Anda di halaman 1dari 17

Misi Pelayanan Sosial di Masa Pandemi bagi

Pembinaan Warga Gereja Jemaat Baru


Yuli Yanti1)*
1) Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu
*) Email: yyantikalbar@gmail.com

Abstrak
Misi pelayanan sosial merupakan dua aktifitas yang saling
berhubungan satu dengan yang lain. Misi Pelayanan Sosial mencakup
seluruh makna kehadiran gereja ditengah-tengah dunia yaitu: untuk
melaksanakan mandat Allah (Misio Dei) sebagai pembawa pesan yang
diperlengkapi dengan otoritas atau diutus dengan diberi kuasa atau
kepercayaan penuh dari Allah. Melalui tindakan nyata Allah dalam turut
serta memelihara, melindungi untuk menyelamatkan umat manusi dengan
cara memenangkan jiwa bagi Kristus dan memperluaskan kerajaan Allah
yang dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi atau metode
berlandasan Alkitabiah. Tujuannya untuk mewujutkan kasih yang berbentuk
pelayanan sosial yang missioner, yaitu tindakan nayat orang Kristen yang
peduli terhadapt persoalan dunia dan masyarakat sehingga menjadi garam
dan terang bagi orang-orang yang belum percaya kepada Kristus maupun
bagi warga gereja jemaat baru (petobat baru) yang saat ini sedang
diperhadapkan dengan kasus pandemi yang mengakibatkan mereka
mengalami krisis dalam ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kehidupan
sosial. Pelayanan sosial yang disentuh dan digerakan oleh karena mengasihi
Allah dan mengasihi sesama, akan menjadi refleksi aktifitas misiologi. Hal
ini terjadi karena setiap pelayanan sosial yang dilakukan juga untuk
kemulian Tuhan. Misi keselamatan dan kesejahteraan umat manusia dapat
dinyatakan lewat pelayanan sosial dengan tujuan manusia mengalami
keselamatan dan terpelihara menyeluruh atas; tubuh, jiwa, dan rohnya di
bumi ini.
Kata-kata kunci: Misi, Pelayanan, Sosial, Pandemi, Pembinaan

Abstract
The social service mission is two activities that are interconnected
with one another. The mission of social service covers the whole meaning of
church presence in the midst of the world, namely: to carry out God's
mandate (Misio Dei) as a messenger who is equipped with authority or sent
with full power or trust from God. Through God's concrete actions in
participating in maintaining, protecting to save mankind by winning souls to
Christ and expanding the kingdom of God which is done by using various
strategies or methods based on the Bible. The goal is to manifest love in the
form of missionary social service, which is the natural action of Christians
who care about the problems of the world and society so that it becomes salt
and light for those who do not believe in Christ and for members of the new
church congregation (new converts) who are currently are faced with a
pandemic case which resulted in them experiencing crises in the economy,
health, education and social life. Social services that are touched and moved
because they love God and love others will be a reflection of missiological
activities. This happens because every social service performed is also for
the glory of God. The mission of the safety and welfare of mankind can be
expressed through social services with the aim of mankind experiencing
safety and being thoroughly maintained; body, soul, and spirit here on earth.
Keywords: Mission, Service, Social, Pandemic, Coaching

Pendahuluan
Awal tahun 2020 ditandai dengan satu peristiwa yang mengejutkan
seluruh dunia. Virus Corona baru yang merebak di Wuhan, China sejak akhir
2019, secara masif mulai menyebar ke berbagai negara di seluruh penjuru
dunia, menjadi sebuah pandemi yang disebut COVID-19 (Corona Virus
Disease 2019). Umat manusia di seluruh dunia dihadapkan pada satu kondisi
yang mengejutkan dan meluluhlantakkan berbagai sendi kehidupan. Bukan
hanya kekuatiran akan penderitaan fisik yang diakibatkan oleh COVID-19,
namun juga seluruh aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial, hingga
religiositas dan spiritualitas manusia menjadi terganggu. 1 Di sisilain, dampak
dari wabah virus corona yang terjadi di atas otomatis merambat kepada
gereja-gereja Tuhan2 dan menjadi problema dalam misi pelayanan kepada
jemaat, terkhususnya kepada pembinaan warga gereja jemaat baru (petobat
baru). Dalam kasu ini, sebagai umat percaya kita dituntut untuk memberi

1
David Alinurdin, “Covid-19 Dan Tumit Achilles Iman Kristen,” SekolahTinggi
Teologi Saat Vol 19 No (2020).
2
David Eko Setiawan, Menelisik Makna Istilah Otonom Dalam Tiga Pilar Gbis
Dan Implikasinya Bagi Tata Kelola Berorganisasi (Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu,
2020).
jawaban terhadap pertanyaan yang berhubungan dengan kuasa Allah sebagai
sang penyelamat, pemelihara, dan yang penuh kasih. Terlebih lagi saat ini
ketika melihat kondisi dunia yang porak-poranda akibat pandemi COVID-
19, di antara kita mungkin ada yang bertanya apakah Allah sungguh ada?
Apakah Dia Allah yang berdaulat yang masih terus bertindak di dalam dunia
ini ataukah Dia sudah lepas tangan? Apakah Dia Allah yang baik dan peduli
terhadap penderitaan yang terjadi di dalam dunia? Jika Dia Allah yang
mahabaik, mengapa Dia menciptakan dunia ini dengan virus patogen yang
menyebabkan penyakit mematikan? Lalu, bagaimanakah kita sebagai umat
Allah dapat berkarya menyatakan kehadiran-Nya yang mahakuasa dan
mahabaik itu secara konkret kepada dunia yang sedang bergumul saat ini?
Melalui penelitian ini, penulis akan memaparkan betapa pentingnya
pelayanan sosial dalam kehidupan kita di bumi ini sebagai refleksi misi,
terkhususnya pelayanan sosial bagi pembinaan warga gereja jemaat baru
sosial yang berdampak untuk mengatasi segala persoalan yang dihadapi di
masa pandemi. Untuk memperoleh hasil penulisan yang baik dalam paper ini
dan menhindari pembahasan yang melebar penulis memberikan batasan
masalah ruang lingkup penulisan ini. Adapun batas masalah ruang lingkup
dalam proses penulisan paper adalah mengenai pelayanan sosial dan
implementasinya diarahkan kepada jemaat warga gereja jemaat baru.

