Abstrak
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan tentang pemahaman konsep
Rasul Paulus tentang diakonia berdasarkan 2 Korintus 8:1-15 dan untuk menjelaskan
implikasi praktis tentang diakonia sesuai dengan konsep Rasul Paulus berdasarkan 2
Korinstus 8:1-15 dalam kehidupan gereja masa kini. Adapun hasil penelitian yang dapat
disimpulkan adalah sebagai berikut: Pertama, diakonia sebagai tugas gereja karena
diakonia sebagai anugerah Allah yang harus gereja laksanakan untuk mempermuliakan
Allah. Kedua, Diakonia harus dilaksanakan dengan prinsip-prinsip pelaksanaan yaitu:
memberi diri terlebih dahulu kepada Allah, memberi dengan kerelaan, dan memberi
dengan keikhlasan kasih. Ketiga, diakonia bertujuan agar terjadi keseimbangan karena
diakonia adalah pelayanan untuk memberikan bantuan kepada orang-orang yang
membutuhkan, sehingga tujuannya agar terjadi suatu keseimbangan. Keempat, Diakonia
Sebagai Salah Satu Cara Penaggulangan Kemiskinan karena ada tiga bentuk diakonia yang
dapat gereja terapkan yaitu karitaif, reformatif dan transformatif. Dalam penanggulangan
kemiskinan, gereja saat ini hanya menerapkan bentuk diakonia karikatif yaitu dengan
memberikan bantuan-bantuan, bentuk diakonia baik namun harus adanya peningkatan
supaya orang-orang yang menerima bantuan bukan hanya menerima saja namun diajarkan
bagaimana meningkatkan ekomomi mereka, oleh sebab itu gereja dapat menerapkan
bentuk diakonia reformatif dan transformatif dengan melakukan platihan-pelatih serta
menciptakan lapangan pekerjaan untuk dapat meningkatkan perekonomian.
1
―Jumlah Penduduk Indonesia 269 Juta Jiwa, Terbesar Keempat di Dunia | Databoks,‖ Diakses 6
Agustus 2019, https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/04/29/jumlah-penduduk-indonesia-269-
jutajiwa-terbesar-keempat-dunia.
sebanyak 25,14 juta penduduk yang miskin di Indonesia. 2 Berbagai upaya yang
dikembangkan oleh pemerintah dalam penanggulangan masalah kemiskinan. Gereja tidak
lepas dari masalah kemiskinan karena dengan banyaknya jumlah penduduk yang miskin
keberadaannya juga ada di dalam gereja, sehingga gereja tidak bisa berdiam diri untuk
tidak mengatasi masalah ini.
Diakonia merupakan salah satu tugas dari gereja yang harus diperhatikan. J. C.
Singkkel mengatakan bahwa gereja bisa hidup tanpa gedung, tetapi gereja tidak bisa hidup
tanpa diakonia.34 Gedung yang mewah tidak membuktikan bahwa gereja hidup karena pada
kenyataannya banyak gereja yang besar justru beralih fungsi menjadi tempat-tempat
hiburan. Gereja yang hidup adalah menjalankan tugasnya dengan baik dan benar.
Pemahaman gereja terhadap diakonia telah mengalami penyempitan karena dilaksanakan
dengan alakadarnya, pada hal sebenarnya diakonia adalah pelayanan meja yang khusus
yang disebut diakonis (diaken) dan gereja lebih membuat anggaran kepada pembangunan
gedung gereja dan penggajian personialia dari pada untuk diakonia.5
Tiga tugas gereja yang harus berjalan seimbang diantaranya adalah Koinonia
(persekutuan), Diakonia (pelayanan) dan Marturia (kesaksian). 6 7 Persekutuan pada
dasarnya merupakan kebersamaan yang saling menerima, saling berpartisipasi, dan yang
menjadi dasar dari pada persekutuan adalah kasih Yesus Kristus yang tidak membeda-
bedakan manusia. Kesaksian menceritakan kasih karunia Yesus Kristus kepada semua
orang sebagaimana amanat Yesus Kristus di dalam Matius 28:18-20.8 Sedangkan diakonia
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pelayanan.7 Menurut Soedarmo diakonia
pada umumnya dipakai bagi aktivitas gereja untuk membantu anggota-anggota gereja yang
lemah ekonominya. Secara harafiah kata diakonia berarti memberikan pertolongan atau
pelayanan.
Diakonia di dalam Perjanjian Lama, pemeliharaan Allah atas umat-Nya dipahami
sebagai diakonia yaitu Allah membebaskan umat Israel dari perbudakan Mesir. sedangkan
di dalam Perjanjian Baru, merupakan kabar baik atau berita kesukaan bagi orang-orang
yang lemah yang akan memperoleh kekuatan, bagi orang-orang yang lapar yang akan
2
―Badan Pusat Statistik,‖ Diakses 6 Agustus 2019,
https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/07/15/1629/persentase-penduduk-miskin-maret-2019-sebesar-9-
41persen.html.
