PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Informasi pertanahan saat ini menjadi kebutuhan pokok berbagai pihak yang harus
segera terlayani. Ketersediaan informasi pertanahan merupakan salah satu unsur penting dalam
tata pengelolaan negara guna perencanaan, perancangan dan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan tanah. Sebelum era perkembangan sistem informasi dan teknologi informasi
seperti sekarang ini, Indonesia telah melaksanakan Sistem Informasi Pertanahan secara
konvensional, yaitu sistem manajemen basis data terpadu antara obyek grafis persil (peta) dan
non-grafis (atribut persil). Sistem Informasi Pertanahan (SIP) biasa disebut juga Land
Information System (LIS). Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa informasi
pertanahan lengkap dengan keseluruhan atributnya, secara konvensional memerlukan banyak
tenaga dan waktu, sulit dipertukarkan, sulit dimutakhirkan, terbatas dalam ragam analisa dan
penyajiannya.
Sekarang, dengan perkembangan sistem informasi dan teknologi informasi, termasuk
perkembangan komputer, telekomunikasi, termasuk layanan internet menjadi supply atas
kebutuhan-kebutuhan akan informasi, termasuk informasi pertanahan. Kompilasi sistem
informasi dan teknologi informasi dalam pengumpulan, pemrosesan dan pengolahan data guna
menghasilkan informasi telah mendorong dan meningkatkan : efisiensi, efektifitas, keterbukaan,
jangkauan pelayanan dan interaksi karena kemampuannya mereduksi ruang dan waktu. Sistem
Informasi merupakan sekumpulan data dasar yang memiliki keterkaitan satu dengan lainnya dan
telah melalui proses pengolahan (basis data) dengan menggunakan teknologi informasi guna :
perencanaan, perancangan dan pengambilan berbagai keputusan berbasis keruangan.
Di Kelurahan Menanggal, sistem informasi pertanahan belum diterapkan, jadi untuk
melaksanakan tugasnya hanya menggunakan sebatas peta digital, maka dari itu perlu
adanya sistem informasi pertanahan yang terpadu dan mutakhir untuk mendukung dan
mengoptimalkan pengelolaan sistem informasi pertanahan di Kelurahan Menanggal.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan aplikasi sistem informasi pertanahan ini adalah:
a. Untuk pembuatan sistem informasi pertanahan mengenai jaminan terhadap tanah
b. Untuk mengelola s i s t e m basis data simulasi dari pelayanan jaminan terhadap tanah
1.3 Manfaat
1
Manfaat dari pembuatan aplikasi sistem informasi pertanahan ini adalah:
a. Memberikan kemudahan dalam pelayanan jaminan terhadap tanah
b. Memudahkan dalam memperoleh informasi spasial maupun non-spasial terkait Pertanahan.
c. Simulasi pertanahan ini dapat dijadikan acuan untuk pembuatan sistem informasi
pertanahan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Permohonan mengenai sita jaminan, apabila terbukti dalil permohonan
mengenai :Adanya persangkaan yang kuat serta beralasan bahwa Tergugat akan
menghilangkan atau bermaksud untuk memin dah tangankan atau menjauhkan barang
dari kepent ingan Penggugat. Selanjutnya Ketua Majelis membuat penetapan yang
berisikan pengabulan tentang permohonan sita jaminan sekaligus memerintahkan kepada
Jurusita atau jika berhalangan digantikan oleh wakilnya yang sah dengan didampingi dua
orang saksi untuk meletakkan sita terhadap barang/objek yang dimohonkan agar
diletakkan sita jaminan.
Hal-hal yang penting diperhat ikan dalam penanganan sita jaminan antara lain : SEMA
RI No. 5 Tahun 1975 Tanggal 09 Desember 1975, yaitu :
Barang yang disita nilainya jangan melampaui nilai gugat;
Barang yang disita didahulukan benda yang bergerak, jika tidak mencukupi baru benda
yang tidak bergerak;
Barang yang disita tetap dalam penguasaan/pemeliharaan sitersita;
Perhatikan ketentuan pasal 198 dan 199 HIR/213 dan 214 RBg.
