PERLINDUNGAN,
PENGAMANAN
HUTAN
SAMBUTAN
KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Ganguan keamanan hutan pada Kawasan Hutan
Negara diProvinsi Nusa Nenggara Barat, antara lain
meliputiKawasan Hutan Produksi, Lindung dan
Konservasi,yang cukup marakpenebangan liar illegal loging,
prambahan hutan, penambangan tanpa ijin, penggunaan
kawasan hutan tanpa prosedur, peredaran dan perdagangan
illegal tumbuhan dan satwa liar.
Tugas perlindungan pengamanan hutan dan penegakan
hukum di bidang kehutanan sebagai garda terdepan, berada
di pundak Polisi Kehutanan (POLHUT), dituntut untuk
memiliki kemampuan dan keterampilan yang professional
baik dalam melakukan pengamanan ganguan keamanan
hutan maupun upaya preventif melalui pendekatan
dan pemberdayaan masyarakatsesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan,
pemahaman dan keterampilan bagi Polisi Kehutanan,
dengan adanya ModulPerlindungan Pengamanan
Hutansebagai acua kerja dan upaya peningkatan kapasitas
Sumber Daya Manusia (SDM) Polisi Kehutanan dan
B U R H A N, SP., MM.
Bagian 1 :
KONSEP PERLINDUNGAN DAN
PENGAMANAN HUTAN...................................
A. Dasar Hukum........................................................ 1
B. Tugas Pokok, Fungsi Dan Wewenang Polisi
Kehutanan.............................................................. 2
C. Perlindungan Dan Pengamanan Hutan................. 10
D. Tindak Pidana Kehutanan..................................... 28
Bagian 2 :
PENJAGAAN POLISI KEHUTANAN
A. Bentuk-bentuk penjagaan...................................... 49
B. Kewajiaban petugas penjagaan............................... 51
C. Serah Terima Penjagaan......................................... 53
D. Susunan pembagian regu tugas jaga....................... 55
Bagian 2 :
PENJAGAAN POLISI KEHUTANAN
A. Pengertiandan Tujuan........................................59
B. Bentuk-bentuk Patroli........................................60
KONSEP DAN DASAR HUKUM PERLINDUNGAN,
PENGAMANAN HUTAN | vii
C. Metode Patroli....................................................... 68
D. Prosedur pelaksanaan Patroli.................................. 70
E. Formasi Patroli....................................................... 72
F. Pelaporan Patroli.................................................... 74
Bagian 4 :
PENGUMPULAN BAHAN KETERANGAN
INTELIJEN
A. Pengertian.............................................................. 75
B. Pengertian pengintaian........................................... 76
C. Pengamatan........................................................... 80
D. Perencanaan dan Operasi Penyamaran/Intelijen.... 81
Bagian 5 :
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN DAN
PENGAMANAN TERSANGKA
A. Pengertian Umum.................................................. 85
B. Jenis Taktik Pelumpuhan Dan Penyerbuan............ 85
C. Patroli Untuk Menemukan Pelaku Tindak Pidana
Kehutanan.............................................................. 87
D. Analisa Pelumpuhan.............................................. 89
E. Tindakan Pertama Di Tempat Kejadian Perkara ...
(TKP) Dan Penanganan Barang Bukti Tindak .....
Pidana Kehutanan.................................................. 90
E. Pelumpuhan Dan Penyisiran Tempat Kejadian......
Perkara (TKP)........................................................ 118
F. Pengerahan Operasi Penyerbuan............................ 120
Bagian 7 :
PENYERGAPAN DAN TITIK PEMERIKSAAN
KENDARAAN PENGANGKUTAN
PEREDARAN HASIL HUTAN TUMBUHAN
SATWA LIAR ILLEGAL
A. Pengertian.............................................................. 141
B. Penyergapan Tidak Terencana Dan Penyergapan
Terencana............................................................... 143
1. Penyergapan Tidak Terencana ............................. 143
2. Penyergapan Terencana........................................ 144
3. Perintah Akhir Di Titik Pertemua/RV................ 151
B. Penguasaan............................................................. 151
C. Formasi Penyergapan ............................................ 154
D. Penyergapan, Tangkap, Amankan Dan ..................
Penggeledahan....................................................... 154
1. Penyergapan ....................................................... 154
2. Tangkap Amankan Dan Geledah........................ 157
F. Pertimbangan Titik Lokasi Pemeriksaan
Kendaraan.............................................................. 158
Bagian 8 :
PENERAPAN PASAL TINDAK PIDANA KE-
HUTANAN
A. Penerapan Pasal Tindak Pidana Kehutanan
dalam KUHAP ..................................................... 165
B. Penerapan Pasal Tindak Pidana Kehutanan ...........
(UU No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan)........ 168
C. Penerapan Pasal Tindak Pidana Kehutanan (UU...
No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya).................. 180
D. Keterkaitan Tindak Pidana Kehutanan Dengan
Tindak Pidana Korupsi Dan Pencucian Uang....... 184
Bagian 9 :
PENDIDIKAN LATIHAN DAN
PERLENGKAPAN PERORANGAN BAGI
POLISI KEHUTANAN
Wirawana
Polisi Kehutanan adalah ksatria rimba yang:
1. Menampilkan dirinya sebagai warga negara berwibawa dan dicintai
oleh sesama warga negara.
