Anda di halaman 1dari 5

Abdur Rauf As-Singkili

Oleh:Muamar

Muamar170199@gmail.com

Nama lengkap Abdur Rauf sinkili adalah Abur Rauf Bin Ali Al-Jawi Al-Fansuri Al-
Singkel.Beliau orang melayu dari fansur,singkel yaitu wilayah pantai barat laut aceh.latar
belakang keluarganya secara pasti tidak diketahui.seseorang menyebut tahun 1620 M.Rinkes
berpendapat bahwa tahun anatar 1615 dan 1616,dan beberapa berpendapat menyebut
1593.beliau wafat pada tahun 1693 M.Abdul Rauf as-Singkili memiliki gelar Teungku Syiah
Kuala. Yang memilki arti dalam budaya bahsa aceh Syekh Ulama di Kuala. Nama tersebut
kemudian diabadikan menjadi salah satu perguruan tinggi di Aceh.(zainudin 1961)1

Dalam buku abdur rauf as-singkili bersaudara dengan hamzah fansuri.


(azyumardi)mengatakan bahwa as-singkili memberi penjelasan kalau beliau segolongan
dengan hamzah fansuri,abdur rauf dan hamzah fansuri sangat alim dan zuhud tidak bisa
diukur pada zamanya,kedua orang tersebut maju bersama dan memberikan kontribusi yang
sangat banyak dalam penegetahuan umat islam.masa kecil as-singkili tidak terdapat riwayat
yang menerangkan secara sistematis dikarenakan terbatasnya berbagai sumber,dalam riwayat
as-singkili hidup dari keluarga yang sederhana,kalau siang seperti biasa bermain dengan
anak-anak seusianya dan malamnya mereka pergi ke rumah guru untuk mengaji dan
mempelajari ilmu-ilmu agama.

Merujuk pada sumber rinkes,azra menerangkan bahwa as-singkili pergi ke arab pada
tahun 1052/1542 dalam usia beranjak 27 tahun(azra,2013:243) dan Dalam sebuah riwayat
menyebutkan bahwa sepanjang hidupnya syekh abdur rauf as-singkili telah menghasilkan
puluhan karya tulis dalam berbagai bidang yakni tasawuf,fiqih,dsb.ketika abdur rauf as-
singkili pulang dari tolabul ilmi dijazirah arab, guru-guru as-singkili yakni yang merupakan
guru besar dalam tarekat syatariyah,dan mendapat ijazah taerkat penuh dari
guirunya(yahya,1986:45).as-singkili juga belajar kepada syekh umar fursan(mufti negeri
mukha,yaman),abdul fatah al-khas(mufti zabid),faqih tayib ja’man (mufti bait
alfaqih),dsb(abdullah,1987:196)

kondisi aceh dalam keadaan tidak aman,kecamuk,perselisihan tentang paham


wujudiyah atau biasa disebut dengan kesatuan wujud(wahdatul wujud)yang dipelopori oleh