Metode penelitan
Secara umum metodologi yang digunakan dalam tulisan ini adalah
literature research, yaitu sebuah metoda yang menekankan penelitian
pustaka.3 Zed mendefinisikan metode studi pustaka sebagai serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Peneliti berusaha
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang
menjadi obyek penelitian melalui jurnal dan buku-buku.4 Dengan demikian
penulis akan mencoba meneliti dari setiap tulisan yang telah ada dan
kemudian mencoba untuk mengritisi tulisan tersebut didasarkan atas
perbandingan-perbandingan dengan tulisan lain. Di sisi lain, penulis pun

3
David Eko Setiawan and Dwiati Yulianingsih, “Signifikansi Salib Bagi
Kehidupan Manusia Dalam Teologi Paulus,” FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika dan
Praktika 2, no. 2 (2019): 227–246, https://core.ac.uk/download/pdf/270200456.pdf.
4
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obrol Indonesia,
2008).
menggunakan metoda pengamatan lapangan, dengan tujuan agar tulisan ini
juga dapat menghadirkan berbagai rekaman peristiwa yang telah terjadi
dalam pelaksanaan pelayanan sosial gereja. Dengan penggabungan kedua
metode tersebut, penulis akan menganalisa segala peristiwa yang
menyangkut tentang misis pelayanan sosial untuk pembinaan warga gereja
jemaat baru dan kemudian diakhiri dengan menarik sebuah kesimpulan
umum terhadap pelaksanaan pelayanan sosial untuk pembinaan warga gereja
jemaat baru.

Pembahasan
Ketika kita memikirkan Allah Bapa dan misi, tema yang muncul
adalah bahwa Ia merupakan sumber, pencipta dan tujuan segala sesuatu,
termaksud misi. Kehendaknya menentukan pencipta dunia, pernyataan
kebenaran kepada umat manusia, hakikat Injil, keberlangsungan sejarah, dan
pemilihan individu-individu yang telah diselamatkan. Dialah yang di dalam
kasih memulai hubungan dengan kita dan membujuk kita sampai kita
memberi respon kepadaNya. Ia akan merangkum sejarah sehingga pada
akhirnya Dia akan menjadi ‘semua di dalam semua’ (I Kor. 15:28). 5
Dan perlu dipahami juga bahwa bukan hanya Allah merupakan
sumber keselamatan, melainkan bahwa keselamatan itu adalah karunia-Nya.
Yesus meminta kita menjadi “garam dunia” (Mat 5:13) itu berarti apa yang
baik dalam masyarakat dilestarikan oleh panggilanNya.
Misi dan Pelayanan Sosial
Kitab Wahyu menantikan saat ketika ‘pemerintahan atas dunia
dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapiNya, dan Ia akan menjadi
Raja sampai selama-lamanya (Wahyu. 11:15). Penggambaran ini
mengiplikasikan panggilan kerajaan dunia, yang dulu didominasikan oleh
kuasa pemberontak, sekarang akhirnya berpindah tangan kepada pemilik dan
raja sejatinya.
Jika dunia memang merupakan area penting bagi aktifitas Allah,
maka orang Kristen harus menganggap dunia ini sebagai sebuah area penting
pelayanan mereka. Misi terinteraksi akan mencakup akan keterlibatan di
dalam dunia, dan melalui keterlibatan itu umat Kristen berusaha mengangkat
nilai-nilai Allah, agar berbagai struktur masyarakat disesuaikan dengan
kehendak Allah. Kita dapat menegasakan bahwa kepercayaan kita pada
5
Ajith Fernando, Allah Tritunggal Dan Misi (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 2000).
Allah sebagai pencipta dunia dan Tuhan yang berdaulat atas sejarah
mendorong kita untuk terlibat aktif di dunia6 melalui misi pelayanan sosial.
Misi dan pelayanan sosial merupakan dua aktifitas yang saling
berhubungan satu dengan yang lain. Misi sebagai aktifitas Allah yang sangat
besar yaitu karya penyelamatan umat manusia, yaitu sering kita sebut
‘mission Dei’. Allah juga beraktifitas dalam pemeliharaan manusia dan alam
semesta ini dari berbagai kerusakan, menyangkut mansuia dan alam. Untuk
mendapatkan gambar misi lebih jauh kita dapat menelaah pengertian di
bawah ini.7

Definisi misi
Istilah Misi diambil dari bahasa Latin Mission diangkat dari kata
mittere berkaitan dengan missum yang berarti: “to send/ mengirim/
mengutus”. Paduan kata bahasa Yunani adalah “apostello” mengirim dengan
otoritas atau diutus dengan di beri kuasa atau kepercayaan penuh dari yang
mengutusnya.8 Sedangkan dalam bahasa Jerman, Inggris dan Belanda Istilah
missie pada umumnya digunakan oleh kalangan gereja mengunakan kata
Zending, yang berarti pengabaran Injil.
Alan Tippett dan Bavinck sependapat menyatakan: misi adalah ilmu
yang dilakukan dengan cara mengadakan riset dan mengumpulkan data yang
berhubungan dengan asal usul alkitabiah, sejarah (dokumentasi) dan ilmu
yang mempelajari persoalan-persoalan sejarah pekabaran Injil sedunia
berdasarkan Alkitab dengan menggunakan konsep teknik strategi pelayanan
dan sejarah misi pelayanan gereja yang didasarkan Alkitab. 9
Sedangkan J. Verkuyl menyatakan “missi adalah ilmu yang
mempelajari tindakan keselamatan dengan tujuan memperluas kerajaan
Allah.” ini menunjukan bahwa misi adalah peran serta Allah dalam
penyelamatan manusia, sehingga memiliki dampak perluasan kerajaan Allah
di bumi.

