SKRIPSI
Oleh:
DWI DAYANTO
NPM: 1211080137
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Bimbingan dan Konseling
Oleh:
DWI DAYANTO
NPM: 1211080137
OLEH:
DWI DAYANTO
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan adiktif lainya,
yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Kadang disebut
juga Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Zat-zat tersebut dapat
membuat berbagai efek samping seperti halusinasi, ketagihan, dan efek psikologis
lainnya. Pemakai narkoba yang berlebihan dan ketergantungan dapat menimbulkan
kematian. Masalah pada penelitian ini adalah terdapat peserta didik yang memiliki
pengetahuan persepsi penyalahgunaan narkoba yang masih rendah. Rumusan masalah
adalah Apakah terdapat pengaruh layanan informasi terhadap persepsi bahaya
penyalahgunaan narkoba pada peserta didik di kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh persepsi peserta didik kelas VII penyalahgunaan narkoba
dengan menerapkan layanan informasi.
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan metode menggunakan
asosiatif yaitu metode untuk mencari korelasi atau hubungan kasual (hubungan
bersifat sebab akibat). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 54 peserta didik
dari kelas VII A sampai dengan kelas VII J SMP Negeri 13 Bandar Lampung hasil
dari penyebaran angket persepsi penyalahgunaan narkoba sebanyak 30 item. Hasil
nilai thitung untuk Constant yaitu 5,937 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan
0,05 diperoleh 1.67469 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada
tabel B adalah 0,000 yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti Sig pada tabel B
adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000.
Berdasarkan tabel nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat
bahwa nilai thitung untuk X yaitu 0,390 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan
0,05 diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. maka Ho di tolak dan
Ha diterima yang berarti ada pengaruh persepsi penyalahgunaan narkoba pada peserta
didik SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Saran yang diajukan peneliti yaitu kepada
guru bimbingan dan konseling agar lebih giat melaksanan penyuluhan tentang
narkoba dan memberikan layanan informasi supaya penyalahgunaan narkoba tidak
masuk di lingkungan sekolah.
Artinya: dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.. (QS. Al-Baqarah,
ayat 195).1
1
Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: PT. LISTAKWARTA PUTRA, 2011), h.76.
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi dan kucintai ayahanda Asmoro dan ibunda
dunia dan akhirat, dukungan dan nasihat baik dari segi moral maupun materi sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi kuliahnya dan skripsi ini dengan baik.
2. Kakak tercinta Eko Susanto, S.Pd., dan adikku Tri Rizkianto, serta saudara-saudaraku
yang turut berjuang mendo’akan keberhasilanku dan Novi Alvianita, serta Mira
Penulis lahir pada tanggal 27 Agustus 1992 di Padang Tambak, Kec. Way
Tenong, Kab. Lampung Barat, Penulis adalah anak kedua dari 3 bersaudara dari
Negeri 01 Way Tenong di Tahun 2008-2011; pada Tahun 2012, penulis terdaftar
Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Tahun Ajaran 2012/2013
hingga sekarang.
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahhirobil’allamin
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Segala puji bagi Allah SWT yang
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi besar Muhammad SAW, yang dinantikan syafaatnya diyaumul akhir nanti.
Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017” merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada program studi Bimbingan dan
ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dorongan, serta dukungan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
4. Dr. Yetri, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas kesediaan
5. Hardiyansyah Masya, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih atas
6. Seluruh Dosen Bimbingan dan Konseling. Terima kasih atas bimbingan dan
Penulis,
Dwi Dayanto
NPM: 1211080137
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
B. Pembahasan ......................................................................... 95
C. Keterbatasan Penelitian ..................................................... 107
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkoba adalah bahan/zat yang jika dimasukkan ke dalam tubuh manusia baik
dengan cara diminum, dihisap, maupun disuntikkan ke dalam tubuh dapat mengubah
pikiran, suasana hati atau perasaan seseorang yang dapat menimbulkan halusinasi,
1997 disebutkan bahwa narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba) adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun
dianalisis bahwa buruknya dampak narkoba bagi tubuh manusia baik secara fisik
diharamkan dalam ajaran agama Islam. Salah satu ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
2
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Mengenal Penyalahgunaan Narkoba (Jakarta:
BNN RI, 2007), h. 8.
3
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Loc.Cit. h. 8.
tentang larangan manusia untuk mengkonsumsi yang bersifat haram dan
adalah perbuatan keji yang termasuk ke dalam perbuatan syaitan yang sangat dibenci
oleh Allah SWT. Sebagai umat muslim yang beriman maka jauhilah hal-hal tersebut
agar mendapat keberuntungan baik di dunia maupun akhirat, dan senantiasa selalu
4
Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: PT. Listakwarta Putra, 2003), h. 176-177.
Indonesia pada tahun 2015 mencapai jumlah angka hingga 5,8 juta jiwa
ganja, shabu-shabu, dan ekstasi. Sebagian besar penyalahgunaan narkoba berada pada
(lembaga survei internasional) Indonesia saat ini menduduki peringkat pertama dalam
jumlah tersangka narkoba di ASEAN.6 Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya
disetiap tahunnya, selain itu Indonesia saat ini menjadi salah satu jalur utama dalam
perdagangan narkoba. Hal ini terlihat banyaknya narkoba yang diperdagangkan dan
Sebagai Negara dengan populasi muda yang besar, permintaan narkoba cukup
tinggi dan menjadi pasar narkoba yang besar juga. Indonesia saat ini menjadi sasaran
pengguna narkoba disetiap tahunnya sehingga pada 2015 Indonesia dinyatakan dalam
kondisi darurat narkoba. Target yang paling rawan menjadi sasaran operasi pengedar
narkoba adalah remaja. Hal ini terjadi karena usia remaja merupakan usia yang
sedang dalam pencarian jati diri sehingga usia remaja menjadi usia yang sangat
mudah untuk dipengaruhi. Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu yang terkait (seperti
Biologi dan fisiologi) remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik, yaitu
5
Phadli Harahap, “Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia” (On - Line), tersedia di:
http://m.kompasiana.com/phadli/jumlah-pengguna-narkoba-di-indonesia. (10 April 2016).
6
Thomas Latschan, “Indonesia Salah Satu Jalur Utama Penyelundupan Narkoba” (On - Line),
tersedia di: http://www.dw.de/pbb-indonesia-salah-satu-jalur-utama-penyelundupan-narkoba-1825054.
(10 April 2016).
masa alat-alat kelamin manusia mencapai kematangan sehingga masa remaja
merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa bukan hanya dalam artian
psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah
fisik tersebut.7
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita dan 13 sampai dengan 22 tahun bagi pria. Pada usia tersebut remaja juga
tidak mempunyai tempat yang jelas, mereka sudah tidak termasuk golongan anak-
anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang
dewasa. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Remaja seringkali dikenal
dengan fase “mencari jati diri”.8 Selain disebabkan oleh hal tersebut,
yang empuk bagi pengedar narkoba. Ini terbukti dengan masih kurangnya
pengetahuan remaja tentang narkoba, jenis-jenis narkoba, dan dampak buruk bagi
dikalangan remaja kebanyakan hanya sekedar ingin tahu atau coba-coba, ikut gaya,
lambang status sosial, ingin melupakan persoalan yang sedang dialami seseorang, dan
lain-lain.
7
Sarlito Wirawan S, Psikologi Remaja (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 8.
8
Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2012), h. 9.
Berdasarkan survei pra penelitian yang dilakukan pada tanggal 26 November
2015 dengan melakukan wawancara terhadap peserta didik di SMP Negeri 13 Bandar
Lampung untuk mengetahui persepsi peserta didik yang berkaitan dengan dampak
Berikut hasil survei pra penelitian yang peneliti lakukan pada peserta didik kelas VII
Tabel 1
Persepsi Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tentang
Narkoba
9
Hasil Wawancara Terhadap Peserta Didik di SMP Negeri 13 Bandar Lampung.
Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat diketahui bahwa dari 363 jumlah total peserta
didik yang berada pada kategori penilaian sangat paham sebanyak 50 peserta didik,
pada kategori penilaian cukup paham sebanyak 79 peserta didik, pada kategori
penilaian kurang paham sebanyak 89 peserta didik, dan pada kategori penilaian tidak
paham sebanyak 145 peserta didik. Artinya terdapat 35,53% peserta didik yang
pengetahuannya tentang narkoba sudah baik sedangkan 64,47% peserta didik yang
terhadap peserta didik di SMP Negeri 13 Bandar Lampung dapat ditarik kesimpulan
bahwa masih rendahnya persepsi peserta didik di kelas VII terhadap pengetahuan
terhadap narkoba dikalangan peserta didik diperlukan suatu layanan dan kegiatan
yang tepat. Jika tidak dilakukan pengantisipasian sejak dini dikhawatirkan jumlah
yang dapat membuat si pengguna tidak bisa lepas dari jerat narkoba. Bahkan apabila
dosis yang digunakan semakin tinggi dan jangka waktu pemakaian semakin lama,
maka gejala yang timbul akan semakin berat hingga mengakibatkan kematian.