1
Muliadi Kurdi,Abdur Rauf As-Singkili.Banda Aceh:Lembaga Naskah Aceh(NASA).2017 Hal 2-6
hamzah fansuri serta para pengikutnya yakni syamsudin as-sumaterani dengan ar-raniri,dan
eskekusi terhadap para penganutnya.Nurudin Ar-raniri sebagai kepemimpinan kesultanan
aceh mengeluarkan beberapa fatwa paham wujudiyah sesat dan dari golongan mereka yang
menolak untuk bertaubat dan dianggap murtad dan layak dihukum mati.posisi Nurudin adalah
pejabat tertimgi pada keagamaan,perbedaan pemikiran itu bukan hanya selesai disoal
berbagai usulan dan pendapat.ketika abdur rauf menggantikan posisi nurudin sebagai
mufti,pertikaian ini masih ada dan terjadi diaceh.Abdur Rauf didaulat sebagai sultanah
safiyatudin sebagai hakim malik al-aidil atau orang yang mengurusi masalah agama atas
masalah-masalah keagamaan yang terjadi pada masa itu.Kualitas mufti kesultanan
aceh,beliau mempunyai dua hak atau kewenangan pertama,dia memilki hak kewenangan
untuk bisa membuat undang-undang atau bisa disbeut dengan dewan fatwa.kemudian yang
kedua,beliau memilki hak mengawasi berjalanya undang-undang serta aturan-aturan jika
sultan tidak dapat menjalankanya. Dalam pemerintahanya,ketika menyelesaiakan masalah
paham wujudiyah beliau tidak mau berpolemik.walaupun dari beberapa golongan tidak
seutuju,beliau memilih menyampaikan pendapatnya secara halus dan tidak meyerang.ketika
mengkritik beliau tidak menyampaikan secara terbuka.beliau tetap berpegang teguh pada
hadist yang berarti jangan meuduh orang lain menjalankan kehidupan penuh salah,murtad
dan kafir,dikarenakan bisa jadi tuduhan tersebut akan berbeda jika ternyata tidak tepat.beliau
lebih menekankan sisi integritas modal dan etika.2

As-singkili meneklankan kerukunan diantara muslim yang menganut waujudiyah


yang anti kontra dengan paham tersebut.dengan model seperti ini beliau memberikan jalan
demi terciptanya Kelenturan konflik antara mereka yang pro kontra.beliau berupaya
mendamaikan dua paham atau kelompok yang berseteru. Hikmah yang dapat kita ambil dari
seorang syekh abdur rauf yakni mampu membangun kerukunan umat dalam beragama dan
berpandanganya moderat.kegiatan abdur rauf yang dapat kita ambil adalah semangat
membangun kerukunan umat beragama.3