3
Josep P. Widyatmadja, Yesus & Wong Cilik: Praktis Diakonia Transformative Dan Teologi Rakyat
Di Indonesia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017), 1.
4
Daniel Ronda, Dasar Teologi Yang Teguh: Panduan Teologi Sistematika Di Perguruan Tinggi
(Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2013); Hengki Wijaya, ―Kajian Teologis Tentang
Penyembahan Berdasarkan Injil Yohanes 4:24,‖ Jurnal Jaffray 13, no. 1 (March 16, 2015): 77,
doi:10.25278/jj71.v13i1.112; Hengki Wijaya, ―Pengenaan Manusia Baru Di Dalam Kristus: Natur, Proses,
Dan Fakta Serta Implikasi Teologis Dan Praktisnya,‖ Jurnal Jaffray 14, no. 1 (March 22, 2016): 109,
doi:10.25278/jj71.v14i1.194.
5
Emmanuel Gerrit Singgih, Mengantisipasi Masa Depan: Berteologi Dalam Konteks Di Awal
Milenium III (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 21.
6
Mariani Febriana, ―Pietas Dan Caritas: Pelayanan Diakonia Sebagai Suatu Implementasi
Kepedulian Sosial Gereja Untuk Menolong Meretas Angka Kemiskinan Di Indonesia,‖ Jurnal Theologi
Aletheia 16, no. 7 (2014), 51.
7
Yosua F. Camerling and Hengki Wijaya, ―Misi Dan Kebangkitan Rohani: Implikasi Misi Allah
Bagi Gereja,‖ Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) 1, no. 1 (2019): 57–71; Daniel Ronda,
―Pemimpin dan Media: Misi Pemimpin Membawa Injil Melalui Dunia Digital,‖ Jurnal Jaffray 14, no. 2
(September 28, 2016): 189–98, doi:10.25278/jj71.v14i2.210.
8
Krido Siswanto, ―Tinjauan Teoritis Dan Teologis Terhadap Diakonia Transformatif
Gereja,‖ Jurnal Simpson: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen 1, no. 1 (2016), 95. 7 Kamus
Besar Bahasa Indonesia, s. v. ‖diakonia‖.
menerima makanan, bagi orang-orang yang berduka yang akan dihibur, bagi orang-orang
yang sakit akan disembuhkan. Diakonia di dalam Perjanjian Baru yang telah Yesus lakukan
selama pelayanan-Nya di dunia ini, sehingga diakonia adalah tindakan Allah melalui kasih-
Nya dan disempurnakan melalui kehadiran Yesus Kristus. 9
Gereja pada umumnya sudah melakukan diakonia dengan terlibat dalam
bantuanbantuan sosial untuk menolong orang-orang yang membutuhkan, seperti
memberikan uang kepada orang sakit, membantu dengan memberikan uang kepada
keluarga orang yang sudah meninggal dan juga kepada orang-orang yang terkena bencana
alam. Diakonia juga terlihat dalam gereja pada saat ada kegiatan gereja seperti perayaan
paskah dan natal dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu untuk memberikan makanan
seperti ke panti-panti asuhan, rumah sakit, kepada anak-anak jalanan dan penjara-penjara.
Tentunya hal ini tidak salah dan baik dilakukan karena gereja sudah menunjukan diakonia
yang harus diterapkan dalam gereja. Namun, diakonia tidak bisa dipersempit
pemahamannya hanya sebagai memberikan bantuan untuk orang-orang miskin.10
Penulis menemukan hal yang berbeda dalam pelaksaan diakonia menurut rasul
Paulus. Dalam surat 2 Korintus 8:1-5, rasul Paulus menjadikan jemaat-jemaat Makedonia
sebagai teladan dalam melakukan diakonia kepada jemaat Korintus. Jemaat-jemaat
Makedonia adalah jemaat yang miskin dan banyak mengalami penderitaan namun mereka
tetap melakukan diakonia. Diakonia yang diberikan jemaat-jemaat Makedonia kepada
jemaat Yerusalem pada saat itu adalah dengan membantu jemaat Yerusalem karena jemaat
Yerusalem adalah jemaat yang miskin yang di timpah kelaparan (Kisah Para Rasul 11:28;
Roma 15:25-26). Oleh sebab itu jemaat-jemaat Makedonia mengambil bagian dalam
membantu jemaat Yerusalem.
