Anda di halaman 1dari 11

PEMIKIRAN TASAWUF ‘ABD AL-RAUF SINGKEL

Okta Berlia Tasa Saputri : 1831010046

Sonia Oktora Zana Cobitha : 1731010071

Ulin Rofiqoh : 1731010008

Aqidah dan Filsafat Islam

Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Raden Intan Lampung

ABSTRAK

Tulisan ini menjelaskan bagaimana pemikiran Abdul Rauf al-Singkili yang hidup pada abad
ke-17. Abdur Rauf Singkel adalah seorang ulama besar yang lahir di Kota Singkil Aceh.
Nama Aslinya adalah Abdur-Rauf al-fansuri dan disebut juga Abdur Al-Rauf Singkel. Ia
adalah seorang yang pertama kali mengenalkan Tarekat Syattariyah di Indonesia. Ia menulis
berbagai bidang ilmu seperti tafsir, hadis, fikih dan tasawuf.Kitab tafsirnya merupakan kitab
tafsir yang pertama di Indonesia.Hidup pada saat Aceh dipimpin oleh Sulthanah Safiatuddin
Tajul Alam (1641-1675 M). Beliau belajar Tarekat Syattariyah pada Ahmad Qusasi (1583-
1661 M), dan Ibrahim al-Qur’ani. Ia memperoleh Ijazah hingga memiliki hak untuk
mengajarkan kepada orang lain. Di antara muridnya yang menjadi ulama adalah
Burhanuddin Ulakan dari Pariaman. Satu posisi intelektualnya adalah tidak bersuara
tentang kepemimpinan perempuan. Seperti diketahui bahwa Kesultanan Aceh pernah
dipimpin oleh empat orang Sultanah (penguasa perempuan), masing-masing hingga akhir
abad ke – 17 , dan Abdul Rauf dipercaya sebagai qadhi pada saat itu. Abdul Rauf dianggap
kontroversial di bidang teologi dan mistik. Dia ingin menyeimbangkan antara syariah dan
hakikat (filsafat mistik). Ia ahli hadis, tafsir dan tasauf, sehingga membuatnya dikenal
sebagai cendekiawan muslim ke- 17 .

Kata Kunci: ‘Abd Al-Rauf Singkel, Tarekat Syattariyah.