Setelah memperoleh perintah dari Ketua Majelis agar meletakkan sita terhadap objek
yang dimohonkan diletakkan sita jaminan. Jurusita atau wakilnya yang sah, perlu melakukan
langkah-langkah persiapan antara lain sebagai berikut :
1. Mencek pada kasir/jurnal keuangan perkara, apakah panjar biaya perkara telah
mencukupi untuk kepentingan/keperluan proses perkara tersebut, jika belum cukup maka
sesuai dengan prosedur kepada Penggugat diminta agar menambah panjar biaya perkara,
adapun rincian biaya pelaksanaan sita jaminan meliputi : Biaya Materai dan Biaya
Pelaksanaan, yaitu : Biaya Transportasi, Upah Saksi dan Biaya Pengamanan.
2. Merencanakan/menetapkan tentang hari dan tanggal pelaksanaan sita dimaksud,
membuat surat yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan sita jaminan antara lain :
Pemberitahuan kepada para pihak agar hadir pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan
di tempat/lokasi objek yang akan diletakkan sita jaminan, permohonan pengamanan ke
pada Ke polisian (POLSEK) setempat (jika dianggap perlu), serta surat-surat lain yang
diajukan kepada Pejabat terkait seperti Kepala Kelurahan /Kepala Desa, Kepala Kantor,
BPN dan lain-lain .
3. Merencanakan/menetapkan tentang hari dan tanggal pelaksanaan sita dimaksud,
membuat surat yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan sita jaminan antara lain :
Pemberitahuan kepada para pihak agar hadir pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan
di tempat/lokasi objek yang akan diletakkan sita jaminan, permohonan pengamanan ke
pada Ke polisian (POLSEK) setempat (jika dianggap perlu), serta surat-surat lain yang
diajukan kepada Pejabat terkait seperti Kepala Kelurahan /Kepala Desa, Kepala Kantor,
BPN dan lain-lain.
4
4. Membuat/mengecek persiapan yang menyangkut sarana dan prasarana ketika akan
melaksanakan tugas penyitaan seperti : dua orang saksi yang memenuhi persyaratan ,
menyiapkan berita acara sita jaminan,jika objek yang akan disita berupa benda yang
tidak bergerak dan belum disertifikatkan, maka diperlukan pula petugas yang profesional
dari kantor BPN untuk melakukan pengukuran tentang luas objek tersebut, sert a h al-hal
lain yang diperlukan.
5
Sistem basisdata hierarki merupakan konsep model basisdata yang tertua, tidak ada
kepastian kapan konsep ini mulai digunakan. Model ini berupa suaty tree dengan relasi
Parent Child Relationships dengan hubungan satu-banyak (1-N).
Struktur dasar basisdata hierarki :
Kumpulan record-record yang secara logika terorganisir seperti struktur pohon
dari atas ke bawah (berbentuk hirarki). Model ini banyak digunakan pada saat awal
komputer database mainframe. Sistem ini banyak digunakan pada tahun 50-an dan 60-an,
yang banyak digunakan oleh bank dan lembaga asuransi pada masa itu.
Lapisan paling atas bertindak sebagai induk/root dari segmen yang tepat berada di
bawahnya dan lapisan bawah tidak bisa memiliki lebih dari satu root.
Segmen yang berada di bawah dari suatu segmen lainnya merupakan anak dari
segmen yang ada di atasnya.
Struktur pohon mewakili urutan hierarki dari media penyimpan pada komputer.
Keuntungan :
Secara konseptual model basisdata ini sederhana.
Keamanan basisdata lebih baik
Kebebasan data
Integritas data dalam satu tree lebih baik
Basisdata skala besar lebih efisien
Kerugian :
Sistem lebih rumit
Kekurangan pada kebebasan structural
6
PostGIS mendukung semua fitur OGC (OpenGIS Consortium) seperti : titik, garis, polygon,
multipoint, multiline, multipoligon, dan Geometry Collection.
