus kas bersih di masa depan.
c. Membuat penilaian yang lebih tepat mengenai kesehatan perusahaan secara
keseluruhan.
● Prinsip Dasar
Laporan keuangan dapat disusun dengan berbagai cara, seperti
berdasarkan jenis produk atau layanan, lokasi geografis, struktur hukum, atau
jenis pelanggan. Namun, tidak mungkin untuk mencakup semua informasi
tersebut dalam setiap laporan keuangan. Standar pelaporan keuangan
internasional (IFRS) menuntut agar laporan keuangan umumnya mencakup
informasi yang dipilih berdasarkan satu segmen saja. Oleh karena itu, suatu
perusahaan dapat memenuhi persyaratan pelaporan tersegmentasi dengan
menyajikan laporan keuangan yang terbagi berdasarkan cara perusahaan
mengelola operasinya, yang disebut pendekatan manajemen.[8] Pendekatan
manajemen mencerminkan bagaimana manajemen mengelompokkan
perusahaan untuk mengambil keputusan operasional. Segmen ini tercermin
dari komponen-komponen struktur organisasi perusahaan yang dikenal
sebagai segmen operasi.
Sebuah segmen operasi merupakan bagian dari perusahaan:
a. Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang menghasilkan pendapatan dan
memunculkan biaya.
b. Yang evaluasi hasil operasinya secara berkala oleh para pengambil
keputusan operasional perusahaan untuk menilai performa segmen dan
mengalokasikan sumber daya ke segmen tersebut.
c. Di mana terdapat informasi keuangan yang terpisah, dihasilkan oleh
atau berasal dari sistem pelaporan keuangan internal.
Perusahaan hanya dapat menggabungkan informasi dari dua atau lebih segmen
operasi jika segmen-segmen tersebut memiliki kesamaan dalam aspek-aspek
berikut:
a. Jenis produk dan layanan yang disediakan.
b. Proses produksi yang digunakan.
c. Jenis atau kelas pelanggan yang dilayani.
d. Metode distribusi produk atau layanan.
e. Jika relevan, karakteristik lingkungan regulasi yang mempengaruhi
segmen-segmen tersebut.
Setelah menentukan segmen yang akan diungkapkan, perusahaan melakukan
uji materialitas kuantitatif. Proses pengujian ini menilai apakah segmen
tersebut cukup penting untuk diungkapkan secara terperinci. Suatu segmen
operasi dianggap signifikan dan akan dilaporkan jika memenuhi satu atau
lebih ambang batas kuantitatif berikut:
1) Pendapatan (termasuk penjualan kepada pelanggan eksternal dan
penjualan atau transfer antar segmen) mencapai 10 persen atau lebih
dari total pendapatan dari seluruh segmen operasi perusahaan.
2) Laba atau rugi bersihnya adalah 10 persen atau lebih dari jumlah
absolut yang lebih besar antara (A) total laba operasi dari seluruh
segmen operasi yang mencatat laba atau (B) total kerugian dari seluruh
segmen operasi yang mengalami kerugian.
3) Aset yang dapat diidentifikasi mencapai 10 persen atau lebih dari total
aset dari seluruh segmen operasi.
● Prinsip Pengukuran
Perusahaan tidak wajib menggunakan prinsip akuntansi yang sama
untuk mengungkapkan segmen dengan yang digunakan dalam laporan
konsolidasi. Ini memberikan fleksibilitas, meski awalnya terlihat inkonsisten.
Namun, menyusun informasi segmen sesuai IFRS bisa sulit karena beberapa
standar mungkin tidak relevan pada tingkat segmen. Contohnya, perbedaan
perlakuan akuntansi program imbalan kerja di seluruh perusahaan dan
akuntansi pajak penghasilan di perusahaan yang mengajukan pengembalian
pajak dengan segmen di yurisdiksi pajak yang berbeda.
IASB tidak menuntut alokasi biaya bersama, biaya umum, atau biaya
seluruh perusahaan untuk pelaporan eksternal. Biaya umum sulit dialokasikan
secara obyektif antar segmen karena sifatnya yang terkait erat dengan
kepentingan lebih dari satu segmen. Contohnya, alokasi gaji presiden sulit ke
segmen yang berbeda. Alokasi biaya umum cenderung arbitrer dan mungkin
tidak signifikan. Asumsinya, jika alokasi dilakukan ke segmen, harus
dilakukan secara langsung atau wajar.
Informasi Tersegmentasi Dilaporkan
IASB menetapkan persyaratan untuk laporan segmen yang mencakup
beberapa hal penting:
1) Informasi umum tentang segmen operasi: Termasuk faktor yang
signifikan dalam penentuan segmen operasi dan jenis produk/jasa yang
menjadi sumber pendapatan.
2) Segmentasi laba rugi: Meliputi detail pendapatan dari pelanggan
eksternal, transaksi antar segmen, pendapatan bunga, beban bunga,
beban penyusutan, barang tidak biasa, ekuitas atas laba investee,
beban/peluang pajak, dan pos-pos non-kas signifikan.
