Anda di halaman 1dari 11

Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No.

1, Januari 2017, Halaman 9-19 p-ISSN : 2086-2695, e-ISSN : 2527-4716

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF KEADILAN


ANTAR GENERASI : SEBUAH PENELUSURAN TEORITIS SINGKAT

Andri G. Wibisana
Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Jalan Prof. Mr Djokosoetono, Kampus Universitas Indonesia, Depok
mragw@yahoo.com

Abstract

This paper discusses environmental protection from the perspective of intergenerational equity. The
paper attempts to answer the questions of how intergenerational equity will correspond to the
various concepts of intertemporal planetary obligations, how it should affect the economic
valuation of environmental resources, and how it could shape the intertemporal legal standing. The
paper observes that intergenerationalequity can give rise to various obligations related to the
conservation of options, quality, and access. The article is of the opinion that according to the
principle of inter-generational equity the use of discounting in economic appraisal for future
environmental damage should be modified to allow only the use of low discount rate. The article also
discusses the importance of the Minors Oposa v. Factoran Jr. in providing a link between
intergenerational equity and legal standing.

Keywords : sustainable development, intergenerational equity, legal standing

Abstrak

Tulisan ini mendiskusikan perlindungan lingkungan di dalam kerangka keadilan antar generasi.
Tujuan dari diskusi ini adalah memperkenalkan konsep keadilan lingkungan ini, serta untuk
menjelaskan bagaimana keadilan antar generasi ini dikaitkan dengan kewajiban seluruh penghuni
Bumi atas planetnya (planetary obligations), bagaimana relevansi keadilan dengan valuasi
ekonomi, dan bagaimana hubungan keadilan antar generasi dengan hak gugat. Terkait planetary
obligations, tulisan ini menggambarkan keadilan antar generasi sebagai kewajiban antara
generasi untuk melakukan perlindungan generasi atas opsi, kualitas, dan akses terhadap sumber
daya lingkungan. Terkait valuasi ekonomi, tulisan ini berpendapat bahwa penggunaan instrumen
diskon di dalam penafsiran ekonomi perlu dimodifikasi menjadi diskon yang rendah, sehingga lebih
sejalan keadilan antar generasi. Tulisan ini juga mendiskusikan pentingnya putusan Minors Oposa
v. Factoran Jr. yang mengakui hak gugat antar generasi.

Kata Kunci : pembangunan berkelanjutan, keadilan antargenerasi, landasan hukum

A. Pendahuluan Pada tahun 1987, World Commission on


“Determination of our obligations to Environment and Development (WCED),
others alive today, and to future atau sering disebut sebagai Komisi
generations, is an ethical question that Brundtland (Brundtland Commission),
must be answered prior to detailed mengeluarkan sebuah laporan yang berjudul
decision making. It is not a question of Our Common Future. Melalui laporan ini,
efficiency, and is not a matter to be Komisi Brundtland mempopulerkan istilah
settled by cost-benefit analysis and pembangunan berkelanjutan (sustainable
consumer willingness to pay”—Frank development) dan menempatkannya tepat di
Ackerman & Lisa Heinzerling, pusat pembuatan kebijakan internasional.
Priceless: On Knowing the Price of Menurut Komisi ini, pembangunan
Everything and the Value of Nothing. berkelanjutan adalah pembangunan untuk

9
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 1, Januari 2017, Halaman 9-19

memenuhi kebutuhan generasi sekarang merupakan inti dari prinsip pembangunan


tanpa mengganggu kemampuan generasi berkelanjutan.
yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan Tu l i s a n i n i b e r m a k s u d u n t u k
mereka (“development that meets the needs of membahas salah satu aspek dari keadilan
the present without compromising the ability lingkungan, yaitu keadilan antar generasi
of future generations to meet their own (intergenerational equity). Secara lebih
needs”) (Beder, 2006). spesifik, tulisan ini akan menjawab
Menurut penjelasan Komisi pertanyaan bagaimana keadilan antar
Brundtland, definisi di atas mengandung dua generasi dilihat sebagai kewajiban seluruh
unsur: unsur kebutuhan (needs) dan unsur penghuni Bumi atas planetnya (planetary
keterbatasan (limitations). Terkait dengan obligations). Terkait pertanyaan ini, tulisan
unsur kebutuhan, Komisi beranggapan bahwa ini akan memperlihatkan keadilan antar
kebutuhan tersebut terutama adalah generasi sebagai kewajiban intertemporal
kebutuhan dari mereka yang miskin, yang terkait perlindungan lingkungan.
harus merupakan prioritas dari upaya Selanjutnya, tulisan ini akan menjawab pula
pemenuhan kebutuhan. Sedangkan terkait bagaimana relevansi keadilan dengan valuasi
unsur keterbatasan, Komisi mengartikannya ekonomi. Tulisan ini akan memasukkan
sebagai keterbatasan kemampuan keadilan antar generasi ke dalam diskusi
lingkungan, yang diciptakan oleh kondisi tentang diskon (discounting) terhadap
teknologi dan organisasi sosial, untuk manfaat perlindungan lingkungan di dalam
memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan konteks valuasi ekonomi. Terakhir, tulisan
akan datang (World Commission on ini juga akan menjawab pertanyaan
Environment and Development, 1987). bagaimana hubungan keadilan antar generasi
Sejalan dengan pandangan di atas, dengan hak gugat. Dalam hal ini, tulisan ini
Sands membagi prinsip pembangunan akan memperlihatkan pengakuan hak gugat
berkelanjutan ke dalam beberapa antar generasi sebagai konsekuensi dari
prinsip/elemen hukum, yaitu: a). keadilan pengakuan terhadap hak atas lingkungan dan
antar generasi (intergenerational equity), keadilan antar generasi.
yang dapat dilihat dari kebutuhan untuk Untuk menjawab pertanyaan-
melindungi SDA bagi keuntungan generasi pertanyaan di atas, tulisan ini akan disusun ke
yang akan datang; b). pemanfaatan secara dalam beberapa bagian. Setelah Bagian
bekelanjutan (the principle of sustainable Pendahuluan ini (Bagian A), Bagian B.1 akan
use), yang direfleksikan dalam eksploitasi mendiskusikan keterkaitan keadilan antar
SDA secara berkelanjutan (sustainable), hati- generasi dengan kewajiban antar generasi
hati (prudent), rasional (rational), bijaksana yang diemban oleh generasi sekarang dalam
(wise), dan layak (appropriate); c). keadilan rangka melakukan perlindungan lingkungan.
intra generasi, yang ditunjukkan melalui Secara spesifik, diskusi dalam Subbagian ini
pemanfaatan SDA secara berkeadilan akan menggunakan perspektif planetary
(equitable use of natural resources), di mana obligations sebagaimana dijelaskan oleh
pemanfaatan SDA oleh satu negara tetap Edith Brown Weiss. Terkait hal ini, tulisan ini
harus memperhatikan kebutuhan dari negara akan melihat keadilan antar generasi sebagai
lain; dan d). prinsip integrasi (integration perlindungan atas pilihan (opsi), kualitas dan
principle), yang meminta adanya jaminan akses. Selanjutnya, Bagian B.2 akan
bahwa pertimbangan lingkungan akan menjelaskan Di sisi lain dalam bagian ini pun
diintegrasikan ke dalam kebijakan ekonomi akan didiskusikan penggunaan “diskon”
dan pembangunan, serta jaminan bahwa dalam analisa ekonomi ditinjau dari
pemenuhan kebutuhan pembangunan harus perspektif keadilan antar generasi. Bagian
memperhatikan tujuan perlindungan B.3 akan mendiskusikan keterkaitan antara
lingkungan (Sands, 1995). Dari paparan di keadilan antar generasi dengan hak gugat.
atas terlihat bahwa keadilan lingkungan Secara spesifik, Subbagian ini akan