Peran yang dilakukan oleh guru Bimbingan Konseling (BK) di SMP Negeri 13
namun hal tersebut belum efektif dilakukan karena kurangnya media yang digunakan
Sekolah merupakan tempat peserta didik untuk menuntut ilmu dan bersosialisasi.
Oleh karena itu sekolah memiliki peran penting dan utama dalam mengantisipasi
peserta didik sehingga dapat menambah pengetahuan peserta didik dan mengerti
secara utuh dan mampu mengambil langkah yang benar. Hal yang dapat dilakukan
narkoba terhadap peserta didik adalah dengan memberikan informasi yang benar dan
tepat kepada peserta didik tentang hal-hal yang terkait dengan narkoba. Informasi
bahaya penggunaan narkoba yang disampaikan harus secara spesifik, utuh dan
menyeluruh sehingga informasi yang di dapat oleh peserta didik tidak setengah-
setengah. Jika peserta didik tidak mendapatkan informasi yang seutuhnya terkait
10
Isnaini Wahyuningtyas, “Keefektifan Layanan Informasi Tentang Narkotika, Psikotropika,
dan Zat Adiktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Bahaya Penyalahgunaan NAPZA”
(On – Line), tersedia di: http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/counsilium/article/view/1299. (11
april 2016).
dampak narkoba maka itu akan berbahaya bagi peserta didik itu sendiri dalam
pengambilan keputusan.
memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh
yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) dalam menerima dan
memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat
narkoba karena layanan informasi ini dapat membekali peserta didik dengan berbagai
pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, hingga dampaknya bagi peserta didik. Untuk itu
peran sekolah sebagai proses pendidikan sangat diperlukan dalam proses pencegahan
11
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intlegensi) (Jakarta:
PT RajaGrafindo, 2007), h. 147.
12
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Disekolah (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), h. 61.
terjadinya penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar khususnya di SMP Negeri 13
Bandar Lampung.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka masalah yang dapat
1. Terdapat 234 peserta didik dari 363 peserta didik di kelas VII yang belum
C. Batasan Masalah
dalam penelitian ini agar tidak terlalu luas cakupannya, maka berdasarkan latar
informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba pada peserta didik kelas VII di
D. Rumusan Masalah
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh layanan
kelas VII?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
F. Kegunaan Penelitian
penyalahgunaan narkoba
2. Bagi guru
3. Bagi peneliti
peneliti membatasi ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut: objek penelitian ini
narkoba bagi peserta didik. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII di
LANDASAN TEORI
A. Layanan Informasi
baik secara individu maupun kelompok. Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu
terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Salah satu jenis layanan atau kegiatan
kepada peserta didik terkait dengan pendidikan, kerja, dan lain sebagainya sehingga
peserta didik tidak salah dalam pengambilan keputusan. Untuk menjalani kehidupan
berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas
atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang
dikehendaki.13 Sedangkan menurut Zainal Aqib layanan informasi adalah layanan
informasi merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang konselor
bantuan yang berupa informasi sebagai acuan dalam meningkatkan prestasi belajar,
dan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk individu tersebut.
Layanan informasi sangat baik jika diterapkan pada peserta didik untuk
membekali mereka dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan
sekolah, bidang pekerjaan, dan bidang perkembangan pribadi sosial. Menurut Tohirin
tujuan dari layanan informasi adalah agar individu (siswa) mengetahui informasi
13
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta,
2009), h. 259.
14
Zainal Aqib, Iktisar Bimbingan dan Konseling Disekolah (Jakarta: Yrama Widya, 1991), h. 80.
15
Tohirin, Op.Cit, h. 142.
perkembangnnya dirinya.16 Sedangkan menurut Zainal Aqib tujuan layanan informasi
adalah untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang
berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan
Yusuf Gunawan berpendapat bahwa ada dua tujuan layanan informasi yang bersifat
16
Tohirin, Loc.Cit. h. 142.
17
Zainal Aqib, Loc.Cit, h. 80.
18
Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1987) h. 89.
4) mengembangkan perencanaan sementara dalam bidang pekerjaan dan
pendidikan yang didasarkan pada belajar eksplorasi sendiri; dan
5) memberikan teknik-teknik khusus yang dapat membantu para siswa untuk
menghadapi kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah setelah
meninggalkan sekolah, seperti memperoleh pekerjaan, melanjutkan
program berikutnya atau membentuk rumah tangga.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan
informasi adalah untuk membekali peserta didik dalam memberikan pengetahuan dan
pemahaman tentang berbagai hal yang berguna dan bermanfaat untuk mengenal diri,
kepada kebutuhan para peserta layanan. Informasi yang menjadi isi layanan harus
mencakup seluruh bidang pelayanan bimbingan dan konseling. Menurut Prayitno dan
Erman Amti pada dasarnya jenis dan jumlah informasi tidak terbatas. Namun,
dibicarakan tiga jenis informasi, yaitu: (a) informasi pendidikan; (b) informasi
a. Informasi Pendidikan
Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau calon
program studi; (2) pemilihan sekolah fakultas dan jurusannya; (3) penyesuaian
19
Prayitno dan Erman Amti, Op.Cit, h. 261.
diri dengan program studi; (4) penyesuaian diri dengan suasana belajar, dan
b. Informasi Jabatan
Saat-saat transisi dari dunia pendidikan kedunia kerja sering merupakan masa
yang sangat sulit bagi banyak orang muda. Kesulitan itu terletak tidak saja
penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan pengembangan
diri selanjutnya.
Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial budaya yang
tertentu.
20
Budi Purwoko, Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling (Surabaya: Unesa University
Press, 2008), h. 53.
3) informasi tentang cara belajar yang efisien, yang bersumber dari para
pembimbingnya; dan
4) informasi tentang usaha kesehatan sekolah yang bersumber dari doktor,
para perawat kesehatan.
Selanjutnya menurut Winkel dan Sri Hastuti memberikan gambaran bahwa data
dan fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya dibedakan atas tiga
bimbingan dan konseling, layanan informasi yang diberikan kepada siswa dibedakan
menjadi empat tipe yaitu, informasi dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karier.
Namun demi tercapainya tujuan dari layanan informasi maka materi informasi
sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dari pelaksanaan layanan informasi itu sendiri.
21
Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogjakarta: Media
Abadi, 2006), h. 318.
Dari berbagai jenis-jenis informasi yang digunakan, maka dalam penelitian ini jenis
bervariasi tergantung jenis informasi dan jenis karakteristik peserta layanan. Menurut
Prayitno dan Erman Amti pemberian informasi kepada peserta didik dapat dilakukan
a. Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana,
mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir oleh
setiap petugas bimbingan disekolah.
b. Diskusi
Penyampaian informasi pada siswa dapat dilakukan melalui diskusi. Diskusi
semacam ini dapat diorganisasikan baik oleh siswa sendiri maupun oleh
konselor, atau guru.
c. Karya Wisata
Dalam bidang konseling karyawisata mempunyai dua sumbangan pokok.
Pertama, membantu siswa belajar dengan menggunakan berbagai sumber
yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang perkembangan mereka.
Kedua, memungkinkan diperolehnya informasi yang dapat membantu
pengembangan sikap-sikap terhadap pendidikan, pekerjaan dan berbagai
masalah dalam masyarakat.
d. Buku panduan
Buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan tinggi,
buku panduan kerja bagi karyawan) dapat membantu siswa dalam
mendapatkan informasi yang berguna.
e. Konferensi karier
Dalam konferensi karier para narasumber dari kelompok-kelompok usaha,
jawatan atau dinas lembaga pendidikan, dan lain-lain yang diundang,
mengadakan penyajian berbagai aspek program pendidikan dan
latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para siswa.
22
Prayitno dan Erman Amti, Op.Cit, h. 269.
Sedangkan menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang menjelaskan
bahwa teknik yang digunakan dalam layanan informasi adalah sebagai berikut:23
1) ceramah;
2) diskusi atau tanya jawab;
3) bacaan buku, selembaran dan brosur;
4) gambar, slide, pemutaran film;
5) karyawisata;
6) melalui mata pelajaran tertentu;
7) melalui kelas khusus;
8) hari karier;
9) hari perguruan tinggi; dan
10) wawancara dalam rangka konseling.
yang diberikan disekolah membantu peserta didik untuk mengetahui berbagai hal
mengenai informasi, dan mengetahui berbagai macam mata pelajaran yang kurang di
pahami oleh peserta didik, serta pemahaman yang sudah didapatkan dapat menjadi
pedoman untuk belajar selanjutnya. Dari berbagai metode layanan informasi, maka
dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi atau
23
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Bimbingan Konseling Sekolah, I (Semarang: KIP
Press, 1993), h. 82.