PENDAHULUAN Pada tahunn 1661, Abdul Rauf
kembali ke Aceh. Saat beliau kembali ke
Perkembangan Islam di Indonesia
Aceh, bias pertikaian antara pengikut
sebagian besar adalah akibat jasa dari
aliran tasawwuf wujudiyah yang
kaum Sufi, hal ini dikarenakan kaum sufi
dikembangkan oleh Hamzah Fansyuri dan
lebih kompromis, penuh kasih sayang dan
Syamsuddin Sumaterani dengan Syeikh
cenderung terbuka, sehingga ajarannya
Nuruddin al-Raniri masih sangat berbekas
mudah di terima. Pada abad ke 17 Aceh
di masyarakat bahkan di pusat
dan sekitarnya merupakan pusat kegiatan
pemerintahan. Namun demikian dengan
dakwah Islamiyah dan Intelektual
kearifannya, Abdul Rauf Singkel tidak
keislaman.
larut dalam pertikaian, akan tetapi
Aceh merupakan salah satu tempat memerankan diri sebagai mediator
yang memiliki peran penting dalam penengah antara kedua kubu tersebut.
perkembangan ilmu tasawuf, Syeikh Abdul Rauf diberi kepercayaan oleh
Abdul Rauf Al-Singkel merupakan salah Sultanah Safiyatuddin, isteri almarhum
satu ulama yang masyhur berdarah Aceh Sultan Iskandar Tsani untuk memangku
yang memiliki banyak karya tulis, baik jabatan sebagai Qadhi malikul Adil atau
dalam bidang fikih, hadist, tasawuf, tafsir Mufti yang bertanggung jawab atas
al-Qur’an, dan ilmu-ilmu agama lainnya. masalah-masalah kenegaraan dan
keagamaan di Aceh.
Awal mulanya Abdul Rauf belajar
agama kepada seorang ualama bernama A. Biografi ‘Abd Al-Rauf Singkel
Syamsuddin Sumaterani, lalu Abdul Rauf ‘Abd Al-Rauf Singkel merupakan
menimba ilmu ke Makkah al- seorang ulama dari Fansur yang
Mukarammah selama 19 tahun. Di sana berpengaruh besar dalam penyebaran
Abdul Rauf belajar berbagai bidang ilmu agama Islam di Sumatera.1 Abdul Rauf
pengetahuan agama Islam, guru atau ulama al-Singkili memiliki nama lengkap
yang pernah mengajarinya diantaranya Abdul Rauf bin Ali al-Jawi al-Fanzur
adalah Abdullah Ishaq bin Muhammad bin al-Singkili. Nama Singkel diambil dari
Jam’an, Abdurrahim bin al-Siddiq al- nama daerah tempat ayahnya menimba
Khas, Abdullah bin Muhammad al-Adani, ilmu agama yang lalu menetap disana,
Abdul Qadir al-Barqali, dan Ali bin Abd 1
Rukiah Abdullah & Mahfudz Masduki,
Al-Qadir al- Tabari. “Karakteristik Tafsir Nusantara (Studi Metodologis
atas Kitab Turjumun al-Mustafid Karya Syekh
Abdurrauf al-Singkili)”, Jurnal Studi Ilmu-Ilmu al-
Qur’an dan Hadis Vol. 16, No. 2, Juli 2015
sedang Fanzur diambil dari nama Dhuha (Doha, Qatar), Yaman, Jeddah,
daerah tempat ibunya berasal. ‘Abd al- dan akhirnya Mekkah dan Madinah. 3
Ra’ūf Singkel dilahirkan di Singkel Diawali dari Dhuha (wilayah Teluk
pada 1035 H/1615 M. Ia Persia), Abdul Rauf hanya tinggal
menghembuskan nafas terakhirnya di sebentar disini dan mempunyai guru
Banda Aceh pada 1105 H/1693 M. bernama Abdul Qadir Maurir,
Nama aslinya adalah ‘Abd al-Ra’ūf al- selanjutnya menuju ke Yaman dan
Fansuri.2 Ayahnya bernama Syekh Ali mentransfer ilmu dari beberapa orang
berasal dari Arab, seorang ulama guru, terutama dengan para ulama dari
terkenal yang membangun dan keluarga Ja’man, seperti Ibrahim bin
memimpin Dayah Simpang Kanan di Muhammad bin Ja’man dan Ibrahim
pedalaman Singkel. Ibunya dari Desa bin Abdullah Ja’man. Kemudian Abdul
Fanzur, sebuah bandar yang ramai Rauf melanjutkan pencarian
pada waktu itu. Itulah sebabnya Abdul keilmuannya ke Jeddah dan belajar
Rauf biasa disebut al-Singkel atau al- pada mufti Abdul Qadhir al-Barkhali.
Fanzur. Dari Jeddah Abdul Rauf menuju ke
Di masa kecil ‘Abd Al-Rauf Mekkah dan berguru pada sejumlah
Singkel memperoleh pendidikan ulama, salah satunya yaitu Ali al-
seperti Bahasa Arab, ilmu-ilmu Thabary, merupakan Faqih terkemuka
Agama, sejarah, mantic, filsafat, sastra di Mekkah.
Arab, sastra Melayu dari ayahnya yang Madinah merupakan kota terakhir
merupakan seorang alim dan yang Abdul Rauf singgahi, disini
mendirikan Madrasah kemudian Abdul Rauf mendapatkan ilmu
menarik murid-murid dari berbagai bathiniyah yaitu tasawuf dan ilmu-ilmu
tempat di Kesultanan Aceh. Tidak lainnya yang terkait pada seorang guru
hanya sampai disitu, ‘Abd Al-Rauf yang bernama Ahmad al-Qusyaisyi.
Singkel melanjutkan rihlah al-‘ilm ke Lewat al-Qusyaisyi-lah Abdul Rauf
Jazirah Arab mulai tahun 1642 M pada memperoleh kepuasan karena dapat
saat usianya 27 tahun. Perjalanannya menyelesaikan pelajaran tasawufnya
menyusuri rute-rute yang biasa dan sebagai tanda pelajarannya sudah
ditempuh dalam ibadah haji, mulai dari selesai dalam mistik, al- Qusyaisyi
3
Afriadi Putra, ”Khazanah Tafsir Melayu
2
Duski Samad et al., “Duski Samad. (Studi Kitab Tafsir Tarjuman Al- Mustafid Karya
Kontuinitas Tarekat Di Minangkabau . Padang: TMF Abd Rauf Al- Sinkili)”, Jurnal Syahadah Vol. II, No.
PRESS, 2006, hal. 2. Ibid. hal. 3-4.,” 1–16. II, Oktober 2014
menunjuknya sebagai Khalifah ‘abd al-rauf singkel hidup dimasa
Syathariyah dan Qadhariyah. Karena iklim pemikiran tasawuf usai terjadi
Abdul Rauf menimba ilmu ke Timur perseteruan antara pengikut Hamzah
Tengah inilah sehingga beliau banyak Fansuri dan Syams al-Din al-
menjalin kontak dan hubungan dengan Sumatrani dengan para pengikut Nur
beberapa ulama terkemuka lainnya al-Din al- Raniry yang lebih
yang menetap maupun yang singgah. mengedepankan syari’ah. Dari
Selain itu guru-guru atau ulama-ulama perseteruan ini mengakibatkan tragedi
turut memberi inspirasi dan yang luar biasa di Aceh, yakni
mendorong terbentuknya cakrawala pembakaran karya-karya serta
sosial intelektual yang lebih luas bagi pembunuhan terhadap pengikut-
Abdul Rauf al-Singkili. pengikut hamzah fansuri dan al
Pada tahun 1661, Abdul Rauf al- sumatrani oleh rainly dan pengikutnya.
Singkili kembali ke Banda Aceh dan Selain itu juga ‘abd al-rauf singkel
langsung diberi kepercayaan sudah lama sekali tinggal di Arab dan
memangku jabatan sebagai Qadhi bersentuhan langsung dengan
malikul Adil atau Mufti yang perkembangan intelektual secara luas
bertanggung jawab atas masalah- dan mendunia hal ini banyak
masalah kenegaraan dan keagamaan di memberikan pengalaman ‘abd al-rauf
Aceh. Selain itu Abdul Rauf dikenal singkel dalam menyelesaikan konflik
sebagai tokoh yang cukup produktif yang ada di Aceh saat itu.
berdasarkan hasil karya- karyanya Al-Singkili beragumen, sebelum
yang banyak yang mencakup bidang Tuhan menciptakan alam raya
yang cukup luas.4 (al’alam), Dia selalu memikirkan
tentang diri-Nya sendiri, yang
B. Corak Pemikiran ‘Abd Al-Rauf mengakibatkan terciptanya Nur
Singkel Muhammad (Cahaya Muhammad).
pemikiran ‘abd al-rauf singkel Dari Nur Muhammad itu Tuhan
sangat menarik untuk dibahas, terlebih menciptakan pola-pola dasar permanen
pada aspek tasawufnya. hal ini (al-ayan al-stabitah), yaitu potensi
menarik untuk dibahas karena sebab alam raya, yang menjadi sumber dari
pola-pola dasar luar (al-a’yan
4
Syamzan Syukur, “Kontroversi Pemikiran
Abdul Rauf AL-Singkili”, Jurnal Adabiyah Vol. XV
Nomor 1/2015
Kharijiyyah), ciptaan dalam bentuk wujud Allah). Itu berarti wujud yang
konkretnya. 5 berdzikir bersatu dengan wujud-Nya,
sehingga yang mengucapkan dzikir
1 Rekonsiliasi antara Tasawuf dan adalah Dia.
Syariat
Rekonsiliasi syariah dan tasawuf 2 Matrabat Perwujudan Tuhan
yang dikembangkan oleh Abdul Rauf Menurut abdul rauf as sinkili ada
dapat diamati dari tiga pilar corak tiga martabat perwujudan tuhan.
pemikirannya dalam bidang tasawuf, Pertama, martabat ahadiyah atau la
ketiga pokok pemikiran tersebut adalah ta’ayyun, yaitu alam pada waktu itu
ketuhanan dan hubungan dengan alam, masih merupakan hakikat gaib yang
insan kamil, dan jalan menuju Tuhan masih berada di dalam ilmu Tuhan.