10
Andri G. Wibisana, Perlindungan Lingkungan

memperlihatkan bagaimana putusan penciptaan berbagai alternatif sumber daya


Mahkamah Agung Filipina dalam Minors alam, sambil melakukan upaya pemanfaatan
Oposa v. Factoran Jr akan memberikan arah secara lebih efisien dan perlindungan
baru yang lebih kongkret bagi penerapan terhadap sumber daya alam yang saat ini
keadilan antar generasi dan hak atas atas tersedia. Tujuannya adalah tercapainya
lingkungan yang baik. Bagian C memaparkan keseimbangan keanekaragaman sumber daya
beberapa kesimpulan. alam (Sohn & Weiss, 1987). Dengan
demikian, perlindungan opsi menginginkan
B. Pembahasan agar keberagaman pilihan atas sumber daya
1. Keadilan Antar Generasi dan alam yang dimiliki oleh generasi yang akan
Kewajiban Antar Generasi datang, setidaknya, tidak lebih buruk dari
Dalam pandangan Weiss, konsep keberagaman pilihan yang dimiliki oleh
keadilan antara generasi telah melahirkan generasi sekarang.
kewajiban lingkungan terhadap Bumi Perlindungan atas kualitas
(planetary obligations) berupa tiga jenis (Conservation of Quality) menyatakan bahwa
perlindungan, yaitu: perlindungan atas opsi generasi sekarang memikul beban untuk
(conservation of options), perlindungan atas memastikan bahwa kualitas lingkungan dan
kualitas (conservation of quality), dan sumber daya alam yang dimiliki oleh generasi
perlindungan atas akses (conservation of yang akan datang tidak akan lebih buruk dari
access) (Weiss, 1996). Ketiga aspek kualitas yang dimiliki oleh generasi sekarang.
perlindungan ini bertujuan agar setiap Hal ini tidak berarti kondisi lingkungan saat
generasi memiliki tingkat pemanfaatan yang ini tidak boleh berubah, sebab jika demikian
setidaknya sama dengan tingkat pemanfaatan halnya maka perlindungan atas kualitas akan
dari generasi sebelumnya, sambil mendorong bertentangan dengan perlindungan atas akses
terjadinya perbaikan keadaan bagi tiap yang memang memungkinkan adanya
generasi. Ketiganya berfungsi pula untuk pemanfaatan lingkungan. Lebih jauh lagi,
menetapkan batasan bagi tiap negara ketika dalam pandangan Weiss, perlindungan
mengeksploitasi sumber daya miliknya. kualitas memerlukan adanya pengembangan
Lebih penting lagi, ketiga aspek perlindungan ukuran mengenai kualitas sumber daya
ini memiliki peran untuk mengubah asumsi lingkungan, serta peningkatan kapasitas
pembangunan, dari asumsi yang mendorong pengetahuan dan kemampuan manusia untuk
terjadinya konsumsi dan eksploitasi selama memprediksi titik kritis (breaking points) dari
belum ada alasan untuk menghentikannya, sistem alam dan sosial yang ada (Sohn &
menjadi asumsi yang menginginkan adanya Weiss, 1987).
pemanfaatan sumber daya alam secara Perlindungan atas akses (conservation
berkelanjutan dan perlindungan lingkungan of access) mencerminkan adanya alokasi hak
selama belum ada alasan kuat untuk tidak dan akses terhadap sumber daya alam yang
melakukan pemanfaatan berkelanjutan dan seimbang antar generasi yang berbeda dan
perlindungan tersebut (Sohn & Weiss, 1987). antar sesama anggota dari generasi sekarang.
Perlindungan atas opsi (conservation Dengan demikian, perlindungan akses
of options) diartikan sebagai perlindungan memberikan hak yang adil (equitable rights)
terhadap keanekaragaman sumber daya yang dan non-diskriminatif bagi setiap warga dari
tersedia. Menurut Weiss, perlindungan opsi generasi sekarang untuk menggunakan
ini tidaklah berarti bahwa kondisi status quo sumber daya lingkungan. Namun demikian,
harus dilindungi, karena perlindungan seperti dalam penggunaan sumber daya ini, setiap
ini hanya akan melanggenggkan kondisi anggota generasi sekarang memiliki
hidup dari mereka yang miskin. Sebaliknya, kewajiban (equitable duties) untuk menjamin
Weiss berpendapat bahwa perlindungan opsi bahwa tindakannya tidak akan mengurangi
dapat berarti perbaikan kehidupan, yang akses generasi yang akan datang atas sumber
dicapai melalui pengembangan teknologi dan daya tersebut (Sohn & Weiss, 1987). Dalam

