Anda di halaman 1dari 141

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PERSEPSI

PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA PESERTA DIDIK


KELAS VII DI SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Bimbingan dan Konseling

Oleh:

DWI DAYANTO
NPM: 1211080137

Jurusan : Bimbingan dan Konseling

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1439 H / 2017 M
PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PERSEPSI
PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA PESERTA DIDIK
KELAS VII DI SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Bimbingan dan Konseling

Oleh:
DWI DAYANTO
NPM: 1211080137

Jurusan : Bimbingan Konseling

Pembimbing I : Dr. Yetri, M.Pd


Pembimbing II : Hardiyansyah Masya, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1439 H / 2017 M
ABSTRAK
PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PERSEPSI
PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA PESERTA DIDIK
KELAS VII DI SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2016/2017

OLEH:
DWI DAYANTO
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan adiktif lainya,
yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Kadang disebut
juga Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Zat-zat tersebut dapat
membuat berbagai efek samping seperti halusinasi, ketagihan, dan efek psikologis
lainnya. Pemakai narkoba yang berlebihan dan ketergantungan dapat menimbulkan
kematian. Masalah pada penelitian ini adalah terdapat peserta didik yang memiliki
pengetahuan persepsi penyalahgunaan narkoba yang masih rendah. Rumusan masalah
adalah Apakah terdapat pengaruh layanan informasi terhadap persepsi bahaya
penyalahgunaan narkoba pada peserta didik di kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh persepsi peserta didik kelas VII penyalahgunaan narkoba
dengan menerapkan layanan informasi.
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan metode menggunakan
asosiatif yaitu metode untuk mencari korelasi atau hubungan kasual (hubungan
bersifat sebab akibat). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 54 peserta didik
dari kelas VII A sampai dengan kelas VII J SMP Negeri 13 Bandar Lampung hasil
dari penyebaran angket persepsi penyalahgunaan narkoba sebanyak 30 item. Hasil
nilai thitung untuk Constant yaitu 5,937 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan
0,05 diperoleh 1.67469 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada
tabel B adalah 0,000 yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti Sig pada tabel B
adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000.
Berdasarkan tabel nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat
bahwa nilai thitung untuk X yaitu 0,390 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan
0,05 diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. maka Ho di tolak dan
Ha diterima yang berarti ada pengaruh persepsi penyalahgunaan narkoba pada peserta
didik SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Saran yang diajukan peneliti yaitu kepada
guru bimbingan dan konseling agar lebih giat melaksanan penyuluhan tentang
narkoba dan memberikan layanan informasi supaya penyalahgunaan narkoba tidak
masuk di lingkungan sekolah.

Kata kunci: persepsi penyalahgunaan narkoba dengan menggunakan layanan


informasi
MOTTO

           

    

Artinya: dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.. (QS. Al-Baqarah,
ayat 195).1

1
Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: PT. LISTAKWARTA PUTRA, 2011), h.76.
PERSEMBAHAN

1. Kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi dan kucintai ayahanda Asmoro dan ibunda

Suyatmi yang senantiasa memberikan ketulusanya mencurahkan waktu tenaga dan

pikirannya serta keiklasan dalam do’anya, untuk keberhasilan dan kesuksesanku di

dunia dan akhirat, dukungan dan nasihat baik dari segi moral maupun materi sehingga

penulis dapat menyelesaikan studi kuliahnya dan skripsi ini dengan baik.

2. Kakak tercinta Eko Susanto, S.Pd., dan adikku Tri Rizkianto, serta saudara-saudaraku

yang turut berjuang mendo’akan keberhasilanku dan Novi Alvianita, serta Mira

Nathacia, S.Pd. yang senantiasa memberikan, bantuan, penyemangat, dan dukungan

tanpa henti hingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.

3. Teman-temanku Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 dan sahabat-sahabatku yang

selalu memotivasiku yang selalu memberikan masukan sehingga saya termotivasi

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.


RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada tanggal 27 Agustus 1992 di Padang Tambak, Kec. Way

Tenong, Kab. Lampung Barat, Penulis adalah anak kedua dari 3 bersaudara dari

Bapak Asmoro, Ibu Suyatmi.

Penulis menempuh pendidikan formal: SD Negeri 3 Padang Tambak di Tahun

1999-2005; SMP Negeri 1 Way Tenong di Tahun 2005-2008 di lanjutkan ke SMA

Negeri 01 Way Tenong di Tahun 2008-2011; pada Tahun 2012, penulis terdaftar

sebagai mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas

Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Tahun Ajaran 2012/2013

hingga sekarang.
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahhirobil’allamin

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Segala puji bagi Allah SWT yang

senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada

Nabi besar Muhammad SAW, yang dinantikan syafaatnya diyaumul akhir nanti.

Penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Layanan Informasi Terhadap

Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13

Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017” merupakan salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada program studi Bimbingan dan

Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

Dalam penyelesaian skripsi ini, peneliti menyadari bahwa peyusunan skripsi

ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dorongan, serta dukungan

dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Raden Intan Lampung:


2. Andi Thahir, M.A., Ed.D selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung:

3. Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan

Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung;

4. Dr. Yetri, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas kesediaan

untuk membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini;

5. Hardiyansyah Masya, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih atas

kesediaan dalam membimbing, mengarahkan, memberikan saran, dan kritik

yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini;

6. Seluruh Dosen Bimbingan dan Konseling. Terima kasih atas bimbingan dan

ilmu yang telah diberikan selama ini;

7. Sahabat-sahabatku A. Tomi Magrobi, Deni Permana, Harun Fadli, Rahma

Dewi, Yuli Andika

8. Semua pihak yang telah turut membantu menyelesaikan skripsi ini.

Bandar Lampung, Juli 2017

Penulis,

Dwi Dayanto
NPM: 1211080137
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. .................................................................................... i


ABSTRAK .................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1


B. Identifikasi Masalah ................................................................. 9
C. Batasan Masalah ...................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 10
F. Kegunaan Penelitian................................................................. 10
1. Bagi Peserta Didik .............................................................. 10
2. Bagi Guru ............................................................................ 10
3. Bagi Peneliti ........................................................................ 10
G. Ruang Lingkup ......................................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Layanan Informasi ................................................................ 12


1. Pengertian Layanan Informasi .......................................... 12
2. Tujuan Layanan Informasi ................................................ 13
3. Macam-macam Layanan Informasi................................... 15
4. Metode Layanan Informasi disekolah ............................... 17
5. Teknik Layanan Informasi ................................................ 19
B. Persepsi ................................................................................. 21
1. Pengertian Persepsi ........................................................... 21
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ..................... 22
3. Jenis-jenis Persepsi............................................................ 23
4. Unsur Persepsi ................................................................... 25
C. Narkoba ................................................................................. 27
1. Pengertian Narkoba .......................................................... 29
2. Jenis-Jenis Narkoba........................................................... 30
3. Ciri-ciri Penyalahgunaan Narkoba .................................... 37
4. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba .................................... 41
5. Tempat-tempat Rawan Penyalahgunaan Narkoba ............ 45
6. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba .............................. 47
D. Penelitian Relevan ................................................................. 48
E. Kerangka Pikir Penelitian ..................................................... 49
F. Hipotesis Penelitian .............................................................. 51

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ................................................................. 52


B. Desain Penelitian .................................................................. 53
C. Variabel Penelitian ............................................................... 53
D. Definisi Operasional ............................................................. 54
E. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................ 56
1. Populasi Penelitian ............................................................ 56
2. Teknik pengambilan Sampel ............................................. 57
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 58
1. Kuesioner (Angket) .......................................................... 59
2. Wawancara ........................................................................ 59
3. Observasi ........................................................................... 60
G. Pengembangan Instrumen Penelitian .................................... 61
H. Pengujian Instrument Penelitian ............................................ 64
1. Uji Validitas ..................................................................... 64
2. Uji Reliabilitas ................................................................. 65
I. Teknik Analisis Data ............................................................ 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................... 68


1. Profil Umum Penyalahagunaan Narkoba ........................ 69
a. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada
Indikator Tepat Sasaran .............................................. 70

b. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada


Indikator Mudah Dipahami ......................................... 71

c. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada


Indikator Tepat Waktu ................................................ 72

d. Gambaran Persepsi Penylahgunaan Narkoba Pada


Indikator Menyeleksi .................................................. 73

e. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada


Indikator Mengatur ..................................................... 74

f. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada


Indikator Menginterpretasikan Masukan Informasi
Untuk Menciptakan Gambaran Yang Berarti ............. 75

2. Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Persepsi


Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik ................ 81

3. Hasil Uji Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Persepsi


Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik ................. 81

B. Pembahasan ......................................................................... 95
C. Keterbatasan Penelitian ..................................................... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................... 108


B. Saran .................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 110

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Persepsi Peserta Didik Tentang Narkoba ........................................... 5

2. Devinisi Operasional ........................................................................ 58

3. Populasi Penelitian ........................................................................... 59

4. Sampel Penelitian ............................................................................. 60

5. Kisi-Kisi Angket Penelitian ............................................................. 65

6. Gambaran Umum Persepsi Penyalahgunaan Narkoba .................... 70

7. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Tepat Sasaran ............ 71

8. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Mudah Dipahami ....... 72

9. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Tepat Waktu .............. 73

10. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Menyeleksi ................ 74

11. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Mengatur ................... 75

12. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Menginterpretasikan .. 76

13. Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Naroba Secara


Keseluruhan ..................................................................................... 82

14. Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Narkoba


Pada Indikator Tepat Saran ............................................................. 84

15. Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Narkoba


Pada Indikator Mudah Dipahami ................................................... 87

16. Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba


Pada Indikator Menyeleksi ............................................................... 90
17. Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba
Pada Indikator Mengatur .................................................................. 93

18. Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba


Pada Indikator Mudah Dipahami .................................................... 95
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berfikir ............................................................................ 53

2. Variabel Penelitian ........................................................................... 56


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Narkoba adalah bahan/zat yang jika dimasukkan ke dalam tubuh manusia baik

dengan cara diminum, dihisap, maupun disuntikkan ke dalam tubuh dapat mengubah

pikiran, suasana hati atau perasaan seseorang yang dapat menimbulkan halusinasi,

ketergantungan fisik, dan efek psikologis.2 Dalam Undang-Undang No. 22 Tahun

1997 disebutkan bahwa narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba) adalah zat

atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun

semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan.3 Berdasarkan uraian Undang-Undang tersebut dapat

dianalisis bahwa buruknya dampak narkoba bagi tubuh manusia baik secara fisik

maupun psikis yang dapat menimbulkan ketergantungan.

Larangan mengkonsumsi narkoba atau yang memabukkan dan sejenisnya

diharamkan dalam ajaran agama Islam. Salah satu ayat Al-Qur’an yang menjelaskan

2
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Mengenal Penyalahgunaan Narkoba (Jakarta:
BNN RI, 2007), h. 8.
3
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Loc.Cit. h. 8.
tentang larangan manusia untuk mengkonsumsi yang bersifat haram dan

memabukkan, adalah sebagai berikut:

        

       

        

          

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,


(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi
itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (QS. Al-Maidah : 90-91).4

Berdasarkan Q.S Al-Maidah ayat 90-91 dapat disimpulkan bahwa perbuatan

(meminum) khamar, berjudi, menyembah berhala, mengundi nasib, termasuk narkoba

adalah perbuatan keji yang termasuk ke dalam perbuatan syaitan yang sangat dibenci

oleh Allah SWT. Sebagai umat muslim yang beriman maka jauhilah hal-hal tersebut

agar mendapat keberuntungan baik di dunia maupun akhirat, dan senantiasa selalu

mengingat Allah SWT dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.

4
Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: PT. Listakwarta Putra, 2003), h. 176-177.
Indonesia pada tahun 2015 mencapai jumlah angka hingga 5,8 juta jiwa

penyalahgunaan narkoba.5 Jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan adalah

ganja, shabu-shabu, dan ekstasi. Sebagian besar penyalahgunaan narkoba berada pada

kelompok coba-coba terutama pada kelompok remaja. Menurut laporan UNODC

(lembaga survei internasional) Indonesia saat ini menduduki peringkat pertama dalam

jumlah tersangka narkoba di ASEAN.6 Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya

jumlah penyalahgunaan narkoba dari semua kalangan yang semakin meningkat

disetiap tahunnya, selain itu Indonesia saat ini menjadi salah satu jalur utama dalam

perdagangan narkoba. Hal ini terlihat banyaknya narkoba yang diperdagangkan dan

diselundupkan oleh sindikat internasional yang terorganisasi.

Sebagai Negara dengan populasi muda yang besar, permintaan narkoba cukup

tinggi dan menjadi pasar narkoba yang besar juga. Indonesia saat ini menjadi sasaran

yang empuk peredaran narkoba dengan bukti semakin meningkatnya jumlah

pengguna narkoba disetiap tahunnya sehingga pada 2015 Indonesia dinyatakan dalam

kondisi darurat narkoba. Target yang paling rawan menjadi sasaran operasi pengedar

narkoba adalah remaja. Hal ini terjadi karena usia remaja merupakan usia yang

sedang dalam pencarian jati diri sehingga usia remaja menjadi usia yang sangat

mudah untuk dipengaruhi. Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu yang terkait (seperti

Biologi dan fisiologi) remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik, yaitu

5
Phadli Harahap, “Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia” (On - Line), tersedia di:
http://m.kompasiana.com/phadli/jumlah-pengguna-narkoba-di-indonesia. (10 April 2016).
6
Thomas Latschan, “Indonesia Salah Satu Jalur Utama Penyelundupan Narkoba” (On - Line),
tersedia di: http://www.dw.de/pbb-indonesia-salah-satu-jalur-utama-penyelundupan-narkoba-1825054.
(10 April 2016).
masa alat-alat kelamin manusia mencapai kematangan sehingga masa remaja

merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa bukan hanya dalam artian

psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah

yang merupakan gejala utama dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan-

perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan

fisik tersebut.7

Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi

wanita dan 13 sampai dengan 22 tahun bagi pria. Pada usia tersebut remaja juga

sedang mangalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Remaja sebetulnya

tidak mempunyai tempat yang jelas, mereka sudah tidak termasuk golongan anak-

anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang

dewasa. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Remaja seringkali dikenal

dengan fase “mencari jati diri”.8 Selain disebabkan oleh hal tersebut,

informasi/pengetahuan menjadi faktor mengapa usia remaja dapat dijadikan sasaran

yang empuk bagi pengedar narkoba. Ini terbukti dengan masih kurangnya

pengetahuan remaja tentang narkoba, jenis-jenis narkoba, dan dampak buruk bagi

tubuh maupun masa depan mereka dimasa kelak. Penyalahgunaan narkoba

dikalangan remaja kebanyakan hanya sekedar ingin tahu atau coba-coba, ikut gaya,

lambang status sosial, ingin melupakan persoalan yang sedang dialami seseorang, dan

lain-lain.

7
Sarlito Wirawan S, Psikologi Remaja (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 8.
8
Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2012), h. 9.
Berdasarkan survei pra penelitian yang dilakukan pada tanggal 26 November

2015 dengan melakukan wawancara terhadap peserta didik di SMP Negeri 13 Bandar

Lampung untuk mengetahui persepsi peserta didik yang berkaitan dengan dampak

penyalahgunaan narkoba dengan memperhatikan indikator dari persepsi pengetahuan.

Berikut hasil survei pra penelitian yang peneliti lakukan pada peserta didik kelas VII

di SMP Negeri 13 Bandar Lampung, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1
Persepsi Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tentang
Narkoba

Interval Jawaban dan Jumlah Peserta Didik


Pertanyaan Tentang Narkoba
No Sangat Cukup Kurang Tidak
Paham Paham Paham Paham
(4) (3) (2) (1)
1 Pengetahuan Narkoba 7 10 11 16
2 Ciri-ciri Narkoba 7 9 10 16
3 Jenis-jenis Narkoba 6 9 10 18
Dampak Penyalahgunaan
4 7 10 11 18
Narkoba
5 Penyakit Akibat Narkoba 6 9 11 18
Langkah yang dilakukan
6 Jika Sudah Terlanjur 6 11 11 19
Menyalahgunakan Narkoba
Slogan dan Kampanye Anti
7 6 11 12 20
Narkoba
Perundang-Undangan
8 5 10 13 20
Narkoba
Total 50 79 89 145
Jumlah Total 363
Sumber: Hasil Wawancara Terhadap Peserta Didik SMP Negeri 13 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2016/20179

9
Hasil Wawancara Terhadap Peserta Didik di SMP Negeri 13 Bandar Lampung.
Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat diketahui bahwa dari 363 jumlah total peserta

didik yang berada pada kategori penilaian sangat paham sebanyak 50 peserta didik,

pada kategori penilaian cukup paham sebanyak 79 peserta didik, pada kategori

penilaian kurang paham sebanyak 89 peserta didik, dan pada kategori penilaian tidak

paham sebanyak 145 peserta didik. Artinya terdapat 35,53% peserta didik yang

pengetahuannya tentang narkoba sudah baik sedangkan 64,47% peserta didik yang

pengetahuannya tentang narkoba masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara

terhadap peserta didik di SMP Negeri 13 Bandar Lampung dapat ditarik kesimpulan

bahwa masih rendahnya persepsi peserta didik di kelas VII terhadap pengetahuan

mengenai narkoba, ciri-ciri narkoba, jenis-jenis narkoba, serta dampak

penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan hal tersebut untuk mengantisipasi

meningkatnya jumlah penyalahgunaan narkoba dikarenakan kurangnya pengetahuan

terhadap narkoba dikalangan peserta didik diperlukan suatu layanan dan kegiatan

yang tepat. Jika tidak dilakukan pengantisipasian sejak dini dikhawatirkan jumlah

penyalahgunaan dikarenakan kurangnya pengetahuan narkoba semakin meningkat

terutama dikalangan perserta didik pada tingkatan sekolah menengah pertama.

Dampak yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkoba adalah ketagihan

yang dapat membuat si pengguna tidak bisa lepas dari jerat narkoba. Bahkan apabila

dosis yang digunakan semakin tinggi dan jangka waktu pemakaian semakin lama,

maka gejala yang timbul akan semakin berat hingga mengakibatkan kematian.

Menurut Isnaini Wahyuningtyas akibat terkecil dari penyalahgunaan narkoba adalah

menyebabkan ketergantungan dan apabila digunakan secara berlebihan atau over


dosis dapat menimbulkan gangguan fisik, psikis, dan gangguan fungsi sosial bahkan

hingga menyebabkan kematian.10

Peran yang dilakukan oleh guru Bimbingan Konseling (BK) di SMP Negeri 13

Bandar Lampung adalah dengan memberikan layanan informasi tentang narkoba,

namun hal tersebut belum efektif dilakukan karena kurangnya media yang digunakan

dan penyampaian yang kurang menarik atau monoton.