PostGIS menggunakan teks format OGC dalam perintah SQL untuk merepresentasikan fitur
SIG.
PostGIS menyediakan proses indexing secara cepat dengan menggunakan GiST (Generalized
Search Tree) atau R-Tree Indexes.
BAB III
METODOLOGI PEKERJAAN
7
Gambar 3.1 Lokasi Pekerjaan
8
Perancangan basis data merupakan tahap awal pembuatan basis data, termasuk
didalamnya penentuan struktur basis data, hubungan antar tabel, isi, dan aplikasi apa saja
yang akan dijalankan. Perancangan basis data dalam system mempunyai tujuan untuk
mempermudah hubungan-hubungan antar tabel satu dengan tabel lainnya. Basis data
mempunyai fungsi untuk mencatat, menyimpan, memanipulasi dan menampilkan hasil.
Secara garis besar, tahapan pembangunan basis data ini meliputi tahapan eksternal, tahapan
konseptual dan tahapan implementasi.
3.3.1.1 Tahapan Eksternal
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi kebutuhan pengguna yang berhubungan
dengan perancangan sistem informasi pertanahan simulasi pelayanan pencatatan sita
jaminan BPN. Dalam mengidentifikasi kebutuhan pengguna ini, dilakukan studi literatur
tentang prosedur pelayanan pencatatan sita jaminan BPN. Hasil identifikasi kebutuhan
pengguna dalam tahapan eksternal dapat membantu pembuatan entitas-entitas untuk
membangun basis data sistem informasi pertanahan. Tiap entitas memiliki informasi yang
mendeskripsikan karakteristik dari entitas yang disebut sebagai atribut. Adapun entitas yang
digunakan adalah batas persil, data yurisdis, jalan, lokasi persil, persil, sertipikat, surat ukur,
dan STTD.
3.3.1.2 Tahap Konseptual
Setelah pemilihan entitas yang akan dimasukkan ke dalam basis data, relasi antara data
tersebut harus dibuat terlebih dahulu. Pada tahapan ini dilakukan perancangan model relasi
antar entitas yang akan dibentuk berupa Entity Relationship Diagram (ERD). Adapun entitas
dan atribut yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Daftar entitas dan atribut sistem informasi pertanahan simulasi pelayanan pencatatan
sita jaminan BPN
No. Entitas Atribut
1. Batas Persil a. ID Batas Persil
b. PPAT
c. No Buku Tanah
d. Tanggal Penetapan Batas
2. Data a. ID Data Yurisdis
Yurisdis b. No Buku Tanah
c. Status Hukum
Tabel 3.2 Daftar entitas dan atribut sistem informasi pertanahan simulasi pelayanan
pencatatan sita jaminan BPN (lanjutan)
No. Entitas Atribut
3. Jalan a. ID Jalan
b. Geometry Jalan
c. Nama Jalan
4. Lokasi a. ID Lokasi Persil
Persil b. No Buku Tanah
c. Alamat
d. Kelurahan
9
e. Kecamatan
f. Kota
g. Propinsi
5. Persil a. ID Persil
b. Geometry Persil
6. Sertipikat a. ID Sertipikat
b. No Buku Tanah
c. Pemegang Hak
d. No Bidang Tanah
7. Surat Ukur a. ID Surat Ukur
b. No Induk Bangunan
c. No Buku Tanah
d. No Surat Ukur
e. No Peta Pendaftaran
8. STTD a. ID STTD
b. Pemegang Hak
c. Tanggal
d. Keterangan
Gambar 3.2 ERD sistem informasi pertanahan simulasi pelayanan pencatatan sita jaminan
BPN
a. Entity Relationship
1. Hubungan entitas batas persil dengan entitas lokasi persil
a) Enterprise Rules
i. satu batas persil memiliki lebih dari satu lokasi persil.
ii. satu lokasi persil pasti memiliki satu batas persil.
iii. hubungan kedua entitas tersebut adalah banyak ke satu.