(tariqat).6 Yang pertama hubungan Kedua , martabat wahdah atau t’ayyun
dengan alam yakni menganut paham awwal, yaitu telah terciptanya hakikat
satu-satunya yang wujud hakiki adalah muhammadiyah yang berpotensi
Allah, Alam ciptaannya adalah wujud terciptanya alam. Ketiga, matrabat
bayangan-Nya yakni bayangan dari wahdiyah atau ta’ayyun tsani yang
wujud hakiki. Yang kedua insan sering di sebut dengan ‘ayan tsabitah
kamil yakni sosok manusia ideal. dan dari seisi alam tercipta. Menurut
Abdul Rauf memahami insan kamil as sinkili Tuhan adalah cermin bagi
sebagai kombinasi dari paham al- insan kamil dan sebaliknya. Namun,
Ghazali, al-Hallaj dan paham martabat Dia bukan sesuatu yang lainya. Bagi
tujuh yang telah ditulis oleh Syeh As-Sinkili, jalan untuk menegaskan
Abdullah al-Burhanpuri dalam kitab Tuhan adalah dengan dzikir la ilaha
Tuhfah almursalah ila ruhin nabi. ilallah sampai tercipta fana.
Yang ketiga dzikir menurut as sinkili
yakni usaha untuk melepas diri dari 3 Tarekat Syattariyah
sifat lalai ataupun lupa. Dengan Dalam Pasal Pada Menyatakan
berdzikir sudah tentu hati mengingat Masyaikh Ahli al-Tariqah, Abdurrauf
penciptanya yakni allah, tujuan dzikir menyebutkan bahwa tarekat
adalah mencapai fana (yang hanya Syattariyah lebih mudah dan lebih
5
Dicky Wirianto, “Meretas Konsep
tinggi, dasar amalannya dari Qur’an
Tasawuf Syaikh Abdurrauf Al-Singkili Oleh,” Islamic dan hadis dan dikerjakan oleh sekalian
Movement Journal, 1.Nomor 1, Januari-Juni (2013).
6
Samad et al. sahabat. Tarekat Syattariyah yang
dibawa dan diajarkan Syekh Abdurrauf pada berbagai ulama di Timur Tengah
di Indonesia dan Tanah Melayu, untuk mendalami agama Islam.7
menurut Bisri Affandi telah membuka Tahun 1661, Abdul Rauf al-
jalan kepada mereka yang Singkili kembali ke Banda Aceh dan
mendambakan pendekatan diri kepada langsungdiberi kepercayaan
Tuhan Yang Maha Esa melalui amal memangku jabatan selaku Qadhi
zikir. malikul Adil atau Mufti
yangbertanggung jawab terhadap
C. Kondisi Sosial administrasi masalah-masalah
Literatur menyebutkan bahwa kenegaraan. Di samping itu, ia dikenal
Syaikh Abdurrauf Singkil (Singkil, sebagai seorang tokoh yang cukup
Aceh 1024 H/1615 M- Kuala Aceh, produktif berdasarkan hasil karya-
Aceh 1105 H/1693 M) adalah ulama karyanya yang banyak yang mencakup
besar Aceh yang terkenal. Ia memiliki bidang yang cukup luas. Menurut Liaw
pengaruh yang besar dalam penyebaran YockFang, hasil karya Abdul Rauf al-
agama Islam di Sumatera dan Singkili tidak kurang dari 21 buah
Nusantara pada umumnya. Sebutan kitab, 11 diantaranya adalah Umat al-
gelarnya yang terkenal ialah Teungku Muhtajin, Kifayah Muhtajin, Mir’at al-
Syiah Kuala (bahasa Aceh, artinya Thullab, Daqaiqal-Huruf dan Tarjuman
Syeikh Ulama di Kuala). Nama al-Mustafid. Selama hampir tiga puluh
lengkapnya ialah Aminuddin Abdul tahun lamanya, selain menulis ia juga
Rauf bin Ali alJawi TsumalFansuri al- mengajar. Iamempunyai murid yang
Singkili. Menurut riwayat masyarakat, banyak yang datang dari berbagai
keluarganya berasal dari Persia atau pelosok Nusantara. Diantara muridnya
Arabia, yang datang menetap di yang paling terkenal adalah: Daud
Singkil, Aceh, pada akhir abad ke-13. Rumi dan Burhan al-Din,
Pada masa mudanya, ia mula-mula keduamuridnya ini turut memainkan
belajar pada ayahnya sendiri. Ia peran yang menentukan dalam
kemudian belajar pada ulama-ulama di penguatan islamisasi didaerah pantai
fansur dan Banda Aceh. Selanjutnya ia Minangkabau.
pergi menunaikan ibadah haji, dan
dalam proses lawatannya ia belajar
7
Dicky Wirianto, “ Meretas KonsepTasawuf
Syaikh Abdurrauf Al-Singkili “Volume 1, Nomor 1,
Januari – Juni 2013,hlm.105.
Murid Abdul Rauf lainnya yang AbdulRauf al-Singkili adalah seorng
