Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Polisi Kehutanan merupakan salah satu jabatan fungsional di

Kementerian Kehutanan yang kenaikan pangkatnya berdasarkan

perolehan angka kredit berdasarkan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 17

Tahun 2011 tentang Jabatan Fungsional Polisi Kehutanan dan Angka

Kreditnya.

Polisi Kehutanan merupakan ujung tombak kegiatan

perlindungan dan pengamanan hutan serta pengawasan peredaran hasil

hutan di lapangan. Untuk meningkatkan efektifitas di lapangan setiap

polisi kehutanan harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan atas tugas

pokok dan fungsinya.

Setiap kegiatan yang dilakukan Polisi Kehutanan tidak terlepas

dari pengumpulan angka kredit sebagai acuan dalam melaksanakan

tugas sehari-hari dan menunjang jenjang kepangkatan/jabatan. Prestasi

kerja polisi kehutanan dapat dicerminkan dari angka kredit yang

diperoleh selama menjalankan tugasnya.

Oleh karena Polisi Kehutanan merupakan jabatan fungsional

yang kenaikan pangkat dan jabatannya berdasarkan perolehan angka

kredit, maka peserta Diklat Pembentukan Polisi Kehutanan harus

mampu menyusun Daftar Usulan Perolehan Angka Kredit sesuai dengan

dengan jenjang jabatannya.

1
B. Deskripsi Singkat

Bahan ajar mata diklat Angka Kredit Jabatan Fungsional Polisi

Kehutanan ini menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup angka

kredit bagi jabatan fungsional polisi kehutanan, Pengangkatan dan

pemberhentian serta mekanisme pengumpulan, penyusunan dan

pengajuan DUPAK.

C. Maksud dan Tujuan

Bahan ajar ini dimaksudkan sebagai pedoman peserta diklat

dalam memahami proses pembelajaran, khususnya pada mata diklat

Angka Kredit Jabatan Fungsional Polisi Kehutanan. Sedangkan tujuan

pembuatan bahan ajar ini adalah untuk memudahkan peserta diklat

mempelajari materi Angka Kredit Jabatan Fungsional Polisi Kehutanan

sesuai dengan kurikulum dan silabus yang telah disusun.

D. Kompetensi Dasar

Setelah selesai mengikuti pembelajaran mata diklat ini peserta

diharapkan dapat menjelaskan ketentuan Angka Kredit bagi jabatan

fungsional Polisi Kehutanan.

E. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat ini peserta

diharapkan dapat menjelaskan :

1. Pengertian dan ruang lingkup angka kredit bagi jabatan fungsional

polisi kehutanan,

2. Pengangkatan dan Pemberhentian.

3. Mekanisme pengumpulan, penyusunan dan pengajuan DUPAK.

2
BAB II
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

A. Pengertian-Pengertian

1. Jabatan fungsional Polisi Kehutanan adalah jabatan dalam

lingkungan instansi Kehutanan Pusat dan Daerah yang sesuai

dengan sifat pekerjaannya menyelenggarakan dan atau

melaksanakan usaha perlindungan hutan yang oleh kuasa Undang-

Undang diberikan wewenang kepolisian khusus dibidang kehutanan

dan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang

diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.

2. Polisi Kehutanan adalah Pegawai Negeri Sipil dalam lingkungan

instansi Kehutanan Pusat dan Daerah yang sesuai dengan sifat

pekerjaannya menyelenggarakan dan atau melaksanakan usaha

perlindungan hutan yang oleh kuasa Undang-Undang diberikan

wewenang kepolisian khusus dibidang kehutanan dan konservasi

sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

3. Polisi Kehutanan Terampil adalah pejabat fungsional Polisi

Kehutanan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mempergunakan

prosedur dan teknik kerja tertentu.

4. Polisi Kehutanan Ahli adalah pejabat fungsional Polisi Kehutanan

yang dalam pelaksanaan pekerjaannya didasarkan atas disiplin ilmu

pengetahuan, metodologi dan teknik analisis tertentu.

