Anda di halaman 1dari 32

MODUL 09

ADMINISTRASI PERTANAHAN
ADPU 433503/ 3 SKS/ Modul 1 - 9

Dr. Dahsan Hasan, SH., MH.


PANDUAN BELAJAR BAGI MAHASISWA UT
1. Baca pendahuluan setiap modul dengan cermat sebelum membaca materi
kegiatan belajar;
2. Baca materi kegiatan belajar dengan cermat;
3. Kerjakan latihan sesuai petunjuk/ rambu-rambu yang diberikan, jika tersedia
kunci latihan, janganlah melihat kunci sebelum mengerjakan latihan;
4. Baca rangkuman kemudian kerjakan tes formatif secara jujur tanpa terlebih
dahulu melihat kunci jawaban;
5. Anda wajib mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (hukum positif) bila ada yang baru tentang administrasi pertanahan bisa
jadi itu akan ditanyakan dalam ujian;
6. Laksanakan tindak lanjut sesuai dengan prestasi yang anda peroleh dalam
mempelajari setiap kegiatan belajar.
MATERI KULIAH (MODUL 1-9)
1. Konsep Dasar Administrasi dan Administrasi
Pertanahan;
2. Manajemen Pertanahan;
3. Pendaftaran Tanah di Indonesia;
4. Hak-Hak atas Tanah;
5. LANDREFORM;
6. Administrasi Pengadaan Tanah;
7. Peralihan Hak atas Tanah;
8. Administrasi Penatagunaan Tanah;
9. Sistem Informasi Pertanahan.
PETA KOMPETENSI HUKUM AGRARIA
Administrasi Pertanahan /ADPU 4335/ 3 SKS

KEMAMPUAN MENJELASKAN ADMINISTRASI PERTANAHAN


SECARA KESELURUHAN

HAK-HAK ATAS PENGADAAN PENDAFTARAN


TANAH DI INDONESIA TANAH TANAH
SISTEM
INFORMASI
PERTANAHAN
ADMINISTRASI PERALIHAN HAK
PENATAGUNAAN LANDREFORM ATAS TANAH
TANAH

MANAGEMENT DAN ORGANISASI


PERTANAHAN

KONSEP DASAR ADMINISTRASI DAN


ADMINISTRASI PERTANAHAN
SISTEM INFORMASI
PERTANAHAN
Modul 9
PENDAHULUAN…
Membangun sistem informasi berbasis pertanahan
tidaklah lepas dari peran teknologi, perangkat keras,
perangkat lunak dan data sebagai sistem demi
kecermatan, keakuratan dan kecepatan dalam
penyelenggaraan pengelolaan pertanahan. Sistem
Informasi Geografis (SIG) dan Sistem Informasi
Pertanahan (SIP) yang berbasis pada pertanahan
berkontribusi dalam penyelenggaraan pengelolaan
pertanahan dengan mengacu pada 4 prinsip, 11
agenda dan 5 program utama BPN-RI. Pemanfaatan
SIP maupun SIG oleh BPN-RI telah dimulai semenjak
awal perkembangan ilmu dan teknologi informasi,
namun dengan keterbatasan yang dihadapi pada
setiap era dan aspeknya, SIG maupun SIP belumlah
maksimal terlaksana di BPN RI.
Kegiatan Belajar 2

SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NASIONAL


Indonesia sebagai Negara Kepulauan terbesar di
dunia, mempunyai jumlah pulau besar dan kecil
sekitar 17.500 pulau, luas area daratan
I221.919.440 km, dan luas lautan 93.000 km
(tidak termasuk luas lautan ZEE 200 mil
nautikal). Untuk luas sebesar itu, telah tersedia
citra maupun peta seluas 60 juta Ha atau 67%
dari luas daratan di luar kawasan kehutanan.
Dengan jumlah bidang tanah sekitar 85 juta
bidang tanah dan jumlah penduduk sekitar
231 juta, maka sistem informasi akan menjadi
hal penting ketika kita bicara tentang
pengelolaan pertanahan secara nasional.
KEGIATAN
BELAJAR 1
Pengertian Data, Informasi,
Sistem dan Sistem Informasi
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