b) Diagram ER
c) Tabel skeleton
i. batas_persil (#id_batas_persil, ppat, tanggal_penetapan_batas)
10
ii. lokasi_persil (#id_lokasi_persil, alamat, kelurahan, kecamatan, kota, propinsi)
2. Hubungan entitas lokasi persil dengan entitas surat ukur
a) Enterprise Rules
i. satu lokasi persil hanya memiliki satu surat ukur.
ii. satu surat ukur pasti memilki satu lokasi persil.
iii. hubungan kedua entitas tersebut adalah satu ke satu.
b) Diagram ER
c) Tabel skeleton
i. lokasi_persil (#id_lokasi_persil, alamat, kelurahan, kecamatan, kota, propinsi)
ii. surat_ukur (#id_surat_ukur, no_induk_bangunan, no_buku_tanah,
no_surat_ukur, no_peta_pendaftaran)
3. Hubungan entitas batas persil dengan entitas surat ukur
a) Enterprise Rules
i. satu batas persil hanya memiliki satu surat ukur.
ii. satu surat ukur pasti memiliki satu batas persil.
iii. hubungan kedua entitas tersebut adalah satu ke satu.
b) Diagram ER
c) Tabel skeleton
i. batas_persil (#id_batas_persil, ppat, tanggal_penetapan_batas)
ii. surat_ukur (#id_surat_ukur, no_induk_bangunan, no_buku_tanah,
no_surat_ukur, no_peta_pendaftaran)
4. Hubungan entitas jalan dengan entitas lokasi persil
a) Enterprise Rules
i. satu jalan memiliki lebih dari satu lokasi persil.
ii. satu lokasi persil pasti memiliki satu jalan.
iii. hubungan kedua entitas tersebut adalah banyak ke satu.
b) Diagram ER
c) Tabel skeleton
i. jalan (#id_jalan, geometry_jalan, nama_jalan)
ii. lokasi_persil (#id_lokasi_persil, alamat, kelurahan, kecamatan, kota, propinsi)
5. Hubungan entitas lokasi persil dengan entitas persil
a) Enterprise Rules
i. satu lokasi persil hanya memiliki satu persil.
ii. satu persil pasti memiliki satu lokasi persil.
iii. hubungan kedua entitas tersebut adalah satu ke satu.
b) Diagram ER
c) Tabel skeleton
i. lokasi_persil (#id_lokasi_persil, alamat, kelurahan, kecamatan, kota, propinsi)
11
ii. persil (#id_persil, geometri_persil)
6. Hubungan entitas sertipikat dengan entitas surat ukur
a) Enterprise Rules
i. satu sertipikat hanya memiliki satu surat ukur.
ii. satu surat ukur pasti memiliki satu sertipikat
iii. hubungan kedua entitas tersebut adalah satu ke satu.
b) Diagram ER
c) Tabel skeleton
i. sertipikat (#id_sertipikat, no_buku_tanah, pemegang_hak, no_bidang_tanah)
ii. surat_ukur (#id_surat_ukur, no_induk_bangunan, no_buku_tanah,
no_surat_ukur, no_peta_pendaftaran)
7. Hubungan entitas data yurisdis dengan entitas surat ukur
a) Enterprise Rules
i. satu data yurisdis hanya memiliki satu surat ukur.
ii. satu surat ukur pasti memiliki satu data yurisdis.
iii. hubungan kedua entitas tersebut adalah satu ke satu.
b) Diagram ER
c) Tabel skeleton
i. data_yurisdis (#id_data_yurisdis, no_buku_tanah, status_hukum)
ii. surat_ukur (#id_surat_ukur, no_induk_bangunan, no_buku_tanah,
no_surat_ukur, no_peta_pendaftaran)
c) Tabel skeleton
i. data_yurisdis (#id_data_yurisdis, no_buku_tanah, status_hukum)
ii. sertipikat (#id_sertipikat, no_buku_tanah, pemegang_hak, no_bidang_tanah)
9. Hubungan entitas sertipikat dengan entitas sttd
a) Enterprise Rules
i. satu sertipikat hanya memiliki satu sttd.