5. Tim Penilai Angka Kredit jabatan f ungsional Polisi Kehutanan adalah

tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang

berwenang dan bertugas menilai prestasi kerja Polisi Kehutanan.

3
6. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau

akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat

fungsional Polisi Kehutanan dalam rangka pembinaan karier yang

bersangkutan.

7. Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) adalah blanko yang

berisi keterangan perorangan Polisi Kehutanan dan butir kegiatan

yang dinilai dan harus diisi oleh Polisi Kehutanan dalam rangka

penetapan angka kredit

B. Tugas Pokok Polhut

Tugas pokok Polisi Kehutanan adalah menyiapkan,

melaksanakan, mengembangkan, memantau, dan mengevaluasi serta

melaporkan kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan serta

pengawasan peredaran hasil hutan.

C. Jenjang Jabatan dan Pangkat

Jenjang pangkat Polisi Kehutanan Terampil sesuai dengan

jenjang jabatannya, yaitu :

1. Polhut Pelaksana Pemula (Pengatur muda, Golongan ruang II/a).

2. Polhut Pelaksana

a. Pengatur Muda Tingkat I, Golongan Ruang II/b

b. Pengatur, Golongan Ruang II/c dan

c. Pengatur Tingkat I, Golongan Ruang II/d.

3. Polhut Pelaksana Lanjutan

a. Penata Muda, Golongan Ruang III/a.

b. Penata Muda Tingkat I, Golongan Ruang III/b.

4
4. Polhut Penyelia.

a. Penata, Golongan Ruang III/c

b. Penata Tingkat I, Golongan Ruang III/d

Jenjang pangkat Polisi Kehutanan Ahli sesuai dengan jenjang

jabatannya, yaitu :

1. Polhut Pertama

a. Penata Muda, Golongan Ruang III/a.

b. Penata Muda Tingkat I, Golongan Ruang III/b.

2. Polhut Muda

a. Penata, Golongan Ruang III/c

b. Penata Tingkat I, Golongan Ruang III/d

3. Polhut Madya

a. Pembina, golongan ruang IV/a;

b. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan

c. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.

D. Unsur dan Sub Unsur Kegiatan

Unsur kegiatan jabatan fungsional Polisi Kehutanan meliputi:

1. Pendidikan

2. Penyiapan prakondisi perlindungan dan pengamanan hutan,

peredaran hasil hutan dan pengedalian kebakaran;

3. Perlindungan dan pengamanan kawasan, peredaran hasil hutan

serta pengendalian kebakaran;

4. Monitoring dan Evaluasi;

5. Pengembangan profesi; dan

6. Penunjang kegiatan Polisi Kehutanan.

5
Sub unsur kegiatan Polisi Kehutanan dari masing-masing unsure

kegiatan tersebut yang dapat dinilai angka kreditnya, terdiri dari :

1. Pendidikan, meliputi :

a. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar;

b. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kepolisian

kehutanan serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan

Pelatihan (STTPP) atau sertifikat; dan

c. Pendidikan dan pelatihan Prajabatan.

2. Penyiapan prakondisi perlindungan dan pengamanan hutan,

peredaran hasil hutan dan pengendalian kebakaran, meliputi :

a. Penyusunan rancangan kebijakan (perlindungan dan

pengamanan kawasan atau peredaran hasil hutan atau

pengendalian kebakaran);

b. Evaluasi kebijakan (perlindungan dan pengamanan kawasan atau

peredaran hasil hutan atau pengendalian kebakaran);

c. Penyusunan rancangan strategi kebijakan (perlindungan dan

pengamanan kawasan atau peredaran hasil hutan atau

pengendalian kebakaran);

d. Penyusunan program kerja (perlindungan dan pengamanan

kawasan atau peredaran hasil hutan atau pengendalian

kebakaran);

e. Penyusunan Petunjuk Operasional (perlindungan dan

pengamanan kawasan atau peredaran hasil hutan atau

pengendalian kebakaran);

6
f. Penyusunan Rencana Operasi Kegiatan Perlindungan dan

Pengamanan Hutan serta Peredaran Hasil Hutan; dan

g. Penyusunan Rencana Kerja Personal Polisi Kehutanan.