24
Tohirin, Op.Cit, h. 144.
a. Ceramah, tanya jawab dan dikusi. Teknik ini paling umum yang
digunakan dalam penyampaian informasi dalam berbagai kegiatan
termasuk pelayanan bimbingan dan konseling.
b. Melalui media, penyampaian informasi bisa dilakukan melalui media tentu
alat peraga, media tulis, media gambar, poster, dan media elektronik seperti
radio, tepe recorder, film, televisi, internet, dan lain-lain.
c. Acara khusus. Layanan informasi melalui cara ini dilakukan berkenaan
dengan acara khusus di sekolah atau madrasah, misalnya: “hari tanpa asap
rokok” hari kebersihan lingkungan hidup”, dan sebagainya.
d. Narasumber. Layanan informasi juga bisa diberikan kepada peserta
layanan dengan mengundang narasumber (manusia sumber). Misalnya
tentang obat-obatan terlarang, narkoba, mengundang dinas kesehatan,
kepolisian.
2) Langkah Pelaksanaan
dan manfaatnya;
25
Dewa Ketut Sukardi, Op.Cit, h. 37-40.
c) berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-
hari
f) usahakan selalu bekerja sama dengan guru mata pelajaran, dan wali
kelas, agar isi informasi yang diberikan guru, wali kelas dan guru
3) Langkah Evaluasi
untuk mendapatkan informasi yang sistematis dan jelas tidak setengah-tengah, peserta
didik dapat mengetahui berbagai informasi ceramah, melalui media, acara khusus dan
tepat.
B. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
memahami lingkungannya meliputi objek, orang, dan simbol atau tanda yang
muncul dari objek, orang, dan simbol tertentu. Dengan kata lain, persepsi mencakup
dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Hal ini terjadi
karena persepsi melibatkan penafsiran individu pada objek tertentu, maka masing-
masing objek akan memiliki persepsi yang berbeda walaupun melihat objek yang
dapat diartikan sebagai suatu proses kategorisasi dan interpretasi yang bersifat
pemahaman suatu objek, pristiwa yang dilihat dengan penafsiran serta perbedaan
26
Rahmad Hidayat, “Persepsi Siswa Tentang Pribadi Konselor Yang Diharapkan Siswa di SMP
Negeri 2 Tersono Tahun Ajaran 2013/2014”. (On – Line) tersedia di:
http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/11.artikel.fely_danretno . (14 Desember 2016).
27
Phillips Kotler,. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation& Control.
(Prentice Hall Int.1995), h. 123.
antara hal ini melalui proses mengamati dan mengartikan setelah panca indera
mendapat rangsangan.
Thoha berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena dua faktor,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri
individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Sedangkan faktor eksternal adalah
faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik
memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya berbeda-
beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-
3. Jenis-jenis persepsi
a. Persepsi Visual
b. Persepsi Auditori
c. Persepsi Perabaan
Persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Kulit dibagi
berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang;
d. Persepsi Penciuman
perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada
rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena
zat kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair. Pada
organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia
e. Persepsi Pengecapan
3. Unsur Persepsi
Komponen atau unsur utama dalam persepsi menurut Mar’at yaitu seleksi
dan interpretasi. Seleksi yang dimaksud adalah proses penyaringan terhadap stimulus
melakukan interpretasi itu terdapat pengalaman masa lalu serta sistem nilai yang
dimilikinya. Sistem nilai di sini dapat diartikan sebagai penilaian individu dalam
mempersepsi suatu obyek yang dipersepsi, apakah stimulus tersebut akan diterima
atau ditolak. Sementara itu, pendapat lain dikemukakan oleh Depdikbud. Unsur-unsur
perlu diketahui oleh seorang guru agar ia dapat mengetahui siswanya secara lebih
28
Widayani. “Persepsi Akuntan Mahasiswa Akuntansi”. (On – Line), tersedia di:
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/6947116/kamen03.pdf?persepsi_akuntan_mahasis
wa.akutasidan.pdf. (14 Desember 2016).
Dalam hubungannya dengan kerelatifan persepsi ini, dampak pertama dari
diterima akan bergantung pada apa yang pernah ia pelajari, apa yang pada
suatu saat menarik perhatiannya dan kearah mana persepsi itu mempunyai
sehingga hubungan itu menjadi jelas. Bagi seorang guru, prinsip ini
akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih untuk
5. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang
C. Narkoba
1. Pengertian Narkoba
dari narkotika dan obat-obatan berbahaya yang sering diartikan NAZA (Narkotik,
Alkohol dan Zat Adiktif lainnya).30 Sedangkan menurut Lydia Harlina Martono dan
istilah kedokteran untuk sekelompok zat yang jika masuk ke dalam tubuh
29
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013),
h. 103-105.
30
Yusuf Apandi, Katakan Tidak Pada Narkoba (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), h. 5
menyebabkan ketergantungan (adiktif) dan berpengaruh pada kerja otak (psikoaktif).31
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan adaktif lainya, yaitu nama
segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Kadang disebut juga Napza
(Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif). Zat-zat tersebut dapat membuat berbagai
efek samping seperti halusinasi, ketagihan, dan efek psikologis lainnya. Pemakai
yakni narkotik, psikotropika, dan obat atau zat berbahaya (zat adiktif).32
a. Narkotik
Narkotik adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
1) Narkotik Alami
kokain, kokain.
31
Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana, Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan
Narkoba Berbasis Sekolah (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), h. 5.
32
Yusuf Apandi, Loc.Cit. h. 5.
2) Narkotik Sintesis
b. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat alamiah maupun sintesis bukan narkotik,
pusat (SSP) yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dari
yaitu:
ketergantungannya ringan.
c. Zat-zat Adiktif
Zat-zat adiktif, yaitu zat yang dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati
Yang termasuk zat adiktif antara lain: alkohol (minuman keras), jamur
dilarang untuk digunakan secara berlebihan dan tidak untuk di pergunakan tanpa izin
2. Jenis-jenis Narkoba
a. Ekstasy
Dikenal dengan nama inex, I, kancing huge drug, yuppie drug, essence,
Penggunaan : Ditelan
Efek :
2) merasa cemas;
6) susah tidur.
b. Ganja
Efek :
mata merah;
6) malas, apatis;
bekerja; dan
latin
Efek :
c) halusinasi;
Nama lain Putaw, Smack Junk, Horse, H, PT, Etep, Bedak Putih
Efek :
1) menimbulkan rasa mengantuk, lesu, penampilan “dungu”
jalan mengambang;
e. Shabu
Warna : Putih
Efek :
(meningkatkan stamina);
pengurus badan;
6) jantungnya berdebar-debar;
pekerjaan.
f. Inhalen
Yakni zat yang terdapat pada lem dan pengencer cat (thinner)
Syndrome).
Efek :
1) hilang ingatan;
6) sakit maag;
Efek :
h. Tembakau/rokok
rokok.
Efek :
i. Obat Penenang
(Obat Tidur, Pil Koplo, BK, Nipam, Valium, Lexotan dan Lain-Lain)
Efek :
dan marah;
kematian; dan
akan kehilangan kesadaran emosi yang tinggi, hilangnya kesadaran, zat yang ada
perilaku, akibat terganggunya sistem neuro transmiter pada sel-sel susunan saraf
pusat diotak. Gangguan pada sistem ini mengakibatkan terganggunya fungsi kognitif
a. Fisik
b. Emosi
dengan kenyataan);
c. Prilaku
2) kurang disiplin;
tersinggung;
tuanya;
9) bersandiwara /memanipulasi keadaan atau berpura-pura;
13) sering membawa obat tetes mata, memakai kaca mata hitam untuk
sebagai berikut:
sekolah; dan
prilaku pengguna narkoba memiliki perbedaaan antara pemakai narkoba dan tidak
pikirannya untuk berkomunikasi dan secara luas pengguna narkoba tidak ada rasa
rasa malas, emosi tinggi yang sifatnya mudah marah tidak dapat dikendalikan.
namun juga bagi keluarga, lingkungan, dan negara. Menurut Yusuf Apandi dampak
pakaian;
3) menimbulkan kegilaan;
36
Yusuf Apandi, Op.cit. h. 36.
2) kurang menghargai barang-barang yang ada dirumah, seperti
sekali;
penjambretan;
bangsa dan negara buatlah hidup yang berguna bagi keluarga, lingkungan sekitar dan
negara, hidup tidak untuk menggunakan narkoba atau berbuat kejahatan yang dapat
menimbulkan bahaya bagi diri sendiri maupun orang lain, bahaya penyalahgunaan
narkoba merugikan bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan maupun negara,
pengguna narkoba yang mengakibatkan timbulnya ketergantungan, hidup tidak akan
tenang dan merasa hidup tidak berguna bahkan narkoba akan membawa kematian.
juga melarang umatnya untuk mengkonsumsi narkoba atau yang memabukkan dan
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang
mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir. (Q.S Al-Baqarah
219).37
Berdasarkan ayat tersebut dapat diketahui bahwa ganjaran untuk umatnya yang
mengonsumsi narkoba atau yang memabukkan dan sejenisnya yang bukan untuk
kepentingan seperti pengobatan yakni adalah hanya dosa besar dan dosa itu bahkan
lebih besar dari manfaatnya. Oleh karena itu kita sebagai umat islam jauhilah narkoba
37
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Op.Cit. h. 42.