3) Segmentasi aset dan liabilitas: Melaporkan total aset dan liabilitas
untuk setiap segmen operasi.
4) Rekonsiliasi: Membandingkan total pendapatan, laba/rugi, aset, dan
liabilitas segmen dengan total perusahaan.
5) Informasi produk dan layanan serta wilayah geografis: Untuk segmen
yang tidak berbasis geografi, mengungkapkan pendapatan, aset
berumur panjang, dan pengeluaran untuk aset berumur panjang di
negara domisili dan negara masing-masing.
6) Pelanggan utama: Jika lebih dari 10% pendapatan berasal dari satu
pelanggan, perusahaan harus mengungkapkan total pendapatan dari
setiap pelanggan berdasarkan segmen.
Singkatnya, IASB menuntut laporan segmen yang mencakup informasi rinci
tentang aktivitas, pendapatan, aset, ketergantungan pada pelanggan, dan
pemisahan laba/rugi untuk setiap segmen operasi perusahaan.
➔ Laporan Sementara
Para bursa efek, regulator pasar, dan profesi akuntansi sangat tertarik pada
informasi interim, yang mencakup periode kurang dari satu tahun. Namun, terdapat
perdebatan mengenai pendekatan yang seharusnya digunakan dalam penyusunan
laporan ini. Ada dua pandangan utama:
1. Pendekatan Diskrit: Memandang setiap periode interim sebagai periode
akuntansi yang terpisah. Perusahaan akan menerapkan prinsip penangguhan
dan akrual yang sama dengan laporan tahunan. Dalam pandangan ini, transaksi
harus dilaporkan pada saat terjadi, dan pengakuan biaya tidak berubah selama
periode tertentu.
2. Pendekatan Integral: Menyatakan bahwa laporan sementara merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari laporan tahunan. Pendekatan ini menekankan bahwa
penangguhan dan akrual harus mempertimbangkan peristiwa sepanjang tahun,
tidak hanya pada periode interim.
Secara umum, terdapat perdebatan mengenai apakah laporan sementara harus
dianggap sebagai entitas terpisah atau bagian yang terintegrasi dari laporan tahunan
serta bagaimana prinsip penangguhan dan akrual harus diterapkan pada periode
pendek tersebut.
● Persyaratan Laporan Sementara
Secara umum, perusahaan diharapkan menggunakan kebijakan
akuntansi yang konsisten antara laporan interim dan laporan tahunan. Mereka
seharusnya mengakui pendapatan pada periode interim menggunakan prinsip
yang sama seperti pada laporan tahunan. Selain itu, perusahaan harus
menerapkan metode yang sama dalam menetapkan harga persediaan (seperti
FIFO, biaya rata-rata, dsb.) baik dalam laporan interim maupun laporan
tahunan. Meskipun demikian, untuk menentukan harga persediaan interim,
perusahaan diperbolehkan menggunakan metode laba kotor. Namun, mereka
harus mengungkapkan metode ini dan melakukan penyesuaian untuk
rekonsiliasi dengan inventarisasi tahunan.
● Pendekatan Diskrit
Dalam pendekatan diskrit, perusahaan mencatat pendapatan dan biaya
dalam laporan interim sesuai dengan pengakuan saat itu, termasuk biaya
operasional seperti biaya periode, tanpa mempertimbangkan estimasi kejadian
di masa depan. Pengeluaran besar yang direncanakan untuk masa depan,
seperti perbaikan pesawat atau pengeluaran musiman, tidak diikutsertakan
dalam laporan interim. Rencana pengeluaran di masa mendatang saja tidak
menciptakan kewajiban dalam laporan interim.
Sebaliknya, perusahaan seperti Carrefour mungkin mengalokasikan
anggaran untuk biaya yang diproyeksikan akan muncul secara tidak teratur,
seperti biaya periklanan atau pelatihan karyawan. Meskipun demikian,
mengakui kewajiban atas biaya-biaya yang belum terjadi pada akhir periode
laporan interim umumnya tidak sesuai dengan konsep liabilitas.
Meskipun penilaian year-to-date bisa melibatkan perubahan estimasi
dari periode interim sebelumnya dalam tahun keuangan, prinsip pengakuan
aset, liabilitas, pendapatan, dan beban dalam laporan interim selaras dengan
prinsip yang diterapkan dalam laporan keuangan tahunan. Contohnya,
Supermarket Wm Morrison plc mencatat kerugian akibat penurunan nilai
persediaan dalam laporan interim dengan cara yang serupa seperti dalam
laporan keuangan tahunan. Namun, jika estimasi berubah di periode interim
berikutnya, estimasi awal akan disesuaikan pada periode interim berikutnya.
● Pengungkapan Sementara
IFRS tidak menuntut laporan keuangan lengkap pada periode
pelaporan interim. Perusahaan bisa mematuhi aturan ini dengan menyajikan
laporan keuangan singkat dan catatan-catatan penjelasan yang spesifik.
Pengguna laporan interim umumnya memiliki akses ke laporan keuangan