3. Perlindungan dan Pengamanan Kawasan, Peredaran Hasil Hutan

serta Pengendalian Kebakaran, meliputi :

a. pelaksanaan tindakan preemtif terhadap kerusakan dan

gangguan kawasan atau peredaran hasil hutan;

b. pelaksanaan tindakan preventif terhadap kerusakan dan

gangguan kawasan atau peredaran hasil hutan;

c. operasi represif terhadap kerusakan dan gangguan kawasan atau

peredaran hasil hutan;

d. operasi yustisif terhadap kerusakan dan gangguan kawasan atau

peredaran hasil hutan;

e. pengendalian kebakaran hutan dan atau lahan;

f. penanggulangan konflik satwa liar dengan masyarakat; dan

g. register perkara dan sistem informasi bidang kepolisian

kehutanan.

4. Monitoring dan Evaluasi, meliputi :

a. Monitoring

b. Evaluasi

5. Pengembangan profesi, meliputi :

a. pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang kepolisian

kehutanan;

b. penerjemahan/penyaduran buku dan bahan-bahan lain di bidang

kepolisian kehutanan;

7
c. perumusan sistem kepolisian kehutanan;

d. pembuatan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/ petunjuk

teknis di bidang kepolisian kehutanan; dan

e. peningkatan kegiatan pengembangan diri di bidang kepolisian

kehutanan (studi banding, pertukaran Polisi Kehutanan antar

regional dan negara, kunjungan kerja, magang).

6. Penunjang kegiatan Polisi Kehutanan, meliputi :

a. pengajar/pelatih di bidang kepolisian kehutanan;

b. peran serta dalam seminar, lokakarya di bidang kepolisian

kehutanan;

c. keanggotaan dalam organisasi profesi;

d. keanggotaan dalam satuan khusus perlindungan dan

pengamanan hutan (SMART atau SPORC);

e. keanggotaan dalam tim penilai angka kredit jabatan fungsional

Polisi Kehutanan;

f. perolehan piagam kehormatan dan penghargaan;

g. perolehan gelar kesarjanaan lainnya;

h. perolohan gelar kehormatan akademis lainnya, dan

i. kegiatan penyelamatan (SAR) di kawasan hutan.

8
BAB III
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

A. Pengangkatan Pertama

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam

jabatan Polisi Kehutanan Terampil harus memenuhi syarat :

a. berijazah paling rendah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di

bidang Kehutanan atau SMA (Sekolah Menengah Atas) yang

kualifikasinya ditetapkan oleh Menteri Kehutanan;

b. pangkat paling rendah Pengatur Muda, golongan ruang II/a; dan

c. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan

dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3), paling

kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

Pegawai Negeri Sipil yang di angkat untuk pertama kali dalam

jabatan Polisi Kehutanan Ahli harus memenuhi syarat :

a. berijazah paling rendah Sarjana (S1)/Diploma IV di bidang

Kehutanan, Pertanian, Biologi, Perikanan/Kelautan, Teknik

Lingkungan, Hukum, Sospol dan kualifikasi lain yang ditetapkan

oleh Menteri Kehutanan;

b. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; dan

c. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan

dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3), paling

kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam

jabatan Polisi Kehutanan dapat dipertimbangkan dengan ketentuan

sebagai berikut :

9
a. memenuhi syarat pengangkatan pertama.

b. tersedia formasi untuk jabatan Polisi Kehutanan.

c. memiliki pengalaman di bidang kepolisian kehutanan paling kurang 2

(dua) tahun;

d. usia paling tinggi 35 (tiga puluh lima) tahun untuk tingkat keterampilan

dan 40 (empat puluh) tahun untuk tingkat keahlian;

e. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan

dalam daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3) paling kurang

bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan

f. telah mengikuti dan lulus diklat dasar fungsional di bidang kepolisian

kehutanan.