11
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 1, Januari 2017, Halaman 9-19

b a h a s a B e d e r, p e r l i n d u n g a n a k s e s menolak gagasan bahwa nilai suatu tindakan


m e n g i n d i k a s i k a n b a h w a “ c u r re n t ditentukan oleh hasil akhirnya, mengajukan
generations should ensure that future gagasan yang didasarkan pada hak (rights)
generations can also enjoy this access. Equity dan kewajiban (duties), di mana suatu
and fairness would seem to require that future tindakan yang bernilai baik pada dirinya
generations not only be able to subsist but that (intrinsic value) dilakukan karena tindakan
they have the same level of opportunities to itu sendiri sudah merupakan tujuan (Alder &
thrive and be happy as current generations” Wilkinson, 1999). Berdasarkan pandangan
(Beder, 2006). deontologis ini, tindakan perlindungan
Adanya kewajiban antar generasi yang lingkungan dapat dianggap merupakan
diemban oleh generasi sekarang dapat imperatif kategoris, yang diinginkan oleh
dibenarkan karena beberapa alasan. semua orang, baik yang hidup pada generasi
Pertama, dalam pandangan utilitarian yang sekarang maupun generasi yang akan datang.
melihat bahwa ukuran yang digunakan untuk Sebaliknya, karena perbuatan pencemaran
menentukan apakah sebuah tindakan itu saat ini kemungkinan akan menimbulkan
benar atau tidak adalah hasil akhir dari akibat pada masa yang akan datang, maka kita
tindakan tersebut, yaitu apakah tindakan pun dapat berasumsi bahwa pencemaran
tersebut menghasilkan kebahagiaan yang lingkungan tidak akan diinginkan secara
terbesar atau tidak (Alder & Wilkinson, universal (Alder & Wilkinson, 1999).
1999). Dengan demikian, apabila Dengan demikian, maka pembangunan
kebahagiaan, sebagai ukuran baik tidaknya berkelanjutan dapat pula dianggap sebagai
sebuah tindakan, ditarik sehingga melampaui upaya yang merupakan imperatif kategoris,
batas generasi, maka sepintas kita akan yang diinginkan oleh segenap manusia pada
melihat aspek keberlanjutan dari etika setiap generasi.
utilitarianisme (Alder & Wilkinson, 1999). Ketiga, beban generasi sekarang
Dalam konteks ini, pemaksimalan terkait perlindungan lingkungan dapat
kesejahteraan sebagai tujuan dari dikaitkan bula dengan pandangan Rawls
utilitarianisme haruslah bersifat non- tentang keadilan. Menurut Rawls, penerapan
diskrimitatif terhadap waktu, dalam arti prinsip keadilan pada hubungan antar
bahwa setiap generasi harus dipandang generasi dapat dilihat dari apa yang
memiliki kepentingan dan bobot yang sama, disebutnya sebagai “just saving principle”
sehingga ukuran kesejahteraan haruslah (Rawls, 1999). Dalam hal ini, Rawls
kesejahteraan yang bersifat lintas generasi menyatakan bahwa
(Alder & Wilkinson, 1999). Kebahagiaan “persons in different generations have
atau kesejahteraan generasi sekarang tidak duties and obligations to one another
boleh dianggap lebih tinggi atau lebih bernilai just as contemporaries do. The present
d i b a n d i n g k a n d e n g a n generation cannot do as it pleases but is
kebahagiaan/kesejahteraan dari generasi bound by the principles that would be
yang akan datang (Alder & Wilkinson, 1999). chosen in the original position to define
Atas dasar inilah maka prinsip utilitarian ideal justice between persons at different
ini menjadi dekat dengan aliran “enlightened moments of time. In addition, men have
anthropocentrism”, yang melihat bahwa a natural duty to uphold and to further
perlindungan terhadap kepentingan manusia just institutions and for this the
pada akhirnya memerlukan juga improvement of civilization up to a
perlindungan dan pemeliharaan sistem certain level is required.” (Rawls, 1999).
lingkungan yang berfungsi menyokong Berdasarkan kutipan di atas, maka
kehidupan manusia (environmental life dalam perspektif Rawlsian perlindungan
supporting system) (Alder & Wilkinson, lingkungan dapat dibenarkan karena dua
1999). alasan. Pada satu sisi, perlindungan
Kedua, pandangan deontologis, yang lingkungan oleh generasi sekarang

12
Andri G. Wibisana, Perlindungan Lingkungan

merupakan upaya yang memang akan diambil konteks ini, penggunaan tingkat diskon
oleh para pihak yang berada dalam posisi berfungsi untuk mengurangi besaran dampak
asali, yaitu dalam keadaan keserbataktahuan perubahan iklim, sehingga “sesuai” dengan
(the veil of ignorance). Para pihak yang tidak perspektif masa kini. Semakin tinggi tingkat
tahu apakah mereka akan hidup sekarang atau diskon, semakin kecil dampak perubahan
pada masa yang akan datang, ketika iklim di masa depan jika dilihat dari kaca mata
dihadapkan pada pilihan apakah akan masa kini. Akibatnya, biaya pencegahan
memanfaatkan sumber daya secara perubahan iklim yang diizinkan pun akan
berkelanjutan atau menghabiskan sumber semakin rendah. Kondisi ini kemudian akan
daya saat ini dan menyisakan kerusakaan bermuara pada semakin rendahnya tingkat
alam di masa datang, diasumsikan akan penurunan emisi yang diperlukan.
memilih pilihan yang pertama. Hal ini terjadi Kajian dari Tol memperlihatkan
karena dengan memilih pilihan yang pertama, bagaimana perbedaan tingkat diskon
maka para pihak terhindar dari kemungkinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
terburuk, yaitu ketika mereka ternyata hidup hasil estimasi ekonomi dari dampak
di masa yang akan datang (dan dalam keadaan perubahan iklim. Dalam temuan Tol, dengan
lingkungan yang telah rusak dan sumber daya tingkat diskon sebesar 10%, MSC yang
yang telah habis). Pada sisi lain, pandangan dihasilkan berkisar 6 US$/tC. Ketika tingkat
Rawls bahwa setiap generasi memiliki diskon diturunkan menjadi 5%, MSC naik
kewajiban alamiah untuk menyisihkan menjadi 26 US$/tC, dan ketika tingkat diskon
(sumber daya) bagi generasi yang akan diturunkan lagi menjadi 0 (nol), MSC naik
datang, menunjukkan bahwa keberlanjutan sampai 317 US$/tC (Tol, 1999). MSC
pemanfaatan sumber daya merupakan sebuah merupakan singkatan dari Marginal Social
tindakan yang bersifat universal. Dalam Cost. Istilah untuk menunjukkan seberapa
konteks ini, maka penjelasan Rawlsian atas dampak yang akan dihasilkan dari
pembangunan berkelanjutan menjadi sejalan penambahan emisi sebesar 1 ton karbon, atau
dengan pandangan kaum deontologis. seberapa dampak yang akan dicegah dari
2. Keadilan antar Generasi vs penghilangan 1 ton karbon dari atmosfir. Dari
Diskonting dalam Perhitungan penelitian Tol ini, dapat dilihat bahwa
Ekonomi penentuan tingkat diskon ternyata sangat
Meskipun secara konsep keadilan antar mempengaruhi hasil perhitungan dan
generasi dapat secara mudah dipahami, tetapi rekomendasi yang diberikan. Estimasi
dalam prakteknya hal ini sangat sulit dampak yang tinggi, yang menunjukkan
dilaksanakan. Salah satu praktek yang pentingnya penurunan emisi, dan karenanya
menunjukkan adanya penyimpangan menghasilkan rekomendasi penurunan emisi
terhadap keadilan antar generasi dapat kita yang tinggi dihasilkan jika estimasi
lihat dalam penggunaan tingkat diskon menggungakan tingkat diskon yang rendah,
(discount rate) pada perhitungan ekonomi atau bahkan tidak menggunakan sama sekali.
valuasi ekonomi dan analisa biaya-manfaat Pertanyaannya tentu saja adalah
(Cost-Benefit Analysis—CBA) bagi kegiatan mengapa perhitungan ekonomi atas kebijakan
perlindungan lingkungan. Menurut CBA, mengenai upaya perlindungan lingkungan
sebuah upaya perlindungan dapat dibenarkan harus menggunakan tingkat diskon tertentu?
hanya jika nilai manfaat masa kini (present Terdapat beberapa alasan yang sering
benefit) dari upaya perlindungan lebih besar dikemukakan oleh para ekonom. Tulisan ini
atau sama dengan biaya yang harus bermaksud membantah setiap alasan yang
dikeluarkan untuk melakukan upaya diberikan tersebut, dan menunjukkan bahwa
perlindungan saat ini (Turner, Pearce, & berdasarkan keadilan antar generasi,
Bateman, 1993). penggunaan tingkat diskon seharusnya tidak
Ambil contoh misalnya perhidungan dilakukan, atau jika harus digunakan pun
ekonomi terkait perubahan iklim. Dalam maka tingkat diskon tersebut haruslah rendah.

13
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 1, Januari 2017, Halaman 9-19