6
Ibid.
7
Nur Budi Santosa, “Pelayanan Sosial Sebagai Konteks Refleksi Aktivitas
Misiologi,” Jurnal Antusias 2, no. 4 (2013): 126–137,
http://sttintheos.ac.id/e-journal/index.php/antusias/article/view/28/27.
8
Yakob Tomatala, Teologi Misi (Jakarta: Falkutas Pascasarjana Kepemimpinan,
2003).
9
Santosa, “Pelayanan Sosial Sebagai Konteks Refleksi Aktivitas Misiologi.”
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimplkan bahwa misi
adalah bentuk tindakan nyata Allah dalam karya penyelamatan10 umat
manusia dengan cara memenangkan jiwa bagi Kristus dan memperluaskan
kerajaan Allah yang dilakukan dengan menggunakan strategi, teknik, riset,
sejarah misi dan pengumpulan data-data berlandasan Alkitabiah. Selain itu
kita juga akan melihat tujuan dari misi yang dilakukan, yaitu:
Plentatio ecclesiae: misi untuk penanaman gereja, pendiri jemaat/
gereja lokal dan menampung petobat dan pelipatgandaan. Artinya gereja
harus menghasilkan buah dan mengembangkan pengaruh sampai keujung
bumi. Kerinduan dan rencana Tuhan bagi gereja-Nya adalah sebagai alat
misi-Nya, (Mat. 16:18)
Gloriaet manifestatia gratiea divinae (kemulian dan penampakan
anugrah ilahi. Orang yang mengalami pertobatan dan kelahiran kembali
memuliakan Allah.
Coversio gentilium: misi untuk pertobatan orang-orang kafir dan
memberikan Injil di sebuah tempat atau daerah yang belum mengenal Injil
lalu memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus (Mat. 28: 19)
Dari tujuan misi yang telah di paparkan di atas maka kita dapat
melihat inti dari misi, yaitu:
Amanat Agung dalam Matius 28:19 adalah perintah untuk pergi
keseluruh dunia dan kepada segala makhluk agar Injil dapat di
proklamasikan sebagai keselamatan dan pengampunan yang hanya di
dapatkan melalui Yesus Kristus.
Proklamasi Keselamatan Tuhan Yesus adalah satu-satunya jalan
keselamatan dan pengampunan dosa harus diberitakan dan disebar luaskan
sampai seluruh bumi. Hal ini cocok dengan amanat Aggung Tuhan Yesus,
yaitu untuk pergi keseluruh dunia dan kepada segala makhluk (Matius 28:19)
Gereja dan orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kesalehan
dan kekudusan. Dari buah pertobatan dan keselamatan menghasilkan
kehidupaan Kristen yang sehat dan benar sehingga dapat bersaksi bagi dunia
ini. Dan
Pelayanan diakonia. Perwujutan kasih yang berbentuk pelayanan
sosial yang missioner, yaitu tindakan nayat orang Kristen yang peduli
terhadapt persoalan dunia dan masyarakat. Tindakan naya Allah dalam turut
10
David Eko Setiawan, “Refleksi Pastoral Terhadap Konsep Keselamatan Dalam
Universalisme Ditinjau Dari Soteriologi Kristen,” Fidei : Jurnal Teologi Sistimatika dan
Praktika Vol. 1 No. (2018).
serta memelihara, melindungi, dan menyelamatkan dunia ini bagi manusia
dan seluruh alam semesta.
Jadi sangat jelas bahwa misi memiliki satu tujuan adalah
penyelamatan bagi manusia dengan memperkenalkan Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat dengan menggunakan berbagai strategi atau metode
salah satunya dengan pelayanan sosial.

Definisi Pelayanan Sosial


Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup
seorang diri. Karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial atau “homo
social”, yang saling membutuhkan dan saling bergantung satu dengan yang
lain, sehingga dapat saling melengkapi. Sebagai makhluk sosisl, manusia
pasti mengalaim persoalan yang menyangkut harkat dan martabat orang
banyak dan sangat berbahaya. Jika persoalan-persoalan tersebut tidak diatasi
dan dicari jalan keluarnya, maka akan menimbulkan masalah sosial seperti
yang dikutip oleh Arlianus Larosa yaitu: “kemiskinan, keterlantaran,
pelecehan, manipulasi hukum,11 dan bahkan kriminalitas. Dan oleh karena itu
maka manusia sangat membutuhkan yang namanya pelayanan sosial.
Pentingnya Pelayanan sosial dalam kehidupan kita di bumi sebaagi
rfleksi misi: yaitu; pelayanan manusia dan Allam sekitar. Pelayanan sosial
yang dihadapi oleh manusia dan sekaligus bertujuan untuk menyelamatkan
mansuia dari dosa dan hukuman kekal, yang ditawarkan Allah pada manusia,
melalu keselamatan Tuhan Yesus
Misi dan pelayanan sosial, merupakan dua aktifitas yang saling
hubungan satu dengan yang lain. Misi sebagai aktifitas Allah yang sangat
besar yaitu karya penyelamatan umat manusia, yang sering kita sebut
mission Dei. Allah juga beraktifitas dalam pemeliharaan manusia dan alam
semesta ini dari berbagai kerusakan, yang menyangkut manusia dan alam.
Manusia sebagai makhluk sosial atau “homo social”, berarti manusia
diciptakan Allah sebagai makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. manusia
hidup memerlukan orang lain, alam lingkungan dan berbagai fasilitas yang
ada di bumi ini. Manusia diciptakan Allah untuk saling menglengkapi dan
hidup berdampingan dengan baik dan benar: penuh kasih, pengampunan,
iman dan pengharapan. Sebagai makhluk sosial, manusia juga dapat
melakukan pelbagai aktifitas sosial diantaranya menjadi mitra Allah untuk