Beliau tokoh ulama yang terkenal zuhudnya di indonesia beliau sangat berpengaruh
pada ajaran dan perkembangan ilmu tasawuf pada saat ini. namanya beliau diabadikan
didalam karya-karyanya,semua dibuktikan dengan suksesnya mendidik muridnya dan
mempunyai reputasi yang dinilai lebih tinggi daripada tokoh lainya.diantara muridnya adalah
syekh burhanudin ulakan di minangkabau dan syekh abdul muhyi pamijahan ditasikmalaya.
2
Ibid hal 20
3
Sidiq Rahmadi,pemikiran abdur rauf sinkili, http://tp.iainsurakarta.ac.id/2019/03/22/abdur-rauf-as-
sinkili-dalam-pemikiran-filsafat-islam/
Dari bebagai macam Pemikiran tasawuf abdur rauf as-singkili yaitu pada kesesatan
ajaran tasawuf wujudiyah yakni Di daerah aceh telah berkembang paham wujudiyah.ajaran
ini dianggap sesat oleh ar-raniri dan penganutnya juga dinggap kafir dan murtad,terjadi
penghukuman oleh ar-raniri dan dinilai as-sinhgkili sebagai perbuatan yang terlalu
esmosional,demikian tanggapan as-singkili mennggapi ajaran wujudiyah.
Pemahaman beliau abdur rauf tentang metode dan konsep yang dikajidalam martabat
tujuh terletak pada keadaan tuhan terhadap alam semesta.,menurutnya paham tentang
wujudiyah.argumenya berdasarkan kepada nur muhamad,yang darinya tuhan menciptakan
a’yan tsabitah,sebagai sumbera’yan kharijah(entitas-entitas lahir),yang berbeda dari wujud
mutlak.pemahamanya merupakan penolakan terhadap faham wujudiyah yang sudah
berkembang diaceh. beliau lebih menekankan aspek transendensi tuhan atas ciptaanya dari
pada aspek imanensi.
Hubungan antara tasawuf dan syariat, As-singkili dalam pemikiranya antara tasawuf
dan syariat,untuk ajaran tasawuf tidak jauh berbeda dengan syamsudin dan nurudin,yang
mengikuti paham wujud hakiki,menurutnya ,bahwa Allah berbeda dengan alam yakni
muhkalafatulil khawadisi,pada pemikiran ini abdur rauf berpendapat bahwa diantara sinar
dan yang tampak dan memancarkan bayangan tentu memiliki kemiripan.dengan demkian
sifat-sifat manusia adalah bayangan allah,seperti hidup,yang tahu,yang mendengar,dengan
demikian pada hakikatnya yang dapat melihat adalah Allah ,kemudian setiap perbuatan
hamba adalah sama saja perbuatan Allah.
Tentang Pandangan dzikir as-singkili,dzikir adalah berusaha melepaskan diri dari
perilaku lupa.dzikir sellau mengingat Allah.tujuan dzikir adalah mencapai fana.orang yang
berdziir berarti menyatu dengan wujudnya,sehuingga yang mengucapkan dzikir adalah
dia.Martabat perwujudan tuhan
Martabat perwujudan menurut as-singkili ada tiga tinkgkatan martabat menurut abdur
rauf singkel yang pertama tentang ahadiyah yang menjelaskan tentang alam pada waktu itu
masih berupa hakikat ghaib yang mengetahui hanyalah tuhan.kedua tingkatan martabat
wahdah taayun awal menjelaskan tentang terciptanya hakikat muhamadiyah sebab muncul
dari adanya aalam semesta,ketiga yaitu martabat wahdiyah atau ta’ayun tsani menjelaskan
tentang alam tercipta,
singkili menurut sejarah dianggap sebagai awal yang memperkenalkan tarekat
syatariyah ke wilayah indonesia.sebenarnya abdur rauf singkili diabiat dalam dua tarekat
yakni syatariyah dan naqsabandiyah.tetapi abdur rauf singkel lebih mengamalkan tarekat
syatrariyah. Abdurrauf  menyebutkan bahwa tarekat Syattariyah lebih mudah dan lebih
tinggi, dasar amalannya dari Qur’an dan hadis dan dikerjakan oleh sekalian sahabat.selama
bermukim dimakkah ia menjadi alim tafsir dan berbagai ilmu lainya seperti fiqih
tasawuf.seperti yang telah diketahui bahwa ibrahim al-kurani adalah salah seorang guru
tarekat syatarariyah.tarikat ini cukup dikenal dan banyak yang minat dikalangan asia
tengara.dalam sejarah bahwa tarekat syatariyah merupakan tarekat yang muncul pertama kali
di india pada abad 15 M.seperti yang pernah ditulis oleh azra bahwa abdur rauf sangat
sophisticated (mencapai derajat kesempurnaan)untuk memahami dan menafsirkan konsep
wahdatul wujud .kemudian tarekat staruyah disebut juga dengan wahdatusy
syuhud(azra,1998)4
Beliau adalah orang yang gigih menyebarkan ajaran tarekat syatariyah diaceh,yang