2. Bersikap disiplin, percaya diri, tanggung jawab, penuh keiklasan
dalam tugas, kesungguhan serta selalu menyadari bahwa dirinya
adalah warga masyarakat di tengah-tengah masyarakat.
3. Selalu peka dan tanggap dalam tugas, mengembangkan kemampuan
dirinya, menilai tinggi mutu kerja, penuh keaktifan dan efisiensi serta
menempatkan kepentingan tugas secara wajar di atas kepentingan
pribadinya.
4. Tidak mengenal berhenti dalam menegakkan hukum dan kejahatan
bidang kehutanan dan mengutamakan cara-cara pencegahan
daripada penindakan secara hukum.
5. Menjauhkan diri dari sikap dan perbuatan tercela yang melanggar
hukum serta merugikan bangsa dan negara.
6. Selalu waspada, siap sedia dan sanggup menghadapi setiap
kemungkinan dalam tugasnya.
7. Mampu mengendalikan diri dari perbuatan-perbuatan penyalah
gunaan wewenang.
8. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan Korps Polisi Kehutanan.
A. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3838) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4412);
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5432);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang
Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4453) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004
tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5056);
4. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.75/Menhut-II/2014 Tentang Polisi
Kehutanan, Berita Negara Republik Indonesia No.1399,
2014
5. Peraturan Menteri Lingkungan Dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor P.45/Menlhk/Setjen/
Kum.1/7/2017 Tentang Seragam Dan Perlengkapan
Polisi Kehutanan Dan Satuan Polisi Kehutanan Reaksi
Cepat | Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1013
B. Tugas Pokok, Fungsi Dan Wewenang Polisi
Kehutanan
1. Tugas Pokok, Fungsi dan Wewenang
Pasal7
Dalam hal didapatkan suatu peristiwa yang
diduga merupakan tindak pidana, satuan Polhut,
sesuai dengan ketentuan Pasal6, dapat melakukan
pemeriksaan adanya tindak pidana, untuk selanjutnya
diserahkan kepada Penyidik PNS Kehutanan atau
Penyidik Polri untuk penyidikannya.
Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri
Kehutanan No.P.75/Menhut-11/2014, tentang Polisi
Kehutanan, tugas dan fungsi Polisi Kehutanan, antara
lain:
a. Melaksanakan perlindungan dan pengamanan hutan,
kawasan hutan, hasil hutan, tumbuhan, dan satwa liar;
dan
b. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara,
masyarakat, dan perorangan atas hutan, kawasan
hutan, hasil hutan, tumbuhan dan satwa liar,
investasi serta perangkat yang berhubungan dengan
pengelolaan hutan.
|
Kehutanan
DAN
lazim digunakan untuk menebang, memotong, atau
Peralatan Untuk Huruf (f )
membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin
PERLINDUNGAN
Menebang Tanpa pejabatan berwenang.
Izin
Membawa Alat Berat Pasal12 Setiap orang dilarang membawa alat-alat berat dan/
ke dalam Hutan atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga
Huruf (g)
akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di
KONSEP
| 1 | HUTAN
dalam kawasan hutan tan a izin e’abat an berwenan .
Memanfaatkan Kayu Pasal12 Setiap orang dilarang memanfaatkan hasil hutan kayu
Hasil Pembalakan Liar yang diduga berasal dari hasil pembalakan liar.
Huruf (h)
| Bagian
Mengedarkan Kayu Pasal 12 Setiap orang dilarang mengedarkan kayu hasil
Hasil Pembalakan Liar pembalakan liar melalui darat, perairan, atau udara,
Huruf (i)
42
43
Menyelundupkan Pasal 12 Setiap orang dilarang menyelundupkan kayu yang
berasal dari atau masuk ke wilayah Negara Kesatuan
Kayu Huruf (j)
Republik Indonesia, melalui sungai darat laut atau
|
udara.
DAN
untuk Penambangan Huruf (a) atau alat-alat lain yang lazim atau patut diduga akan
digunakan untuk melakukan kegiatan penambangan
PERLINDUNGAN
dan/atau mengangkut hasil tambang di dalam
kawasan hutan tanpa”’izin menteri.
M e l a k u k a n Pasal17 Ayat 1 Setiap orang dHarang melakukan kegiatan
Penambangan Tanpa Huruf (b) penambangan di dalam kawasan hutan tanpa izin
Izin menteri.