11
Arlianus Larosa, Misi Sosial Gereja (Bandung: Kalam Hidup, 2001).
memelihara dan mengusahakan dunia ini diberi kerusakan dan permasalahan
seperti yang telah dipaparkan di atas.
Pelayanan sosial adalah pelayanan yang tanggap terhadap berbagai
permasalahan dan akibatnya bagi manusia, alam dan lingkungan. Pelayanan
sebagai tindakan nyata yang tidak semata-mata menurut balas dan upah,
tetapi pelayanan yang secara sadar dilakukan dengan digerekan karena
mengasihi Allah dan mengasihi sesama.12
Secara umum pelayanan sosial dipahami sebagai suatu aktivitas yang
bertujuan untuk memperbaiki hubungan dengan lingkungan sosialnya.
Pelayanan sosial disebut juga sebagai pelayanan kesejahteraan sosial.
Menurut Walter Friedlander, kesejahteraan sosial adalah sistem yang
terorganisir dari usaha-usaha sosial dan lembaga-lembaga sosial.13 Menurut
Departemen Sosial, pelayanan sosial adalah suatu kegiatan yang dilakukan
secara profesional14 untuk membantu memecahkan permasalahan sosial yang
dialami oleh individu, atau kelompok yang mengalami hambatan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.15
Menurut pandangan Alkitab Perjanjian Lama pelayanan sosial
merupakan bagian dari mandate budaya. (Kej. 1:26, 28). Hal ini terlihat
dengan jelas karena salah satu elemen penting dalam diri manusia sebagai
gambar dan rupa Allah adalah kita di bumi. Kejadian 3:15-19 memaparkan
bahwa mansuia telah jatuh dalam dosa dan hubungan manusia dengan alam
mengalami perubahan, namun kita tidak bisa memungkiri bahwa manusia
tetaplah gambar dan rupa Allah yang diberi mandat untuk mengelola dan
menjaga bumi.
Menurut Alkitab Perjanjian Baru pelayan sosial adalah dampak kasih
Kristus yang bekerja untuk mengasihi sesama kita dalam menjalankan
kehidupan persekutuan dengan Tuhan dan tujuannya untuk memuliakan
Tuhan16. Artinya pelayan sosial memiliki kesejajaran dengan misi Amanat
12
Santosa, “Pelayanan Sosial Sebagai Konteks Refleksi Aktivitas Misiologi.”
13
NN, “Http://Repository.Usu.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/56223/Chapter
%20II.Pdf?Sequence=4&isAllowed=y.”
14
Santoso Tri Raharjo dan Muh. Fedryansyah Eni Setiyawati,
“Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/181635-ID-Pelayanan-Sosial-Di-Bidang-
Pendidikanpad.Pdf” (n.d.).
15
NN, “Https://Text-Id.123dok.Com/Document/Rz31dwx8y-Pengertian-
Pelayanan-Sosial-Landasan-Teori.Html.”
16
Hengki Wijaya,
“Https://Www.Researchgate.Net/Publication/282854301_Misi_dan_Pelayanan_Sosial_Man
akah_yang_lebih_Penting” (n.d.).
Agung pemberitaan injil kepada orang-orang yang dilayani dan mereka
menjadi percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Pendapat ini juga di perkuat oleh Banawaritma dan Mueller, yang
mengartikulasikan pelayanan sosial sebagai usaha dari orang-orang percaya
dalam menghayati iman mereka dalam konteks sosial kemasyarakatan yang
paling konkret di mana mereka hidup.17
Dalam berbagai cara kita dapat melihat wujud nyata pelayanan sosial
yang dilakukan oleh Allah diantaranya: mengungkapkan perhatian bagi
orang berkekurangan, orang tertolak, dan yang mengalami berbagai kesulitan
hidup dan menderita akibat sakit penyakit. Melalui pelayanan sosial itu Allah
bertindak sebagai pelindung, penolong, pelepas dan pemelihara, terutama
bagi orang-orang miskin dan tertindas.
Dalam Perjanjian Baru, Yesus terang-terangan ditampilkan sebagai
teladan misi dalam Yoh 17: 18 (“sama seperti Engkau telah mengutus Aku
ke dunia ini, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia”)
dan Yoh 20:21 (“sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga akau
mengutus kamu”)
Ada dua rumpun kata yang bisa digunakan untuk menggambarkan
gagasan kepelayanan dalam PB yaitu:
Diakonos: Digunakan 3 kali untuk Yesus (4 kali dengan
pengulangan) yesusmengatakan tentang dirinya bahwa Ia “Ia datang bukan
untuk dilayani (diakonethenai), melainkan untuk melayani (diakonesai) dan
untuk memberikan nyawaNYa menjadi tebusan bagi banyak orang. (Mar. 10:
45; Mat 20:28) Ia mengatakan “sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk
makan atau yang melayani? Bukankan dia yang duduk makan? Tetapi aku
ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan (Luk. 22:27). Paulus
mengatakan, “yang aku maksudkan ialah: demi kebenaran Allah Kristus
menjadi pelayanorang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah
diberikanNya kepada mereka nenek moyang kita, dan untuk memungkinkan
bangsa-bangsa melihat Allah karena rahmatNya (RM. 15:8-9).
Rumpun kata diakonos ini diterapkan pada orang Krsiten dengan
beragam cara. Dan memperhatikan hanya surat-surat Paulus, kita
menemukan rumpun kata ini digunakan untuk menunjukan bahwa gambaran
tentang pelayanan sangat penting ketika kita menyusun gambaran tentang