Menurut rasul Paulus dalam suratnya yang kedua kepada jemaat Korintus, diakonia
bukan hanya sekedar memberikan uang. Seperti dengan jemaat-jemaat Makedonia mereka
tidak mungkin menjadi teladan bagi jemaat Korintus karena mereka adalah jemaat yang
miskin, seharusnya jika dilihat sekedar memberikan uang, jemaat Korintuslah yang harus
menjadi teladan karena jemaat Korintus adalah jemaat yang kaya. Akan tetapi ada hal yang
lain yang dapat dilakukan lebih dari pada sekedar memberi uang.
Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menemukan penjelasan tentang
diakonia menurut pandangan Rasul Paulus dalam 2 Korintus 8:1-15. Sehingga diakonia
bukan hanya sekedar memberikan uang saja melainkan ada hal yang lebih yang akan
diterima antara yang memberi dan menerima yang akan sama-sama merasakan dampak
dari diakonia.
Pokok Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka pokok masalah yang akan dibahas
dalam penulisan skripsi ini adalah:
Pertama, apa konsep Rasul Paulus tentang diakonia berdasarkan 2 Korintus 8:1-15?
Kedua, apa implikasi praktis tentang diakonia dalam kehidupan gereja masa kini?
9
Siswanto, 103.
10
J. L. Ch. Abineno, Diaken Diakonia Dan Diakonat Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 1.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai melalui penulisan skripsi ini adalah:
Pertama, sebagai dasar pemikiran agar orang percaya dapat memahami apa konsep
rasul Paulus tentang diakonia berdasarkan 2 Korinstus 8:1-15?
Kedua, agar gereja memahami pentingnya diakonia selain dari pada pelayanan
mimbar, pelayanan perjamuan, pelayanan persekutuan, sehingga melalui diakonia gereja
menjalankan tugasnya panggilnya dengan baik.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penulisan skripsi ini adalah
penulisan kualitatif 11 yaitu metode kepustakaan (library research), 12 terhadap berbagai
sumber antara lain: Alkitab, tafsiran-tafsiran dan buku-buku yang berhubungan tentang
―Diakonia‖ sesuai konteks 2 Korintus 8:1-15. Metode penelitian menggunakan prinsip-
prinsip Hermeneutik Eksegesis. Hermeneutik berarti menginterpretasi, menjelaskan atau
menerjemahkan. Hermeneutik adalah salah satu bagian dari teologi yang mempelajari
teoriteori, prinsip-prinsip, dan metode-metode penafsiran Alkitab.13
Kata Yunani untuk eksegesis adalah exhengenisthai yang berarti menuntun atau
mengentar keluar yaitu menunjukan pengertian dari suatu tulisan.14 Penulis menggunakan
teknik pengumpulan data melalui penggalian kepustakaan yaitu menggunakan Alkitab
dalam berbagai cetakan, kamus, tafsiran dan buku-buku serta berbagai literatur dan jurnal-
jurnal yang berkaitan dengan surat Korintus,15 pelayanan diakonia,16 dan tulisan di media
online yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini.
11
Helaluddin Helaluddin and Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan Teori &
Praktik (Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2019); Hengki Wijaya, Analisis Data
Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi (Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2018).
12
Hengki Wijaya, Metodologi Penelitian Pendidikan Teologi (Makassar: Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray Makassar, 2016).
13
Hasan Susanto, Hermeneutik: Prinsip Dan Metode Penafsiran Alkitab (Malang: SAAT, 1998), 1-
2.
14
Corner J. Kevin, Interpreting Scriptures Hermeneutik, Sebuah Buku Teks Tentang Cara
Menafsirkan Alkitab (Malang: Gandum Mas, 2004), 13.
15
Nicolas Rande and Daniel Ronda, ―Makna Kebangkitan Kristus Berdasarkan I Korintus 15:12-28
Dan Implikasinya Bagi Orang Percaya,‖ Jurnal Jaffray 11, no. 2 (October 2, 2013): 1–28,
doi:10.25278/jj71.v11i2.79; Herman Lesmana and Robi Panggarra, ―Makna Bait Allah dalam 1 Korintus
3:16-17 dan Implikasinya bagi orang Percaya Masa Kini,‖ Jurnal Jaffray 12, no. 1 (April 2, 2014): 128–56,
Batasan Penelitian
Dalam skripsi ini penulis hanya membahas mengenai konsep diakonia menurut
rasul paulus berdasarkan surat 2 Korintus 8:1-15 dan bagaimana implikasinya dalam
kehidupan gereja masa kini.
Sistematika Penulisan
Kesimpulan
doi:10.25278/jj71.v12i1.35; Jermia Djadi, ―Baptisan Roh Kudus Berdasarkan Perjanjian Baru,‖ Jurnal
Jaffray 12, no. 1 (April 2, 2014): 176–91, doi:10.25278/jj71.v12i1.37; Jermia Djadi, ―Gambar dan Rupa
Allah,‖ Jurnal Jaffray 2, no. 1 (April 1, 2005): 3–8, doi:10.25278/jj71.v2i1.144.
16
Frans Geras and Elisabet Selfina, ―Peranan Perempuan Dalam Mengembangkan Pelayanan Di
Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah III Nabire Papua,‖ Jurnal Jaffray 10, no. 1 (April 1, 2012): 87–109,
doi:10.25278/jj71.v10i1.64; Yonas Boky, ―Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan
Akademik Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar,‖ Jurnal Jaffray 14, no. 2 (September 28, 2016): 269–
90, doi:10.25278/jj71.v14i2.213; Nasokhili Giawa, ―Serving Others: Keteladanan Pelayanan Yesus Kristus
Berdasarkan Yohanes 13,‖ Integritas: Jurnal Teologi 1, no. 1 (June 27, 2019): 54–65.
Pertama, diakonia hadir karena anugrah Allah yang Allah berikan kepada gereja
sebagai kesempatan untuk memuliakan Allah. Diakonia dilakukan dengan kemurahan hati
yang asalnya dari Allah, sehingga dalam pelaksanaan diakonia tidak bersungut-sungut,
namun melakukan dengan senang hati. Dalam melalukan diakonia bukan untuk mencari
keuntungan sendiri untuk mendapatan puji-pujian, melainkan kemuliaan hanya bagi Allah
karena pada hakekatnya anugrah Allah setiap orang dapat melakukan diakonia.
Kedua, diakonia harus dilaksanakan, karena gereja sudah mendapatkan
kesempatanan dalam melakukannya maka harus dilakukan. Pelaksanaan diakonia bukan
tergantung pada besar atau banyaknya kolekte diakonia, namun harus dilaksanakan dengan
dasar kasih kepada Allah. Hal yang paling pertama dilakukan dalam pelaksanaan
pelayanan diakonia adalah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, karena jika terlebih
dahulu menyerahkan diri kepada Allah, maka apapun yang akan dilakukan untuk
mempermuliakan Allah.
Ketiga, diakonia bertujuan untuk terjadinya keseimbangan, karena diakonia adalah
menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan. Kesimbangan gereja harus
diwujudkan di antara jemaat, di antara gereja-gereja, dan kepada orang-orang yang
disekitar gereja yang membutuhkan pertolongan.
Keempat, diakonia sebagai tugas gereja yang tidak boleh diabaikan, melainkan
harus dilaksanakan untuk membuktikan gereja hidup dan melakukan pelayanan ini karena
salah satu yang membuat gereja tidak bertumbuh adalah tidak adanya diakonia di dalam
menjalankan panggilan gereja di dunia ini.
Kelima, diakonia sebagai salah satu penanggulangan kemiskinan masyarakat yang
dapat gereja gunakan dengan membentuk suatu kelompok kecil yang di dalam kelompok
tersebut di dakan pelatihan dan menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat.
Saran-saran
Adapun saran yang penulis berikan kepada para pembaca mengenai hasil penelitian
dalam karya penulis ini adalah sebagai berikut:
Pertama, gereja masa kini harus memperhatikan diakonia dengan memahami secara
jelas tentang pelayanan ini karena pemahaman gereja saat ini sangatlah kurang sehingga
diakonia diabaikan. Pemahan yang jelas tentang diakonia akan membuat gereja mampu
menjalankan diakonia dengan baik. Gereja harus menyadari bahwa diakonia adalah
anugerah Allah yang Allah berikan kepada manusia sebagai panggilan untuk memuliakan
Allah.
Kedua, gereja harus dapat membentuk suatu kelompok kecil dan bekerja sama
dengan pemerintah setempat untuk menjalankan diakonia dengan menggunakan bentuk
diakonia reformatif dan transformatif yang di dalamnya mempersiapkan orang-orang untuk
dapat meningkatkan perekonomian dengan melakukan pelatihan-pelatihan dan
menciptakan suatu lapangan pekerjaan sehingga pemerintah dapat mendukung kegiatan
dengan dukungan dana karena kegiatan ini menolong masyarakat untuk memiliki
penghasilan yang meningkat sehingga mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
Ketiga, penulis berharap bagi para pembaca yang akan menganalisi topik yang
sama tentang diakonia supaya dapat meneliti ―dampak-dampak dari diakonia‖ dengan
menggunakan penelitian kepada gereja-gereja yang memiliki dampak yang baik dalam
pelaksanaan diakonia, sehingga mendorong gereja-gereja untuk melaksanakan pelayanan
diakonia.
Kepustakaan