KONSEP
| 1 | HUTAN
Mengangkut Hasil Pasal 17 Ayat 1 Setiap orang dilarang mengangkut dan/ atau
Tambang Huruf (c) menerima titipan hasil tambang yang berasal dari
kegiatan penambangan di dalam kawasan hutan tanpa
izin.
| Bagian
Menguasai Hasil Pasal 17 Ayat 1 Setiap orang dilarang menjual, menguasai, memiliki,
tambang Huruf (d) dan/atau menyimpan hasil tambang yang berasal dari
kegiatan penambangan di dalam kawasan hutan tanpa
izin.
44
45
M e m b e l i , Pasal 17 Ayat a Setiap orang datang membeli, memasarkan, dan/atau
memasarkan, dan/ Huruf (e) mengolah hasi! tambang dari kegiatan penambangan
atau mengolah hasil di dalam kawasan hutan tanpa izin.
|
tambang
A. Pengertiandan Tujuan
A. Pengertian
A. Pengertian Umum
2. Pelumpuhan Terencana
Pelumpuhan terencana akan mengikuti prinsip dasar
seperti pada pelumpuhan spontan di atas. Perbedaannya
adalah pada saat melakukan pelumpuhan terencana
sebelumnya melakukan perencanaan dan pengintaian.
Pelumpuhan terencana melibatkan sejumlah tim untuk
menghadapi sasaran yang lebih besar dan lebih rumit
Taktik ini membutuhkan latihan menyeluruh, simulasi
terus menerus, serta koordinasi seluruh anggota tim yang
terlibat.
3. Prosedur Pelumpuhan
Tata cara pelumpuhan adalah sebagai berikut;
1) Ketua tim memerintahkan kepada anggotanya untuk
menyebar dalam formasi shaf dan secara diam-diam
maju ke depan.
2) Ketika tim tiba pada titik batas yang tidak lagi
memungkinkan mereka untuk menyelinap ke dalam
kamp pelaku karena dikhawatirkan akan terdengar
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
86 | Bagian | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
atau terlihat oleh para pelaku tindak pidana kehutanan
(in; disebut sebagai garis serbu), tim kemudian dengan
cepat bergerak maju, sambil tetap mempertahankan
formasi shaf, menyerbu kamp dan mengejutkan para
pelaku tindak pidana kehutanan.
3)
Polisi Kehutanan yang paling dekat dengan
pelaku tindak pidana kehutanan akan melakukan
penangkapan terhadap pelaku, sementara anggota
tim lainnya menyapu dan menyisir tempat bermalam
serta mengejar para pelaku tindak pidana kehutanan
yang lari.
4) Pada saat tim mencapai jarak tertentu setelah
menyisir kamp pelaku, apabila kondisi aman mereka
akan berhenti dan meneriakkan “AMAN,”. Setelah
semuanya aman, Ketua Tim akan memberikan
perintah “MERAPAT.”
C. Patroli Untuk Menemukan Pelaku Tindak Pidana
Kehutanan
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
88 | Bagian | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
yang lain perlahan menunduk dan menjaga sudut yang
menjadi tanggung jawab pengawasannya masing-
masing.
D. Analisa Pelumpuhan
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
90 | Bagian | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
Tempat kejadian perkara sebagai bahan awal proses
penyidikan tindak pidana oleh sebab itu penanganan
tempat kejadian perkara perlu mendapat perhatian dari
setiap petugas atau penyidik yang sedang menangani
tempat kejadian perkara serta peran masyarakat dalam
memahamliarti penting terhadap tempat kejadian perkara.
1. Pengertian
a. Tempat Kejaian Perkara (TKP)
Adalah tempat dimana suatu tindak pidana terjadi
atau akibat yang dilimbulkan dan lempat-tempat
lain dimana barang bukti dan atau korban yang
berhubungan dengan tindak pidana tersebut dapat
ditemukan.
b. Tindakan Pertama Tempat keJadian Perkara tindak
pidana kehutanan adalah tindakan petugas/penyidik
kehutanan yang harus dilakukan segera setelah
diketahui terjadinya tindak pidana kehutanan dengan
tujuan untuk melakukan pengamanan dan penutupan
meliputi pengamanan terhadap barang bukti, saksi-
saksi dan petaku yang ada di tempat kejadian perkara
guna tindakan penyidikan selanjutnya.
c. Penanganan tempat kejadian perkara tindak pidana
kehutanan, adalah tindakan petugas/penyidik di
tempat kejadian perkara tindak pidana kehutanan
yang meliput: pengamanan, pengecekan, pencarian,
pemeriksaan terhadap saksi-saksi, pelaku dan barang
bukti yang berkaitan tindak pidana kehutanan
untuk mengetahui perkara yang sesungguhnya agar
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
92 | Bagian | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
b. Menjaga dan melindungi agar barang bukti yang
diperlukan tidak hilang,rusak tidak menambah
dan mengurangi agar tidak berakibat menyulitkan
atau mengaburkan dalam pengolahan Tempat
Kejadian Perkara
c. Untuk memperoleh keterangan dan fakta dalam
pengembangan Penyelidikan dan Penyidikan
dalam menentukan pelaku, saksi-saksi, barang
bukti, modus operandi dan alat yang digunakan
dalam mengungkap tindak pidana bidang
kehutanan.