juga terkenal berasal dari Jawa Barat sufi yang mencari keseimbangan antara
bernamaAbdul al-Muhyi, sedangkan di berbagai pandangan para ulama
Semenanjung Melayu adalah Abdul pendahulunya serta mengajarkan zikir
Malik binAbdullah. Perlu diketahui dan wirid Syatariyyah. Muridnya
bahwa murid-murid Abdul Rauf menyebarkan ke Sumatera Barat
mempunyai peran besardalam melalui burhanuddin Ulukan dan ke
menyebarkan tarekat Syathariyah. Hal tanah Jawa yang di sebarkan oleh
ini yang mendukung keshalehan Muhyiddin dari pemijahan yang
AbdulRauf masyhur ke mana-mana. sampai sekarang ajaranya masih di
Abdul Rauf menjadi seorang ulama amalkan di sebagian pedesaan.Seperti
yang sangatdihormati karena sikapnya halnya ulama besar sufi yang lain,
yang terbuka dan tidak terlalu tergesa- Abdul Rauf al-Singkili banyak
gesa menghukumorang yang dianggap dihubungkan dengan berbagai legenda,
berdosa atau melanggar ajaran agama. antara lain ia di anggap sebagai ulama
Mungkin itulah sebabnyamuncul pertama yang mengislamkan Aceh,
legenda yang mengisahkan seolah-olah meskipun islam sudah ada disana
Abdul Rauf dianggap sebagai beberapa waktu sebelumnya. Nenek
orangyang pertama membawa agama moyang Abdul Rauf al-Singkili berasal
Islam ke Aceh. Berdasarkan catatan dari persia yang datang ke Kesultanan
sejarah jasaAbdul Rauf besar sekali Samudra Pasai pada akhir abad ke-14.
dalam mengembangkan pengetahuan Mereka kemudian menetap di Fansur.
keeslaman. Iaberpulang ke rahmatullah Sebuah kota pelabuhan tua yang sangat
pada tahun 1693dan dikuburkan dekat penting.
kuala atau muara sungai Aceh, Di Aceh ia mengajarkan dan
sehingga sesudah wafatnya ia dikenal mengembangkan tarekasyatariyah.
dengan gelar “Syeikh Kuala”.Nama Abdul Rauf al-Singkili dinilai sebagai
inilah yang diabadikan sebagai nama tokoh yang sangat berperan didalam
sebuah universitas di Banda Aceh yaitu mewarnai sejarah keilmuan, baik
Universitas Syeikh Kuala. dibidang al-Qur’an (tafsir), haditsfiqih
Kemasyhuran Abdul Rauf al- dan lebih khusus di bidang tasawuf di
Singkili selain dibidang sufi adalah Indonesia pada abad ke 17,
dibidang fikih, oleh sebab itu ia sekitartahun 1643 pada saat kesultanan
menjadi ahli fikih terkenal di aceh. aceh dipimpin oleh Sulthanah (ratu)
Safiyatuddin Tajul Alam (1641 M- menunjukkan kepada kaum Muslimin
1675 M). Karena kedudukan Qadi bahwa dokrin-dokrin hukum Islam
Malik Al-‘Adil yang di jabat oleh tidak terdapat pada ibadah saja, akan
Abdul Rauf al-Singkili maka pada saat tetapi tampaknya Abdul Rauf sengaja
itu ia sering disebut Syekh Kuala di tidak menjawab secara jelas mengenai
Aceh. Saat Abdul Rauf al-Singkili boleh tidaknya seorang wanita menjadi
menjadi Qadi Malik al-‘Adil atau mufti penguasa. Karena itulah ia kemudian
dengan dibantu oleh pihak kerajaan ia dituduh mengkrompomikan integrasi
berhasil menghapus ajaran salik buta, keintelektualannya, bukan hanya
yaitu tarekat yang sudah ada dengan menerima pemerintahan
sebelumnya dalam masyarakat Aceh.8 seorang wanita menjadi penguasa.
Pada saat itu keadaan social Karena itulah ia kemudian dituduh
keagamaan pada kerajaan Aceh pada Mengkompromikan integrasi
saat itu pada abad ke 15 telah keintelektualannya, bukan hanya
berpengaruh Mazhab Syafi’i, terlihat denganmemerima pemerintahan
dari kitab fiqih yang dipedomani waktu seorang wanita tetapi juga tidak
itu, seperti kitab Mir’at al-Thullab memecahkan masalah tersebut secara
karya Abdul Raufdan Shirat al- layak, atau boleh jadi ini merupakan
Mustaqim karya Al-Raniri. Kedua tindakan politiknya karena ia telah
karya itudalam Mazhab Syafi’i. mendapat perlindungan dari para
Sedangkan dari segi aqidah Islamiyah sultanan tersebut. 9
berpengaruh paham Ahlusunnah wal-
Jama’ah. D. Karya-Karya Abd Al-Rauf Singkel
Sebagai seorang Qadhi, Abdul Syeikh Abd rauf merupakan