17
C. Groenen, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Lama (Yogyakarta: Kanisius,
1980).
kepemimpinan dan misi menurut Alkitab, apalagi karena itu diterapkan
kepada Yesus, teladan kita dalam hal misi.18
Doulus, yang mengandung gambaran tentang hamba, diterapkan dua
kali untuk Yesus (tiga kali dlam pengulangan) penerapannya untuk Yesus
tersirat dalam Mar. 10:23-25 dimana yesus mengatakan, “siapa saja yang
ingib besar di anatara kamu, hendaklah ia menjadi pelayan (diakonos), dan
siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di atara kamu, hendaklah ia
menjadi hamba (doulos) untuk semuanya. Karena anak manusia datang
bukan untuk dilayani (diakonethenai), melainkan untuk melayani
(diakonesai) dan untuk memberi nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak
orang (Mat. 20:27). Setelah memerintah bahwa kita harus menjadi hamba
bagi semua, Yesus menunjukan diriNya sebagai teladan penghambaan
semacam itu19
Selian itu, pelayanan sosial juga memberikan pemahaman bahwa
Allah ternyata tidak pernah mengabaikan kebutuhan jasmani manusia.
Ketika Yesus melayani di dunia, Ia juga melakukan pelayanan sosial,
misalnya menyembuhkan penyakit (Mat. 4:23; 9:35; 10:1) dan memberi
makan orang banyak (Mat. 14:14-21; Mar 6:34-44) Yesus juga
memperhatikan orang yang ditolakoleh masyarakat, misalnya orang kusta,
pemungut cukai, dan orang berdosa. Dalam Kotbah-Nya, Yesus selalu
menekankan pentingnya perbuatan baik kepada orang lain (Mat. 25: 31-46).
Ajaran dan tindakan Yesus ini diperkuatkan oleh para rasul.
Hal serupa juga dilakukan oleh Rasul Paulus setelah pertobatannya,
Paulus kemudian mulai memberitakan injil. Paulus telah menjadi seorang
misionaris Kristen yang berhasil sepanjang zaman.20 Pernyataan ini selaras
dengan pendapat John Drane yang mengatakan “Mungkin Pauluslah
misionari Kristen yang paling berhasil sepanjang zaman. Dalam kurun waktu
kurang dari satu generasi, ia mengadakan perjalanan keseluruh wilayah dunia
Laut Tengah, dan mendirikan jemaat-jemaat Kristen yang berkembang serta
aktif kemana pun ia pergi”.21 Kesuksesan Paulus di atas juga disoroti oleh
Roland Allen di dalam bukunya. Dia menjelaskan bahwa: “Dalam kurun
waktu sepuluh tahun lebih sedikit, Paulus telah mendirikan gereja di empat
18
Fernando, Allah Tritunggal Dan Misi.
19
Ibid.
20
David Eko Setiawan, “Salib Dalam Teologi Paulus” (2019): 1–10.
21
Johan Drane, Memahami Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005).
provinsi Kekaisaran, yaitu Galatia, Makedonia, Akhaya dan Asia. Sebelum
47 M, tidak ada gereja di provisnsi ini; pada 57 M, Paulus bisa berbicara
seolah-olah karyanya sudah selesai, dan bisa merencanakan perjalanan yang
lebih jauh ke Barat tanpa khawatir bahwa gereja-gereja yang ia dirikan akan
mati tanpa kehadirannya karena membutuhkan bimbingan dan
dukungannya”.22 Selain sukses mendirikan persekutuan jemaat-jemaat lokal,
Paulus juga telah berhasil melahirkan pemimpin-pemimpin jemaat lokal
baru.23 Hal itu merupakan komitmen Paulus untuk memelihara persekutuan
jemaat-jemaat baru yang telah didirikannya.24 Rasul Pauslus secara khusus
membantu orang-orang kudus di Yerusalem yang mengalami masalah
perekonomian (Rom. 15:25; 2 Kor. 8:1-8) dan para janda yang tidak
memiliki keluarga sebagai penyongkong kehidupan (I Tim. 5:3-10)
Keterlibatan Yesus dan para rasul dalam pelayanan sosial juga tidak
menggantikan inti injil yang sebenarnya. Yesus berulang kali menegaskan
pentingnya perkara-perkara rohani. Dia mengajarkan para pengikut-Nya
bahwa memiliki hidup kekal jauh lebih berharga daripada memiliki seluruh
harta dunia. Keterlibatan Yesus dalam pelayanan sosial pada zaman-Nya
merupakan contoh bukti nyata suatu teladan tentang apa yang harus
dilakukan manusia terhadap sesamanya. Abraham H.Maslow menunjukkan
bahwa selain kebutuhan yang bersifat materi, manusia juga memiliki
kebutuhan yang bersifat sosial dan spiritual. Melalui Injil yang diberitakan
kebutuhan-kebutuhan tersebut terjawab25
Selain itu, hal penting yang harus kita pahami tentang pelayanan
sosial dalam Alkitab adalah pelayanan yang membawa kita untuk bertindak
dengan hati-hati dan bijaksana, karena pelayanan sosial berhubungan dnegan
tindakan nyata Allah terhadap diri sendiri, orang lain, masyarakat, bangsa
dan seluruh muka bumi. Allah juga menghendaki orang-orang percaya untuk
memberi dengan limpahnya, dengan maksud Allah semakin kita memberkati,
maka semakin kita diberkati.
Jadi dari setiap pemaparan definisi di atas penulis menyimpulkan misi
pelayanan sosial adalah mencakup seluruh makna kehadiran gereja ditengah-
22
Roland Allen, Missionary Method: St. Pauls or Ours? Library of Historic
Theology ((London: Robert Scott Roxburghe, 1912).
23
David Eko Setiawan, Misi Perintisan Jemaat Alkitabiah-Kontekstual
(Yogyakarta: Diandra, 2017).
24
Derek J. Tidball, Teologi Pengembalaan (Malang: Penerbit Gandum Mas, 1995).
25
David Eko Setiawan, “Dampak Injil Bagi Transformasi Spiritual Dan Sosial,”
Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontektual Vol 2 No ! (2019).
tengah dunia yaitu: untuk melaksanakan mandat Allah (Misio Dei) sebagai
pembawa pesan yang diperlengkapi dengan otoritas atau diutus dengan
diberi kuasa atau kepercayaan penuh dari Allah. Melalui tindakan nyata
Allah dalam turut serta memelihara, melindungi untuk menyelamatkan umat
manusia dengan cara memenangkan jiwa bagi Kristus dan memperluaskan
kerajaan Allah yang dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi atau
metode berlandasan Alkitabiah. Tujuannya untuk mewujudkan kasih yang
berbentuk pelayanan sosial yang missioner, yaitu tindakan nyata orang
Kristen yang peduli terhadap persoalan dunia dan masyarakat.
Beranjak dari semua penjelasan yang telah di paparkan di atas penulis
meyakini misi pelayanan sosial merupakan salah satu jawaban dari sekian
banyak permasalahan yang terjadi saat ini. Artinya misi pelayanan sosial
sangat di butuhkan untuk menangulangi kasus-kasus yang terjadi di masa
pandemi ini terkususnya dalam pembinaan warga gereja jemaat baru (petobat
baru).
Untuk memahami lebih jauh alasan mengapa gereja dan orang percaya
perlu melakukan misi pelayanan sosial pembinaan warga gereja jemaat baru
ialah karena petobat baru adalah orang-orang yang mengalami kelahiran
baru. Kelahiran baru adalah suatu peristiwa rohani di mana Allah
memberikan kehidupan baru kepada diri seseorang yang mengambil
keputusan untuk percaya kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan
dan Juruselamat pribadi, sehingga dia menggalami persatuan dengan-Nya.
Kelahiran baru merupakan syarat mutlak yang tidak dapat ditawar, sehingga
orang yang tidak dilahirkan baru tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan
Allah. Kelahiran baru merupakan peristiwa spiritual yang hanya dapat
dikerjakan oleh Allah melalui Roh Kudus kepada manusia yang percaya
kepada pemberitaan Injil. Kelahiran baru membuat seseorang memiliki
kodrat dan asal-usul yang baru, serta perjalanan masuk kepada hubungan
yang baru dengan Allah, sehingga orang percaya dapat mengungkapkan
hidup yang baru.26 Oleh karena itu gereja dan orang percaya bertanggung
jawab dalam membina mereka (petobat baru) tidak hanya dengan pengajaran
tentang keselamatan saja mlainkan juga tentang buktinya keselamatan dan
pemeliharaan Tuhan Yesus kepada mereka secara nayata melalui misis
pelayanan sosial di masa pandemic ini. Namun, yang menjadi pertannayaan
adalah apakah hubungan antara misi pelayanan sosial dengan pembinaan
26
David Eko Setiawan, “Kelahiran Baru Di Dalam Kristus Sebagai Titik Awal
Pendidikan Karakter Unggul” 3 (2019): 153–160.
warga gereja jemaat baru. Jika ada bagaimana hubungan keduanya? Dibawah
ini, akan di paparkan hubungan antara misi pelayanan sosial dengan
pembinaan warga gereja jemaat baru.

Misi Pelayana Sosial Untuk Pembinaan Warga Gereja Jemaat Baru


Berbicara tentang misi pelayanan sosial berarti berbicara tentang
kepedulian sosial. Kepedulian sosial dalam pelayanan kekeristenan27 yang
selalu identik dengan penginjilan dalam kontek misi gereja (pelayanan
Kristen), terkhususnya pada saat ini di tengah pandemik. Misi dan pelayana
sosial adalah dua hal yang tidak dapat terpisahkan, keduanya ibaratkan dua
sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Tendensi penekanan pada satu
sisi, akan mengakibatkan ketidak seimbangan dalam pengajaran
terkhususnya bagi warga gereja jemat baru. Artinya kedua hal tersebut harus
berjalan dengan seimbang dan berbarangan sehingga tercapai tujuan dan
maksud yang ingin Tuhan Yesus sampaikan. Sebagai gereja Tuhan dan
orang percaya kita adalah representasi Allah yang bertanggung jawab dalam
melaksanakan misi pelayanan sosial yang dilaksanakan melalui tindakan
nyata kasih Tuhan.
Adapun beberapa pengajaran dan pelayanan sosial yang dapat di
lakukan dalam pembinaan warga gereja jemaat baru di masa pandemi ialah:
 Memberi teladan kepada warga gereja jemaat baru dengan cara
mengingatkan mereka untuk mentaati dan mengikuti protokol
kesehatan yang telah di himbaukan pemerintah dalam upaya
memutuskan rantai penyebaran covid-19. Seperti menjaga jarak,
menggunakan masker pada saat berpergian keluar rumah atau sedang
sakit, menggunakan andsanitizer atau mencuci tangan setaip kali
selesai beraktifitas di luar rumah, dll
 Melakukan ibadah secara online dan memberikan pengajaran yang
tepat dalam menanggapi pandemi yang saat ini terjadi, agar iman
mereka berakar kuat sehingga mereka senantiasa taat dan berharap
kepada Tuhan Yesus sekalipun dimasa-masa yang sulit.
 Membuat beberapa program seperti komitmen membaca Alkitab
bersama di rumah masing-masin setiap hari, memberikan renungan
harian kepada jemaat gereja baru sesuai dengan ayat Alkitab yang
dibaca, membuat grup WahatsApp khusus warga gereja jemaat baru

