Anda di halaman 1dari 3

Nama : Siti Sudarwanti

Nim : 1804016013

Artikel ilmiah / Opini terkait dengan tema Akhlak

Perlunya Pendidikan Akhlak di Sekolah

Kata rabba yang berarti mendidik sudah digunakan pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Dalam bentuk kata benda, kata rabba ini digunakan juga untuk Tuhan, karena Tuhan juga
bersifat mendidik, mengasuh, memelihara bahkan mencipta. Hakekat pendidikan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, sistematis, penuh tanggungjawab dan dilakukan
oleh orang dewasa kepada anak dalam pertumbuhan jasmani maupun rohani untuk mencapai
tingkat dewasa.

Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa tujuan dari pendidikan dan pengajaran
bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui,
melainkan mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan),
membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu
kehidupan yang suci seluruhnya dengan penuh keikhlasan dan kejujuran.

Imam al-Ghozali berpendapat bahwa tujuan dari pendidikan adalah mendekatkan diri
kepada Allah SWT, bukan pangkat dan bermegah-megahan. Al-Ghozali secara eksplisit
menempatkan dua hal penting sebagai orientasi pendidikan, pertama, mencapai kesempurnaan
manusia untuk secara kualitatif mendekatkan diri kepada Allah SWT dan kedua, mencapai
kesempurnaan manusia untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Akhlak secara
terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar
untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk,
berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kata akhlak diartikan
sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang
tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.
Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi
dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang
sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan
tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.

Dengan bekal ilmu akhlak, orang dapat mengetahui batas mana yang baik dan batas mana
yang buruk. Juga dapat menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Dengan maksud dapat
menempatkan sesuatu pada proporsi yang sebenarnya. Orang  yang berakhlak  dapat
memperoleh irsyad (dapat membedakan antara amal yang baik dan amal yang buruk), taufiq
(perbuatan yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW), dan dengan akal yang sehat, juga
dapat memperoleh hidayah (seseorang akan gemar melakukan yang baik dan terpuji serta
menghindari yang buruk dan tercela, sehingga dapat bahagia di dunia dan di akhirat, mendapat
ridha Allah SWT serta disenangi oleh sesama makhluk).

Dengan memahami ilmu akhlak sebenarnya bukanlah jaminan bahwa setiap yang
mempelajarinya secara otomatis akan menjadi orang yang berakhlak mulia dan bersih dari sifat-
sifat tercela. Akan tetapi ilmu akhlak akan membuka mata hati untuk mengetahui perbuatan
tersebut dikatakan baik atau buruk. Selain itu akan mendorong kehendak agar berbuat baik, yang
tidak selalu berhasil kalau tidak ditaati oleh kesucian hati.

pendidikan Akhlak adalah perpaduan antara pengertian Pendidikan dan Akhlak. Jadi yang
dimaksud dengan Pendidikan Akhlak adalah bimbingan, asuhan dan pertolongan dari orang
dewasa untuk membawa anak didik ke tingkat kedewasaan yang mampu membiasakan diri
dengan sifat-sifat yang terpuji dan menghindari sifat-sifat yang tercela.

Kedewasaan di sini meliputi aspek kesempurnaan jasmani dan kesempurnaan rohani yang
patut dimiliki oleh setiap manusia, sehingga ia dapat membedakan mana yang harus dikerjakan
dan mana yang harus ditinggalkan.Oleh sebab itu kedua perbuatan tersebut memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia, sehingga dapat dijadikan sebagai ukuran tinggi rendahnya
iman. Iman yang sempurna akan melahirkan akhlak. Dengan kata lain bahwa keindahan akhlak
adalah manifestasi dari kesempurnaan iman. Sebaliknya jika imannya belum sempurna, maka
indikasi yang muncul adalah perbuatan-perbuatan yang tercela.
Kehidupan berakhlak tidak dapat dipisahkan dengan keyakinan beragama. Nabi Muhammad
SAW diutus untuk menyempurnakan agama yang telah dibawa oleh rasul sebelumnya. Maka
jelas bahwa inti ajaran Islam adalah memberikan bimbingan mental dan jiwa manusia, sebab
dalam bidang ini terletak hakekat kemanusiaannya dan hal itulah yang menentukan bentuk hidup
manusia.

Mendidik akhlak anak merupakan pekerjaan yang bernilai tinggi dan paling penting, karena
anak merupakan amanah Allah bagi orang tuanya di mana hatinya bersih suci bagaikan mutiara
yang cemerlang dan jiwanya sederhana yang kosong dari segala lukisan dan ukiran. Anak-anak
itu akan menerima segala sesuatu yang diukirkan padanya, serta condong pada sesuatu yang
mengotorinya. Jika ia dibiasakan dengan kebiasan baik maka ia akan tumbuh menjadi baik, dan
ia akan hidup bahagia di dunia dan akhirat, dan begitu pula sebaliknya.

Akhlak yang baik tidak hanya diperoleh melalui metode pendidikan langsung, tidak
langsung atau mengambil manfaat dan kecenderungan, akan tetapi juga bisa diperoleh melalui
teladan, yaitu meniru orang-orang yang dekat dengannya. Metode ini akan memberikan kesan
atau pengaruh pada prilaku manusia, di samping itu juga sangat efektif untuk pengajaran akhlak.
Maka seyogyanya sebagai seorang guru mempunyai etika dan prilaku yang luhur serta dapat
menjadi panutan bagi murid-muridnya dalam segala hal.

Oleh : Siti Sudarwanti

Anda mungkin juga menyukai