3. Tindakan Pertama di TKP
a. Hakekat tindakan pertama di TKP
Segala sesuatu yang didapat dalam pengolahan
TKP oleh POLHUT dituangkan dalam Laporan
Pemeriksaan TKP, yang dilengkapi dengan: Sket,
Photo, Daftar Jenis Barang Bukti dan Catatan
lainnya.
b. Persiapan
Untuk memperlancar penanganan TKP maka
diperlukan personil yang mampu dan cukup yang
didukung dengan sarana mobilitas dan komunikasi
yang memadai. Peralatan yang umum digunakan
dalam penanganan TKP diantaranya adalah:
Kompas/GPS, Meteran, Peta, Kamera, Senjata
Api, Borgol, Kapak, Gergaji, Kantong Platik dan
Pita Polisi.
c. Tindakan di TKP
PELAKSANAAN KEGIATAN PERLINDUNGAN
DAN PENGAMANAN HUTAN | 93
Tindakan kepalisian yang harus segera dilakukan
di TKP, adalah:
1) Mengamankan TKP yang mencakup kegiatan
pengamanan lakasi kejadian,mempertahankan
status quo dan mengamankan pelaku, saksi dan
barang bukti;
2) Melakukan pengendalian dan penyitaan barang
bukti;
3) Memisahkan tersangka dan saksi yang berada di
TKP agar tidak saling mempengaruhi;
4 Mecari dan mengumpulkan saksi-saksi dan
mencatat identitasnya.
d. Pengelolaan TKP
1) Pengamatan umum pada objek,jalan masuk dan
keluar serta alat yang digunakan;
2) Pemotretan, terhadap peLaku dan barang bukti
serta Lokas TKP secara keseluruhan dari setiap
sudut;
3) Pembuatan Sket TKP, menggambarkan TKP
seteliti mungkin dan bahan rekonstruksi jika
diperlukan;
4) Penanganan saksi, melalui wawancara dengan
unsur 7 K, pemeriksaan singkat guna mencari
orang yang diduga kuat sebagai pelaku atau
sebagai petunjuk;
5) Penanganan Pelaku, tangkap dan geledah, teliti
dan amankan barang bukti, periksa singkat;
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
94 | Bagian | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
6) Penanganan barang bukti. Barang bukti
dikumpulkan dan diidentifikasi pemiliknya,
selalu beranggapan kalau barang bukti yang
tidak berarti bagi kita tetapi berharga dalam
mengungkap kasus.
4.
Modus operandi untuk menentukan langkah
penanganan TKP
a. Memperkirakan jalan keluar masuknya route
perjalanan si pelaku ke dan dari Tempat Kejadian
Perkara (TKP).
b. Memperkirakan alat - alat atau sarana yang
digunakan oleh pelaku dalam melakukan tindak
kejahatan.
c. Memperhatikan cara penanganan barang bukti
hasil kejahatan oleh pelaku.
5. Pencarian Barang Bukti di TKP
Untuk menemukan barang bukti pada saat
penyergapan atau penangkapan sering kali benyak
menemui kesulitan, karena pelaku tindak pidana
akan menyembunyikan atau membuang barang bukti
yang diperlukan. Ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk mencari barang bukti di TKP.
a. Metode Spiral
Metode ini dilakukan dengan cara mengelilingi
areal TKP dimulai dari membuat lingkaran keci
menjadi besar seperti spiral. Metode ini sangat
cocok diterapkan saat mencari barang bukti yang
b. Metode zone
Metode zone cocok jika diterapkan pada saat
mencari barang bukti yang disimpan atau dibuang
oleh pelaku tindak pidana di areal terbuka yanq
luas. Caranya adalah lapangan yang akan dilakuka
pencarian dibagi menjadi empat bagian dan
dilakukan pencarian barang bukti pada setiap
bagian.
c. Metode Strip
Metode strip eoeok diterapkan pada areal yang
berlereng. Cara pencarian barang bukti dilakukan
dengan menyisir dengan membuat lajur-lajur
pencarian.
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
96 | Bagian | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
d. Metode Roda
Sangat sesuai untuk meneari barang bukti yang
berukuran keeil yang terdapat di dalam ruangan
yang cukup luas. Cara dengan melakukan pencarian
ke segala arah.