Alasan yang sering digunakan untuk akan datang diasumsikan akan lebih kaya dari
membenarkan penggunaan diskon terhadap pada generasi sekarang. Dengan asumsi ini
dampak lingkungan di masa depan adalah maka tingkat diskon digunakan untuk
bahwa penggunaan diskon ini merefleksikan merefleksikan “diminishing marginal utility”,
perilaku individu manusia. Dalam hal ini, yang muncul sebagai akibat dari peningkatan
seringkali dikatakan bahwa diskon (terhadap kekayaan dari waktu ke waktu. Pendapat ini
dampak di masa depan) digunakan sebab pun cukup problematik, karena apabila kita
manusia diasumsikan bersikap tidak sabar, memutuskan untuk tidak melakukan upaya
dalam arti bahwa manusia lebih menyukai perlindungan lingkungan dan hanya peduli
konsumsi saat ini dibandingkan dengan dengan tingkat pertumbuhan—misalnya saja
konsumsi pada masa depan. Dalam ekonomi, kita memutuskan untuk tidak melakukan
ketidaksabaran ini disebut sebagai “pure time pengurangan emisi gas rumah kaca, sebab
preference”, yang menunjukan preferensi dengan demikian kita bisa melakukan
manusia terhadap masa sekarang penghematan uang—maka kita sebenarnya
dibandingkan dengan masa yang akan datang, sedang menciptakan kemungkinan
sehingga mengindikasikan pula preferensi munculnya bencana di masa depan. Dengan
manusia atas kepentingan masa sekarang peningkatan kemungkinan bencana di masa
dibandingkan dengan kepentingan masa yang depan ini, maka asumsi bahwa generasi masa
akan datang. Pendapat ini perlu depan akan lebih kaya dari generasi sekarang
dipertanyakan sebab meskipun kita, menjadi perlu untuk dipertanyakan kembali.
misalnya, menerima asumsi ketidaksabaran Alih-alih membuat generasi yang akan datang
individu, namun asumsi ini tidak bisa menjadi lebih kaya, jika tindakan kita
diterapkan bagi kebijakan publik. Individu menimbulkan kemungkinan munculnya
dapat saja bersikap tidak sabar karena mereka bencana di masa depan, maka kita justru
percaya bahwa mereka tidak akan hidup sedang memiskinkan, atau bahkan
selamanya. Tetapi pembuat kebijakan tidak memusnahkan, generasi yang akan datang.
bisa menggunakan asumsi yang berasal dari Dalam konteks inilah, Gollier berpendapat
sikap individu ini karena pembuat kebijakan bahwa ketidakpastian mengenai
harus berpikir bahwa dampak positif dari pertumbuhan ekonomi di masa depan
keputusan yang diambilnya tidak hanya seharusnya mendorong pembuat kebijakan
dirasakan oleh dirinya dan generasi sekarang, untuk menerapkan tingkat diskon yang
tetapi juga oleh mereka yang hidup di masa rendah. Dalam pandangan Gollier, tingkat
depan. Atas dasar ini, Khanna dan Chapman diskon yang rendah ini merupakan tindakan
berpendapat bahwa penggunaan diskon atas prudent untuk mengantisipasi kemungkinan
dasar “pure time preference” untuk kebijakan bencana di masa depan, sebagai akibat dari
lingkungan, seperti perubahan iklim, tidaklah pembangunan yang dilakukan sekarang (C.
memiliki dasar etik. Kebijakan publik Gollier, 2002).
haruslah didasarkan pada asumsi “immortal Terkait dengan penggunaan diskon
society”, dan bukan pada “mortal karena alasan pertumbuhan, terdapat pula
individuals” (Khanna & Chapman, 1996). pendapat yang menganggap bahwa
Pembenaran lain yang sering kemakmuran di masa depan merupakan hasil
diketengahkan terkait penggunaan diskon dari pembangunan masa sekarang, yang
adalah asumsi mengenai “diminishing hanya bisa terjadi jika generasi sekarang
marginal utility”, penurunan perubahan menggunakan tingkat diskon yang tinggi.
utilitas relatif terhadap peningkatan Pendapat ini menganggap bahwa karena
kekayaan. Dalam hal ini, diasumsikan bahwa pembangunan sekarang tidak hanya
pembangunan yang dilakukan sekarang akan berpotensi menimbulkan dampak negatif
membawa kemakmuran tidak hanya bagi tetapi juga dampak positif berupa
generasi sekarang, tetapi juga bagi generasi kemakmuran di masa depan, maka
yang akan datang, sehingga generasi yang kemakmuran ini merupakan “kompensasi”