berkembang diberbagai pelosok dinusantara seperti wilayah sumatera,cirebon,dan jawa.beliau
lebih mengutamakan toleransi dan tidak cepat menyalahkan pendapat orang lain sebelum
diteliti akar permasalahanya.beliau menegedapankan sifat lemah lembut terbukti ketika ada
perseteruan paham wujudiyah atau martabat tujuh yang diabwa hamzah fansuri,beliau dengan
intelektualnya yang sangat tinggi dikarenakan beliau menjalani pendidikan dari ayahya dan
kemudian berguru pada syekh samsudin asumatrani dan ke timut tengah belajar ilmu tasawuf
pada qusashi dan ilmu penegethauan pada al-kurani
As-singkili memiliki pemikiran yang cerdas dan cemerlang,hati yang lemah lembut dan
mempertimbangkan suatu persoalan karena pendidikan yang sudah mumpuni,as-singkili
adalah sosok ulama yang pandai dalam berbagai bidang,seperti seni,politik,dan sosial atau
biasa disbeut multitalenta
Alqur’an dan hadist sebagai landasan ajaran tasawuf ,Achmadi menjaleaskan dikutip
oleh nata,pandangan hidup seorang muslim adalah alqur’an hadist dua sumber tersbut
diyakini mengandung kebenaran yang mutlak dan bersifat transendental,universal,dan
abadi,secara akidah diyakini sesuai dengan fitrah manusia dan akan sellau memenuhi
kebutuhan hidup.alqur’an dan hadist sebagai dasar pendidikan menciptakan nilai-milai dasar
dan dapat diklasifikasikan pada nilai dasar intrinsik dan nilai yang lainya.
Dalam pandanganya banhwa Nilai dan kualitas fundamental menempati posisi paling
tinggi adalah nilai tauhid. Sedangkan kesungguhan dalam ibadah, shabar, syukur dan lain
sebagainya adalah nilai intrumen untuk mencapai tauhid.bahwa dengan tauhid tentulah
manusia akan semakin bertambah imanya dan hubungan antara hamba dengan tuhnaya terasa
sangatlah dekat serta merasakan nikmatnya bertauhid kepada Allah SWT.nilai intrinsik dan
fumdamental tersebut haruslah menempati posisi awal dimana praktek syariat adalah bernilai
4
Ibid hal 32
instrumen atau bisa disebut juga nilai tambahan serta sarana menuju kebertauhidan kepada
Allah SWT.
Abdurrauf menjelaskan bahwa pedoman umat islam adalah al-qur’an dan hadist yang
mana merupakan sumber umat hukum utama,alqur’an sebagai sumber yang paling utama dan
hadist sebagai sumber yang kedua,orang-orang umat islam harus berpegang teguh pada kedua
sumber tersbeut,maka niscaya engkau dapat petunjuk dan tetap berada pada jalan yang lurus.
Nabi Muhammad tidak berkata berdasarkan hawa nafsunya, beliau bersabda: “Aku tinggal
dua perkara bagimu, yaitu kitab Allah dan Sunnahku, maka, jelaskanlah al-Qur’an dengan
Sunnahku, karena matamu tidak akan buta, kakimu tidak akan terpeleset, dan tanganmu tidak
akan putus selama kamu berpegang teguh pada keduanya
Keistiqomahan Abdurrauf untuk senantiasa menjadikan nash dalam al-Qur’an dan
Hadis sebagai dasar dan sumber pemikiran tasawufnya, merupakan landasan utama bagi
Abdurrauf Singkel dalam pemikiran tasawufnya.dapat diketahui daripada konsep dan
pemahamannya tentang tauhid dan membincang hal-hal ontologis, misalnya pemahamannya
tentang hakikat wujud, eksistensi wujud Allah, hubungan antara Tuhan dan manusia, serta
alam.5
Abdur rauf singkili terkenal dengan sifat lemah lembutnya dan tegas dalam
memberikan keputusan terbukti ketika menghadapi permasalahan tentang paham wujudiyah,
mengenai konsep penyatuan manusia dan tuhan nerujuk pada al-halajj,as-singkikli
mentoleran ungkapan-ungkapan yang mennunjukan penyatuan manusia dan tuhanya karena
diungkapkan dalam keadaan mabok dan birahi.abdur rauf singkili memilki beberapa karya
seperti halnya tokoh lainya beberapa karyanya adalah : dalam ilmu fiqih (mir’ah ath thullab fi
tasyri’al-ahkam),dalam ilmu tafsir (al mustafid),dalam ilmu hadis(arbain nawawi),dalam ilmu
kalam (kifayat al-muhtajin ila masyrab al-muwahidin al-qa’ilin bi wahdah alwujud,dalam
bidang tasawuf(as-simth al majid)

5
Ahmad Rivauzi, Landasan Filosofis Pemikiran Tasawuf Abdurrauf Singkel Tentang Allah, Manusia, Dan Alam.
Jurnal Theologia, Vol 28 No 2 (2017), 299-328 Hal.303-304

Anda mungkin juga menyukai