Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MAKALAH

SEJARAH PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

“KATEKESE DI ERA DIGITAL”

OLEH:

PAULUS WISNU KURNIAWAN SANJAYA 191124044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021
A. PENGANTAR

Melihat kenyataan yang terjadi di lingkungan tempat saya tinggal, saya tergerak
untuk mengangkat sebuah topik tentang katekese digital sebagai sarana menumbuhkan
iman umat dan juga sebagai solusi di tengah masa pandemi seperti saat ini. Saya
mendapati bahwa umat di sekitar masih kurang maksimal dalam memanfaatkan sarana
multimedia sebagai jalur pewartaan di era modern saat ini. Mereka masih merasa nyaman
dengan keadaan saat ini, di mana umat tidak hadir secara fisik di gereja untuk merayakan
Ekaristi. Hal ini menjadi permenungan terkhusus bagi saya agar dapat membebaskan
umat dari zona kenyamanan yang mereka alami saat ini.
Saya melihat bahwa dalam pemanfaatan media sosial, umat memiliki peluang
yang begitu besar, akan tetapi mereka masih menggunakan media sosial hanya sebatas
alat komunikasi saja. Oleh karena itu, katekese melalui sosial media perlu digalakan
dalam rangka memenuhi kebutuhan rohani umat yang tadinya terkikis agar dapat kembali
terbangun meskipun dalam keadaan di tengah pandemi seperti saat ini. Kenyataan ini
perlu disadari bahwa umat sudah “dinina bobokan” dengan keadaan pandemi yang
membuat umat tidak bisa hadir secara fisik di gereja. Hal ini malah menjadikan
kesempatan bagi mereka dan merasa bahwa setiap minggu tidak mendengarkan firman
Tuhan adalah satu kenyamanan. Oleh karena itu, hal ini merupakan masalah serius yang
perlu ditangani karena jika tidak, hal tersebut akan semakin menjadi masalah yang
mengakar dan meluas di tengah umat.
Masalah ini tidak bisa dianggap sepele dan perlu penanganan serta ilmu yang
cukup serta dalam prakteknya perlu ketekunan dan juga kesabaran. Maka dari itu, kita
perlu melihat kembali poin penting yang terdapat pada PKKI x (Pertemuan Kateketik
antar Kesukupan es-Indonesia ke-X) dalam melaksanakan Katekese di Era Digital saat
ini.

B. PEMBAHASAN
Latar belakang PKKI X ada berdasarkan kesadaran bahwa Gereja telah
menghadapi zaman baru, yaitu era digital dan harus siap dengan segala perubahan yang
ada. Begitu pula dengan pembahasan yang saya angkat, memiliki latar belakang yang
hampir sama, akan tetapi memiliki sedikit perbedaan, yaitu kesiapan umat dalam
mengikuti perubahan ke era digital dalam pengembangan iman terlebih di saat Gereja
masih ditutup karena keadaan pandemi yang kunjung belum membaik. Oleh karena itu,
perlu mengarahkan kesiapan umat dalam mengikuti perkembangan zaman serta tetap
mendampingi agar tidak salah jalan karena input media sosial terdapat hal negatif dan
juga positif. Jika umat belum bisa memilah antara positif dan negatif, maka perlu adanya
pendampingan dan juga pengarahan agar kebermanfaatan media sosial juga dapat
digunakan sebagai pewartaan iman terlebih hal tersebut dapat mengatasi kerinduan umat
dalam menerima sabda Allah di gereja secara offline.
Sebelum terjun di lingkup umat sekitar tempat saya tinggal, saya perlu
mempelajari pengalaman-pengalaman peserta PKKI X yang berdasar pada kemajuan
teknologi digital. Teknologi ini telah menjadi sarana yang mempermudah setiap orang
untuk berkomunikasi atau mencari informasi di platform mana pun, terutama dalam
berkomunikasi di bidang pekerjaan yang tentunya memperpendek jarak dan
memperlancar kegiatan bekerja. Tentu hal-hal tersebut di atas, memberikan perubahan
perilaku manusia secara drastis. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi inspirasi bagi para
peserta PKKI X untuk membungkus katekese lebih kompleks dan menarik serta mudah
diakses setiap orang yang menggunakan teknologi digital.
Hal ini juga menjadi inspirasi bagi saya untuk mengembangkan pewartaan
melalui media yang tentunya memudahkan umat untuk mengakses di mana saja dan
kapan saja, tentu hal tersebut akan memperlancar umat dalam memenuhi kebutuhan
rohaninya masing-masing. Pernyataan di atas secara tidak langsung juga ingin
mengatakan bahwa terdapat salah satu karakter khas manusia di era digital, yaitu Multi
Task. Mereka dapat melakukan berbagai hal dalam waktu bersaman dan juga
mempersingkat jarak dan waktu sehingga menjadi lebih efisien. Tentu hal tersebut
menjadi sebuah keuntungan bagi setiap orang yang dapat memanfaatkan kelebihan
tersebut secara maksimal, terlebih jika setiap dari kita sadar bahwa katekese juga dapat
diaplikasikan ke dalam kemajuan teknologi ini. Oleh karena itu, tugas pertama yang
sangat diprioritaskan di tengah umat lingkungan saya ialah menyadarkan tentang
kebermanfaatan kemajuan teknologi, terlebih bagi katekese umat yang dapat
direalisasikan meskipun melalui perangkat media digital saja. Tentu hal tersebut akan
mempersingkat waktu dan tenaga, serta mempermudah umat dalam menemukan kembali
kedalaman beriman melalui katekese digital tersebut.
Dalam melaksanakan katekese digital, kita tidak boleh melupakan prinsip awal
bahwa katekese merupakan komunikasi iman yang bertujuan meneguhkan, menghayati
dan mengembangkan iman sehingga terbentuknya perilaku iman yang dewasa agar
mampu menghadapi berbagai tantangan hidup. Tentu prinsip dasarnya ialah komunikasi,
oleh karena itu dalam melaksanakan katekese digital, perlu adanya komunikasi yang
terjadi. Maka, peran katekis sangatlah sentral karena ia nantinya yang akan menjadi
fasilitator dan komunikator yang akan mengatarkan peserta katekese pada perjumpaan
dengan Allah. Dengan kata lain, katekis menjadi mitra kerja para imam dalam karya
katekese digital. Untuk melaksanakan hal tersebut di dalam lingkungan umat, saya
menyadari bahwa perlunya kerja sama dengan pihak pengurus stasi maupun paroki.
Katekis dalam mempersiapkan katekese digital juga perlu menguasai media, bahasa dan
cara berkomunikasi di era digital. Tentu hal ini terlebih dulu harus dikuasai secara
matang agar siap ketika benar-benar terjun ke dalam dunia katekese digital. Saya rasa
banyak anak muda di lingkungan umat yang masuk di dalam kategori kriteria di atas,
hanya perlu pengembangan lebih dalam lagi serta mengarahkannya agar berani keluar
dari zona kenyamanannya, yaitu ketika memanfaatkan media digital hanya sebagai sarana
komunikasi dan informasi saya. Jika yang muda sudah diarahkan dan dapat dijadikan
mitra kerja, maka akan sangatlah mudah untuk terjun lagi ke umat usia yang lebih tua dan
bahkan lebih muda lagi.

