Anda di halaman 1dari 6

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)

Urgensi Perlindungan dan Pengamanan Hutan


di Hutan Desa Bentang Pesisir Padang Tikar

A. LATAR BELAKANG
Bentang Pesisir Padang Tikar (BPPT) secara geografis merupakan salah satu ekosistem penting di
pesisir barat Kabupaten Kubu Raya. Terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil yang dipisahkan oleh
sungai-sungai dari daratan utamanya yaitu Pulau Kalimantan, yang berfungsi sebagai benteng
alam bagi ekosistem lain di sebelah timurnya. Mangrove dan hutan di bentang ekosistem BPPT
memainkan peran penting untuk mempertahankan struktur bentang alam dan daya dukung
ekologisnya. Mangrove berfungsi untuk mencegah intrusi air laut dan abrasi, sedangkan Hutan
Rawa Gambut memelihara sistem hidrologis bentang alamnya. Selain itu, BPPT juga merupakan
penyedia sumber daya alam sebagai sumber mata pencaharian lokal dari hasil hutan bukan kayu,
jasa lingkungan, dan kayunya.
Perlindungan dan pengamanan hutan dalam konteks pengelolaan HD tentu tidak dapat diabaikan.
Pasalnya, BPPT juga menjadi salah satu wilayah yang berkontribusi menyumbang angka
deforestasi, terutama di Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan analisis perubahan penutupan
lahan tahun 1990 s/d 2017, terjadi deforestasi seluas xxxx ha. Dari luas total tersebut, deforestasi
yang berada di dalam konsesi HD seluas xxxxx ha dan xxxx ha berada di non izin HD. Luasnya
angka deforestasi di BPPT akan berdampak luas dan berkepanjangan terhadap lingkungan, seperti
halnya pemanasan global.
Selain mengancam ekosistem secara mikro, deforestasi juga berkontribusi pada pemanasan global
yang berdampak secara makro. Pemanasan global diakibatkan oleh tinggi kadar CO2 di udara, di
mana sinar ultra violet yang dipantulkan bumi tertahan oleh unsur tersebut. Salah aktifitas yang
mengakibatkan peningkatan kadar CO2 adalah deforestasi itu sendiri. Mengacu pada tren
deforestasi yang terjadi di BPPT tahun 1990 s/d 2017, tercatat xxxx ton CO2eq terlepas ke udara,
di mana xxxx CO2eq berasal dari deforestasi yang terjadi di izin HD dan xxxx ton CO2eq berasal
dari non izin HD. Fakta ini merupakan sebagian dampak negatif yang dapat terukur sebagai akibat
dari masih lemahnya sistem perlindungan dan pengamanan hutan.
Berdasarkan permasalahan di atas, perlindungan dan pengamanan hutan perlu diletakkan sebagai
urgensi. Pasalnya, pasca izin HD terbit, tindakan tersistematis dalam menekan laju deforestasi dan
aktifitas destruktif terhadap hutan masih belum berjalan secara efektif. Secara umum, banyak
kendala yang dihadapi LPHD selaku pemegang izin dalam implementasi kegiatan ini, seperti
sumber daya manusia yang kurang memadai, minimnya pendanaan, belum adanya acuan dasar
implementasi kegiatan, dll. Berdasar pada permasalahan tersebut, xxxx selaku pendamping LPHD
di BPPT berupaya memberi stimulus guna terbangunnya sistem perlindungan dan pengamanan
hutan yang tersistematis dan berjalan secara berkelanjutan.
xxxxx melalui dukungan dari xxxxx berkomitmen mendukung upaya masyarakat khususnya
LPHD dalam memperkuat sistem perlindungan dan pengamanan hutan di BPPT. Secara spesifik,
tujuan dari upaya ini adalah untuk membuat dasar – dasar acuan, membuat sistem terpadu, dan
mingkatkan kapasitas masyarakat dalam menjaga sisa tutupan hutan tersisa. Dukungan ini
diharapkan dapat menjadi awal dari terwujudnya kelembagaan HD mandiri yang
bertanggungjawab penuh terhadap konsesinya sendiri.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari kegiatan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mendorong adanya peningkatan kapasitas LPHD dan Perangkat Desa dalam melakukan
perlindungan dan pengamanan hutan.
2. Mendorong skema perlindungan dan pengamanan hutan yang komprehensif melalui
pendekatan metode kerja yang tersistematis dan berjalan secara berkelanjutan.
3. Transfer pengetahuan guna mendukung skema perlindungan dan pengamanan hutan oleh
masyarakat melalui pendekatan teknologi informasi.
4. Mendorong lahirnya sinergisitas para pihak terkait di lanskap BPPT untuk pengelolaan serta
perlindungan dan pengamanan hutan dengan memperjelas peran dan tanggung jawab masing-
masing pihak.

C. HASIL YANG DIHARAPKAN


Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini ialah:
1. Terlaksananya pelatihan Perlindungan dan Pengamanan Hutan untuk LPHD dan Perangkat
Desa.
2. Tersusunnya SOP Perlindungan dan Pengamanan Hutan di Hutan Desa BPPT.
3. Tersusunnya Peraturan Desa terkait Perlindungan dan Pengamanan Hutan berbasis Kearifan
Lokal.
4. Terbangunnya WebGIS Monitoring Deforestasi dan Degradasi hutan dan lahan di BPPT.
5. MoU Perlindungan dan Pengamanan Hutan antar para pihak di Hutan Desa BPPT.

D. TAHAPAN KEGIATAN
Implementasi kegiatan akan dilakukan dengan rincian tahapan sebagai berikut:

No. Kegiatan Utama Tahapan Kegiatan Waktu Pelaksaan Keterangan


Hasil #1
Revisi Peta PPI Minggu Ke-1
1
Compact BPPT Bulan Mei
No. Kegiatan Utama Tahapan Kegiatan Waktu Pelaksaan Keterangan
Penyusunan baseline
data deforestasi, Minggu Ke-1
degradasi (DD) dan Bulan Mei
Penyusunan Emisi
baseline lanskap Minggu Ke-1
Peta rawan deforestasi
BPPT Bulan Mei
Analisis kebutuhan
Minggu Ke-1
perlindungan dan
Bulan Mei
pengamanan hutan
Hasil #2
Penyusunan konsep dan Minggu Ke-2
Pembangunan
desain website Bulan Mei
WebGIS
Pelatihan pengelolaan Minggu Ke-4
monitoring
2 website untuk admin Bulan Mei
deforestasi dan
Sosialisasi para pihak Minggu Ke-4
degradasi hutan dan
tentang WebGIS Bulan Juni
lahan BPPT
Maintenance website Per 6 bulan
Hasil #3
Pelatihan
Operasionalisasi
WebGIS Perlindungan Minggu Ke-1
dan Pengamanan Hutan Bulan Juli
Pelatihan
untuk LPHD dan
3 perlindungan dan
Perangkat Desa
pengamanan hutan
Penyusunan SOP
Perlindungan dan Minggu Ke-1
Pengamanan Hutan Bulan Juli
BPPT
Hasil #4
Monitoring bulanan Ground check bulanan Per tanggal 8-15
4
deforestasi lokasi deforestasi setiap bulan
Hasil #5
Identifikasi lokasi Minggu ke-2
Monitoring bulanan prioritas monitoring bulan Juni
5 tinggi muka air Penentuan skema
Minggu ke-2
gambut monitoring dan
bulan Juni
pengadaan alat
No. Kegiatan Utama Tahapan Kegiatan Waktu Pelaksaan Keterangan
Ground check bulanan
Setiap bulan
di lokasi pengukuran
Hasil #6
Penyusunan laporan
Setiap bulan
hasil monitoring
Koordinasi para pihak
Setiap ada temuan
Pelaporan hasil terkait laporan
6 kasus
monitoring monitoring
Evaluasi Kegiatan
Perlindungan dan Per 3 bulan
Pengamanan
Hasil #7
Penyediaan alat Pasca analisis
Penyediaan
monitoring kebutuhan
infrastruktur dasar
7 Pemasangan plang
perlindungan dan Pasca analisis
perlindungan dan
pengamanan kebutuhan
pengamanan

E. METODOLOGI PELAKSAAN KEGIATAN


1. Penyusunan Baseline di Lanskap BPPT
Penyusunan baseline data di BPPT ditempuh dengan beberepa tahapan, diantaranya:
a) Revisi Peta PPI Compact
Revisi ini dilakukan terhadap peta PPI Compact BPPT yang telah dibuat sebelumnya (2017).
Secara umum, revisi dilakukan dengan dengan mempertimbangkan beberapa faktor:
- Kesesuaian Peta PPI Compact sebelumnya dengan RPHD yang disusun tahun 2018.
- Komponen – komponen dalam penetapan zonasi (perlindungan dan produksi) di Peta PPI
Compact sebelumnya.
- Kesesuaian Peta PPI Compact sebelumnya dengan kondisi sumber daya eksisting dan
potensi pendanaan jangka panjang yang tersedia, terutama dalam konteks perlindungan dan
pengamanan hutan.
b) Penyusunan Baseline Data Deforestasi, Degradasi (DD) dan Emisi
Baseline DD dan emisi menjadi latar belakang utama dalam intervensi di BPPT, terutama dalam
konteks perlindungan dan pengamanan hutan. Data ini diperoleh dari analisis perubahan tutupan hutan
(1990 s/d 2017), yang kemudian dihitung nilai emisi dari masing kejadian deforestasi tahunan.
c) Peta Rawan Deforestasi
Pertimbangan dalam pembuatan peta ini adalah tren deforestasi tahun sebelumnya dan
deforestasi eksisting (2019). Selain itu, aksesibilitas (radius jangkauan) masyarakat terhadap
hutan juga akan menjadi pertimbangan.
d) Analisis Kebutuhan Perlindungan dan Pengamanan Hutan
Kebutuhan dalam perlindungan dan pengamanan hutan dibuat berdasarkan hasil dari ketiga
point yang telah disebutkan sebelumnya.
2. Pembangunan WebGIS Monitoring Deforestasi dan Degradasi Hutan dan Lahan BPPT
Secara teknis, penyusunan sistem monitoring berbasis WebGIS dilakukan oleh pihak ke-3 yang
berkompeten di bidang tersebut. Namun, dalam prosesnya, semua input yang berkaitan dengan
komponen WebGIS disesuaikan dengan kebutuhan, seperti desain, komponen layer, dan sistem
pelaporan. Secara umum, tahapan kegiatan dilakukan mulai dari penyusunan konsep hingga
maintenance. Pasca finalisasi, WebGIS akan dikonsultasikan dengan para pihak terkait untuk
memperoleh masukan dan penyempurnaan.
3. Pelatihan Perlindungan dan Pengamanan Hutan
Pelatihan perlindungan dan pengamanan hutan akan dilakukan pasca finalisasi WebGIS. Sasaran
pertemuan adalah masyarakat, LPHD, dan Pemerintah Desa. Selain pelatihan, kegiatan ini juga
akan diiringi dengan penyusunan SOP Perlindungan dan Pengamanan Hutan bersama masyarakat.
4. Monitoring Bulanan Deforestasi
Monitoring deforestasi merupakan kegiatan rutin yang akan dilakukan setiap bulan, oleh
SAMPAN Kalimantan bersama SATGAS dan LPHD. Secara umum, metode pelaksanaan
monitoring ini adalah sebagi berikut:
a) Analisis Indikasi Deforestasi
Analisis ini dilakukan dengan interpretasi bukaan lahan menggunakan citra satelit (Sentinel-
2).
b) Ground Check Lapangan
Pasca analisis, bukaan lahan yang teridentifikasi akan di-ground check untuk memastikan
validasi analisis. Proses ground check dapat dilakukan secara manual menggunakan GPS
ataupun Drone.
5. Monitoring Bulanan Tinggi Muka Air Gambut
Adapun tahapan monitoring muka air gambut, adalah sebagai berikut:
a) Identifikasi Lokasi Prioritas Monitoring
Lokasi identifikasi difokuskan pada hutan rawa gambut yang telah disekat kanal.
b) Penentuan Skema Monitoring dan Pengadaan Alat
Pasca penentuan lokasi prioritas, tahap selanjutnya adalah menentukan bagaimana skema
pelaksanaan lapangan dan kebutuhan alat yang digunakan dalam pengukuran.
c) Ground check Bulanan di Lokasi Pengukuran
Monitoring dilakukan sesuai dengan lokasi dan skema yang telah ditentukan.

6. Pelaporan Hasil Monitoring


Pelaporan hasil monitoring merupakan tindak lanjut lanjut dari monitoring bulanan dan dilakukan
pasca analisis data indikasi deforestasi telah di-ground check lapangan. Selain itu, laporan juga
akan dikonsultasikan dengan pihak terkait untuk mentukan langkah penindakan terhadap kejadian
deforestasi yang telah teridentifikasi.
7. Penyediaan Infrastruktur Dasar Perlindungan dan Pengamanan
Penyediaan infrastruktur dasar mengacu pada hasil analisi kebutuhan perlindungan dan
pengamanan hutan.

F. RENCANA ANGGARAN KEGIATAN


*Terlampir

G. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai