0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
341 tayangan16 halaman
Dokumen tersebut membahas pentingnya membaca dan mempelajari Alkitab. Alkitab memuat banyak cerita yang dapat mengajarkan kita tentang bagaimana Tuhan bekerja dalam kehidupan manusia. Metode pembacaan naratif dapat membantu kita memahami tokoh, alur cerita, latar, dan pesan moral dari cerita-cerita Alkitab.
Dokumen tersebut membahas pentingnya membaca dan mempelajari Alkitab. Alkitab memuat banyak cerita yang dapat mengajarkan kita tentang bagaimana Tuhan bekerja dalam kehidupan manusia. Metode pembacaan naratif dapat membantu kita memahami tokoh, alur cerita, latar, dan pesan moral dari cerita-cerita Alkitab.
Dokumen tersebut membahas pentingnya membaca dan mempelajari Alkitab. Alkitab memuat banyak cerita yang dapat mengajarkan kita tentang bagaimana Tuhan bekerja dalam kehidupan manusia. Metode pembacaan naratif dapat membantu kita memahami tokoh, alur cerita, latar, dan pesan moral dari cerita-cerita Alkitab.
melakukan (menghidupi) Bagaimana hal ini tergambar pada masa kini? Kapan terakhir “membaca” Alkitab? Apa Firman Tuhan? (Mzm. 119:105) Mengapa kita membaca/belajar Firman Tuhan? (2 Tim. 3:16-17) Kabar baik? Masihkah ada gairah untuk membaca/belajar Firman Tuhan? DigitalisasiFirman Tuhan, memudahkan orang dalam mengaksesnya. Like and share telah menghasilkan distribusi masif Firman Tuhan setiap hari. Namun apakah membawa relasi yang dalam dengan Firman dan Tuhan? Menyukai hubungan dengan Firman Tuhan dengan kutipan-kutipan ayat singkat daripada mempelajari secara utuh (perikop, pasal, kitab) Uraian-uraian dogmatik/sistematik juga telah ‘menghalangi’ orang membaca Alkitab. Hyperconnect, hyperdisrupt and rush Prapaham Kita tidak boleh merasa ‘done with the Bible’ dengan semua ‘prapaham’ yang kita punya. Ada banyak hal yang bisa ‘ditawarkan’ Firman Tuhan kepada kita Pengakuan pada otoritas Alkitab? Alkitab hanya cerita yang berisi pesan kebajikan atau berisi kalimat kebijaksanaan. Ia bagus dan penting, tapi tidak ada kewajiban menurutinya. Don’t make it personal! “Story is the primary way in which the revelation of God is given to us. The Holy Spirit’s literary genre of choice is story.” (Eugene Peterson) Hampir setengah Alkitab adalah cerita. Narasi membuat kita melihat bagaimana Tuhan berkarya dalam hidup manusia dan ciptaan lainnya. Apa yang paling melekat dalam benak kita ketika berbicara tentang Alkitab? Ingat cerita-cerita rakyat di Indonesia? Metanarasi Alkitab, creation, fallen, redemption, consummation Di bagian awal buku Isu-Isu Global, John Stott berbicara tentang bagaimana narasi Alkitab menolong kita memahami hidup secara utuh Narasi Alkitab akan menolong kita menemukan panggilan yang tepat dalam rencana Tuhan bagi dunia. Metode narasi adalah pendekatan yang memperhatikan unsur-unsur suatu cerita dalam teks yang dipahami sebagai suatu pengajaran Pembaca masuk ke dalam cerita, merasakan suasana cerita, baik makro maupun mikro Tokoh Plot Setting Narator Tokoh (karakter/watak) Tokoh Bagaimana pertumbuhan karakter tokoh (makin baik, buruk atau tetap) Perlu diingat bahwa tidak semua tokoh yang muncul adalah baik dan tidak selalu membuat dikotomi bad guy dan good guy Kita tidak buat dikotomi tokoh utama atau pembantu, semua peranan penting sesuai kapasitas masing-masing Kisah Naaman ( 2 Raj. 5) Janda Sarfat (1 Raj. 17:5-24) Kisah Ester Kisah Amnon dan Tamar (2 Sam. 13:1-22) Dina dan Sikhem (Kej. 34) Plot merupakan struktur sebuah kisah atau cerita yang menjadi kekhasan dasar. Marguerat dan Bourquin => plot sebagai kesatuan struktur yang menghubungkan berbagai peristiwa dalam cerita dan menatanya ke dalam satu kesatuan kisah dengan tujuan menarik minat pembaca dan memberi dampak emosional pada pembaca. Plot dan para tokoh (karakter) adalah dua unsur narasi yang memiliki saling bergantung. Ibaratnya, plot adalah tubuh dan penokohan adalah jiwanya. Setting memberi informasi mengenai kapan, di mana, dan bagaimananya sebuah kisah Menggabungkan karakter tokoh dalam setiap peristiwa, mulai prolog, konflik, epilog. Karakter setiap tokoh akan berpengaruh pada penyelesaian konflik. Setting merupakan konteks bagi konflik- konflik dan tindakan para tokoh. Setting merupakan ranah yang memberi konteks pada kisah dan menyatu dengannya sehingga memberi peranan yang sangat penting terhadap alur cerita. Peristiwa mayor dan minor Tokoh paling sentral dalam narasi adalah narator, ia maha hadir dan maha tahu (omnipresence dan omniscience) Sangat berperan dalam ritme cerita, konflik, hingga penyelesaian Narator masuk dalam semua peristiwa, bahkan mengetahui apa yang ada dalam pikiran tokoh termasuk Tuhan Narator adalah tokoh imajiner, tokoh ciptaan yang dipakai oleh pengarang, kecuali pengarang memakai kata ganti “aku”, berarti dia yang langsung berkisah. 2 Raj. 5:2; 1 Raj. 17:7, 17; 2 Sam. 13:20c; Kej. 34: 1, 25 Siapa tokohnya? Bagaimana karakter tokohnya? Apa yang menjadi setting (latar) cerita Dimana konfliknya? Bagaimana peran tokoh penyelesaian konfliknya? Apa yang kita pelajari dari para tokoh itu?