Anda di halaman 1dari 5

ARSITEKTUR DAN PERILAKU MANUSIA

Studi Kasus Pada Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur

Dosen Pengampu: Ir. Pandu K. Utomo, S.T., M.Sc., IPM


Disusun Oleh: Mulyani (2109096002)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023
Studi Kasus Perilaku Manusia Pada Perpustakaan
Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Mulyani 2109096002
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

LATAR BELAKANG Pendapat Churchill ini sejalan


dengan pandangan para ahli di bidang
Arsitektur dan perilaku manusia
arsitektur dan psikologi lingkungan, bahwa
memiliki hubungan yang erat, karena
desain dan lingkungan fisik dapat
arsitektur dapat memengaruhi perilaku
mempengaruhi interaksi sosial, kesehatan,
manusia. Arsitektur dapat membantu
dan kesejahteraan mental manusia. Dalam
menciptakan lingkungan yang sesuai dengan
hal ini, arsitek berperan sebagai pencipta
kebutuhan dan keinginan manusia. Dengan
lingkungan fisik yang dapat memengaruhi
memperhatikan faktor-faktor seperti faktor
perilaku manusia, sehingga perlu
psikologis, faktor fisik dan sosial., serta
mempertimbangkan faktor psikologis dan
faktor kebiasaan, arsitek dapat merancang
sosial dalam desain.
lingkungan yang memperkuat perilaku
positif dan meminimalkan perilaku negatif. Dalam buku "The Architecture of
Happiness", Alain de Botton juga
Pengamatan perilaku pengguna
mengemukakan pandangan serupa, bahwa
perpustakaan dalam bidang arsitektur sangat
desain lingkungan fisik dapat mempengaruhi
penting karena arsitektur dapat
kesejahteraan mental manusia. Ia
mempengaruhi perilaku pengguna
menyatakan bahwa "bangunan dapat
perpustakaan. Dengan mengamati perilaku
mempengaruhi mood kita, sikap kita, dan
pengguna, arsitek dapat merancang
bahkan sikap kita terhadap kebaikan dan
perpustakaan yang lebih efektif, efisien, dan
kejahatan."
nyaman bagi pengguna.

METODOLOGI
KAJIAN PUSTAKA
Metodologi yang dipakai pada
Perilaku manusia yang dipahami sebagai
penulisan karya ilmiah ini adalah metode
pembentuk arsitektur tapi juga arsitektur
observasi. Dalam penelitian kualitatif,
dapat membentuk perilaku manusia. Seperti
metode observasi seringkali dikombinasikan
yang telah dikemukakan oleh Winston
dengan metode wawancara, focus group
Churchill (1943) dalam Laurens (2004) “We
discussion (FGD), atau studi dokumentasi.
shape our buildings; then they shape us”.
Dengan menggunakan beberapa metode
Churchill menyatakan bahwa kita tidak
tersebut, peneliti dapat memperoleh data
hanya membentuk bangunan, tetapi
yang lebih lengkap dan memadai, serta
bangunan juga membentuk kita.
menguji keabsahan data yang diperoleh dari
setiap metode yang digunakan. Selain itu,

2
teknik pengumpulan data juga menggunakan Pemerintah No. 18 tahun 2016 tentang
studi literatur. Beberapa sumber informasi Perangkat Daerah.
didapatkan melalui web resmi maupun
Visual comfort dalam arsitektur
artikel.
adalah konsep yang berkaitan dengan
kenyamanan visual dalam lingkungan
binaan. Konsep ini meliputi beberapa faktor,
HASIL DAN PEMBAHASAN
seperti kualitas cahaya alami dan buatan,
distribusi cahaya yang merata, penggunaan
warna yang tepat, dan tata letak yang baik.
Salah satu aspek penting dari visual
comfort adalah kualitas cahaya. Cahaya
yang baik dapat mempengaruhi suasana dan
Perpustakaan dan kearsipan Daerah mood di dalam ruangan. Pencahayaan yang
Propinsi Kaltim terletak di Jl. Ir. H. Juanda tepat dalam ruang baca perpustakaan
No.4, Air Hitam, Kec. Samarinda Ulu, Kota biasanya dilakukan dengan menggunakan
Samarinda, Kalimantan Timur. Waktu cahaya alami dari jendela dan lampu buatan.
operasi pada jam 08.00-15.00 Wita, dari hari
Senin-Jum'at. Bangunan ini terdiri dari 3
lantai. Pada lantai satu terdapat ruang
perpustakaan khusus anak, ruang IT dan
digital, ruangan BI Corner khusus Bahasa
Inggris, serta ruang artikel dan majalah.
Pada Awal tahun 2017 Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Provinsi Kalimantan Timur sebelumnya
Namun peletakan meja baca sangat
adalah penggabungan dari dua lembaga
berjauhan dengan jendela, sehingga
yaitu Badan Perpustakaan Provinsi
Kalimantan Timur dan Badan Arsip Daerah pencayaan untuk membaca hanya
mengandalkan pencahyaan buatan berupa
Provinsi Kalimantan Timur yang
lampu. Padahal cahaya alami sangat
mempunyai Tugas Pokok Berbeda,
disarankan karena lebih baik untuk
sebagaimana diketahui pelaksanaan Tugas
Pokok, Fungsi dan Kewenangan Dinas kesehatan mata, membantu meningkatkan
suasana hati, dan meningkatkan
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
produktivitas. Intensitas cahaya lampu pada
Provinsi Kalimantan Timur didasarkan pada
siang hari pun tergolong rendah dikarekan
Undang Undang No. 23 tahun 2014 tentang
tidak semua lampu difungsikan.
Pemerintah Daerah, serta Peraturan

3
mengarahkan pandangan dan menciptakan
kontras yang baik untuk membantu orang
melihat objek dengan jelas.
Warna yang digunakan pada ruang
baca adalah warna putih. Hal ini tentu sangat
membantu pembaca untuk fokus, karena
tidak ada motif lain yang dapat memecah
konsentrasi membaca.
Tata letak juga merupakan faktor
penting dalam visual comfort. Tata letak Kenyamanan thermal pada bangunan
yang baik dapat membantu orang merasa memiliki hubungan yang erat dengan
nyaman dan mudah bergerak di dalam perilaku manusia. Ketidaknyamanan termal
ruangan. Pemilihan dan penempatan pada bangunan dapat memengaruhi
furnitur, peralatan, dan aksesori juga harus kesehatan, produktivitas, dan kenyamanan
diperhatikan agar tidak mengganggu tata penghuninya. Beberapa faktor yang
letak yang baik. mempengaruhi kenyamanan termal pada
bangunan adalah suhu, kelembaban,
Saat pengalaman pertama kali saat kecepatan udara, dan suhu permukaan
memasuki gedung, penulis merasakan bangunan.
sirkulasi ruang tidak cukup baik. Peletakan
kursi dan meja baca dibeberapa titik terlihat Sebagian besar material bangunan
tidak efisien. Penempatan meja terlalu didminasi oleh kaca. Walaupun
berdekatan sehingga membuat gerak menggunakan material kaca, suhu pada
pengunjung menjadi terbatas. Selain itu bangunan tetap terjaga karena terdapat
terdapat penempatan keset yang kurang pendingin udara berupa AC dan kipas angin.
tepat pada ruangan. Keset diletakkan pada Selain iu penggunaan gorden juga diberikan
untuk mengurangi intesitas cahaya atau
panas matahari yang masuk.
Audial comfort pada ruang baca
perpustakaan sangat penting untuk
meningkatkan kenyamanan dan
produktivitas pengguna. Dengan
memperhatikan faktor-faktor seperti akustik,
koridor anatara ruang baca dengan rak buku, desain ruang, pintu dan jendela, serta
padahal dari depan pintu tidak ada sumber suara, perpustakaan dapat
ditemukan keset memberikan lingkungan baca yang nyaman
dan bebas dari kebisingan. Terdapat panel
Selain itu, warna juga merupakan akustik yang terdapat pada ruang baca
faktor penting dalam visual comfort. sehingga walaupun terletak dekat dengan
Pemilihan warna yang tepat dapat jalan namun pengguna tidak merasakan
menciptakan suasana yang sesuai dengan kebisingan yang tinggi dari luar bangunan.
fungsi ruangan dan mempengaruhi mood
penghuni. Warna juga dapat membantu

4
perpustakaan. Dengan mengamati perilaku
pengguna, arsitek dapat merancang
perpustakaan yang lebih efektif, efisien, dan
nyaman bagi pengguna.
Dalam konteks ini, penting bagi
arsitek untuk mempertimbangkan dampak
Selain itu terdapat pula fasilitas desain mereka pada kesejahteraan manusia,
penunjang aktivitas pendukung seperti tas bukan hanya aspek estetika dan
jinjing yang diberikan setelah menitipkan fungsionalitas semata. Dengan
barang, terminal listrik yang tersedia pada mempertimbangkan faktor psikologis dan
setiap baca, serta komputer untuk sosial dalam desain, arsitek dapat
memudahkan mencari buku. Ketika selesai menciptakan lingkungan yang lebih ramah
membaca buku kita tidak perlu menaruh pengguna dan dapat meningkatkan kualitas
kembali buku pada rak namun diletakkan hidup manusia secara keseluruhan.
saja pada meja baca. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan petugas dalam merapikan atau
menyusun kembali tanpa harus mencari DAFTAR PUSTAKA
buku yang tersusun acak oleh pngunjung. Anthonius N. Tandali. “ARSITEKTUR
Hal ini tentu juga dapat BERWAWASAN PERILAKU
memengaruhi kebiasaan dari pengguna. (BEHAVIORISME)”. Vol. 8 No. 1
Seperti pada tas jinjing, dengan adanya (2011).
fasilitas yang disediakan pengunjung tidak dpkd.kaltimprov.go.id/ “Sejarah Cikal Bakal
lagi membawa atau menggunakan tas Perpustakaan Provinsi Kalimantan
pribadi ketika berada di dalam gedung. Timur” [Diakses 31 Maret 2023)
Penempatan terminal listrik pada setiap meja
perpustakaan dapat menjadi solusi yang Ayu A, 2015 . Pengaruh desain interior
berguna bagi pengunjung yang ingin perpustakaan terhadap kenyamanan
menggunakan perangkat elektronik mereka, pengguna di perpustakaan
seperti laptop atau ponsel, saat berada di universitas 17 agustus 1945
perpustakaan. Namun, perlu diketahui Surabaya
terlebih juga apakah pengunjung
Rieka Angkouw. “Ruang Dalam Arsitektur
perpustakaan membutuhkan fasilitas
Berwawasan Berperilaku”. Vol. 9
tersebut. Jika pengunjung lebih banyak
No. 1 (2012)
membaca buku daripada menggunakan
perangkat elektronik fasilitas tersebut
menjadi pro dan kontra.
KESIMPULAN
Pengamatan perilaku pengguna
perpustakaan dalam bidang arsitektur sangat
penting karena arsitektur dapat
mempengaruhi perilaku pengguna

Anda mungkin juga menyukai