14
Andri G. Wibisana, Perlindungan Lingkungan

atas munculnya dampak negatif di masa hidup dari pembangunan yang hanya
depan. Atas asumsi dan pendapat ini, Spash memfokuskan perhatian pada pertumbuhan.
mengatakan bahwa kita perlu membedakan Akan tetapi, menurut Broome, pandangan di
antara transfer kebutuhan dasar dari generasi atas keliru ketika menyalahkan tingkat diskon
sekarang ke generasi yang akan yang rendah sebagai penyebab munculnya
datang—dalam bentuk kemakmuran bagi ancaman bahaya lingkungan. Bagi Broome,
generasi yang akan datang—dengan persoalan lingkungan muncul sebagai akibat
kompensasi. Keduanya, menurut Spash dari eksternalitas, dan bukan akibat dari
didasarkan pada landasan etik yang berbeda. tingkat diskon yang rendah. Karenanya, bagi
Jika transfer kemakmuran didasarkan pada Broome, solusi dari persoalan lingkungan ini
keadilan distributif, maka kompensasi adalah internalisasi eksternalitas, dan
didasarkan pada keadilan korektif. Keadilan bukannya penggunaan tingkat diskon yang
distributif tidak bisa menghapuskan keadilan tinggi (Broome, 1992).
korektif, dalam arti bahwa kemampuan kita Secara singkat, artikel ini hendak
memberikan kemakmuran bagi seseorang, menyatakan bahwa dalam perspektif keadilan
tidak lantas memberikan hak kepada kita antar generasi, maka terdapat berbagai alasan
untuk secara sadar merugikan dan untuk menghilangkan faktor “pure time
membahayakan orang tersebut. Apabila kita preference” dalam tingkat diskon. Pada
melakukan ini, maka keadilan korektif akhirnya, penghilangan faktor
menuntut kita untuk memperbaiki keadaan ketidaksabaran, myopia, ini akan bermuara
dan memberikan kompensasi kepada orang pada penggunaan tingkat diskon yang rendah,
tersebut (C.L. Spash, 1994). Lebih jauh lagi, atau bahkan nol. Dan ini sejalan dengan
Spash menyatakan bahwa jika setiap orang keadilan antar generasi, terutama untuk
memiliki kebebasan dari ancaman bahaya menjamin bahwa tindakan generasi sekarang
yang ditimbulkan oleh orang lain, maka tidak akan menciptakan kemungkinan
apabila bahaya tersebut tidak bisa dicegah, munculnya bencana besar bagi generasi yang
kompensasi haruslah actual (C.L. Spash, akan datang.
1994). Apabila dapat diasumsikan bahwa 3. Keadilan antar Generasi dan Hak
kompensasi aktual antar generasi bukanlah Gugat antar Generasi
sesuatu yang mungkin, maka penggunaan Secara hukum, pengakuan terhadap
tingkat diskon seharusnya ditiadakan. keadilan antar generasi dapat dilihat dari
Terakhir, penggunaan diskon juga putusan Mahkamah Agung Filipina dalam
seringkali dibenarkan atas dasar kasus Minors Oposa v. Factoran. Kasus ini
pertimbangan lingkungan. Dalam pandangan adalah kasus gugatan anak-anak di bawah
ini, apabila penggunaan tingkat diskon juga umur, yaitu Juan Antonio Oposa, Anna
digunakan untuk penentuan tingkat investasi, Rosario Oposa, dan Jose Alfonso Oposa, yang
maka tingkat diskon yang tinggi memiliki diwakili oleh orang tua mereka Antonio
potensi untuk mengurangi tingkat Oposa dan Rizalina Oposa, serta beberapa
pembangunan saat ini. Dengan adanya anak di bawah umur lainnya yang masing-
pengurangan tingkat pembangunan—sebagai masing diwakili oleh orang tua mereka. Para
akibat tingkat diskon yang tinggi—maka penggugat ini menggunakan class action dari
penipisan sumber daya alam dapat dikurangi. para pembayar pajak, dan menyatakan bahwa
Sebaliknya, penggunaan tingkat diskon yang mereka adalah warga negara Filipina yang
rendah, justru akan menghasilkan tingkat mewakili generasi mereka dan juga generasi
penipisan sumber daya alam yang lebih yang akan datang (Supreme Court of the
tinggi. Tingkat diskon yang tinggi, karenanya, Philippines, 1994). Para penggugat ini
bagus bagi lingkungan (Pearce & Turner, menggugat Department of Environment and
1991). Broome menyatakan bahwa Natural Resources (DENR), dalam hal ini
pandangan di atas secara tepat telah Factoran, Jr. sebagai sekretaris departemen,
mengingatkan kita akan bahaya lingkungan terkait dengan pengelolaan kehutanan di

15
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 1, Januari 2017, Halaman 9-19

Filipina. Penggugat menyatakan bahwa and novel element. Petitioners


kebijakan kehutanan Filipina, yang telah minors assert that they represent
mengizinkan eksploitasi hutan secara besar- their generation as well as
besarang, merupakan pelanggaran hak generations yet unborn. We find no
konstitusional para penggugat dan generasi difficulty in ruling that they can, for
yang akan datang atas lingkungan yang baik themselves, for others of their
dan sehat (Supreme Court of the Philippines, generation and for the succeeding
1994). Atas dasar itu, penggugat meminta generations, file a class suit. Their
agar pengadilan memerintahkan tergugat personality to sue in behalf of the
untuk menghentikan semua izin penebangan succeeding generations can only be
(timber licensing agreements—TLA) yang based on the concept of
telah ada, pembaruan izin lama, atau intergenerational responsibility
pemberian izin baru (Supreme Court of the insofar as the right to a balanced and
Philippines, 1994). healthful ecology is concerned. Such
Atas gugatan tersebut, tergugat pada a right, as hereinafter expounded,
satu sisi menyatakan bahwa TLA merupakan considers the “rhythm and harmony
kebijakan yang didasarkan pada diskresi of nature.” Nature means the created
sehingga tidak bisa digugat, dan bahwa TLA world in its entirety. Such rhythm
adalah kontrak yang harus dilindungi and harmony indispensably include,
sehingga pencabutannya haruslah sesuai inter alia, the judicious disposition,
dengan prosedur. Lebih penting lagi, pada utilization, management, renewal
sisi lain tergugat menyatakan bahwa para and conservation of the country's
penggugat tidak memiliki hak gugat (cause of forest, mineral, land, waters,
action, maupun locus standi) karena hak atas fisheries, wildlife, off-shore areas
lingkungan yang baik bukanlah hak yang and other natural resources to the
cukup spesifik (specific legal right) untuk end that their exploration,
dijadikan dasar gugatan (Supreme Court of development and utilization be
the Philippines, 1994). equitably accessible to the present as
Setelah memperhatikan berbagai well as future generations. Needless
putusan pengadilan terkait dengan izin to say, every generation has a
penebangan, Mahkamah Agung memutuskan responsibility to the next to preserve
bahwa TLA bukanlah kontrak. Seandainya that rhythm and harmony for the full
pun TLA dianggap kontrak, maka enjoyment of a balanced and
keberlakukannya tidaklah bersifat absolut. healthful ecology. Put a little
Artinya, sebagai kontrak pun TLA masih differently, the minors' assertion of
dapat dihentikan, jika TLA melanggar hak their right to a sound environment
orang lain atas lingkungan yang baik constitutes, at the same time, the
(Supreme Court of the Philippines, 1994). performance of their obligation to
Lebih penting lagi, Mahkamah Agung ensure the protection of that right for
Filipina mengakui bahwa hak atas lingkungan the generations to come—[catatan
hidup merupakan hak konstitusional yang kaki diabaikan].” (Supreme Court of
tidak hanya dimiliki oleh generasi sekarang, the Philippines, 1994)
tetapi juga oleh generasi yang akan datang. Di samping itu, Mahkamah Agung
Atas dasar inilah maka pengadilan juga menyatakan bahwa hak atas lingkungan
menyatakan bahwa penggugat memiliki hak hidup yang baik dan sehat tidak kalah
gugat untuk menggugat bagi kepentingannya pentingnya dibandingkan dengan hak sipil
sendiri serta sekaligus atas nama kepentingan dan politik. Hak-hak asasi ini, menurut
generasi yang akan datang. Dalam hal ini, Mahkamah Agung, bahkan tidak akan
Mahkamah Agung Filipina menyatakan: berkurang nilainya jika tidak dicantumkan di
“This case, however, has a special dalam Konstitusi, sebab hak-hak ini