C. TINDAK LANJUT

Kesadaran baru yang saya dapatkan dari pembahasan masalah di atas ialah,
ternyata sebenarnya umat sudah memiliki dasar untuk masuk dan ambil bagian di era
digital. Terlebih lagi untuk masuk pada perubahan katekese konvensional menuju
katekese digital. Akan tetapi, masih perlu pengarahan dan juga bimbingan kepada umat
karena mereka masih sampai pada sebatas menggunakan media digital sebagai alat
komunikasi dan bertukar informasi saja. Akan tetapi, saya memiliki keyakinan bahwa
perubahan memang sulit dan kesulitan tersebut harus dilewati, bukan malah dihindari.
Dengan motivasi, semangat dan hal-hal mendukung di atas, saya berusaha
memberikan terobosan terhadap umat yang sangat perlu disentuh oleh katekese terlebih
pada saat ini. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, memanfaatkan beberapa
kemudahan yang ada serta meningkatkan minat umat untuk ikut mengembangkan
katekese di era digital. Memang memerlukan waktu yang tidak instan, akan tetapi dengan
keteguhan dan ketekunan serta keikhlasan, lambat laun tujuan yang dicita-citakan akan
terwujud meski baru sampai pada lingkup umat sekitar. Harapannya juga dapat meluas di
tengah umat stasi maupun paroki agar semakin selangkah lebih maju di dalam kemajuan
teknologi tanpa mengesampingkan iman sedikit pun.

D. KESIMPULAN

Sebagai orang muda yang sangat dekat dengan teknologi, bahkan sudah menjadi
sarana yang digunakan sehari-hari, saya rasa perlu meningkatkan lagi kemampuan
melihat peluang terlebih lagi dalam kebermanfaatan teknologi di bidang katekese. Tentu
ini akan menjadi satu keuntungan yang dapat dinikmati oleh umat bahkan dapat
mempermudah serta menghemat jarak dan juga waktu. Oleh karena itu, harus bisa
memilah kebermanfaatan kemajuan digital dalam bidang apapun. Pada saat ini mungkin
bidang katekese yang dan akan disentuh oleh kemajuan teknologi, selanjutnya bisa
bidang lain seperti pendidikan yang bahkan saat ini sudah mulai masuk ke dalam media
digital, meskipun belum secara maksimal. Tentu perlu melalui beberapa tahapan dan hal
ini tidaklah instan.

Sumber
https://komkat-kwi.org/2015/06/13/berkatekese-di-dunia-digital/
KWI, Komisi Kateketik. (2016). KATEKETIK DI ERA DIGITAL: Peran Imam dan
Katekis dalam Karya Katekese Gereja Katolik Indonesia di Era Digital. Yogyakartaa; PT
Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai