di Surabaya
Alvin Surya Pranatha dan Frans Soehartono
Program Studi Arsitektur, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
Alvin: aspmasternine@gmail.com; fsoehartono@yahoo.com
T
kebutuhan aktivitas pengguna gereja dengan kenyamanan
dan ketenangan maksimal tanpa menambah sumber
gangguan terhadap lingkungan sekitar site bangunan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode empat ibadah menjadi elemen yang tak
kualitatif berupa metode survei dan metode literatur,
dimana metode survei diterapkan pada pengamatan terpisahkan dari suatu permukiman
terhadap arsitktur gereja kristen kharismatik untuk
masyarakat. Aktivitas peribadatan yang
memenuhi segala aspek fungsi gereja, sedangkan metode
literatur diterapkan untuk merealisasikan aspek mengedepankan kenyamanan dan ketenangan
kenyamanan bangunan, khususnya sirkulasi dan
kenyamanan akustika. Masalah utama dalam proses sendiri telah menjadi bagian dari kehidupan
pendesainan berbicara tentang bagaimana bangunan gereja
tidak hanya menjawab kebutuhan kenyamanan dan masyarakat sehari - hari. Aktivitas peribadatan
JURNAL eDIMENSI ARSITEKTUR Vol. VIII, No. 1, (2020), 793-800 794
sendiri khususnya agama Kristiani baik. Secara makro dapat diterapkan dengan
Kharismatik banyak melibatkan bentuk orientasi bangunan dan orientasi ruang,
ekspresi manusia, baik dari audio maupun elevasi bangunan, dan pemusatan zona
visual. Elemen visual sendiri diwujudkan aktivitas.
dengan ekspresi posisi jemaat mulai dari Tabel 1.1 Tabel Tempat Ibadah di Surabaya
2. PERANCANGAN TAPAK
Data dan Lokasi Tapak
Tapak berlokasi di Jl. Raya Kedung Baruk Program dan Luas Ruang
dan Jl. Dr. Ir. H. Soekarno, Surabaya, Rungkut, Gereja ini merupakan bangunan dengan
Jawa Timur. (lihat gambar 2.1) Site dipilih aktivitas variatif yang membutuhkan ruang -
karena berada di kawasan permukiman yang ruang, adalah sebagai berikut:
padat dan berpotensi menjadi gerbang menuju Fasilitas Ibadah : Unit Ibadah Utama,
Pendekatan Perancangan
Berdasarkan masalah desain yang muncul
dari analisa tapak, maka pendekatan desain yang
diambil adalah pendekatan perilaku yang
berfokus pada perilaku dan kebiasaan jemaat
gereja agar dapat menemukan titik kenyamanan
dan ketenangan yang diharapkan.
Transformasi Bentuk
Gambar 3.1 Tabel Luasan Bangunan
Analisa Tapak
Tampak Bangunan
Potongan Bangunan
Potongan massa utama dilihat pada Gambar
3.10 dan 3.11, sedangkan Potongan site dilihat
pada Gambar 3.12, dan Gambar 3.13.
Gambar 3.14 Analisa Respon Akustika Gambar 3.15 Ilustrasi Panel Akustik
di Gambar 3.22. Penghawaan pada bangunan menjadi aman dan tenang. Elemen yang
terbagi menjadi sistem penghawaan alami dan ditekankan adalah mutualisme antara pengguna
penghawaan buatan dengan penyesuaian bangunan dengan lingkungan sekitar. Pengguna
terhadap fungsi bangunan ; dapat dilihat di gereja tidak terganggu dengan polusi - polusi
Gambar 3.23 dari lingkungan sekitar, khususnya polusi suara
dan lingkungan sekitar juga tidak terganggu
dengan adanya gereja di lingkungan mereka.
Konsep desain adalah fluid inside rigid
yang mengakomodasi peran dan fungsi gereja
secara menyeluruh dengan selimut kaku yang
Gambar 3.21 Skema Utilitas Air Bersih mengakomodasi ilmu arsitektur dalam
mempertahankan aspek kenyamanan dan
ketenangan dalam bangunan. Desain
mengakomodasi kebutuhan ruang gerak dengan
karakter ruang yang luas dan banyaknya elemen
hijau di dalam bangunan yang berperan sebagai
ruang luar terbuka dan juga sebagai aspek
Gambar 3.22 Skema Utilitas Air Kotor dan Kotoran
peneduh. Detil arsitektur sendiri berbicara
tentang respon arsitektural terhadap pendalaman
akustika makro dan mikro.
DAFTAR PUSTAKA