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
100 |B a g i a n | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
semakin besar harapan untuk mendapatkan BB,
saksi-sakai dan kemungkinan mendapati pelaku
tindak pidana masih berada di TKP.
b. Keutuhan TKP dalam penanganan TKP menjaga
keutuhan TKP sangat penting dilakukan oleh
petugas/penyidik, hal buruk adalah terjadinya
kehilangan, kerusakan/berkurangnya BB dan
kesulitan mendapatkan saksi-saksi di TKP sehingga
hal tersebut akan mempersulit proses pengolahan
TKP yang berdampak pada pengungkapan perkara
oleh penyidik.
c. Kemampuan menangani TKP kemampuan
dimaksud berupa kemampuan mencari barang
bukti, saksi-saksi dan pelaku yang semuanya,
merupakan alat bukti dan sumber infonnasi bag,
petugas/penyidik dalam penangananTKP
12. Pentingnya perlakuan terhadap Saksi
Tersangka dan Barang Bukti.
a. Pentingnya perlakuan terhadap saksi
• terhadap para saksi, petugas dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyana terkait dengan tinda k
Pidana yang terjadi meliputi BB yang ada di TKP,
identitas dan ciri-ciri pelaku tindak pidana.
• bila ada orang-orang yang berusaha pergi dari
TKP segera ajukan pertanyaan-pertanyaan karena
tindakan semacam itu agak mencurigakan.
• para saksi harus dikumpulkan dan diwawancarai
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
102 |B a g i a n | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
disertai geledah terhadap tempat,alat angkut
dan tempat untuk menyimpan BB hasH tindak
pidan secara teliti cermat dan tekun.
• terhadap BB yang sulit penanganannya oleh
petugas dilapangan,maka sejak pengolahan
TKP hingga pemeriksaan penyidikan dapat
minta bantuan ahli pada bidangnya.
• pencarian BB dapat dilakukan dengan: metode
spiral,metode zone,metode strip/strip ganda,
metode roda dan metode kotak, namun
penanganan TKP tindak pidana kehutanan,
terhadap metode tersebut dilakukan sesuai
situasi dan kondisi dilapangan.
13. Modus Operandi penanganan TKP
a. Agar dapat memperkirakan jalan/ route keluar dan
masuknya para pelaku ke dan dari TKP.
b. Agar dapat memperkirakan alat peralatan/sarana
yang digunakan pelaku dalam melakukan tindak
pidana.
c.
Memperhatikan bagaimana cara pelaku I
menangani BB hasil tindak pidana.
14. Persiapan Penanganan TKP
a. Personil
1) Polhut atau PPNS kehutanan yang mempunyai
kompetensi, kemampuan dan pengalaman
menangani tindak pidana kehutanan.
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
104 |B a g i a n | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
pakai, pelelangan,pemusnahan dan pelepasliaran.
2. Barang bukti tindak pidana kehutanan adalah segala
benda yang patut diduga bersangkut pau dengan
suatu tindak pidana kehutanan yan, ditemukan di
tempat kejadian perkara maupun ditempat lainnya.
pada dasarnya barang bukti dapat dikelompokan atas:
a. barang bukti temuan adalah barang bukti yang
ditemukan baik di TKP maupun tempat tempat
tertentu yang tidak diketahui identitas pemiliknya
maupun yang menguasai baran, bukti tersebut.
b. barang bukti sitaan adalah barang buktl yam disita
oteh pcnyidik sesuai dengan ketentual hukum acar
pidana.
c. barang bukti rampasan adalah barang bukti hukum
acara pidana.
d. barang bukti rampasan adalah barang bukti
barang yang dirampas untuk negara berdasarkan
keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap.
3.
Penggolongan barang bukti tindak pidana
kehutanan berdasarkan peraturan menteri
kehutanan nomor P.4/Menhut-II/2010, terdiri :
a. hasil hutan.
1) hasil hutan kayu meliputi; kayu bulat, kayu
olahan dan kayu serpih (chip).
2) hasil hutan bukan kayu meliputi; rotan, getah-
getahan, dan gaharu.
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
106 |B a g i a n | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
barang bukti lainnya hasil tindak pidana
kehutanan meliputi keseluruhan benda yang
patut diduga merupakan hasil tindak pidana
berkaitan dengan kehutanan antara lain berupa:
1) areal hutan;
2) bangunan dalam kawasan hutan;
3) jalan dalam kawasan hutan ; dan
4) areal tambang dalam kawasan hutan.
Semua hasil hutan dari hasil kejahatan dan
pelanggaran dan atau alat-alat termasuk alat
angkutnya yang dipergunakan untuk melakukan
kejahatan dan atau pelanggaran sebagaimana
dimaksud dalam pasal ini dirampas untuk negara,
pasal 78 ayat (15) UU No. 41 tahun 1999,
selanjutnya ditegaskan dalam pasal 79 ayat (1)
bahwa kekayaan negara berupa hasil hutan dan
barang lainnya baik berupa temuan dan atau
rampasan dari hasil kejahatan atau pelanggaran
kehutanan dilelang untuk negara.
4. Macam -macam TKP Kehutanan
a. TKP bagian hulu meliputi:
1) tempat dimana penebangan dilakukan.
2) tempat terjadinya perusakan hutan.
3) tempat kebakaran dan atau pembakaran
hutan.
4) tempat perambahan kawasan hutan.