27
NN, “Http://Alkitab.Sabda.Org/Resource.Php?Topic=479&res=jpz.”
guna untuk mengajak mereka berdoa bersama-sama sesuai dengan
pokok-pokok doa yang ingin mereka doakan, membuka pelayanan
konseling khusus warga gereja jemaat baru, dan memperhatikan
mereka dengan cara mengirimkan kata-kata motivasi dan
membagikan kesaksian yang berhubungan dengan perjalan hidup
bersama Tuhan Yesus.
 Mengajak jemaat-jemaat warga gereja jemaat lama untuk membantu
warga gereja jemaat baru dengan cara menciptakan pelatihan-
pelatihan khusus warga gereja jemaat baru seperti pelatihan menjait,
peatihan menggambar, pelatihan memasak, pelatihan kerajinan
tangan, pelatihan membuat konten- kontel Youtube seperti make up,
bernyanyi, bermain music, dan lain sebagainya, guna membantu
mereka untuk menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri agar
dapat bertahan hidup di masa pandemi
 Memberi bantuan berupa kebutuhan pokok, modal usaha, fasilitas
kesehatan yang sederhana (handsanitizer, masker, sabun untuk cuci
tangan, tissue) dan handphone bagi warga gereja jemaat baru yang
membutuhkan guna untuk proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).
 Membantu warga gereja jemaat baru yang memiliki usaha dengan
cara mempromosikan makan, barang-barang dagangan dan karya-
karya tangan yang mereka miliki melalui media sosial seperti
Youtube, story WhatsApp, Instagram, facebook, Line. Kepada jemaat
gereja yang lain maupun kepada orang-orang banyak, agar dapat
membantu mencukupi kebutuhan perekonomian di masa pandemi ini.
 Memberikan beasiswa bagi warga gereja jemaat baru yang berstatus
kurang mampu.
Demikianlah di atas telah di paparkan mengenai beberapa pengajaran
maupun pelayanan sosial yang bisa di lakukan di masa pandemi. Adapun
beberapa tujuan dari pelaksanaan dari misi pelayanan sosial bagi pembinaan
warga gereja jemaat baru ialah:
 Memberi contoh dan teladan kepada warga gereja jemaat baru untuk
menjadi berkat bagi sesma, maupun bangsa dan negara.
 Membawa warga gereja jemaat baru untuk tetap melakukan ibadah
sekalipun dalam masa pandemi, guna untuk mencover mereka untuk
tetap tinggal bersama dalam persekutuan di dalam Tuhan Yesus.
 Memberikan pengajaran yang tepat dan sesuai dengan Alkitabiah
kepada warga gereja jemaat baru, guna untuk membawa mereka
mengalami pertumbuhan iman kepada Yesus yang baik dan tepat dan
mampu menghadapi segala tantangan di masa pandemi.
 Memberikan pengajaran tentang kasih yang saling menopang sebagai
saudara seiman di dalam Tuhan Yesus.
 Memberikan pengajaran tentang pemeliharaan Tuhan Yesus melalui
tindakan nyata orang-orang percaya kepada warga gereja jemaat
baru.
 Memberikan pengajaran tentang sikap saling membantu satu sama
lain sebagai orang- orang percaya yang tinggal di dalam Tuhan.
 Mempersentasikan pemeliharaan yang Tuhan Yesus ajarkan tentang
memperhatikan orang-orang yang kurang mampu.
Jadi semua strategi dan tujuan dari misi pelayanan sosial di masa
pandemi untuk pembinaan warga gereja jemaat baru yang telah di paparkan
di atas semuanya merupakan bentuk kasih dan pemeliharaan Allah yang
dapat dilaksanakan oleh orang-oran percaya. Dalm hal ini kita dapat melihat
kasih dan pemeliharan Allah tidak pernah terbatas oleh ruang dan waktu
karena Allah tidak pernah meninggalkan orang-orang yang percaya
kepadaNya. Selain itu Tuhan Yesus dan para rasul telah menjadi contoh yang
nyata dalam pelaksanaan misi pelayanan sosial dan misi pelayanan sosial
yang dilakukan itu benar-benar membawa orang-orang mengalami
pemeliharaan baik itu secara rohani maupun secara rohani.
Kesimpulan
Pelayanan sosial adalah kunci agar gereja dalam berbagai
kegiatannya, menyajikan gambaran yang lebih lengkap dan alkitabiah
mengenai Allah. dengan jalai ini, umat Kristen dapat meresapi pandangan
hidup alkitabiah, karena pandangan hidup itu adalah bagian almi dari
lingkungan Kristen dimana umat bertumbuh. Ini harusnya tercermin dalam
program-program gereja dalam bidang pekabaran Injil, pembinaan dan
Ibadah. Sekalipun banyak orang yang tidak sepenuhnya memahami Injil
ketika mereka pertama kali percaya kepada Allah untuk memperoleh
keselamatan, fakta-fakta mendasar yang terdapat dalam injil seharusnya
muncul terus-menerus dalam pengajaran dan kotbah untuk orang percaya di
dalam gereja.
Gereja perlu memberikan penekanan baru pada doktrin alkitabiah
tentang Allah. dalam Alkitab terdapat konsep-konsep yang asing bagi dunia
di sekitar kita, dan gereja mungkin belum menekankan konsep-konsep
tersebut sebagaimana harusnya. Untuk memperbaiki situasi ini, kita perlu
mengkomunikasikan ‘seluruh maksud Allah’ (Kis. 20:27) dengan hati-hati
dan berdayagunakan dalam penginjilan, pembinaan dan ibadah kita. Kita
perlu menjadikan kekeristenan sebagai teladan, yaknik dengan sunguh-
sungguh memperhatikan dalam hidup kita kebenaran-kebenaran yang
diimplikasikan oleh hakikat Tuhan. kita perlu melawan dengan kritik yang
masuk akal, unsur-unsur pemahaman alkitabiah menegnai Allah dan
menunjukan mengapa Injil menyediakan ‘jalan yang baru dan yang hidup’
(Ibr 10:20) yang jauh melalpau semua jalan lainnya.
Jadi dari semua yang telah penulis paparkan di atas, penulis menarik
kesimpulan bahwa “Misi Pelayanan Sosial” adalah dua hal yang tidak bisa di
pisahkan, dan selaras dengan amanat Amanat Agung dalam Matius 28:19.
Melalui misi pelayanan sosial Allah ingin melibatkan gereja dan orang-orang
percaya untuk mengaplikasikan kasih dan pemeliharaan Allah secara nyata
yang dapat dilihat, dinikmati terkhususnya bagi pembinaan warga gereja
jemaat baru yang di sebut petobat baru. Urayan di atas juga menyatakan
bahwa seluruh pelayanan sosial yang disentuh dan digerakan oleh karena
mengasihi Allah dan mengasihi sesama, akan menjadi refleksi aktifitas
misiologi. Hal ini terjadi karena setiap pelayanan sosial yang dilakukan juga
untuk kemulian Tuhan. Misis keselamatan dan kesejahteraan umat manusia
dapat dinyatakan lewat pelayanan sosial dengan tujuan manusia mengalami
keselamatan dan terpelihara menyeluruh atas; tubuh, jiwa, dan rohnya di
bumi ini.

Daftar Pustaka
Alinurdin, David. “Covid-19 Dan Tumit Achilles Iman Kristen.”
SekolahTinggi Teologi Saat Vol 19 No (2020).
Allen, Roland. Missionary Method: St. Pauls or Ours? Library of Historic
Theology. (London: Robert Scott Roxburghe, 1912.
David Eko Setiawan. Misi Perintisan Jemaat Alkitabiah-Kontekstual.
Yogyakarta: Diandra, 2017.
Derek J. Tidball. Teologi Pengembalaan. Malang: Penerbit Gandum Mas,
1995.
Drane, Johan. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2005.
Eni Setiyawati, Santoso Tri Raharjo dan Muh. Fedryansyah.
“Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/181635-ID-Pelayanan-
Sosial-Di-Bidang-Pendidikanpad.Pdf” (n.d.).
Fernando, Ajith. Allah Tritunggal Dan Misi. Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2000.
Groenen, C. Pengantar Ke Dalam Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius,
1980.
Larosa, Arlianus. Misi Sosial Gereja. Bandung: Kalam Hidup, 2001.
NN. “Http://Alkitab.Sabda.Org/Resource.Php?Topic=479&res=jpz.”
———. “Http://Repository.Usu.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/56223/
Chapter%20II.Pdf?Sequence=4&isAllowed=y.”
———. “Https://Text-Id.123dok.Com/Document/Rz31dwx8y-Pengertian-
Pelayanan-Sosial-Landasan-Teori.Html.”
Santosa, Nur Budi. “Pelayanan Sosial Sebagai Konteks Refleksi Aktivitas
Misiologi.” Jurnal Antusias 2, no. 4 (2013): 126–137.
http://sttintheos.ac.id/e-journal/index.php/antusias/article/view/28/27.
Setiawan, David Eko. “Dampak Injil Bagi Transformasi Spiritual Dan
Sosial.” Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontektual Vol 2 No !
(2019).
———. “Kelahiran Baru Di Dalam Kristus Sebagai Titik Awal Pendidikan
Karakter Unggul” 3 (2019): 153–160.
———. Menelisik Makna Istilah Otonom Dalam Tiga Pilar Gbis Dan
Implikasinya Bagi Tata Kelola Berorganisasi. Sekolah Tinggi Teologi
Tawangmangu, 2020.
———. “Refleksi Pastoral Terhadap Konsep Keselamatan Dalam
Universalisme Ditinjau Dari Soteriologi Kristen.” Fidei : Jurnal
Teologi Sistimatika dan Praktika Vol. 1 No. (2018).
———. “Salib Dalam Teologi Paulus” (2019): 1–10.
Setiawan, David Eko, and Dwiati Yulianingsih. “Signifikansi Salib Bagi
Kehidupan Manusia Dalam Teologi Paulus.” FIDEI: Jurnal Teologi
Sistematika dan Praktika 2, no. 2 (2019): 227–246.
https://core.ac.uk/download/pdf/270200456.pdf.
Tomatala, Yakob. Teologi Misi. Jakarta: Falkutas Pascasarjana
Kepemimpinan, 2003.
Wijaya, Hengki.
“Https://Www.Researchgate.Net/Publication/282854301_Misi_dan_Pel
ayanan_Sosial_Manakah_yang_lebih_Penting” (n.d.).
Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obrol
Indonesia, 2008.

Anda mungkin juga menyukai