Sekolah merupakan tempat peserta didik untuk menuntut ilmu dan bersosialisasi.

Oleh karena itu sekolah memiliki peran penting dan utama dalam mengantisipasi

meningkatnya jumlah penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar. Upaya yang dapat

dilakukan oleh pihak-pihak sekolah adalah dengan menerapkan layanan informasi.

Sekolah perlu mengadakan informasi mengenai narkoba secara menyeluruh kepada

peserta didik sehingga dapat menambah pengetahuan peserta didik dan mengerti

secara utuh dan mampu mengambil langkah yang benar. Hal yang dapat dilakukan

oleh Bimbingan dan Konseling (BK) untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan

narkoba terhadap peserta didik adalah dengan memberikan informasi yang benar dan

tepat kepada peserta didik tentang hal-hal yang terkait dengan narkoba. Informasi

bahaya penggunaan narkoba yang disampaikan harus secara spesifik, utuh dan

menyeluruh sehingga informasi yang di dapat oleh peserta didik tidak setengah-

setengah. Jika peserta didik tidak mendapatkan informasi yang seutuhnya terkait

10
Isnaini Wahyuningtyas, “Keefektifan Layanan Informasi Tentang Narkotika, Psikotropika,
dan Zat Adiktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Bahaya Penyalahgunaan NAPZA”
(On – Line), tersedia di: http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/counsilium/article/view/1299. (11
april 2016).
dampak narkoba maka itu akan berbahaya bagi peserta didik itu sendiri dalam

pengambilan keputusan.

Layanan informasi merupakan layanan Bimbingan dan Konseling yang

memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi yang

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk

kepentingan peserta didik.11 Layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang

memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh

yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) dalam menerima dan

memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari

sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. 12

Layanan informasi ini dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik terhadap

narkoba karena layanan informasi ini dapat membekali peserta didik dengan berbagai

pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal-hal mengenai narkoba dari

pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, hingga dampaknya bagi peserta didik. Untuk itu

peran sekolah sebagai proses pendidikan sangat diperlukan dalam proses pencegahan

penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar.

Penggunaan layanan informasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

peserta didik terhadap dampak penyalahgunaan narkoba sehingga dapat mencegah

11
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intlegensi) (Jakarta:
PT RajaGrafindo, 2007), h. 147.
12
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Disekolah (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), h. 61.
terjadinya penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar khususnya di SMP Negeri 13

Bandar Lampung.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka masalah yang dapat

diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Terdapat 234 peserta didik dari 363 peserta didik di kelas VII yang belum

mengetahui mengenai narkoba, ciri-ciri narkoba, jenis-jenis narkoba, serta

dampak penyalahgunaan narkoba.

2. Belum efektifnya layanan informasi yang dilakukan pihak-pihak sekolah

untuk pengetahuan peserta didik terhadap narkoba.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah bertujuan untuk mengetahui masalah yang akan diteliti

dalam penelitian ini agar tidak terlalu luas cakupannya, maka berdasarkan latar

belakang masalah, peneliti membatasi permasalahannya adalah “Pengaruh layanan

informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba pada peserta didik kelas VII di

SMP Negeri 13 Bandar Lampung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah yang sudah diuraikan tersebut

maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh layanan

informasi terhadap persepsi bahaya penyalahgunaan narkoba pada peserta didik di

kelas VII?”
E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh persepsi peserta didik kelas VII penyalahgunaan narkoba

dengan menerapkan layanan informasi.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi peserta didik

a. Untuk membantu peserta didik dalam memberikan pengetahuan peserta

didik terhadap dampak buruk penyalahgunaan narkoba

b. Peserta didik dapat memahami dampak yang diakibatkan oleh

penyalahgunaan narkoba

c. Dapat mengambil manfaat setelah diberikan layanan informasi sehingga

peserta didik dapat menjauhi narkoba

2. Bagi guru

Kegunaan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru Bimbingan

Konseling dan kepala sekolah serta pemerintah untuk mengantisipasi

masuknya narkoba di lingkungan sekolah.

3. Bagi peneliti

a. Memperoleh tambahan pengetahuan setelah memberikan informasi-

informasi penyalahgunaan narkoba

b. Dapat bermanfaat untuk masa yang akan mendatang


G. Ruang Lingkup

Agar penelitian dapat mengarah ke inti masalah yang sesungguhnya, maka

peneliti membatasi ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut: objek penelitian ini

adalah pengaruh layanan informasi terhadap persepsi tentang penyalahgunaan

narkoba bagi peserta didik. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII di

SMP Negeri 13 Bandar Lampung.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Layanan Informasi

Pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan terhadap sasaran layanan

baik secara individu maupun kelompok. Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu

dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling

terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Salah satu jenis layanan atau kegiatan

dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah layanan informasi.

1. Pengertian Layanan Informasi

Layanan informasi merupakan kegiatan yang diberikan oleh seseorang

pembimbing untuk memberikan pelayanan dan memberikan sekumpulan data/fakta

kepada peserta didik terkait dengan pendidikan, kerja, dan lain sebagainya sehingga

peserta didik tidak salah dalam pengambilan keputusan. Untuk menjalani kehidupan

sehari-harinya seseorang memerlukan berbagai informasi agar ia mampu melakukan

perencanaan dalam kehidupnnya. Layanan informasi menurut Prayitno dan Erman

Amti adalah kegiatan yang memberikan pemahaman kepada individu-individu yang

berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas

atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang
dikehendaki.13 Sedangkan menurut Zainal Aqib layanan informasi adalah layanan

bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik menerima dan

memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan

dan pengambilan keputusan untuk peserta didik.14 Selanjutnya Tohirin

mengungkapkan bahwa layanan informasi bermakna usaha-usaha untuk membekali

siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan

tentang proses perkembangan anak muda.15

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa layanan

informasi merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang konselor

atau pembimbing kepada seseorang atau sekelompok individu guna memberikan

bantuan yang berupa informasi sebagai acuan dalam meningkatkan prestasi belajar,

dan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk individu tersebut.

2. Tujuan Layanan Informasi

Layanan informasi sangat baik jika diterapkan pada peserta didik untuk

membekali mereka dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan

sekolah, bidang pekerjaan, dan bidang perkembangan pribadi sosial. Menurut Tohirin

tujuan dari layanan informasi adalah agar individu (siswa) mengetahui informasi

yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan

13
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta,
2009), h. 259.
14
Zainal Aqib, Iktisar Bimbingan dan Konseling Disekolah (Jakarta: Yrama Widya, 1991), h. 80.
15
Tohirin, Op.Cit, h. 142.
perkembangnnya dirinya.16 Sedangkan menurut Zainal Aqib tujuan layanan informasi

adalah untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang

berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan

pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.17 Selanjutnya

Yusuf Gunawan berpendapat bahwa ada dua tujuan layanan informasi yang bersifat

umum dan khusus, antara lain:18

Tujuan layanan informasi bersifat umum sebagai berikut:

a. mengembangkan pandangan yang luas dan realistis mengenai kesempatan-


kesempatan dan masalah-masalah kehidupan pada setiap tingkatan
pendidikan;
b. menciptakan kesadaran akan kebutuhan dan keinginan yang aktif untuk
memperoleh informasi yang tepat pendidikan, pekerjaaan sosial pribadi;
c. mengembangkan ruang lingkup yang luas mengenai kegiatan, pendidikan
pekerjaan sosial budaya;
d. membantu siswa untuk menguasai teknik memperoleh dan menafsirkan
informasi agar siswa semakin maju dalam mengarahkan dan memimpin
dirinya sendiri;
e. mengembangkan sifat dan kebiasaan yang akan membantu siswa dan
mengambil keputusan, penyesuaian, yang produktif dan memberikan
keputusan pribadi; dan
f. menyiapkan bantuan untuk pilihan tertentu yang progresif terhadap aktifitas
khusus sesuai dengan kemampuan minat dan bakat individu.
Sedangkan tujuan khusus tujuan layanan informasi adalah sebagai berikut:

1) memberikan pengertian tentang lapangan pekerjaan yang luas


dimasyarakat;
2) mengembangkan sarana yang dapat membantu siswa untuk mempelajari
secara insentif beberapa lapangan yang tersedia dan yang selektif;
3) membantu siswa agar lebih mengenal/dekat dengan kesempatan kerja dan
pendidikan dilingkungan masyarakat;

16
Tohirin, Loc.Cit. h. 142.
17
Zainal Aqib, Loc.Cit, h. 80.
18
Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1987) h. 89.
4) mengembangkan perencanaan sementara dalam bidang pekerjaan dan
pendidikan yang didasarkan pada belajar eksplorasi sendiri; dan
5) memberikan teknik-teknik khusus yang dapat membantu para siswa untuk
menghadapi kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah setelah
meninggalkan sekolah, seperti memperoleh pekerjaan, melanjutkan
program berikutnya atau membentuk rumah tangga.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan

informasi adalah untuk membekali peserta didik dalam memberikan pengetahuan dan

pemahaman tentang berbagai hal yang berguna dan bermanfaat untuk mengenal diri,

merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota

keluarga dan masyarakat.

3. Macam-macam Layanan Informasi

Macam-macam informasi yang menjadi layanan ini bervariasi tergantung

kepada kebutuhan para peserta layanan. Informasi yang menjadi isi layanan harus

mencakup seluruh bidang pelayanan bimbingan dan konseling. Menurut Prayitno dan

Erman Amti pada dasarnya jenis dan jumlah informasi tidak terbatas. Namun,

khususnya dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling, hanya akan

dibicarakan tiga jenis informasi, yaitu: (a) informasi pendidikan; (b) informasi

pekerjaan; dan (c) informasi sosial budaya.19

a. Informasi Pendidikan

Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau calon

siswa yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah atau kesulitan.

Diantara masalah atau kesulitan tersebut berhubungan dengan (1) pemilihan

program studi; (2) pemilihan sekolah fakultas dan jurusannya; (3) penyesuaian
19
Prayitno dan Erman Amti, Op.Cit, h. 261.
diri dengan program studi; (4) penyesuaian diri dengan suasana belajar, dan

(5) putus sekolah. Mereka membutuhkan adanya keterangan atau informasi

untuk dapat membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana.

b. Informasi Jabatan

Saat-saat transisi dari dunia pendidikan kedunia kerja sering merupakan masa

yang sangat sulit bagi banyak orang muda. Kesulitan itu terletak tidak saja

dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga dalam

penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan pengembangan

diri selanjutnya.

c. Informasi Sosial Budaya

Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial budaya yang

meliputi, macam-macam suku bangsa, adat istiadat, agama dan kepercayaan,

bahasa, potensi-potensi daerah dan kekhususan masyarakat atau daerah

tertentu.

Sedangkan Budi Purwoko juga menjelaskan, jenis-jenis informasi yang penting

bagi para siswa waktu masih sekolah, misalnya informasi tentang:20

1) kondisi fisik sekolahnya, fasilitas yang tersedia, guru-gurunya, para


karyawan, bagian administrasi, dan sebagainya;
2) informasi tentang program studi disekolahnya, yang bersumber dari
kurikulum yang berlaku;

20
Budi Purwoko, Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling (Surabaya: Unesa University
Press, 2008), h. 53.
3) informasi tentang cara belajar yang efisien, yang bersumber dari para
pembimbingnya; dan
4) informasi tentang usaha kesehatan sekolah yang bersumber dari doktor,
para perawat kesehatan.

Selanjutnya menurut Winkel dan Sri Hastuti memberikan gambaran bahwa data

dan fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya dibedakan atas tiga

tipe dasar, yaitu:21

a) informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data


mengenai variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan prajabatan
dari berbagai jenis, mulai dari semua persyaratan penerimaan sampai
dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat;
b) informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai
jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, mengenai gradasi posisi
dalam lingkup suatu jabatan, mengenai persyaratan tahap dan jenis
pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek
masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan/corak
pekerjaan tertentu; dan
c) informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman
terhadap sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai
tahap-tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis,
bersama dengan hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian
dan pergaulan sosial diberbagai lingkungan masyarakat.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa materi

layanan informasi pada dasarnya tidak terbatas. Khusus dalam pelaksanaan

bimbingan dan konseling, layanan informasi yang diberikan kepada siswa dibedakan

menjadi empat tipe yaitu, informasi dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karier.

Namun demi tercapainya tujuan dari layanan informasi maka materi informasi

sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dari pelaksanaan layanan informasi itu sendiri.

21
Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogjakarta: Media
Abadi, 2006), h. 318.
Dari berbagai jenis-jenis informasi yang digunakan, maka dalam penelitian ini jenis

metode yang digunakan adalah informasi pendidikan.

4. Metode Layanan Informasi di Sekolah

Layanan informasi dapat dilakukan secara langsung dan terbuka oleh

pembimbing kepada seluruh peserta didik di sekolah. Metode yang digunakan

bervariasi tergantung jenis informasi dan jenis karakteristik peserta layanan. Menurut

Prayitno dan Erman Amti pemberian informasi kepada peserta didik dapat dilakukan

dengan berbagai cara sebagai berikut:22

a. Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana,
mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir oleh
setiap petugas bimbingan disekolah.
b. Diskusi
Penyampaian informasi pada siswa dapat dilakukan melalui diskusi. Diskusi
semacam ini dapat diorganisasikan baik oleh siswa sendiri maupun oleh
konselor, atau guru.
c. Karya Wisata
Dalam bidang konseling karyawisata mempunyai dua sumbangan pokok.
Pertama, membantu siswa belajar dengan menggunakan berbagai sumber
yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang perkembangan mereka.
Kedua, memungkinkan diperolehnya informasi yang dapat membantu
pengembangan sikap-sikap terhadap pendidikan, pekerjaan dan berbagai
masalah dalam masyarakat.
d. Buku panduan
Buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan tinggi,
buku panduan kerja bagi karyawan) dapat membantu siswa dalam
mendapatkan informasi yang berguna.

e. Konferensi karier
Dalam konferensi karier para narasumber dari kelompok-kelompok usaha,
jawatan atau dinas lembaga pendidikan, dan lain-lain yang diundang,
mengadakan penyajian berbagai aspek program pendidikan dan
latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para siswa.
22
Prayitno dan Erman Amti, Op.Cit, h. 269.
Sedangkan menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang menjelaskan

bahwa teknik yang digunakan dalam layanan informasi adalah sebagai berikut:23

1) ceramah;
2) diskusi atau tanya jawab;
3) bacaan buku, selembaran dan brosur;
4) gambar, slide, pemutaran film;
5) karyawisata;
6) melalui mata pelajaran tertentu;
7) melalui kelas khusus;
8) hari karier;
9) hari perguruan tinggi; dan
10) wawancara dalam rangka konseling.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa layanan-layanan

yang diberikan disekolah membantu peserta didik untuk mengetahui berbagai hal

mengenai informasi, dan mengetahui berbagai macam mata pelajaran yang kurang di

pahami oleh peserta didik, serta pemahaman yang sudah didapatkan dapat menjadi

pedoman untuk belajar selanjutnya. Dari berbagai metode layanan informasi, maka

dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi atau

tanya jawab, dan gambar.

5. Teknik Layanan Informasi

Teknik merupakan cara atau langkah-langkah yang dilakukan seseorang untuk

melakukan kegiatan. Tohirin mengemukakan beberapa teknik yang biasa digunakan

untuk layanan informasi:24

23
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Bimbingan Konseling Sekolah, I (Semarang: KIP
Press, 1993), h. 82.
24
Tohirin, Op.Cit, h. 144.
a. Ceramah, tanya jawab dan dikusi. Teknik ini paling umum yang
digunakan dalam penyampaian informasi dalam berbagai kegiatan
termasuk pelayanan bimbingan dan konseling.
b. Melalui media, penyampaian informasi bisa dilakukan melalui media tentu
alat peraga, media tulis, media gambar, poster, dan media elektronik seperti
radio, tepe recorder, film, televisi, internet, dan lain-lain.
c. Acara khusus. Layanan informasi melalui cara ini dilakukan berkenaan
dengan acara khusus di sekolah atau madrasah, misalnya: “hari tanpa asap
rokok” hari kebersihan lingkungan hidup”, dan sebagainya.
d. Narasumber. Layanan informasi juga bisa diberikan kepada peserta
layanan dengan mengundang narasumber (manusia sumber). Misalnya
tentang obat-obatan terlarang, narkoba, mengundang dinas kesehatan,
kepolisian.

Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi langkah-langkah layanan informasi

yakni:25 1) Langkah Persiapan

a) menentukan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya;

b) mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima informasi;

c) mengetahui sumber-sumber informasi;

d) menetapkan teknik penyampaian informasi;

e) menetapkan jadwal dan waktu kegiatan; dan

f) menetapkan ukuran keberhasilan.

2) Langkah Pelaksanaan

a) usahakan menarik minat para siswa;

b) berikan informasi secara sistematis, dan sederhana sehingga jelas isi

dan manfaatnya;

25
Dewa Ketut Sukardi, Op.Cit, h. 37-40.
c) berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-

hari

d) persiapan sebaik mungkin;

e) bila menggunakan teknik langsung dan tidak langsung usahakan

tidak terjadi kekeliruan. Informasi yang keliru dan diterima siswa,

sukar untuk mengubahnya; dan

f) usahakan selalu bekerja sama dengan guru mata pelajaran, dan wali

kelas, agar isi informasi yang diberikan guru, wali kelas dan guru

Bimbingan Konseling tidak saling bertentangan atau ada

keselarasan antara sumber informasi.

3) Langkah Evaluasi

Pembimbing hendaknya mengevaluasi tiap kegiatan penyajian

informasi. Langkah evaluasi ini sering kali dilupakan sehingga tidak

diketahui sampai sejauh mana siswa mampu menangkap informasi.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui layanan

informasi ini dapat membantu peserta didik dalam menentukan langkah-langkah

untuk mendapatkan informasi yang sistematis dan jelas tidak setengah-tengah, peserta

didik dapat mengetahui berbagai informasi ceramah, melalui media, acara khusus dan

lain-lain. Layanan informasi dimungkinkan dapat menjadi penyajian informasi yang

tepat.