Tidak jarang lingkungan sekitar tempat kita tinggal dijadikan tempat untuk
lingkungan sekitar sebab seperti yang sudah diketahui penyalahgunaan narkoba tidak
b. di sekolah, seperti:
Di toilet atau kamar mandi sekolah, kantin, tempat parkir, gudang sekolah,
taat pada aturan negara dan agama, jangan dijadikan hidup untuk bersenang-senang
saja, jangan menggunakan barang-barang yang haram yang dilarang oleh negara
lingkungan disekitarnya.
38
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Op.Cit. h. 37.
6. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Indonesia memang telah menjadi target pasar yang sangat potensial bagi
mungkin dilakukan guna memutus rantai peredaran narkoba. Menuruf Yusuf Apandi
Sedangkan menurut BNN RI hal yang harus dilakukan jika sudah terlanjur
Selain itu, Yusuf Apandi juga mengungkapkan upaya yang dapat dilakukan
(6) jelaskan kepada teman yang sehat “jangan bersahabat dengan narkoba,
apalagi memakainya;
(PPKN);
(3) menciptakan suasana harmonis dan komulatif antara guru dan siswa;
dan
diri sendiri tidak untuk mencoba-coba menggunakan narkoba apalagi narkoba dapat
jangan hanya untuk ikut-ikutan teman atau membuat kelompok/geng yang merugikan
diri sendiri, jika sudah terlanjur mengunakan narkoba segera berbicara kepada
keluarga ataupun dengan teman agar dapat membantu keluar dari menggunakan
narkoba, agar terhindar dari penggunaan narkoba mendekatkan diri kepada yang
tuhan yang maha ESA, dengan mendekatkan tuhan yang maha ESA, dapat terhindar
41
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Op.Cit. h. 46.
D. Penelitian Relevan
Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2 Negoro” oleh Yulius Prasetyo
siswa tentang bahaya narkoba pada siswa kelas VIII-D SMP Negeri 2 Ngoro.
dengan one group pre-test post-test. Alat pengumpul data yang di pakai
lebih kecil dari α = 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
42
Yulius Prasetyo Rahayu, “Penerapan Bimbingan Kelompok dengan Media Video Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Bahaya Narkoba Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2
Negoro” (On – Line) tersedia di: http://ejournal.unesa.ac.id/article.865313.article.pdf.Penerapan
Bimbingan Kelompok dengan Media Video Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Bahaya
Narkoba Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2 Negoro. (15 Oktober 2016).
antara meanpre-test dan post-test sebesar 19,14. Dengan dapat disimpulkan
oleh Khairul Ummah tahun 2013.43 Penelitian bentuk deskriptif ini bertujuan
melalui layanan informasi oleh guru BK. Populasi penelitian ini adalah semua
hasil tes melalui layanan informasi oleh BK guru, maka data yang
ini menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang hasil tes informasi intelijen
Berdasarkan hasil dari studi guru BK harus mampu memberikan lebih intensif
informasi hasil tes kecerdasan, terutama untuk siswa yang tidak memahami
manfaat dan tindak lanjut dari hasil tes kecerdasan yang diperoleh.
43
Khairul Ummah, “Layanan Informasi oleh Guru BK Untuk Mengetahui Persepsi Siswa Tentang
Penginformasian Hasil Tes Inteligensi” (On – Line), tersedia di:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24900&val=1533 Layanan Informasi oleh Guru
BK Untuk Mengetahui Persepsi Siswa Tentang Penginformasian Hasil Tes Inteligensi. (16 Oktober
2016).
Penelitian ini menguraikan tentang layanan informasi dan persepsi
bantuan kepada individu dalam menerima dan memahami berbagai informasi sebagai
acuan untuk meningkatkan prestasi belajar, sehingga peserta didik tidak salah dalam
Psikotropika dan bahan adaktif lainya, yaitu nama segolongan zat alamiah, semi
sintetik maupun sintetik. Zat-zat tersebut dapat membuat berbagai efek samping
seperti halusinasi, ketagihan, dan efek psikologis lainnya. Pemakai narkoba dapat
peserta didik di kelas VII terhadap pengetahuan mengenai narkoba, ciri-ciri narkoba,
jenis-jenis narkoba, serta dampak penyalahgunaan narkoba. Hal ini terbukti saat
terhadap narkoba sudah baik sedangkan 64,47% peserta didik yang pengetahuannya
pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, hingga dampaknya bagi peserta didik secara utuh
Gambar 1
Kerangka Pikir Penelitian
F. Hipotesis Penelitian
narkoba pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung
narkoba pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung
Dimana:
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.44 Metode penelitian juga diartikan sebagai
cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan yang dapat
untuk melakukan penelitian yang berfungsi sebagai pedoman yang dilakukan untuk
Sugiyono disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan
asosiatif, metode penelitian asosiatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), h.
74.
45
Pengertian Metode Penelitian Menurut Para Ahli, (On – Line), tersedia di:
Http//:www,cangcutnews. Net.02/03/2013, pengertian metode penelitian menurut para ahli. (16
Oktober 2016).
46
Sugiyono, Op.Cit. h. 7.
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
B. Desain Penelitian
mencari korelasi atau hubungan kasual (hubungan bersifat sebab akibat). Penelitian
ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh layanan informasi sebagai variabel bebas
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai
komporatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat
C. Variabel Penelitian
jadi variabel ini dapat secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain. Pada
47
Sugiyono, Ibid. h. 72.
48
Sugiyono, Ibid. h. 11.
b. Variabel Dependen/terikat (Y)
oleh variabel lain. Pada penelitian ini sebagai variabel terikat adalah
Gambar 2
Variabel Penelitian
D. Definisi Operasional
indikator yang dapat diamati dan diukur untuk mengidentifikasi variabel atau konsep
pengukuran setiap variabel yang ada didalam penelitian. Adapun definisi operasional
1. Populasi Penelitian
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Jadi populasi penelitian dapat disimpulkan sebagai subjek penelitian yang mengenai
dapat diperoleh dari data yang dipermasalahkan. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran
2016/2017 yang berjumlah 363 Peserta didik sebagaimana yang dijelaskan dalam
tabel berikut:
49
Sugiyono, Ibid. h. 80.
50
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
1985), h. 173.
Tabel 3
Jumlah Populasi Penelitian SMP Negeri 13 Bandar Lampung
Jenis Kelamin
Kelas Jumlah Peserta Didik
L P
VII A 9 12 36
VII B 9 10 36
VII C 10 12 37
VII D 10 14 35
VII E 9 14 37
VII F 10 12 36
VII G 12 14 36
VII H 11 13 37
VII I 11 14 37
VII J 12 16 36
Total 103 131 363
51
Sumber: Dokumentasi, SMP Negeri 13 Bandar Lampung
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.52 Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas VII di SMP
Negeri 13 Bandar Lampung. Yang berada pada kategori penilaian tidak paham karena
banyaknya jumlah sampel yang akan diteliti agar penelitian ini dapat berjalan secara
efisien maka peneliti menentukan untuk mengambil sampel 25% dari kategori
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling
yang digunakan.53 Menurut Novalia dan Muhamad Syazali teknik sampling adalah
51
Dokumentasi, SMP Negeri 13 Bandar Lampung.
52
Sugiyono, Op.Cit. h. 81.
53
Ibid. h. 217.
data yang digunakan dalam penelitian, ada yang diambil dari populasi dan sampel
(bagian dari populasi).54 Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampel. yaitu sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek
bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan
alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel
yang besar dan jauh.55 Berikut tabel sampel penelitian sebagai berikut:
Tabel 4
Jumlah Sampel penelitian SMP Negeri 13 Bandar Lampung
Jenis Kelamin
Kelas Jumlah
L P
VII A 9 (25%) = 2 12 (25%) = 3 21 (25%) = 5
VII B 9 (25%) = 2 10 (25%) = 2 19 (25%) = 4
VII C 10 (25%) = 2 12 (25%) = 3 22 (25%) = 5
VII D 10 (25%) = 2 14 (25%) = 3 24 (25%) = 5
VII E 9 (25%) = 2 14 (25%) = 3 23 (25%) = 5
VII F 10 (25%) = 2 12 (25%) = 3 22 (25%) = 5
VII G 12 (25%) = 3 14 (25%) = 3 26 (25%) = 6
VII H 11 (25%) = 3 13 (25%) = 3 24 (25%) = 6
VII I 11 (25%) = 3 14 (25%) = 3 25 (24%) = 6
VII J 12 (25%) = 3 16 (25%) = 4 28 (25%) = 7
Total 54
Pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan hal yang pokok untuk
54
Novalia & Muhamad Syazali, Olah Data Penelitian Pendidikan, (Bandar Lampung: Anugrah
Utama Raharja (AURA), 2014), h. 5.