Rauf bertanggung jawab terhadap seorang ulama yang sangat produktif,

persoalan-persoalan yang meresahkan kreatif dan evolusioner, dalam

masyarakat tersebut. Lewat karyanya berbagai kesibukannya selain sebagai

mengenai Fiqih Muamalat yang ulama juga menjabat mufti kerajaan

berjudul Mir’at al-Thullab fi Fashil al- namun dalam kesibukannya mampu

Ma’rifat al-Ahkam al-Syairiyat li al- mengarang berbagai kitab bahkan

Malik al-Wahha, ia berusaha menyusun tafsir Qur’an yang pertama


sekali dalambahasa melayu (Tafsir al-
8 9
http://repository.uinib.ac.id/229//
http://repository.uin-suska.ac.id/229// (dikutip pada 31 Oktober 2020, pukul 14:15)
(dikutip pada 31 Oktober 2020, pukul 14:00)
Baidhawi). Di antara kitab-kitab yaitu suatu penelitian yang dilakukan
karangannya adalah: dengan membaca dan menganalisa
a Syarh Lathif ‘ala Arbain Hadistan lil muatan isi dari buku-buku, literature
Imamin Nawawi. dan menelaah dari berbagai macam
b Sullamul Mustafidin teori dan pendapat yang mempunyai
c Risalah Mukhtasharah fi Bayani hubungan permasalahan yang diteliti
d Syuruthisi Syaikhi wal Murid. baik dari sumber data primer &
e Fatihah Syeikh Abdur Rauf. sekunder.11
f Daqaiqul Huruf Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu
g Sakratul Maut dengan meneliti suatu objek yang
h Risalah Simpan. bertujuan membuat deskripsi.
i Mun-yatul I’tiqad. Gambaran atau lukisan secara
j Bayanul Ithlaq/bayanut Tajalli. sistematis dan objektif mengenai fakta,
k Risalah A’yan Stabitah. sifat, ciri-ciri serta hubungan diantara
l Risalah Jalan Ma’rifatullah. unsur-unsur yang ada atau fenomena
m Kifayatul Muhtajin ila Masyrabil tetentu. Penelitian yang hanya untuk
Muwahhidi nal Qa-ilin bi melukiskan, memaparkan dan
WihdatulWujud. melaporkan suatu objek atau gejala
n Umdah Muhtajin ila Sulukil tertentu yang kemudian
Mufarridin. menganalisanya.
o Washiyah. 2. Sumber Data
p Mir’atul Thulab fi Tas-hili Ma’ritah Sumber data primer adalah sumber
Ahkamisy Syar’iyah lil data yang diperoleh secara langsung
MulkilWahhab. dari sumber aslinya.Sedangkan data
q Turjumanul Mustafid. sekunder merupakan data yang
r Mawa’izhul Badi’ah. diperoleh peneliti dari orang lain atau
s Umdatul Ansab.10 data yang tidak berhubungan dengan
sumber asli. Disini peneliti
Metode penelitian
memperoleh sumber data sekunder dari
1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian jurnal-jurnal dan buku-buku lainnya.
Penelitian ini termasuk dalam jenis 3. Metode Analisis Data
penelitian pustaka (library research)