B. Persepsi
1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pandangan, pendapat dan penilaian seseorang berdasarkan

hasil pengamatan alat inderanya dengan jalan menginterpretasikan stimulus-stimulus

yang diterimanya. Menurut Gibson, pengertian persepsi merupakan proses untuk

memahami lingkungannya meliputi objek, orang, dan simbol atau tanda yang

melibatkan proses kognitif (pengenalan). Proses kognitif adalah proses dimana

individu memberikan arti melalui penafsirannya terhadap rangsangan (stimulus) yang

muncul dari objek, orang, dan simbol tertentu. Dengan kata lain, persepsi mencakup

penerimaan, pengorganisasian, dan penafsiran stimulus yang telah diorganisasi

dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Hal ini terjadi

karena persepsi melibatkan penafsiran individu pada objek tertentu, maka masing-

masing objek akan memiliki persepsi yang berbeda walaupun melihat objek yang

sama.26 Sedangkan menurut Kotler menyatakan bahwa persepsi adalah proses

bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukan-

masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Persepsi

dapat diartikan sebagai suatu proses kategorisasi dan interpretasi yang bersifat

selektif.27 Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan persepsi adalah

pemahaman suatu objek, pristiwa yang dilihat dengan penafsiran serta perbedaan

26
Rahmad Hidayat, “Persepsi Siswa Tentang Pribadi Konselor Yang Diharapkan Siswa di SMP
Negeri 2 Tersono Tahun Ajaran 2013/2014”. (On – Line) tersedia di:
http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/11.artikel.fely_danretno . (14 Desember 2016).
27
Phillips Kotler,. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation& Control.
(Prentice Hall Int.1995), h. 123.
antara hal ini melalui proses mengamati dan mengartikan setelah panca indera

mendapat rangsangan.

Selanjutnya Walgito menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu

yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:

a. tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses


pengalaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu
stimulus oleh alat indera manusia;
b. tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis,
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris;
c. tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor; dan
d. tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu
berupa tanggapan dan perilaku.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena dua faktor,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri

individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Sedangkan faktor eksternal adalah

faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik

sosial maupun fisik. Sedangkan menurut Robbins bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya berbeda-

beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-

balikkan persepsi. Faktor-faktor ini antara lain:

a. pelaku persepsi (perceiver);

b. objek atau yang dipersepsikan; dan

c. konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan.


Oskamp (dalam Hamka), membagi empat karakteristik penting dari faktor-

faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi, yaitu:

a. faktor-faktor ciri dari objek stimulus;

b. faktor-faktor pribadi seperti intelegensi, minat;

c. faktor-faktor pengaruh kelompok; dan

d. faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural.

3. Jenis-jenis persepsi

Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh

indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.

a. Persepsi Visual

Persepsi visual didapatkan dari penglihatan. Penglihatan adalah

kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari

indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata.

b. Persepsi Auditori

Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.

Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara.

c. Persepsi Perabaan

Persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Kulit dibagi

menjadi 3 bagian, yaitu bagian epidermis, dermis, dan subkutis. Kulit

berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang;

sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka


terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu

tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi

dengan reseptor reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya

menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya

berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang

sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.

d. Persepsi Penciuman

Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu

hidung. Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau

perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada

rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena

invertebrata. Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi

zat kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair. Pada

organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia

terkandung pada medium air di sekitarnya. Penciuman, seperti halnya

pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor. Zat kimia yang

mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat

kecil, disebut dengan bau.

e. Persepsi Pengecapan

Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu

lidah. Pengecapan atau gustasi adalah suatu bentuk kemoreseptor langsung


dan merupakan satu dari lima indra tradisional. Indra ini merujuk pada

kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun.28

3. Unsur Persepsi

Komponen atau unsur utama dalam persepsi menurut Mar’at yaitu seleksi

dan interpretasi. Seleksi yang dimaksud adalah proses penyaringan terhadap stimulus

pada alat indera. Interpretasi sendiri merupakan suatu proses untuk

mengorganisasikan informasi, sehingga mempunyai arti bagi individu. Dalam

melakukan interpretasi itu terdapat pengalaman masa lalu serta sistem nilai yang

dimilikinya. Sistem nilai di sini dapat diartikan sebagai penilaian individu dalam

mempersepsi suatu obyek yang dipersepsi, apakah stimulus tersebut akan diterima

atau ditolak. Sementara itu, pendapat lain dikemukakan oleh Depdikbud. Unsur-unsur

persepsi meliputi: 1) Seleksi, yang erat hubungannya dengan pengematan atau

stimulus yang diterima dari luar; 2) Interpretasi yaitu proses mengorganisasikan

informasi sehingga mempunyai arti; 3) Tingkah laku sebagai reaksi.

Menurut Slameto mengemukan beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang

perlu diketahui oleh seorang guru agar ia dapat mengetahui siswanya secara lebih

baik dan dengan demikian menjadi komunikator yang efektif :

1. Persepsi itu relatif bukannya absolut

28
Widayani. “Persepsi Akuntan Mahasiswa Akuntansi”. (On – Line), tersedia di:
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/6947116/kamen03.pdf?persepsi_akuntan_mahasis
wa.akutasidan.pdf. (14 Desember 2016).
Dalam hubungannya dengan kerelatifan persepsi ini, dampak pertama dari

suatu perubahan rangsangan dirasakan lebih besar dari pada rangsangan

yang datang kemudian.

2. Persepsi itu selektif

Seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan yang ada di

sekelilingnya pada saat-saat tertentu. Ini berarti bahwa rangsangan yang

diterima akan bergantung pada apa yang pernah ia pelajari, apa yang pada

suatu saat menarik perhatiannya dan kearah mana persepsi itu mempunyai

kecendrungan. Ini berarti juga bahwa ada keterbatasan dalam kemampuan

seseorang menerima rangsangan.

3. Persepsi itu mempunyai tatanan

Orang menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan. Ia akan

menerimanya dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok.

Jika rangsangan yang datang tidak lengkap, ia akan melengkapinya sendiri

sehingga hubungan itu menjadi jelas. Bagi seorang guru, prinsip ini

menunjukan bahwa pelajaran yang disampaikan harus tersusun dalam

tatanan yang baik.

4. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan (penerima rangsangan)


Harapan dan kesiapan penerima pesan akan menentukan pesan mana yang

akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih untuk

diterima, selanjutnya bagaimana pesan tersebut akan diinterpretasi.

5. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang

atau kelompok lain sekalipun situasinya sama.

Perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan

individual, perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau

perbedaan dalam motivasi.29

C. Narkoba

1. Pengertian Narkoba

Narkoba merupakan senyawa kimia yang berbahaya jika dikonsumsi secara

berlebihan dan terus menerus dapat menimbulkan kecanduan, ketergantungan, dan

dapat menyebabkan penurunan atau kesadaran pada si pemakainya, sehingga narkoba

dapat menyebabkan kematian. Menurut Yusuf Apandi narkoba merupakan singkatan

dari narkotika dan obat-obatan berbahaya yang sering diartikan NAZA (Narkotik,

Alkohol dan Zat Adiktif lainnya).30 Sedangkan menurut Lydia Harlina Martono dan

Satya Joewana menyatakan ”napza (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif) adalah

istilah kedokteran untuk sekelompok zat yang jika masuk ke dalam tubuh

29
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013),
h. 103-105.
30
Yusuf Apandi, Katakan Tidak Pada Narkoba (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), h. 5
menyebabkan ketergantungan (adiktif) dan berpengaruh pada kerja otak (psikoaktif).31

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa narkoba adalah

singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan adaktif lainya, yaitu nama

segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Kadang disebut juga Napza

(Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif). Zat-zat tersebut dapat membuat berbagai

efek samping seperti halusinasi, ketagihan, dan efek psikologis lainnya. Pemakai

narkoba yang berlebihan dan ketergantungan dapat menimbulkan kematian.

Menurut Yusuf Apandi narkoba dapat diidentifikasikan menjadi 3 golongan,

yakni narkotik, psikotropika, dan obat atau zat berbahaya (zat adiktif).32

a. Narkotik

Narkotik adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintes maupun semi sintesis, yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan bagi

pemakainya (UU RI NO. 22/1997).

Narkotik digolongkan menjadi 3 yakni:

1) Narkotik Alami

Narkotik alami adalah narkotik yang dihasilkan oleh tumbuhan-

tumbuhan. Yang termasuk kedalam narkotik alami: opium, ganja

kokain, kokain.

31
Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana, Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan
Narkoba Berbasis Sekolah (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), h. 5.
32
Yusuf Apandi, Loc.Cit. h. 5.
2) Narkotik Sintesis

Narkotik sintesis adalah narkotik yang bukan dihasilkan dari

tumbuhan, melainkan diolah secara kimia. Yang termasuk kedalam

narkotik sintesis: Amfetamin, Dekssamferamin, Penthidin, Meperidin,

Methadon, Dipipanon, Dekstropakasifen, LSD (Lisergik, Dietilmid).

3) Narkotik Semi Sintesis

Narkotik semi sintesis adalah zat yang diperoses sedemikian rupa

melalui proses ekstraksi dan isolasi. Contohnya: morfin, heroin,

kodein, dan lain-lain.

b. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat alamiah maupun sintesis bukan narkotik,

yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf

pusat (SSP) yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dari

prilaku (UU RI NO. 5/1997). Obat-obat psikotropika dibagi 4 golongan,

yaitu:

1) Psikotropika golongan I: Psikotropika yang tidak digunakan untuk

tujuan pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat;

2) Psikotropika golongan II: Psikotropika yang berkhasiat terapi, tetapi

dapat menimbulkan ketergantungan;

3) Psikotropika golongan III: Psikotropika dengan efek ketergantungan

sedang dari kelompok hipnotik sedatif; dan


4) Psikotropika golongan IV: Psikotropika yang efeknya

ketergantungannya ringan.

c. Zat-zat Adiktif

Zat-zat adiktif, yaitu zat yang dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati

dan prilaku seseorang, namun tidak tergolong dalam narkotik maupun

obat-obat psikotropika, serta berpotensi menimbulkan ketergantungan.

Yang termasuk zat adiktif antara lain: alkohol (minuman keras), jamur

yang mengandung Psilosibina dan Psiosina, kecubung, dan solvents.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa narkotik, psikotropika,

dan zat adiktif merupakan obat-obatan terlarang yang dapat menimbulkan

ketergantungan dan berpengaruh terhadap sistem saraf manusia, sehingga narkoba

dilarang untuk digunakan secara berlebihan dan tidak untuk di pergunakan tanpa izin

dari pihak kedokteran.

2. Jenis-jenis Narkoba

Penggunaan narkoba mempunyai dampak buruk bagi manusia jika

disalahgunakan, adapun jenis-jenis narkoba yang sering disalahgunakan menurut

BNN RI (Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia) antara lain:33

a. Ekstasy

Dikenal dengan nama inex, I, kancing huge drug, yuppie drug, essence,

clarity, butterfly, black hear, dll.

Bentuknya : Berupa tablet dan kapsul


33
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Lo.cit, h. 9.
Warna : Bermacam-macam

Penggunaan : Ditelan

Efek :

1) timbul rasa gembira secara berlebihan. Banyak orang

mengkonsumsi ekstasy untuk tujuan bersenang-senang.

Ekstasy banyak digunakan oleh anak-anak muda agar

dapat berpesta/diskotik sepanjang malam;

2) merasa cemas;

3) tidak mau diam (hiperaktif);

4) rasa percaya diri meningkat;

5) mengalami keringat dan gemetar; dan

6) susah tidur.

b. Ganja

Dikenal dengan nama Cannabis, Marijuana, Hasish, Gelek, Budha Stick,

Cimeng, Grass, Rumput, Sayur.

Bentuk : Berupa tanaman yang dikeringkan, daun ganja bentuknya

memanjang, pingirannya bergerigi, ujungnya lancip, urat daun

memajang ditengah pangkal hingga ujung bila diraba bagian

muka halus dan bagian belakang agak kasar, jumlah helai

daun ganja selalu ganjil yaitu 5, 7 atau 9 helai.


Warna : Ganja hijau atau segar dan berubah coklat bila sudah lama

dibiarkan karena kena udara dan panas.

Pengunaan : Dihisap dari gulungan menyerupai rokok atau dapat juga

dihisap dengan menggunakan pipa rokok.

Efek :

1) denyut jantung semakin cepat, temperatur badan menurun,

mata merah;

2) Nafsu makan bertambah;

3) santai, tenang dan melayang-layang;

4) fikiran selalu rindu pada ganja;

5) daya tahan menghadapi problema jadi lemah;

6) malas, apatis;

7) tidak peduli dan kehilangan sangat untuk belajar maupun

bekerja; dan

8) persepsi waktu dan pertimbangan intelektual maupun


moral terganggu.
c. Cocain

Berasal dari tanaman coca yang banyak dijumpai di Colombia di Amerika

latin

Bentuk : Berupa bubuk, daun coca, buah cocain kristal

Warna : 1) cairan berwarna putih/tidak bewarna;

2) kristal bewarna putih;


3) tablet bewarna putih; dan

4) bubuk/serbuk seperti tepung.

Penggunaan: Dengan cara menghirup melalui hidung dengan menggunakan

alat penyedot (sedotan) atau dapat juga dibakar bersama-sama

dengan tembakau (rokok), ditelan bersama minuman, atau

disuntikan pada pembuluh darah.

Efek :

a) tidak bergairah kerja;

b) tidak bisa tidur;

c) halusinasi;

d) tidak nafsu makan;

e) berbuat dan berfikir tanpa tujuan; dan

f) merasa gairah dan cemas berlebihan.

d. Morfin dan Heroin

Nama lain Putaw, Smack Junk, Horse, H, PT, Etep, Bedak Putih

Bentuk : Berupa serbuk

Warna : Putih, abu-abu, kecoklatan hingga coklat tua

Penggunaan: Dengan cara menghirup asepnya setelah bubuk heroin dibakar

diatas kertas timah pembungkus rokok (sniffing) atau dengan

menyuntikkan langsung kepembuluh darah setelah eroin

dilarutkan dalam air.

Efek :
1) menimbulkan rasa mengantuk, lesu, penampilan “dungu”

jalan mengambang;

2) rasa sakit seluruh badan;

3) badan gemetar, jantung berdebar-debar;

4) susah tidur dan nafsu makan berkurang;

5) matanya berair dan hidungnya selalu ingusan;

6) problem pada kesehatan : bengkak, pada daerah

menyuntik, tetanus, HIV/AIDS, Hepatitis B dan C,

problem jantung, dada dan paru-paru, serta sulit buang air

besar, pada wanita mengganggu sirkulasi menstruasi.

e. Shabu

Dikenal dengan nama, Ubas, SS, Mecin.

Bentuk : Berupa kristal

Warna : Putih

Penggunaan : Dibakar dengan menggunakan aluminium foil dan asapnya

dihirup melalui hidung. Dibakar dengan menggunakan

botol kaca khusus (bong) dan disuntikkan.

Efek :

1) badannya merasa lebih kuat dan energik

(meningkatkan stamina);

2) tidak mau diam (hiperaktif);

3) rasa pecaya diri meningkat;


4) rasa ingin di perhatikan orang lain;

5) nafsu makan berkurang akibatnya badan semakin

kurus, sering digunakan sebagai salah satu alternatif

pengurus badan;

6) jantungnya berdebar-debar;

7) tekanan darah meningkat; dan

8) mengalami gangguan pada fungsi sosial dan

pekerjaan.

f. Inhalen

Yakni zat yang terdapat pada lem dan pengencer cat (thinner)

Penggunaan : Dengan cara dihirup yang dapat mengakibatkan kematian

mendadak, seperti tercekik (Sudden, Sniffing, Death

Syndrome).

Efek :

1) hilang ingatan;

2) tidak dapat berfikir;

3) mudah berdarah dan memar;

4) kerusakan sistem syaraf utama;

5) kerusakan hati dan ginjal;

6) sakit maag;

7) sakit pada waktu buang air kecil; dan

8) kejang-kejang otot dan batuk-batuk.


g. Alkohol

Alkohol adalah minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari

bahan hasil pertanian yang mengandung karbohitrat dengan cara fermentasi

atau destiasi, baik melalui perlakuan sebelumnya, menambah bahan lain,

mencampur konsentrat dengan ethanol, ataupun dengan proses

pengenceran minuman yang mengandung ethanol.

Efek :

1) menyebabkan depresi pada sisem syaraf pusat;

2) jika penggunaan dicampur dengan obat lain si pemakai akan

pingsan atau kejang-kejang tidak sadar diri;

3) menyebabkan oedema otak (pembengkakan dan terbendungnya

darah dari otak);

4) mengakibatkan mundurnya kepribadian;

5) peradangan dilambung (gastritis); dan

6) melemahnya jantung dan hati menjadi keras.

h. Tembakau/rokok

Zat yang berhubungan luas penggunaan tembakau biasanya dalam bentuk

rokok.

Efek :

1) menyumbat saluran-saluran darah baik dari maupun menuju

jantung sehingga memperlambat aliran darah;


2) menimbulkan penyakit kanker; dan

3) impotensi dan gangguan kehamilan dan jantung.

i. Obat Penenang

(Obat Tidur, Pil Koplo, BK, Nipam, Valium, Lexotan dan Lain-Lain)

Bentuk : Tablet, Kapsul, Serbuk

Penggunaan: Ditelan secara langsung

Efek :

1) bicara jadi pelo, memperlambat respons fisik, mental dan

emosi. Dalam dosis tinggi akan membuat pengguna tidur

kemudian akan menimbulkan perasaan cemas, sensitive

dan marah;

2) penggunaan campuran dengan alkohol dapat berakibat

kematian; dan

3) gejala putus zat berakibat halusinasi buruk, bingung.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa narkoba dapat

menimbulkan ketergantungan dan kecanduan yang berlebihan, efek yang ditimbulkan

berakibat buruk bagi pengguna/pemakainya. Pemakaian narkoba yang berdosis tinggi

akan kehilangan kesadaran emosi yang tinggi, hilangnya kesadaran, zat yang ada

pada narkoba berdampak buruk pada pengguna.