tahunan terkini, sehingga perusahaan hanya perlu memberikan penjelasan
tentang peristiwa dan transaksi signifikan sejak akhir periode laporan tahunan
terakhir. Perusahaan minimal harus melaporkan informasi interim berikut:
1) Pernyataan tentang penerapan kebijakan akuntansi dan metode
perhitungan yang sama antara laporan interim dan laporan tahunan
terkini. Jika ada perubahan, perusahaan harus menjelaskan
perubahannya dan dampaknya.
2) Keterangan tentang aspek musiman atau siklus operasi sementara.
3) Detail mengenai item-item yang secara signifikan mempengaruhi aset,
liabilitas, ekuitas, laba bersih, atau arus kas, baik karena sifatnya,
besarnya, atau kejadiannya.
4) Informasi tentang perubahan kebijakan akuntansi atau estimasi yang
telah dilaporkan sebelumnya.
5) Informasi tentang penerbitan, pembelian kembali, atau pembayaran
kembali sekuritas utang dan ekuitas.
6) Pembayaran dividen yang terpisah untuk saham biasa dan jenis saham
lainnya.
7) Detail segmen operasi sesuai dengan persyaratan IFRS 8.
8) Perubahan signifikan pada liabilitas atau aset yang bersifat kontinjensi
sejak akhir periode laporan tahunan sebelumnya.
9) Pengaruh perubahan struktural dalam perusahaan selama periode
interim, seperti akuisisi, pengambilalihan atau pengurangan
kepemilikan anak perusahaan dan investasi jangka panjang,
restrukturisasi, dan penghentian operasi.
10) Peristiwa material lain yang terjadi setelah akhir periode interim yang
belum terefleksikan dalam laporan interim.
● Masalah Unik Pelaporan Interm
IFRS lebih cenderung pada pendekatan diskrit, namun dalam
aplikasinya, beberapa tantangan khusus dalam pelaporan muncul terkait
dengan aspek-aspek berikut.
Pertama, terkait dengan pajak penghasilan, perusahaan dihadapkan
pada permasalahan mengenai tarif pajak yang berbeda untuk setiap dolar
pendapatan. Apakah perusahaan harus menggunakan pendekatan tahunan,
yang menghitung pendapatan sampai saat itu secara tahunan dan menerapkan
pajak proporsional? Atau mengikuti prinsip marginal yang menerapkan tarif
pajak yang lebih rendah pada pendapatan awal? IFRS mewajibkan pendekatan
tahunan di mana beban pajak diakui berdasarkan estimasi tarif pajak tahunan
rata-rata yang diharapkan selama satu tahun buku penuh.
Kedua, terkait masalah musiman, di mana penjualan besar terjadi
dalam satu periode singkat sementara biaya tetap tersebar merata sepanjang
tahun. Prinsip akuntansi yang mengaitkan pengeluaran dengan pendapatan
yang dihasilkannya menjadi kompleks dalam bisnis musiman. Perubahan
besar dalam laba terjadi karena penjualan di luar musim tidak dapat menyerap
biaya tetap perusahaan.
Dalam penggunaan IFRS, kekonsistenan pendekatan tahunan dalam
pengakuan pajak penghasilan dan perlakuan biaya dalam bisnis musiman
menjadi penting, meskipun hal ini dapat menimbulkan penyesuaian beban
pajak pada periode interim berikutnya jika estimasi tarif pajak tahunan
mengalami perubahan.
Di tengah upaya IFRS untuk mengatur pelaporan interim, kontroversi
masih merajai beberapa aspek. Salah satunya adalah perdebatan seputar peran
auditor independen dalam memeriksa laporan interim. Banyak auditor enggan
memberikan pendapat atas informasi keuangan interim karena dinilai terlalu
tentatif dan subyektif. Namun, ada juga desakan untuk melakukan peninjauan
terhadap laporan sementara. Meski prosedurnya lebih terbatas daripada audit
tahunan, peninjauan tersebut memberikan keyakinan bahwa informasi interim
sesuai dengan standar IFRS.
Para analis dan investor sangat menginginkan akses cepat terhadap
informasi keuangan perusahaan sebelum menjadi informasi yang usang. Kita
bisa mendekati sistem database berkelanjutan di mana catatan keuangan
perusahaan dapat diakses secara online. Hal ini memungkinkan investor untuk
memperoleh informasi secara real-time tentang perubahan penting seperti
penurunan penjualan atau kenaikan biaya, menggantikan penantian hingga
akhir kuartal.
Aliran informasi yang stabil dari perusahaan ke investor memiliki
dampak positif, mengurangi kecemasan manajemen terhadap angka-angka
interim jangka pendek. Banyak yang berpendapat bahwa manajemen saat ini
terlalu fokus pada kinerja jangka pendek. Pernyataan seorang presiden
perusahaan besar yang memilih untuk pensiun dini menyatakan keinginannya
untuk fokus pada tahunan yang penuh dengan dinamika perubahan, bukan
hanya empat kuartal.