5)tempat penimbunan/penumpukan kayu
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
108 |B a g i a n | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
1) memeriksa dokumen perusahaan antara lain:
• izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu
(IUPHHK), izin pemungutan hasil hutan
kayu (IUPHHK) dan izin pemanfaatan
kayu (IPK).
• laporan hasil cruising berikut data
rekapnya.
• blok kerja tebangan (BKT) dan laporan
hasil potensi.
• laporan hasil tebangan kayu berikut
rekapnya dan buku/dokumen ukur.
• laporan mutasi kayu bulat (LMKB).
2) areal penebangan antara lain:
• melakukan cek nomor batang pada laporan
hasil penebangan (LHP) dengan fisik
kayu dan bekas tebangan / tunggak.
• melakukan cek terhadap kordinat tunggak,
apakah berada pada areal perizinan.
• apabila dokumen dan fisik tidak sesuai
lakukan penyitaan terhadap dokumen,
alat dan kayu, pasang police line dan
lakukan pemotretan.
• mencari identitas para saksi, pelaku dan
telusuri darimana sumber keuangannya
b. lokasi perusakan (Pasal 50 ayat (2) dan (3) huruf
d) :
1) memeriksa dokumen perusahaan a.l:
• izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu
PELAKSANAAN KEGIATAN PERLINDUNGAN
DAN PENGAMANAN HUTAN | 109
(IUPHHK), izin pemungutan hasil hutan
kayu (IPHHK) dan izin pemanfaatan
kayu (IPK).
• Bila dianggap perlu lakukan analisa
mengenai dampak lingkungannya
(amdal).
2) melakukan penelitian terhadap kerusakan
lingkungan oleh tim ahli.
3) melakukan pengecekan kordinat terhadap
TKP.
4) mencari identitas para saksi, pengurus
perusahaan, para pekerja dan pejabat
kehutanan.
c. Lokasi penguasaan hutan ( Pasal 50 ayat (3)
huruf a, b dan g)
1) memeriksa perizinan penguasaan hutan
dengan koordinasi pihak badan pertanahan
nasional (BPN).
2) menyita sarana dan prasarana yang terkait
dengan tindak pidana yang terjadi.
3) mencari identitas para saksi, para pekerja
dan pengurus perusahaan.
d. alat dan sarana/prasarana melakukan tindak
pidana kehutanan. (pasal 50 ayat (3) huruf j dan
k:
1) diteliti dan dicek terhadap dokumen izin dan
fisik Genis merk) dan lainnya.
2) melakukan penyitaan terhadap alat peralatan.
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
110 |B a g i a n | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
3) mencari identitas para saksi, operator.
mekanik dan pengurus/karyawan.
e. lokasi penimbunan kayu (Pasal 50 ayal (3) hurul
e dan I)
1) mengecek bukli pembayaran dari PSDH.
2) dicek LHP yang disahkan oleh P2LHP.
3) apabila LHP belum disahkan P2LHP, maka
lakukan pengecekan seperli TKP kehutanan.
4) melakukan penyilaan lerhadap dokumen,
fisik kayu dan alaI yang digunakan.
5) mencari identitas para saksi, tempat usaha.
pengawas, operalor alat, pekerja dan
pejabaltkehutanan
6. Penanganan TKP bag ian hilir
a. lokasi pengangkulan (PasalSO (3) hurul I & h):
1) melakukan pemeriksaan lerhadap sural
kelerangan sah kayu bulal (SKSKB)
terhadap lempat penimbunan kayu (TPK)
ke pelabuhan, dari tempat penimbunan
kayu (TPK) ke induslri dan dari tempat
penimbunan kayu (TPK) ke antara (antar
tujuan).
2) melakukan pemeriksaan terhadap laktur
angkutan kayu bulat (FA-KB) dari
pelabuhan ke tempat penimbunan kayu
(TPK) industri.
3) melakukan Pemeriksaan terhadap laktur
angkutan kayu alahan (FA-KO) dari industri
PELAKSANAAN KEGIATAN PERLINDUNGAN
DAN PENGAMANAN HUTAN | 111
primer ke industri lanjutan dan dari industri
lanjutan ke konsumen
b. Penangaoan TKP alat angkut
1)
alat angkut air (kapal tongkang/tungboat,
klotok dan rakit)
• periksa terhadap dokumen kapal
• croscek surat ijin berlayar (SIB) dengan SKSKB,
FA-KB dan FA-KO
• tanrik alat angkut ke pelabuhan terdekat
bongkar, dihitung dan lakukan penyitaan
• identifikasi saksi-saksi, (nakoda, ABK,
pengurus perusahaan dan pengawas, dll)
2) alat angkut darat (kontainer, truk, pick up, dll):
• periksa terhadap dokumen kendaraan,
• melakukan cek terhadap dokumen kekayuan
• dibawa ke kantor penyidik (PPNS/Polri)
yang terdekat, melakukan pembongkaran,
dihitung dan melakukan penyitaan,
• idenfikasi temadap saksi-saksi, (sopir, kenek,
pengurus perusahaan, pengawas, dll),
c. Lokasi pelabuhan
1) cek terhadap dokumen SKSKB dan FA-KB
yang kemungkinan telah dimatikan,
2) mengecek fisik kayu dengan dokumennya,
apabila di kapal agar diturunankan dan di ukur,
bila fisik kayu dengan dolumen tidak sesuai,
lakukan penyitaan.