3. Ciri-ciri Penyalahgunaan Narkoba

Mereka yang mengkonsumsi narkoba akan mengalami gangguan mental dan

perilaku, akibat terganggunya sistem neuro transmiter pada sel-sel susunan saraf

pusat diotak. Gangguan pada sistem ini mengakibatkan terganggunya fungsi kognitif

atau pikiran, prilaku atau alam perasaan/mood/emosi/ dan psikomotor. BNN RI

menerangkan ciri-ciri seseorang penyalahgunaan narkoba sebagai berikut:34

a. Fisik

Ciri-ciri fisik penyalahgunaan narkoba, antara lain:

1) kesehatan fisik dan penampilan menurun;


2) badan kurus, lemah, malas;
3) mata kemerah-merahan;
4) muka pucat dan bibir kehitaman;
5) berkeringat secara berlebihan;
6) badan gemeteran;
7) bicara cadel;
8) mata berair;
9) bekas suntikan di tangan;
10) batuk, pilek berkepanjangan;
11) sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas;
12) nafsu makanan menurun;
13) suhu badan tidak beraturan;
14) dalam keadaan yang sudah parah, pernapasan lambat dan dangkal;
15) pupil mata menurun;
16) kejang otot; dan
17) kesadaran makin lama makin menurun.

b. Emosi

Ciri-ciri emosi penyalahgunaan narkoba, antara lain:


34
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Op.Cit. h. 22.
1) sangat sensitif dan cepat bosan;

2) jika ditegur atau dimarahi malah membangkang dan menantang;

3) mudah tersinggung, cepat emosi;

4) curiga berlebihan sampai tingkat waham (tidak sejalan antara pikiran

dengan kenyataan);

5) ketakutan luar biasa;

6) hilang ingatan (gila);

7) berusaha menyakiti diri sendiri; dan

8) selalu berada di dunia khayalan.

c. Prilaku

Ciri-ciri prilaku penyalahgunaan narkoba, antara lain:

1) susah diajak bicara;

2) kurang disiplin;

3) sering menghindari kontak mata langsung;

4) suka membolos dan malas belajar;

5) mengabaikan kegiatan ibadah;

6) menarik diri dari aktifitas bersama keluarga;

7) apabila permintaannya tidak dituruti, ia menjadi lebih mudah

tersinggung;

8) bicara kasar kepada orang lain disekitarnya termasuk kepada orang

tuanya;
9) bersandiwara /memanipulasi keadaan atau berpura-pura;

10) sulit berkonsentrasi;

11) selalu kehabisan uang, sering meminjam dengan orang lain;

12) mulai menjual barang milik sendiri; dan

13) sering membawa obat tetes mata, memakai kaca mata hitam untuk

menutup matanya yang merah berair.

Sedangkan menurut Yusuf Apandi karakteristik pribadi penyalahgunaan narkoba,

sebagai berikut:

e. Ciri-ciri Fisik Penyalahguna Narkoba

1) berat badan menurun karena nafsu makan yang tidak menentu;


2) muka pucat/kuyu;
3) mata merah/cekung;
4) bibir hitam pucat;
5) bicara cadel;
6) keadaan kurang terurus;
7) sukar buang air besar dan kecil; dan
8) tangan dan lengan ada bekas tusukan jarum (seperti gigitan nyamuk),
bengkak dan merah goresan jaringan.35

f. Ciri-ciri Emosi Penyalahgunaan Narkoba

1) sifat mudah kecewa dan cenderung menjadi agresif dan destruktif;

2) mempunyai perasaan rendah diri;

3) suka mencari sensasi, dengan melakukan hal-hal yang mengandung

resiko bahaya yang berlebihan;

4) cepat merasa bosan dan merasa tertekan sehingga kehidupan sehari-

hari kurang berfungsi;


35
Yusuf Apandi, Op.Cit. h. 37.
5) kurangnya motivasi atau dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan

dalam pendidikan atau pekerjaan;

6) prestasi belajar menurun;

7) timbulnya sikap atau perilaku yang menyimpang, misalnya putus

sekolah, tindakan kekerasan, agresivitas, sering berbohong, dan malas

sekolah; dan

8) perasaan stres yang memuncak.

g. Ciri-ciri Perilaku Sosial Penyalahgunaan Narkoba

1) Tingkah lakunya selalu mencari sensasi

2) Kepribadiannya antisosial dan nonkonformis

3) Memiliki perasaan terasing dari masyarakat

4) Kurang penghargaan terhadap nilai-nilai sosial

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri

prilaku pengguna narkoba memiliki perbedaaan antara pemakai narkoba dan tidak

menggunakan narkoba, pengguna narkoba sering tidak menggukan akal dan

pikirannya untuk berkomunikasi dan secara luas pengguna narkoba tidak ada rasa

peduli terhadap orang disekeliling lingkungan dan keluarganya sendiri. Timbulnya

rasa malas, emosi tinggi yang sifatnya mudah marah tidak dapat dikendalikan.

4. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba


Dampak penyalahgunaan narkoba tidak hanya berbahaya bagi pemakainya,

namun juga bagi keluarga, lingkungan, dan negara. Menurut Yusuf Apandi dampak

bahaya penyalahgunaan narkoba antara lain:36

a. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Pemakainya

1) mengubah kepribadian si pemakai secara drastis, seperti menjadi

pemurung, pemarah, bahkan melawan terhadap siapaun;

2) menimbulkan sifat masa bodoh sekalipun terhadap dirinya sendiri,

seperti tidak lagi memerhatikan sekolah, pekerjaan, rumah, dan

pakaian;

3) menimbulkan kegilaan;

4) tidak ragu melanggar norma-norma masyarakat, hukum, agama karena

pandangan selalu ngawur dan negatif; dan

5) tidak segan-segan menyiksa diri karena ingin menghilangkan rasa

nyeri atau menghilangkan sifat ketergantungan obat bius, yang pada

puncaknya dapat menyebabkan kematian.

b. Bahaya Penyalahgunaan Bagi Keluarga

1) tidak lagi menjaga sopan santun dirumah bahkan melawan kepada

orang tua dan tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan bila

keinginannya tidak terpenuhi;

36
Yusuf Apandi, Op.cit. h. 36.
2) kurang menghargai barang-barang yang ada dirumah, seperti

mengendarai kendaraan tanpa perhitungan, rusak menjadi hancur sama

sekali;

3) mencemarkan nama keluarga karena ulah dan prilakunya; dan

4) enghabiskan biaya yang cukup besar untuk perawatan dan pemulihan.

c. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Lingkungan Masyarakat

1) sering terjadi tindak pidana, seperti pencurian, penodongan,

penjambretan;

2) gangguan ketertiban umum, seperti mengendarai kendaraan bermotor

dengan ugal-ugalan dan kecepatan tinggi;

3) menimbulkan bahaya bagi ketentraman dan keselamatan umum.

d. Bahaya Bagi Penyalahgunaan Narkoba Bagi Bangsa dan Negara

1) rusak generasi muda pewaris bangsa; dan

2) hilangnya rasa patriotisme, cinta dan bangga terhadap bangsa dan

negaranya sehingga memudahkan pihak-pihak lain mempengaruhinya

untuk menghancurkan bangsa dan negara.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan sebagai generasi

bangsa dan negara buatlah hidup yang berguna bagi keluarga, lingkungan sekitar dan

negara, hidup tidak untuk menggunakan narkoba atau berbuat kejahatan yang dapat

menimbulkan bahaya bagi diri sendiri maupun orang lain, bahaya penyalahgunaan

narkoba merugikan bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan maupun negara,
pengguna narkoba yang mengakibatkan timbulnya ketergantungan, hidup tidak akan

tenang dan merasa hidup tidak berguna bahkan narkoba akan membawa kematian.

Selain bahaya penyalahgunaan narkoba yang sudah dipaparkan di tersebut, islam

juga melarang umatnya untuk mengkonsumsi narkoba atau yang memabukkan dan

sejenisnya, berikut ayat tersebut:

         

        

          

Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang
mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir. (Q.S Al-Baqarah
219).37

Berdasarkan ayat tersebut dapat diketahui bahwa ganjaran untuk umatnya yang

mengonsumsi narkoba atau yang memabukkan dan sejenisnya yang bukan untuk

kepentingan seperti pengobatan yakni adalah hanya dosa besar dan dosa itu bahkan

lebih besar dari manfaatnya. Oleh karena itu kita sebagai umat islam jauhilah narkoba

agar kita terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

5. Tempat-tempat Rawan Penyalahgunaan Narkoba

37
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Op.Cit. h. 42.
Tidak jarang lingkungan sekitar tempat kita tinggal dijadikan tempat untuk

melakukan penyalahgunaan narkoba. Hal ini sangat meresahkan masyarakat

lingkungan sekitar sebab seperti yang sudah diketahui penyalahgunaan narkoba tidak

segan-segan melakukan kejahatan dan keonaran ditempat umum. BNN RI

mengungkapkan tempat-tempat yang sering dijadikan basecamp tempat

menyalahgunakan narkoba, yakni:38

a. di lingkungan tempat tinggal, seperti:

Di ruangan/rumah yang kosong, di lapangan, di bawah jembatan, tempat

kost atau asrama, di pinggir sungai;

b. di sekolah, seperti:

Di toilet atau kamar mandi sekolah, kantin, tempat parkir, gudang sekolah,

ruang kelas kosong; dan

c. di tempat-tempat umum lainnya, seperti:

Tempat-tempat hiburan malam (Discotique, Night Club, Pub, Coffe Shop),

kampus, pinggir/persampingan jalan, terminal bus/stasiun kereta api.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimbulkan bahwa sebagai manusia yang

taat pada aturan negara dan agama, jangan dijadikan hidup untuk bersenang-senang

saja, jangan menggunakan barang-barang yang haram yang dilarang oleh negara

ataupun oleh agama, hindarilah untuk melakukan kejahatan, menggunakan narkoba,

dan minum-minuman keras yang merugikan diri sendiri, keluarga, maupun

lingkungan disekitarnya.
38
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Op.Cit. h. 37.
6. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Indonesia memang telah menjadi target pasar yang sangat potensial bagi

peredaran gelap narkoba. Pencegahan penyalahgunaan narkoba harus sesegera

mungkin dilakukan guna memutus rantai peredaran narkoba. Menuruf Yusuf Apandi

pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan dengan tindakan antisipatif,

meliputi pencehagan primer, pencegahan skunder, dan pencegahan tersier.39

a. pencegahan primer: pencegahan yang ditujukan kepada individu, kelompok

atau masyarakat luas yang belum terkena kasus penyalahgunaan narkoba.

Pencegahan dilakukan dengan memberikan informasi pendidikan meliputi

kegiatan alternatif agar mereka terhindar dari penyalahgunaan narkoba

serta memperkuat kemampuan untuk menolak;

b. pencegahan skunder: pencegahan yang ditujukan kepada individu,

kelompok atau masyarakat luas yang rentan terhadap atau telah

menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan narkoba; dan

c. pencegahan tersier: pencegahan yang ditujukan kepada mereka yang sudah

menjadi pengguna atau yang telah menderita ketergantungan. Pencegahan

dapat dilakukan melalui pelayanan medis, rehabilitasi, menjaga agar

mereka tidak kambuh dan sakaw.

Sedangkan menurut BNN RI hal yang harus dilakukan jika sudah terlanjur

menyalahgunakan narkoba adalah:


39
Yusuf Apandi, Op.Cit. h. 51.
1) berhenti segera, dengan cara:
Bertobat, menghindar dari teman-teman sesama pemakai, menjauhi tempat-
tempat memakai narkoba;
2) menyampaikan masalah kepada orang tua, guru dan teman yang dipercaya;
dan
3) Konseling bagi remaja, konseling dapat dilakukan dengan guru bimbingan
konseling (BK) dan dengan teman sebaya.40

Selain itu, Yusuf Apandi juga mengungkapkan upaya yang dapat dilakukan

siswa dan pihak sekolah untuk mencegah penyalahgunaan narkoba, yakni:

a) Upaya Pencegahan Yang Dilakukan Peserta Didik

(1) mencari sumber informasi yang jelas tentang bahaya narkoba;

(2) membuat berbagai kegiatan positif yang menyangkut aktifitas sekolah;

(3) menyediakan tempat yang dapat membantu meringankan masalah dan

mencegah penyalahgunaan narkoba;

(4) membuka tempat curhat pada narkoba;

(5) katakan tidak pada narkoba;

(6) jelaskan kepada teman yang sehat “jangan bersahabat dengan narkoba,

apalagi memakainya;

(7) menciptakan suasana yang bebas dari rasa kekhawatiran; dan

(8) membuka ruang konseling tentang bahaya narkoba, dan menghadirkan

para ahli dibidangnya.

b) Upaya Yang Dilakukan Pihak Sekolah


40
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Op.Cit. h. 46.
(1) mensosilisasikan terus menerus tentang bahaya narkoba bagi pelajar,

remaja, dan generasi muda dengan berbagai cara, seperti pelatihan,

ceramah, diskusi, pemuteran film seputar bahaya narkoba;

(2) menambahkan ekstrakulikuler dalam kulikuler kegiatan belajar

mengajar disekolah, seperti pendidikan jasmani dan kesehatan,

pendidikan agama, dan pendidikan pengalaman kewarganegaraan

(PPKN);

(3) menciptakan suasana harmonis dan komulatif antara guru dan siswa;

dan

(4) pengawasan kepada siswa dari masuk sampai pulang sekolah.41

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa upaya yang

harus dilakukan untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba yaitu dengan kesadaran

diri sendiri tidak untuk mencoba-coba menggunakan narkoba apalagi narkoba dapat

menimbulkan ketergantungan yang berkelanjutan, hindari bergaul yang berlebihan

jangan hanya untuk ikut-ikutan teman atau membuat kelompok/geng yang merugikan

diri sendiri, jika sudah terlanjur mengunakan narkoba segera berbicara kepada

keluarga ataupun dengan teman agar dapat membantu keluar dari menggunakan

narkoba, agar terhindar dari penggunaan narkoba mendekatkan diri kepada yang

tuhan yang maha ESA, dengan mendekatkan tuhan yang maha ESA, dapat terhindar

dari berbagai macam cobaan yang dapat merugikan diri sendiri.

41
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Op.Cit. h. 46.
D. Penelitian Relevan

Penelitian tentang layanan informasi dan narkoba telah banyak di lakukan,

terbukti dengan ditemukanya berbagai karya ilmiah yang diantaranya:

a. Penelitian dengan judul: “Penerapan Bimbingan Kelompok dengan Media

Video Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Bahaya Narkoba

Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2 Negoro” oleh Yulius Prasetyo

Rahayu tahun 201342. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan

bimbingan kelompok dengan media video untuk meningkatkan pemahaman

siswa tentang bahaya narkoba pada siswa kelas VIII-D SMP Negeri 2 Ngoro.

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini ialah pre-experimental

dengan one group pre-test post-test. Alat pengumpul data yang di pakai

adalah angket untuk mendapatkan data pemahaman siswa tentang bahaya

narkoba yang rendah, dan dokumentasi sebagai data pelengkap. Teknik

analisis data yang digunakan adalah statistik non parametrik dengan

menggunakan uji tanda. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai ρ= 0,008

lebih kecil dari α = 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

pemahaman siswa tentang bahaya narkoba sebelum dan sesudah pemberian

bimbingan kelompok dengan media video. Berdasarkan hasil penghitungan di

atas meanpre-test sebesar 106,29 meanpost-test sebesar 125,43 dan selisih

42
Yulius Prasetyo Rahayu, “Penerapan Bimbingan Kelompok dengan Media Video Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Bahaya Narkoba Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2
Negoro” (On – Line) tersedia di: http://ejournal.unesa.ac.id/article.865313.article.pdf.Penerapan
Bimbingan Kelompok dengan Media Video Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Bahaya
Narkoba Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2 Negoro. (15 Oktober 2016).
antara meanpre-test dan post-test sebesar 19,14. Dengan dapat disimpulkan

bahwa pemberian bimbingan kelompok dengan menggunakan media video

dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VIII-D SMP Negeri 2 Ngoro

tentang bahaya narkoba.

b. Penelitian dengan judul: “Layanan Informasi oleh Guru BK Untuk

Mengetahui Persepsi Siswa Tentang Penginformasian Hasil Tes Inteligensi”

oleh Khairul Ummah tahun 2013.43 Penelitian bentuk deskriptif ini bertujuan

untuk menggambarkan persepsi siswa tentang hasil tes informasi intelijen

melalui layanan informasi oleh guru BK. Populasi penelitian ini adalah semua

siswa kelas XI SMA Adabiah Padang. Alat pengumpulan data adalah

kuesioner yang mengungkapkan persepsi siswa tentang informasi intelijen

hasil tes melalui layanan informasi oleh BK guru, maka data yang

dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan persentase. Hasil dari penelitian

ini menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang hasil tes informasi intelijen

melalui Informasi layanan oleh guru BK masuk kategori cukup baik.

Berdasarkan hasil dari studi guru BK harus mampu memberikan lebih intensif

informasi hasil tes kecerdasan, terutama untuk siswa yang tidak memahami

manfaat dan tindak lanjut dari hasil tes kecerdasan yang diperoleh.

E. Kerangka Pikir Penelitian

43
Khairul Ummah, “Layanan Informasi oleh Guru BK Untuk Mengetahui Persepsi Siswa Tentang
Penginformasian Hasil Tes Inteligensi” (On – Line), tersedia di:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24900&val=1533 Layanan Informasi oleh Guru
BK Untuk Mengetahui Persepsi Siswa Tentang Penginformasian Hasil Tes Inteligensi. (16 Oktober
2016).
Penelitian ini menguraikan tentang layanan informasi dan persepsi

penyalahgunaan narkoba. Layanan informasi merupakan suatu proses pemberian

bantuan kepada individu dalam menerima dan memahami berbagai informasi sebagai

acuan untuk meningkatkan prestasi belajar, sehingga peserta didik tidak salah dalam

pengambilan keputusan. Sedangkan NAPZA adalah singkatan dari Narkotika,

Psikotropika dan bahan adaktif lainya, yaitu nama segolongan zat alamiah, semi

sintetik maupun sintetik. Zat-zat tersebut dapat membuat berbagai efek samping

seperti halusinasi, ketagihan, dan efek psikologis lainnya. Pemakai narkoba dapat

menimbulkan ketergantungan hingga kematian.

Kenyataan yang peneliti temukan di lapangan masih rendahnya pengetahuan

peserta didik di kelas VII terhadap pengetahuan mengenai narkoba, ciri-ciri narkoba,

jenis-jenis narkoba, serta dampak penyalahgunaan narkoba. Hal ini terbukti saat

melakukan pra penelitian terdapat 35,53% peserta didik yang pengetahuannya

terhadap narkoba sudah baik sedangkan 64,47% peserta didik yang pengetahuannya

terhadap narkoba masih rendah.

Layanan informasi dapat digunakan untuk meningkatkan persepsi peserta didik

tentang penyalahgunaan narkoba karena dengan menggunakan layanan informasi ini

pendidik atau pembimbing dapat membekali peserta didik dengan berbagai

pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal-hal mengenai narkoba dari

pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, hingga dampaknya bagi peserta didik secara utuh

sehingga peserta didik tidak salah dalam pengambilan keputusan.


Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat

dilihat pada gambar di bawah ini:

Layanan Informasi Persepsi Penyalahgunaan Narkoba


(X)
(Y)

Gambar 1
Kerangka Pikir Penelitian

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap

rumusan masalah sebelum jawaban yang empirik.

Ho : Layanan informasi tidak berpengaruh terhadap persepsi penyalahgunaan

narkoba pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2016/2017.

Ha : Layanan informasi dapat berpengaruh terhadap persepsi penyalahgunaan

narkoba pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2016/2017.

Sedangkan Hipotesis Statistik sebagai berikut :


Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2

Dimana:

µ1 : Layanan informasi tidak berpengaruh terhadap persepsi penyalahgunaan


narkoba pada peserta didik.
µ2 : Layanan informasi dapat berpengaruh terhadap persepsi penyalahgunaan
narkoba pada peserta didik.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.44 Metode penelitian juga diartikan sebagai

cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan yang dapat

ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada

giliranya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi

masalah.45 Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan metode penelitian

merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang cara-cara yang digunakan

untuk melakukan penelitian yang berfungsi sebagai pedoman yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi data secara akurat.

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut

Sugiyono disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan

analisis menggunakan statistik.46 Sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian

asosiatif, metode penelitian asosiatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), h.
74.
45
Pengertian Metode Penelitian Menurut Para Ahli, (On – Line), tersedia di:
Http//:www,cangcutnews. Net.02/03/2013, pengertian metode penelitian menurut para ahli. (16
Oktober 2016).
46
Sugiyono, Op.Cit. h. 7.
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendalikan.47 Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 13 Bandar

Lampung pada peserta didik kelas VII.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif yaitu metode untuk

mencari korelasi atau hubungan kasual (hubungan bersifat sebab akibat). Penelitian

ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh layanan informasi sebagai variabel bebas

(independen) terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba sebagai variabel terikat

(dependen). Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai

tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan

komporatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat

berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.48

C. Variabel Penelitian

a. Variabel Independen/bebas (X)

Variabel dipenden/terikat adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain,

jadi variabel ini dapat secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain. Pada

penelitian sebagai variabel bebas adalah layanan informasi

47
Sugiyono, Ibid. h. 72.
48
Sugiyono, Ibid. h. 11.
b. Variabel Dependen/terikat (Y)

Variabel dependen/terikat adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi

oleh variabel lain. Pada penelitian ini sebagai variabel terikat adalah

penyalahgunaan narkoba pada peserta didik.

Layanan informasi kelas Persepsi Penyalahgunaan Narkoba pada


VII di SMP N 13 Bandar Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri
Lampung 13 Bandar Lampung
(X) (Y)

Gambar 2
Variabel Penelitian

D. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel merupakan uraian yang berisikan sejumlah

indikator yang dapat diamati dan diukur untuk mengidentifikasi variabel atau konsep

yang digunakan. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pemahaman dan

pengukuran setiap variabel yang ada didalam penelitian. Adapun definisi operasional

dari penelitian ini adalah:


Tabel 2
Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Hasil ukur Alat ukur Skala


Oprasional Ukur
Variabel Layanan a. tepat sasaran; - Angket -
bebas (X) informasi b. mudah
adalah merupakan suatu pahami; dan
Layanan c. tepat waktu.
proses kegiatan
Informasi
yang dilakukan
oleh seorang
konselor atau
pembimbing
kepada seseorang
atau sekelompok
individu guna
memberikan
bantuan yang
berupa informasi
sebagai acuan
dalam
meningkatkan
prestasi belajar,
dan sebagai bahan
pertimbangan dan
pengambilan
keputusan untuk
individu tersebut.
Variabel persepsi adalah Indikator persepsi Skala penilaian Angket Interval
Terikat proses bagaimana tentang narkoba persepsi tentang persepsi
(Y) adalah seseorang 1) dapat dilihat dari narkoba dengan tentang
Persepsi menyeleksi, 2) beberapa aspek kategori: narkoba
Narkoba mengatur, dan 3) berikut ini: a. Sangat berjumlah
menginterpretasik menyeleksi, Paham (telah 6 item
an masukan- mengatur, mengetahui pertanyaa
masukan menginterpretasik 76%-100% n, dengan
informasi untuk an masukan atau kriteria:
menciptakan masukan semuanya) 4(sangat
gambaran informasi b. Cukup paham),
Variabel Definisi Indikator Hasil ukur Alat ukur Skala
Oprasional Ukur
keseluruhan yang Paham (telah 3(cukup
berarti. Persepsi mengetahui paham),
dapat diartikan 51%-75%) 2(kurang
sebagai suatu c. Kurang paham),
proses Paham (telah dan
kategorisasi dan mengetahui 1(tidak
interpretasi yang 26%-50%) paham)
bersifat selektif. d. Tidak Paham
(bila
mengetahui
0%-25%)

E. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.49 Menurut Arikunto populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian.50 Generalisasi berarti mengenakan kesimpulan-

kesimpulan kepada objek-objek, gejala-gejala, atau kejadian yang akan diselidiki.

Jadi populasi penelitian dapat disimpulkan sebagai subjek penelitian yang mengenai

dapat diperoleh dari data yang dipermasalahkan. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran

2016/2017 yang berjumlah 363 Peserta didik sebagaimana yang dijelaskan dalam

tabel berikut:

49
Sugiyono, Ibid. h. 80.
50
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
1985), h. 173.
Tabel 3
Jumlah Populasi Penelitian SMP Negeri 13 Bandar Lampung

Jenis Kelamin
Kelas Jumlah Peserta Didik
L P
VII A 9 12 36
VII B 9 10 36
VII C 10 12 37
VII D 10 14 35
VII E 9 14 37
VII F 10 12 36
VII G 12 14 36
VII H 11 13 37
VII I 11 14 37
VII J 12 16 36
Total 103 131 363
51
Sumber: Dokumentasi, SMP Negeri 13 Bandar Lampung

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.52 Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas VII di SMP

Negeri 13 Bandar Lampung. Yang berada pada kategori penilaian tidak paham karena

banyaknya jumlah sampel yang akan diteliti agar penelitian ini dapat berjalan secara

efisien maka peneliti menentukan untuk mengambil sampel 25% dari kategori

penilaian tidak paham disetiap kelas.

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel, untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling

yang digunakan.53 Menurut Novalia dan Muhamad Syazali teknik sampling adalah

51
Dokumentasi, SMP Negeri 13 Bandar Lampung.
52
Sugiyono, Op.Cit. h. 81.
53
Ibid. h. 217.
data yang digunakan dalam penelitian, ada yang diambil dari populasi dan sampel

(bagian dari populasi).54 Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampel. yaitu sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek

bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan

tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya

alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel

yang besar dan jauh.55 Berikut tabel sampel penelitian sebagai berikut:

Tabel 4
Jumlah Sampel penelitian SMP Negeri 13 Bandar Lampung

Jenis Kelamin
Kelas Jumlah
L P
VII A 9 (25%) = 2 12 (25%) = 3 21 (25%) = 5
VII B 9 (25%) = 2 10 (25%) = 2 19 (25%) = 4
VII C 10 (25%) = 2 12 (25%) = 3 22 (25%) = 5
VII D 10 (25%) = 2 14 (25%) = 3 24 (25%) = 5
VII E 9 (25%) = 2 14 (25%) = 3 23 (25%) = 5
VII F 10 (25%) = 2 12 (25%) = 3 22 (25%) = 5
VII G 12 (25%) = 3 14 (25%) = 3 26 (25%) = 6
VII H 11 (25%) = 3 13 (25%) = 3 24 (25%) = 6
VII I 11 (25%) = 3 14 (25%) = 3 25 (24%) = 6
VII J 12 (25%) = 3 16 (25%) = 4 28 (25%) = 7
Total 54

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan hal yang pokok untuk

memperoleh segala informasi yang diperlukan dalam mengungkap permasalahan

54
Novalia & Muhamad Syazali, Olah Data Penelitian Pendidikan, (Bandar Lampung: Anugrah
Utama Raharja (AURA), 2014), h. 5.
55
Suharsimi Arikunto, Op.Cit. h. 183.
yang diperlukan. Adapun metode pengumpulan data yang peneliti pergunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1. Kuesioner (Angket)

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabanya. 56

Angket dipergunakan sebagai instrument untuk mengukur pengetahuan peserta didik

terhadap penyalahgunaan narkoba. Instrument ini terdiri dari 6 pertanyaan dan

digolongkan kedalam empat tingkatan pengetahuan penyalahgunaan narkoba yaitu:

sangat paham, cukup paham, kurang paham, dan tidak paham. Responden memilih

satu dari empat pilihan jawaban yang ada pada kuesioner. Metode yang digunakan

dengan menggunakan rating scale. Menurut Sugiyono Rating Scale adalah salah satu

jenis skala pengukuran yang lebih fleksibel tidak terbatas untuk pengukuran sikap

saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti

skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan,

kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain.57

2. Wawancara

Esterberg (dalam sugiyono) mendefinisikan interview/wawancara adalah

merupakan pertemuan dua orang atau bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. 58 Wawancara

56
Sugiyono, Op.Cit. h. 142.
57
Ibid. h. 98.
58
Ibid. h. 231.
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pedahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari reponden yang lebih mendalam. Wawancara

yang digunakan wawancara tidak terstruktur, wawancara tidak terstruktur adalah

wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. 59

Untuk memperoleh informasi penyalahgunaan narkoba dari guru bimbingan

konseling (BK) SMP Negeri 13 Bandar Lampung.

3. Observasi

Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono) mengemukakan bahwa observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis

dan psikologis. diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan

ingatan.60 Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila

responden yamg diamati tidak terlalu besar. 61 Peneliti melakukan pengumpulan data

dari lapangan dengan mengamati diantaranya adalah keadaan lingkungan sekolah

SMPN 13 bandar lampung, pengetahuan terhadap narkoba, serta layanan bimbingan

dan konseling yang diberikan.

59
Ibid. h. 233.
60
Ibid. h. 145.
61
Sugiyono, Loc.Cit, h.145.
G. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Suharsimi Arikunto adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah

dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga

lebih mudah diolah.62 Sedangkan menurut Sugiyono instrumen penelitian adalah

suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. 63

Variasi jenis instrumen penelitian adalah: angket, ceklist (check-list) atau daftar

centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan.64

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini untuk

mengumpulkan data adalah dengan angket. Bentuk angket menurut Sugiyono terdiri

dari dua macam yaitu angket dengan tipe pertanyaan terbuka dan angket dengan

pertanyaan tertutup. Angket dengan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang

mengharapkan responden untuk menuliskan jawabanya berbentuk uraian tentang

suatu hal, sedangkan angket dengan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang

mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah

satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.65

Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian adalah bentuk angket dengan

pertanyaan tertutup sehingga responden hanya memilih jawaban dari empat pilihan

yaitu a, b, c, dan d. Langkah-langkah penyusunan instrumen dalam penelitian adalah

62
Suharmi Arikunto, Op.Cit. h. 203.
63
Sugiyono, Op.Cit. h. 102.
64
Suharmi Arikunto, Loc.Cit, h. 203.
65
Sugiyono, Op.Cit. h. 143.
pembatasan materi yang digunakan penyusunan materi yang mengacu pada ruang

lingkup persepsi peserta didik tentang narkoba. Setelah pengkategorian dilakukan

maka disediakan kisi-kisi sifat angket untuk peserta didik sebagai berikut:

Tabel 5
Kisi-Kisi Angket Penelitian Persepsi Peserta Didik Tentang Narkoba

variabel Pernyataan
Indikator
+ -
Persepsi 2. apakah layanan informasi ini 1. Saya tidak menyukai layanan
penyalah tepat diberikan kepada anda; informasi ini diberikan
gunaan 3. apakah layanan informasi ini kepada siswa SMP;
narkoba sudah akurat; 4. Layanan informasi ini kurang
5. Apakah anda mendapatkan tepat untuk mengurangi
layanan informasi ini dengan penyalahgunaan narkoba;
akurat; 7. Layanan informasi yang
Tepat sasaran 9. Apakah layanan informasi diberikan disekolah tidak
yang diberkan kepada anda berjalan dengan lancar;
berjalan dengan lancer;
29. Banyak remaja SMP yang
terlibat penyalahgunaan
narkoba sehingga layanan ini
sangat tepat diberikan untuk
saya ;
Mudah 6. Apakah layanan informasi 8. Layanan informasi yang
dipahami yang diberikan mudah diberikan terlalu luas
dipahami; sehingga sulit untuk
28. Materi pembelajaran tentang dipahami;
layanan informasi 10. Durasi waktu layanan yang
penyalahgunaan narkoba diberikan terlalu singkat
mudah dipahami; sehingga kami kurang
paham;
25. Layanan informasi yang
diberikan hanyalah sebuah
teori yang susah untuk
dilaksanakan;
27. Pada saat layanan informasi
diberikan suasana kelas
tidak kondusif sehingga saya
kurang memahami;
Tetap waktu 11. Apakah layanan informasi 12. Layanan informasi ini tidak
yang diberikan sudah tepat tepat diberikan kepada siswa
waktu untuk anda; SMP;
15. Layanan informasi yang
diberikan tidak tepat untuk
remaja seusia saya;
Menyeleksi 13. Apakah layanan informasi 14. Layanan informasi yang
yang diberikan dapat diberikan tidak
membantu menambah mempengaruhi pergaulan
pengetahuan anda tentang saya diluar sekolah;
narkoba; 16. Layanan yang diberikan
26. Setelah saya mendapatkan tidak mempengaruhi prestasi
layanan informasi yang belajar disekolah;
diberikan saya dapat
menyeleksi teman pergaulan
yang baik;
17. Apakah layanan informasi 20. Saya menjauhi narkoba
yang diberikan dapat karena larangan orang tua;
menjadikan anda untuk sehat
tanpa narkoba;
Mengatur
18. Apakah layanan informasi
yang diberikan
mempengaruhi anda untuk
memilih teman pergaulan;
Menginterpreta 19. Apakah anda bisa menjauhi 22. Layanan informasi yang
sikan penyalahgunaan narkoba; diberikan tidak memberikan
masukan- 21. Apakah anda memahami gambaran tentang
dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba;
masukan
penyalahgunaan narkoba; 23. Saya tidak memahami tetang
informasi 24. Saya sangat bersyukur diusia bahan/kandungan yang
untuk saya yang saat ini sudah sangat berbahaya yang ada
menciptakan mendapatkan layanan pada narkoba;
gambaran informasi tentang 30. Menurut saya layanan
keseluruhan penyalahgunaan narkoba; informasi ini hanya untuk
yang berarti orang dewasa;
H. Pengujian Instrument Penelitian

Instrument merupakan alat untuk mengukur, mengobservasi, atau dokumentasi

yang dapat menghasilkan data kuantitatif.66

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument.67 Menurut Sugiyono instrumen yang valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. 68

Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu

yang hendak diukur.69 Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan

rumus korelasi product moment dengan rumus:

𝑁 XY − X Y
r𝑥𝑦 =
N X2 − ( X)2 (N Y 2 ) − ( Y)2

Rumus Korelasi Product Moment

Keterangan :
r𝑥𝑦 : Koefisien validitas item yang dicari
X : Skor responden untk tipa item
Y : Total skor tiap responden dari seluruh item
X : Jumlah skor dalam distribusi X
Y : Jumlah skor dalam distribusi Y
X2 : Jumlah kuadrat masing-masing skor X
Y 2 : Jumlah kuadrat masing-masing skor X
N : Jumlah subjek

66
Ibid. h. 72.
67
Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h. 211.
68
Sugiyono, Op.Cit, h. 121.
69
Novalia & Muhamad Syazali, Op.Cit, h. 37.
2. Uji Realibilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik.70 Menurut Sugiyono instrumen yang reliabel adalah instrumen

yang bila digunakan beberapa kali akan menghasilkan data yang konsisten sama. 71

Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel, jika pengukurannya konsisten,

cermat dan akurat.72 Tujuan dari uji reliabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi

dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya, hasil

pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok subjek yang homogen diperoleh hasil yang relatif sama.73

Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan Cronbach Alpha, yaitu:74

𝑘 𝑠𝑖2
𝑟11 = 1− 2
𝑘−1 𝑠𝑖

Rumus Cronbach Alpha

Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrument/ koefesien Alfa
k = Banyaknya butir pertanyaan/ soal
𝑠𝑖2 = Varians total
Σ 𝑠𝑖2 = Jumlah seluruh varians masing-masing soal

70
Suharsimi Arikunto, Op.Cit. h. 221.
71
Sugiyono, Lo.Cit. h. 121.
72
Novalia & Muhamad Syazali, Op.Cit. h. 39.
73
Novalia & Muhamad Syazali, Loc.Cit. h. 39.
74
Novalia & Muhamad Syazali, Loc.Cit. h. 39.
I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini guna mengetahui adanya pengaruh, sehingga teknik yang

digunakan dalam menganalisis uji hipotesis menggunakan uji regresi linier

sederhana dengan rumus dalam Syofian Siregar adalah sebagai berikut:

𝑌 = a + bX
Rumus Persamaan Regresi Linier Sederhana

Keterangan :
𝑌 = Variabel Terikat
X = Variabel bebas
a dan b = Konstanta75
Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung terlebih dahulu

harga a dan b. Cara menghitung harga a dan b menurut Syofian Siregar yaitu:

𝑌−𝑏. 𝑋
Mencari nilai konstanta 𝑎= 𝑛

Rumus mencari nilai konstanta a

𝑛. 𝑋𝑌− 𝑋. 𝑌
Mencari nilai konstanta 𝑏= 𝑛. 𝑋 2 −( 𝑋)2

Rumus mencari nilai konstanta b

Keterangan :
𝒏 = jumlah data.76

75
Syofian Siregar, Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: PRENADAMEDIA
GROUP, 2015), h. 220.
76
Syofian Siregar, Op.Cit, h. 221.
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan sesuai dengan hipotesis yang

diajukan peneliti maka data yang akan diperoleh akan dianalisis dan diolah dengan

bantuan program SPPS (Statistical Product and Service Solution).


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul “Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Persepsi

Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2016/2017” yang telah dilaksanakan pada bulan Maret 2017.

Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk membantu peserta didik mengetahui dan

memahami persepsi penyalahgunaan narkoba di SMP Negeri 13 Bandar Lampung.