55
Suharsimi Arikunto, Op.Cit. h. 183.
yang diperlukan. Adapun metode pengumpulan data yang peneliti pergunakan dalam
1. Kuesioner (Angket)
sangat paham, cukup paham, kurang paham, dan tidak paham. Responden memilih
satu dari empat pilihan jawaban yang ada pada kuesioner. Metode yang digunakan
dengan menggunakan rating scale. Menurut Sugiyono Rating Scale adalah salah satu
jenis skala pengukuran yang lebih fleksibel tidak terbatas untuk pengukuran sikap
saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti
2. Wawancara
merupakan pertemuan dua orang atau bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
56
Sugiyono, Op.Cit. h. 142.
57
Ibid. h. 98.
58
Ibid. h. 231.
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pedahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari reponden yang lebih mendalam. Wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. 59
3. Observasi
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yamg diamati tidak terlalu besar. 61 Peneliti melakukan pengumpulan data
59
Ibid. h. 233.
60
Ibid. h. 145.
61
Sugiyono, Loc.Cit, h.145.
G. Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Suharsimi Arikunto adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. 63
Variasi jenis instrumen penelitian adalah: angket, ceklist (check-list) atau daftar
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini untuk
mengumpulkan data adalah dengan angket. Bentuk angket menurut Sugiyono terdiri
dari dua macam yaitu angket dengan tipe pertanyaan terbuka dan angket dengan
suatu hal, sedangkan angket dengan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang
Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian adalah bentuk angket dengan
pertanyaan tertutup sehingga responden hanya memilih jawaban dari empat pilihan
62
Suharmi Arikunto, Op.Cit. h. 203.
63
Sugiyono, Op.Cit. h. 102.
64
Suharmi Arikunto, Loc.Cit, h. 203.
65
Sugiyono, Op.Cit. h. 143.
pembatasan materi yang digunakan penyusunan materi yang mengacu pada ruang
maka disediakan kisi-kisi sifat angket untuk peserta didik sebagai berikut:
Tabel 5
Kisi-Kisi Angket Penelitian Persepsi Peserta Didik Tentang Narkoba
variabel Pernyataan
Indikator
+ -
Persepsi 2. apakah layanan informasi ini 1. Saya tidak menyukai layanan
penyalah tepat diberikan kepada anda; informasi ini diberikan
gunaan 3. apakah layanan informasi ini kepada siswa SMP;
narkoba sudah akurat; 4. Layanan informasi ini kurang
5. Apakah anda mendapatkan tepat untuk mengurangi
layanan informasi ini dengan penyalahgunaan narkoba;
akurat; 7. Layanan informasi yang
Tepat sasaran 9. Apakah layanan informasi diberikan disekolah tidak
yang diberkan kepada anda berjalan dengan lancar;
berjalan dengan lancer;
29. Banyak remaja SMP yang
terlibat penyalahgunaan
narkoba sehingga layanan ini
sangat tepat diberikan untuk
saya ;
Mudah 6. Apakah layanan informasi 8. Layanan informasi yang
dipahami yang diberikan mudah diberikan terlalu luas
dipahami; sehingga sulit untuk
28. Materi pembelajaran tentang dipahami;
layanan informasi 10. Durasi waktu layanan yang
penyalahgunaan narkoba diberikan terlalu singkat
mudah dipahami; sehingga kami kurang
paham;
25. Layanan informasi yang
diberikan hanyalah sebuah
teori yang susah untuk
dilaksanakan;
27. Pada saat layanan informasi
diberikan suasana kelas
tidak kondusif sehingga saya
kurang memahami;
Tetap waktu 11. Apakah layanan informasi 12. Layanan informasi ini tidak
yang diberikan sudah tepat tepat diberikan kepada siswa
waktu untuk anda; SMP;
15. Layanan informasi yang
diberikan tidak tepat untuk
remaja seusia saya;
Menyeleksi 13. Apakah layanan informasi 14. Layanan informasi yang
yang diberikan dapat diberikan tidak
membantu menambah mempengaruhi pergaulan
pengetahuan anda tentang saya diluar sekolah;
narkoba; 16. Layanan yang diberikan
26. Setelah saya mendapatkan tidak mempengaruhi prestasi
layanan informasi yang belajar disekolah;
diberikan saya dapat
menyeleksi teman pergaulan
yang baik;
17. Apakah layanan informasi 20. Saya menjauhi narkoba
yang diberikan dapat karena larangan orang tua;
menjadikan anda untuk sehat
tanpa narkoba;
Mengatur
18. Apakah layanan informasi
yang diberikan
mempengaruhi anda untuk
memilih teman pergaulan;
Menginterpreta 19. Apakah anda bisa menjauhi 22. Layanan informasi yang
sikan penyalahgunaan narkoba; diberikan tidak memberikan
masukan- 21. Apakah anda memahami gambaran tentang
dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba;
masukan
penyalahgunaan narkoba; 23. Saya tidak memahami tetang
informasi 24. Saya sangat bersyukur diusia bahan/kandungan yang
untuk saya yang saat ini sudah sangat berbahaya yang ada
menciptakan mendapatkan layanan pada narkoba;
gambaran informasi tentang 30. Menurut saya layanan
keseluruhan penyalahgunaan narkoba; informasi ini hanya untuk
yang berarti orang dewasa;
H. Pengujian Instrument Penelitian
1. Uji Validitas
atau kesahihan suatu instrument.67 Menurut Sugiyono instrumen yang valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. 68
Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu
yang hendak diukur.69 Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan
𝑁 XY − X Y
r𝑥𝑦 =
N X2 − ( X)2 (N Y 2 ) − ( Y)2
Keterangan :
r𝑥𝑦 : Koefisien validitas item yang dicari
X : Skor responden untk tipa item
Y : Total skor tiap responden dari seluruh item
X : Jumlah skor dalam distribusi X
Y : Jumlah skor dalam distribusi Y
X2 : Jumlah kuadrat masing-masing skor X
Y 2 : Jumlah kuadrat masing-masing skor X
N : Jumlah subjek
66
Ibid. h. 72.
67
Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h. 211.
68
Sugiyono, Op.Cit, h. 121.
69
Novalia & Muhamad Syazali, Op.Cit, h. 37.
2. Uji Realibilitas
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik.70 Menurut Sugiyono instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali akan menghasilkan data yang konsisten sama. 71
cermat dan akurat.72 Tujuan dari uji reliabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi
dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya, hasil
terhadap kelompok subjek yang homogen diperoleh hasil yang relatif sama.73
Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
𝑘 𝑠𝑖2
𝑟11 = 1− 2
𝑘−1 𝑠𝑖
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrument/ koefesien Alfa
k = Banyaknya butir pertanyaan/ soal
𝑠𝑖2 = Varians total
Σ 𝑠𝑖2 = Jumlah seluruh varians masing-masing soal
70
Suharsimi Arikunto, Op.Cit. h. 221.
71
Sugiyono, Lo.Cit. h. 121.
72
Novalia & Muhamad Syazali, Op.Cit. h. 39.
73
Novalia & Muhamad Syazali, Loc.Cit. h. 39.
74
Novalia & Muhamad Syazali, Loc.Cit. h. 39.
I. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini guna mengetahui adanya pengaruh, sehingga teknik yang
𝑌 = a + bX
Rumus Persamaan Regresi Linier Sederhana
Keterangan :
𝑌 = Variabel Terikat
X = Variabel bebas
a dan b = Konstanta75
Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung terlebih dahulu
harga a dan b. Cara menghitung harga a dan b menurut Syofian Siregar yaitu:
𝑌−𝑏. 𝑋
Mencari nilai konstanta 𝑎= 𝑛
𝑛. 𝑋𝑌− 𝑋. 𝑌
Mencari nilai konstanta 𝑏= 𝑛. 𝑋 2 −( 𝑋)2
Keterangan :
𝒏 = jumlah data.76
75
Syofian Siregar, Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: PRENADAMEDIA
GROUP, 2015), h. 220.
76
Syofian Siregar, Op.Cit, h. 221.
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan sesuai dengan hipotesis yang
diajukan peneliti maka data yang akan diperoleh akan dianalisis dan diolah dengan
A. Hasil Penelitian
Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2016/2017” yang telah dilaksanakan pada bulan Maret 2017.
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk membantu peserta didik mengetahui dan
Banyak remaja yang memiliki persepsi positif tentang narkoba. Persepsi yang mereka
biasanya akan lebih mudah dalam berfikir dan menerima materi pelajaran,
narkoba, akan turut membantu perkembangan bangsa dan negara. Hal-hal tersebut
adalah persepsi yang dimiliki kebanyakan remaja, mereka tidak mengetahui tentang
narkoba terhadap peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung
Tabel 6
Gambaran Umum Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik
Kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017
Jumlah 54 100 %
kategori tinggi, 12 peserta didik (22,23%) pada kategori sedang, 10 peserta didik
berada pada kategori tinggi. Hal ini berbeda dengan skor yang didapatkan
sebelum diberikan layanan informasi, hal ini yang menunjukkan persepsi
Persepsi penyalahgunaan narkoba pada peserta didik dapat dilihat pada berbagai
indikator, diantaranya: (1) tepat sasaran; (2) mudah dipahami; (3) tepat waktu;
sasaran
peserta didik pada indikator tepat sasaran berada pada kategori tinggi
peserta didik (40,74%), pada kategori rendah sebanyak 0 peserta didik (0%).