DATA adalah fakta yang ada dan melekat pada suatu obyek
seperti nilai, ukuran, berat, luas dan lain sebagainya.
Informasi adalah sesuatu pengetahuan tambahan setelah
dilakukan “proses” terhadap data tersebut. Seperti misalnya
DATA ukuran lapangan (jumlah kendaraan yang melintas
dalam satu hari) yang setelah diproses akan menjadi grafik
yang informatif. Demikian juga halnya dengan DATA sudut,
tinggi, jarak dan lain sebagainya yang setelah diproses akan
menjadi sebuah INFORMASI berupa peta mengenai
permukaan bumi. Data yang dimaksud dapat berupa data
alphanumerik (data tekstual) seperti tabel dan lain-lainnya,
ataupun data yang berupa gambar atau peta rupabumi
(data spasial)
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

SISTEM INFORMASI adalah suatu sistem yang mengatur cara


perolehan, pengolahan, penyimpanan, pengambilan,
pemrosesan, presentasi dan pembaruan DATA, sehingga akan
menghasilkan suatu aliran INFORMASI yang sesuai dengan yang
dikehendaki. Kemajuan SISTEM INFORMASI tidak ada artinya
tanpa didukung oleh kemajuan Teknologi Komputer (TK) dan
Teknologi Informasi (TI). Dengan kemajuan TK dan TI maka
dimungkinkan adanya interaksi antar KUMPULAN DATA
(DATABASE) yang secara fisik terpisah, baik terpisah oleh file
sistem (dalam komputer yg sama) ataupun terpisah fisik (dalam
komputer berbeda). Interaksi ini tidak terkendala oleh waktu
(setiap saat) dan juga tidak terkendala oleh lokasi geografis (dari
dan di mana saja), selama Data tersebut terkoneksi dalam
jaringan TI.
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

SIG atau GIS


Ada beberapa pengertian mengenai ini, di antaranya SIG adalah:
1. Sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan
dan memanipulasi data geografi (Aronoff, 1991)
2. Sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk menyimpan dan
menggunakan data yang menggambarkan area permukaan bumi
(Economic and Social Research Institute/ESRI, 1995)
3. Teknologi yang dikembangkan untuk proses pengumpulan data,
penyimpanan data dan analisis data dari suatu obyek/fenomena di
mana posisi geografi menjadi hal yang sangat penting dalam proses
analisis
4. Sebagai suatu proses untuk mengolah data (spasial dan atribut)
hingga menghasilkan suatu informasi.Sistem Informasi geografis (SIG)
atau Geographic Information System (GIS)
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

Secara umum Sistem Informasi Geografis (SIG) atau


Geographic Information System (GIS) adalah sistem informasi
yang mengelola baik data tekstual dan data spasial berupa data
peta geografis yang tersimpan dalam media komputer, sehingga
interaksi antar tekstual database dan spasial database yang secara
file terpisah dapat berjalan dengan baik dengan bantuan suatu
sistem perangkat lunak dan menghasilkan suatu informasi baru
sesuai dengan yang dikehendaki. Atau dengan kata lain SIG
adalah suatu sistem yang memadukan perangkat keras,
perangkat lunak dan data yang digunakan untuk mengelola data
spasial dan data tekstual, sehingga pengumpulan, pengelolaan,
penganalisisan dan penyajian informasi yang mempunyai lokasi
spasial geografis dapat dilaksanakan dengan baik.
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

SIG “biasanya” dilekatkan pada suatu sistem yang


mengelola peta dengan skala kecil (1:25.000,
1:50.000, 1:100.000, 1:250.000 dan seterusnya).
Dengan demikian cakupan geografisnya cukup luas
dengan satuan unit petanya cukup luas (wilayah
kelurahan, kecamatan, kabupaten, propinsi ataupun
satuan tutupan lahan: wilayah hutan, sawah, kebun, DAS,
jenis tanah, wilayah geologis dan sebagainya). Ciri khas
dari SIG ini adalah: banyak data, secara umum ada data
sungai, jalan, dan kenampakan lain yang ada
dipermukaan bumi, dapat digunakan dalam berbagai
bidang
KEGIATAN
BELAJAR 2
Sistem Informasi Pertanahan
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

Definisi dari FIG (Federation de Geometres/The International


Federation of Surveyors): Sistem Informasi Pertanahan (SIP)
adalah sarana/perangkat untuk pengambilan keputusan baik
yang bersifat legal, administrasi dan ekonomi serta membantu
untuk perencanaan dan pembangunan. SIP terdiri dari, di satu
sisi, basis data tentang data bidang tanah yang bereferensi
spasial (memiliki lokasi) untuk suatu wilayah tertentu, dan di
sisi lain, prosedur dan tehnik utk pengumpulan, pembaruan,
pengolahan dan distribusi data secara sistematik. Basis dari
sistem informasi pertanahan adalah sistem referensi spasial
yang sama bagi seluruh data dalam sistem tersebut yang
memungkinkan hubungan antar data didalam sistem dengan
data lain yang masih terkait dengan pertanahan
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

Untuk satuan daerah dengan luas wilayah yang kecil, seperti satu
bidang tanah, dimana agar bidang tanah tersebut tergambarkan
di atas peta, maka peta yang dibuat harus dalam skala peta yang
besar (SKALA BESAR; 1:500, 1:1000, 1:2500, 1:10.000).
Biasanya digunakan untuk kasus kasus pertanahan / kadaster,
PLN, PAM, perpajakan PBB. Terdapat beberapa sistem informasi
pertanahan yang baik, namun demikian dasar dari setiap SIP
adalah referensi spasial yang tunggal sehingga
memungkinkan untuk menghubungkan sistem tersebut dengan
banyak informasi lainnya. Ciri khas SIP adalah: spesifik atau
fokus tentang bidang tanah, data tanah dan segala sesuatu
yang berkaitan dengannya (jenis hak, nilai tanah, data
transaksi, penggunaan tanahnya, dan lain-lain).
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

Fungsi SIP dan SIG sebagai aspek Pengelolaan Pertanahan Fungsi


SIP dan SIG secara bersama-sama sebagai aspek dari pengelolaan
pertanahan selalu mengacu dan bersinergi dengan: 4 (empat)
prinsip utama pengelolaan pertanahan yang mewarnai setiap
melakukan kegiatan dan menjalankan tugas di BPN RI:
1. Berkontribusi secara nyata untuk meningkatkan
kesejahteraan
rakyat dan membangkitkan sumber-sumber kemakmuran,
2. Berkontribusi
secara nyata untuk mensejahterakan rakyat dan
sumber-sumber kemakmuran bagi bangsa,
3. Berkontribusi
secara nyata untuk menjaga keberlangsungan
hidup kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan di
Indonesia,
4. Berkontribusisecara nyata ikut menciptakan kehidupan
bersama secara harmoni.
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

11 (sebelas) Agenda kebijakan BPN RI, di


antaranya yang berkaitan langsung dengan
penyiapan infrastruktur pemetaan dan sistem
informasi, adalah:
1. Membangun kepercayaan masyarakat ,
2. Pelayanan pendaftaran tanah berbasis peta dasar,
3. Penyelesaian sengketa pertanahan,
4. Membangun sistem informasi dan manajemen
pertanahan,
5. Membangun data base pertanahan.
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

5 (lima) program utama BPN RI:


1. Legalisasi Aset,

2. Reforma Agraria,

3. Penyelesaian sengketa pertanahan,

4. Program tanah terlantar,

5. Larasita (Kantor pertanahan berjalan)


PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

Pembangunan infrastruktur :
1. Mengembangkan perangkat keras dan perangkat
lunak untuk administrasi pertanahan,
2. Membangun peta dasar untuk mendukung
administrasi pertanahan dan agrarian reform,
3. Mendigitasi peta-peta,
4. Menyiapkan fasilitas untuk Larasita ,
5. Membangun dan meningkatkan Teknologi Informasi
dan Komunikasi dari kantor pertanahan,
6. Membangun pelayanan informasi otomatik.
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