Banyak remaja yang memiliki persepsi positif tentang narkoba. Persepsi yang mereka

miliki bahwa mengkonsumsi narkoba dapat meningkatkan gairah hidup,

mengkonsumsi narkoba dapat meningkatkan konsentrasi dalam belajar dan narkoba

dapat menghilangkan perasaan-perasaan kesal dan tertekan, pengguna narkoba

biasanya akan lebih mudah dalam berfikir dan menerima materi pelajaran,

mengkonsumsi narkoba dapat meningkatkan kesehatan dan dengan mengkonsumsi

narkoba, akan turut membantu perkembangan bangsa dan negara. Hal-hal tersebut

adalah persepsi yang dimiliki kebanyakan remaja, mereka tidak mengetahui tentang

bahayanya mengkonsumsi narkoba. Peneliti dalam menangani permasalahan yang

terjadi menggunakan layanan informasi.


1. Profil Umum Penyalahgunaan Karkoba

Berdasarkan hasil penyebaran instrumen penelitian persepsi penyalahgunaan

narkoba terhadap peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2016/2017 peneliti melakukan layanan informasi tentang

persepsi penyalahgunaan narkoba.

Tabel 6
Gambaran Umum Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik
Kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017

Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase

Tinggi 80-120 32 59,26%

Sedang 50-79 12 22,23%

Rendah 1-49 10 18,51%

Jumlah 54 100 %

Tabel 6 menyatakan bahwa gambaran umum tentang layanan informasi

terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba dengan penyebaran angket yang

berjumlah 54 peserta didik. Terdapat 32 peserta didik (59,26%) berada pada

kategori tinggi, 12 peserta didik (22,23%) pada kategori sedang, 10 peserta didik

(18,51%) pada kategori rendah.

Hasil tersebut didapatkan dari penyebaran angket yang berjumlah 30 item

pernyataan kepada 54 peserta didik. sebanyak 32 peserta didik (59,26%) yang

berada pada kategori tinggi. Hal ini berbeda dengan skor yang didapatkan
sebelum diberikan layanan informasi, hal ini yang menunjukkan persepsi

penyalahgunaan narkoba yang ditandai kurangnya layanan informasi yang benar

tentang persepsi penyalahgunaan narkoba. Sementara itu, peserta didik yang

berada pada kategori sedang yang berjumlah 10 peserta didik (22,23%)

menunjukkan terdapat beberapa peserta didik mengetahui tentang pengetahuan

penyalahgunaan narkoba. Sedangkan pada kategori rendah terdapat 10 peserta

didik dengan persentase 18,51%.

Tujuan diadakan layanan informasi agar peserta didik dapat mengurangi

penyalahgunaan narkoba dan merubah persepsi positif mereka tentang narkoba.

Persepsi penyalahgunaan narkoba pada peserta didik dapat dilihat pada berbagai

indikator, diantaranya: (1) tepat sasaran; (2) mudah dipahami; (3) tepat waktu;

(4) menyeleksi; (5) Mengatur; dan (6) menginterpretasikan masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.

a. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat

sasaran

Hasil penelitian menunjukkan gambaran Persepsi penyalahgunaan narkoba

peserta didik pada indikator tepat sasaran berada pada kategori tinggi

sebanyak 22 peserta didik (59,26%), pada kategori sedang sebanyak 32

peserta didik (40,74%), pada kategori rendah sebanyak 0 peserta didik (0%).

Secara rinci disajikan pada Tabel 7.


Tabel 7
Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Tepat Sasaran

Kategori Interval Frekuensi Persentase  Presentase

Tinggi 31-40 22 59,26%

Sedang 16-30 32 40,74% 100%

Rendah 1-15 0 0%

Berdasarkan tabel 7 persentase pada indikator tepat sasaran peserta didik

sebagian besar berada pada kategori sedang, sedangkan peserta didik lainnya

berada pada kategori tinggi. Hal ini ditandai dengan sikap peserta didik masih

acuh untuk memperhatikan saat layanan informasi diberikan.

b. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mudah di

Pahami

Hasil penelitian menunjukkan gambaran mudah dipahami peserta didik saat

diberikan layanan informasi. Kategori tinggi sebanyak 44 peserta didik

(81,49%), pada kategori sedang sebanyak 10 (18,51%) peserta didik

(18.75%), pada kategori rendah sebanyak 0 peserta didik (0%) Secara rinci

disajikan pada Tabel 8.


Tabel 8
Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Indikator Mudah dipahami

Kategori Interval Frekuensi Persentase  Presentase

Tinggi 11-16 44 81,49%

Sedang 6-10 10 18,51% 100%

Rendah 1-5 0 0%

Berdasarkan tabel 8 persentase pada indikator mudah dipahami peserta

didik sebagian besar berada pada kategori tinggi, sedangkan peserta didik

lainnya berada pada kategori sedang, pada kategori rendah 0. Hal ini ditandai

dengan masih banyaknya peserta didik yang memperhatikan saat diberikan

layanan informasi.

c. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat

Waktu

Hasil penelitian menunjukkan gambaran tepat waktu layanan informasi itu

diberikan. Peserta didik pada yang berada pada kategori tinggi sebanyak 44

peserta didik (81,49%), pada kategori sedang sebanyak 10 peserta didik

(18,51%), dan pada kategori rendah sebanyak 0 peserta didik. Secara rinci

disajikan pada Tabel 10.


Tabel 9
Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat Waktu
Kategori Interval Frekuensi Persentase  Presentase

Tinggi 11-16 44 81,49%

Sedang 6-10 10 18,51% 100%

Rendah 1-5 0 0%

Berdasarkan tabel 9 persentase pada indikator tepat waktu peserta didik

sebagian besar berada pada kategori sangat tinggi, sedangkan peserta didik

lainnya berada pada kategori rendah dan rendah 0. Tingkat indikator tepat

sasaran ini cenderung tinggi yang terlihat dari karena mereka merasa harus

sejak dini diberikan layanan informasi tentang narkoba.

d. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator

Menyeleksi

Hasil penelitian menunjukkan gambaran indikator menyeleksi peserta didik

pada kategori tinggi sebanyak 43 peserta didik (79,62%), pada kategori

sedang sebanyak 11 peserta didik (20,38%), dan pada kategori rendah

sebanyak 0 peserta didik. Secara rinci disajikan pada Tabel 11.

Tabel 10
Gambaran Persepsi Penyalahgunaan NarkobaPada Indikator Menyeleksi
Kategori Interval Frekuensi Persentase  Presentase
Tinggi 11-16 43 79,62%
Sedang 6-10 11 20,38% 100%
Rendah 1-5 0 0%
Berdasarkan tabel 10 persentase pada indikator menyeleksi peserta didik

sebagian besar berada pada kategori tinggi, sedangkan peserta didik lainnya

berada pada kategori sedang. Tingkat menyeleksi ini peserta didik pada

indikator ini cenderung tinggi yang ditandai dengan sikap peserta didik yang

sangat menyeleksi informasi yang ada.

e. Gambaran Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mengatur

Hasil penelitian menunjukkan gambaran indikator mengatur peserta didik

pada indikator ini berada pada kategori tinggi sebanyak 34 peserta didik

(69,97%), pada kategori sedang sebanyak 18 peserta didik (33,33%)

sedangkan pada kategori rendah sebanyak 2 peserta didik (3,70%). Secara

rinci disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11
Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mengatur

Kategori Interval Frekuensi Persentase  Presentase

Tinggi 9- 12 34 62,97%
Sedang 5- 8 18 33,33% 100%
Rendah 1-4 2 3,70%

Berdasarkan tabel 11 persentase pada indikator mengatur dalam persepsi

penyalahgunaan narkoba peserta didik sebagian besar berada pada kategori

tinggi, sedangkan peserta didik lainnya berada pada kategori sedang, dan

rendah. Tingkat persepsi penyalahgunaan narkoba pada indikator ini


cenderung tinggi dikarenakan peserta didik lebih menyeleksi informasi yang

masuk.

f. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator

Menginterpretasi masukan informasi untuk menciptakan gambaran

keseluruhan yang berarti

Hasil penelitian menunjukkan gambaran menginterpretasikan peserta didik

berada pada kategori tinggi sebanyak 32 peserta didik (59,25%) pada kategori

sedang sebanyak 22 peserta didik (40,74%), pada kategori rendah sebanyak 0

peserta didik (0%) Secara rinci disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12
Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Menginterpretasikan

Kategori Interval Frekuensi Persentase  Presentase

Tinggi 15-20 32 59,25%

Sedang 8-14 22 40,74% 100%

Rendah 1-7 0 0%

Berdasarkan tabel 12 persentase pada indikator mengintepretasikan

persepsi penyalahgunaan narkoba peserta didik sebagian besar berada pada

kategori tinggi, sedangkan peserta didik lainnya berada pada sedang. Tingkat

menginterpretasikan peserta didik pada indikator ini cenderung tinggi karena


mereka memiliki antusias yang baik terhadap layanan informasi tentang

narkoba yang diberikan.

2. Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Persepsi Penyalahgunaan

Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13 Lampung

Tahun Ajaran 2016/2017

a. Pelaksanaan Layanan Informasi Terhadap Persepsi Penyalahgunaan

Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13 Lampung

Tahun Ajaran 2016/2017

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan layanan informasi yang

dilakukan pada peserta didik yang sudah dipilih berdasarkan purvose

sampling. Kegiatan tersebut dilaksanakan di ruang kelas SMP Negeri 13

Bandar Lampung. Pretest diberikan pada hari Kamis, 02 Maret 2017

kepada seluruh peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar

Lampung.

Pada tahap ini bertujuan untuk membina hubungan baik diawal

pertemuan dengan peserta didik, serta memberikan pengarahan tentang

penelitian yang akan dilakukan tentang layanan yang berupa layanan

informasi serta menggali informasi terkait persepsi penyalahgunaan

narkoba. Pelaksanaan layanan informasi dapat dikatakan cukup lancar

hal ini dapat dilihat dari seluruh peserta didik yang antusias

memperhatikan saat layanan informasi diberikan kepada peserta didik.


1) Pertemuan 1

Hari/Tanggal : Kamis, 09 Maret 2017

Waktu : 10.30 WIB

Tempat : Ruangan Kelas

Kegiatan layanan informasi dibuka dengan mengucapkan salam.

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada peserta didik atas

kesediaannya untuk mengikuti layanan informasi. Peneliti meminta

ketua kelas untuk memimpin doa dengan harapan supaya

pelaksanaan layanan informasi dapat berjalan dengan lancar dan

memberikan manfaat. Peneliti mengawali untuk memulai perkenalan

yang dilanjutkan oleh peserta didik secara bergantian meliputi nama

dan alamat. Kegiatan selanjutnya yaitu peneliti menjelaskan apa yang

akan dilakukan peneliti nantinya untuk melaksanakan layanan

informasi selama 45 menit untuk pertemuan layanan informasi pada

pertemuan pertama ini.

Pada tahap ini peniliti akan membina hubungan baik agar peserta

didik merasa aman, nyaman, dan percaya dengan peneliti, sehingga

peserta didik dapat hadir dengan sukarela dan terbuka pada saat

proses layanan informasi. Pertemuan ini peneliti memberikan

penjelasan mengenai angket yang akan dibagikan kepada peserta

didik, maksud dan tujuan angket layanan informasi serta cara

pengisian angket tersebut yang nantinya untuk dijadikan sebagai hasil


pretest. Setelah pretest selesai peneliti memulai masuk pada layanan

informasi tentang narkoba. Pertemuan pertama yang akan dibahas

oleh peneliti masuk pada pengertian narkoba. Layanan informasi

narkoba ini diberikan bertujuan agar peserta didik mengetahui apa itu

narkoba, ciri-cirinya, jenis-jenisnya serta dampak buruk

mengkonsumsi narkoba.

2) Pertemuan ke dua

Hari/Tanggal : Selasa , 14 Maret 2017

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Ruangan Kelas

Kegiatan layanan informasi pada pertemuan kedua dibuka

dengan mengucapkan salam. peneliti mengucapkan terimakasih

kepada peserta didik atas kehadirannya dan dilanjutkan dengan

meminta ketua kelas untuk memimpin do’a. Peneliti mengulas sedikit

mengenai kegiatan layanan informasi sebelumnya. Kegiatan

selanjutnya yaitu masih sama dengan pertemuan sebelumnya yaitu

layanan informasi tetapi dengan tema yang berbeda. Peneliti

menjelaskan kembali kepada peserta didik tentang pengertian, tujuan,

proses, azas serta cara pelaksanaan layanan informasi. Pertemuan

kedua ini peneliti memberikan layanan tentang pengertian narkoba

serta ciri-cirinya. Layanan informasi informasi pada pertemuan


kedua ini bertujuan agar peserta didik mengetahui dengan jelas apa

itu narkoba serta ciri-cirinya.

3) Pertemuan Ke Tiga

Hari/Tanggal : Kamis, 16 Maret 2017

Waktu : 10:30 Wib

Tempat : Ruangan Kelas

Pertemuan ketiga layanan informasi ini diawali dengan peneliti

melakukan opening dengan menyambut peserta didik dengan baik,

memberi salam, menyapa, membangun hubungan baik misalnya,

menanyakan kabar, serta menggunakan kalimat yang membuat

peserta didik merasa nyaman dan akrab. Kemudian memasuki

pembahasan inti, peneliti memberikan layanan informasi serta

menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam layanan informasi pada

pertemuan ini yaitu agar peserta didik mengetahui macam-macam

narkoba dan dampak dari menggunakan narkoba. Pertemuan ketiga

ini merupakan kegiatan inti dan yang paling utama dalam layanan

informasi yang diberikan ini. Oleh sebab itu, layanan informasi jenis

narkoba dan dampaknya akan diberikan pada pertemuan ketiga dan

kempat hal ini bertujuan agar peserta didik sangat jelas tentang

narkoba.
4) Pertemuan Ke Empat

Hari/Tanggal : Selasa, 21 Maret 2017

Waktu : 09:00 WIB

Tempat : Ruang Kelas

Memasuki pertemuan keempat kegiatan yang dilakukan masih

sama dengan kegiatan sebelumnya yaitu memberikan layanan

informasi kepada peserta didik agar mengetahui tentang dampak

penyalahgunaan narkoba. Seperti biasa proses layanan informasi

diawali dengan peneliti melakukan opening dengan menyambut

peserta didik dengan baik, memberi salam, menyapa, membangun

hubungan baik misalnya, menanyakan kabar, serta menggunakan

kalimat yang membuat peserta didik merasa nyaman dan akrab.

Kemudian memasuki pembahasan inti, peneliti memberikan layanan

informasi bertujuan agar peserta didik lebih jelas tentang dampak

penyalahgunaan narkoba.

Pertemuan keempat ini merupakan pertemuan terakhir layanan

informasi tentang persepsi penyalahgunaan narkoba. Pertemuan ini

peneliti memberikan penjelasan kembali mengenai angket yang akan

dibagikan kepada peserta didik, maksud dan tujuan angket layanan

informasi serta cara pengisian angket tersebut yang nantinya untuk

dijadikan sebagai hasil postest.


Mengakhiri pertemuan layanan informasi pada hari ini, peneliti

mengucapkan banyak terimakasih atas partisipasi dan kerjasamanya.

Kegiatan layanan informasi diakhiri dengan salam dan doa.

3. Hasil Uji Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Persepsi

Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri

13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Ho = Layanan Informasi Tidak Berpengaruh Terhadap Persepsi

Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri

13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017.

2. Hi = Layanan Informasi Berpengaruh Terhadap Persepsi Penyalahgunaan

Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. Adapun hipotesis statistiknya adalah

sebagai berikut:

H0 : µ1 ≠ µ0

H1 : µ1= µ0

Berdasarkan hasil uji regresi linier pada peserta didik yang diberi

layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba peserta

didik dapat dilihat sebagai berikut:


Tabel 13
Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Secara Keseluruhan
Coefficientsa
Stan
dardi
95.0%
Unstandardize zed Collinearity
Confidence Correlations
d Coefficients Coef Statistics
Interval for B
ficie
nts

Std. Lower Upper Zero- Tolera


Model B Error Beta T Sig. Bound Bound order Partial Part nce VIF

1 (Constat) 70.744 11.96 5.937 .000 46.832 94.656

X .069 .178 .054 .390 .698 -.287 .426 .054 .054 .054 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant

yaitu 5,937 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469

karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000

yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti Sig pada tabel B adalah 0,000 yang

berarti probabilitas 0,000. Berdasarkan tabel nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel

tersebut, bahwa nilai thitung untuk X yaitu 0,390 pada ttabel dengan df 52 dan taraf

signifikan 0,05 diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima.

Sedangkan sig pada tabel nilai X adalah 0,698 yang berarti probabilitas 0,698,

karena probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima yang artinya B tidak berarti.
Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat model regresi dugaannya yaitu: Y

= 70,744.

Hasil analisis data tersebut dapat juga dilihat pada grafik kelinieran seperti

dibawah ini.

Grafik 1
Grafik Kelinieran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Secara Keseluruhan

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi

normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat

bahwa sebaran data pada gambar tersebut tersebar pada sumbu normal, maka

dapat dikatakan bahwa pernyataan normalitas dapat dipenuhi yang berarti

kelinierannya normal.

a. Hasil Uji Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat

Sasaran

Hasil uji persepsi penyalahgunaan narkoba pada indikator tepat sasaran

untuk melihat efektif tidaknya layanan informasi ini diberikan ke peserta didik
seusia mereka. Hasil dari indikator tepat sasaran dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 14
Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Tepat sasaran

Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficien Collinearity
Coefficients ts Correlations Statistics

Std. Zero- Tolera


Model B Error Beta T Sig. order Partial Part nce VIF

1 (Constant) 60.477 13.714 4.410 .000

X .251 .207 .166 1.212 .231 .166 .166 .166 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant

yaitu 4,410 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469

karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000

yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang

berarti probabilitas 0,000. Untuk nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel diatas,

bahwa nilai thitung untuk X yaitu 1,212 pada ttabel dengan df 52 dan taraf

signifikan 0,05 diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima.

sedangkan sig pada tabel B adalah 0,231 yang berarti probabilitas 0,231 karena

probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima yang artinya B tidak berarti.
Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat model regresi dugaannya yaitu:

Y = 60,477.

Hasil analisis data tersebut dapat dilihat juga pada grafik kelinieran seperti

dibawah ini :

Grafik 2.
Grafik Kelinieran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat
Sasaran

Berdasarkan grafik tersebut Jika residual berasal dari distribusi normal, maka

nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat bahwa sebaran

data pada gambar tersebut tersebar hampir semua tidak pada sumbu normal,

maka dapat dikatakan bahwa pernyataan normalitas tidak dapat dipenuhi.

b. Hasil Uji Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mudah

Dipahami

Hasil uji layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba

pada indikator mudah dipahami didapatkan oleh sebagai berikut.