Rendah 1-15 0 0%
sebagian besar berada pada kategori sedang, sedangkan peserta didik lainnya
berada pada kategori tinggi. Hal ini ditandai dengan sikap peserta didik masih
Pahami
(18.75%), pada kategori rendah sebanyak 0 peserta didik (0%) Secara rinci
Rendah 1-5 0 0%
didik sebagian besar berada pada kategori tinggi, sedangkan peserta didik
lainnya berada pada kategori sedang, pada kategori rendah 0. Hal ini ditandai
layanan informasi.
Waktu
diberikan. Peserta didik pada yang berada pada kategori tinggi sebanyak 44
(18,51%), dan pada kategori rendah sebanyak 0 peserta didik. Secara rinci
Rendah 1-5 0 0%
sebagian besar berada pada kategori sangat tinggi, sedangkan peserta didik
lainnya berada pada kategori rendah dan rendah 0. Tingkat indikator tepat
sasaran ini cenderung tinggi yang terlihat dari karena mereka merasa harus
Menyeleksi
Tabel 10
Gambaran Persepsi Penyalahgunaan NarkobaPada Indikator Menyeleksi
Kategori Interval Frekuensi Persentase Presentase
Tinggi 11-16 43 79,62%
Sedang 6-10 11 20,38% 100%
Rendah 1-5 0 0%
Berdasarkan tabel 10 persentase pada indikator menyeleksi peserta didik
sebagian besar berada pada kategori tinggi, sedangkan peserta didik lainnya
berada pada kategori sedang. Tingkat menyeleksi ini peserta didik pada
indikator ini cenderung tinggi yang ditandai dengan sikap peserta didik yang
pada indikator ini berada pada kategori tinggi sebanyak 34 peserta didik
Tabel 11
Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mengatur
Tinggi 9- 12 34 62,97%
Sedang 5- 8 18 33,33% 100%
Rendah 1-4 2 3,70%
tinggi, sedangkan peserta didik lainnya berada pada kategori sedang, dan
masuk.
berada pada kategori tinggi sebanyak 32 peserta didik (59,25%) pada kategori
Tabel 12
Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Menginterpretasikan
Rendah 1-7 0 0%
kategori tinggi, sedangkan peserta didik lainnya berada pada sedang. Tingkat
Lampung.
hal ini dapat dilihat dari seluruh peserta didik yang antusias
Pada tahap ini peniliti akan membina hubungan baik agar peserta
peserta didik dapat hadir dengan sukarela dan terbuka pada saat
narkoba ini diberikan bertujuan agar peserta didik mengetahui apa itu
mengkonsumsi narkoba.
2) Pertemuan ke dua
3) Pertemuan Ke Tiga
ini merupakan kegiatan inti dan yang paling utama dalam layanan
informasi yang diberikan ini. Oleh sebab itu, layanan informasi jenis
kempat hal ini bertujuan agar peserta didik sangat jelas tentang
narkoba.
4) Pertemuan Ke Empat
penyalahgunaan narkoba.
sebagai berikut:
H0 : µ1 ≠ µ0
H1 : µ1= µ0
Berdasarkan hasil uji regresi linier pada peserta didik yang diberi
X .069 .178 .054 .390 .698 -.287 .426 .054 .054 .054 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant
yaitu 5,937 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469
karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000
yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti Sig pada tabel B adalah 0,000 yang
berarti probabilitas 0,000. Berdasarkan tabel nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel
tersebut, bahwa nilai thitung untuk X yaitu 0,390 pada ttabel dengan df 52 dan taraf
signifikan 0,05 diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima.
Sedangkan sig pada tabel nilai X adalah 0,698 yang berarti probabilitas 0,698,
karena probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima yang artinya B tidak berarti.
Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat model regresi dugaannya yaitu: Y
= 70,744.
Hasil analisis data tersebut dapat juga dilihat pada grafik kelinieran seperti
dibawah ini.
Grafik 1
Grafik Kelinieran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Secara Keseluruhan
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi
normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat
bahwa sebaran data pada gambar tersebut tersebar pada sumbu normal, maka
kelinierannya normal.
Sasaran
untuk melihat efektif tidaknya layanan informasi ini diberikan ke peserta didik
seusia mereka. Hasil dari indikator tepat sasaran dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 14
Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Tepat sasaran
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficien Collinearity
Coefficients ts Correlations Statistics
X .251 .207 .166 1.212 .231 .166 .166 .166 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant
yaitu 4,410 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469
karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000
yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang
berarti probabilitas 0,000. Untuk nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel diatas,
bahwa nilai thitung untuk X yaitu 1,212 pada ttabel dengan df 52 dan taraf
signifikan 0,05 diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima.
sedangkan sig pada tabel B adalah 0,231 yang berarti probabilitas 0,231 karena
probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima yang artinya B tidak berarti.
Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat model regresi dugaannya yaitu:
Y = 60,477.
Hasil analisis data tersebut dapat dilihat juga pada grafik kelinieran seperti
dibawah ini :
Grafik 2.
Grafik Kelinieran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat
Sasaran
Berdasarkan grafik tersebut Jika residual berasal dari distribusi normal, maka
nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat bahwa sebaran
data pada gambar tersebut tersebar hampir semua tidak pada sumbu normal,
Dipahami
X .204 .126 .219 1.621 .111 .219 .219 .219 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant
yaitu 7.213 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena
thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti
Sig 0,000< 0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas
0,000. Untuk nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa
nilai thitung untuk X yaitu 1,621 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05
diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B
adalah 0,111 yang berarti probabilitas 0,111 karena probabilitas lebih dari 0,05 maka
diterima yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis diatas maka dapat dibuat
Grafik 3
Grafik Kelinieran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Mudah Dipahami
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi
normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat
bahwa sebaran data pada gambar tersebut tersebar semua pada sumbu normal,
Waktu
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model T Sig.
B Std. Error Beta
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant yaitu 8,018
pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena thitung > ttabel
maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti Sig 0,000<
0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000. Untuk
nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk
X yaitu 0,626 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469,
karena thitung < Ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B adalah 0,534 yang
berarti probabilitas 0,534 karena probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima yang
artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis diatas maka dapat dibuat model regresi
Hasil data tersebut dapat juga dilihat pada grafik kelinieran disebagai berikut:
Grafik 4
Grafik Kelinieran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat
Waktu
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi
normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat
bahwa sebaran data pada gambar tersebut tersebar semua pada sumbu normal,
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant
yaitu 4,936 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena
thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti
Sig 0,000< 0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas
0,000. Untuk nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa
nilai thitung untuk X yaitu 1,525 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05
diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B
adalah 0,133 yang berarti probabilitas 0,133 karena probabilitas lebih dari 0,05 maka
diterima yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat
Hasil data tersebut dapat dilihat juga pada grafik kelinieran seperti dibawah ini:
Grafik 5
Grafik Kelinieran Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Menyeleksi
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi
normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat bahwa
sebaran data pada gambar tersebut tersebar semua pada sumbu normal, maka dapat
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant
yaitu 6.825 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena
thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti
Sig 0,000< 0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas
0,000. Untuk nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa
nilai thitung untuk X yaitu 0,326 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05
diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B
adalah 0,746 yang berarti probabilitas 0,746 karena probabilitas lebih dari 0,05 maka
diterima yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat
Hasil data tersebut dapat dilihat juga pada grafik kelinieran seperti dibawah ini:
Grafik 6
Grafik Kelinieran Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mengatur
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi
normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat
bahwa sebaran data pada gambar tersebut tersebar semua pada sumbu normal,
yang berarti
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 85.612 10.163 8.424 .000
X -.148 .147 -.138 -1.007 .319
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant
yaitu 8.424 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena
thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti
Sig 0,000< 0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas
0,000. Untuk nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa
nilai thitung untuk X yaitu -1,007 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05
diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B
adalah 0,319 yang berarti probabilitas 0,319 karena probabilitas lebih dari 0,05 maka
diterima yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat
Hasil data tersebut dapat dilihat juga pada grafik kelinieran seperti dibawah ini:
Grafik 7
Grafik Kelinieran Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Menginterpretasikan
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi
normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat bahwa
sebaran data pada gambar tersebut tersebar semua pada sumbu normal, maka dapat
B. Pembahasan
13 Bandar Lampung
32 peserta didik (59,26%) berada pada kategori tinggi, 12 peserta didik (22,23%)
pernyataan kepada 54 peserta didik. Sebanyak 32 peserta didik (59,26%) yang berada
pada kategori tinggi. Hal ini berbeda dengan skor yang didapatkan sebelum diberikan
layanan informasi, hal ini yang menunjukan persepsi penyalahgunaan narkoba yang
narkoba. Sementara itu, peserta didik yang berada pada kategori sedang yang
secara keseluruhan dengan menggunakan uji regresi linier dengan SPSS Versi 17
dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant yaitu 5,937 pada ttabel dengan df 52
dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak,
sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti
Sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000. Berdasarkkan tabel
nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersbut, dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk X
yaitu 0,390 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469,
karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel nilai X adalah 0,698
yang berarti probabilitas 0,698, karena probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima
yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat model
grafik 1. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran data
akan terletak sekitar garis lurus, terlihat bahwa sebaran data pada gambar diatas
tersebar pada sumbu normal, maka dapat dikatakan bahwa pernyataan normalitas
agar peserta didik dapat memahami benar-benar tentang narkoba seperti apa itu
narkoba, bahaya atau dampak narkoba seperti apa dan juga dapat mengurangi
dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. Kata
lain yang menyangkut persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
terjadi dalam diri remaja tentang penggunaan atau konsumsi narkoba sehingga remaja
didapat remaja dari lingkungan yang selalu memberi peringatan akan dampak
penggunaan narkoba ataupun dari pengamatan langsung akan dampak narkoba pada
diberikan kepada anak sejak dini agar mereka memiliki dasar pengetahuan untuk
bekal mereka kelak dewasa. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang narkoba
mereka dewasa dan menjumpai barang tersebut mereka sudah memiliki pengetahuan
yang bisa dijadikan pagar untuk dirinya dan sudah tidak ada perasaan ingin mencoba
karena sudah mengetahui bahaya narkoba, baik dampak untuk kesehatannya maupun
dampak hukum pidana jika mengkonsumsi narkoba. Maraknya narkoba telah banyak
mempengaruhi mental dan sekaligus pendidikan bagi para pelajar saat ini. Masa
depan bangsa yang besar ini bergantung sepenuhnya pada upaya pembebasan kaum
muda dari bahaya narkoba. Narkoba telah menyentuh lingkaran yang semakin dekat
yang paling banyak di indonesia dan indonesia sekarang ini telah menjadi negara
menggambarkan bahwa narkoba adalah sesuatu yang sangat berbahaya dan wajib kita
hindari.