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
112 |Bagian | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
3) mencari dan identifikasi, saksi-saksi (pejabat
kehutanan, penerima, pengurus perusahaan,
administratur pelabuhan dll).
d. lokasi industri
1) mengecek terhadap perizinan baik izin industri
dan izin penimbunan kayu.
2)
melakukan pengecekan terhadap rencana
pemenuhan bahan baku industri (RPBBI).
3) cek terhadap dokumen kayu SKSKB dan FA-
KB.
4) cocokan fisik kayu dengan dokumen dan
melakukan pemeriksaan (audit).
5) melakukan penyitaan/segel dan pasang police
line.
6) mencari dan identifikasi, saksi-saksi, (pengurus
TPK, operator alat, pejabat kehutanan dll).
7. Pembuatan BA Pemeriksaan di TKP
BA pemeriksaan di TKP dibuat oleh penyidikj
petugas yang menangani TKP, terhadap:
1. semua hasil yang ditemukan di TKP, baik
terhadap saksi-saksi, tersangka/pelaku dan
barang bukti.
2. tindakan petugas/penyidik di TKP, sebagai:
1) bahan pelaksanaan dan pengembangan
untuk proses penyidikan lebih lanjut.
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
114 |Bagian | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
9. Evaluasi kegiatan penanganan TKP
1. khusus terhadap TKP yang perlu penanganan
lanjutan karena sifat dan kualitasnya pertu
evaluasi kegiatan yang telah dilakukan meliputi:
a. tahap persiapan;
b. tahap pelaksananan TPTKP;
c. tahap penanganan/ pengolahan TKP; dan
d. tahap pengakhiran penanganan TKP.
2. gelar pelaksanaan penanganan P. sebaga’ sarana
mencari dan menemukan kendala/kekurangan
daLam mela sana an cara dan tehnis penanganan
TKP agar memperoleh hasil yang maksimal.
10. Penanganan Sarang Sukti bidang kehutanan
1. Tempat kejadian perkara di hutan Rakit dan
TPK.
1) Geser ke Kantor Kehutanan/ Pol Air/ TPK/
Kampung terdekat, lakukan penjagaan
anggota sesuai kebutuhan.
2) Melakukan pemeriksaan/ pengukuran.
3) Setelah dilakukan penyitaan dapat
dititipkan kepada Kantor kehutanan/ Polri/
Perusahaan/Tokoh masyarakat/ Pemilik.
2. Tempat kejadian perkara Alat angkut air:
1) Geser ke Kantor/Pol air / Pelabuhan terdekat,
dijaga anggota sesuai kebutuhan.
2) Turunkan kayu untuk dilakukan pengukuran,
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
116 |Bagian | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
Satuan Polri terdekat, perusahaan, tokoh
masyarakat setempat.
6. Penanganan BB alat pengang darat
1) barang bukti dibawa ke kantor terdekat.
2) Matikan mesinnya sehingga alat angkut
tidak dapat dipindahkan (dalam rangka
penyitaan).
3) Catat kendaraan beserta dokumennya
dengan mencanturnkan: jenis, merk, nomor
mesin, nomor chasis dan ciri-ciri khusus
apabila ada.
7. Penanganan BB alat pengangkutan air
1) ditarik ke pelabuhan atau dermaga terdekat
untuk ditambatkan.
2) menyita alat beserta dokumen & segel bagian
kemudinya (apabila ditemukan kesulitan,
ajukan ijin sita ke PN setempat sebelum
penyitaan)
3) dititipkan ke kantor syahbandar terdekat
h. Penanganan BB alat olah kayu:
1)
memisahkan alat atau benda yang
menghubungkan mesin Sawmil dan Bensaw.
2)
cabut busi alat atau benda yang bisa
menggerakkan mesin Sawmil dan dilabel
3) cabut dan mengamankan gergaji Bensaw ke
Kantor Kehutanan/polri.
4) cabut alat penggerak mesin industri dan dilabel.
PELAKSANAAN KEGIATAN PERLINDUNGAN
DAN PENGAMANAN HUTAN | 117
5) apabila memungkinkan amankan mesin aenset
ke kantor kehutanan/Sat Polri.
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
118 |B a g i a n | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
bergerak maju untuk mengamankan lokasi kamp. Ketua
Tim memberi perintah kepada pelaku, “TIARAP DAN
RENTANGAN TANGAN,” atau kata-kata lain yang
serupa.