16
Andri G. Wibisana, Perlindungan Lingkungan

merupakan hak asasi yang muncul seiring antar generasi. Ada beberapa alasan yang
keberadaan manusia. Pencantuman hak atas dapat dikemukakan untuk mendukung
lingkungan yang baik di dalam Konstitusi pernyataan ini. Pertama, secara praktis,
dilakukan untuk menggarisbawahi meskipun pengadilan tidak memutuskan
pentingnya hak tersebut dan untuk mencabut atau menghentikan TLA, faktanya
mengaskan adanya kewajiban negara untuk pada tahun 2006 hanya terdapat 3 (tiga) TLA
melindungi dan memajukan hak tersebut. (satu di antaranya tidak aktif, dan satu lagi
Menurut pandangan Mahkamah Agung, dalam proses review). Di sisi lain, putusan
apabila hak tersebut tidak tercantum di dalam Minors Oposa v. Factoran pun telah
Konstitusi, maka tidak akan lama lagi menginspirasi lahirnya beberapa putusan
generasi sekarang akan mengalami pengadilan di Filipina yang melahirkan
musnahnya sumber daya lingkungan, serta putusan yang mendukung upaya
tidak akan mampu mewariskan apa-apa perlindungan lingkungan hidup (Houck,
kepada generasi yang akan datang, kecuali 2007). Kedua, putusan Minors Oposa v.
lingkungan hidup yang sudah tidak mampu Factoran memberikan penegasan bahwa hak
lagi untuk menyangga kehidupan. Hak atas atas lingkungan yang baik merupakan hak
lingkungan hidup yang baik, karenanya, yang dapat ditegakkan, sehingga dapat
melahirkan kewajiban untuk tidak menjadi dasar gugatan bagi pihak yang
menyebabkan gangguan pada lingkungan merasa hak tersebut telah dilanggar
hidup (Supreme Court of the Philippines, (actionable right) (Manguiat & III, 2003).
1994). Dalam hal ini, actionable right tersebut bukan
Putusan Mahkamah Agung Filipina hanya dimiliki oleh generasi sekarang, tetapi
ini segera mendapat sambutan dan kritik, baik juga oleh generasi yang akan datang. Ketiga,
dalam skala nasional maupun internasional. pengakuan putusan Minors Oposa v.
Kritik menyatakan bahwa pada tataran Factoran atas keadilan antar generasi dan
praktis, putusan ini tidaklah berarti apa-apa, kaitannya hak gugat, tidaklah bersifat obiter
karena putusan ini tidaklah mencabut atau dictum. Sebaliknya, pada saat putusan
menghentikan TLA yang telah ada; sedang Minors Oposa v. Factoran secara langsung
pada tataran teoritis, pengakuan hak gugat mengaitkan antara hak atas lingkungan yang
bagi generasi sekarang dan generasi yang baik dari generasi sekarang dengan hak atas
akan datang, sebagai wujud dari pengakuan lingkungan yang baik dari generasi yang akan
terhadap keadilan antar generasi, merupakan datang, maka putusan tersebut dapat dianggap
hal yang dibesar-besarkan dan bersifat obiter telah menjadi dasar preseden mengenai
dictum, sebab meskipun mengakui keadilan bagaimana hak atas lingkungan yang baik
antar generasi, pengadilan tidak memberikan dapat ditafsirkan dan ditegakkan, serta
pendapat yang jelas mengenai hak gugat (dari sejauhmana hak tersebut dapat dikaitkan
generasi yang akan datang) (Gatmaytan, dengan hak konstitusional dari generasi yang
2003). Pendapat yang skeptis juga akan datang (Manguiat & III, 2003). Dalam
menyatakan bahwa, meskipun penting, hal ini, putusan Minors Oposa v. Factoran
keberlakuan putusan Minors Oposa v. secara tegas menyatakan bahwa karena hak
Factoran hanya terbatas pada pengakuan atas lingkungan yang baik dimiliki baik oleh
keadilan antar generasi secara nasional, dan generasi sekarang maupun generasi yang
tidak bisa dijadikan bukti bahwa keadilan ini akan datang, maka generasi sekarang dapat
telah mendapatkan pengakuan dan melakukan gugatan tidak hanya untuk
dipraktekkan secara luas secara di seluruh melindungi haknya tersebut, tetapi juga hak
Negara (Barresi, 1998). dari generasi yang akan datang (Supreme
Namun demikian, perlu ditegaskan di Court of the Philippines, 1994). Keempat,
sini bahwa putusan Minors Oposa v. Factoran seperti dinyatakan oleh Maggio, putusan
tetaplah memiliki arti yang sangat penting Minors Oposa v. Factoran memiliki arti yang
bagi pengakuan dan implementasi keadilan sangat penting karena untuk pertama kalinya