terhadap diri sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitar. Pada diri sendiri, remaja
sanksi sosial atas perilaku konsumsi narkoba. Disamping itu persepsi negatif tentang
narkoba biasanya akan lebih mudah dalam berfikir dan menerima materi pelajaran,
layanan informasi dari pihak sekolah secara rutin agar mereka memiliki pengetahuan
yang banyak tentang narkoba. Pihak sekolah dapat juga bekerja sama dengan polsek
terdekat untuk membantu memberikan layanan informasi atau penyuluhan tentang
merusak tubuh mereka selain itu mereka juga dapat terjerat dengan hukum pidana
yang sangat berat. Pemberian layanan informasi sejak dini dapat menjadi pagar untuk
diri mereka sendiri jika mereka tergoda ingin memakai, mereka akan berfikir dua kali
karna sudah mengetahui dampak dan hukuman jika memakai barang tersebut. Hal ini
didukung dengan penilitian Yusuf Gunawan tentang tujuan layanan informasi yang
memiliki tujuan salah satunya membantu siswa agar lebih mengenal/dekat pendidikan
didik dapat dilihat pada berbagai indikator, diantaranya: (1) tepat sasaran; (2) mudah
dipahami; (3) tepat waktu; (4) menyeleksi; (5) Mengatur; (6) mengintrepretasikan
berada pada kategori sedang (59,26 %) sedangkan sebanyak 22 peserta didik berada
pada kategori tinggi (40,74%). Hal ini menandakan layanan informasi yang diberikan
tepat sasaran karena hampir 50% peserta didik berada pada kategori tinggi sedangkan
sisanya dikategori sedang hal ini berarti mereka menyadari bahwa layanan informasi
perubahan yang terjadi pada dirinya. Untuk menghadapi perubahan pada masa
memiliki sikap yang positif terhadap pergaulan dan kesehatannya agar remaja dapat
terhindar dari pengaruh negatif lingkungan dan menjadi remaja yang sehat, serta
informasi harus tepat sasaran diberikan kepada anak yang beranjak remajasebagai
mereka miliki sejak dini dapat menjadi pagar untuk dirinya sendiri disaat mereka
Berdasarkan hasil penelitian pada indikator yang kedua ini diperoleh data dari
angket yang sudah diberikan sebanyak 44 peserta didik berada pada kategori tinggi
dengan persentase 81,49% sedangkan sisanya berada pada kategori sedang yaitu 10
dengan persentase 18,51%. Hal ini menandakan bahwa layanan informasi yang telah
diberikan mudah dipahami oleh peserta didik baik dari pengertian narkoba itu seperti
apa, memahami ciri-ciri narkoba, yang paling penting adalah jenis-jenis narkoba dan
dampak dari masing masing narkoba yang dapat merusak tubuh dan masa depan
atau penjaga untuk diri mereka sendiri disaat nanti mereka remaja akan banyak faktor
negative dari luar yang menggoda mereka. Pemahaman tentang layanan informasi
terhadap persepsi penyalah gunaan narkoba harus diberikan dengan jelas dan mudah
dimengerti oleh mereka. Layanan ini yang merupakan pengetahuan yang sangat
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini
diperoleh data sebanyak 44 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan
persentase sebanyak 81,49%. Sisanya sebanyak 10 orang berada pada kategori sedang
keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada pada kategori tinggi ini
tepat waktu diberikan, mereka merasa bahwa saat peralihan masa keremaja mereka
memerlukan informasi penting sebagai bekal mereka remaja agar tidak terjerumus
d. Indikator menyeleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini
diperoleh data sebanyak 43 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan
persentase sebanyak 79,62% sisanya sebanyak 11peserta didik berada pada kategori
berdasarkan keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada pada kategori
mana yang baik dan mana yang buruk. Guru BK harus pintar-pintar menyeleksi
layanan informasi tentang narkoba yang akan diberikan kepada peserta didik agar
sehingga informasi tersebut dapat mereka serap dan dapat mereka mengerti sehingga
e. Indikator mengatur
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini
diperoleh data sebanyak 34 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan
persentase sebanyak 62,97%. Sisanya sebanyak 18 peserta didik orang berada pada
kategori sedang. Sebanyak 18 peserta didik dengan persentase 18,51 %., dan sisanya
berada pada kategori rendah sebanyak 2 orang dengan persentase 3,70 %. Hal ini
dapat dilihat berdasarkan keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada
pada kategori tinggi ini menandakan bahwa layanan informasi tentang persepsi
bahwa saat peralihan masa keremaja informasi yang mereka ketahui sejak dulu adalah
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini
diperoleh data sebanyak 32 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan
persentase sebanyak 59,25%. Sisanya sebanyak 22 peserta didik berada pada kategori
berdasarkan keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada pada kategori
narkoba dapat diinterpretasikan menjadi gambaran yang baru, pengetahuan yang baru
yang dapat dijadikan bekal untuk nanti sampai tua.Layanan informasi tentang
narkoba harus diintrepretasikan dengan sangat baik agar dapat dimengerti dan benar
penggunaan narkoba. Ironisnya narkoba ini tidak hanya mengancam kalangan atas,
kalangan bawah pun sudah banyak memakainya.Peredaran narkoba saat ini sudah
marak sekali.Peredaran narkoba tidak memandang siapa pun , selagi mereka mampu
membelinya tidak memandang usia dan status.Siswa atau remaja sangat rentan
terhadap penyalahgunaan narkoba karena pada masa ini remaja penuh dorongan
keingin tahuan, penjelajahan, petualang, dan mudah terpengaruh. Dalam hal ini siswa
itu sejak dini kita harus menanamkan pengetahuan yang positif kepada anak anak
yang beranjak memasuki remaja. Remaja sebagai pewaris bangsa ke depan haruslah
terhindar dari narkoba. Akan sangat mengkhawatirkan jika Indonesia gagal dalam
yang hilang tidak terelakkan, Generasi muda yang merupakan cermin dari barisan
reformasi tidak lagi peka terhadap fenomena sosial yang terjadi di sekelilingnya.