Ketentuan lain dalam pengangkatan pertama adalah :

a. PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional Polhut harus lulus uji

kompetensi.

b. PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional Polhut paling lama 2

(dua) tahun setelah diangkat dalam jabatan fungsional Polisi

Kehutanan harus mengikuti dan lulus diklat dasar fungsional di

bidang kepolisian kehutanan sesuai dengan kualifikasi yang

ditentukan oleh Instansi Pembina jabatan fungsional Polisi

Kehutanan.

c. Pangkat PNS yang pindah dari jabatan lain ke Polhut, sama dengan

pangkat yang dimilikinya, dan jenjang jabatan ditetapkan sesuai

dengan jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang

berwenang menetapkan angka kredit.

10
B. Perpindahan dari Tingkat Terampil ke Tingkat Ahli

Polisi Kehutanan terampil yang memperoleh ijasah Sarjana

(S1)/ Diploma IV dapat dipindahkan dalam jabatan Polisi Kehutanan Ahli,

apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. tersedia formasi untuk jabatan Polisi Kehutanan Ahli;

b. berijazah di bidang Kehutanan, Pertanian, Biologi,

Perikanan/Kelautan, Teknik Lingkungan, Hukum, Sospol dan

kualifikasi lain yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan;

c. telah mengikuti dan lulus diklat fungsional alih tingkat dari jabatan

fungsional Polisi Kehutanan Terampil ke jabatan fungsional Polisi

Kehutanan Ahli; dan

d. memenuhi jumlah angka kredit kumulatif yang ditentukan.

Polisi Kehutanan terampil yang akan beralih menjadi Polisi

Kehutanan Ahli diberikan angka kredit sebesar 65% (enam puluh lima

persen) angka kredit kumulatif dari diklat, tugas pokok dan

pengembangan profesi ditambah angka kredit ijazah sarjana

(S1)/Diploma IV yang sesuai kompetensi dengan tidak memperhitungkan

angka kredit dari unsur penunjang.

Perpindahan Polisi Kehutanan Terampil ke dalam Polisi

Kehutanan Ahli bagi jenjang Pelaksana Pemula, pangkat Pengatur

Muda, golongan ruang II/a sampai dengan Pelaksana, pangkat

Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d harus ditetapkan terlebih dahulu

kenaikan pangkatnya menjadi Penata Muda, golongan ruang III/a.

11
C. Pembebasan Sementara

1. Polisi Kehutanan Pelaksana Pemula, pangkat Pengatur Muda,

golongan ruang II/a sampai dengan Polisi Kehutanan Penyelia,

pangkat Penata, golongan ruang III/c dan Polisi Kehutanan Pertama,

pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Polisi

Kehutanan Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b,

dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila dalam jangka waktu

5 (lima) tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat terakhir tidak

dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat

setingkat lebih tinggi.

2. Polisi Kehutanan Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang

III/d, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun

sejak menduduki jabatan/pangkat terakhir tidak dapat

mengumpulkan paling kurang 10 (sepuluh) angka kredit dari tugas

pokok.

3. Polisi Kehutanan Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan

ruang IV/c, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap

tahun sejak menduduki jabatan/pangkat terakhir tidak dapat

mengumpulkan paling kurang 20 (dua puluh) angka kredit dari tugas

pokok dan pengembangan profesi.

4. Selain tersebut diatas, Polhut juga dapat dibebaskan sementara dari

jabatannya apabila :

a. diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil;

b. ditugaskan secara penuh di luar jabatan Polisi Kehutanan;

c. menjalani cuti di luar tanggungan negara; atau

d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.