17
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 1, Januari 2017, Halaman 9-19

sebuah lembaga pengadilan tertinggi secara


tegas mengakui adanya keadilan antar A l d e r, J . , & Wi l k i n s o n , D . ( 1 9 9 9 ) .
generasi, dan kemudian mengaitkan Environmental Law and Ethics.
pengakuan tersebut dengan hak gugat dari London: Macmillan Press.
generasi yang akan datang (G.F. Maggio, Barresi, P. A. (1998). Advocacy, Frame, and
1997). the Intergenerational Imperative: A
Mengingat bahwa Indonesia pada satu Reply to Professor Weiss on “Beyond
sisi telah mengakui adanya hak atas Fairness to Future Generations.” Tulane
lingkungan yang baik dan sehat sebagai hak Environmental Law Journal, 11(2), 434.
konstitusional, serta pada sisi lain telah pula Beder, S. (2006). Environmental Principles
mengakui keadilan intra dan antar generasi, and Policies: An Interdisciplinary
serta berbagai hak gugat, maka sangatlah Introduction. New York: Earthscan.
Broome, J. (1992). Counting the Cost of
tepat jika pada suatu saat pengadilan
Global Warming. Cambridge: The
Indonesia pun mampu mengikuti pengadilan
White Horse Press.
Filipina, untuk memutuskan bahwa: pertama,
C. Gollier. (2002). Discounting an Uncertain
hak atas lingkungan yang baik merupakan Future. Journal of Public Economics,
actionable right yang dimiliki baik oleh 85, 153154.
generasi sekarang maupun generasi yang C.L. Spash. (1994). Double CO2 and
akan datang; dan karenanya, kedua, hak gugat Beyond: Benefits, Costs and
tidak hanya dimiliki oleh generasi sekarang, Compensation. Ecological Economics,
tetapi juga dimiliki oleh generasi yang akan 10, 32.
datang. G.F. Maggio. (1997). Inter/intra-generational
Equity: Current Applications under
C. Simpulan International Law for Promoting the
Secara etis, keadilan antar generasi dapat Sustainable Development of Natural
melahirkan berbagai kewajiban (planetary Resources. Buffalo Environmental Law
obligations) dari setiap generasi untuk Journal, 4(2), 192.
menjamin perlindungan terhadap opsi Gatmaytan, D. B. (2003). The Illusion of
(conservation of options), perlindungan Intergenerational Equity: Oposa v.
terhadap kualitas lingkungan (conservation of F a c t o r a n a s P y r r h i c Vi c t o r y.
quality), dan perlindungan terhadap akses Georgetown International
generasi sekarang dan generasi yang akan Environmental Law Review, 15(3),
datang terhadap sumber daya lingkungan 466468.
(conservation of access). Secara ekonomi, Houck, O. A. (2007). Light from the Trees:
keadilan antar generasi harus mempengaruhi The Stories of Minors Oposa and the
valuasi ekonomi dan CBA terhadap manfaat Russian Forest Cases. Georgetown
perlindungan lingkungan. Dalam hal ini, International Environmental Law
penggunaan instrumen diskon di dalam Review, 19(3), 339341.
Khanna, N., & Chapman, D. (1996). Time
penafsiran ekonomi perlu dimodifikasi
Preference, Abatement Costs, and
menjadi diskon yang rendah, sehingga lebih
International Climate Policy: An
sejalan keadilan antar generasi. Secara
Appraisal of IPCC 1995. Contemporary
khusus, tulisan ini memperlihatkan perlunya Economic Policy, XIV(2), 58.
penghapusan diskon manfaat perlindungan Manguiat, M. S. Z., & III, V. P. B. Y. (2003).
lingkungan yang didasarkan karena alasan Maximizing the Value of Oposa v.
pure time preference. Secara hukum, putusan Factoran. Georgetown International
Mahkamah Agung Filipina dalam kasus Environmental Law Review, 15(3), 496.
Minors Oposa v. Factoran telah mampu Pearce, D. W., & Turner, R. K. (1991).
secara brillian mengaitkan antara keadilan Economics of natural Resources and the
antar generasi dengan hak gugat. Environment, 2nd ed. Baltmore: Johns
DAFTAR PUSTAKA Hopkins University Press.

18
Andri G. Wibisana, Perlindungan Lingkungan

Rawls, J. (1999). A Theory of Justice, revised


ed. Oxford: Oxford University Press.
Sands, P. (1995). Principles of International
E n v i r o n m e n t a l L a w : Vo l . 1 ,
Frameworks, Standards, and
Implementation. Manchester:
Manchester University Press.
Sohn, L. B., & Weiss, E. B. (1987). The
Annual Meeting (American Society of
International Law) 81. In
Intergenerational Equity in
International Law (p. 131).
Supreme Court of the Philippines. Minors
Oposa v. The Honorable Fulgencio S.
Factoran, Jr., 33 I.L.M. 173 (1994).
Tol, R. S. J. (1999). The Marginal Costs of
Greenhouse Gas Emissions. The Energy
Journal, 20(1), 7071.
Turner, R. K., Pearce, D., & Bateman, I.
(1993). Environmental Economics: An
Elementary Introduction. Baltimore:
Johns Hopkins University Press.
Weiss, E. B. (1996). Intergenerational Equity
and Rights of Future Generation. In A.
A. C. Trindade (Ed.), The Modern
World of Human Rights: Essays in
Honour of Thomas Buergenthal (pp.
608609). San José, Costa Rica: Inter-
American Institute of Human
R i g h t s . Wo r l d C o m m i s s i o n o n
Environment and Development. Report
o f t h e Wo r l d C o m m i s s i o n o n
Environment and Development: Our
Common Future (1987). Retrieved from
http://www.un-documents.net/wced-
ocf.htm

19

Anda mungkin juga menyukai