LAPORAN AUDITOR DAN MANAJEMEN


➔ Laporan Auditor
Auditor adalah seorang profesional akuntansi yang melakukan pemeriksaan
independen terhadap data akuntansi suatu perusahaan. Jika ada, dan tingkat tanggung
jawab yang diembannya. Dalam kebanyakan kasus, auditor menerbitkan standar opini
yang tidak dimodifikasi atau bersih. Beberapa keadaan yang lebih penting adalah
sebagai berikut :
1. Kekhawatiran, Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat keraguan
substansial mengenai entitas tersebut kemampuan untuk melanjutkan
kelangsungan usahanya untuk jangka waktu yang wajar, dengan
mempertimbangkan semua informasi yang tersedia tentang masa depan.
2. Kurangnya Konsistensi, Jika suatu perusahaan telah mengubah kebijakan
akuntansi atau metode penerapannya sedemikian rupa sehingga mempunyai
dampak material terhadap daya banding laporan keuangannya, auditor harus
mengacu pada perubahan tersebut dalam paragraf penjelasan laporan.

3. Penekanan pada suatu hal, auditor mungkin ingin menekankan suatu hal
mengenai laporan keuangan namun tetap bermaksud untuk menyatakan
pendapat wajar tanpa pengecualian. Misalnya, auditor mungkin ingin
menekankan bahwa entitas tersebut merupakan komponen suatu perusahaan
bisnis yang lebih besar atau entitas
➔ Laporan Manajemen
Komentar manajemen membantu dalam interpretasi posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas suatu perusahaan. Laporan tersebut dapat mencakup tinjauan
terhadap:
○ Faktor menentukan kinerja keuangan, termasuk perubahan lingkungan di mana
entitas beroperasi, respons entitas terhadap perubahan tersebut dan dampaknya.
○ Sumber pendanaan perusahaan dan target rasio liabilitas terhadap ekuitas
○ Sumber daya perusahaan tidak diakui dalam laporan posisi keuangan sesuai
dengan IFRS.

MASALAH PELAPORAN SAAT INI


➔ Pelaporan Prakiraan dan Proyeksi Keuangan
Perkiraan Keuangan, adalah serangkaian laporan keuangan prospektif yang
menyajikan, sepanjang pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung
jawab, perkiraan posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas suatu
perusahaan.

Proyeksi Keuangan, adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan,


sepanjang pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab,
diberikan satu atau lebih asumsi hipotesis, posisi keuangan, hasil operasi, dan
arus kas yang diharapkan suatu entitas.

Argumen yang mengharuskan prakiraan dipublikasikan:


● Keputusan investasi didasarkan pada ekspektasi masa depan. Oleh karena itu,
informasi tentang masa depan memfasilitasi pengambilan keputusan yang
lebih baik.
● Perusahaan sudah menyebarkan perkiraan secara informal. Situasi ini harus
diatur untuk memastikan bahwa prakiraan tersebut tersedia bagi semua
investor.
● Keadaan kini berubah begitu cepat sehingga informasi sejarah tidak lagi
memadai untuk memprediksi.

Argumen yang menentang perlunya prakiraan dipublikasikan:


● Tidak ada yang bisa meramalkan masa depan. Oleh karena itu, perkiraan pasti
akan salah. Lebih buruk lagi, mereka mungkin menyesatkan jika
menyampaikan kesan yang tepat tentang masa depan.
● Perusahaan mungkin berusaha hanya untuk memenuhi perkiraan yang
dipublikasikan, sehingga gagal memberikan hasil yang terbaik bagi
kepentingan pemegang saham.
● Jika perkiraan terbukti tidak akurat, akan terjadi saling tuduh dan mungkin
tindakan hukum.
● Pengungkapan prakiraan akan merugikan organisasi karena prakiraan akan
memberikan informasi kepada pesaing (asing dan dalam negeri), serta
investor.

➔ Pelaporan Keuangan Internet


Perusahaan menggunakan untuk berkomunikasi lebih mudah dan cepat dengan
pengguna daripada laporan kertas tradisional. Selain itu, Pelaporan internet
memungkinkan pengguna memanfaatkan alat seperti mesin pencari dan hyperlink
untuk menemukan informasi tentang perusahaan dengan cepat dan, terkadang,
mengunduh informasi untuk dianalisis, mungkin dalam spreadsheet komputer.
Pelaporan melalui internet dapat membantu membuat laporan keuangan
menjadi lebih relevan dengan memungkinkan perusahaan melaporkan data terpilah
yang diperluas dan data yang lebih tepat waktu dibandingkan dengan pelaporan
berbasis kertas. Misalnya, beberapa perusahaan secara sukarela melaporkan data
penjualan mingguan dan mengelompokkan data operasi di situs web mereka.

➔ Pelaporan Keuangan Palsu


Pelaporan keuangan yang curang didefinisikan sebagai “perilaku yang
disengaja atau ceroboh, baik tindakan atau kelalaian, yang menghasilkan laporan
keuangan yang menyesatkan secara material.” Pelaporan yang curang dapat
melibatkan distorsi catatan perusahaan yang besar dan disengaja (seperti penanda
penghitungan inventaris), atau kesalahan penerapan kebijakan akuntansi (kegagalan
mengungkapkan transaksi material).

Penyebab Kecurangan Pelaporan Keuangan


Lingkungan internal berhubungan dengan sistem pengendalian internal yang
buruk, sikap manajemen yang buruk terhadap etika, atau mungkin likuiditas atau
profitabilitas perusahaan. Mereka yang ada di lingkungan eksternal mungkin
berhubungan dengan kondisi industri, lingkungan bisnis secara keseluruhan, atau
pertimbangan hukum dan peraturan.
Contohnya :
● Penurunan pendapatan atau pangsa pasar secara tiba-tiba
● Tekanan anggaran yang tidak realistis
● Tekanan keuangan akibat rencana bonus

Peluang terjadinya kecurangan dalam pelaporan keuangan muncul ketika kecurangan


mudah dilakukan dan sulit dideteksi. Seringkali, peluang ini muncul dari:
● Tidak adanya dewan direksi atau komite audit yang dengan waspada
mengawasi proses pelaporan keuangan.
● Pengendalian akuntansi internal yang lemah atau tidak ada.Situasi ini dapat
terjadi, misalnya, ketika sistem pendapatan perusahaan kelebihan beban akibat
ekspansi penjualan yang pesat, akuisisi divisi baru, atau masuknya lini bisnis
baru yang asing.
● Transaksi yang tidak biasa atau kompleks seperti konsolidasi dua perusahaan,
divestasi atau penutupan operasi tertentu, dan pembelian dan penjualan
instrumen derivatif.
● Estimasi akuntansi memerlukan pertimbangan subjektif yang signifikan oleh
manajemen perusahaan, seperti penyisihan kerugian pinjaman dan estimasi
tanggung jawab biaya garansi.
● Staf audit internal yang tidak efektif disebabkan oleh jumlah staf yang tidak
memadai dan cakupan audit yang sangat terbatas.

➔ Kriteria untuk Membuat Pilihan Akuntansi dan Pelaporan


● Perusahaan harus membuat pilihan yang bijaksana antara konsep, metode, dan
cara pengungkapan akuntansi alternatif.
● Fokus IASB pada standar berbasis prinsip diarahkan pada isu-isu ini. Hal ini
berupaya untuk mengembangkan pedoman yang akan menghasilkan akuntansi
dan pelaporan keuangan yang mencerminkan substansi elemen laporan
keuangan, dan ekonomi dari transaksi
● Mengembangkan landasan yang kuat untuk membangun standar dan praktik
keuangan yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Kieso, D.E., Weygandt, J.J. dan Warfield, T.D. 2008. Intermediate Accounting. IFRS. John
Wiley & Son. Inc., (Edisi 12 Bahasa Indonesia). Boleh Juga Ebook berbahasa Inggris.
(Terbaru)

Anda mungkin juga menyukai