Tabel 15
Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Mudah Dipahami
Coefficientsa
Standard
ized
Unstandardized Coeffici Collinearity
Coefficients ents Correlations Statistics

Std. Zero- Partia Tolera


Model B Error Beta T Sig. order l Part nce VIF

1 (Constan) 63.321 8.779 7.213 .000

X .204 .126 .219 1.621 .111 .219 .219 .219 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant

yaitu 7.213 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena

thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti

Sig 0,000< 0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas

0,000. Untuk nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa

nilai thitung untuk X yaitu 1,621 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05

diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B

adalah 0,111 yang berarti probabilitas 0,111 karena probabilitas lebih dari 0,05 maka

diterima yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis diatas maka dapat dibuat

model regresi dugaannya yaitu: Y = 63.321.


Hasil data tersebut dapat juga dilihat pada grafik kelinieran dibawah ini :

Grafik 3
Grafik Kelinieran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Mudah Dipahami

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi

normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat

bahwa sebaran data pada gambar tersebut tersebar semua pada sumbu normal,

maka dapat dikatakan bahwa pernyataan normalitas dapat dipenuhi.

c. Hasil Uji Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat

Waktu

Hasil uji layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba

pada indikator tepat waktu didapatkan oleh sebagai berikut.


Tabel 16
Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mudah
Dipahami
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model T Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) 71.490 8.916 8.018 .000


X .079 .126 .087 .626 .534

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant yaitu 8,018

pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena thitung > ttabel

maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti Sig 0,000<

0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000. Untuk

nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk

X yaitu 0,626 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469,

karena thitung < Ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B adalah 0,534 yang

berarti probabilitas 0,534 karena probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima yang

artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis diatas maka dapat dibuat model regresi

dugaannya yaitu: Y = 71.490.

Hasil data tersebut dapat juga dilihat pada grafik kelinieran disebagai berikut:
Grafik 4
Grafik Kelinieran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat
Waktu

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi

normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat

bahwa sebaran data pada gambar tersebut tersebar semua pada sumbu normal,

maka dapat dikatakan bahwa pernyataan normalitas dapat dipenuhi.

d. Hasil Uji Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Menyeleksi

Hasil uji layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba

pada indikator tepat waktu didapatkan oleh sebagai berikut.


Tabel 17
Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Menyeleksi
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.


1 (Constant) 57.556 11.660 4.936 .000
X .247 .162 .207 1.525 .133
a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant

yaitu 4,936 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena

thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti

Sig 0,000< 0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas

0,000. Untuk nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa

nilai thitung untuk X yaitu 1,525 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05

diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B

adalah 0,133 yang berarti probabilitas 0,133 karena probabilitas lebih dari 0,05 maka

diterima yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat

model regresi dugaannya yaitu: Y = 57.556.

Hasil data tersebut dapat dilihat juga pada grafik kelinieran seperti dibawah ini:
Grafik 5
Grafik Kelinieran Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Menyeleksi

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi

normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat bahwa

sebaran data pada gambar tersebut tersebar semua pada sumbu normal, maka dapat

dikatakan bahwa pernyataan normalitas dapat dipenuhi.

e. Hasil Uji Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mengatur

Hasil uji layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba

pada indikator mengatur didapatkan oleh sebagai berikut.


Tabel 18
Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Mengatur
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.


1 (Constant) 71.812 10.522 6.825 .000

X .047 .143 .045 .326 .746

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant

yaitu 6.825 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena

thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti

Sig 0,000< 0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas

0,000. Untuk nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa

nilai thitung untuk X yaitu 0,326 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05

diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B

adalah 0,746 yang berarti probabilitas 0,746 karena probabilitas lebih dari 0,05 maka

diterima yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat

model regresi dugaannya yaitu: Y = 51.812.

Hasil data tersebut dapat dilihat juga pada grafik kelinieran seperti dibawah ini:
Grafik 6
Grafik Kelinieran Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mengatur

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi

normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat

bahwa sebaran data pada gambar tersebut tersebar semua pada sumbu normal,

maka dapat dikatakan bahwa pernyataan normalitas dapat dipenuhi.

f. Hasil Uji Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Menginterpretasikan

masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan

yang berarti

Hasil uji layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba pada

indikator menginterpretasikan didapatkan oleh sebagai berikut.


Tabel 19
Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mudah
Dipahami
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 85.612 10.163 8.424 .000
X -.148 .147 -.138 -1.007 .319
a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant

yaitu 8.424 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena

thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti

Sig 0,000< 0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas

0,000. Untuk nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa

nilai thitung untuk X yaitu -1,007 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05

diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B

adalah 0,319 yang berarti probabilitas 0,319 karena probabilitas lebih dari 0,05 maka

diterima yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat

model regresi dugaannya yaitu: Y = 85.612.

Hasil data tersebut dapat dilihat juga pada grafik kelinieran seperti dibawah ini:
Grafik 7
Grafik Kelinieran Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Menginterpretasikan

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi

normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat bahwa

sebaran data pada gambar tersebut tersebar semua pada sumbu normal, maka dapat

dikatakan bahwa pernyataan normalitas dapat dipenuhi.

B. Pembahasan

Pembahasan Umum Persepsi Penyalahgunaan Narkoba di SMP Negeri

13 Bandar Lampung

Hasil penelitian persepsi penyalahgunaan narkoba menunjukkan gambaran

umum tentang layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba terdapat

32 peserta didik (59,26%) berada pada kategori tinggi, 12 peserta didik (22,23%)

pada kategori sedang, 10 peserta didik (18,51%) pada kategori rendah.


Hasil tersebut didapatkan dari penyebaran angket yang berjumlah 30 item

pernyataan kepada 54 peserta didik. Sebanyak 32 peserta didik (59,26%) yang berada

pada kategori tinggi. Hal ini berbeda dengan skor yang didapatkan sebelum diberikan

layanan informasi, hal ini yang menunjukan persepsi penyalahgunaan narkoba yang

ditandai kurangnya layanan informasi yang benar tentang persepsi penyalahgunaan

narkoba. Sementara itu, peserta didik yang berada pada kategori sedang yang

berjumlah 10 peserta didik (22,23%) menunjukkan terdapat beberapa peserta didik

mengetahui tentang pengetahuan penyalahgunaan narkoba. Sedangkan pada kategori

rendah terdapat 10 peserta didik dengan persentase 18,51%.

Hasil penelitian yang peneliti dapatkan adalah Berdasarkan perhitungan data

secara keseluruhan dengan menggunakan uji regresi linier dengan SPSS Versi 17

dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant yaitu 5,937 pada ttabel dengan df 52

dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak,

sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti

Sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000. Berdasarkkan tabel

nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersbut, dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk X

yaitu 0,390 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469,

karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel nilai X adalah 0,698

yang berarti probabilitas 0,698, karena probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima

yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat model

regresi dugaannya yaitu:Y = 70,744.


Hasil analisis data tersebut dapat juga dilihat pada grafik kelinieran pada

grafik 1. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran data

akan terletak sekitar garis lurus, terlihat bahwa sebaran data pada gambar diatas

tersebar pada sumbu normal, maka dapat dikatakan bahwa pernyataan normalitas

dapat dipenuhi yang berarti memiliki kelinierannya.

Tujuan diadakan layanan informasi sebagai media bimbingan dan konseling

agar peserta didik dapat memahami benar-benar tentang narkoba seperti apa itu

narkoba, bahaya atau dampak narkoba seperti apa dan juga dapat mengurangi

penyalahgunaan narkoba dan merubah persepsi mereka tentang narkoba. Persepsi

adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang di peroleh

dengan menyimpulkan informasi dan menfsirkan pesan. Persepsi adalah mengenal

dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. Kata

lain yang menyangkut persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau

informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus

mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat panca

inderanya,yaitu indera penglihatan, pendengar, peraba, perasa dan pencium. Dengan

demikian persepsi remaja tentang penyalahgunaan narkoba adalah tanggapan yang

terjadi dalam diri remaja tentang penggunaan atau konsumsi narkoba sehingga remaja

sadar bahwa penggunaan narkoba berdampak pada kesehatannya. Kesadaran tersebut

didapat remaja dari lingkungan yang selalu memberi peringatan akan dampak

penggunaan narkoba ataupun dari pengamatan langsung akan dampak narkoba pada

orang yang dikenal yang kebetulan pecandu.


Pentingnya layanan informasi tentang persepsi narkoba memang harus

diberikan kepada anak sejak dini agar mereka memiliki dasar pengetahuan untuk

bekal mereka kelak dewasa. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang narkoba

setidaknya mereka sudah mengetahui bahaya menggunakan narkoba sehingga disaat

mereka dewasa dan menjumpai barang tersebut mereka sudah memiliki pengetahuan

yang bisa dijadikan pagar untuk dirinya dan sudah tidak ada perasaan ingin mencoba

karena sudah mengetahui bahaya narkoba, baik dampak untuk kesehatannya maupun

dampak hukum pidana jika mengkonsumsi narkoba. Maraknya narkoba telah banyak

mempengaruhi mental dan sekaligus pendidikan bagi para pelajar saat ini. Masa

depan bangsa yang besar ini bergantung sepenuhnya pada upaya pembebasan kaum

muda dari bahaya narkoba. Narkoba telah menyentuh lingkaran yang semakin dekat

dengan kita semua, penyebaran narkoba tidak mengenal golongan pelajar,

mahasiswa, penjabat, polisi, dan lain-lainnya. Remaja merupakan pengguna narkoba

yang paling banyak di indonesia dan indonesia sekarang ini telah menjadi negara

pengedaran narkoba jaringan internasional. Dari penjelasan singkat tersebut dapat

menggambarkan bahwa narkoba adalah sesuatu yang sangat berbahaya dan wajib kita

hindari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden negatif

tentang penyalahgunaan narkoba. Persepsi negatif membuat remaja cenderung untuk

mengkonsumsi narkoba serta mengesampingkan dampak yang muncul, baik dampak

terhadap diri sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitar. Pada diri sendiri, remaja

yang terbiasa mengkonsumsi narkoba lebih cenderung menyendiri dan kesulitan


beraktivitas normal sebagaimana remaja lain. Keluarga remaja yang mengkonsumsi

narkoba tentu menolak keberadaan sebagai anggota keluarga sehingga seringkali

dikucilkan, dikesampingkan dan diabaikan. Lingkungan remaja juga memberikan

sanksi sosial atas perilaku konsumsi narkoba. Disamping itu persepsi negatif tentang

penyalahgunaan narkoba menyebabkan remaja meremehkan konsekwensi hukum dari

penggunaan narkoba ketika diketahui oleh aparat penegak hukum. Sebagaimana

diketahui bahwa narkoba termasuk jenis tindak kejahatan serius. Kebiasaan

mengkonsumsi narkoba pada remaja memungkinkan mereka terjerat hukum dan

menjalani konsekwensinya yaitu dipenjara.

Persepsi negatif tentang penyalahgunaan narkoba yang dimiliki responden

meliputi persepsi negatif tentang dampak penyalahgunaan narkoba dan akibat

penyalahgunaan narkoba. Persepsi negatif tentang dampak penyalahgunaan narkoba

meliputi; persepsi bahwa mengkonsumsi narkoba dapat meningkatkan gairah hidup,

mengkonsumsi narkoba dapat meningkatkan konsentrasi dalam belajar dan narkoba

dapat menghilangkan perasaan perasaan kesal dan tertekan.Sedangkan persepsi

negatif tentang akibat penyalahgunaan narkoba meliputi persepsi bahwa pengguna

narkoba biasanya akan lebih mudah dalam berfikir dan menerima materi pelajaran,

mengkonsumsi narkoba dapat meningkatkan kesehatan dan dengan mengkonsumsi

narkoba, akan turut membantu perkembangan bangsa dan negara.

Berdasarkan persepsi-persepsi negatif yang dimiliki responden perlu diadakan

layanan informasi dari pihak sekolah secara rutin agar mereka memiliki pengetahuan

yang banyak tentang narkoba. Pihak sekolah dapat juga bekerja sama dengan polsek
terdekat untuk membantu memberikan layanan informasi atau penyuluhan tentang

dampak penyalahguanaan narkoba yang apabila mereka mengkonsumsinya dapat

merusak tubuh mereka selain itu mereka juga dapat terjerat dengan hukum pidana

yang sangat berat. Pemberian layanan informasi sejak dini dapat menjadi pagar untuk

diri mereka sendiri jika mereka tergoda ingin memakai, mereka akan berfikir dua kali

karna sudah mengetahui dampak dan hukuman jika memakai barang tersebut. Hal ini

didukung dengan penilitian Yusuf Gunawan tentang tujuan layanan informasi yang

memiliki tujuan salah satunya membantu siswa agar lebih mengenal/dekat pendidikan

dilingkungan masyarakat, karena lingkungan masyarakat tidak semuanya baik.

Layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba pada peserta

didik dapat dilihat pada berbagai indikator, diantaranya: (1) tepat sasaran; (2) mudah

dipahami; (3) tepat waktu; (4) menyeleksi; (5) Mengatur; (6) mengintrepretasikan

masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti

a. Indikator Tepat Sasaran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam layanan informasi

terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba didapatkan sebanyak 32 pesarta didik

berada pada kategori sedang (59,26 %) sedangkan sebanyak 22 peserta didik berada

pada kategori tinggi (40,74%). Hal ini menandakan layanan informasi yang diberikan

tepat sasaran karena hampir 50% peserta didik berada pada kategori tinggi sedangkan

sisanya dikategori sedang hal ini berarti mereka menyadari bahwa layanan informasi

tentang penyalahgunaan narkoba sangat penting.


Kenakalan remaja sebenarnya adalah masalah yang tidak henti-hentinya

diperdebatkan. Remaja membutuhkan informasi sejak dini tentang perubahan-

perubahan yang terjadi pada dirinya. Untuk menghadapi perubahan pada masa

remaja khususnya yang berkaitan dengan masalah kenakalannya, remaja perlu

memiliki sikap yang positif terhadap pergaulan dan kesehatannya agar remaja dapat

terhindar dari pengaruh negatif lingkungan dan menjadi remaja yang sehat, serta

menerima kedewasaannya secara bertanggungjawab. Oleh sebab itu layanan

informasi harus tepat sasaran diberikan kepada anak yang beranjak remajasebagai

pondasi mereka untuk menghadapi lingkungan masyarakat yang tidak semuanya

baikmereka sudah memiliki pengetahuan tentang bahaya narkoba. Pengetahuan yang

mereka miliki sejak dini dapat menjadi pagar untuk dirinya sendiri disaat mereka

berada dilingkungan seperti itu mereka tidak ikut terjerumus kedalamnya.

b. Indikator mudah dipahami

Berdasarkan hasil penelitian pada indikator yang kedua ini diperoleh data dari

angket yang sudah diberikan sebanyak 44 peserta didik berada pada kategori tinggi

dengan persentase 81,49% sedangkan sisanya berada pada kategori sedang yaitu 10

dengan persentase 18,51%. Hal ini menandakan bahwa layanan informasi yang telah

diberikan mudah dipahami oleh peserta didik baik dari pengertian narkoba itu seperti

apa, memahami ciri-ciri narkoba, yang paling penting adalah jenis-jenis narkoba dan

dampak dari masing masing narkoba yang dapat merusak tubuh dan masa depan

mereka terlebih lagi mereka harus menjalani hukuman pidana apabila


mengkonsumsinya.Pemahaman yang mereka miliki setidaknya dapat penjadi pagar

atau penjaga untuk diri mereka sendiri disaat nanti mereka remaja akan banyak faktor

negative dari luar yang menggoda mereka. Pemahaman tentang layanan informasi

terhadap persepsi penyalah gunaan narkoba harus diberikan dengan jelas dan mudah

dimengerti oleh mereka. Layanan ini yang merupakan pengetahuan yang sangat

penting yang menjadi pondasi utama bagi mereka.

c. Indikator tepat waktu

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini

diperoleh data sebanyak 44 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan

persentase sebanyak 81,49%. Sisanya sebanyak 10 orang berada pada kategori sedang

sebanyak 10 peserta didik dengan persentase 18,51 %. Dapat dilihat berdasarkan

keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada pada kategori tinggi ini

menandakan bahwa layanan informasi tentang persepsi penyalahgunaan narkoba

tepat waktu diberikan, mereka merasa bahwa saat peralihan masa keremaja mereka

memerlukan informasi penting sebagai bekal mereka remaja agar tidak terjerumus

kenarkoba.Pengetahuan awal tentang bahaya narkoba sangat mereka butuhkan agar

mereka tidak perrnah berfikir untuk terjerumus didalamnya.

d. Indikator menyeleksi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini

diperoleh data sebanyak 43 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan
persentase sebanyak 79,62% sisanya sebanyak 11peserta didik berada pada kategori

sedang. Sebanyak 11 peserta didik dengan persentase 20,38 %. Dapat dilihat

berdasarkan keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada pada kategori

tinggi ini menandakan bahwa layanan informasi tentang persepsi penyalahgunaan

narkoba sangat menyeleksi informasi – informasi yang diberikan untuk dimengerti

mana yang baik dan mana yang buruk. Guru BK harus pintar-pintar menyeleksi

layanan informasi tentang narkoba yang akan diberikan kepada peserta didik agar

menarik sehingga mereka antusias untuk memperhatikan saat layanan diberikan,

sehingga informasi tersebut dapat mereka serap dan dapat mereka mengerti sehingga

pengetahuan tersebut dapat mereka aplikasikan nanti disaat mereka dewasa.

e. Indikator mengatur

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini

diperoleh data sebanyak 34 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan

persentase sebanyak 62,97%. Sisanya sebanyak 18 peserta didik orang berada pada

kategori sedang. Sebanyak 18 peserta didik dengan persentase 18,51 %., dan sisanya

berada pada kategori rendah sebanyak 2 orang dengan persentase 3,70 %. Hal ini

dapat dilihat berdasarkan keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada

pada kategori tinggi ini menandakan bahwa layanan informasi tentang persepsi

penyalahgunaan narkoba dapat mengatur pengetahuan mereka tentang pentingnya

mengetahui bahaya mengkonsumsi narkoba yang diberikan, sehingga mereka merasa

bahwa saat peralihan masa keremaja informasi yang mereka ketahui sejak dulu adalah

informasi yang sangat penting.


f. Indikator menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan

gambaran keseluruhan yang brarti

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini

diperoleh data sebanyak 32 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan

persentase sebanyak 59,25%. Sisanya sebanyak 22 peserta didik berada pada kategori

sedang. Sebanyak 22 peserta didik dengan persentase 40,74 %. Dapat dilihat

berdasarkan keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada pada kategori

tinggi ini menandakan bahwa layanan informasi tentang persepsi penyalahgunaan

narkoba dapat diinterpretasikan menjadi gambaran yang baru, pengetahuan yang baru

yang dapat dijadikan bekal untuk nanti sampai tua.Layanan informasi tentang

narkoba harus diintrepretasikan dengan sangat baik agar dapat dimengerti dan benar

benar dijadikan pedoman oleh mereka.