SIP maupun SIG secara bersama berfungsi dalam


mendukung penyelenggaraan tata kelola pertanahan
seperti tersebut di atas. Dan dalam pelaksanaannya secara
kesisteman SIP dan SIG didasari oleh 4 (empat) unsur
utama yang disebut Kadaster, yaitu:
1. Pemetaan Pertanahan (Land Mapping),
2. Penilaian Tanah (Land Value),
3. Pendaftaran Tanah (Land Registration)
4. Pembangunan Pertanahan (Land Development),
yang semua unsur-unsur tersebut saling berinteraksi
dengan tujuan kepada sustainable development.
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

Pada pengelolaan tanah, SIG berperan dalam memberikan arah


kebijakan perencanaan peruntukan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah (land allocation, land-use plan, land
utilization plan), sedangkan SIP perannya lebih kepada aspek
implementasi. Secara teknis SIP didukung oleh peta dan data
sangat rinci pada skala yang sangat besar (1/10.000 sampai
1/1.000 atau lebih besar) sedangkan SIG didukung peta
dengan skala peta mulai 1/10.000 atau lebih kecil. Kedua sistem
informasi tersebut kini lebih mudah diselenggarakan karena
ketersediaan informasi spasial yang lebih teliti, dengan
dukungan teknologi komunikasi dan informasi (Information
Communication Technologi/ICT) yang canggih dalam hal
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

Indonesia dengan jumlah data bidang tanah yang mencapai


sekitar 85 juta buah, sudah seharusnya memanfaatkan SIP,
agar pengelolaannya menjadi mudah dan cepat. Dengan
jumlah data yang begitu besar, tidak bisa lagi pengelolaannya
dilaksanakan secara manual. Pengelolaan secara manual akan
menghadapi kendala lambatnya pengaksesan data,
pemutakhiran data. Namun demikian agar SIP dapat
diimplementasikan dengan baik, seluruh data baik tekstual dan
spasial harus dikonversi ke bentuk digital. Jumlah tersebut
tersebar di 33 propinsi dan 420 kabupaten/kota di seluruh
Indonesia. Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana sistem
tersebut diimplementasikan? Apakah tersebar di setiap
propinsi atau sentarliasasi di Jakarta?
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

Upaya membangun SIP dan SIG Dalam perjalanan


sejarah, jajaran BPN RI telah mulai memanfaatkan dan
mengembangkan SIP dan SIG semenjak awal
diperkenalkannya kedua sistem tersebut. Tak kurang,
bahwa semenjak pertengahan dekade 1980an Direktorat
Jenderal Agraria (yang kemudian menjadi BPN pada
tahun 1988) telah berupaya menggunakan SIG dan SIP
dalam pekerjaan, yang diawali dengan beberapa proyek
percontohan oleh beberapa pejabat dan teknisi yang baru
pulang dari pelatihan di luar negeri. Kemudian mereka
mendapat dukungan dari segenap pejabat menengah
sampai tingkat tertinggi, hingga kini.
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

Tercatat kini, pemanfaatan SIG berkembang dalam


pengelolaan data dan peta sumberdaya tanah P4T
(penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan
tanah, serta berbagai jenis peta tematik lainnya), dan
pemanfaatn SIP dalam mengelola data dan informasi serta
peta bidang tanah sebagaimana tuntutan dari Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah. Beberapa proyek yang pernah terlaksana, untuk
pengembangan SIG di antaranya, Land Resources Evaluation
and Planning/LREP II, LUPAM, dan lain-lain. Sedangkan dalam
SIP telah dilaksanakan proyek-proyek Land Administration
Project/LAP, Land Management and Policy Development
Project/LMPDP, Land Office Computererization/LOC.
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

Upaya yang sedang dibangun saat ini dan


rencana pengembangannya ke depan
haruslah berorientasi kepada prinsip-prinsip
dasar pengelolaan pertanahan dengan cara
pembangunan sistem informasi yang
mudah, murah, sederhana, informatif,
berkelanjutan, akurat, elegan. Untuk itu ada
2 (dua) hal pokok yang menjadi perhatian
dalam membangun Sistem Informasi:
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

1. Pembangunan sistem informasi tidak hanya untuk memberikan


informasi semata, tapi juga harus bermakna menjadi acuan kerja
dan landasan berfikir ke depan serta berperan sebagai fungsi
kontrol atas suatu proses penyelenggaraan pengelolaan
pertanahan dan berkontribusi untuk pembangunan berkelanjutan
yang berujung pada keadilan dan kesejahteraan rakyat.
2. Pembangunan sistem informasi pertanahan harus memastikan
terselenggaranya pemeliharaan data yang baik. Hal ini
menjadi penting karena data yang ada di BPN-RI terutama data
yang ada pada setiap kantor pertanahan di seluruh wilayah
Republik Indonesia ini adalah data aktif, dalam arti kata data ini
setiap saat selalu dipakai dan berubah, baik yang berkaitan
dengan subyek hak, obyek hak, peralihan maupun yang
membebaninya
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

Selain program di atas, LARASITA (Kantor


Pertanahan Berjalan) dan Sistem Kendali Mutu
Program Pertanahan, merupakan contoh upaya
BPN-RI membangun Sistem Informasi dengan
memanfaatkan Teknologi Komputer, Teknologi
Informasi dan peta-peta skala besar maupun skala
kecil. Untuk itu langkah-langkah yang sedang dan
terus dikerjakan adalah: penyediaan hardware,
pengembangan infrastruktur jaringan dan
pembangunan aplikasi kendali program
pertanahan.
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

Sistem Informasi Pertanahan dan Sistem Informasi Geografis


sangat berperan dalam penyelenggaraan pengelolaan
pertanahan, utamanya dalam memberikan arah kebijakan
pertanahan. Dengan jumlah data kelolaan yang mencapai
puluhan juta data, serta sebaran data yang mencakup seluruh
wilayah Indonesia, sudah seharusnya Sistem Informasi
Pertanahan lebih dimanfaatkan dan diimplementasikan oleh
BPN-RI. Pemanfaatan Sistem Informasi Pertanahan akan
mempercepat proses pengelolaan data pertanahan tersebut.
Proses penyimpanan, pencarian, penghitungan dan pembaharuan
data pertanahan akan lebih cepat, handal dan terpercaya. Oleh
karena itu usaha keras dan konsisten harus terus ditingkatkan agar
berbagai kendala dapat diatasi demi terciptanya pengelolaan data
pertanahan yang akuntabel
PENGERTIAN UMUM… Kegiatan Belajar 1

Sistem Informasi Pertanahan dan Sistem Informasi Geografis


sangat berperan dalam penyelenggaraan pengelolaan
pertanahan, utamanya dalam memberikan arah kebijakan
pertanahan. Dengan jumlah data kelolaan yang mencapai
puluhan juta data, serta sebaran data yang mencakup seluruh
wilayah Indonesia, sudah seharusnya Sistem Informasi
Pertanahan lebih dimanfaatkan dan diimplementasikan oleh
BPN-RI. Pemanfaatan Sistem Informasi Pertanahan akan
mempercepat proses pengelolaan data pertanahan tersebut.
Proses penyimpanan, pencarian, penghitungan dan pembaharuan
data pertanahan akan lebih cepat, handal dan terpercaya. Oleh
karena itu usaha keras dan konsisten harus terus ditingkatkan agar
berbagai kendala dapat diatasi demi terciptanya pengelolaan data
pertanahan yang akuntabel
SELESAI
Modul 9

Anda mungkin juga menyukai