12
D. Pengangkatan Kembali

1. Polhut yang telah dibebaskan sementara dari jabatannya karena

tidak dapat mengumpulkan angka kredit sesuai dengan jumlah yang

dipersyaratkan, dapat diangkat kembali apabila telah mengumpulkan

angka kredit yang ditentukan.

2. Polhut yang dibebaskan sementara dari jabatannya karena

dibebaskan sementara dari PNS, dapat diangkat kembali apabila

berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

hukum yang tetap dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi pidana

percobaan

3. Polhut yang ditugaskan diluar jabatan fungsional polhut dapat

diangkat kembali apabila berusia paling tinggi 51 (lima puluh satu)

tahun.

4. Polhut yang cuti diluar tanggungan Negara dapat diangkat kembali

telah selesai masa cutinya.

5. Polhut yang tugas belajar dapat diangkat kembali setelah masa tugas

belajarnya telah habis.

E. Pemberhentian Dari Jabatan

Polisi Kehutanan diberhentikan dari jabatannya, apabila :

1. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari

jabatannya , tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan

untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi; atau

2. Polisi Kehutanan diberhentikan dari jabatannya, apabila dijatuhi

hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum

yang tetap, kecuali hukuman disiplin penurunan pangkat dan

penurunan jabatan.

13
BAB IV
MEKANISME PENGUMPULAN, PENYUSUNAN DAN PENGAJUAN DUPAK

A. Mekanisme Pengumpulan Angka Kredit

1. Setiap Polisi Kehutanan wajib mencatat dan menginventarisir

seluruh kegiatan yang telah dilaksanakannya.

2. Setiap kegiatan yang telah dilaksanakan wajib dilengkapi dengan :

a. Surat perintah tugas

b. Surat pernyataan melakukan kegiatan (sesuai dengan unsur)

c. Laporan pelaksanaan kegiatan (sesuai dengan satuan hasil

masing-masing kegiatan).

3. Simpan dengan rapi dokumen-dokumen yang ada pada poin 2,

sehingga pada saat penyusunan DUPAK, tidak ada satupun

kegiatan yang terlewatkan.

B. Mekanisme Penyusunan DUPAK

Penyusunan DUPAK harus dilengkapi dengan :

1. Surat usulan penilaian angka kredit dari pimpinan unit kerja

2. Mengisi Format DUPAK Polisi Kehutanan

14
3. Surat Perintah Tugas

4. Surat Pernyataan Rekapitulasi Kegiatan, Meliputi :

a. surat pernyataan mengikuti pendidikan dan pelatihan;

b. surat pernyataan melakukan kegiatan penyiapan prakondisi

c. perlindungan dan pengamanan hutan, peredaran hasil hutan dan

pengendalian kebakaran;

d. surat pernyataan melakukan kegiatan perlindungan dan

pengamanan kawasan, peredaran hasil hutan serta pengendalian

kebakaran;

e. surat pernyataan melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi;

f. surat pernyataan melakukan kegiatan pengembangan profesi;dan

g. surat pernyataan melakukan kegiatan pendukung Polhut

5. Bukti fisik dan Bukti penilaian kegiatan yang diketahui oleh atasan

langsung di wilayah kerjayanya.

6. Copy ijasah / STTPL yang pernah diterima yang disahkan/dilegalisir

oleh pejabat yang berwenang;

7. Copy keputusan pengangkatan dan kepangkatan Jabatan Fungsional

Polisi Kehutanan terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang

berwenang.

Dalam penyusunan DUPAK :

1. Kelompokkan bukti kegiatan berdasarkan jenis kegiatan yang sama,

misalnya kegiatan penjagaan, patroli dan penulisan karya tulis ilmiah.

2. Kelompokkan bukti kegiatan (1) berdasarkan jenis sub unsur.

3. Susun berkas DUPAK berdasarkan kelompok sub unsur (2) sesuai

urutan butir kegiatan dalam Permenpan.

4. Berikan pembatas di setian Unsur dan Sub Unsur.

15
C. Mekanisme Pengajuan DUPAK

Pengajuan DUPAK Polisi Kehutanan dilakukan paling kurang 2

(dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu 3 (tiga) bulan sebelum periode

kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil, dengan ketentuan sebagai

berikut :

a. bulan Januari untuk DUPAK periode Juli sampai dengan Desember

tahun sebelumnya, dan

b. bulan Juli untuk DUPAK periode Januari sampai dengan Juni tahun

yang bersangkutan

Dalam hal periode pengajuan tidak mengikuti ketentuan diatas,

pengajuan DUPAK dapat dilakukan paling lama satu tahun sekali.

Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sekali pengajuan DUPAK

tidak dapat dilakukan, maka kepada Pejabat Fungsional Polisi

Kehutanan diberikan surat teguran oleh Pimpinan Unit Kerja. Setelah

mendapat surat teguran, Pejabat fungsional Polisi Kehutanan tersebut

tidak dapat mengajukan usulan, DUPAK yang dapat dinilai paling lama

4 (empat) periode sebelumnya.

Pengajuan DUPAK terdiri atas :

1. Pengajuan DUPAK di lingkungan Kementerian Kehutanan;

2. Pengajuan DUPAK bagi Polisi Kehutanan Madya golongan IV/b dan

IV/c, yang berkedudukan di Provinsi atau Kabupaten/Kota;

3. Pengajuan DUPAK bagi Polisi Kehutanan Pelaksana Pemula sampai

dengan Polisi Kehutanan Penyelia dan Polisi Kehutanan Pertama

sampai dengan Polisi Kehutanan Madya golongan IV/a yang

berkedudukan pada Provinsi atau Kabupaten/Kota.

Pengajuan DUPAK di lingkungan Kementerian Kehutanan

dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :


16
1. Bagi Polisi Kehutanan Madya golongan IV/b dan IV/c, DUPAK

beserta lampirannya disampaikan kepada Direktur Jenderal

Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam melalui Sekretaris

Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

2. Bagi Polisi Kehutanan Pelaksana Lanjutan sampai dengan Polisi

Kehutanan Penyelia dan Polisi Kehutanan Pertama sampai dengan

Polisi Kehutanan Madya golongan IV/a, DUPAK beserta lampirannya

disampaikan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal melalui Kepala

Bagian Kepegawaian atau pejabat eselon III yang membidangi

administrasi kepegawaian di lingkungan Direktorat Jenderal.

3. Bagi Polisi Kehutanan Pelaksana Pemula sampai dengan

Pelaksana golongan II/d, Pelaksana Lanjutan sampai dengan Polisi

Kehutanan Penyelia III/d dan Polisi Kehutanan Pertama sampai

dengan Polisi Kehutanan Madya golongan IV/a pada Balai Besar

yang telah menerima pendelegasian wewenang penetapan angka

kredit, DUPAK beserta lampirannya disampaikan kepada Kepala

Balai Besar melalui Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar

bersangkutan.

4. Bagi Polisi Kehutanan Pelaksana Pemula sampai dengan Polisi

Kehutanan Pelaksana golongan II/d, DUPAK beserta lampirannya

disampaikan kepada Kepala Balai melalui Kepala Sub Bagian Tata

Usaha.

Pengajuan DUPAK bagi Polisi Kehutanan Madya golongan IV/b

dan IV/c, yang berkedudukan di Provinsi atau Kabupaten/Kota

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilakukan dengan cara

DUPAK beserta lampirannya disampaikan kepada Direktur Jenderal

17
melalui Kepala Dinas Provinsi atau Kabupaten/Kota yang membidangi

kehutanan.

