ABSTRAK
Tulisan ini menjelaskan bagaimana pemikiran Abdul Rauf al-Singkili yang hidup pada abad
ke-17. Abdur Rauf Singkel adalah seorang ulama besar yang lahir di Kota Singkil Aceh.
Nama Aslinya adalah Abdur-Rauf al-fansuri dan disebut juga Abdur Al-Rauf Singkel. Ia
adalah seorang yang pertama kali mengenalkan Tarekat Syattariyah di Indonesia. Ia menulis
berbagai bidang ilmu seperti tafsir, hadis, fikih dan tasawuf.Kitab tafsirnya merupakan kitab
tafsir yang pertama di Indonesia.Hidup pada saat Aceh dipimpin oleh Sulthanah Safiatuddin
Tajul Alam (1641-1675 M). Beliau belajar Tarekat Syattariyah pada Ahmad Qusasi (1583-
1661 M), dan Ibrahim al-Qur’ani. Ia memperoleh Ijazah hingga memiliki hak untuk
mengajarkan kepada orang lain. Di antara muridnya yang menjadi ulama adalah
Burhanuddin Ulakan dari Pariaman. Satu posisi intelektualnya adalah tidak bersuara
tentang kepemimpinan perempuan. Seperti diketahui bahwa Kesultanan Aceh pernah
dipimpin oleh empat orang Sultanah (penguasa perempuan), masing-masing hingga akhir
abad ke – 17 , dan Abdul Rauf dipercaya sebagai qadhi pada saat itu. Abdul Rauf dianggap
kontroversial di bidang teologi dan mistik. Dia ingin menyeimbangkan antara syariah dan
hakikat (filsafat mistik). Ia ahli hadis, tafsir dan tasauf, sehingga membuatnya dikenal
sebagai cendekiawan muslim ke- 17 .
10
Muhammad Imron Rosyadi / Diroyah: 11
Sutrisno Hadi, Metodologi Research,
Jurnal Ilmu Hadis 2, 1 (September 2017): 55-62 (Yogyakarta: Andi Offset, 1994) h.3
Metode dalam suatu penelitian terciptanya Nur Muhammad (Cahaya
merupakan hal yang sangat esensi, Muhammad). Dari Nur Muhammad itu
sebab dengan adanya metode dapat Tuhan menciptakan pola-pola dasar
memperlancar penelitian. Kali ini permanen (al-ayan al-stabitah), yaitu
peneliti menggunakan metode potensi alam raya, yang menjadi
penelitian kualitatif dengan data secara sumber dari pola-pola dasar luar (al-
bermutu dalam bentuk kalimat yang a’yan Kharijiyyah), ciptaan dalam
sistematis logis, dan efektif sehingga bentuk konkretnya. Rekonsiliasi
mudah untuk diinterprestasikan data syariah dan tasawuf yang
dan pemahaman hasil analisis. Selain dikembangkan oleh Abdul Rauf dapat
penelitian kualitatif bertujuan untuk diamati dari tiga pilar corak
memahami fenomena atau gejala sosial pemikirannya dalam bidang tasawuf,
dengan cara pemaparan berupa ketiga pokok pemikiran tersebut adalah
gambaran yang jelas tentang fenomena ketuhanan dan hubungan dengan alam,
atau gejala sosial tersebut.12 insan kamil, dan jalan menuju Tuhan
(tariqat). Menurut as sinkili Tuhan
Kesimpulan adalah cermin bagi insan kamil dan
Abd Al-Rauf Singkel merupakan sebaliknya. Namun, Dia bukan sesuatu
seorang ulama dari Fansur yang yang lainya. Bagi As-Sinkili, jalan
berpengaruh besar dalam penyebaran untuk menegaskan Tuhan adalah
agama Islam di Sumatera. Abdul Rauf dengan dzikir la ilaha ilallah sampai
al-Singkili memiliki nama lengkap tercipta fana
Abdul Rauf bin Ali al-Jawi al-Fanzur
al-Singkili. Nama Singkel diambil dari
nama daerah tempat ayahnya menimba
ilmu agama yang lalu menetap disana,
sedang Fanzur diambil dari nama
daerah tempat ibunya berasal. Al-
Singkili beragumen, sebelum Tuhan
menciptakan alam raya (al’alam), Dia
selalu memikirkan tentang diri-Nya
sendiri, yang mengakibatkan
12
V.Wiratna Sujarweni, Metodologi
Penelitian, (Yogyakarta: Pustakabarupress, 2020) Daftar Pustaka
Samad, Duski, Kontuinitas V.Wiratna Sujarweni, Metodologi
Penelitian, (Yogyakarta: Pustakabarupress,
Tarekat, Di Minangkabau, dan T M F
2020)
Press, “Duski Samad. Kontuinitas
Tarekat Di Minangkabau . Padang:
Dicky Wirianto, “ Meretas
TMF PRESS, 2006, hal. 2. Ibid. hal. KonsepTasawuf Syaikh Abdurrauf Al-
3-4.,” 1–16 Singkili “Volume 1, Nomor 1, Januari –
Juni 2013,hlm.105.
Wirianto, Dicky, “Meretas Konsep
Tasawuf Syaikh Abdurrauf Al- http://repository.uinib.ac.id/229//
Singkili Oleh,” Islamic Movement
Journal, 1.Nomor 1, Januari-Juni
(2013)
http://repository.uin-suska.ac.id/229//