Selain itu harkat dan martabat bangsa akan semakin rendah jika para pemimpinnya
kelak merupakan generasi yang tadinya adalah generasi yang kurang berbudi pekerti,
Persepsi merupakan proses yang integrated dalam diri individu terhadap stimulus
yang diterimanya. Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat
datang dari dalam diri individu. Karena persepsi merupakan aktivitas yang intergrated
dalam diri individu, maka apa yang ada di dalam diri individu akan ikut aktif dalam
narkoba.
perkembangan prilaku remaja pada khususnya yaitu siswa. Masa remaja merupakan
masa peralihan dari kanak-kanak menuju remaja. Di sekolah siswa belum mengetahui
secara jelas kepadasiswa sehingga sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang
dapat menghancurkan masa depan siswa tersebut. Oleh sebab itu, peneliti
memberikan layanan informasi tentang narkoba kepada siswa agar dapat mengetahui
layanan agar individu dapat mengolah dan memanfaatkan informasi tersebut demi
media massa. Layanan informasi yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah
layanan informasi bidang bimbingan sosial. Bidang bimbingan layanan informasi ini
bidang bimbingan sosial dan pribadi. Layanan informasi dalam bimbingan sosial dan
sebab itu peneliti mencoba melakukan penelitian tentang layanan informasi untuk
narkoba diliat dari beberapa indikator diatas dapat disimpulkan bahwa layanan
informasi sangat diperlukan anak remaja sejak dini. Layanan informasi ini
memakai narkoba. Dengan pengetahuan yang mereka miliki mereka tidak mudah
untuk masuk kedalam dunia narkoba karena sudah mengetahui bahaya narkoba.
C. Keterbatasan Penelitian
peneliti mengalami kesulitan dalam membangun keaktifan peserta didik. Namun, hal
itu dapat diatasi oleh peneliti mampu membuat mereka mulai merasa nyaman.
sesuai dengan keadaan sebenarnya dari peserta didik karena alasan-alasan tertentu.
Hal ini dikarenakan peserta didik dimungkinkan mencari aman dalam menjawab
menjelaskan kepada peserta didik untuk jujur dalam menjawab butir-butir pernyataan
angket persepsi narkoba yang sesuai dengan keadaan peserta didik yang sebenarnya.
BAB V
A. Kesimpulan
pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017.
Hasil yang dapatkan adalah Berdasarkan perhitungan data secara keseluruhan dengan
menggunakan uji regresi linier dengan aplikasi SPSS Versi 17 dapat dilihat bahwa
nilai thitung untuk Constant yaitu 5,937 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan
0,05 diperoleh 1.67469 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan signifikan
pada tabel B adalah 0,000 yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti Signifikan pada
tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000. Berdasarkkan tabel nilai X
dapat dilihat berdasarkan tabel tersbut, dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk X yaitu
0,390 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469, karena
thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel nilai X adalah 0,698 yang
berarti probabilitas 0,698, karena probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima yang
artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat model regresi
B. Saran
Peserta didik perlu menumbuhkan hasrat, keinginan dan semangat untuk dapat
aktif dalam proses berjalannya layanan informasi yang diberikan oleh guru
Apandi, Yusuf. Katakan Tidak Pada Narkoba. Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2010.
Aqib, Zinal. Iktisar Bimbingan dan Koseling Disekolah. Jakarta: Yrama Widya,
1991.
Harahap Phadli. ”Jumlah Penggunaan Narkoba di Indonesia”. (On - Line), tersedia di:
Http://M.Kompasiana.Com/Phadli/Jumlah-Pengguna-Narkoba-Di-Indonesia.
(10 April 2016).
Hidayat Rahmad. “Persepsi Siswa Tentang Pribadi Konselor Yang Diharapkan Siswa
di SMP Negeri 2 Tersono”. (On – Line), tersedia di:
http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/11.artikel.fely_danretno.
(14 Desember 2016).
Latschan Thomas. “Indonesia Salah Satu Jalur Utama Penyelundupan Narkoba”. (On
– Line), tersedia di: http://www.dw.de/pbb-indonesia-salah-satu-jalur-utama-
penyelundupan-narkoba/a1825054. (10 april 2016).
Martono, Lydia Harlia dan Joewana, Satya. Pencegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkotika Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka, 2006.
Novalia dan syazali, Muhamad. Olah Data Penelitian Pendidikan. Bandar Lampung:
Anugrah Utama Raharja (AURA), 2014.
Prayitno dan Erman Emti. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.
Sukardi, Dewa Ketut dan Kusmawati, Desak P.E. Proses Bimbingan dan Konseling
Disekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Kelas :
PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda silang (X) dengan jawaban yang sesuai dengan pengetahuan anda
tentang persepsi penyalahgunaan narkoba.
1. Saya tidak menyukai layanan informasi ini diberikan kepada siswa SMP?
a. Sangat Tidak Menyukai c. Menyukai
b. Tidak Menyukai d. Sangat Menyukai
2. Apakah layanan informasi ini tepat diberikan kepada anda?
a. Sangat Tepat c. Tidak Tepat
b. Tepat d. Tidak Tepat Sama Sekali
3. Apakah layanan informasi ini sudah akurat?
a. Sangat Sudah c. Tidak
b. Sudah d. Sangat Tidak Akurat
4. Layanan informasi ini kurang tepat untuk mengurangi penyalahgunaan narkoba?
a. Sangat Kurang c. Tepat
b. Kurang d. Sangat Tepat
5. Apakah anda mendapatkan layanan informasi ini dengan akurat?
a. Sangat Akurat c. Tidak Akurat
b. Akurat d. Sangat Tidak Akurat
6. Apakah layanan informasi yang diberikan mudah dipahami?
a. Sangat Mudah c. Sulit
b. Mudah d. Sangat Sulit
7. Layanan informasi yang diberikan disekolah tidak berjalan dengan lancar?
a. Sangat Tidak Lancar c. Lancar
b. Tidak Lancar d. Sangat Lancar
8. Layanan informasi yang diberikan terlalu luas sehingga sulit untuk dipahami?
a. Sangat Sulit c. Mudah
b. Sulit d. Sangat Mudah
9. Apakah layanan informasi yang diberkan kepada anda berjalan dengan lancar?
a. Sangat Lancar c. Mudah
b. Sulit d. Sangat Mudah
10. Durasi waktu layanan yang diberikan terlalu singkat sehingga kami kurang
paham?
a. Sangat Kurang c. Paham
b. Kurang Paham d. Sangat Paham
11. Apakah layanan informasi yang diberikan sudah tepat waktu untuk anda?
a. Sangat tepat c. Tidak tepat
b. Tepat d. Sangat tidak tepat
12. Layanan informasi ini tidak tepat diberikan kepada siswa SMP?
a. Sangat tidak tepat c. Tepat
b. Tidak tepat d. Sangat tepat
13. Apakah layanan informasi yang diberikan dapat membantu menambah
pengetahuan anda tentang narkoba?
a. Sangat Membantu c. Tidak Membantu
b. Membantu d. Sangat Tidak Membantu
14. Layanan informasi yang diberikan tidak mempengaruhi pergaulan saya diluar
sekolah?
a. Sangat Tidak Berpengaruh c. Berpengaruh
b. Tidak Pengaruh d. Sangat Berpengaruh
15. Layanan informasi yang diberikan tidak tepat untuk remaja seusia saya?
a. Sangat Tidak Tepat c. Tepat
b. Tidak Tepat d. Sangat Tepat
16. Layanan yang diberikan tidak mempengaruhi prestasi belajar disekolah?
a. Sangat Tidak Berpengaruh c. Berpengaruh
b. Tidak Berpengaruh d. Sangat Berpengaruh
17. Apakah layanan informasi yang diberikan dapat menjadikan anda untuk sehat
tanpa narkoba?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
18. Apakah layanan informasi yang diberikan mempengaruhi anda untuk memilih
teman pergaulan?
a. Sangat Berpengaruh c. Tidak Berpengaruh
b. Berpengaruh d. Tidak Sangat Berpengaruh
19. Apakah anda bisa menjauhi penyalahgunaan narkoba?
a. Bisa c. Tidak bisa
b. Ragu-ragu d. Sangat tidak bisa
20. Saya menjauhi narkoba karena larangan orang tua?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
21. Apakah anda memahami dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba?
a. Sangat Memahami c. Tidak Memahami
b. Memahami d. Sangat Tidak Memahami
22. Layanan informasi yang diberikan tidak memberikan gambaran tentang
penyalahgunaan narkoba?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
23. Saya tidak memahami tetang bahan/kandungan yang sangat berbahaya yang ada
pada narkoba?
a. Sangat Tidak Memahami c. Memahami
b. Tidak Memahami d. Sangat Tidak Memahami
24. Saya sangat bersyukur diusia saya yang saat ini sudah mendapatkan layanan
informasi tentang penyalahgunaan narkoba?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
25. Layanan informasi yang diberikan hanyalah sebuah teori yang susah untuk
dilaksanakan?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
26. Setelah saya mendapatkan layanan informasi yang diberikan saya dapat
menyeleksi teman pergaulan yang baik?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
27. Pada saat layanan informasi diberikan suasana kelas tidak kondusif sehingga
saya kurang memahami?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
28. Materi pembelajaran tentang layanan informasi penyalahgunaan narkoba mudah
dipahami?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
29. Banyak remaja SMP yang terlibat penyalahgunaan narkoba sehingga layanan ini
sangat tepat diberikan untuk saya?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
30. Menurut layanan informasi ini hanya untuk orang dewasa?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
Kisi-kisi Observasi
1. Umum
3. Peserta Didik
a. Bagaimana sikap atau cara belajar peserta didik ketika proses pembelajaran