Ketua Tim dapat memerintahkan anggota tim yang
lain untuk mengamankan dan memborgol pelaku tindak
pidana kehutanan, sesuai dengan keadaan.
2. Penyisiran kamp
Penyisiran kamp dilakukan secara cepat untuk
mencari pelaku tindak pidana kehutanan lainnya yang
mungkin bersembunyi atau mencoba melarikan diri.
Kamp hendaknya disisir dan dibersihkan.sekurang-
kurangnya 25 meter dari pusat kamp ke sisi lainnya,
kecuali jika Ketua Tim mememiliki rencana lain.
Polisi Kehutanan yang berada terdekat dengan
pusat kamp harus memastikan bahwa ia bergerak maju
dan menyisir area tengah kamp. Begitu seluruh Polisi
Kehutanan telah menyisir sejauh 25 meter dari pusat
kamp, mereka semua akan meneriakkan “AMAN,”
secara berurutan.
3. Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Tempat Kejadian Perkara (TKP) adalah tempat
ditemukannya tersangka atau barang bukti yang terkait
dengan suatu tindak pidana atau tempat-tempat lain
dimana ditemukannya barang bukti yang berkaitan
dengan tindak pidana. TKP bisa berupa kamp pelaku
tindak pidana kehutaniln dimana di tempat tersebut para
tersangka berada dan mengharuskan Polisi Kehutanan
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
120 |B a g i a n | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
dapat disiasati dengan menambah waktu untuk pengin-
taian dan persiapan serta koordinasi dengan pihak lain un-
tuk mendapatkan dukungan.
1. Hal- hal penting dalam operasi pelumpuhan,
Pada saat membuat rencana pelumpuhan atau
penyerbuan, harus mempertimbangkan faktor-faktor
sebagai berikut:
1) Kejutan. Pelumpuhan atau penyerbuan dari arah
yang tidak terduga biasanya memiliki kemungkinan
keberhasilan yang lebih besar. Aspek-aspek di bawah
ini harus dipertimbangkan untuk meningkatkan
peluang menciptakan kejutan.
a. Menyembunyikan gerakan mulai dari tempat
berkumpul (pangkalan aju) sampai ke Titik
Formasi (Forming Up PointIFUP);
b. Untuk menjaga diketahuinya keberadaan tim,
pastikan bahwa radio komun a tidak terdengar
oleh pelaku, dan jaga disiplin gerak;
c. Pilihan waktu untuk melakukan pelumpuhan/
penyerbuan;
d. Kecepatan, dan;
e. Pengelabuan.
2) Mengamankan titik formasi. Harus ada Titik Formasi
yang aman. Jika tidak, akan sui’ untuk memastikan
awal penyerbuan berjalan sesuai dengan rencana dan
koordinas pelumpuhan atau penyerbuan menjadi
tidak teratur.
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
122 |B a g i a n | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
Kehutanan; 1 pelaku tindak pidana kehutanan).
Dengan menggunakan panduan ini, tim Polhut yang
beranggotakan 5 orang sebaiknya tidak berusaha
melumpuhkan/menyerbu kelompok pelaku tindak
pidana kehutanan yang beranggotakan lebih dari tiga
pelaku bersenjata.
2) Potensi ancaman dari pelaku tindak pidana kehutanan
- Apakah mereka bersenjata atau tidak? misalnya:
Parang, pisau atau senjata api.
3) Kemungkinan reaksi - Apa yang akan dilakukan oleh
para pelaku tindak pidana kehutanan jika mereka
melihat tim? Apakah mereka akan berupaya untuk
melarikan diri? Apakah mereka akan menembak Polisi
Kehutanan? Atau apakah mereka akan menyerah?
4) Mendekati tempat bermalam - Apakah untuk
mendekati kamp harus menyeberangi lapangan
terbuka? Apakah kondisi dataran atau vegetasi yang
ada di lokasi dapat menyamarkan keberadaan tim?
Apakah lebih baik mendekati kamp pelaku dari arah
yang lain?
5) Dari analisa di atas, Ketua Tim dapat dengan cepat
membuat rencana dan menginformasikan kepada
anggota timnya, baik dengan mengggunakan isyarat
lapangan atau dengan berbisik kepada masing-masing
anggota.
3. Perintah penyerbuan
Pada penyerbuan terencana. perintah-perintah di
berikan secara rinci menggunakan maket dan peta untuk
PELAKSANAAN KEGIATAN PERLINDUNGAN
DAN PENGAMANAN HUTAN | 123
menjelaskan topografi dan rencana yang akan dijalankan.
Tim telah mempelajari kondisi topografi selama patroli atau
dari pos pengamatan.
PELUMPUHAN, PENGELEDAHAN
124 |B a g i a n | 5 | DAN PENGAMANAN TERSANGKA
saat harus melakukan pelumpuhan/penyerbuan terencana.
A. Pengertian
A. Pengertian
A.
Penerapan Pasal Tindak Pidana Kehutanan
dalam KUHAP