Kenakalan remajaa ini cenderung meningkat setiap tahunnya khususnya dalam

penggunaan narkoba. Ironisnya narkoba ini tidak hanya mengancam kalangan atas,

kalangan bawah pun sudah banyak memakainya.Peredaran narkoba saat ini sudah

marak sekali.Peredaran narkoba tidak memandang siapa pun , selagi mereka mampu

membelinya tidak memandang usia dan status.Siswa atau remaja sangat rentan

terhadap penyalahgunaan narkoba karena pada masa ini remaja penuh dorongan

keingin tahuan, penjelajahan, petualang, dan mudah terpengaruh. Dalam hal ini siswa

atau remaja mempunyai berbagai macam penyebab penyalahgunaan narkoba antara

lain: penyalahgunaan narkoba yaitu ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan

tuntutan lingkungan, mengalami tekanan jiwa, tidak memikirkan akan bahaya


narkoba. Terlebih lagi narkoba sangat mudah digunakan oleh masyarakat oleh sebab

itu sejak dini kita harus menanamkan pengetahuan yang positif kepada anak anak

yang beranjak memasuki remaja. Remaja sebagai pewaris bangsa ke depan haruslah

terhindar dari narkoba. Akan sangat mengkhawatirkan jika Indonesia gagal dalam

menanggulangi narkoba secara efektif karena kemungkinan lahir sebuah generasi

yang hilang tidak terelakkan, Generasi muda yang merupakan cermin dari barisan

reformasi tidak lagi peka terhadap fenomena sosial yang terjadi di sekelilingnya.

Selain itu harkat dan martabat bangsa akan semakin rendah jika para pemimpinnya

kelak merupakan generasi yang tadinya adalah generasi yang kurang berbudi pekerti,

cepat putus asa dan tidak menghadapi tantangan zaman.

Persepsi merupakan proses yang integrated dalam diri individu terhadap stimulus

yang diterimanya. Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat

datang dari dalam diri individu. Karena persepsi merupakan aktivitas yang intergrated

dalam diri individu, maka apa yang ada di dalam diri individu akan ikut aktif dalam

persepsi. Persepsi siswa tentang penyalahgunaan narkoba pasti berbeda-beda. Positif

dan negatifnya persepsi siswa akan mempengaruhi perkembangan masa remajanya di

manaapabila timbul persepsi yang positif terhadap penyalahgunaan narkoba, maka

dia akan menyalahgunakan narkoba. Sebaliknya siswa yang memiliki persepsi

negatif terhadap penyalahgunaan narkoba maka dia tidak akan menggunakan

narkoba.

layanan informasi terhadap penyalahgunaan narkoba yang mempengaruhi

perkembangan prilaku remaja pada khususnya yaitu siswa. Masa remaja merupakan
masa peralihan dari kanak-kanak menuju remaja. Di sekolah siswa belum mengetahui

banyak tentang narkoba dan akibat menggunakan narkoba, siswa-siswa hanya

mengetahui pengertian secara umum, guru di sekolah tidak memberi penjelasan

secara jelas kepadasiswa sehingga sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang

dapat menghancurkan masa depan siswa tersebut. Oleh sebab itu, peneliti

memberikan layanan informasi tentang narkoba kepada siswa agar dapat mengetahui

narkoba lebih dalam lagi.

Layanan informasi adalah penyampaian berbagai informasi kepada sasaran

layanan agar individu dapat mengolah dan memanfaatkan informasi tersebut demi

kepentingan hidup dan perkembangannya. Layanan informasi juga termasuk dalam

media massa. Layanan informasi yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah

layanan informasi bidang bimbingan sosial. Bidang bimbingan layanan informasi ini

bidang bimbingan sosial dan pribadi. Layanan informasi dalam bimbingan sosial dan

pribadi meliputi kegiatan pemberian informasi tentang pengertian narkoba,jenis-jenis

narkoba, ciri-ciri orang menggunakan narkoba, dampak menggunakan narkoba.Oleh

sebab itu peneliti mencoba melakukan penelitian tentang layanan informasi untuk

mengetahui pengaruhnya terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba.

Berdasarkan uraian tentang layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan

narkoba diliat dari beberapa indikator diatas dapat disimpulkan bahwa layanan

informasi sangat diperlukan anak remaja sejak dini. Layanan informasi ini

diperlukaan untuk membangun pengetahuan mereka tentang narkoba agar saat

mereka dewasa mereka dapat menyesuaikan tuntutan lingkungan yang tidak


semuanya baik, selain itu mereka tidak mempunyai rasa keingin tauan untuk

memakai narkoba. Dengan pengetahuan yang mereka miliki mereka tidak mudah

untuk masuk kedalam dunia narkoba karena sudah mengetahui bahaya narkoba.

C. Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah dilaksanakan dengan sebaik mungkin, namun

peneliti menyadari betul bahwa masih banyak kekurangannya. Peneliti sebagai

pelaksana layanan informasi mengalami beberapa hambatan. Pada awal pertemuan,

peneliti mengalami kesulitan dalam membangun keaktifan peserta didik. Namun, hal

itu dapat diatasi oleh peneliti mampu membuat mereka mulai merasa nyaman.

Selain keterbatasan tersebut, dimungkinkan juga ada jawaban yang tidak

sesuai dengan keadaan sebenarnya dari peserta didik karena alasan-alasan tertentu.

Hal ini dikarenakan peserta didik dimungkinkan mencari aman dalam menjawab

angket persepsi penyalahgunaan narkoba. Namun peneliti sudah berusaha

menjelaskan kepada peserta didik untuk jujur dalam menjawab butir-butir pernyataan

angket persepsi narkoba yang sesuai dengan keadaan peserta didik yang sebenarnya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian “Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Persepsi

Penyalahgunaan Narkoba Pada peserta didik Kelas VII di SMP Negeri 13

Lampung Tahun Ajaran 2016/2017” menunjukan bahwa berpengaruh dan

meningkatkan skor, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Terdapat pengaruh layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba

pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017.

Hasil yang dapatkan adalah Berdasarkan perhitungan data secara keseluruhan dengan

menggunakan uji regresi linier dengan aplikasi SPSS Versi 17 dapat dilihat bahwa

nilai thitung untuk Constant yaitu 5,937 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan

0,05 diperoleh 1.67469 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan signifikan

pada tabel B adalah 0,000 yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti Signifikan pada

tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000. Berdasarkkan tabel nilai X

dapat dilihat berdasarkan tabel tersbut, dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk X yaitu

0,390 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469, karena

thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel nilai X adalah 0,698 yang

berarti probabilitas 0,698, karena probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima yang
artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat model regresi

dugaannya yaitu:Y = 70,744.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran-saran kepada

beberapa pihak yaitu :

1. Bagi Peserta Didik

Peserta didik perlu menumbuhkan hasrat, keinginan dan semangat untuk dapat

aktif dalam proses berjalannya layanan informasi yang diberikan oleh guru

bimbingan konseling sehingga akan meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman tentang persepsi penyalahgunaan narkoba.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling hendaknya dapat memprogramkan dan

melaksanakan pelayanan layanan informasi secara teratur, berkelanjutan

untuk membekali peserta didik untuk menuju kemasa remajanya.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang layanan

informasi pada peserta didik hendaknya dapat memberikan pemahaman yang

jelas agar mudah dimengerti tentang persepsi penyalahgunaan narkoba.

peserta didik di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: PT. Listakwarta Putra, 2003.

Ali, Mohammad dan Asrori, Mohammad. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta


Didik. Jakarta: PT Bumi, 2012.

Apandi, Yusuf. Katakan Tidak Pada Narkoba. Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2010.

Aqib, Zinal. Iktisar Bimbingan dan Koseling Disekolah. Jakarta: Yrama Widya,
1991.

Arikunto, Suharmi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka


Cipta, 1985.

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. Mengenal Penyalahgunaan Narkoba.


Jakarta: BNN RI, 2007.

Gunawan, Yusuf. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama, 1987.

Harahap Phadli. ”Jumlah Penggunaan Narkoba di Indonesia”. (On - Line), tersedia di:
Http://M.Kompasiana.Com/Phadli/Jumlah-Pengguna-Narkoba-Di-Indonesia.
(10 April 2016).

Hidayat Rahmad. “Persepsi Siswa Tentang Pribadi Konselor Yang Diharapkan Siswa
di SMP Negeri 2 Tersono”. (On – Line), tersedia di:
http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/11.artikel.fely_danretno.
(14 Desember 2016).

Latschan Thomas. “Indonesia Salah Satu Jalur Utama Penyelundupan Narkoba”. (On
– Line), tersedia di: http://www.dw.de/pbb-indonesia-salah-satu-jalur-utama-
penyelundupan-narkoba/a1825054. (10 april 2016).
Martono, Lydia Harlia dan Joewana, Satya. Pencegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkotika Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka, 2006.

Novalia dan syazali, Muhamad. Olah Data Penelitian Pendidikan. Bandar Lampung:
Anugrah Utama Raharja (AURA), 2014.

Purwoko, Budi. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling. Surabaya: Unesa


University Press, 2008.

Pratiwi, Juanita Ratna Eka. “Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Dan


Konseling Di Sman 1 Menganti, Sman 1 Driyorejo, dan Sma Al Azhar
Menganti Kabupaten Gresik”. (On – Line), Tersedia di:
Http://Gunadarma.Ac.Id/Library/Articles/Graduate/Economy/2009/Artikel_102
05pdf (Diakses 14 Desember 2016).

Prayitno dan Erman Emti. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.

Rahayu Yulius Prasetyo. “Penerapan Bimbingan Kelompok Dengan Media Vidio


Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Bahaya Narkoba”. (On – Line),
tersedia di: http://ejournal.unesa.ac.id/article.865313.pdf.Penerapan Bimbingan
Kelompok Dengan Media Vidio Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang
Bahaya Narkoba Pada Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Negoro. (15 Oktober
2016).

Siregar, Syofian. Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PRENADAMEDIA


GROUP, 2015.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,


2010.

Sukardi, Dewa Ketut dan Kusmawati, Desak P.E. Proses Bimbingan dan Konseling
Disekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

________________________________________Pengantar Pelaksanaan Bimbingan


dan Konseling Disekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta,
2013.

Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang. Bimbingan Konseling Sekolah.


Semarang: Ikip Semarang Press, 1993.
Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intelegensi).
Jakarta: PT RajaGrafindo, 2007.

Ummah Khairul. “Layanan Informasi oleh Guru BK Untuk Mengetahui Persepsi


Siswa Tentang Penginformasian Hasil Tes Inteligensi”.(On – Line), tersedia di:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24900&val=1533 Layanan
Informasi oleh Guru BK Untuk Mengetahui Persepsi Siswa Tentang
Penginformasian Hasil Tes InteligensI. (16 Oktober 2016).

Wahyuningtyas, Isnaini. Jurnal. Keefektifan Layanan Informasi Tentang Narkotika,


Psikotropika, dan Zat Adiktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa
Terhadap Bahaya Penyalahgunaan NAPZA.

Widayani. “Persepsi Akuntan Mahasiswa Akuntansi”. (On – Line), tersedia di:


http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/6947116/kamen03.pdf?pers
epsi_akuntan_mahasiswa_akutasidan.pdf. (14 Desember 2016).

Winkel dan Hastuti. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:


Media Abadi, 2006.

Wirawan, Sarwono Sarlito. Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,


2011.

Yusuf, Syamsu. Landasan Bimbingan Konseling. Jakarta: Rosda, 2009.


DOKUMENTASI SAAT MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI
TERHADAP PESEPSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA
DOKUMENTASI PENGISIAN ANGKET
DOKUMENTASI SAAT MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI
PENYALAHGUAAN NARKOBA MENGGUNKAN POWER POINT

ANGKET PERSEPSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA


Nama :

Kelas :

Nama Sekolah : SMP N 13 Bandar Lampung

PETUNJUK PENGISIAN

Berilah tanda silang (X) dengan jawaban yang sesuai dengan pengetahuan anda
tentang persepsi penyalahgunaan narkoba.

1. Saya tidak menyukai layanan informasi ini diberikan kepada siswa SMP?
a. Sangat Tidak Menyukai c. Menyukai
b. Tidak Menyukai d. Sangat Menyukai
2. Apakah layanan informasi ini tepat diberikan kepada anda?
a. Sangat Tepat c. Tidak Tepat
b. Tepat d. Tidak Tepat Sama Sekali
3. Apakah layanan informasi ini sudah akurat?
a. Sangat Sudah c. Tidak
b. Sudah d. Sangat Tidak Akurat
4. Layanan informasi ini kurang tepat untuk mengurangi penyalahgunaan narkoba?
a. Sangat Kurang c. Tepat
b. Kurang d. Sangat Tepat
5. Apakah anda mendapatkan layanan informasi ini dengan akurat?
a. Sangat Akurat c. Tidak Akurat
b. Akurat d. Sangat Tidak Akurat
6. Apakah layanan informasi yang diberikan mudah dipahami?
a. Sangat Mudah c. Sulit
b. Mudah d. Sangat Sulit
7. Layanan informasi yang diberikan disekolah tidak berjalan dengan lancar?
a. Sangat Tidak Lancar c. Lancar
b. Tidak Lancar d. Sangat Lancar
8. Layanan informasi yang diberikan terlalu luas sehingga sulit untuk dipahami?
a. Sangat Sulit c. Mudah
b. Sulit d. Sangat Mudah
9. Apakah layanan informasi yang diberkan kepada anda berjalan dengan lancar?
a. Sangat Lancar c. Mudah
b. Sulit d. Sangat Mudah
10. Durasi waktu layanan yang diberikan terlalu singkat sehingga kami kurang
paham?
a. Sangat Kurang c. Paham
b. Kurang Paham d. Sangat Paham
11. Apakah layanan informasi yang diberikan sudah tepat waktu untuk anda?
a. Sangat tepat c. Tidak tepat
b. Tepat d. Sangat tidak tepat
12. Layanan informasi ini tidak tepat diberikan kepada siswa SMP?
a. Sangat tidak tepat c. Tepat
b. Tidak tepat d. Sangat tepat
13. Apakah layanan informasi yang diberikan dapat membantu menambah
pengetahuan anda tentang narkoba?
a. Sangat Membantu c. Tidak Membantu
b. Membantu d. Sangat Tidak Membantu
14. Layanan informasi yang diberikan tidak mempengaruhi pergaulan saya diluar
sekolah?
a. Sangat Tidak Berpengaruh c. Berpengaruh
b. Tidak Pengaruh d. Sangat Berpengaruh
15. Layanan informasi yang diberikan tidak tepat untuk remaja seusia saya?
a. Sangat Tidak Tepat c. Tepat
b. Tidak Tepat d. Sangat Tepat
16. Layanan yang diberikan tidak mempengaruhi prestasi belajar disekolah?
a. Sangat Tidak Berpengaruh c. Berpengaruh
b. Tidak Berpengaruh d. Sangat Berpengaruh
17. Apakah layanan informasi yang diberikan dapat menjadikan anda untuk sehat
tanpa narkoba?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
18. Apakah layanan informasi yang diberikan mempengaruhi anda untuk memilih
teman pergaulan?
a. Sangat Berpengaruh c. Tidak Berpengaruh
b. Berpengaruh d. Tidak Sangat Berpengaruh
19. Apakah anda bisa menjauhi penyalahgunaan narkoba?
a. Bisa c. Tidak bisa
b. Ragu-ragu d. Sangat tidak bisa
20. Saya menjauhi narkoba karena larangan orang tua?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
21. Apakah anda memahami dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba?
a. Sangat Memahami c. Tidak Memahami
b. Memahami d. Sangat Tidak Memahami
22. Layanan informasi yang diberikan tidak memberikan gambaran tentang
penyalahgunaan narkoba?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
23. Saya tidak memahami tetang bahan/kandungan yang sangat berbahaya yang ada
pada narkoba?
a. Sangat Tidak Memahami c. Memahami
b. Tidak Memahami d. Sangat Tidak Memahami
24. Saya sangat bersyukur diusia saya yang saat ini sudah mendapatkan layanan
informasi tentang penyalahgunaan narkoba?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
25. Layanan informasi yang diberikan hanyalah sebuah teori yang susah untuk
dilaksanakan?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
26. Setelah saya mendapatkan layanan informasi yang diberikan saya dapat
menyeleksi teman pergaulan yang baik?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
27. Pada saat layanan informasi diberikan suasana kelas tidak kondusif sehingga
saya kurang memahami?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
28. Materi pembelajaran tentang layanan informasi penyalahgunaan narkoba mudah
dipahami?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
29. Banyak remaja SMP yang terlibat penyalahgunaan narkoba sehingga layanan ini
sangat tepat diberikan untuk saya?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
30. Menurut layanan informasi ini hanya untuk orang dewasa?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
Kisi-kisi Observasi

1. Umum

a. Letak geografi SMP Negeri 13 Bandar Lampung

b. Situasi dan kondisi SMP Negeri 13 Bandar Lampung

c. Sarana dan prasarana SMP Negeri 13 Bandar Lampung

d. Situasi dan kondisi peserta didik SMP Negeri 13 Bandar Lampung

2. Proses Belajar Mengajar

a. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran

b. Bagaimana guru bimbingan konseling (BK) dalam memberikan pembelajaran

c. Bagaimana peserta didik menerima pelajaran

d. Adakah kendala peserta didik dalam proses pembelajaran

3. Peserta Didik

a. Bagaimana sikap atau cara belajar peserta didik ketika proses pembelajaran

b. Bagaimana minat belajar peserta didik ketika proses pembelajaran

c. Bagaimana peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran


Kisi-kisi Wawancara

1. Apakah peserta didik mengetahui tentang narkoba ?

2. Apakah peserta didik mengetahui ciri-ciri tentang narkoba?

3. Apa saja yang di ketahui peserta didik tentang narkoba?

4. Apakah peserta didik tahu dampak yang diakibatkan oleh narkoba?

5. Bagaimana respon peserta didik setelah diberikan informasi tentang narkoba?

Anda mungkin juga menyukai