Pengajuan DUPAK bagi Polisi Kehutanan Pelaksana Pemula

sampai dengan Polisi Kehutanan Penyelia dan Polisi Kehutanan

Pertama sampai dengan Polisi Kehutanan Madya golongan IV/a yang

berkedudukan pada Provinsi atau Kabupaten/Kota sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilakukan dengan cara DUPAK beserta

lampirannya disampaikan kepada Kepala Dinas Provinsi atau

Kabupaten/Kota yang membidangi kehutanan.

D. Tim Penilai

Tim Penilai angka kredit Polisi Kehutanan adalah tim yang

dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas

untuk menilai prestasi kerja polisi kehutanan. Tim Penilai jabatan

fungsional Polisi Kehutanan terdiri dari unsur teknis yang membidangi

kepolisian kehutanan, unsur kepegawaian, dan pejabat fungsional

Polisi Kehutanan.

Susunan keanggotaan Tim Penilai sebagai berikut :

a. seorang Ketua merangkap anggota;

b. seorang Wakil Ketua merangkap anggota;

c. seorang Sekretaris merangkap anggota dari unsur kepegawaian;dan

d. paling kurang 4 (empat) orang anggota.

Anggota Tim Penilai paling kurang terdiri dari 2 (dua) orang

pejabat fungsional Polisi Kehutanan, sedangkan Anggota Tim Penilai

Provinsi/Kabupaten/Kota paling kurang 1 (satu) orang dari unsur BKD

Provinsi/Kabupaten/Kota. Apabila jumlah anggota Tim Penilai tidak

dapat dipenuhi dari Polisi Kehutanan, maka anggota Tim Penilai dapat

18
diangkat dari Pegawai Negeri Sipil lain yang memiliki kompetensi untuk

menilai prestasi kerja Polisi Kehutanan.

Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai, yaitu:

a. menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan

jabatan/pangkat Polisi Kehutanan yang dinilai;

b. memiliki keahlian serta kemampuan untuk menilai prestasi kerja

Polisi Kehutanan; dan

c. dapat aktif melakukan penilaian.

Pembentukan dan susunan Anggota Tim Penilai ditetapkan oleh:

a. Direktur Jenderal yang membidangi Polisi Kehutanan untuk Tim

Penilai Pusat;

b. Pejabat eselon II yang membidangi Kepolisian Kehutanan di

Kementerian Kehutanan untuk Tim Penilai Direktorat Jenderal.

c. Kepala Unit Pelaksana Teknis untuk Tim Penilai UPT;

d. Kepala Dinas Provinsi yang membidangi Kehutanan untuk Tim

Penilai Provinsi; dan

e. Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Kehutanan untuk

Tim Penilai Kabupaten/Kota.

Masa jabatan anggota Tim Penilai adalah 3 (tiga) tahun dan dapat

diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya.

E. Hal Penting Lainnya

1. Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Polhut yang sesuai

dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan, maka

Polhut lain yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di

bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut

19
berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang

bersangkutan.

2. Polisi Kehutanan yang melaksanakan tugas Polisi Kehutanan satu

tingkat di atas jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh

ditetapkan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari angka kredit

setiap butir kegiatan

3. Polisi Kehutanan yang melaksanakan tugas Polisi Kehutanan satu

tingkat di bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh

ditetapkan sama 100% (seratus persen) dengan angka kredit dari

setiap butir kegiatan

20
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi No. 17 Tahun 2011 tentang Jabatan Fungsional Polisi
Kehutanan dan Angka Kreditnya.

Peraturan Bersama Menteri Kehutanan dan Kepala Badan Kepegawaian


Negara Nomor : NK. 14/Menhut-II/2011 dan Nomor 31 Tahun 2011
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 17
Tahun 2011 tentang Jabatan Fungsional Polisi Kehutanan dan Angka
Kreditnya.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.9/Menhut-II/2014 tentang Petunjuk


Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Polisi Kehutanan dan Angka
Kreditnya.

21

Anda mungkin juga menyukai