10
Muhammad Imron Rosyadi / Diroyah: 11
Sutrisno Hadi, Metodologi Research,
Jurnal Ilmu Hadis 2, 1 (September 2017): 55-62 (Yogyakarta: Andi Offset, 1994) h.3
Metode dalam suatu penelitian terciptanya Nur Muhammad (Cahaya
merupakan hal yang sangat esensi, Muhammad). Dari Nur Muhammad itu
sebab dengan adanya metode dapat Tuhan menciptakan pola-pola dasar
memperlancar penelitian. Kali ini permanen (al-ayan al-stabitah), yaitu
peneliti menggunakan metode potensi alam raya, yang menjadi
penelitian kualitatif dengan data secara sumber dari pola-pola dasar luar (al-
bermutu dalam bentuk kalimat yang a’yan Kharijiyyah), ciptaan dalam
sistematis logis, dan efektif sehingga bentuk konkretnya. Rekonsiliasi
mudah untuk diinterprestasikan data syariah dan tasawuf yang
dan pemahaman hasil analisis. Selain dikembangkan oleh Abdul Rauf dapat
penelitian kualitatif bertujuan untuk diamati dari tiga pilar corak
memahami fenomena atau gejala sosial pemikirannya dalam bidang tasawuf,
dengan cara pemaparan berupa ketiga pokok pemikiran tersebut adalah
gambaran yang jelas tentang fenomena ketuhanan dan hubungan dengan alam,
atau gejala sosial tersebut.12 insan kamil, dan jalan menuju Tuhan
(tariqat). Menurut as sinkili Tuhan
Kesimpulan adalah cermin bagi insan kamil dan
Abd Al-Rauf Singkel merupakan sebaliknya. Namun, Dia bukan sesuatu
seorang ulama dari Fansur yang yang lainya. Bagi As-Sinkili, jalan
berpengaruh besar dalam penyebaran untuk menegaskan Tuhan adalah
agama Islam di Sumatera. Abdul Rauf dengan dzikir la ilaha ilallah sampai
al-Singkili memiliki nama lengkap tercipta fana
Abdul Rauf bin Ali al-Jawi al-Fanzur
al-Singkili. Nama Singkel diambil dari
nama daerah tempat ayahnya menimba
ilmu agama yang lalu menetap disana,
sedang Fanzur diambil dari nama
daerah tempat ibunya berasal. Al-
Singkili beragumen, sebelum Tuhan
menciptakan alam raya (al’alam), Dia
selalu memikirkan tentang diri-Nya
sendiri, yang mengakibatkan

12
V.Wiratna Sujarweni, Metodologi
Penelitian, (Yogyakarta: Pustakabarupress, 2020) Daftar Pustaka
Samad, Duski, Kontuinitas V.Wiratna Sujarweni, Metodologi
Penelitian, (Yogyakarta: Pustakabarupress,
Tarekat, Di Minangkabau, dan T M F
2020)
Press, “Duski Samad. Kontuinitas
Tarekat Di Minangkabau . Padang:
Dicky Wirianto, “ Meretas
TMF PRESS, 2006, hal. 2. Ibid. hal. KonsepTasawuf Syaikh Abdurrauf Al-
3-4.,” 1–16 Singkili “Volume 1, Nomor 1, Januari –
Juni 2013,hlm.105.
Wirianto, Dicky, “Meretas Konsep
Tasawuf Syaikh Abdurrauf Al- http://repository.uinib.ac.id/229//
Singkili Oleh,” Islamic Movement
Journal, 1.Nomor 1, Januari-Juni
(2013)

Rukiah Abdullah & Mahfudz


Masduki, “Karakteristik Tafsir Nusantara
(Studi Metodologis atas Kitab Turjumun
al-Mustafid Karya Syekh Abdurrauf al-
Singkili)”, Jurnal Studi Ilmu-Ilmu al-
Qur’an dan Hadis

Afriadi Putra, ”Khazanah Tafsir


Melayu (Studi Kitab Tafsir Tarjuman Al-
Mustafid Karya Abd Rauf Al- Sinkili)”,
Jurnal Syahadah Vol. II, No. II, Oktober
2014

Dicky Wirianto, “ Meretas


KonsepTasawuf Syaikh Abdurrauf Al-
Singkili “Volume 1, Nomor 1, Januari –
Juni 2013,hlm.105.

http://repository.uin-suska.ac.id/229//

Muhammad Imron Rosyadi / Diroyah:


Jurnal Ilmu Hadis 2, 1 (September 2017):
55-62

Sutrisno Hadi, Metodologi Research,


(Yogyakarta: Andi Offset, 1994) h.3

Anda mungkin juga menyukai