ii. satu sttd pasti memiliki satu sertipikat.
iii. hubungan kedua entitas tersebut adalah satu ke satu.
b) Diagram ER
c) Tabel skeleton
12
i. sertipikat (#id_sertipikat, no_buku_tanah, pemegang_hak, no_bidang_tanah)
ii. sttd (#id_sttd, pemegang_hak, tanggal, keterangan)
b. Tabel Skeleton
Berikut ini adalah tabel-tabel skeletonnya secara keseluruhan:
1. batas_persil (#id_batas_persil, ppat, no_buku_tanah, tanggal_penetapan_batas)
2. data_yurisdis (#id_data_yurisdis, no_buku_tanah, status_hukum)
3. jalan (#id_jalan, geometry_jalan, nama_jalan)
4. lokasi_persil (#id_lokasi_persil, no_buku_tanah, alamat, kelurahan, kecamatan, kota,
propinsi)
5. persil (#id_persil, geometri_persil)
6. sertipikat (#id_sertipikat, no_buku_tanah, pemegang_hak, no_bidang_tanah)
7. surat_ukur (#id_surat_ukur, no_induk_bangunan, no_buku_tanah, no_surat_ukur,
no_peta_pendaftaran)
8. sttd (#id_sttd, pemegang_hak, tanggal, keterangan)
3.3.1.3 Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahapan untuk membuat perancangan fisik bagaimana
menerapkan data dan model basis data sesuai dengan perangkat lunak (software) yang
digunakan yang mengacu pada tahapan eksternal dan tahapan konseptual yang telah
dikerjakan sebelumnya. Tahap implementasi adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan Basis Data
Pembuatan basis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak PosgreSQL 9.2
pgAdmin III adalah sebagai berikut:
Klik kanan pada Databases New Database ketik nama basis data pilih owner
postgres.
13
1) Masuk pada database postgis Schemas public klik kanan pada Tables New
Table
14
Gambar 3.6 Membuat kolom tabel tipe angka
Apabila ingin menambhkan kolom karakter pilih tipe data character varying dan ketik
panjang karakter pada Length
15
4) Membut Primary Key dengan cara klik Constrants Add ketik nama primary key
pilih kolom yang akan dijadikan primary key
16
Gambar 3.11 Memlih kolom primary key
17
Gambar 3.12 Digitasi Jalan
18
Gambar 3.15 Lokasi file *.shp
19
Gambar 3.17 Aplikasi shp2pgsql-gui
2) Mengkoneksikan dengan databse pada pgAdmin III dengan cara klik View connection
details ketik username, password dan database postgresql yang digunakan OK
20
Gambar 3.19 PIlih file yang akan diimport ke sql
21
Gambar 3.21 Memilih file csv
2) Memilih bentuk delimiter file csv Import Done
22
Gambar 3.23 Proses mengimport file csv
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
23
tabel geometri persil sehingga mendapatkan tabel baru dengan nama persil.sql. Query ini
memudahkan untuk mendapatkan data surat ukur, lokasi persil, dan sertipikat pengguna.
24
Gambar 4.1 Menu Masuk Aplikasi
2. Menu Utama
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pekerjaan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Pencatatan sita jaminan dapat dijadikan sebuah sistem informasi pertanahan dengan
bantuan software postgreSQL, PostGIS, ArcGIS, dan Visual Basic
2) Pencatatan sita jaminan dapat dikelola dengan mudah dengan sistem informasi
pertanahan digital.
5.2 Saran
Saran penyusun untuk perbaikan perkerjaan pembuatan sistem informasi pertanahan
selanjutnya adalah sebagai berikut:
1) Program sistem informasi pertanahan harus jelas
2) Pembuatan sistem informasi pertanahan dibentuk dengan basis data yang teratur dan
tersusun rapi.
3) Pelajari software yang digunakan dengan cermat.
26